2. Pendahuluan
• HIV : virus yang menyebabkan
penyakit defisiensi imun didapat
(AIDS)
• 1981 : Kasus AIDS pertama kali
dilaporkan
• Penularan :
o Transfusi
o Kontak seksual
o Tusukan benda tercemar cairan
tubuh penderita
o Vertikal dari ibu ke bayi
• Diagnosis dipastikan : pemeriksaan
laboratorium
4. Pemeriksaan HIV
Berdasarkan Tujuan Pemeriksaan :
• Diagnosis
o Uji cepat (rapid test)
o EIA
o Western Blot
• Pemeriksaan dini pada bayi
o DNA provirus
• Pemantauan
o Viral load
o CD4
7. Strategi I
• Menggunakan 1
pemeriksaan rapid test
atau EIA dengan
sensitivitas > 99%
• Untuk keamanan
transfusi/transplantasi
• Tidak untuk diagnosis
10. Interpretasi Hasil
Hasil Reaktif :
• Bila A1, A2, A3 reaktif
Hasil Non reaktif :
• Bila hasil A1 non reaktif
• Bila hasil A1 reaktif, tetapi pada pengulangan A1 dan A2
non reaktif
• Bila salah satu reaktif, tetapi pasien tidak berisiko
Hasil Indeterminate:
• Bila dua hasil tes reaktif
• Bila 1 tes reaktif, pasien berisiko
11. Tindak Lanjut Pemeriksaan
Hasil Reaktif :
• Rujuk ke pengobatan HIV
Hasil Non reaktif :
• Bila hasil non reaktif dengan risiko ulang pemeriksaan
min. 3, 6, dan 12 bulan
• Bila hasil non reaktif dan tidak berisiko dianjurkan
perilaku hidup sehat
Hasil Indeterminate:
• Tes diulang dengan sample baru, min 2 minggu kemudian
• Bila hasil sama PCR
• Bila tidak ada PCR : ulang 3, 6, 12 bulan bila tetap
indeterminate : dinyatakan non reaktif
12. Catatan
• Pemeriksaan HIV untuk diagnosis harus
sepengetahuan & persetujuan pasien. Jika menolak,
pasien harus menyatakan secara tertulis.
• Untuk individu baru terdiagnosis, hasil reaktif perlu
diulang dalam waktu 14 hari dengan sample baru.
• Hasil indeterminate bisa disebabkan:
penyakit autoimun (SLE), window period,
keganasan, kehamilan multipara
13. Pemeriksaan Serologi
• Deteksi Antigen p24
• Deteksi Antibodi
Metode pemeriksaan
• Rapid Test
• EIA
• Aglutinasi
• Western Blot
14. Prinsip pemeriksaan Rapid Test
• Antigen HIV dilekatkan
pada absorbent
• Antibodi dari serum akan
terikat
• Kompleks antigen-
antibodi akan
divisualisasi dengan
penambahan konjugat
berwarna
15. Kelebihan
• Meningkatkan akses untuk pencegahan dan
intervensi
• Konseling dan diagnosis di hari yang sama
• Mudah digunakan
• Tidak dibutuhkan keahlian khusus
• Waktu pemeriksaanan di bawah 30 menit
• Tidak membutuhkan pendinginan
• Tidak membutuhkan peralatan khusus
16. Kekurangan
• Jumlah pemeriksaan yang dapat dikerjakan per running
sedikit
• Quality Assurance (QA)/Quality Kontrol (QC) sulit
dilakukan
• Pembacaan hasil pemeriksaan subyektif
• Hasil harus dibaca pada waktu singkat.
• Dokumentasi pemeriksaan rendah
17. Pemilihan Reagen Strategi
Pemeriksaan HIV
Permenkes 15 Tahun 2015
• Reagensia pertama harus memiliki sensitivitas
tertinggi, ≥ 99 %.
• Reagensia kedua memiliki sensitivitas ≥ 98% serta
lebih tinggi dari spesifisitas reagensia pertama
• Reagensia ketiga memiliki spesifisitas ≥ 99% serta
lebih tinggi dari spesifisitas reagensia pertama atau
kedua.