Dokumen tersebut membahas pelatihan koordinator lapangan mengenai Skrining HIV Mandiri, termasuk tujuan, jenis alat skrining, manfaat, target sasaran, dan peran koordinator serta petugas lapangan dalam pelaksanaannya."
3. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
• Peserta mengetahui informasi terkait Skrining HIV Mandiri.
• Peserta mampu mengetahui alur penggunaan dan pencatatan
pelaporan Skrining HIV Mandiri.
• Peserta mampu mengetahui tata cara atau mekanisme
penanganan terhadap penggunaan alat Skrining HIV Mandiri /
Oral Fluid Test.
• Peserta mampu menjadikan Skrining HIV Mandiri sebagai
alternatif pilihan terbaik tes di masa pandemi.
4. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
4
Mengapa Kita Perlu Skrining
HIV Mandiri?
1. Kesenjangan antara perkiraan jumlah ODHA di Indonesia dan laporan jumlah ODHA
yang sudah ditemukan serta diobati masih cukup lebar.
2. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pendekatan yang inovatif untuk mendongkrak
sebanyak mungkin penemuan ODHA baru, untuk selanjutnya segera dapat diobati
dan mengikuti program pencegahan penularan HIV secara komperehensif.
3. Salah satu cara yang sudah terbukti di banyak negara lain untuk meningkatkan
jumlah orang yang tahu status HIV-nya adalah dengan menggunakan Skrining HIV
Mandiri supaya selanjutnya dirujuk ke layanan untuk konfirmasi Tes HIV dan
mengakses layanan pengobatan bagi yang HIV positif.
5. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
5
Apa itu Skrining HIV Mandiri (SHM)?
• Adalah alat skriningawal yangdirancangsupaya dapat dengan mudah digunakan untuk
mengetahui status HIV.
• Karena merupakan Skrining HIV Mandiri, dan dilakukan oleh individuatau masyarakat - bukan
petugas kesehatan – makaalat skrining ini BUKAN UNTUK ALAT DIAGNOSIS.
• Alat skriningHIV Mandiri dibuat karena tidak semua orang dapat dengan segeradatang ke
fasilitas layanan kesehatan untuk melakukantes HIV yang merupakan standar mengetahui
status HIV seseorang.
• Berbagaihal bisa menghambat seseorang untuk pergi ke fasyankesatau klinik yang memberi
layanan Tes HIV, antara lain adalah karena masa psikologis (belum siap),masalah privacy(tidak
ingin orang lain mengetahuikebutuhan untuk TesHIV ataupun status HIV), masalah sosial (stigma
dan diskriminasi),masalah ekonomi, masalah jarakdan waktu kunjungan, dan lain-lain
6. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
6
Apa saja jenis Skrining HIV Mandiri yang ada?
1. Skrining HIV Mandiri dengan menggunakan spesimen cairan mukosa mulut.
2. Skrining HIV Mandiri dengan menggunakan darah ujung jari.
• Kedua jenis alat ini sudah tersedia di banyak belahan dunia, dengan tingkat penggunaan
yang berbeda-beda berdasarkan aturan yang berlaku di negara yang bersangkutan.
• Yang dideteksi oleh alat skrining ini BUKAN VIRUSNYA, melainkan ANTIBODI yang dibuat
oleh tubuh jika ada virus di dalam tubuhnya.
• Oleh sebab itu, sebagaimana alamiahnya penularan HIV, maka ciran mulut tetap tidak
menularkan HIV, tetapi darah bisa menularkan jika masuk melalui luka di tubuh orang lain.
7. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
7
Apa saja jenis Skrining HIV Mandiri yang
tersedia di Indonesia?
• Saat ini, dengan dukungan dana internasional, SHM dengan menggunakan
cairan mukosa mulut sudah disiapkan untuk program percontohan di
sejumlah Kabupaten / Kota untuk penggunaan yang terbatas.
• Sementara itu, Pemerintah RI menyediakan di semua Kabupaten / Kota
layanan Tes HIV dengan menggunakan 3 macam tes cepat untuk diagnosis
HIV sebagaimana tertuang dalam standar prosedurnya.
8. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
8
Contoh Skrining HIV Mandiri dengan Cairan
Mukosa Mulut
• Ada beberapa jenis Skrining HIV Mandiri dengan Cairan Mukosa Mulut yang diproduksi
internasional, tetapi yang paling popular, dan yang digunakan di Indonesia adalah
OraQuick.
Kemasan dan isi Alat Skrining
HIV Mandiri dengan
Cairan Mukosa Mulut
Dudukan untuk memproses Specimen Cairan
Mukosa Mulut yang ada di kuas ujung tangkai
ke Cairan Pengembang untuk melihat hasil
Hasil yang muncul setelah
Selama 20’-40’, apakah
Reaktif, non-reaktif, dan invalid
9. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
9
Contoh Skrining HIV Mandiri dengan Darah
Ujung Jari
• Sedangkan Skrining HIV Mandiri dengan Darah, salah satunya adalah U-Test
Urutan pengambulan specimen darah dengan
melukai ujung jari dan mengambil sedikit darah
ke stik, menempatkan di carian reagen dan
membaca hasilnya
Mengambil specimen darah
dan melihat hasilnya di alat
yang sama
Hasil yang muncul setelah
Selama 20’-40’, apakah
Reaktif, non-reaktif, dan invalid
10. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
10
Mana yang lebih disukai oleh masyarakat, Skrining HIV
Mandiri dengan cairan mulut atau dengan darah ujung
jari?
• Kedua cara untuk skrining HIV mandiri ini masing-masing memiliki kelebihannya
sendiri sesuai dengan perspektif dari penggunanya. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa apapun metodenya, cairan mulut ataupun darah ujung jari,
jika diaplikasikan, maka akan menarik minat untuk mengajak orang yang belum
siap datang ke layanan Kesehatan untuk Tes HIV.
11. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
11
Bagaimana akurasi penggunaan Skrining HIV
Mandiri?
• Jika dibandingkan dengan tes HIV di laboratorium, tes laboratorium adalah yang terbaik.
• Namun akurasi alat skrining HIV Mandiri tetap tinggi, walaupun ada kemungkinan kecil
terjadi positif palsu atau negatif palsu. Oleh sebab itu, diagnosis HIV tetap HARUS dengan
tes di laboratorium untuk menentukan apakah seseorang akan melanjutkan ke layanan
pengobatan HIV dengan ARV.
• Kewaspadaan untuk menjaga penyimpanannya juga sering menjadi pertimbangan,
khususnya di iklim Indonesia yang ratarata lebih dari 30 derajat Celsius di siang hari.
• Penyimpanan umum adalah di kulkas tetapi tidak beku. Bisa bertahan beberapa jam di
dalam tas atau coolbox, tetapi harus menunggu sekitar 30’ untuk digunakan setelah keluar
dari kulkas
12. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
12
Siapa yang diharapkan dapat memanfaatkan
Skrining HIV Mandiri?
1. Populasi Kunci: MSM, TG, PWID, FSW dan pasangan seksual/pasangan menyuntik. Banyak penelitian
mendukung program seperti ini, dan MSM, khususnya, paling dapat mengoptimalkan program ini.
Program percontohan dengan Skrining HIV Mandiri yang sedang berlangsung saat ini terfokus untuk
populasi kunci.
2. Populasi usia muda di daerah dengan tingkat epidemi HIV meluas di masyarakat. Ini adalah contoh dari
Mozambique di Benua Afrika (Hecto dkk, 2018). Indonesia belum memiliki program ini pada populasi
muda.
3. Perempuan Dewasa Hamil. Kelompok perempuan dewasa yang hamil di pedesaan di India pernah
menerima SHM dari kader Kesehatan komunitas dalam sebuah penelitian (Sakar, 2016). Penelitian ini
mengingatkan bahwa walaupun prosedurnya tampak mudah, tetapi, responden tetap kesukaran
memahami instruksinya. Sementara penelitian SHM dengan peserta perempuan dewasa hamil di Benua
Afrika Sub-Sahara menunjukkan bahwa SHM dapat menarik pasangannya untuk juga melakukan SHM atau
tes HIV di klinik
4. Lelaki Dewasa. Contohnya adalah pengemudi truk di Kenya (Kelvin, 2017)
13. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
13
Tatap Muka atau Online?
• Kebanyakan penelitian dengan SHM yang umum dilakukan adalah dengan
metode tatap muka.
• Penelitian dengan beberapa macam penawaran SHM di Amerika (Merchant dkk,
2017) menunjukkan: lebih banyak yang menyelesaikan proses tes hingga
menerima hasil jika dilakukan di rumah (66%) dibandingkan yang diminta
mengirimkan sampel darah ke klinik (40%) atau datang langsung di klinik (56%).
15. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
15
Latar belakang pelaksanaan kegiatan
• Sampai dengan laporan TW III Tahun 2020 jumlah ODHA yang ditemukan
75% (409.857) dari estimasi ODHA (543.100).
• Oral Fluid Test (OFT) adalah alat Skrining HIV mandiri dengan
menggunakan cairan mukosa mulut.
• OFT belum menjadi standar diagnosis HIV di Indonesia semua hasil OFT
reaktif perlu dirujuk ke layanan untuk pemeriksaan HIV.
• Hasil penelitian OFT menunjukan berhasil memotivasi KD/Klien yang
masih “bersembunyi” untuk mencoba Tes HIV dan mendorong KD/Klien
untuk datang ke layanan.
16. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
16
Tujuan program dengan SHM
• Memberikan gambaran awal mengenai status kesehatan serta faktor risiko
terinfeksi HIV yang dimiliki.
• Skrining HIV berbasis komunitas dapat meningkatkan mereka yang berisiko
tertular HIV (LSL, Waria dan Penasun) untuk datang mengikuti Tes HIV di
fasilitas kesehatan.
• Mencegah terlambatnya mereka untuk mengetahui apa yang sedang
terjadi dengan kondisi kesehatannya sebagai akibat adanya infeksi HIV
sekaligus mencegah terjadinya risiko penularan infeksi HIV kepada keluarga
maupun pasangannya.
• Akan meningkatkan jumlah yang memulai pengobatan di tingkat layanan
fasilitas kesehatan pada kelompok LSL, Waria dan Penasun.
17. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
17
Target sasaran pelaksanaan program
• LSL - Laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan laki-laki lain.
• Waria - terlahir laki-laki dengan identitas dan ekspresi gender
perempuan.
• Pengguna napza suntik dan pasangannya (laki-laki dan perempuan)
yang menyuntikkan narkoba dalam 12 bulan terakhir.
• Pasangan ODHA melalui Notifikasi Pasangan .
18. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
18
Peran Koordinator Lapangan dalam Skrining HIV
Mandiri
• Memberikan peningkatan kapasitas terkait SHM kepada Petugas
Lapangan.
• Memastikan Petugas Lapangan memahami SHM.
• Memastikan Petugas Lapangan mengetahui “kriteria klien” yang
akan di skrining.
• Memastikan Petugas Lapangan mengetahui proses pencatatan dan
pelaporan, baik yang akan dilakukan oleh Petugas Lapangan maupun
oleh klien.
• Mengkoordinir Petugas Lapangan untuk melayani klien dan
mencapai target pencapaian skrining.
• Melakukan olah dan analisa data.
19. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
19
Peran Petugas Lapangan (PL) dan Pendukung Sebaya (PS)
• Petugas Lapangan dan Pendamping Sebaya dari pelaksana program
dukungan dana Global Fund - Yayasan Spiritia di 116 Kab / Kota untuk MSM;
95 Kab / Kota untuk TG dan 54 Kab / Kota untuk PWID.
• Semua Petugas Lapangan dan Pendamping Sebaya mendapatkan pelatihan.
• Petugas Lapangan dan Pendamping Sebaya akan melaporkan hasil
kegiatannya pada koordinator dimasing-masing organisasi.
• Koordinator SSR akan membantu proses komunikasi dengan stakeholder
setempat terkait kegiatan implementasi ini.
• Pemantauan secara berkala akan dilakukan selama proses implementasi
melalui kegiatan supervisi oleh Koordinator Nasional.
20. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
20
Ruang lingkup tugas Petugas Lapangan
• Petugas lapangan akan menjangkau target sasaran baik lewat tatap muka dan
secara virtual.
• Petugas lapangan akan mempromosikan dan menawarkan layanan skrining HIV.
• Memastikan target sasaran mengetahui manfaat kegiatan ini dan ikut
berpartisipasi dalam layanan Skrining HIV Mandiri.
• Memberikan OFT kepada target sasaran dan memastikan klien memahami cara
penggunaannya.
• Memantau target sasaran yang memiliki hasil OFT reaktif lalu mendorong untuk
tes konfirmasi HIV ke layanan fasyankes terdekat.
• Berkoordinasi dan bekerja sama dengan petugas fasyankes dalam hal proses
rujukan bagi mereka yang akan melakukan tes konfirmasi HIV.
• Berkoordinasi dan bekerja sama dengan Pendukung Sebaya dalam hal proses
rujukan bagi mereka dengan hasil konfirmasi HIV positif untuk mendapatkan
layanan pengobatan ARV.
21. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
21
Penggunaan Skrining HIV Mandiri Melalui Cairan Mukosa Mulut
1. Peserta
menerima alat OFT
dan memeriksa
kemasan
2. Persiapan (jangan makan,
minum, merokok, mengunyah
30 menit sebelum praktek)
3. Mengambil specimen dari
cairan mulut dengan alat
seperti kuas
4. Memproses cairan
mulut dengan
menggunakan tabung
pengembang
5. Membaca Hasil
6. Membuang limbah
bekas pakai
23. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
23
Tatap Muka atau Online?
• Kebanyakan penelitian dengan SHM yang umum dilakukan adalah dengan
metode tatap muka.
• Penelitian awal program di Catalonia (Agusti, dkk. 2021) menggunakan smart-
phone untuk menawarkan SHM, tetapi spesimennya dikirimkan ke laboratorium
untuk dilihat reaktivitasnya dan dilanjutkan dengan konsultasi. dan hasilnya
menunjukkan bahwa program ini feasible.
• Penelitian dengan beberapa macam penawaran SHM di Amerika (Merchant dkk,
2017) menunjukkan: lebih banyak yang menyelesaikan proses tes hingga
menerima hasil jika dilakukan di rumah (66%) dibandingkan yang diminta
mengirimkan sampel darah ke klinik (40%) atau datang langsung di klinik (56%).
24. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
24
Didampingi atau
Tidak Didampingi?
• Petugas penjangkau perlu untuk menghargai
keputusan klien untuk melakukan skrining HIV
mandiri ini dengan didampingi atau tidak
• Tetapi Petugas penjangkau dapat membuat
penilaian apakah klien memang mampu
melakukan prosedur ini tanpa didampingi.
• Petugas dapat mengarahkan mana yang dirasa
terbaik untuk klien berdasarkan pengamatan dan
penilaian petugas, dan melakukan follow-up
kemudian, untuk memastikan prosedur ditaati
dengan baik oleh klien yang memilih tidak
didampingi.
• Pastikan petugas memiliki kontak, dan meminta
klien bersedia dihubungi, atau mempersilakan
klien menghubungi petugas jika dibutuhkan
25. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
25
Penggunaan OFT Didampingi
Berikut 3 Kategori penggunaan OFT yang didampingi :
• Secara langsung membantu mengambilkan spesimen dari rongga mulut. Ini
hanya bisa disarankan jika, klien tidak bisa melakukan sendiri, dan petugas
penjangkau menggunakan sarung tangan karet serta masker. Oleh sebab itu,
jika diantisipasikan akan menemui hal ini maka selain OFT kits, perlu untuk
selalu menyiapkan sarung tangan baru.
• Berada di sekitar klien, mengawasi dari sekitar 1 meter atau lebih, dan
terus membimbing dalam proses pengambilan sampel serta pengujiannya
dengan cairan pengembang sampai dengan membaca hasil.
• Berada tidak pada satu lokasi, tetapi terhubung melalui video call sehingga
dapat mengawasi dan memberi bimbingan kepada klien yang berada di
lokasi yang berbeda.
26. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
26
Alur Skrining HIV Mandiri yang Dibantu
Mendapatkan
OFT
Pengambilan
Sample
Pelaporan
Hasil Sample
- Klien bisa langsung atau
dibantu dalam mengajukan
permintaan OFT melalui
wbsite dengan metode
pengantaran yang disepakati
- Klien bisa mendapatkan OFT
dari Petugas lapangan secara
langsung pada saat
melakukan penjangkaun
- Pengambilan sampel dilakukan
oleh Petugas Lapangan (jika
klien tdk mampu mengambil
sampel sendiri)
- Sampel diambil oleh klien di
asistensi oleh Petugas Lapangan
dalam lokasi yang sama
- Sampel diambil oleh klien
diasistensi oleh Petugas
Lapangan melalui virtual (tidak
dalam lokasi yang sama)
- Hasil sampel diisi sendiri
oleh klien melalui website
dengan bantuan Petugas
Lapangan
- Hasil sampel diisikan oleh
Petugas Lapangan
27. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
27
Penggunaan OFT Tidak Dibantu
Pengertian Penggunaan OFT Tidak Dibantu :
Klien melakukan sendiri pengambilan sampel OFT tanpa didampingi berdasarkan
petunjuk yang didapat (video, penjelasan lisan oleh Petugas Lapangan, petunjuk
dalam kemasan OFT)
Pastikan hal-hal berikut :
• Petugas Lapangan sebaiknya memberi penjelasan mengenai penggunaan OFT baik melalui
tatap muka maupun komunikasi melalui media lainnya.
• Memberi link video dan memastikan mereka sudah melihat video dan memberi kesempatan
untuk bertanya.
• Memberi link video saja.
• Mengirimkan OFT kits, dan menghubungi kembali untuk menanyakan perkembangannya.
28. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
28
Alur Skrining HIV Mandiri yang Tidak Dibantu
Mendapatkan
OFT
Pengambilan
Sample
Pelaporan
Hasil Sample
- Klien bisa langsung
mengajukan permintaan OFT
melalui website dengan
metode pengantaran yang
disepakati
- Klien bisa mendapatkan OFT
dari Petugas Lapangan secara
langsung pada saat
melakukan penjangkaun
- Pengambilan sampel
dilakukan sendiri dengan
memperhatikan petunjuk
penggunaan (video,
petunjuk penggunaan
dalam kemasan OFT,
dlsb) tanpa melakukan
kontak dengan Petugas
Lapangan
- Hasil sampel diisi sendiri
oleh klien melalui website
Perlu diperhatikan: Petugas
Lapangan sebaiknya
melakukan konfirmasi
kepada klien apakah hasil
pengambilan sampel sudah
diinput dalam website atau
belum
29. PelatihanKoordinator Lapangan-Th.2022
BAHAN TAYANG
Pelatihan Koordinator Lapangan
29
YANG HARUS DISAMPAIKAN :
• Jangan makan, minum, kumur dan merokok dalam 30 menit terakhir. Jadi kalau
memang bertemu masih mengkonsumsi makanan, maka tunggu saja selama 30
menit sambil memberi informasi tentang HIV, IMS, ataupun informasi lain
sebagaimana kebutuhan.
• Menanyakan apakah mereka memilih untuk dibantu atau tidak. Jangan
memaksakan untuk membantu, karena yang terpenting adalah mereka paham
bahwa mereka dapat memeriksa Kembali informasi tentang cara pelaksanaan OFT,
dengan mengingatkan link video atau mengirimkan brosur yang sudah siap untuk
cek kembali.
• Menanyakan kesediaan dikontak ulang untuk menawarkan komunikasi pemberian
informasi jika dibutuhkan. Dan ini adalah kesempatan untuk mendapatkan
kesempatan follow-up atas perkembangan klien.