Dokumen tersebut membahas tentang penemuan kasus, diagnosis, dan terapi HIV. Secara ringkas, dibahas tentang prinsip-prinsip layanan tes HIV seperti persetujuan, kerahasiaan, konseling, hasil tes yang akurat, dan koneksi dengan layanan perawatan. Selanjutnya dibahas tentang penemuan kasus melalui skrining, diagnosis melalui metode tes, dan tindak lanjut hasil tes seperti informasi, rujukan, dan terapi bagi k
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
HIV Diagnosis
1. MATERI INTI-2
Penemuan Kasus, Diagnosis dan Terapi HIV
(Bagian ke 1. Penemuan Kasus dan Diagnosis HIV)
Orientasi Test & Treat HIV bagi Pelatih
23-26 Pebruari 2021
6. Konsep Layanan Tes HIV
• Menempatkan HIV sama seperti penyakit lainnya
• Terkait dengan karakter penyakit HIV
• Perlu menjawab beberapa pertanyaan yaitu
• Bagaimana cara menemukan kasus
• Bagaimana kasus yang ditemukan dapat diobati dan ditindaklanjuti
dengan membangun jejaring kerja internal maupun eksternal
• Bagaimana membangun layanan yang dapat diakses oleh populasi kunci dan
tidak
memberikan ketakutan dan stigma.
• Sistem promosi atau marketing agar masyarakat tahu jika tersedia layanan
diagnosis dan pengobatan HIV serta dapat diakses
• Dibangun secara terintegrasi dengan sistem layanan yang ada
7. PRINSIP Tes HIV
1. Consent (persetujuan pasien)
2. Confidentiality (konfidensialitas)
3. Counseling (konseling)
4. Correct test result (hasil tes yang sahih)
5. Connect to care, prevention and treatment services
(dihubungkan dengan layanan Pengobatan Dukungan dan
Perawatan serta pencegahan)
8. Pengertian 5 C - (1)
• Consent
• Cukup informasi singkat alasan di tes HIV
• Cukup verbal dan tidak perlu tanda tangan – perlu diikuti oleh donor yang
lain
• Definisi usia pada anak- mempertimbangkan banyak anak remaja sudah
tertular dan tidak mau diketahui orang tua/keluarga – pada anak usia < 18
thn siapa yang jadi wali jika tidak ada ortu atau jauh dari keluarga
• Confidentiality
• Status HIV akan dibuka kepada sesama nakes untuk kepentingan perawatan
dan pengobatan
• Pembukaan status HIV kepada pasangan dengan atau tanpa persetujuan
dari penderita
• Perlu evaluasi kemungkinan terjadinya kekerasan fisik – cara?
9. Pengertian 5 C – (2)
• Counselling
• Tidak perlu melakukan evaluasi detail risk assessment dan “konseling”
• Pasca tes HIV ditekankan pada menjelaskan arti tes dan rencana kerja
pengobatan
• Dilakukan oleh nakes – tidak tergantung konselor
• Correct result
• Perlunya PMI dan PME
• Connect to care
• Memastikan bahwa semua hasil tes positive wajib mendapatkan akses
pengobatan ARV
10.
11. • Triase – bentuk pencarian kasus yg dilakukan oleh unit
layanan kesehatan
• Skrining R1 oleh petugas kesehatan
• Hasil reaktif perlu dirujuk ke sarana yg mampu menegakkan
diagnosis dan memberikan pengobatan ARV
TRIASE
12. Skrining dengan 1 rapid tes
di fasyankes/komunitas
A0 Reaktif A0 Non Rekatif ;
Nyatakan sebagai
negatif
Rujuk Ke Fasyankes
untuk kepastian
diagnosis
ALUR TRIASE
13. Penemuan Kasus (1)
– Daerah Epidemi
Meluas
Ditawarkan secara rutin semua pasien yang berkunjung ke
fasyankes
14. Penemuan kasus
(2)
Di daerah dengan tingkat epidemi HIV terkonsentrasi atau rendah pada semua:
• TB termasuk TB MDR
• Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS)
• Pasien hepatitis B/C
• Ibu hamil
• Pasangan ODHA
• Populasi kunci HIV; WPS, LSL, Waria, Penasun;WBP (Warga Binaan
Pemasyarakatan)
• Sirkumsisi orang dewasa
• Ditawarkan kepada pasien yang menunjukkan tanda dan gejala penyakit
yang mungkin terkait HIV atau AIDS, tanpa memandang tingkat epidemi HIV
di daerah itu.
15. Informasi Pra tes – secara
umum
• Manfaat tes HIV pada tiap kelompok yang dites
• Kaitan TB/IMS/Hepatitis dengan HIV
• Risiko penularan HIV pada tiap kelompok juga
kepada bayi
16. Penjelasan tentang
Konfidensialitas
Layanan tes harus konfidensial, artinya segala isi komunikasi
antara/pasien dengan petugas atau konselor tidak boleh dibuka
kepada orang lain tanpa persetujuan pasien. Namun, Demi
kepentingan kesehatan klien/pasien, hasil tes dapat dibagikan
kepada petugas yang merawat atau mengobati pasien.
19. Metoda dan
BahanPemeriksaan
• Pemeriksaan antibody
• Rapid tes
• Elisa
• Western Blot – tidak lagi digunakan
• Pemeriksaan antigen
• HIV RNA - kuantitatif
• HIV DNA – Kualitatif
• Digunakan untuk pemeriksaan bayi, infeksi
primer dan kasus terminal
• Bahan pemeriksaan bisa serum, plasma dan
darah segar ( vena/kapiler)
20. Periode
Jendela
• Keadaan dimana seseorang sudah tertular tetapi h
asil pemeriksaan lab menunjukkan hasil negatif
• Membantu untuk memutuskan pengulangan tes
• Terdapat pada pemeriksaan antibody dan antigen
• Tergantung pada kualitas reagen/rapid tes
• Pada Rapid tes generasi ke 3 yg digunakan saat ini
mempunyai periode jendela 4 – 6 minggu
• Pemeriksaan antigen mempunyai periode jendela
yang lebih pendek – 11 hari
21.
22. Diagnos
is
• Harus menggunakan 3 pemeriksaan rapid
tes
• Dinyatakan positif jika
• 3 hasil rapid tes atau elisa menunjukkan hasil
reaktif
• HIV RNA atau DNA menunjukkan hasil
terdeteksi
• Inkonklusif ( indeterminate) adalah 2 hasil
reaktif dan 1 non reaktif
23. Algoritm
a
Diagnosi
s HIV
Pemeriksaan Tes A1
A1
(R)
A1 (NR), Laporkan
sb g Negatif
Tes A2
A1 (R), A2
(R)
A1 (R), A2 (NR)
A1(R) A2(NR) atau
A1(NR), A
2(R),
Laporkan sbg Inkonklusif Tes
Ulang 14 hari kemudian
A1 (NR) dan A2 (NR)
Laporkan sbg Negatif
Ulang Tes A1 dan
A 2
A1+, A2+
Tes A3
A1 (R),A2 (R),A3 (NR)
Laporkan sbg Inkonkl
usif
A1 (R) A2 (R),A3 (R)
Laporkan sbg Positif
24. Pengulangan
tes
• Tergantung dari epidemi suatu negara/daerah
• Tidak perlu dilakukan pada hasil negatif, KECUALI
• Populasi kunci
• Pasangan ODHA serodiskordan
• Orang dengan keluhan/gejala IMS
• Orang dengan tanda/gejala AIDS
• Ibu hamil di Papua dan Papua Barat
• Tindak lanjut hasil negative
Permintaan tes ulang pada beberapa keadaan:
Ibu hamil trimester ke-3 di Papua dan Papua
Barat Ibu hamil trimester ke-3 yang
pasangannya HIV positif Pajanan HIV dalam 3
bulan terakhir
Bila tidak termasuk kelompok di atas, dianjurkan berperilaku hidup sehat, dan
beri saran
pencegahan IMS dan HIV
• Inkonklusif
25. Paket untuk pasien negatif:
-Jelaskan arti non reaktif
-Informasi pemberian dan
peng gu naan kondom serta
info pen cegahan lainnya
-Sirkumsisi bagi yg belum sirku
msisi
-Tes ulang bagi yg risti
Tindak Lanjut Pasca
Tes Tes HIV
Inkonklusif
Negatif Positif
Tes Ulang 2 mg
lagi
Positif
Inkonklusif
Negatif
Rujuk
kelayanan
ARV, jelas kan
pa ket yg akan
di da pat di lay
ARV
Nyataka
n
Neg
Beri paket
hasil
neg
Paket untuk Pasien Positif:
-Penetapan stadium klinis
-Skrining dan pengobatan IO jika
ada
-Edukasi adherens
-Tes pasangan
-Skrining TB
-Skrining IMS
-Kotrimoksasol sesuai indikasi
-INH profilaksis sesuai indikasi
-Informasi dan perbaikan gizi
sesuai i ndikasi
-Pemberian ARV
-Paket ANC Terpadu
26. Informasi Pasca
Tes
• Salah satu mata rantai dari tes HIV
• Dilakukan oleh dokter/bidan/perawat yang meminta tes
HIV
• Berisi informasi tentang
• Makna hasil tes yang didapat
• Rencana pengobatan dan rujukan untuk hasil tes positif
• Notifikasi pasangan
• Informasi pencegahan untuk hasil tes negatif
27. TINDAK LANJUT PEMERIKSAAN HIV
Tindak lanjut hasil positif :
• Rujuk ke layanan ARV bagi fasyankes yang tidak dapat
memberikan ARV
• Berikan paket layanan pasien positif
Tindak lanjut hasil inkonklusif :
• Tes perlu diulang dengan spesimen baru minimum 2 minggu dari pemeriksaan
yang perta
ma
• Bila hasil tetap inkonklusif dinyatakan negatif
28. PEMBERIAN
INFORMASI HASIL
TES
• Periksa identitas pasien
• Sampaikan dan jelaskan hasil tes HIV
• Biarkan reaksi emosional muncul ke
permukaan
• Berikan rencana tindak lanjut atau informasi
medi s yang diperlukan
• Tawarkan rujukan dan rencana tindak lanjut