Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman sayuran, meliputi metode budidaya konvensional dan hidroponik, teknik budidaya mencakup persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemangkasan, pengajiran, penyiraman, penyiangan, pemanenan, pasca panen, dan pemasaran. Juga dibahas hubungan ketinggian tempat dengan jenis tanaman sayuran, petunjuk penan
2. Tanaman Sayuran
• Tanaman sayuran yang dahulu
dimasukkan ke dalam golongan
tanaman perkebunan rakyat atau yang
sekarang lebih dikenal dengan nama
“Hortikultura”
3. METODE BUDIDAYA
• METODE KONVENSIONAL
Suatu metode budidaya yang sudah
lazim dilakukan oleh para petani
sayuran
• METODE HIDROPONIK
Suatu metode budidaya dengan teknik
modern yang biasa dilakukan di dalam
green house
4. TEKNIK BUDIDIDAYA
1.Persiapan lahan atau media tanam
2.Pesemaian/Pembibitan
3.Penanaman
4.Pemupupukan
5.pengendalian hama dan penyakit
6.Pemangkasan
7.Pengajiran/pemberian turus
8.penyiraman
9.penyiangan atau pengendalian gulma
10. Pemanenan
11. pasca panen/pengendalian mutu
12.Pemasaran
5. 1. PERSIAPAN LAHAN
• Mengukur luasan lahan
• Membersihkan lahan
• Mengolah tanah
• Memberikan pupuk Dasar
• Memberi mulsa
• Membuat lobang tanam
8. • Tanam
• Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit
pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah
dalam suatu bentuk pola tanam. Keberhasilan tanam sangat
dipengaruhi faktor manusia. Seperti edukasi, skill
inovavtion, plan and evaluation. Agar diperoleh interaksi yang baik
maka kita memeperhatikan bahan tanamnya, seperti asal benih/
bibit jelas, bersertifikat, sesuai dengan habitat tumbuh. Media
tanamnya seperti memahami karakteristik media, ketahui
kandungan nutrisi, peralatan yg sesuai. persiapan media sesuai
budidaya. Dan lingkungan tumbuhnya seperti, pahami iklim &
cuaca, pahami kebutuhan tumbuh tan/ per fase pertumbuhannya,
sesuaikan tanaman, lingkungan, inovasi manipulasi lingkungan
tumbuh
10. • Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan
pertanaman dalam kurun waktu tertentu.
• Tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut
jenisnya. Ada pola tanam monokultur, yakni
menaman tanaman sejenis pada satu areal
tanam. Ada pola tanam campuran, yakni beragam
tanaman ditanam pada satu areal. Ada pula pola
tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara
bergilir beberapa jenis tanaman pada waktu
berbeda di aeral yang sama.
11. • Faktor yang mempengaruhi pola tanam :
• 1. Ketersediaan air dalam satu tahun
• 2. Prasarana yang tersedia dalam lahan
tersebut
• 3. Jenis tanah setempat
• 4. Kondisi umum daerah tersebut, missal
genangan
• 5. Kebiasaan dan kemampuan petani
setempat
12. • Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah
akan berbeda dengan daerah lain, karena
karakteristik setiap daerah juga berbeda
(Wirosoedarmo, 1985).
• Dua hal pokok yang mendasari diperlukannya pola
tata tanam:
1. Persediaan air irigasi di musim kemarau yang
terbatas.
2. Air yang terbatas harus dimanfaatkan sebaik-
baiknya, sehingga tiap petak mendapatkan air
sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
13. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pola tata tanam adalah:
• Iklim Keadaan pada musim hujan dan musim kemarau
• Topografi Merupakan letak atau ketinggian lahan dari
permukaan air laut
• Debit Air Yang Tersedia Debit air pada musim hujan akan
lebih besar dibandingkan pada musim kemarau, sehingga
haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu mencukupi jika
akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu
• Jenis Tanah Yaitu tentang keadaan fisik, biologis dan kimia
tanaman
• Sosial Ekonomi Dalam usaha pertanian
• Siklus hidup hama atau penyakit dapat terputus, karena
sistem ini dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutus
siklus OPT, d. Memperoleh hasil panen yang beragam.dll
15. 5. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
1. Pengendalian secara biologis
2. Pengendalian secara organis
3. pengendalian secara fisis
4. Pengendalian secara mekanis
5. Pengendalian secara chemis
16. 6. Pemangkasan/Pewiwilan
• Pemangkasan tunas samping
• Pemangkasan yang terkena penyakit
• Pemangkasan buah
• Pemangkasan produksi
• Pemangkasan peremajaan
• Pemangkasan seni
23. Hubungan Ketinggian Tempat dengan Jenis Tanaman Sayuran
yang Diusahakan
No. Jenis Tanaman Sayuran Ketinggian Tempat Di Atas
Permukaan Laut
Meter Di Atas Permukaan
Laut
1 Cabe Rendah - Tinggi 200 - 1500
2 Tomat Tinggi/tergantung var. 200 - 1500
3 Terong Rendah - Tinggi 200 - 1500
4 Jagung Manis Rendah - Tinggi 200 - 1500
5 Ketimun Rendah - Tinggi 200 - 1500
6 Buncis dan Kacang
Panjang
Rendah - Tinggi 200 - 1500
7 Kacang Kapri Tinggi 700 - 1200
8 Wortel Tinggi 500 - 1200
9 Kubis Tinggi 900 - 1500
10 Sawi/Caisin Rendah - Tinggi 200 - 1200
11 Bayam Cabutan Rendah -Tinggi 200 - 1200
12 Kangkung Cabutan Rendah - Tinggi 200 - 1200
13 Bawang Merah Rendah 100 - 500
14 Bawang Putih Tinggi 700 - 1200
15 Selada Bokor Tinggi 700 - 1200
24. PETUNJUK PENANAMAN UNTUK LUAS 1 HA
NO
Jenis
Tanaman
Sayuran
JUMLAH
TANAMAN
(+/-)
KEBUTHAN
BENIH (KG)
PERSEMAIAN
PERSIAPAN
LAHAN
PEMBERIAN
P. KANDANG
TANAMAN
PEMUPUKAN
1
PEMUPUKAN
2
PEMUPUKAN
3
1 Cabe 30.000 0,3 – 0.5 30 HPT *)
7 HPT
dicangkul
dibedeng
5 HPT 0.5
kg per
lubang
tanaman
Jarak
tanaman :
60 x 50 cm
1 bibit per
lubang
7 HST *)
37 HST 67 HST
2 Tomat 28.000 0,2 – 0,3 21 HPT
7 HPT
dicangkul
dibedeng
5 HPT 0.5
kg per
lubang
tanaman
Jarak
tanaman :
70 x 50 cm
1 bibit per
lubang
7 HST *)
37 HST -
3 Terong 20.000 0,2 – 0,3 45 HPT
7 HPT
dicangkul
dibedeng
5 HPT 0.5
kg per
lubang
tanaman
Jarak
tanaman :
70 x 70 cm
1 bibit per
lubang
7 HST *)
37 HST 67 HST
4
Jagung
Manis
60.000 8 – 10 -
3 HPT
dicangkul
digarit
-
Jarak
tanaman :
80 x 25 cm
1 biji per
lubang
7 HST *)
30 HST
diikuti pem
bumbunan
-
5 Ketimun 80.000 2 – 3 -
7 HPT
dicangkul
dibedeng
5 HPT 0.5
kg per
lubang
tanaman
Jarak
tanaman :
60 x 40 cm
2 biji per
lubang
7 HST *)
25 HST -
25. 6
Buncis dan
Kacang Panjang
80.000
20 – 25
14 – 16
-
3 HPT dicangkul
Digarit
3 HPT 5 ton per ha
Ditaburkan
Digaritan
Jarak tanaman :
80 x 30 cm
2 biji per lubang
Saat tanaman
28 HST
diikuti
pembumbunan
-
7 Kacang Kapri 200.000 40 – 50 -
3 HPT dicangkul
digarit
3 HPT 5 ton per ha
ditaburkan digaritan
Jarak tanaman :
(80 x 25) x 10 cm
(baris ganda)
2 biji per lubang
Saat tanaman
28 HST
diikuti
pembumbunan
-
8 Wortel 0,7 – 1 JUTA 2,5 – 3 -
3 HPT dicangkul
sedalam 40 cm
Digarit
3 HPT 15 ton per ha
Dicampur
Jarak antara garit
20 cm, benih
ditaburi digaritan
Saat tanaman
kemudian
dibumbun
60 HST -
9 Bayam cabutan 0,6 – 1 JUTA 5 – 6 -
3 HPT dicangkul
dibedeng digarit
3 HPT 10 ton per ha
dicampur
Jarak antara garit
20 cm, benih
ditaburi digaritan
Saat tanaman - -
10 Kangkung Cabutan 0,6 – 1 JUTA 20 – 30 -
3 HPT dicangkul
Dibedeng
3 HPT 10 ton per ha
Dicampur
Jarak tanaman :
20 x 10 cm
2 biji per lubang
Saat tanaman - -
26. PASANG AJIR PENYIANGAN PEMANGKASAN PANEN
- 30 HST- 60 HST 100 HST -
90 HST selang waktu 4
hari
- 30 HST 60 HST
Dilakukan sejak tunas
air tumbuh
90 HST selang waktu 4
hari
- 30 HST 60 HST 100 HST -
120 HST selang waktu
7 hari
- 50 HST - 75 – 80 HST
15 HST 21 HST
Dilakukan pada daun-
daun tua bila
daun terlalu
lebat
35 – 40 HST selang
waktu 4 hari
21 HST 21 HST
60 HST selang waktu 4
hari
15 HST 21 HST
60 HST selang waktu 4
hari
- 21 HST diikuti penjarangan 90 HST
- 18 HST 30 HST
- 18 HST 30 HST
No.
Jenis Tanaman
Sayuran
1 Cabe
2 Tomat
3 Terong
4 Jagung Manis
5 Ketimun
6
Buncis dan
Kacang Panjang
7 Kacang Kapri
8 Wortel
9 Bayam cabutan
10
Kangkung
Cabutan
27. BIAYA PRODUKSI
• Biaya Produksi Cabe
• Penyiapan lahan
• Pembukaan/pembersihan lahan 150 HKW @ Rp 10.000 Rp 1.500.000,00
• Pembajakan-pencangkulan 120 HKP@ Rp 10.000 Rp 1.200.000,00
• Sewa tanah 1 musim tanam (7 bln) Rp 1.200.000,00
• Pembentukan bedengan kasar 165 HKP@ Rp 10.000 Rp 1.650.000,00
• Kapur pertanian 4.000 Kg @ Rp 100,00 Rp 400.000,00
• Tenaga pengapuran 20 HKP @ Rp 10.000 Rp 200.000,00
• Pupuk kandang 20 ton @ Rp 100.000 Rp 2.000.000,00
• Pupupk ZA 650 Kg @ Rp 1.000 Rp 650.000,00
• Pupuk Urea 250 Kg @ Rp 1.100 Rp 275.000,00
• Pupuk TSP 500 Kg @ Rp 2.000 Rp 1.000.000,00
• Pupuk KCI 400 Kg @ Rp 3.000 Rp 1.200.000,00
• Pupuk Borate 18 Kg @ Rp 4.000 Rp 72.000,00
• Tenaga kerja pemupukan pupuk kandang 57 HKP @ Rp 10.000 Rp 570.000,00
• Pemupukan dasar (pupuk kimia) 28 HKP@ Rp 10.000 Rp 280..000,00
• Perapihan bedengan 55 HKP @ Rp 10.000 Rp 550.000,00
• Mulsa plastik hitam perak 200 Kg/10 rol@ Rp 300.000 Rp 3.000.000,00
• Pemasangan mulsa 15 HKP @ Rp 10.000 Rp 150.000,00
• Pemasangan ajir 45 HKW @ Rp 7.000 Rp 315.000,00
• Penanaman 20 HKW @ 7000 Rp 140.000,00
______________+
• Subtotal
Rp16.352.000,00
28. •Pemeliharaan tanaman
•Bambu 150 batang @ Rp 4000,00 Rp 600.000,00
•Tenaga kerja pembuatan ajir 30 HKP @ Rp 10.000 Rp 300.000,00
•Tenaga perempelan 40 HKW @ Rp 7.000 Rp 280.000,00
•Pemasangan turus dan gelagar 40 HKP @ Rp 10.000,00 Rp 400.000,00
•Pupuk susulan, NPK 400 Kg @ Rp 4.000 Rp 1.600.000,00
•Tenaga pemupukan susulan 50 HKW @ Rp 7.000 Rp 350.000,00
•Pestisida :
–Insektisida 25 Liter @ Rp 160.000 Rp 4.000.000,00
–Fungisida 25 Kg @ Rp 60.000,00 Rp 1.500.000,00
–Bakterisida 1,5 Kg/25 botol @ Rp 25.000 Rp 625.000,00
– Perekat perata 10 LITER @ Rp 28.000 Rp 280.000,00
–Subtotal 2 Rp 9.935.000,00
29. • .Panen dan pasca panen
• Tenaga panen 200 HKW @ Rp 7.000 Rp 1.400.000,00
•
• Pengangkutan 40 HKP @ Rp 10.000,00 Rp 400.000,00
• Sortasi buah 125 HKW @ Rp 7.000 Rp 875.000,00
• Pengepakan /bongkar muat 10 HKP @ Rp 10.000,00 Rp 100.000,00
• ______+
• Subtotal 3 RP 2.775.000,00
–Lain-lain
»Gubuk tempat tinggal dan penyimpanan alatRp Rp 5.000.000,00
»Belanja peralatan (3 sprayer, embrat,drum, dsb.) Rp 4.000.000,00
»
• Subtotal 4 Rp 9.000.000,00
• Subtotal 1 + 2 + 3 + 4 Rp.28.062.000,00
• Catatan :
• HKP = hari kerja pria dengan 5 jam kerja/hari
• HKW = hari kerja wanita dengan 5 jam kerja/hari
• Analisis usaha tani tersebut khusus untuk penanaman di musim hujan. Untuk penanaman
di musim kemarau biaya dapat ditekan antara 10 – 15 %.
30. – Penerimaan (Hasil Penjualan)
• Misalkan rata-rata produksi tanaman 1,1 kg maka produksi ditaksir
mencapai 19,8 ton dari populasi 18.000 tanaman. Bila kerusakan
tanaman dianggap 9% maka hasil yang hilang sebesar 1.800 kg. Dengan
demikian produksi per ha tinggal 18 ton atau 18.000 kg. Harga rata-rata
cabai pada musim hujan Rp 5.000/kg sehingga penerimaan =
• Rp 5.000,00 x 18.000 = Rp 90.000.000,00
• Keuntungan Bersih
• Penerimaan - biaya produksi = Rp 90.000.000,00 – Rp 28.062.000,00
= Rp 61.938.000,00
• Bunga bank 1,5% selama 7 bulan :
• (1,5 x 7) x Rp 61.938.000 = 10,5% x Rp61.938.000,-= Rp
• Keuntungan Bersih = Penerimaan – bunga bank = Rp
31. Titik Balik Modal/Break Event Point (BEP)
Break event point (BEP) adalah suatu kondisi pada saat hasil usaha yang diperoleh sama dengan modal yang
dikeluarkan. Jadi, pada kondisi ini usaha yang dijalankan tidak mendapat keuntungan, tetapi juga tidak
mengalami kerugian (impas).
Biaya tetap
BEP =
1 – (biaya variable/hasil penjualan)
Dalam analisis usaha tani diatas, perhitungan BEP-nya sebagai berikut.
Biaya tetap
Sewa lahan Rp 1.200.000,00
Peralatan Rp 4.000.000,00
Bambu (dapat dipakai 3 kali) Rp 600.000,00
Gubuk (dapat dipakai 3 kali) Rp 5.000.000,00
_______________+
Total biaya tetap Rp 10.800.000,00
Biaya variabel (diluar biaya tetap) Rp 32.467.000,00
Hasil penjualan Rp 90.000.000,00
Rp 10.800.000,00
BEP = 1 – (Rp 32.467.000,00/Rp 90.000.000,00) = Rp 16.894.650,00
Hasil ini menunjukan bahwa pada saat diperoleh pendapatan Rp 16.894.650,00 tidak menghasilkan keuntungan ataupun
kerugiaan.
Efisiensi pengghunaan modal/Retrun of investment (ROI)
Retrun of invesment (ROI) merupakan analisis untuk mengetahui keuntungan usaha sehubungan dengan modal yang
telah digunakan. Besar kecil ROI ditentukan oleh tingkat perputaran modal dan keuntungan bersih yang
dicapai.
Keuntungan bersih
ROI = x 100%
Modal produksi Rp 41.826.035,00 =x 100% = 96.67 % Rp 43.267.000,00
Hasil ROI 112% menunjukan bahwa pelaksanaan agribisnis cabai diatas telah sangat efisien. Apabila nilai ROI rendah
berarti pelaksanaan agribisnis belum efisien sehingga perlu dibenahi, baik dari segi pelaksanaan usaha tani
maupun segi pemasarannya.
32. – Rasio Biaya dan Pendapat/Benefit Cost Ratio
(B/C)
• Untuk mengukurn analisis kelayakan suatu
usaha tani biasanya digunakan B/C, yaitu
perbandingan antara penerimaan kotor (hasil
penjualan) dengan biaya total yang
dikeluarkan.
• Penerimaan kotor (hasil penjualan)
• B/C = Biaya total Rp 90.000.000,00 = 2,08
• Rp 43.267.000,00
• Nila B/C = 2,08 berarti bahwa agribisnis ini
dengan modal Rp 43.267.000,00 memperoleh
hasil penjualan sebesar 2,08 kali. Dengan kata
lain hasil penjualan yang dicapai sebesar
208% dari modal yang dikeluarkan.