SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
BUDIDAYA TANAMAN
SAYURAN
Tanaman Sayuran
• Tanaman sayuran yang dahulu
dimasukkan ke dalam golongan
tanaman perkebunan rakyat atau yang
sekarang lebih dikenal dengan nama
“Hortikultura”
METODE BUDIDAYA
• METODE KONVENSIONAL
Suatu metode budidaya yang sudah
lazim dilakukan oleh para petani
sayuran
• METODE HIDROPONIK
Suatu metode budidaya dengan teknik
modern yang biasa dilakukan di dalam
green house
TEKNIK BUDIDIDAYA
1.Persiapan lahan atau media tanam
2.Pesemaian/Pembibitan
3.Penanaman
4.Pemupupukan
5.pengendalian hama dan penyakit
6.Pemangkasan
7.Pengajiran/pemberian turus
8.penyiraman
9.penyiangan atau pengendalian gulma
10. Pemanenan
11. pasca panen/pengendalian mutu
12.Pemasaran
1. PERSIAPAN LAHAN
• Mengukur luasan lahan
• Membersihkan lahan
• Mengolah tanah
• Memberikan pupuk Dasar
• Memberi mulsa
• Membuat lobang tanam
2. PESEMAIAN/PEMBIBITAN
• Menyiapkan tempat pesemaian
• Menyiapkan media semai
• Menyemai benih
• Menyapih
• Menempatkan bibit
• Memelihara bibit
3. MENANAM
• Memilih bibit
• Mengangkut dan menempatkan
bibit
• Menanamkan bibit
• Tanam
• Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit
pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah
dalam suatu bentuk pola tanam. Keberhasilan tanam sangat
dipengaruhi faktor manusia. Seperti edukasi, skill
inovavtion, plan and evaluation. Agar diperoleh interaksi yang baik
maka kita memeperhatikan bahan tanamnya, seperti asal benih/
bibit jelas, bersertifikat, sesuai dengan habitat tumbuh. Media
tanamnya seperti memahami karakteristik media, ketahui
kandungan nutrisi, peralatan yg sesuai. persiapan media sesuai
budidaya. Dan lingkungan tumbuhnya seperti, pahami iklim &
cuaca, pahami kebutuhan tumbuh tan/ per fase pertumbuhannya,
sesuaikan tanaman, lingkungan, inovasi manipulasi lingkungan
tumbuh
Pola Tanam
• Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan
pertanaman dalam kurun waktu tertentu.
• Tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut
jenisnya. Ada pola tanam monokultur, yakni
menaman tanaman sejenis pada satu areal
tanam. Ada pola tanam campuran, yakni beragam
tanaman ditanam pada satu areal. Ada pula pola
tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara
bergilir beberapa jenis tanaman pada waktu
berbeda di aeral yang sama.
• Faktor yang mempengaruhi pola tanam :
• 1. Ketersediaan air dalam satu tahun
• 2. Prasarana yang tersedia dalam lahan
tersebut
• 3. Jenis tanah setempat
• 4. Kondisi umum daerah tersebut, missal
genangan
• 5. Kebiasaan dan kemampuan petani
setempat
• Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah
akan berbeda dengan daerah lain, karena
karakteristik setiap daerah juga berbeda
(Wirosoedarmo, 1985).
• Dua hal pokok yang mendasari diperlukannya pola
tata tanam:
1. Persediaan air irigasi di musim kemarau yang
terbatas.
2. Air yang terbatas harus dimanfaatkan sebaik-
baiknya, sehingga tiap petak mendapatkan air
sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pola tata tanam adalah:
• Iklim Keadaan pada musim hujan dan musim kemarau
• Topografi Merupakan letak atau ketinggian lahan dari
permukaan air laut
• Debit Air Yang Tersedia Debit air pada musim hujan akan
lebih besar dibandingkan pada musim kemarau, sehingga
haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu mencukupi jika
akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu
• Jenis Tanah Yaitu tentang keadaan fisik, biologis dan kimia
tanaman
• Sosial Ekonomi Dalam usaha pertanian
• Siklus hidup hama atau penyakit dapat terputus, karena
sistem ini dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutus
siklus OPT, d. Memperoleh hasil panen yang beragam.dll
4. MEMUPUK
• Menentukan jenis pupuk dan
dosisnya
• Menimbang pupuk
• Memupuk 1, 2 , 3
5. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
1. Pengendalian secara biologis
2. Pengendalian secara organis
3. pengendalian secara fisis
4. Pengendalian secara mekanis
5. Pengendalian secara chemis
6. Pemangkasan/Pewiwilan
• Pemangkasan tunas samping
• Pemangkasan yang terkena penyakit
• Pemangkasan buah
• Pemangkasan produksi
• Pemangkasan peremajaan
• Pemangkasan seni
7.PENGAJIRAN
• Jenis bahan ajir
• Jumlah kebutuhan
• Jenis pengajiran
8. PENYIRAMAN
•Waktu penyiraman
•Teknik penyiraman
•Periode penyiraman
9. PENYIANGAN ATAU
PENGENDALIAN GULMA
• 1. Penyiangan secara mekanis
• 2. Penyiangan secara chemis
10.Pemanenan
•Kriteria panen
•Waktu panen
11. PASCA PANEN
• Pencucian/pembersihan
• Sortasi
• Pengikatan
• Greeding
• Pengemasan
• Penimbangan
• Pemberian label
PEMASARAN
• Eceran langsung
• Tengkulak
• Pasar swalayan
• Supermarket
• Borongan
Hubungan Ketinggian Tempat dengan Jenis Tanaman Sayuran
yang Diusahakan
No. Jenis Tanaman Sayuran Ketinggian Tempat Di Atas
Permukaan Laut
Meter Di Atas Permukaan
Laut
1 Cabe Rendah - Tinggi 200 - 1500
2 Tomat Tinggi/tergantung var. 200 - 1500
3 Terong Rendah - Tinggi 200 - 1500
4 Jagung Manis Rendah - Tinggi 200 - 1500
5 Ketimun Rendah - Tinggi 200 - 1500
6 Buncis dan Kacang
Panjang
Rendah - Tinggi 200 - 1500
7 Kacang Kapri Tinggi 700 - 1200
8 Wortel Tinggi 500 - 1200
9 Kubis Tinggi 900 - 1500
10 Sawi/Caisin Rendah - Tinggi 200 - 1200
11 Bayam Cabutan Rendah -Tinggi 200 - 1200
12 Kangkung Cabutan Rendah - Tinggi 200 - 1200
13 Bawang Merah Rendah 100 - 500
14 Bawang Putih Tinggi 700 - 1200
15 Selada Bokor Tinggi 700 - 1200
PETUNJUK PENANAMAN UNTUK LUAS 1 HA
NO
Jenis
Tanaman
Sayuran
JUMLAH
TANAMAN
(+/-)
KEBUTHAN
BENIH (KG)
PERSEMAIAN
PERSIAPAN
LAHAN
PEMBERIAN
P. KANDANG
TANAMAN
PEMUPUKAN
1
PEMUPUKAN
2
PEMUPUKAN
3
1 Cabe 30.000 0,3 – 0.5 30 HPT *)
7 HPT
dicangkul
dibedeng
5 HPT 0.5
kg per
lubang
tanaman
Jarak
tanaman :
60 x 50 cm
1 bibit per
lubang
7 HST *)
37 HST 67 HST
2 Tomat 28.000 0,2 – 0,3 21 HPT
7 HPT
dicangkul
dibedeng
5 HPT 0.5
kg per
lubang
tanaman
Jarak
tanaman :
70 x 50 cm
1 bibit per
lubang
7 HST *)
37 HST -
3 Terong 20.000 0,2 – 0,3 45 HPT
7 HPT
dicangkul
dibedeng
5 HPT 0.5
kg per
lubang
tanaman
Jarak
tanaman :
70 x 70 cm
1 bibit per
lubang
7 HST *)
37 HST 67 HST
4
Jagung
Manis
60.000 8 – 10 -
3 HPT
dicangkul
digarit
-
Jarak
tanaman :
80 x 25 cm
1 biji per
lubang
7 HST *)
30 HST
diikuti pem
bumbunan
-
5 Ketimun 80.000 2 – 3 -
7 HPT
dicangkul
dibedeng
5 HPT 0.5
kg per
lubang
tanaman
Jarak
tanaman :
60 x 40 cm
2 biji per
lubang
7 HST *)
25 HST -
6
Buncis dan
Kacang Panjang
80.000
20 – 25
14 – 16
-
3 HPT dicangkul
Digarit
3 HPT 5 ton per ha
Ditaburkan
Digaritan
Jarak tanaman :
80 x 30 cm
2 biji per lubang
Saat tanaman
28 HST
diikuti
pembumbunan
-
7 Kacang Kapri 200.000 40 – 50 -
3 HPT dicangkul
digarit
3 HPT 5 ton per ha
ditaburkan digaritan
Jarak tanaman :
(80 x 25) x 10 cm
(baris ganda)
2 biji per lubang
Saat tanaman
28 HST
diikuti
pembumbunan
-
8 Wortel 0,7 – 1 JUTA 2,5 – 3 -
3 HPT dicangkul
sedalam 40 cm
Digarit
3 HPT 15 ton per ha
Dicampur
Jarak antara garit
20 cm, benih
ditaburi digaritan
Saat tanaman
kemudian
dibumbun
60 HST -
9 Bayam cabutan 0,6 – 1 JUTA 5 – 6 -
3 HPT dicangkul
dibedeng digarit
3 HPT 10 ton per ha
dicampur
Jarak antara garit
20 cm, benih
ditaburi digaritan
Saat tanaman - -
10 Kangkung Cabutan 0,6 – 1 JUTA 20 – 30 -
3 HPT dicangkul
Dibedeng
3 HPT 10 ton per ha
Dicampur
Jarak tanaman :
20 x 10 cm
2 biji per lubang
Saat tanaman - -
PASANG AJIR PENYIANGAN PEMANGKASAN PANEN
- 30 HST- 60 HST 100 HST -
90 HST selang waktu 4
hari
- 30 HST 60 HST
Dilakukan sejak tunas
air tumbuh
90 HST selang waktu 4
hari
- 30 HST 60 HST 100 HST -
120 HST selang waktu
7 hari
- 50 HST - 75 – 80 HST
15 HST 21 HST
Dilakukan pada daun-
daun tua bila
daun terlalu
lebat
35 – 40 HST selang
waktu 4 hari
21 HST 21 HST
60 HST selang waktu 4
hari
15 HST 21 HST
60 HST selang waktu 4
hari
- 21 HST diikuti penjarangan 90 HST
- 18 HST 30 HST
- 18 HST 30 HST
No.
Jenis Tanaman
Sayuran
1 Cabe
2 Tomat
3 Terong
4 Jagung Manis
5 Ketimun
6
Buncis dan
Kacang Panjang
7 Kacang Kapri
8 Wortel
9 Bayam cabutan
10
Kangkung
Cabutan
BIAYA PRODUKSI
• Biaya Produksi Cabe
• Penyiapan lahan
• Pembukaan/pembersihan lahan 150 HKW @ Rp 10.000 Rp 1.500.000,00
• Pembajakan-pencangkulan 120 HKP@ Rp 10.000 Rp 1.200.000,00
• Sewa tanah 1 musim tanam (7 bln) Rp 1.200.000,00
• Pembentukan bedengan kasar 165 HKP@ Rp 10.000 Rp 1.650.000,00
• Kapur pertanian 4.000 Kg @ Rp 100,00 Rp 400.000,00
• Tenaga pengapuran 20 HKP @ Rp 10.000 Rp 200.000,00
• Pupuk kandang 20 ton @ Rp 100.000 Rp 2.000.000,00
• Pupupk ZA 650 Kg @ Rp 1.000 Rp 650.000,00
• Pupuk Urea 250 Kg @ Rp 1.100 Rp 275.000,00
• Pupuk TSP 500 Kg @ Rp 2.000 Rp 1.000.000,00
• Pupuk KCI 400 Kg @ Rp 3.000 Rp 1.200.000,00
• Pupuk Borate 18 Kg @ Rp 4.000 Rp 72.000,00
• Tenaga kerja pemupukan pupuk kandang 57 HKP @ Rp 10.000 Rp 570.000,00
• Pemupukan dasar (pupuk kimia) 28 HKP@ Rp 10.000 Rp 280..000,00
• Perapihan bedengan 55 HKP @ Rp 10.000 Rp 550.000,00
• Mulsa plastik hitam perak 200 Kg/10 rol@ Rp 300.000 Rp 3.000.000,00
• Pemasangan mulsa 15 HKP @ Rp 10.000 Rp 150.000,00
• Pemasangan ajir 45 HKW @ Rp 7.000 Rp 315.000,00
• Penanaman 20 HKW @ 7000 Rp 140.000,00
______________+
• Subtotal
Rp16.352.000,00
•Pemeliharaan tanaman
•Bambu 150 batang @ Rp 4000,00 Rp 600.000,00
•Tenaga kerja pembuatan ajir 30 HKP @ Rp 10.000 Rp 300.000,00
•Tenaga perempelan 40 HKW @ Rp 7.000 Rp 280.000,00
•Pemasangan turus dan gelagar 40 HKP @ Rp 10.000,00 Rp 400.000,00
•Pupuk susulan, NPK 400 Kg @ Rp 4.000 Rp 1.600.000,00
•Tenaga pemupukan susulan 50 HKW @ Rp 7.000 Rp 350.000,00
•Pestisida :
–Insektisida 25 Liter @ Rp 160.000 Rp 4.000.000,00
–Fungisida 25 Kg @ Rp 60.000,00 Rp 1.500.000,00
–Bakterisida 1,5 Kg/25 botol @ Rp 25.000 Rp 625.000,00
– Perekat perata 10 LITER @ Rp 28.000 Rp 280.000,00
–Subtotal 2 Rp 9.935.000,00
• .Panen dan pasca panen
• Tenaga panen 200 HKW @ Rp 7.000 Rp 1.400.000,00
•
• Pengangkutan 40 HKP @ Rp 10.000,00 Rp 400.000,00
• Sortasi buah 125 HKW @ Rp 7.000 Rp 875.000,00
• Pengepakan /bongkar muat 10 HKP @ Rp 10.000,00 Rp 100.000,00
• ______+
• Subtotal 3 RP 2.775.000,00
–Lain-lain
»Gubuk tempat tinggal dan penyimpanan alatRp Rp 5.000.000,00
»Belanja peralatan (3 sprayer, embrat,drum, dsb.) Rp 4.000.000,00
»
• Subtotal 4 Rp 9.000.000,00
• Subtotal 1 + 2 + 3 + 4 Rp.28.062.000,00
• Catatan :
• HKP = hari kerja pria dengan 5 jam kerja/hari
• HKW = hari kerja wanita dengan 5 jam kerja/hari
• Analisis usaha tani tersebut khusus untuk penanaman di musim hujan. Untuk penanaman
di musim kemarau biaya dapat ditekan antara 10 – 15 %.
– Penerimaan (Hasil Penjualan)
• Misalkan rata-rata produksi tanaman 1,1 kg maka produksi ditaksir
mencapai 19,8 ton dari populasi 18.000 tanaman. Bila kerusakan
tanaman dianggap 9% maka hasil yang hilang sebesar 1.800 kg. Dengan
demikian produksi per ha tinggal 18 ton atau 18.000 kg. Harga rata-rata
cabai pada musim hujan Rp 5.000/kg sehingga penerimaan =
• Rp 5.000,00 x 18.000 = Rp 90.000.000,00
• Keuntungan Bersih
• Penerimaan - biaya produksi = Rp 90.000.000,00 – Rp 28.062.000,00
= Rp 61.938.000,00
• Bunga bank 1,5% selama 7 bulan :
• (1,5 x 7) x Rp 61.938.000 = 10,5% x Rp61.938.000,-= Rp
• Keuntungan Bersih = Penerimaan – bunga bank = Rp
Titik Balik Modal/Break Event Point (BEP)
Break event point (BEP) adalah suatu kondisi pada saat hasil usaha yang diperoleh sama dengan modal yang
dikeluarkan. Jadi, pada kondisi ini usaha yang dijalankan tidak mendapat keuntungan, tetapi juga tidak
mengalami kerugian (impas).
Biaya tetap
BEP =
1 – (biaya variable/hasil penjualan)
Dalam analisis usaha tani diatas, perhitungan BEP-nya sebagai berikut.
Biaya tetap
Sewa lahan Rp 1.200.000,00
Peralatan Rp 4.000.000,00
Bambu (dapat dipakai 3 kali) Rp 600.000,00
Gubuk (dapat dipakai 3 kali) Rp 5.000.000,00
_______________+
Total biaya tetap Rp 10.800.000,00
Biaya variabel (diluar biaya tetap) Rp 32.467.000,00
Hasil penjualan Rp 90.000.000,00
Rp 10.800.000,00
BEP = 1 – (Rp 32.467.000,00/Rp 90.000.000,00) = Rp 16.894.650,00
Hasil ini menunjukan bahwa pada saat diperoleh pendapatan Rp 16.894.650,00 tidak menghasilkan keuntungan ataupun
kerugiaan.
Efisiensi pengghunaan modal/Retrun of investment (ROI)
Retrun of invesment (ROI) merupakan analisis untuk mengetahui keuntungan usaha sehubungan dengan modal yang
telah digunakan. Besar kecil ROI ditentukan oleh tingkat perputaran modal dan keuntungan bersih yang
dicapai.
Keuntungan bersih
ROI = x 100%
Modal produksi Rp 41.826.035,00 =x 100% = 96.67 % Rp 43.267.000,00
Hasil ROI 112% menunjukan bahwa pelaksanaan agribisnis cabai diatas telah sangat efisien. Apabila nilai ROI rendah
berarti pelaksanaan agribisnis belum efisien sehingga perlu dibenahi, baik dari segi pelaksanaan usaha tani
maupun segi pemasarannya.
– Rasio Biaya dan Pendapat/Benefit Cost Ratio
(B/C)
• Untuk mengukurn analisis kelayakan suatu
usaha tani biasanya digunakan B/C, yaitu
perbandingan antara penerimaan kotor (hasil
penjualan) dengan biaya total yang
dikeluarkan.
• Penerimaan kotor (hasil penjualan)
• B/C = Biaya total Rp 90.000.000,00 = 2,08
• Rp 43.267.000,00
• Nila B/C = 2,08 berarti bahwa agribisnis ini
dengan modal Rp 43.267.000,00 memperoleh
hasil penjualan sebesar 2,08 kali. Dengan kata
lain hasil penjualan yang dicapai sebesar
208% dari modal yang dikeluarkan.
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Hidroponik Menjadi Trend Urban Farming
Hidroponik Menjadi Trend Urban FarmingHidroponik Menjadi Trend Urban Farming
Hidroponik Menjadi Trend Urban FarmingNahdya Maulina
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
Budidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitBudidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitMuto Sn
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Nestri Yuniardi
 
Budidaya tanaman ppt
Budidaya tanaman pptBudidaya tanaman ppt
Budidaya tanaman pptMasruroh 07
 
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman HortikulturaPesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman HortikulturaRozi Aziz
 
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar  Kultur jaringanPpt Biologi Dasar  Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringanbesse fatimah
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatYosep Setiawan
 
Hidroponik Pemula -1
Hidroponik Pemula -1Hidroponik Pemula -1
Hidroponik Pemula -1ratnazr
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxBPPSINDANGKASIH
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanperdos5 cuy
 
Morfologi tanaman pepaya ppt
Morfologi tanaman pepaya pptMorfologi tanaman pepaya ppt
Morfologi tanaman pepaya pptWayan Permadi
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuNur Haida
 
Analisa usaha tani padi
Analisa usaha tani padiAnalisa usaha tani padi
Analisa usaha tani padiFadjari Wibowo
 

What's hot (20)

Hidroponik Menjadi Trend Urban Farming
Hidroponik Menjadi Trend Urban FarmingHidroponik Menjadi Trend Urban Farming
Hidroponik Menjadi Trend Urban Farming
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
Budidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitBudidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawit
 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
 
09 hidroponik
09   hidroponik09   hidroponik
09 hidroponik
 
Budidaya tanaman ppt
Budidaya tanaman pptBudidaya tanaman ppt
Budidaya tanaman ppt
 
Pestisida nabati
Pestisida nabatiPestisida nabati
Pestisida nabati
 
Budidaya tanaman pepaya
Budidaya tanaman pepayaBudidaya tanaman pepaya
Budidaya tanaman pepaya
 
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman HortikulturaPesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
 
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar  Kultur jaringanPpt Biologi Dasar  Kultur jaringan
Ppt Biologi Dasar Kultur jaringan
 
Ubi jalar
Ubi jalarUbi jalar
Ubi jalar
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Hidroponik Pemula -1
Hidroponik Pemula -1Hidroponik Pemula -1
Hidroponik Pemula -1
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanaman
 
Morfologi tanaman pepaya ppt
Morfologi tanaman pepaya pptMorfologi tanaman pepaya ppt
Morfologi tanaman pepaya ppt
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayu
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 
Analisa usaha tani padi
Analisa usaha tani padiAnalisa usaha tani padi
Analisa usaha tani padi
 

Similar to BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt

Similar to BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt (20)

Budidaya tanaman sayuran
Budidaya tanaman sayuran Budidaya tanaman sayuran
Budidaya tanaman sayuran
 
V slide budidaya sayuran
V slide budidaya sayuranV slide budidaya sayuran
V slide budidaya sayuran
 
Juknis upbs
Juknis upbsJuknis upbs
Juknis upbs
 
Teknik budidaya jagung
Teknik budidaya jagungTeknik budidaya jagung
Teknik budidaya jagung
 
Teknik budidaya jagung
Teknik budidaya jagungTeknik budidaya jagung
Teknik budidaya jagung
 
budidaya cabai
budidaya cabaibudidaya cabai
budidaya cabai
 
A be829o
A be829oA be829o
A be829o
 
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptxBudidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
Budidaya Tananaman Cabe Rawit.pptx
 
Pemupukan Berimbang_Balittanah_BPSDMP rev.ppt
Pemupukan Berimbang_Balittanah_BPSDMP rev.pptPemupukan Berimbang_Balittanah_BPSDMP rev.ppt
Pemupukan Berimbang_Balittanah_BPSDMP rev.ppt
 
Presentation1 teknologi cabe
Presentation1 teknologi cabePresentation1 teknologi cabe
Presentation1 teknologi cabe
 
Kimia dalam pertanian - Update slide 1 Oktober 2019
Kimia dalam pertanian - Update slide 1 Oktober 2019Kimia dalam pertanian - Update slide 1 Oktober 2019
Kimia dalam pertanian - Update slide 1 Oktober 2019
 
ppt menanam tanaman dengan metode hidroponik
ppt menanam tanaman dengan metode hidroponikppt menanam tanaman dengan metode hidroponik
ppt menanam tanaman dengan metode hidroponik
 
Budidaya melon di puspa lebo
Budidaya melon di puspa leboBudidaya melon di puspa lebo
Budidaya melon di puspa lebo
 
Budidaya rumput
Budidaya rumputBudidaya rumput
Budidaya rumput
 
Budidaya padi lebak
Budidaya padi lebakBudidaya padi lebak
Budidaya padi lebak
 
Inovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelaiInovasi produksi.kedelai
Inovasi produksi.kedelai
 
Budidaya Brokoli
Budidaya BrokoliBudidaya Brokoli
Budidaya Brokoli
 
Tanaman sayur merambat diploma
Tanaman sayur merambat diplomaTanaman sayur merambat diploma
Tanaman sayur merambat diploma
 
Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah Teknologi UT padi sawah
Teknologi UT padi sawah
 
ANALISA DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptx
ANALISA  DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptxANALISA  DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptx
ANALISA DAN BUDIDAYA TALAS BENENG.pptx
 

Recently uploaded

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt

  • 2. Tanaman Sayuran • Tanaman sayuran yang dahulu dimasukkan ke dalam golongan tanaman perkebunan rakyat atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama “Hortikultura”
  • 3. METODE BUDIDAYA • METODE KONVENSIONAL Suatu metode budidaya yang sudah lazim dilakukan oleh para petani sayuran • METODE HIDROPONIK Suatu metode budidaya dengan teknik modern yang biasa dilakukan di dalam green house
  • 4. TEKNIK BUDIDIDAYA 1.Persiapan lahan atau media tanam 2.Pesemaian/Pembibitan 3.Penanaman 4.Pemupupukan 5.pengendalian hama dan penyakit 6.Pemangkasan 7.Pengajiran/pemberian turus 8.penyiraman 9.penyiangan atau pengendalian gulma 10. Pemanenan 11. pasca panen/pengendalian mutu 12.Pemasaran
  • 5. 1. PERSIAPAN LAHAN • Mengukur luasan lahan • Membersihkan lahan • Mengolah tanah • Memberikan pupuk Dasar • Memberi mulsa • Membuat lobang tanam
  • 6. 2. PESEMAIAN/PEMBIBITAN • Menyiapkan tempat pesemaian • Menyiapkan media semai • Menyemai benih • Menyapih • Menempatkan bibit • Memelihara bibit
  • 7. 3. MENANAM • Memilih bibit • Mengangkut dan menempatkan bibit • Menanamkan bibit
  • 8. • Tanam • Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam. Keberhasilan tanam sangat dipengaruhi faktor manusia. Seperti edukasi, skill inovavtion, plan and evaluation. Agar diperoleh interaksi yang baik maka kita memeperhatikan bahan tanamnya, seperti asal benih/ bibit jelas, bersertifikat, sesuai dengan habitat tumbuh. Media tanamnya seperti memahami karakteristik media, ketahui kandungan nutrisi, peralatan yg sesuai. persiapan media sesuai budidaya. Dan lingkungan tumbuhnya seperti, pahami iklim & cuaca, pahami kebutuhan tumbuh tan/ per fase pertumbuhannya, sesuaikan tanaman, lingkungan, inovasi manipulasi lingkungan tumbuh
  • 10. • Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu. • Tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya. Ada pola tanam monokultur, yakni menaman tanaman sejenis pada satu areal tanam. Ada pola tanam campuran, yakni beragam tanaman ditanam pada satu areal. Ada pula pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis tanaman pada waktu berbeda di aeral yang sama.
  • 11. • Faktor yang mempengaruhi pola tanam : • 1. Ketersediaan air dalam satu tahun • 2. Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut • 3. Jenis tanah setempat • 4. Kondisi umum daerah tersebut, missal genangan • 5. Kebiasaan dan kemampuan petani setempat
  • 12. • Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah akan berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap daerah juga berbeda (Wirosoedarmo, 1985). • Dua hal pokok yang mendasari diperlukannya pola tata tanam: 1. Persediaan air irigasi di musim kemarau yang terbatas. 2. Air yang terbatas harus dimanfaatkan sebaik- baiknya, sehingga tiap petak mendapatkan air sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
  • 13. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola tata tanam adalah: • Iklim Keadaan pada musim hujan dan musim kemarau • Topografi Merupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut • Debit Air Yang Tersedia Debit air pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan pada musim kemarau, sehingga haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu mencukupi jika akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu • Jenis Tanah Yaitu tentang keadaan fisik, biologis dan kimia tanaman • Sosial Ekonomi Dalam usaha pertanian • Siklus hidup hama atau penyakit dapat terputus, karena sistem ini dibarengi dengan rotasi tanaman dapat memutus siklus OPT, d. Memperoleh hasil panen yang beragam.dll
  • 14. 4. MEMUPUK • Menentukan jenis pupuk dan dosisnya • Menimbang pupuk • Memupuk 1, 2 , 3
  • 15. 5. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT 1. Pengendalian secara biologis 2. Pengendalian secara organis 3. pengendalian secara fisis 4. Pengendalian secara mekanis 5. Pengendalian secara chemis
  • 16. 6. Pemangkasan/Pewiwilan • Pemangkasan tunas samping • Pemangkasan yang terkena penyakit • Pemangkasan buah • Pemangkasan produksi • Pemangkasan peremajaan • Pemangkasan seni
  • 17. 7.PENGAJIRAN • Jenis bahan ajir • Jumlah kebutuhan • Jenis pengajiran
  • 18. 8. PENYIRAMAN •Waktu penyiraman •Teknik penyiraman •Periode penyiraman
  • 19. 9. PENYIANGAN ATAU PENGENDALIAN GULMA • 1. Penyiangan secara mekanis • 2. Penyiangan secara chemis
  • 21. 11. PASCA PANEN • Pencucian/pembersihan • Sortasi • Pengikatan • Greeding • Pengemasan • Penimbangan • Pemberian label
  • 22. PEMASARAN • Eceran langsung • Tengkulak • Pasar swalayan • Supermarket • Borongan
  • 23. Hubungan Ketinggian Tempat dengan Jenis Tanaman Sayuran yang Diusahakan No. Jenis Tanaman Sayuran Ketinggian Tempat Di Atas Permukaan Laut Meter Di Atas Permukaan Laut 1 Cabe Rendah - Tinggi 200 - 1500 2 Tomat Tinggi/tergantung var. 200 - 1500 3 Terong Rendah - Tinggi 200 - 1500 4 Jagung Manis Rendah - Tinggi 200 - 1500 5 Ketimun Rendah - Tinggi 200 - 1500 6 Buncis dan Kacang Panjang Rendah - Tinggi 200 - 1500 7 Kacang Kapri Tinggi 700 - 1200 8 Wortel Tinggi 500 - 1200 9 Kubis Tinggi 900 - 1500 10 Sawi/Caisin Rendah - Tinggi 200 - 1200 11 Bayam Cabutan Rendah -Tinggi 200 - 1200 12 Kangkung Cabutan Rendah - Tinggi 200 - 1200 13 Bawang Merah Rendah 100 - 500 14 Bawang Putih Tinggi 700 - 1200 15 Selada Bokor Tinggi 700 - 1200
  • 24. PETUNJUK PENANAMAN UNTUK LUAS 1 HA NO Jenis Tanaman Sayuran JUMLAH TANAMAN (+/-) KEBUTHAN BENIH (KG) PERSEMAIAN PERSIAPAN LAHAN PEMBERIAN P. KANDANG TANAMAN PEMUPUKAN 1 PEMUPUKAN 2 PEMUPUKAN 3 1 Cabe 30.000 0,3 – 0.5 30 HPT *) 7 HPT dicangkul dibedeng 5 HPT 0.5 kg per lubang tanaman Jarak tanaman : 60 x 50 cm 1 bibit per lubang 7 HST *) 37 HST 67 HST 2 Tomat 28.000 0,2 – 0,3 21 HPT 7 HPT dicangkul dibedeng 5 HPT 0.5 kg per lubang tanaman Jarak tanaman : 70 x 50 cm 1 bibit per lubang 7 HST *) 37 HST - 3 Terong 20.000 0,2 – 0,3 45 HPT 7 HPT dicangkul dibedeng 5 HPT 0.5 kg per lubang tanaman Jarak tanaman : 70 x 70 cm 1 bibit per lubang 7 HST *) 37 HST 67 HST 4 Jagung Manis 60.000 8 – 10 - 3 HPT dicangkul digarit - Jarak tanaman : 80 x 25 cm 1 biji per lubang 7 HST *) 30 HST diikuti pem bumbunan - 5 Ketimun 80.000 2 – 3 - 7 HPT dicangkul dibedeng 5 HPT 0.5 kg per lubang tanaman Jarak tanaman : 60 x 40 cm 2 biji per lubang 7 HST *) 25 HST -
  • 25. 6 Buncis dan Kacang Panjang 80.000 20 – 25 14 – 16 - 3 HPT dicangkul Digarit 3 HPT 5 ton per ha Ditaburkan Digaritan Jarak tanaman : 80 x 30 cm 2 biji per lubang Saat tanaman 28 HST diikuti pembumbunan - 7 Kacang Kapri 200.000 40 – 50 - 3 HPT dicangkul digarit 3 HPT 5 ton per ha ditaburkan digaritan Jarak tanaman : (80 x 25) x 10 cm (baris ganda) 2 biji per lubang Saat tanaman 28 HST diikuti pembumbunan - 8 Wortel 0,7 – 1 JUTA 2,5 – 3 - 3 HPT dicangkul sedalam 40 cm Digarit 3 HPT 15 ton per ha Dicampur Jarak antara garit 20 cm, benih ditaburi digaritan Saat tanaman kemudian dibumbun 60 HST - 9 Bayam cabutan 0,6 – 1 JUTA 5 – 6 - 3 HPT dicangkul dibedeng digarit 3 HPT 10 ton per ha dicampur Jarak antara garit 20 cm, benih ditaburi digaritan Saat tanaman - - 10 Kangkung Cabutan 0,6 – 1 JUTA 20 – 30 - 3 HPT dicangkul Dibedeng 3 HPT 10 ton per ha Dicampur Jarak tanaman : 20 x 10 cm 2 biji per lubang Saat tanaman - -
  • 26. PASANG AJIR PENYIANGAN PEMANGKASAN PANEN - 30 HST- 60 HST 100 HST - 90 HST selang waktu 4 hari - 30 HST 60 HST Dilakukan sejak tunas air tumbuh 90 HST selang waktu 4 hari - 30 HST 60 HST 100 HST - 120 HST selang waktu 7 hari - 50 HST - 75 – 80 HST 15 HST 21 HST Dilakukan pada daun- daun tua bila daun terlalu lebat 35 – 40 HST selang waktu 4 hari 21 HST 21 HST 60 HST selang waktu 4 hari 15 HST 21 HST 60 HST selang waktu 4 hari - 21 HST diikuti penjarangan 90 HST - 18 HST 30 HST - 18 HST 30 HST No. Jenis Tanaman Sayuran 1 Cabe 2 Tomat 3 Terong 4 Jagung Manis 5 Ketimun 6 Buncis dan Kacang Panjang 7 Kacang Kapri 8 Wortel 9 Bayam cabutan 10 Kangkung Cabutan
  • 27. BIAYA PRODUKSI • Biaya Produksi Cabe • Penyiapan lahan • Pembukaan/pembersihan lahan 150 HKW @ Rp 10.000 Rp 1.500.000,00 • Pembajakan-pencangkulan 120 HKP@ Rp 10.000 Rp 1.200.000,00 • Sewa tanah 1 musim tanam (7 bln) Rp 1.200.000,00 • Pembentukan bedengan kasar 165 HKP@ Rp 10.000 Rp 1.650.000,00 • Kapur pertanian 4.000 Kg @ Rp 100,00 Rp 400.000,00 • Tenaga pengapuran 20 HKP @ Rp 10.000 Rp 200.000,00 • Pupuk kandang 20 ton @ Rp 100.000 Rp 2.000.000,00 • Pupupk ZA 650 Kg @ Rp 1.000 Rp 650.000,00 • Pupuk Urea 250 Kg @ Rp 1.100 Rp 275.000,00 • Pupuk TSP 500 Kg @ Rp 2.000 Rp 1.000.000,00 • Pupuk KCI 400 Kg @ Rp 3.000 Rp 1.200.000,00 • Pupuk Borate 18 Kg @ Rp 4.000 Rp 72.000,00 • Tenaga kerja pemupukan pupuk kandang 57 HKP @ Rp 10.000 Rp 570.000,00 • Pemupukan dasar (pupuk kimia) 28 HKP@ Rp 10.000 Rp 280..000,00 • Perapihan bedengan 55 HKP @ Rp 10.000 Rp 550.000,00 • Mulsa plastik hitam perak 200 Kg/10 rol@ Rp 300.000 Rp 3.000.000,00 • Pemasangan mulsa 15 HKP @ Rp 10.000 Rp 150.000,00 • Pemasangan ajir 45 HKW @ Rp 7.000 Rp 315.000,00 • Penanaman 20 HKW @ 7000 Rp 140.000,00 ______________+ • Subtotal Rp16.352.000,00
  • 28. •Pemeliharaan tanaman •Bambu 150 batang @ Rp 4000,00 Rp 600.000,00 •Tenaga kerja pembuatan ajir 30 HKP @ Rp 10.000 Rp 300.000,00 •Tenaga perempelan 40 HKW @ Rp 7.000 Rp 280.000,00 •Pemasangan turus dan gelagar 40 HKP @ Rp 10.000,00 Rp 400.000,00 •Pupuk susulan, NPK 400 Kg @ Rp 4.000 Rp 1.600.000,00 •Tenaga pemupukan susulan 50 HKW @ Rp 7.000 Rp 350.000,00 •Pestisida : –Insektisida 25 Liter @ Rp 160.000 Rp 4.000.000,00 –Fungisida 25 Kg @ Rp 60.000,00 Rp 1.500.000,00 –Bakterisida 1,5 Kg/25 botol @ Rp 25.000 Rp 625.000,00 – Perekat perata 10 LITER @ Rp 28.000 Rp 280.000,00 –Subtotal 2 Rp 9.935.000,00
  • 29. • .Panen dan pasca panen • Tenaga panen 200 HKW @ Rp 7.000 Rp 1.400.000,00 • • Pengangkutan 40 HKP @ Rp 10.000,00 Rp 400.000,00 • Sortasi buah 125 HKW @ Rp 7.000 Rp 875.000,00 • Pengepakan /bongkar muat 10 HKP @ Rp 10.000,00 Rp 100.000,00 • ______+ • Subtotal 3 RP 2.775.000,00 –Lain-lain »Gubuk tempat tinggal dan penyimpanan alatRp Rp 5.000.000,00 »Belanja peralatan (3 sprayer, embrat,drum, dsb.) Rp 4.000.000,00 » • Subtotal 4 Rp 9.000.000,00 • Subtotal 1 + 2 + 3 + 4 Rp.28.062.000,00 • Catatan : • HKP = hari kerja pria dengan 5 jam kerja/hari • HKW = hari kerja wanita dengan 5 jam kerja/hari • Analisis usaha tani tersebut khusus untuk penanaman di musim hujan. Untuk penanaman di musim kemarau biaya dapat ditekan antara 10 – 15 %.
  • 30. – Penerimaan (Hasil Penjualan) • Misalkan rata-rata produksi tanaman 1,1 kg maka produksi ditaksir mencapai 19,8 ton dari populasi 18.000 tanaman. Bila kerusakan tanaman dianggap 9% maka hasil yang hilang sebesar 1.800 kg. Dengan demikian produksi per ha tinggal 18 ton atau 18.000 kg. Harga rata-rata cabai pada musim hujan Rp 5.000/kg sehingga penerimaan = • Rp 5.000,00 x 18.000 = Rp 90.000.000,00 • Keuntungan Bersih • Penerimaan - biaya produksi = Rp 90.000.000,00 – Rp 28.062.000,00 = Rp 61.938.000,00 • Bunga bank 1,5% selama 7 bulan : • (1,5 x 7) x Rp 61.938.000 = 10,5% x Rp61.938.000,-= Rp • Keuntungan Bersih = Penerimaan – bunga bank = Rp
  • 31. Titik Balik Modal/Break Event Point (BEP) Break event point (BEP) adalah suatu kondisi pada saat hasil usaha yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Jadi, pada kondisi ini usaha yang dijalankan tidak mendapat keuntungan, tetapi juga tidak mengalami kerugian (impas). Biaya tetap BEP = 1 – (biaya variable/hasil penjualan) Dalam analisis usaha tani diatas, perhitungan BEP-nya sebagai berikut. Biaya tetap Sewa lahan Rp 1.200.000,00 Peralatan Rp 4.000.000,00 Bambu (dapat dipakai 3 kali) Rp 600.000,00 Gubuk (dapat dipakai 3 kali) Rp 5.000.000,00 _______________+ Total biaya tetap Rp 10.800.000,00 Biaya variabel (diluar biaya tetap) Rp 32.467.000,00 Hasil penjualan Rp 90.000.000,00 Rp 10.800.000,00 BEP = 1 – (Rp 32.467.000,00/Rp 90.000.000,00) = Rp 16.894.650,00 Hasil ini menunjukan bahwa pada saat diperoleh pendapatan Rp 16.894.650,00 tidak menghasilkan keuntungan ataupun kerugiaan. Efisiensi pengghunaan modal/Retrun of investment (ROI) Retrun of invesment (ROI) merupakan analisis untuk mengetahui keuntungan usaha sehubungan dengan modal yang telah digunakan. Besar kecil ROI ditentukan oleh tingkat perputaran modal dan keuntungan bersih yang dicapai. Keuntungan bersih ROI = x 100% Modal produksi Rp 41.826.035,00 =x 100% = 96.67 % Rp 43.267.000,00 Hasil ROI 112% menunjukan bahwa pelaksanaan agribisnis cabai diatas telah sangat efisien. Apabila nilai ROI rendah berarti pelaksanaan agribisnis belum efisien sehingga perlu dibenahi, baik dari segi pelaksanaan usaha tani maupun segi pemasarannya.
  • 32. – Rasio Biaya dan Pendapat/Benefit Cost Ratio (B/C) • Untuk mengukurn analisis kelayakan suatu usaha tani biasanya digunakan B/C, yaitu perbandingan antara penerimaan kotor (hasil penjualan) dengan biaya total yang dikeluarkan. • Penerimaan kotor (hasil penjualan) • B/C = Biaya total Rp 90.000.000,00 = 2,08 • Rp 43.267.000,00 • Nila B/C = 2,08 berarti bahwa agribisnis ini dengan modal Rp 43.267.000,00 memperoleh hasil penjualan sebesar 2,08 kali. Dengan kata lain hasil penjualan yang dicapai sebesar 208% dari modal yang dikeluarkan.