SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
LAPORAN KASUS KECIL
ILMU BEDAH
HERNIA INGUINALIS LATERALIS DEXTRA
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RSAU Esnawan Antariksa
INTERNSHIP PERIODE III 2022 1
Dokter Pembimbing:
dr. Rimenda Br. Sitepu, Sp.FK, M.Si
DPJP:
dr. Erna, Sp.A
Oleh:
dr. Mario Gisepha Dwiguno
Nama An. B
Umur 4 tahun 7 bulan
Jenis Kelamin Laki-laki
Tempat, tanggal lahir Jakarta, 11 Januari 2018
Agama Islam
Bangsa Indonesia
BAB 2 - Laporan Kasus
Dilakukan secara alloanamnesis dengan Ny. K (ibu kandung pasien)
 Tanggal/ waktu : 26 Agustus 2022 pk.09.15 WIB.
 Tanggal masuk : 26 Agustus 2022 pk. 09.00 WIB
 Keluhan utama : Kejang
 Keluhan tambahan : Demam
BAB 2 - Laporan Kasus
Flu (-), Batuk (-), Muntah (-)
Riwayat asma (-), BAB Cair (-)
BAB 2 - Laporan Kasus
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
• Demam: ↑↓
• Menggigil
25/08/22
(1 hari yll)
26/08/22
08.55
Kejang diperjalanan
ke rumah sakit 1x
±5 menit
Kaku di seluruh
tubuh
26/08/22
09.00
Datang ke IGD RSAU dr.
Esnawan
Keluhan kejang 1x,
demam (+),
menggigil (+)
Kesimpulan riwayat imunisasi: Imunisasi dasar pasien lengkap
 Pasien mendapatkan ASI ekslusif sampai 6 bulan
 Pada usia diatas 6 bulan diberikan buah, biskuit, dan nasi tim
 Sehari-hari : asupan seperti daging, tahu, tempe, sayurn, dan susu
BAB 2 - Laporan Kasus
RIWAYAT MAKANAN
RIWAYAT IMUNISASI
VAKSIN Dasar (umur) Ulangan (umur)
Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Polio 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
BCG 1 bulan
DPT / PT 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Hib 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Campak 9 bulan
 Riwayat Penyakit Keluarga : Di keluarga pasien ada yang pernah mengalami kejang demam.
 Riwayat Kebiasaan Keluarga : merokok (-), alkohol (-)
BAB 2 - Laporan Kasus
RIWAYAT KELUARGA
 Riwayat penyakit lain seperti Alergi, Asma, Morbili, TBC, dan penyakit jantung tidak pernah diderita
oleh pasien.
RIWAYAT PENYAKIT
Status Generalis
Kesan Sakit Tampak sakit sedang
Kesadaran Compos mentis
Kesan Gizi Baik
Keadaan lain Anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dyspnoe (-)
BB 18 kg
BAB 2 - Laporan Kasus
Tanggal 26 Agustus 2022,
pukul 09.45 WIB
Tekanan Darah -
Nadi 106 x / menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regular
Nafas 24x /menit
Suhu 39.8°C, axilla
Saturasi 99%
BAB 2 - Laporan Kasus
Kepala Normocephali, ubun-ubun cekung (-)
Rambut Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, tebal
Wajah Wajah simetris, tidak ada pembengkakan, luka atau jaringan parut
Mata Visus Normal
Sklera ikterik -/-
Konjungtiva anemis -/-
Exopthalmus -/-
Endopthalmus -/-
Strabismus -/-
Nistagmus -/-
BAB 2 - Laporan Kasus
Telinga Bentuk Normotia
Liang telinga Lapang +/+
Serumen -/-
Cairan -/-
Hidung Bentuk Simetris
Sekret -/-
Mukosa hiperemis -/-
Bibir Mukosa berwarna merah muda, kering (+),sianosis (-)
Mulut Trismus(-),oral hygiene baik, tumbuh gigi (+), mukosa gusi dan pipi berwarna
merah muda
Lidah Normoglosia, mukosa merah muda (-), atrofi papil(-), tremor (-), coated tongue (-)
Tenggorokan Arkus faring simetris, hiperemis (-), uvula ditengah
Leher Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB,
tidak tampak deviasi trakea, tidak teraba pembesaran
BAB 2 - Laporan Kasus
Thorax Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, deformitas (-), retraksi suprastrenal (-),
retraksi intercostal (-), retraksi subcostal (-)
Jantung Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Palpasi Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis
sinistra
Perkusi Batas kiri jantung ICS V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan jantung ICS III-V linea sternalis dextra
Batas atas jantung ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru Inspeksi Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis,
tidak ada pernapasan yang tertinggal, pernapasan
abdomino-torakal
Palpasi Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan
dan kiri
Perkusi Sonor di kedua hemithoraks paru
Auskultasi Suara napas vesikuler, reguler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)
BAB 2 - Laporan Kasus
Abdomen Inspeksi Perut buncit, tidak dijumpai adanya efloresensi pada
kulit perut maupun benjolan, roseola spot (-), kulit
keriput (-), gerakan peristaltik (-)
Palpasi Supel,nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi Timpani pada seluruh lapang perut
Auskultasi Bising usus (+), frekuensi 10x / menit
KGB Preaurikuler Tidak teraba membesar
Postaurikulee Tidak teraba membesar
Submandibula Tidak teraba membesar
Supraclavicula Tidak teraba membesar
Axilla Tidak teraba membesar
Inguinal Tidak teraba membesar
BAB 2 - Laporan Kasus
Hasil Lab tanggal 28 September 2021
BAB 2 - Laporan Kasus
Hasil Nilai Normal
Leukosit 19.7 ribu/μL 5-10
Hemoglobin 11,5g/dL 12-16
Hematokrit 34.1 % 44 - 65
Trombosit 283 ribu/μL 150-450
 Pasien datang ke IGD RSAU dr. Esnawan dengan keluhan kejang sejak 5 menit SMRS, pasien datang dalam keadaan kejang.
Demam sejak 1 hari SMRS. Kejang 1x, kedua tangan dan kaki tampak kaku.
 Terdapat Riwayat kejang demam dalam keluarga pasien.
 Dari pemeriksaan didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, compos mentis, nadi 106 x/ menit, suhu 39,8˚C, frekuensi
napas 24 x/ menit, Saturasi 99. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan leukosit (19,7 ribu/uL), penurunan
hemoglobin (11,5g/dL),dan penurunan hematokrit (34,1%).
BAB 2 - Laporan Kasus
 Kejang demam Simpleks
BAB 2 - Laporan Kasus
Medikamentosa
 IVFD D5 ¼ NS
 Stesolid 10mg supp
 Pamol supp
 Ceftriaxone 1x900 mg
 Paracetamol injeksi 180mg, bila
suhu <37,5 berikan PCT sirup 4x1 ½
cth
 Stesolid 5mg supp bila kejang
BAB 2 - Laporan Kasus
Non medika mentosa
 Oksigen 1-2 liter/menit dengan nasal
kanul.
 Tirah baring.
 Monitoring tanda vital :
 Suhu, pernafasan, nadi, SpO2,
dan infeksi.
Edukasi
 Memberikan informasi mengenai
penyakit yang diderita pasien.
 Memberi informasi kemungkinan
terdapat komplikasi pada pasien.
 Memberi tahu faktor resiko apa yang
dapat memicu penyakit yang
diderita.
 Menjaga lingkungan yang bersih dan
bebas dari asap rokok.
27/8/2022 Parkit Perawatan Hari Kedua
BAB 2 - Laporan Kasus
S O A P
Demam (+)
Kejang (-)
KU : TSS
N : 92x/mnt
S : 37,6
RR : 24x/mnt
Sp02: 98%
Kepala: Normosefali
Mata: CA -/-, SI -/-, cekung -/-
Mulut: sianosis -, kering -
Thoraks: retraksi -/-, SNV,
wh -/-, Rh -/-; BJ 1&2, reg, m -,
g –
Abdomen: supel, BU +, turgor
baik
Ext: CRT<2s, edema (-), akral
hangat
Kejang demam simpleks • Terapi lanjut
• Cek ulang H2TL
 Ad vitam : dubia ad bonam
 Ad functionam : dubia ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
BAB 2 - Laporan Kasus
 Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.
 Terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan - 5 tahun.
 Kejang demam sederhana merupakan 80% diantara seluruh kejang
demam, sedangkan 20% lainnya merupakan kejang demam
kompleks
Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006.
BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
Kejang demam sederhana
(simple febrile seizure)
Kejang demam yang berlangsung
singkat (<15 menit)
 dan umumnya akan berhenti sendiri
Kejang berbentuk umum tonik &/ klonik,
tanpa gerakan fokal
Kejang tidak berulang dalam 24 jam
Kejang demam kompleks
(complex febrile seizure)
 Kejang lama  kejang yang
berlangsung >15 menit / kejang
berulang >2 kali & di antara bangkitan
kejang anak tidak sadar
 Kejang fokal / parsial satu sisi, / kejang
umum didahului kejang parsial
 Kejang berulang  kejang ≥2 kali
dalam 1 hari, di antara 2 bangkitan
kejang anak sadar
Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006.
BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
http://doctorology.net/wp-content/uploads/2009/03/patofisiologi-kejang-demam.jpg)
DEMAM
(kenaikan suhu tubuh 10C)
↑ metabolisme basal
(10-15%)
↑ kebutuhan O2
(±20%)
Perubahan keseimbangan
(membran sel neuron)
Difusi melalui membran
(ion K+ ------ ion Na+)
Lepas muatan listrik
KEJANG
neurotransmiter
 Jenis kejang
 Lama kejang
 Frekuensi kejang dalam 24 jam
 Kondisi sebelum, diantara, dan
setelah kejang (termasuk kesadaran)
 Hal yg menyertai kejang (muntah,
kelemahan anggota gerak,
kemunduran dll)
 Suhu sebelum/saat kejang
 Pola demam
 Keluhan lain (batuk, pilek, sesak
nafas, dll)
 Riwayat kejang dengan demam atau
tanpa demam
 Riwayat konsumsi obat
 Riwayat kejang demam/epilepsy
keluarga
 Riwayat kehamilan & persalinan
 Riwayat tumbuh kembang
 Riwayat vaksinasi
Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006.
ANAMNESIS
BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
 Keadaan umum
 Kesadaran
 TTV
 Status tumbuh kembang anak
 Pemeriksaan neurologis
 Tanda infeksi di luar SSP
Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006.
BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan laboratorium
 tidak dikerjakan secara rutin pada kejang
demam
 dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber
infeksi penyebab demam, atau keadaan lain
 Daraf perifer, elektrolit dan gula darah
2. Pungsi lumbal
 untuk menegakkan atau menyingkirkan
kemungkinan meningitis
 dianjurkan pada:
Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006.
BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
3. EEG
 Tidak direkomendasikan
 Masih dapat dilakukan pada keadaan kejang
demam yang tidak khas
4. Pencitraan
 jarang sekali dikerjakan, tidak rutin dan hanya
atas indikasi seperti:
 Kelainan neurologis fokal yang menetap
(hemiparesis)
 Paresis nervus VI
 Papiledema
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bayi <12 bulan Sangat dianjurkan untuk
dilakukan
Bayi antara 12-
18 bulan
Dianjurkan
Bayi <18 bulan Tidak rutin
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusomo. Pediatric Neurology and Neuroemergency in Daily Practice; 2006)
BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
 Antipiretik
 Tidak terbukti mengurangi risiko terjadinya kejang demam
 Namun tetap dapat diberikan
 Parasetamol: 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4 – 6 jam.
 Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.
 Antikonvulsan
 Dapat menurunkan risiko kejang berulang dengan:
 Diazepam oral dosis 0.3 mg/kg 3 kali sehari
 diazepam rektal dosis 0.5 mg/kg setiap 8 jam pada suhu > 38.5oC
Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006.
BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
INDIKASI:
 Kejang lama > 15 menit
 Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis,
paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus. Kelainan neurologis tidak nyata
misalnya keterlambatan perkembangan ringan bukan merupakan indikasi pengobatan rumat
 Kejang fokal. Kejang fokal atau fokal menjadi umum menunjukan bahwa anak mempunyai fokus
organik
 Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
o Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam.
o Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
o Kejang demam > = 4 kali per tahun
 Jenis antikonvulsan
 asam valproat 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis
 fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis
 Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2
bulan.
Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006.
BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
1. Alsagaff Hood, Mukty H.Abdul.Pneumonia. Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga University Press.th ;
2011. Hal ; 193-7
2. Kemenkes. 2021. Pneumonia pada anak bisa dicegah dan
diobati.https://www.kemkes.go.id/article/view/20111500001/pneumonia- pada-anak-bisa-dicegah-dan-diobati.html
3. Riskesdas. 2018. Pravelensi bronkopneumonia pada anak. Retrieved March
14,2020,fromhttps://dinkesjatengprov.go.id/v2018/dokumen/riskesdas2018/mob ile/index.html#p=126
4. Garna H dan Heda M.2011. Pneumonia Dalam Pedoman Diagnosis Dan Terapi 3rd Ed : Bagian IKA FK UNPAD
Bandung.th ; 2013.Hal; 403 – 8
5. WHO. 2011. Global Action Plan for Prevention and Control Pneumonia
6. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006.
7. http://drdjebrut.files.wordpress.com/2010/01/grand-mal-seizure.jpg)
8. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan
Dokter Anak Indonesia. IDAI. 2009.
9. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusomo.
Pediatric Neurology and Neuroemergency in Daily Practice; 2006
10. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6, Penerbit EGC, Jakarta: 2005, hal: 804.
11. Ostapchuk M, Roberts DM, Haddy R. Community-Acquired Pneumonia in Infants and Children. Am Fam Physician 2014;
70:899-908
12. Rahajoe N, Basir D, Makmuri M S, Kartasasmita G.B. 2008. Buku IDAI Respirologi Anak. Jakarta. ECG.
13. Marcdante KJ, Kliegman RM. Nelson: Essentials of Pedriatrics 7th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2015.
14. WHO. Buku Saku: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009.
15. Pedoman Pelayanan Medis. Jilid 1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2010.
16. Behrman RE, Vaughan VC. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Bagian II. Edisi 15. EGC, Jakarta: 2000. hal: 883-889.
17. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi 3. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakarta: 2000. hal 465.
18. Rambaud-Althaus C, Althaus F, Genton B, D’Acremont V. Clinical Features for Diagnosis of Pneumonia in Children
Younger than 5 years: A Systematic Review and Meta-analysis. The Lancet. 2015; 15(4): 439-450
Daftar Pustaka

More Related Content

Similar to Lapkas KDK.pptx

Tn. MU ANEMIA APLASTIK.pptx
Tn. MU ANEMIA APLASTIK.pptxTn. MU ANEMIA APLASTIK.pptx
Tn. MU ANEMIA APLASTIK.pptx
Denis Sakti
 

Similar to Lapkas KDK.pptx (20)

Ppt lapsus ika
Ppt lapsus ikaPpt lapsus ika
Ppt lapsus ika
 
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptxTUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
TUTKLIN Kejang Demam Sederhana.pptx
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix ya
 
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptx
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptxLaporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptx
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptx
 
file.pdf
file.pdffile.pdf
file.pdf
 
237622675 case-intoksikasi-aseton-docx
237622675 case-intoksikasi-aseton-docx237622675 case-intoksikasi-aseton-docx
237622675 case-intoksikasi-aseton-docx
 
PPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptxPPT LAPKAS AMAY.pptx
PPT LAPKAS AMAY.pptx
 
SLIDE DHF.pptx
SLIDE DHF.pptxSLIDE DHF.pptx
SLIDE DHF.pptx
 
stroke.pdf
stroke.pdfstroke.pdf
stroke.pdf
 
case report JRA
case report JRAcase report JRA
case report JRA
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Case Report ITP
Case Report ITPCase Report ITP
Case Report ITP
 
Tn. MU ANEMIA APLASTIK.pptx
Tn. MU ANEMIA APLASTIK.pptxTn. MU ANEMIA APLASTIK.pptx
Tn. MU ANEMIA APLASTIK.pptx
 
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptxLongcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
Longcase Demam Dengue Dr Galuh - Nadya Rahma Indarti.pptx
 
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptx
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptxLapsus DBD Onewood dr. Mira.pptx
Lapsus DBD Onewood dr. Mira.pptx
 
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptxCASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
CASE BP PERTUSIS SEPSIjjnjnS DR RITA.pptx
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
Studi Kasus Malaria dan Campak
Studi Kasus Malaria dan CampakStudi Kasus Malaria dan Campak
Studi Kasus Malaria dan Campak
 
Laporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptxLaporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptx
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart Disease
 

Recently uploaded

ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
marodotodo
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
fidel377036
 

Recently uploaded (15)

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 

Lapkas KDK.pptx

  • 1. LAPORAN KASUS KECIL ILMU BEDAH HERNIA INGUINALIS LATERALIS DEXTRA BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSAU Esnawan Antariksa INTERNSHIP PERIODE III 2022 1 Dokter Pembimbing: dr. Rimenda Br. Sitepu, Sp.FK, M.Si DPJP: dr. Erna, Sp.A Oleh: dr. Mario Gisepha Dwiguno
  • 2. Nama An. B Umur 4 tahun 7 bulan Jenis Kelamin Laki-laki Tempat, tanggal lahir Jakarta, 11 Januari 2018 Agama Islam Bangsa Indonesia BAB 2 - Laporan Kasus
  • 3. Dilakukan secara alloanamnesis dengan Ny. K (ibu kandung pasien)  Tanggal/ waktu : 26 Agustus 2022 pk.09.15 WIB.  Tanggal masuk : 26 Agustus 2022 pk. 09.00 WIB  Keluhan utama : Kejang  Keluhan tambahan : Demam BAB 2 - Laporan Kasus
  • 4. Flu (-), Batuk (-), Muntah (-) Riwayat asma (-), BAB Cair (-) BAB 2 - Laporan Kasus RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG • Demam: ↑↓ • Menggigil 25/08/22 (1 hari yll) 26/08/22 08.55 Kejang diperjalanan ke rumah sakit 1x ±5 menit Kaku di seluruh tubuh 26/08/22 09.00 Datang ke IGD RSAU dr. Esnawan Keluhan kejang 1x, demam (+), menggigil (+)
  • 5. Kesimpulan riwayat imunisasi: Imunisasi dasar pasien lengkap  Pasien mendapatkan ASI ekslusif sampai 6 bulan  Pada usia diatas 6 bulan diberikan buah, biskuit, dan nasi tim  Sehari-hari : asupan seperti daging, tahu, tempe, sayurn, dan susu BAB 2 - Laporan Kasus RIWAYAT MAKANAN RIWAYAT IMUNISASI VAKSIN Dasar (umur) Ulangan (umur) Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan Polio 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan BCG 1 bulan DPT / PT 2 bulan 3 bulan 4 bulan Hib 2 bulan 3 bulan 4 bulan Campak 9 bulan
  • 6.  Riwayat Penyakit Keluarga : Di keluarga pasien ada yang pernah mengalami kejang demam.  Riwayat Kebiasaan Keluarga : merokok (-), alkohol (-) BAB 2 - Laporan Kasus RIWAYAT KELUARGA  Riwayat penyakit lain seperti Alergi, Asma, Morbili, TBC, dan penyakit jantung tidak pernah diderita oleh pasien. RIWAYAT PENYAKIT
  • 7. Status Generalis Kesan Sakit Tampak sakit sedang Kesadaran Compos mentis Kesan Gizi Baik Keadaan lain Anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dyspnoe (-) BB 18 kg BAB 2 - Laporan Kasus Tanggal 26 Agustus 2022, pukul 09.45 WIB
  • 8. Tekanan Darah - Nadi 106 x / menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regular Nafas 24x /menit Suhu 39.8°C, axilla Saturasi 99% BAB 2 - Laporan Kasus
  • 9. Kepala Normocephali, ubun-ubun cekung (-) Rambut Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, tebal Wajah Wajah simetris, tidak ada pembengkakan, luka atau jaringan parut Mata Visus Normal Sklera ikterik -/- Konjungtiva anemis -/- Exopthalmus -/- Endopthalmus -/- Strabismus -/- Nistagmus -/- BAB 2 - Laporan Kasus
  • 10. Telinga Bentuk Normotia Liang telinga Lapang +/+ Serumen -/- Cairan -/- Hidung Bentuk Simetris Sekret -/- Mukosa hiperemis -/- Bibir Mukosa berwarna merah muda, kering (+),sianosis (-) Mulut Trismus(-),oral hygiene baik, tumbuh gigi (+), mukosa gusi dan pipi berwarna merah muda Lidah Normoglosia, mukosa merah muda (-), atrofi papil(-), tremor (-), coated tongue (-) Tenggorokan Arkus faring simetris, hiperemis (-), uvula ditengah Leher Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea, tidak teraba pembesaran BAB 2 - Laporan Kasus
  • 11. Thorax Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, deformitas (-), retraksi suprastrenal (-), retraksi intercostal (-), retraksi subcostal (-) Jantung Inspeksi Ictus cordis tidak tampak Palpasi Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistra Perkusi Batas kiri jantung ICS V linea midclavicularis sinistra Batas kanan jantung ICS III-V linea sternalis dextra Batas atas jantung ICS III linea parasternalis sinistra Auskultasi BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-) Paru Inspeksi Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan yang tertinggal, pernapasan abdomino-torakal Palpasi Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri Perkusi Sonor di kedua hemithoraks paru Auskultasi Suara napas vesikuler, reguler, ronchi (-/-), wheezing (-/-) BAB 2 - Laporan Kasus
  • 12. Abdomen Inspeksi Perut buncit, tidak dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut maupun benjolan, roseola spot (-), kulit keriput (-), gerakan peristaltik (-) Palpasi Supel,nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba Perkusi Timpani pada seluruh lapang perut Auskultasi Bising usus (+), frekuensi 10x / menit KGB Preaurikuler Tidak teraba membesar Postaurikulee Tidak teraba membesar Submandibula Tidak teraba membesar Supraclavicula Tidak teraba membesar Axilla Tidak teraba membesar Inguinal Tidak teraba membesar BAB 2 - Laporan Kasus
  • 13. Hasil Lab tanggal 28 September 2021 BAB 2 - Laporan Kasus Hasil Nilai Normal Leukosit 19.7 ribu/μL 5-10 Hemoglobin 11,5g/dL 12-16 Hematokrit 34.1 % 44 - 65 Trombosit 283 ribu/μL 150-450
  • 14.  Pasien datang ke IGD RSAU dr. Esnawan dengan keluhan kejang sejak 5 menit SMRS, pasien datang dalam keadaan kejang. Demam sejak 1 hari SMRS. Kejang 1x, kedua tangan dan kaki tampak kaku.  Terdapat Riwayat kejang demam dalam keluarga pasien.  Dari pemeriksaan didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, compos mentis, nadi 106 x/ menit, suhu 39,8˚C, frekuensi napas 24 x/ menit, Saturasi 99. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan leukosit (19,7 ribu/uL), penurunan hemoglobin (11,5g/dL),dan penurunan hematokrit (34,1%). BAB 2 - Laporan Kasus
  • 15.  Kejang demam Simpleks BAB 2 - Laporan Kasus
  • 16. Medikamentosa  IVFD D5 ¼ NS  Stesolid 10mg supp  Pamol supp  Ceftriaxone 1x900 mg  Paracetamol injeksi 180mg, bila suhu <37,5 berikan PCT sirup 4x1 ½ cth  Stesolid 5mg supp bila kejang BAB 2 - Laporan Kasus Non medika mentosa  Oksigen 1-2 liter/menit dengan nasal kanul.  Tirah baring.  Monitoring tanda vital :  Suhu, pernafasan, nadi, SpO2, dan infeksi. Edukasi  Memberikan informasi mengenai penyakit yang diderita pasien.  Memberi informasi kemungkinan terdapat komplikasi pada pasien.  Memberi tahu faktor resiko apa yang dapat memicu penyakit yang diderita.  Menjaga lingkungan yang bersih dan bebas dari asap rokok.
  • 17. 27/8/2022 Parkit Perawatan Hari Kedua BAB 2 - Laporan Kasus S O A P Demam (+) Kejang (-) KU : TSS N : 92x/mnt S : 37,6 RR : 24x/mnt Sp02: 98% Kepala: Normosefali Mata: CA -/-, SI -/-, cekung -/- Mulut: sianosis -, kering - Thoraks: retraksi -/-, SNV, wh -/-, Rh -/-; BJ 1&2, reg, m -, g – Abdomen: supel, BU +, turgor baik Ext: CRT<2s, edema (-), akral hangat Kejang demam simpleks • Terapi lanjut • Cek ulang H2TL
  • 18.  Ad vitam : dubia ad bonam  Ad functionam : dubia ad bonam  Ad sanationam : dubia ad bonam BAB 2 - Laporan Kasus
  • 19.  Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.  Terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan - 5 tahun.  Kejang demam sederhana merupakan 80% diantara seluruh kejang demam, sedangkan 20% lainnya merupakan kejang demam kompleks Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006. BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
  • 20. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure) Kejang demam yang berlangsung singkat (<15 menit)  dan umumnya akan berhenti sendiri Kejang berbentuk umum tonik &/ klonik, tanpa gerakan fokal Kejang tidak berulang dalam 24 jam Kejang demam kompleks (complex febrile seizure)  Kejang lama  kejang yang berlangsung >15 menit / kejang berulang >2 kali & di antara bangkitan kejang anak tidak sadar  Kejang fokal / parsial satu sisi, / kejang umum didahului kejang parsial  Kejang berulang  kejang ≥2 kali dalam 1 hari, di antara 2 bangkitan kejang anak sadar Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006. BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
  • 21. BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK http://doctorology.net/wp-content/uploads/2009/03/patofisiologi-kejang-demam.jpg) DEMAM (kenaikan suhu tubuh 10C) ↑ metabolisme basal (10-15%) ↑ kebutuhan O2 (±20%) Perubahan keseimbangan (membran sel neuron) Difusi melalui membran (ion K+ ------ ion Na+) Lepas muatan listrik KEJANG neurotransmiter
  • 22.  Jenis kejang  Lama kejang  Frekuensi kejang dalam 24 jam  Kondisi sebelum, diantara, dan setelah kejang (termasuk kesadaran)  Hal yg menyertai kejang (muntah, kelemahan anggota gerak, kemunduran dll)  Suhu sebelum/saat kejang  Pola demam  Keluhan lain (batuk, pilek, sesak nafas, dll)  Riwayat kejang dengan demam atau tanpa demam  Riwayat konsumsi obat  Riwayat kejang demam/epilepsy keluarga  Riwayat kehamilan & persalinan  Riwayat tumbuh kembang  Riwayat vaksinasi Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006. ANAMNESIS BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
  • 23.  Keadaan umum  Kesadaran  TTV  Status tumbuh kembang anak  Pemeriksaan neurologis  Tanda infeksi di luar SSP Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006. BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK PEMERIKSAAN FISIK
  • 24. 1. Pemeriksaan laboratorium  tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam  dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain  Daraf perifer, elektrolit dan gula darah 2. Pungsi lumbal  untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis  dianjurkan pada: Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006. BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK 3. EEG  Tidak direkomendasikan  Masih dapat dilakukan pada keadaan kejang demam yang tidak khas 4. Pencitraan  jarang sekali dikerjakan, tidak rutin dan hanya atas indikasi seperti:  Kelainan neurologis fokal yang menetap (hemiparesis)  Paresis nervus VI  Papiledema PEMERIKSAAN PENUNJANG Bayi <12 bulan Sangat dianjurkan untuk dilakukan Bayi antara 12- 18 bulan Dianjurkan Bayi <18 bulan Tidak rutin
  • 25. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusomo. Pediatric Neurology and Neuroemergency in Daily Practice; 2006) BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
  • 26.  Antipiretik  Tidak terbukti mengurangi risiko terjadinya kejang demam  Namun tetap dapat diberikan  Parasetamol: 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4 – 6 jam.  Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.  Antikonvulsan  Dapat menurunkan risiko kejang berulang dengan:  Diazepam oral dosis 0.3 mg/kg 3 kali sehari  diazepam rektal dosis 0.5 mg/kg setiap 8 jam pada suhu > 38.5oC Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006. BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
  • 27. INDIKASI:  Kejang lama > 15 menit  Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis, paresis Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus. Kelainan neurologis tidak nyata misalnya keterlambatan perkembangan ringan bukan merupakan indikasi pengobatan rumat  Kejang fokal. Kejang fokal atau fokal menjadi umum menunjukan bahwa anak mempunyai fokus organik  Pengobatan rumat dipertimbangkan bila: o Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam. o Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan o Kejang demam > = 4 kali per tahun  Jenis antikonvulsan  asam valproat 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis  fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis  Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006. BAB 3 - Tinjauan Pustaka KDK
  • 28. 1. Alsagaff Hood, Mukty H.Abdul.Pneumonia. Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga University Press.th ; 2011. Hal ; 193-7 2. Kemenkes. 2021. Pneumonia pada anak bisa dicegah dan diobati.https://www.kemkes.go.id/article/view/20111500001/pneumonia- pada-anak-bisa-dicegah-dan-diobati.html 3. Riskesdas. 2018. Pravelensi bronkopneumonia pada anak. Retrieved March 14,2020,fromhttps://dinkesjatengprov.go.id/v2018/dokumen/riskesdas2018/mob ile/index.html#p=126 4. Garna H dan Heda M.2011. Pneumonia Dalam Pedoman Diagnosis Dan Terapi 3rd Ed : Bagian IKA FK UNPAD Bandung.th ; 2013.Hal; 403 – 8 5. WHO. 2011. Global Action Plan for Prevention and Control Pneumonia 6. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Indonesia 2006. Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI); 2006. 7. http://drdjebrut.files.wordpress.com/2010/01/grand-mal-seizure.jpg) 8. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati ED. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. IDAI. 2009. 9. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusomo. Pediatric Neurology and Neuroemergency in Daily Practice; 2006 10. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6, Penerbit EGC, Jakarta: 2005, hal: 804. 11. Ostapchuk M, Roberts DM, Haddy R. Community-Acquired Pneumonia in Infants and Children. Am Fam Physician 2014; 70:899-908 12. Rahajoe N, Basir D, Makmuri M S, Kartasasmita G.B. 2008. Buku IDAI Respirologi Anak. Jakarta. ECG. 13. Marcdante KJ, Kliegman RM. Nelson: Essentials of Pedriatrics 7th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2015. 14. WHO. Buku Saku: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2009. 15. Pedoman Pelayanan Medis. Jilid 1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: 2010. 16. Behrman RE, Vaughan VC. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Bagian II. Edisi 15. EGC, Jakarta: 2000. hal: 883-889. 17. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi 3. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakarta: 2000. hal 465. 18. Rambaud-Althaus C, Althaus F, Genton B, D’Acremont V. Clinical Features for Diagnosis of Pneumonia in Children Younger than 5 years: A Systematic Review and Meta-analysis. The Lancet. 2015; 15(4): 439-450 Daftar Pustaka

Editor's Notes

  1. Sumber: http://doctorology.net/wp-content/uploads/2009/03/patofisiologi-kejang-demam.jpg)