1. QADARIYAH DAN JABARIYAH
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ilmu Kalam Dan Tasyawuf
DOSEN PENGAMPU : Drs. H. Azhari, M.A
Disusun Oleh :
Nama: Mega Wati
Nirm : 1209.12.06589
Lokal : V/F
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Auliaurrasyidin Tembilahan
T.A 2014/2015
2. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia –Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “JABARIYAH DAN
QADARIYAH” ini dengn baik.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak,
saya telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan sesuai dengan harapan,
walaupun didalam pembuatannya saya menghadapi kesulitan, karena keterbasan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Drs.H. Azhari, M.A selaku dosen pembimbing Ilmu Kalam dan Tasyawuf. Dan juga kepada
teman –teman yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada saya. Saya menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan,oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat saya butuhkan agar dapat menyempurnakannya di masa yang
akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-
teman dan pihak yang berkepentingan.
Tembilahan, 16 Nopember 2014
Penyusun
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
A. Aliran Jabariyah .............................................................................................. 2
1. Asal-Usul Kemunculan Jabariyah ................................................................... 2
2. Doktrin-Doktrin Aliran Jabariyah .................................................................. 3
B. Aliran Qadariyah ............................................................................................. 5
1. Asal-Usul Kemunculan Qadariyah.................................................................. 5
2. Doktrin-Doktrin Jabariyah.............................................................................. 5
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 7
Kesimpulan................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 8
4. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sejak awal permasalahan teologis dikalangan umat Islam telah terjadi perbedaaan dalam
bentuk praktis maupun teoritis. Perbedaan tersebut tampak melalui perdebatan dalam masalah
kalam yang ahirnya menimbulkan berbagai aliran-aliran dalam Islam. Dalam perdebatan tentang
teologi ini, yang diperdebatkan bukanlah akidah-akidah pokok seperti iman kepada Allah,
kepada malaikat dan lain sebagainya, melainkan perdebatan masalah akidah cabang yang
membahas bagaimana sifat Allah, Al-Qur’an itu baru ataukah qodim, malaikat itu termasuk
golongan jin atau bukan, dan hal-hal yang berkaitan dengan itu.
Pebedaan tersebut ahirnya menimbulkan berbagai macam aliran diantaranya seperti
Khawarij, Syiah, Murji’ah, Mu’tazilah, Jabariyah dan Qodariyah, Asy’ariyah dan Maturidiyah.
Dalam bab ini kita akan membahas sedikit banyak tentang aliran Qodariyah dan Jabariyah yang
juga timbul akibat dari adanya permasalahan-permasalahan kalam.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana awal mula terbentuknya aliran Jabariyah dan Qodariyah?
2. Apa saja Doktrin-Doktrin dalam aliran Jabariyah dan Qodariyah?
5. PEMBAHASAN
A. JABARIYAH
1. Asal Usul Kemunculan Jabariyah
Kata jabariyah berasal dari bahasa arab jabara yang artinya memaksa. Didalam Al-
Munjid, dijelaskan bahwa jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti
memaksa dan mengharuskan melakukan sesuatu. Salah satu sifat Allah adalah Al-Jabbar
berarti Allah Maha Memaksa. Sedangkan secara istilah Jabariyah adalah menolak adanya
perbuatan dari manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata
lain manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur).1
Mengenai awal mula lahirnya paham jabariyah tidak ada penjelasan yang sarih. Abu
Zahrah menuturkan bahwa paham jabariyah muncul sejak zaman sahabat dan masa Bani
Umayyah. Ketika para ulama membicarakan tentang masalah Qadar dan kekuasaan
manusia yang berhadapan dengan kekuasaan mutlak Tuhan.2 Adapaun tokoh yang
mendirikan aliran ini menurut Abu Zahrah dan al-Qasimi adalah Jahm bin Safwan, yang
bersamaan dengan munculnya aliran Qadariayah.
Pendapat lain mengatakan bahwa paham ini telah muncul sejak sebelum agama
Islam datang ke masyarakat Arab. Kehidupan bangsa Arab yang diliputi oleh gurun pasir
sahara telah memberikan pengaruh besar dalam cara hidup mereka. Di tengah bumi yang
disinari terik matahari dengan air yang sangat sedikit dan udara yang panas ternyata tidak
memberikan kesempatan bagi tumbuhnya pepohonan dan suburnya tanaman, tapi yang
tumbuh hanya rumput yang kering dan beberapa pohon kuat untuk menghadapi panasnya
musim serta keringnya udara. Harun Nasution menjelaskan bahwa dalam situasi demikian
masyarakat arab tidak melihat jalan untuk mengubah keadaan disekeliling mereka sesuai
dengan kehidupan yang diinginkan. Mereka merasa lemah dalam menghadapi hidup.
1 Rosihan Anwar,Ilmu Kalam,cetakan ke-3,2006:63
2 Tim Ensiklopedi Islam,”Jabariyah” cetakan ke-4,1997:239
6. Artinya mereka banyak tergantung dengan alam, sehingga menyebabakan mereka memiliki
paham fatalisme (jabariyah).3
Terlepas dari perbedaan pendapat tentang awal mula lahirnya paham jabariyah,
berikut ayat-ayat yang menunjukkan tentang latar belakang lahirnya paham jabariyah:
Pada QS Ash-Shaffat: 96
Artinya :“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”.
Pada QS al-Anfal: 17
Artinya : “ Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi
Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar,
tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan
untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik.
Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
2. Doktrin-Doktrin Aliran Jabariyah
Asy-Syahratsani berpendapat bahwa aliran jabariyah dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian, yaitu ekstrim dan moderat.
1) Jabariyah ekstrim
Disebut sebagai jabariyah ekstrim adalah karena pendapatnya bahwa perbuatan
manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari manusia senditi, tetapi
perbuatan yang dipaksakan atas dirinya. Salah satu tokoh dari aliran Jabariyah ekstrim
adalah Jahm bin Sofyan. Ia adalah seorang da’i yang fasih dan lancar (orator), menjabat
sebagai sekretaris Harits bin Surais, seorang mawali yang menentang pemerintahan Bani
Umayah dari Khurasam.
Berikut beberapa pendapat Jahm yang berkaitan dengan persoalan teologi:
3 Harun Nasution,Teologi Islam:Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan,1986
7. Manusia tidak mampu berbuat apa-apa
Surga dan neraka tidak kekal
Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati
Kalam tuhan adalah makhluk
Selain Jahm bin Sofyan, Jad bin Dirham pun merupakan tokoh aliran Jabariyah
yang pada awalnya dipercaya mengajar di lingkungan Bani Umayah, tetapi setelah
tampak pemikirannya yang kontroversial, Bani Umayah menolaknya. Kemudian Jad lari
dari kuffah dan bertemu dengan Jahm, lalu mentransfer pikirannya kepada Jahm untuk
disebarluaskan.
Berikut beberapa pikiran Jad yang secara umum sama dengan Jahm:
Al-Qur’an adalah makhluk,
Allah tidak memiliki sifat yang serupa dengan makhluknya, dan
Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya.4
2) Jabariyah moderat
Sebagai jabariyah moderat adalah karena pendapatnya bahwa Tuhan
menciptakan perbuatan manusia, baik itu positif atau negatif, tetapi manusia
mempunyai bagian di dalamnya. An-Najjar adalah salah satu tokoh jabariyah yang para
pengikutnya disebut An-Najjariyah/Al-Husainiyah.
Berikut beberapa pendapat An-Najjar dalam aliran jabariyah moderat:
Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian/peran
dalam mewujudkan perbuatannya.
Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat,kecuali Tuhan memindahkan potensi hati (ma’rifat)
pada manusia.
Tokoh lain yang memprakarsai ajaran jabariyah moderat adalah Adh-Dhirar. Secara
umum Pendapat-pendapatnya hampir sama dengan pendapat An-Najjar.
4 Rosihan Anwar,Ilmu Kalam,cetakan ke-2 tahun 2006:68
8. B. QODARIYAH
1. Asal-Usul Kemunculan Qadariyah
Qodariyah berasal dari bahasa Arab qadaro yang artinya kemampuan/kekuatan.
Secara terminologi merupakan suatu aliran yang mempercayai bahwasannya segala
tindakan manusia tidak di intervensi oleh Tuhan, manusia adalah pencipta segala
perbuatannya, dapat berbuat/meninggalkan sesuatu atas kehendaknya.
Harun Nasution berpendapat bahwa qadariyah berasal dari pengertian bahwasannya
manusia mempunyai qudroh/kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, bukan berasal
dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan.
Mengenai kapan dan siapa saja tokoh-tokohnya masih menjadi perdebatan. Menurut
Ahmad Amin, terdapat ahli teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah pertama kali
dimunculkan oleh Ma’bad Al-jauhani dan Ghailan Ad-Dimasyqy. Namun Ibnu Nabatah dalam
kitabnya Syarh Al-Uyun berpendapat yang bahwa pertama kali memunculkan faham
qadariyah adalah orang Irak yang semula beragama Kristen kemudian masuk Islam dan
kembali lagi ke agama Kristen. Sebagaimana yang dikatakan Muhammad Ibn Syu’ib yang
memperoleh informasi dari Al-Auzai orang tersebut adalah Susan. Dari orang inilah Ma’bad
dan Ghailan mengambil faham qadariyah.
2. Doktrin-Doktrin Qadariyah
Harun Nasotion menjelaskan pendapat Ghalian tentang doktrin qadariyah bahwa
manusia berkuasa atas perbuatannya. Manusia melakukan baik ataupun buruk atas
kehendak dan dayanya sendiri. Apabila seseorang berbuat baik akan diberi ganjaran
kebaikan dengan surga, dan begitupun sebaliknya apabila seseorang berbuat buruk maka
akan diberi ganjaran siksa dengan neraka, itu berdasarkan pilihannya sendiri bukan atas
takdir Tuhan. Oleh kerana itu, manusia yang berbuat akan mendapatkan balasannya sesuai
dengan tindakannya.5
5 Rosihan Anwar ,Ilmu Kalam,cetakan ke-2 tahun 2006:71,Hadariyansyah,Pemikiran Teologi dalamSejarah
Pemikiran Islam,2008:32
9. Faham takdir dalam pandangan qadariyah bukalah berarti manusia bertindak
menurut nasib yang telah ditentukan sejak azali, melainkan takdir itu adalah ketentuan Allah
yang diciptakan-Nya bagi alam semesta beserta seluruh isinya sejak azali, yaitu hukum yang
dalam istilah AL-Qur’an disebut sebagai sunatullah.
Kaum qadariyah berpendapat bahwa tidak ada alasan yang tepat untuk
menyandarkan segala perbuatan manusia kepada perbuatan Tuhan. Ayat-ayat Al-Qur’an
yang mendukung faham ini adalah:
Dalam QS Al-Kahfi : 29
Artinya : “Katakanlah kebenaran dari Tuhanmu, barang siapa yang mau beriman maka
berimanlah dan barang siapa yang mau kafir maka kafirlah”. (QS. Al-Kahfi : 29).
QS Ali Imran : 165
Artinya : “dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), Padahal
kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada
peperangan Badar), kamu berkata: “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu
dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
(QS.Ali Imran :165)
QS Ar-Ra’d : 11
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan[Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak
merobah sebab-sebab kemunduran mereka.] yang ada pada diri mereka sendiri”. (QS.Ar-R’d
:11)
10. PENUTUP
Kesimpulan
Aliran Jabariyah merupakan aliran yang menolak adanya perbuatan dari manusia dan
menyandarkan semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain manusia mengerjakan
perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur). Terbagi menjadi dua yakni jabariyah ekstrim
dan moderat.disebut sebagai jabariyah ekstrim adalah karena pendapatnya bahwa
perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari manusia senditi, tetapi
perbuatan yang dipaksakan atas dirinya.sedangkan disebut sebagai jabariyah moderat
adalah karena pendapatnya bahwa Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik itu positif
atau negatif, tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya.
Aliran Qadariyah merupakan suatu aliran yang mempercayai bahwasannya segala
tindakan manusia tidak di intervensi oleh Tuhan, manusia adalah pencipta segala
perbuatannya, dapat berbuat/meninggalkan sesuatu atas kehendaknya. Doktrin-doktrin
aliran qadariyah diantaranya adalah bahwa manusia berkuasa atas perbuatannya. Manusia
melakukan baik ataupun buruk atas kehendak dan daya nya sendiri.
Kedua aliran diatas sagatlah bertolak belakang dalam setiap pendapat dan doktrin-
doktrinnya, dan masing-masing memiliki landasan-landasan dari Al-Qur’an yang sangat
mereka yakini kebenarannya.
11. DAFTAR PUSTAKA
Anwar,Rosihan.2006.Ilmu Kalam.Bandung:Pustaka Setia
Hadariyansyah.2008.Pemikiran-Pemikiran Teologi dalam Sejarah Pemikiran
Islam.Banjarmasin:Antasari Press
Nasution,Harun.1986.Teologi Islam:Aliran-Aliran Sejarah Analisa
Perbandingan.Jakarta:UI Press