1. KONSEP KETUHANAN DALAM
ISLAM
Konsep
Ketuhanan dalam Islam?
Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan?
Beberapa Aliran dalam Teologis Islam?
Aliran-Aliran Ilmu Kalam dalam Islam?
Pendapat Aliran Ilmu Kalam Tentang Takdir?
Feb 8, 2014Universitas Kanjuruhan Malang
2.
Filsafat Ketuhanan Dalam Islam
• Merupakan filsafat yang tertinggi karena menggali persoalan
yang pertama, utama, dan menjadi sebab dari segala yang ada.
Siapakah Tuhan Itu ?
• Tuhan dalam bahasa Arab disebut dengan ILAAHUN –
ILAAHAINI – AALIHATUN
• Dalam Al-Qur’an kata tersebut dipakai untuk menyatakan
berbagai obyek yang diagungkan, dibesarkan atau
dipentingkan oleh manusia. (QS. Al-jatsiat Ayat 23, dll.)
• Dengan demikian Tuhan (ilah) adalah segala sesuatu yang
dipentingkan, dianggap mutlak oleh manusia sedemikian rupa
sehingga mereka merelakan dirinya untuk dikuasai oleh
sesuatu tersebut.
3. SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN
Pemikiran Barat
• Teori Evolusionisme : Menyatakan bahwa penentuan tuhan itu
terjadi melalui proses kepercayaan yang amat sederhana,
kemudian meningkat menjadi sempurna (dikemukakan oleh Max
Muller, EB Taylor, Robertson Smith.)
Teori evolusionisme pemikiran tentang tuhan
• Proses evolusi tersebut melewati beberapa proses/tahap :
Animisme – Dinamisme – Politeisme – Henoteisme –
Monoteisme.
4. • Teori ini ditentang boleh Andrew lang yang menyatakan
bahwa dalam masyarakat primitifpun sudah dikenal
monoteisme. Ia menyatakan bahwa ide atau penentuan
tentang tuhan itu tidak datang secara evolusi, tetapi datang
dengan relevansi.
Pemikiran Umat Islam
Pemikiran tentang tuhan itu tertuang dalam bidang ilmu tauhid,
ilmu kalam, atau ilmu ushuluddin
Pada dasarnya semua sepakat bahwa tuhan itu esa atau hanya
satu yaitu ALLAH SWT.
Perbedaannya hanya terjadi dalam memandang masalah tertentu
yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan tuhan: seperti
masalah mukmin dan kafir, masalah baik dan buruk, masalah
keterpakasaan atau kekuasaan manusia, masalah status al qur’an,
dll.
5. Beberapa aliran dalam teologis Islam antara lain:
• Mu’tazilah: Di antara pendapatnya, muslim yang berdosa
besar itu tidak kafir dan tidak mukmin, Al-Qur’an adalah
makhluk, mengutamakan akal dalam memahami Islam.
• Qadariyah: Di antara pendapatnya: Manusia itu punya
kebebasan/ kekuasaan dalam berkehendak, apakah ia jadi kafir
atau mukmin, semua tergantung ia sendiri, sehingga ia harus
mempertanggungjawabkannya.
• Jabbariyah: Manusia itu tidak punya kemerdekaan dan
kekuasaan apa-apa, semua tingkah lakunya adalah sudah
ditentukan atau dipaksakan oleh Allah.
• Asy’ariyah dan Maturidiyah: Memadukan pendapat Qadariyah
dan Jabbariyah
6.
Tuhan menurut agama-agama wahyu
• Pada dasarnya semua agama wahyu mengajarkan bahwa tuhan
yang benar itu hanyalah satu (esa), namun dalam
perkembangannya ada yang melakukan penyimpanganpenyimpangan sehingga menganggap adanya tuhan lain selain
Allah
• Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an antara lain: QS. Shaad: 4,
35, 65, QS. Hud: 84, QS. Thoha: 98, QS. Al-Ankabut: 46, dll.
• Agama Yahudi juga mengakui tuhan itu esa, tapi karena tidak
beriman pada Nabi Muhammad, sehingga tergolong kafirin
• Agama Nasrani di samping tidak beriman pada Nabi
Muhammad juga menganggap bahwa tuhan itu sebagai trinitas
yaitu Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Jadi termasuk kafir
nan musyrik.
7. PEMBUKTIAN WUJUD TUHAN
Melalui pembuktian ilmiah:
Yaitu dengan menggunakan analogi-analogi ilmiah, karena
ilmiah itu tidak hanya harus bisa diamati dengan indera, atau
pengamatan mata, karena kenyataannya banyak hakikat
keberadaan itu yang tidak bisa diamati, seperti: gaya, energi,
setrum, dll.
Juga dengan pendekatan fisika seperti Hukum Termodinamika II
yaitu hukum tentang keterbatasan energi. Alam itu mula-mula
panas kemudian mendingin, jadi alam itu tidak mungkin bersifat
azali, sebab kalau begitu berarti ia telah kehilangan energinya,
padahal energi alam masih sangat tinggi.
8. ALIRAN ILMU KALAM
BERDASARKAN
CORAK PEMIKIRANNYA
DIANTARA
KEDUANYA
TRADISIONAL
LIBERAL
DALAM BERARGUMEN
LEBIH MENGEDEPAN
KAN
NASH DARIPADA AKAL
DALAM BERARGUMEN
LEBIH MENGEDEPAN
KAN
AKAL DARIPADA NASH
MEMAHMI NASH
SECARA TEKSTUAL
KELOMPOK INI:
JABARIYAH
DALAM BERARGUMEN
MEMBEDAKAN MANA
YANG LEBIH MENGEDEPANKAN NASH
ATAU AKAL DILIHAT
DARI OBJEKNYA
MEMAHAMI NASH
SECARA KONTEKSTUAL
MEMAHAMI NASH
DIBEDAKAN ANTARA
AYAT YANG MUHKAMAT
DAN MUTASYABIHAT
KELOMPOK INI :
MU’TAJILAH
QADIRIYAH
KELOMPOK INI:
ASY’ARIYAH
MATURIDIYAH
11. أفرأيتإ منإ اتخذإ إلههو هوهاهو وأضلهإ اللإ عل ىإ علمإ وختمإ
َ إ َ إ َ إ َإ َ َتْ إ َ إ َ ا ِ َّ إ َ إ َ ِ هاَ هاَ ُ هاَ هاَ ُ إ َإ َ إ ََّ َلَع ُ َّ إ َإ َ ا ِ َتْ و ٍ إ َ إ َ إ َ إ
ُ َلَع
عل ىإ سمعه وقلبهإ إ َجعلإ عل ىإ بصرهإ غشواوةإ فمنإ يهديهإ
ِ إ َإ َ إ َ َتْ ا ِ ا ِ إ َ إ َ َتْ ا ِ ا ِ و إ َ إ َ إ َ إ َإ َ إ َ إ َ ا ِ ا ِ ا ِ إ َ إ َ ف ً إ َ إ َ َتْ إ َ َتْ ا ِ ا
(٢٣) منإ بعدإ ا َّإ أفالإ تذكرونإ
َ ا ِ َتْ إ َ َتْ ا ِ ا ِ إ َ إ َ إ َ إ َ َّ َلَع ُ إ
لل
Al-Jatsiyat
•
23. Maka pernahkah kamu melihat orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan
Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya(1) dan
Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya
dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah
Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu
tidak mengambil pelajaran?
12. وقوالإ فرعونإ يواإ أيهواإ المألإ مواإ علمتإ لكمإ منو إلهو غير يو فأوقدإ ل يإ يواإ هواموانإ
ُ إ َ إ َ إ َ ا ِ َتْ إ َ َتْ َلَع ُ إ َ إ َ هُّ إ َ َتْ إ َ إ َ إ َا ِ َتْ َلَع ُ إ َ َلَع ُ َتْ ِ ِرْ ِ هاَ غ ٍ هاَ ِرْ ِ إ َإ َ َتْ ا ِ َتْ ا ِ إ َ إ َ إ َ َلَع
عل ىإ الِطِنينإ فواجعلإ ل يإ صرحواإ لعل يإ أطلعإ إل ىإ إلهإ موس ىإ وإِن يإ لظنهإ منإ
َ َلَع ُ هُّ َلَع ُ ا ِ إ
ّإ َ َتْ ف ً إ َ إ َل يّ إ َ َّا ِ َلَع ُ ا ِإ َ ا ِإ َ ا ِ َلَع ُ إ َ إ َا ِ ل ي
ِ ل يّ ا ِ إ َ َتْ إ َ َتْ ا
َ إ َإ
(٣٨) الكواذبِنينإ
َ َتْ إ َ ا ِ ا ِ إ
38. Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak
mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah Hai
Haman untukku tanah liat(2) kemudian buatkanlah untukku
bangunan yang Tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan
Musa, dan Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia
Termasuk orang-orang pendusta".
(2)Maksudnya: membuat batu bata.
13. أفال يتدبراون القرنآن اولو ك ان من عند ُدَهير الل لوجداوا فهيه اختالف ا
ًُدَ ُدَ ُدَ ُدَ ُدَ هَّ اوُ ُدَ تْ اوُ تْ ُدَ ُدَُدَ تْ ُدَ ُدَ الِ تْ الِ تْ الِ غتْ الِ هَّ ُدَ ُدَ ُدَ اوُ الِ الِ تْ الِ ا
ِال
(٨٢) كثهيرا
ًُدَ الِ ا
82. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau
kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
قل لئن اجتمعت النس اوالجن عل ى أن يأتوا بمثل هذا القرنآن ل
ِاوُ تْ ُدَ الِ الِ تْ ُدَ ُدَ ُدَ الِ تْ اوُ ُدَ تْ الِ ُّ ُدَُدَ ُدَ تْ ُدَ تْ اوُ الِ الِ تْ الِ ُدَ ُدَ تْ اوُ تْ ال
(٨٨) يأتون بمثله اولو ك ان بعتْضهم لبعض ظههيرا
ًُدَ تْ اوُ ُدَ الِ الِ تْالِ الِ ُدَُدَ تْ ُدَ ُدَ ُدَ اوُ اوُ تْ الِ ُدَ تْ ظ ٍ ُدَ الِ ا
88. Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul
untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak
akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
14. ُُدَالِ تْ ُدَ ُدَ ُدَ ُدَ ُّ ُدَ الِ تْ ُدَ الِ ُدَ ُدَ الِ تْ اوُ اوُ الِ الِ تْ اوُ َّيّ هَّ ُدَ اوُ تْ ُدَُدَ تْه ُدَ اوُ تْ ُدَُدَ ُدَ تْفس الِ تْ ُدَُدَ تْ او
اوإذ أخذ ِربك من بن ي نآدم من ظهوِرهم ذِريتهم اوأش ُدَدهم عل ى أن اوُ الِهم ألست
(١٧٢) بربكم ق الوا بل ى شهدن ا أن تقولوا يوم ال الِهي امة إن ا كن ا عن هذا غ افلهين
َالِ ُدَ َّيّ اوُ تْ ُدَ اوُ ُدَُدَ ُدَ الِ تْ ُدَ ُدَ تْ ُدَ اوُ اوُ ُدَ تْ ُدَ تْقُدَ ُدَ الِ الِ هَّ اوُ هَّ ُدَ تْ ُدَ ُدَ ُدَ الِالِ ُد
172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)",
ُُدَُدَ الِ تْ ُدَ ُدَ تْ ُدَ اوُ تْ ُدَ تْ ُدَُدَ ُدَ هَّ ُدَ ُدَ الِ ُدَ تْ ُدَ ُدَ ُدَ هَّ ُدَ هَّ تْ ُدَ ُدَ تْق ُدَ ُدَ لُدَ اوُ اوُ هَّ او
َّاولئن سألتهم من خلق السم ااوات اوالِرض اوسخر الشمس اوال ُدَمر ُدَهيقولن ا ه
لل
(٦١) فأن ى يؤفكون
َُدَُدَ هَّ اوُ تْ ُدَ اوُ ُد
61. Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang
menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" tentu
mereka akan menjawab: "Allah", Maka betapakah mereka (dapat)
dipalingkan (dari jalan yang benar).
15. َُدَ ُدَ ُدَ تْ الِ ُدَ ُدَ ُدَ تْ ُدَ اوُ ُدَ ُدَ الِ ُدَ اً ُدَ الِ ُدَ ُدَ اوُ ُّ ُدَ هَّ هَّ ُدَ الِ اوُ تْ ُدَ هَّ هَّ الِ ُدَ تْ ُدَ ُد
اوتر ى الجب ال تحس به ا ج امدة اوه ي تمر مر الس ح اب ص نع الل الذ ي أتقن
ِال
(٨٨) كل ش يء إنه خبهير بم ا تفعلون
َاوُ هَّ ُدَ تْ ظ ٍ الِ هَّ اوُ ُدَ الِ ٌ الِ ُدَ ُدَ تْ ُدَاوُ ُد
88. Dan kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap
di tempatnya, Padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.
(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiaptiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
ُِدَ الِ ُدَ الِ ُدَ تْ اوُ الِ الِ تْ ُدَهَّ ُدَ ُدَ ُدَهَّ ُدَ ُدَه تْ ُدَ هَّ اوُ تْ ُدَ ُّ ُدَ ُدَُدَ تْ ُدَ تْ ال
س نريهم نآي اتن ا ف ي الف اق اوف ي أنفس هم حت ى يتبهين ل اوُم أنه الحق أاولم يكف
ُِدَ اوُ الِ الِ تْ ُدَ الِ ُدَ ال
(٥٣) بربك أنه عل ى كل ش يء شههيد
ٌ ِالِ ُدَ َّيّ ُدَ ُدَ هَّ اوُ ُدَُدَ اوُ َّيّ ُدَ تْ ظ ٍ ُدَ ال
53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka
sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah
benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi
saksi atas segala sesuatu?
16. ُكتْ ُدَ ُدَ ُدَ ُدَ الِ ُدَ او
قند خلتن منن قبلكمن سننن فسنهيراوا فن ي الِرضن ف انظراوا ُدَهيفن ك انن ع اقبة
ُتْ الِ ُدَ تْ او
ُِدَ ُدَُدَ تْ الِ تْ ُدَ تْالِ اوُ تْ اوُ ُدَ ٌ ُدَ الِ اوُ ال
ْت
(١٣٧) المكذبهين
َتْ اوُ ُدَ َّيّ الِ ُد
137. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah
Allah(3) karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul).
(3)Yang dimaksud dengan sunnah Allah di sini ialah hukumanhukuman Allah yang berupa malapetaka, bencana yang
ditimpakan kepada orang-orang yang mendustakan rasul.
17. ِتْ الِ ُدَ هَّ ُدَ ُدَ ه ُدَ اوُ ُدَ ُدَ ُدَاوُ اوُ ُدَم ُدَل تْك تْ ال
اولو شئن ا لرفعن اه به ا اولكن اوُ أخلد إل ى الِرض اواتبع ُدَواه فمثله ك ُدَث الِ ال ُدَلب
َُدَُدَ تْ الِ تْ ُدَ ُدَ ُدَ ُدَ تْ ُدَ اوُ الِ ُدَ ُدَُدَ الِ هَّه ُدَ تُْدَ ُدَ الُِد
إنن تحملن عُدَهيهن يلهثن أاو تتركهن يلهثن ذلكن مثلن ال ُدَومن الذينن كذبوا بيآي اتن ا
َالِ تْ ُدَ تْ الِ تْ ُدَلتْ الِ ُدَ تْ ُدَ تْ ُدَ تْ ُدَ تْ اوُ تْ اوُ ُدَ تْ ُدَ تْ ُدَالِ ُدَ ُدَ ُدَ اوُ تْق تْ الِ هَّ الِ ُدَ ُدَ هَّ اوُ الِ ُدَ الِ ُد
(١٧٦) ف اقصص القصص لعلهم يتفكراون
َُدَ تْ اوُ الِ تْ ُدَ ُدَ ُدَ ُدَ ُدَهَّ اوُ تْ ُدَ ُدَ ُدَ هَّ اوُ ُد
176. Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami
tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia
cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang
rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu
menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu
membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian
Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar
mereka berfikir.
18.
Yang dipentingkan oleh manusia dapat juga diartikan
dengan:
• Yang dipuja / disembah
• Yang dicintai / diagungkan
• Yang diharap kebaikannya
• Yang diharap pertolongannya
• Yang ditakuti bahayanya, dll.
19. Animisme:
Mengakui bahwa roh adalah sesuatu yang
selalu hidup (punya rasa senang, sedih, punya
kebutuhan)
Dinamisme: percaya bahwa benda-benda itu punya
kekuatan
Politeisme: Kepercayaan pada banyak dewa, dewa:
roh-roh yang unggul
Henoteisme: Satu tuhan untuk satu bangsa
Monoteisme: Satu tuhan untuk seluruh bangsa
20.
(1) Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat,
karena Allah telah mengetahui bahwa Dia tidak
menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan
kepadanya.
21.
Melalui dalil keberadaan dan keteraturan alam
Baik alam yang makrokosmos maupun mikrokosmos, termasuk
di sini meliputi pendekatan astronomi (adanya ribuan sistem
orbit benda-benda angkasa yang sangat menakjubkan). Menurut
Ibnu Rusyd disebut sebagai dalil nidham/inayah wal ikhtira’
(keteraturan, pemeliharaan dan penciptaan)
• Dengan dalil-dalil naqli (Q.S. 4:82, 17:88)
• Dengan dalil fitrah (Q.S. 7:172, 29:61)
• Dalil akal / rasional (Q.S. 27:88, 41:53)
• Dalil sejarah. (Q.S. 3:137, 7:176), dll.