Dokumen tersebut membahas tentang potensi dan pengelolaan sumber daya air tanah di beberapa lokasi di Bangka Belitung. Terdapat informasi mengenai litologi, kedalaman, debit, dan parameter kualitas air tanah dari sumur-sumur bor di hotel-hotel, perkebunan kelapa sawit, dan pabrik. Dokumen juga memberikan rekomendasi untuk menjaga keberlanjutan pengambilan air tanah di daerah-daerah tersebut.
2. PRODUKTIVITAS AKUIFER
TINGGI SEDANG RENDAH LANGKA
TINGGI SEDANG RENDAH
BAGAN ALIR PENGELOLAAN AIR TANAH (AT)
HIDROGEOLOGI
POTENSI AIR TANAH
POTENSI AIR TANAH
RENDAH
SEDANG
TINGGI
AMAN
AMAN
RUSAK
RAWAN KRITIS
PENGENDALIAN PENGAMBILAN
DAN PEMANFAATAN AT
1. Perencanaan Induk
Pengelolaan
2. Perencanaan Tata Ruang
3. Prioritas Prenyediaan Air
tanah
4. Pengawasan
5. Pengendalian
PENDAYAGUNAAN AIR TANAH
3. Hotel-Hotel di Daerah Pangkalan Baru
( Santika, Novotel dan Aston)
Pabrik Air Mineral Dalam Kemasan
(PT. Kokindo Tropical Spring dan CV. Sumbert Alam,
PT. Nuansa Fajar Inopac)
Kawasan PT. Kobatin di Koba
Perkebunan Sawit di Kecamatan Sungai Selan
Daerah Sulit Air Desa Kurau, Kecamatan
Namang
Sumur Bor Produksi di Diklat Bangka Tengah,
Koba
4.
5. Lokasi Lapisan Kedalaman (m)
Tahanan
Jenis Ωm
Litologi Akuifer
HOTEL
SANTIK
A
1 0.00 2.86 1436.28 Tanah penutup
2 2.86 12.39 916.73 Batupasir agak padu
3 12.39 18.24 413.29 Batupasir lempungan Akuifer
4 18.24 33.29 1124.29 Batupasir agak padu
5 33.29 57.19 270.48 Batupasir lempungan Akuifer
6 57.19 ~ 1528.76 Batupasir padu
6.
7.
8. Keterusan (T): yaitu kemampuan suatu akuifer untuk meneruskan
air dan dinyatakan dalam banyaknya air dalam satuan waktu
(m3/jam) yang mengalir melalui suatu penampang tegak lapisan
akuifer selebar satu meter dengan landaian hidrolika sebesar
seratus persen, satuannya adalah m2/jam.
Besarnya harga kelulusan (k) diperoleh dari hasil bagi antara harga
T dengan tebal akuifer yang disadap melalui pipa saringan.
Serahan jenis (Qs) menggambar tingkatan serahan akuifer
dinyatakan dalam banyaknya air (m3/jam), apabila kedudukan muka
air tanah diturunkan dalam satuan panjang (m) maka satuannya
m3/jam.
9.
10.
11. Sumur
Bor
Metoda
Aanalisis
Debit
(m3/jam)
T (m²/jam) k(m/jam) s (m) Q/s
(m/jam//m
SBS-1 Jacob 4.86 3.10 0.13 3.13 1.55
Theis 4.86 3.10 0.13 3.13 1.55
Instansi Penganalisa Parameter Unit Maksimum
diperbolehkan
Hasil
Contoh
Air
Pusat Sumber Daya Air Tanah dan
Geologi Lingkungan, Bandung (2012)
pH Unit pH 6.5 – 8.5 5.5
Laboraturium Kesehatan Daerah,Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangka
pH Unit pH 6.5 – 8.5 6.1
12. Penurunan MAS dan MAD = 3.13m
Serahan jenis = 1.55 m3/jam/m
Kedalaman sumur bor produksi disarankan 70m (kedalaman sumur
yang ada (46,49,60m)
Akuifer dangkal tidak boleh diambil, untuk konsumsi masyarakat
yang menggunakan sumur gali dan sumur pantek
Penambahan kapasitas sumur bor produksi 40% x tebal akuifer
(panjang saringan)= 40% x 15 m = 6.00 m, sehingga posisi MAD =
10.47m
Debit dapat ditingkatkan dan kondisi air tanah tetap aman sebesar
2.58 l/dt = 9.30 m³/jam (2x)
Jarak setiap sumur disarankan 150m (Jarak sumur yang ada terlalu
dekat 67 dan 107m)
14. Sumur Bor Metoda
Aanalisis
Debit
(m3/jam)
T (m²/jam) k(m/jam) s (m) Q/s (m/jam/m
SBS-1 Jacob 9.00 0.35 0.02 15.90 0.56
Theis 9.00 0.33 0.02 15.90 0.56
Rata-rata 9.00 0.34 0.02
Parameter Unit Maksimum
diperbolehkan
Contoh Air Hotel
Novotel
Warna TCU 15 27
Besi (Fe) Mg/l 0.3 0.33
15.
16. Penurunan MAS dan MAD = 15.91m
Serahan jenis = 0.56 m3/jam/m
Pengambilan air tanah disarankan tetap dengan debit
aman sebesar = 9.00 m³/jam
Air tanah dangkal tidak boleh diambil,untuk konsumsi
masyarakat yang menggunakan sumur gali dan sumur pantek
Kedalaman sumur bor produksi belum mencapai akuifer
secara maksimal (70m)
Pembuatan sumur produksi disarankan kedalaman
maksimum 110m , (akuifer dalam posisi 83 -101M).
Jarak setiap sumur disarankan 150m,posisi tidak satu arah
dengan aliran air tanah
17.
18. ASTON A
2 2.36 7.14 1856.59 Batupasir padu
3 7.14 16.58 425.72 Batulempung pasiran Akuifer
4 16.58 51.24 156.78 Batulempung
5 51.24 76.29 691.24 Batupasir agak padu
6 76.29 ~ 2596.72 Granit
ASTON B
1 0.00 3.06 4170.49 Tanah penutup
2 3.06 10.28 6.36 Lempung
3 10.28 24.56 325.19 Batulempung pasiran Akuifer
4 24.56 48.27 1250.36 Batupasir padu
5 48.27 64.38 625.39 Batupasir agak padu
6 64.38 ~ 4162.78 Granit
ASTON C
1 0.00 1.76 2931.19 Tanah penutup
2 1.76 6.62 300.72 Batulempung pasiran Akuifer
3 6.62 14.82 900.28 Batupasir agak padu
4 14.82 24.31 75.54 Batulempung
5 24.31 38.51 826.49 Batupasir agak padu
6 38.51 97.54 1527.26 Batupasir padu
7 97.54 ~ 624.81 Batupasir lempungan
19.
20.
21.
22. No Sumur
Bor
Produks
i (SBK)
Kedalaman
(m)
Tahun
pembuatan
Lokasi Kedalaman
Pompa (m)
Debit
(lt/mnt)
pH awal
1. 5 61 1982 Water treatment 45 1.91 6.49
2. 9 94 1988 Lapangan voli 60 - 6.42
3. 10 52.50 1987 Depan Telkom 45 2.50 5.93
4. 11 53.20 1989 Lapangan Golf 45 1.66 5.83
5. 12 98 1990 Lapangan Porkop - - --
6. 13 53.50 1990 Lapangan Porkop 46.50 1.66 6.43
7. 14 82 1990 Jl. By Pass - - -
25. Sumur Bor Metoda
Analisis
Debit
m3/jam
T m²/jam K
m/jam
s (m) Q/s
m/jam//m
MAT
MAS
+MAD
SB K-10 Jacob 9.00 1.04 0.06 22.78 0.39 12.81
Theis 9.00 1.04 0.06 22.78 0.39 35.59
Parameter Unit Maksimum
diperbolehkan
Contoh Air PT.
Kobatin
Kekeruhan FTU 5.0 7.5
Besi (Fe) mg/l 0.30 0.96
26. Penurunan MAT dari uji pemompaan MAS = 12.81m dan MAD =
35.59m (dasar sumur 52.50m)
Penurunan MAT termasuk katagori kritis
Kapasitas sumur bor produksi, seyogyanya diturunkan 5 m³/jam
(SBK-10)
Pemompaan tidak dilakukan secara terus menerus selama 24
jam. Pemompaan yang baik setiap pemompaan 4
jam,diistirahatkan 2 jam, pompa submersible awet dan air
tanah diberikan kesempatan untuk mengisi kembali.
Perlu dibuat sumur pantau
Harus dibuat sumur imbuhan untuk mengisi air tanah
Permohonan ijin baru atau perpanjangan sumur bor produksi,
perlu ada kajian hidrogeologi.
Setiap sumur bor produksi disediakan pisometri (pralon uk. 1 in
yang dimasukkan ke dalam lubang bor untuk sewaktu-waktu
dilakukan pengecekan posisi air tanah )
27.
28. No Sumur Bor
Produksi
Jenis Pompa Debit Sumur (lt/dt) Kedalaman(m)
1. SBH-1 Pompa jet 0.176 35
2. SBH-2 Submersible 1.070 90
3. SBH-3 Pompa Jet 0.127 35
4. SBH-4 Submersible 0.480 90
Jumlah 1.853
29.
30. Kebutuhan produksi PT. Kokindo Tropical Spring 4000 gallon/hari atau 76 m³/hari.
Debit sumur 6.67 m³/jam atau 120 m³/hari sehingga kapasitas produksi masih dapat
terpenuhi.
Batuan granit adalah batuan beku yang keluar dari perut bumi berasal dari magma
melalui rekahan-rekahan. Bentuk yang khas bukit menonjol, berbeda dengan daerah
sekitarnya,menandakan batuan yang tahan (resitensi) terhadap pelapukan ( keras
padu dan kompak)
Struktur pada batuan beku adalah rekahan (kekar). Kekar dapat berbentuk kolom-
kolom memanjang, prisma dengan permukaannya segi enam, disebabkan oleh proses
pendinginan dari magma yang menuju ke permukaan bumi. Rekahan ini terbentuk
disamping oleh proses pendinginan juga disebabkan oleh gerakan-gerakan di dalam
bumi yang terjadi setelah batuan beku tersebut membeku. Retakan yang sejajar
dengan permukaan bumi menghasilan struktur perlapisan
Akuifer melalui rekahan-rekahan, bukan melalui ruang antar butir. SBH-1 dan SBH-2
berjarak sekitar 10 m, namun menghasilkan debit yang berbeda. SBH-1 dengan
menggunakan pompa jet mendapatkan debit 0.176 lt/dt, sedangkan SBH-2
menghasilkan debit 1.070 lt/dt.
Pengambilan air tanah didaerah ini diwajibkan membuat sumur imbuhan pada bekas
sumur bor produksi yang sudah tidak terpakai dengan memasukkan kembali air hujan
dan 1 (satu) sumur sebagai sumur pantau.
31.
32. Dampak ekologi perkebunan kelapa sawit : meningkatkan level CO2 (karbon
diokasida) di atmoster, hilangnya sumber air, berkurangnya kawasan resapan
air, hilang/berkurangnya keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan hujan
tropis, serta plasma nutfah, memicu kekeringan, peningkatan dan suhu,
mengakibatkan banjir ,kehancuran habitat flora dan fauna yang mengakibatkan
konflik antar satwa, maupun konflik satwa dengan manusia.
Curah hujan tanaman kelapa sawit yang baik 1.500 hingga 4.000 mm per
tahun, curah hujan optimal 2.000 – 3.000 mm per tahun,hari hujan tidak lebih
dari 180 hari per tahun. (Daerah survey rata-rata jumlah curah hujan setahun
2000-3500 mm Rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 3.307,6 mm dengan
hari hujan sebanyak 231 hari).
Akar kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar
tunggang, terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan
horizontal ke samping. Serabut primer ini akan bercabang mencapai 8 meter ke
arah vertikal dan 16 meter kearah horizontal.
Diasumsikan setiap Ha ditanami 140 batang pohon sawit, maka dengan Luas
Perkebunan sawit keseluruhannya 9.038.14 Ha, terdapat 1.265.339 pohon. Bila
setiap pohonnya perharinya membutuhkan 20 liter air maka jumlah air yang
diperlukan sebesar 25.306 m³/hari.
Kondisi iklim tropis waktu musim hujan tumbuhan dapat akan mendapat
tambahan air langsung dari air hujan (231 hari).
36. Masyarakat yang berada di bagian utara Sungai Kurau, Desa Kurau, Kecamatan
Namang, mengalami kesulitan air bersih
Air tanah dari sumur gali kedalaman (2 – 4) m dan sumur bor pasak/pantek
payau. Sumur gali kedalamannya berkisar antara (2 – 4) m. Sumur gali tidak bisa di
perdalam terkendala oleh akar pohon bakau.
Hasil analisa contoh air tanah sumur gali, sifat fisika dan kimia melebihi ambang
batas maksimum yang diperbolehkan : warna 104TCU, natrium
220.1mg/l,ammonium (NH4) 7.6mg/l,Klorida (CLˉ) 347.9 mg/l dan zat padat
terlarut 1118 mg/l,
Parameter Unit Maksimum
diperbolehkan
Contoh Air Sumur
Gali Kurau
Warna TCU 15.0 104.0
Natrium (Na+) mg/l 200 220.1
Klorida (Clˉ) mg/l 250 347.9
Zat padat terlarut Mg/l 1000 1118
39. MENGATASI DAERAH SULIT AIR DI KURAU
Lapisan akuifer dangkal berupa lempung pasiran, kedalaman (1.52 – 3.95) m, nilai
tahanan 0.52 ohm m (payau
Air tanah dalam pada lapisan batupasir lempungan, kedalaman (45 – 62) m.
Untuk mendapatkan air bersih, dibuat sumur bor dalam, kedalaman maksimum 65m. Air
tanah dangkal yang mempunyai kualitas payau ditutup dengan grouting semen pada
lubang anullusnya
Konstruksi sumur bor produksi :
Lubang pengeboran 8 inchi hingga kedalaman 65m
Pipa casing/pipa lindung PVC 4 inchi
Grouting semen pada lubang annulus yaitu lubang antara lubang bor dan casing ( 0 –
20)m
Saringan/screen pada kedalaman 45 – 60m
Dipasang gravel pack/kerikil pembalut pada lubang annulus dari kedalaman ( 20 – 60)m
Pompa tergantung dari kedudukan muka air tanah dinamis, jika kurang dari 15m bisa
digunakan jet pump, jika lebih dari 15m bisa menggunakan pompa submersible ukuran
kecil
40. PT. Nuansa Fajar Inopac memanfaatkan air tanah melalui sumur bor produksi untuk memenuhi
kebutuhan air mineral dalam kemasan dengan rasa dan aroma.
Sumur bor produksi dengan kedalaman 50 m, konstruksi diameter casing PVC 4 inci,ri PVC,
pompa submersible kapasitas 3 PK. Debit air 1.9 l/dt atau 6.84 m³/jam
Uji pemompaan tidak dapat dilakukan, pipa hydrometer tidak masuk dalam lubang sumur
Analisa air : kandungan warna dan pH yang melebihi ambang batas masing-masing 57
TCU,dan 4.6 unit pH, Perbaikan kualitas air dari unsur warna dan pH dapat dilakukan dengan
penambahan arang aktif dan kapur tohor Zat padat terlarut sebesar 18 mg/l adalah sangat baik
bahan baku untuk air mineral dalam kemasan.
Dampak pengambilan air tanah pada daerah ini belum terindikasi
Sumur terletak dalam bangunan sehingga menyulitkan jika terjadi kerusakan pompa
submersible dan harus membongkar atap bangunan.
Perlu dilengkapi pipa PVC hydrometer untuk pengecekan kondisi air tanah
41. Kedalaman sumur bor produksi Balai Diklat =29m
Konstruksi sumur bor produksi 4 (empat) inchi dan pompa jet pump
Uji pompa pada menit ke 6 (enam) air habis (17.50)m, pipa isap
kurang dalam
Kedalaman akuifer dalam ( 44 – 92) m bmt (mengacu data Geolistrik
di Kobatin)
Kedalaman sumur bor produksi paling tidak mencapai bagian akuifer
dalam
42. Penurunan Muka
Air Tanah *) < 40% 40% - 60% >60% - 80% > 80% Terjadi
Amblesan
Tanah
Kualitas
Air Tanah
ZPT < 1000 mg/l
DHL < 1000 μS/cm
Aman
ZPT 1000-10.000 mg/l
DHL 1000-1500 μS/cm
Rawan Kritis
ZPT10.000-100.000 mg/l
DHL 1500-5000 μS/cm
Kritis
ZPT > 100.000 mg/l
DHL > 5000 μS/cm
Tercemar logam berat
dan atau limbah B3
Rusak
43. No Sumur Gali Preatik (m) bmt Preatik (m) dpl
SG-01 Ds. Beluluk, Kec. Pangkalan Baru 2.24 32.61
SG-02 Ds. Simpang Perlang Kec. Koba 2.40 3.93
SG-03 Ds. Guntung, Kec. Koba 4 11
SG-04 Ds. Lubuk Besar, Kec. Lubuk Besar 4.35 11.88
SG-05 Pelelangan Ikan Kurau, Kec. Namang 1.39 -0.39
SG-13 Ds.Nibung, Kec. Koba 2.25 13.75
SG-15 Ds.Perlang, Kec. Lubuk Besar 5 31
SG-17 Ds.Perlang, Kec. Lubuk Besar 2 32
SG-21 Ds. Batugeliga, Kec. Lubuk Besar 1 18
SG-24 Ds. Karantai, Kec. Sungai Selan 3.5 32.5
SG-25 Ds. Karakas, Kec. Sungai Selan 1.5 16.5
SG-30 Ds. Keretas, Kec. Sungai Selan 1 42
SG-31 Ds. Romadhon, Kec. Sungai Selan 2.5 41.5
44.
45.
46. No Lokasi Daya Hantar Listrik
(umhos)
Zat Padat
Terlarut (ZPT)
mg/l
1. SG-01 Desa Beluluk, Kec. Pangkalan Baru 91 66
2. SG-04, Desa Lubuk Besar, Kec. Lubuk Besar 91 64
3. SG-2, Ibu Ratih, Desa Padang Mulia, Kec. Koba 181 126
4. SG-05, Desa Kurau, Kec. Namang 1669 1118
6. SG-13 Desa Nibung, Kec.oba 120 92
7. SG-15 Desa Perlang,Kec.Lubuk Besar 116 86
8. SG-02 Desa Guntung,Kec. Koba 425 318
9. SG-17 Desa Perlang, Kec. Lubuk Besar 46 34
10. SG-19,Desa Lubuk Besar, Kecamatan Lubuk
Besar
24 18
11. SG-21,Desa Batuberiga, Kec. Lubuk Besar 47 38
12. SG-24, Desa Kerantai, Kec. Sungai Selan 44 36
13. SG-25,Desa Kerakas, Kec. Sungai Selan 188 142
14. SG-27, Desa Air Gegas, Kec. Air Gegas 111 82
14. SG-30, Desa Keretak, Kec. Sungai Selan 35 26
15. SG-31, Desa Romadon, Kec. Sungai Selan 60 44
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55. a b c
d e f
POROSITAS DALAM RUANG ANTAR BUTIR DAN RONGGA
a b c
d e f
POROSITAS DALAM RUANG ANTAR BUTIR DAN RONGGA
Ruang antar butir, celahan dan rongga pelarutan
kaitannya dengan porositas.
56. CEKUNGAN AIR TANAH (CAT)
CAT: suatu wilayah yang dibatasi oleh batas-batas hidrogeologis,
tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan,
pengaliran, & pelepasan air tanah berlangsung.
57. Potensi Air Tanah Dangkal Rendah dan Air Tanah Dalam Sedang
Akifer dangkal, kedalaman 3,0 hingga 10,0 m.bmt, ketebalan akifer 1 – 5 m. kelulusan
(k) 0.11 – 1.26 m/hari, keterusan 0.55 – 6.3 m2/hari, kapasitas jenis 1.03 – 6.33
m3/hari /m, Kualitas air tanah dangkal umumnya baik, hanya pH rendah. Akifer dalam,
Kedalaman 39 – 126 m.bmt. Ketebalan 30 hingga 3 - 50 m. Kedudukan muka airtanah
15,0 – 45,0 m.bmt, kelulusan (k) 0.87 – 2.63 m/hari, keterusan 10.69 – 92.05 m2/hari,
kapasitas jenis 10.69 – 75.45 m3/hari /m.
Potensi Air Tanah Dangkal Rendah dan Air Tanah Dalam Rendah
Akifer dalam, Kedalaman 43,0 – 130,0 m.bmt. Ketebalan 30 hingga 60 m. Kedudukan
muka 15,0 – 45,0 m.bmt, kelulusan (k) 0.34 – 1.08 m/hari, keterusan 5.10 – 48.60
m2/hari, kapasitas jenis 4.18 – 39.80 m3/hari /m. Akifer dangkal, kedalaman 3,0 - 12,0
m.bmt., ketebalan akifer 2 - 5 m,kelulusan 0.27 – 0.98 m/hari, keterusan 0.48 – 3.92
m2/hari, kapasitas jenis 0.39 – 3.21 m3/hari /m. Kualitas air tanah dangkal umumnya
baik.
Potensi Air Tanah Dangkal Rendah
Kedalaman 4,0 hingga 15 m.bmt., ketebalan 3 - 7 m, kelulusan 0.49 – 1.76 m/hari,
keterusan 1.47 – 12.32 m2/hari, kapasitas jenis 1.20 – 10.09 m3/hari /m.
58. Litologi Kemiringan
Lereng
Koefisien
Imbuhan
Curah
Hujan
(mm)
Luas Area
(km²)
Imbuhan Air Tanah
(juta m³/th)
Aluvium (0 – 5) % 0.15 2.717 242.54 98.84
Batupasir (5 – 15)% 0.10 2.717 443.47 120.49
Jumlah 219.33
Imbuhan Air Tanah, Jumlah Aliran Air tanah CAT Koba
Pangkal Raya, Tarum Besar berada di Kabupaten Bangka Tengah
Q (Jumlah Aliran AT) = T.i.L = 2.2 m/hr x 0.0028 x 16 x 2.500m =89.36 juta m³/th
CAT Pangkal Raya = 219.33 juta m³/th
Q (Jumlah Aliran AT) = T.i.L = 2.2 m/hr x 0.0028 x 7 x 2.500m =39.47 juta m³/th
Q (Jumlah Aliran AT) = T.i.L = 2.2 m/hr x 0.0012 x 7 x 2.500m =59.47 juta m³/th
CAT Tarum Besar = 67.43 juta m³/th
59. Merupakan salah satu kegiatan eksplorasi
air tanah yang dimaksudkan untuk
mengetahui jenis sebaran lapisan batuan
dari nilai tahanan jenisnya, yang dapat
mendeteksi kemungkinan terdapatnya
lapisan pembawa air tanah.
Diharapkan resiko kegagalan dalam
memanfaatkan pengambilan air tanah
melalui sumur bor produksi dapat dihindari
atau paling tidak diperkecil.
PENYELIDIKAN GEOLISTRIK
60. Q
Q s = ___________
MAD – MAS
dimana :
Qs = Serahan jenis /spesific yield (m3/jam)
Q = debit pemompaan (m3/jam)
MAD = Muka air dinamis (m)
MAS = Muka air statis (m)
4.86 m³/jam
Q s = --------------------- = 1.55
m³/jam/m = 0.43 l/dt/m
7.60 m – 4.47m
61.
62.
63.
64. Akifer tak tertekan/air tanah dangkal/akifer
bebas: adalah akifer yang dibatasi bagian atasnya oleh muka air
bertekanan sama dengan tekanan udara luar (1 atmosfir) dan di
bagian bawahnya oleh lapisan kedap air, muka air tanah pada
akifer ini disebut muka air preatik.
Akifer tertekan/air tanah dalam/akifer artesis
adalah akifer yang dibatasi bagian atas dan bawahnya oleh lapisan
kedap air, muka air tanah pada akifer ini disebut muka pisometrik
yang mempunyai tekanan lebih besar dari tekanan udara luar.
Kedudukan muka air tanah dapat berada di atas dan bawah
permukaan tanah. Apabila kedudukan muka air tanah ini di atas
muka tanah setempat disebut air tanah artesis positif