Dokumen tersebut merangkum hasil pemantauan kualitas tanah di Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2021, meliputi 16 titik lokasi untuk memantau kerusakan tanah dan 4 titik lokasi untuk memantau ekosistem gambut. Pemantauan dilakukan dengan pengambilan sampel tanah dan pengujian parameternya, seperti kadar logam berat dan kimia tanah."
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS TANAH TAHUN 2021.doc
1. PEMANTAUAN KUALITAS TANAH
KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2021
Kegiatan pemantauan kualitas tanah merupakan kegiatan
pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui
kadar parameter yang di uji sesuai dengan jenis kegiatan yang
menyebabkan penurunan kualitas tanah. Pemantauan kualitas
tanah terdiri dari Pemantauan pencemaran kualitas tanah,
Kerusakan tanah untuk produksi biomassa dan pemantauan
kerusakan tanah di ekosistem gambut.
Pelaksanaan kegiatan Pemantauan Kualitas Tanah
dilaksanakan sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan
Pemerintah Nomor 150 tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan
Tanah.
Pelaksanaan Sampling Kualitas Tanah dilaksanakan pada hari
Jumat-Senintanggal 1-12 April 2021 dan selanjutnya dianalisa di
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium
Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
Serpong Tangerang untuk Pencemaran Kualitas Tanah dan dianalisa
di Balai Penelitian Tanah Kementrian Pertanian RI Cimanggu Bogor
untuk Kerusakan Kualitas Tanah.
Kegiatan Pemantauan Kualitas Tanah adalah dengan
pemantauan dan pengambilan sampel uji tanah di 16 (enam belas)
titik lokasi dan 4 (empat) titik lokasi pemantauan tanah terhadap
kerusakan di ekositem gambut dengan metode pengamatan.
8 (delapan) titik lokasi pemantauan tanah terhadap kerusakan
tanah di lahan basah dan lahan kering dari usaha dan/atau
kegiatan dengan metode pengamatan di lapangan serta pengambilan
sampel uji tanah yaitu:
2. 1. Persawahan Namang di Desa Namang Kecamatan Namang
dengan kerusakan di lahan basah
2. Perkebunan kelapa di Desa Kurau Kecamatan Koba dengan
kerusakan di lahan basah
3. Perkebunan karet di Desa Air Mesu Kecamatan Pangkalanbaru
dengan kerusakan di lahan kering
4. Perkebunan singkong di Desa puput Kecamatan Simpangkatis
dengan kerusakan di lahan kering
5. Perkebunan kopi di Desa Teru Kecamatan Simpangkatis dengan
kerusakan di lahan kering
6. Perkebunan lada di Desa Pinang Sebatang Kecamatan
Simpangkatis dengan kerusakan di lahan kering
7. Hutan Tanaman Industri Bangkanesia di Desa Perlang
Kecamatan Lubuk Besar
8. Perkebunan singkong di Desa Perlang Kecamatan Lubuk Besar
dengan kerusakan di lahan kering.
8 (delapan) titik lokasi pemantauan tanah terhadap
pencemaran tanah dari usaha dan/atau kegiatan dengan metode
pengamatan di lapangan serta pengambilan sampel uji tanah yaitu:
1. Penambangan timah di Desa Perlang Kecamatan Lubuk Besar.
2. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Desa Nibung Kecamatan
Koba.
3. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa Beluluk
Kecamatan Pangkalanbaru.
4. Perkebunan Kelapa Sawit di Kelurahan Arung Dalam Kecamatan
Koba.
5. Persawahan Namang di Desa Namang Kecamatan Namang.
6. Perkebunan Sawit Di Desa Sarang Mandi Kecamatan
Sungaiselan.
7. Pengolahan Tapioka di Desa Beruas Kecamatan Simpangkatis.
8. Bengkel di Desa Jeruk Kecamatan Pangkalanbaru.
3. 4 (empat) titik lokasi pemantauan tanah terhadap kerusakan
di ekositem gambut dengan metode pengamatan di lapangan yaitu :
1. Perkebunan Sawit Di Desa Belilik Kecamatan Namang dengan
fungsi budidaya
2. Perkebunan Sawit Di Desa Belilik Kecamatan Namang dengan
fungsi lindung
3. Perkebunan Sawit Di Kelurahan Sungaiselan Kecamatan
Sungaiselan dengan fungsi budidaya
4. Perkebunan Sawit Di Kelurahan Sungaiselan Kecamatan
Sungaiselan dengan fungsi lindung
4.
5. Tabel 4.1. Lokasi Titik Pemantauan Kualitas Tanah dan Parameter Yang Dipantau
NO NAMA PERUSAHAAN LOKASI
KOORDINAT
PARAMETER UJI
X Y
1 Bengkel
Desa Jeruk,
Kecamatan Pangkalan Baru
02°11’53,53’’ 106°8’45,98’’ Timbal, Pb
2
Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum
(SPBU)
Kelurahan Dul,
Kecamatan Pangkalanbaru
02°9’43,48’’ 106°7’54,64’’ Timbal, Pb
3 Pertambangan Timah
Desa Perlang,
Kecamatan Lubuk Besar
02°32’50,59’’ 106°32’30,19’’
Timbal (Pb), Tembaga
(Cu), Seng (Zn)
4 Kegiatan Persawahan
Desa Namang,
Kecamatan Namang
02°19’22,02’’ 106°11’05,01’’
Pasir, Debu, Liat, pH
(H2O), Ph (KCL), DHL,
Salinitas, Redoks, Total
HNO3 (fe), Total HNO3
(S). Total HNO3 (Pirit)
5 Pengolahan Tapioka
Desa Beruas
Kecamatan Simpang Katis
02°15’32,71’’ 106°11`’5,82’’
Timbal (Pb), Tembaga
(Cu), Perak (Ag), Seng
(Zn)
6 Perkebunan Sawit
Desa Sarang Mandi,
Kecamatan Sungaiselan
02°20’17,82’’ 106°1’3,71’’
PESTISIDA
ORGANOKLORIN
7
Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) Jongkong
Desa Nibung,
Kecamatan Koba
02°32’49,29’’ 106°25’38,87’’
Timbal (Pb), Tembaga
(Cu), Kadmium (Cd),
Mangan (Mn), Seng (Zn)
6. 8
Industri Sawit Arung
Dalam
Desa Arung Dalam,
Kecamatan Koba
02°29’8,65’’ 106°21’28,22’’
Timbal (Pb), Tembaga
(Cu), Kadmium (Cd),
Mangan (Mn), Seng (Zn)
9 Perkebunan Karet
Desa Air Mesu,
Kecamatan Pangkalanbaru
02°29’14,63’’ 106°25’09,93’’
Pasir, Debu, Liat, pH
(H2O), Ph (KCL), DHL,
Salinitas, Redoks, Total
HNO3 (fe), Total HNO3
(S). Total HNO3 (Pirit)
10 Perkebunan Singkong
Desa Perlang,
Kecamatan Lubuk Besar
02°32’44,94’’ 106°30’52,67’’
Pasir, Debu, Liat, pH
(H2O), Ph (KCL), DHL,
Salinitas, Redoks, Total
HNO3 (fe), Total HNO3
(S). Total HNO3 (Pirit)
11
Hutan Tanaman
Industri (HTI)
Desa Perlang,
Kecamatan Lubuk Besar
02°37’05,4861’’ 106°30’14,07’’
Pasir, Debu, Liat, pH
(H2O), Ph (KCL), DHL,
Salinitas, Redoks, Total
HNO3 (fe), Total HNO3
(S). Total HNO3 (Pirit)
12
Perkebunan Sawit
(Ekosistem Gambut
Fungsi Lindung)
Desa Belilik,
Kecamatan Namang 02°21’59,4331’’ 106°12’53,3945’’
PESTISIDA
ORGANOKLORIN
13
Perkebunan Sawit
(Ekosistem Gambut
Fungsi Budidaya)
Desa Belilik,
Kecamatan Namang
02°21’34,6852’’ 106°12’53,9233’’
Pasir, Debu, Liat, pH
(H2O), Ph (KCL), DHL,
Salinitas, Redoks, Total
HNO3 (fe), Total HNO3
(S). Total HNO3 (Pirit)
14 Persawahan Namang
Desa Namang,
Kecamatan Namang
02°19’22,05’’ 106°11’5,00’’
Pasir, Debu, Liat, pH
(H2O), Ph (KCL), DHL,
7. Salinitas, Redoks, Total
HNO3 (fe), Total HNO3
(S). Total HNO3 (Pirit)
15
Perkebunan Sawit
(Ekosistem Gambut
Fungsi Budidaya)
Kelurahan Sungaiselan,
Kecamatan Sungaiselan
02°23’12,4015’’ 105°57’13,7281’’
Pasir, Debu, Liat, pH
(H2O), Ph (KCL), DHL,
Salinitas, Redoks, Total
HNO3 (fe), Total HNO3
(S). Total HNO3 (Pirit)
16
Perkebunan Sawit
(Ekosistem Gambut
Fungsi Lindung)
Kelurahan Sungaiselan,
Kecamatan Sungaiselan
02°23’07,7960’’ 105°56’46,7236’’
Pasir, Debu, Liat, pH
(H2O), Ph (KCL), DHL,
Salinitas, Redoks, Total
HNO3 (fe), Total HNO3
(S). Total HNO3 (Pirit)
17 Perkebunan Kopi
Desa Teru, Kecamatan
Simpangkatis
02°14’18,05’’ 106°01’46,33’’
Pengamatan di
lapangan
18 Perkebunan Lada
Desa Pinang Sebatang,
Kecamatan Simpangkatis
02°19’02,27’’ 106°07’24,08’’
Pengamatan di
lapangan
19 Perkebunan Singkong
Desa Puput, Kecamatan
Simpangkatis
02°18’11,73’’ 106°04’33,93’’
Pengamatan di
lapangan
20 Perkebunan Kelapa
Desa Kurau Barat,
Kecamatan Koba
02°19’34,78’’ 106°13’14,07’’
Pengamatan di
lapangan
8. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan pemantauan kualitas tanah pada 8
(delapan) titik lokasi pemantauan tanah terhadap kerusakan
tanah di lahan basah dan lahan kering dari usaha dan/atau
kegiatan dengan metode pengamatan di lapangan serta
pengambilan sampel uji tanah sebagai berikut :
Gambar 4.1.
Persawahan Namang di Desa Namang
Gambar 4.2.
Perkebunan kelapa di Desa Kurau
9. Gambar 4.3.
Perkebunan karet di Desa Air Mesu
Gambar 4.4.
Perkebunan singkong di Desa puput
Gambar 4.5.
Perkebunan kopi di Desa Teru
10. Gambar 4.6.
Perkebunan lada di Desa Pinang Sebatang
Gambar 4.7.
Hutan Tanaman Industri Bangkanesia di Desa Perlang
Gambar 4.8.
Perkebunan singkong di Desa Perlang
11. Pelaksanaan kegiatan pemantauan kualitas tanah pada 8
(delapan) titik lokasi pemantauan tanah terhadap pencemaran
tanah dari usaha dan/atau kegiatan dengan metode
pengamatan di lapangan serta pengambilan sampel uji tanah
sebagai berikut :
Gambar 4.9.
Penambangan timah di Desa Perlang
Gambar 4.10.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Desa Nibung
12. Gambar 4.11.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa Beluluk
Gambar 4.12.
Perkebunan Kelapa Sawit di Kelurahan Arung Dalam
Gambar 4.13.
Persawahan Namang di Desa Namang
13. Gambar 4.14.
Perkebunan Sawit Di Desa Sarang Mandi
Gambar 4.15.
Pengolahan Tapioka di Desa Beruas
Gambar 4.16.
Bengkel Desa Jeruk
14. Pelaksanaan kegiatan pemantauan kualitas tanah pada 4
(empat) titik lokasi pemantauan tanah terhadap kerusakan
tanah di ekositem gambut dengan metode pengamatan di
lapangan sebagai berikut :
Gambar 4.17.
Perkebunan Sawit Di Desa Belilik Kecamatan Namang
dengan fungsi budidaya
Gambar 4.18.
Perkebunan Sawit Di Desa Belilik Kecamatan Namang
dengan fungsi lindung
15. Gambar 4.19.
Perkebunan Sawit Di Kelurahan Sungaiselan Kecamatan Namang
dengan fungsi budidaya
Gambar 4.20.
Perkebunan Sawit Di Kelurahan Sungaiselan Kecamatan Namang
dengan fungsi budidaya
Hasil Olah Data
Berikut adalah konsentrasi parameter hasil uji terhadap
kerusakan tanah di lahan basah dan lahan kering dari usaha
dan/atau kegiatan yang dibandingkan dengan baku mutu
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 150 tahun 2000 tentang
Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa :
16. Tabel 4.1.
Status Mutu Sampel Kerusakan Tanah di Lahan Basah
Kegiatan Persawahan Namang di Desa Namang
No Parameter Satuan
Baku Mutu Hasil Satus
Analisis Mutu
1 Ph (H2O)
1:2,5
< 4,5 ; > 7,0 5,4 Memenuhi
2 Daya Hantar
Listrik/ DHL
Ds/m > 4,0
mS/cm
0,036 Memenuhi
3 Redoks mV > -100 496 Memenuhi
Tabel 4.2.
Status Mutu Sampel Kerusakan Tanah di Lahan Basah
Kegiatan Perkebunan kelapa di Desa Kurau
No Parameter Satuan Baku Mutu
Hasil Satus
Analisis Mutu
1 Ph (H2O)
1:2,5
< 4,5 ; > 7,0
6,7 Memenuhi
2 Daya Hantar
Listrik/ DHL
Ds/m > 4,0
mS/cm
0,627 Memenuhi
3 Redoks mV > -100 456 Memenuhi
Tabel 4.3.
Status Mutu Sampel Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Kegiatan Perkebunan karet di Desa Air Mesu
No Parameter Satuan Baku Mutu
Hasil Satus
Analisis Mutu
1 Komposisi
fraksi (Pasir)
% < 18%
koloid; >
80% pasir
kuarsitik
71 Memenuhi
2 Ph (H2O)
1:2,5
< 4,5 ; > 7,0
5,0 Memenuhi
3 Daya Hantar
Listrik/ DHL
Ds/m > 4,0
mS/cm
0,030 Memenuhi
4 Redoks mV > -100 491 Memenuhi
17. Tabel 4.4.
Status Mutu Sampel Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Kegiatan Perkebunan singkong di Desa Puput
No Parameter Satuan Baku Mutu
Hasil Satus
Analisis Mutu
1 Komposisi
fraksi (Pasir)
% < 18%
koloid; >
80% pasir
kuarsitik
70 Memenuhi
2 Ph (H2O)
1:2,5
< 4,5 ; > 7,0
4,8 Memenuhi
3 Daya Hantar
Listrik/ DHL
Ds/m > 4,0
mS/cm
0,090 Memenuhi
4 Redoks mV > -100 500 Memenuhi
Tabel 4.5.
Status Mutu Sampel Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Kegiatan Perkebunan kopi di Desa Teru
No Parameter Satuan Baku Mutu
Hasil Satus
Analisis Mutu
1 Komposisi
fraksi (Pasir)
% < 18%
koloid; >
80% pasir
kuarsitik
52 Memenuhi
2 Ph (H2O)
1:2,5
< 4,5 ; > 7,0
5,0 Memenuhi
3 Daya Hantar
Listrik/ DHL
Ds/m > 4,0
mS/cm
0,050 Memenuhi
4 Redoks mV > -100 489 Memenuhi
18. Tabel 4.6.
Status Mutu Sampel Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Kegiatan Perkebunan lada di Desa Pinang Sebatang
No Parameter Satuan Baku Mutu
Hasil Satus
Analisis Mutu
1 Komposisi
fraksi (Pasir)
% < 18%
koloid; >
80% pasir
kuarsitik
33 Memenuhi
2 Ph (H2O)
1:2,5
< 4,5 ; > 7,0
4,5 Memenuhi
3 Daya Hantar
Listrik/ DHL
Ds/m > 4,0
mS/cm
0,063 Memenuhi
4 Redoks mV > -100 496 Memenuhi
Tabel 4.7.
Status Mutu Sampel Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Kegiatan Hutan Tanaman Industri Bangkanesia di Desa Perlang
No Parameter Satuan Baku Mutu
Hasil Satus
Analisis Mutu
1 Komposisi
fraksi (Pasir)
%
< 18%
koloid; >
80% pasir
kuarsitik
49 Memenuhi
2 Ph (H2O)
1:2,5
< 4,5 ; > 7,0
4,8 Memenuhi
3 Daya Hantar
Listrik/ DHL
Ds/m
> 4,0
mS/cm
0,029 Memenuhi
4 Redoks mV > -100 426 Memenuhi
Tabel 4.8.
Status Mutu Sampel Kerusakan Tanah di Lahan Kering
Kegiatan Perkebunan singkong di Desa Perlang
No Parameter Satuan
Baku Mutu Hasil Satus
Analisis Mutu
1 Komposisi % < 18% 69 Memenuhi
19. fraksi (Pasir) koloid; >
80% pasir
kuarsitik
2 Ph (H2O)
1:2,5
< 4,5 ; > 7,0
4,8 Memenuhi
3 Daya Hantar
Listrik/ DHL
Ds/m
> 4,0
mS/cm
0,036 Memenuhi
4 Redoks mV > -100 457 Memenuhi
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas tanah terhadap
kerusakan tanah di lahan basah dan lahan kering dari usaha
dan/atau kegiatan di 8 (delapan) titik pantau, semua parameter pada
setiap lokasi masih berada di bawah baku mutu.
Berikut adalah konsentrasi parameter hasil uji terhadap
Pencemaran tanah dari usaha dan/atau kegiatan yang dibandingkan
dengan baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran XI
tentang nilai baku karakteristik beracun melalui TCLP untuk
menetapkan katagori limbah B3.
Tabel 4.9.
Status Mutu Sampel Pencemaran Tanah
Kegiatan Penambangan timah di Desa Perlang
No Parameter Satuan
Baku Mutu Hasil Satus
TCLP
A
TCLP B Analisis Mutu
TCLP Logam (dalam berat kering)
1 Timbal (Pb) mg/Kg 3 0.5 5,2 Tidak
Memenuhi
2 Tembaga (Cu) mg/Kg 60 10 < 4 Memenuhi
3 Seng (Zn) mg/Kg 300 50 < 4 Memenuhi
20. Tabel 4.10.
Status Mutu Sampel Pencemaran Tanah
Kegiatan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Desa Nibung
No Parameter Satuan
Baku Mutu Hasil Satus
TCLP
A
TCLP B Analisis Mutu
TCLP Logam (dalam berat kering)
1 Timbal (Pb) mg/Kg 3 0.5 < 4 Memenuhi
2 Tembaga (Cu) mg/Kg 60 10 < 4 Memenuhi
3 Kadmium (Cd) mg/Kg 0,9 0,15 < 1 Memenuhi
4 Mangan (Mn) mg/Kg - - 14 -
5 Seng (Zn) mg/Kg 300 50 < 6 Memenuhi
Tabel 4.11.
Status Mutu Sampel Pencemaran Tanah
Kegiatan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa
Beluluk
No Parameter Satuan
Baku Mutu Hasil Satus
TCLP
A
TCLP B Analisis Mutu
TCLP Logam (dalam berat kering)
1 Timbal (Pb) mg/Kg 3 0.5 20 Tidak
Memenuhi
Tabel 4.12.
Status Mutu Sampel Pencemaran Tanah
Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit di Kelurahan Arung Dalam
No Parameter Satuan
Baku Mutu Hasil Satus
TCLP
A
TCLP
B
Analisis Mutu
Pestisida Organoklirin
1 Aldrin mg/L 0.009 0.0015 <
0.0005
Memenuhi
2 Dieldrin mg/L 0.009 0.0015 <
0.0007
Memenuhi
3 Endrin mg/L 0.12 0.02 <
0.0005
Memenuhi
22. 0.0005
8 trans-Klordan mg/L 0.06 0.01 <
0.0004
Memenuhi
9 O,P-DDT mg/L 0.3 0.05 < 0.001 Memenuhi
10 P.P-DDT mg/L 0.3 0.05 <
0.0006
Memenuhi
11 O,P-DDE mg/L 0.3 0.05 <
0.0006
Memenuhi
12 P.P-DDE mg/L 0.3 0.05 <
0.0006
Memenuhi
13 O,P-DDD mg/L 0.3 0.05 < 0.001 Memenuhi
14 P.P-DDD mg/L 0.3 0.05 <
0.0004
Memenuhi
15 Metoksiklor mg/L 6 1 < 0.013 Memenuhi
Tabel 4.14.
Status Mutu Sampel Pencemaran Tanah
Kegiatan Perkebunan Sawit Di Desa Sarang Mandi
No Parameter Satuan
Baku Mutu Hasil Satus
TCLP
A
TCLP B Analisis Mutu
TCLP Logam (dalam berat kering)
1 Timbal (Pb) mg/Kg 3 0.5 5,8 Tidak
Memenuhi
2 Tembaga (Cu) mg/Kg 60 10 5,3 Memenuhi
3 Kadmium (Cd) mg/Kg 0,9 0,15 < 1 Memenuhi
4 Mangan (Mn) mg/Kg - - 8,7 -
5 Seng (Zn) mg/Kg 300 50 9,3 Memenuhi
Tabel 4.15.
Status Mutu Sampel Pencemaran Tanah
Kegiatan Pengolahan Tapioka di Desa Beruas
No Parameter Satuan
Baku Mutu Hasil Satus
TCLP
A
TCLP B Analisis Mutu
TCLP Logam (dalam berat kering)
1 Timbal (Pb) mg/Kg 3 0.5 5,8 Tidak
23. Memenuhi
2 Tembaga (Cu) mg/Kg 60 10 5,3 Memenuhi
3 Perak (Ag) mg/Kg 40 5 < 4 Memenuhi
5 Seng (Zn) mg/Kg 300 50 12 Memenuhi
Tabel 4.16.
Status Mutu Sampel Pencemaran Tanah
Kegiatan Bengkel di Desa Jeruk
No Parameter Satuan
Baku Mutu Hasil Satus
TCLP
A
TCLP B Analisis Mutu
TCLP Logam (dalam berat kering)
1 Timbal (Pb) mg/Kg 3 0.5 9,0 Tidak
Memenuhi
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas tanah terhadap
Pencemaran tanah dari usaha dan/atau kegiatan di 8 (delapan) titik
pantau, parameter timbal (Pb) di atas baku mutu pada kegiatan
penambangan timah di Desa Perlang, TPA di Desa Nibung, SPBU di
Desa Beluluk, perkebunan Sawit di Desa Sarang Mandi, pengolahan
tapioka di Desa Beruas dan kegiatan bengkel di Desa Jeruk.
Sedangkan parameter yang lain masih berada di bawah baku mutu.
TREND PEMANTAUAN KUALITAS TANAH
Trend pemantauan tanah terhadap pencemaran tanah dari
usaha dan/atau kegiatan dengan metode pengamatan di lapangan
serta pengambilan sampel uji tanah.
Tabel 4.17.
Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Penambangan timah di Desa Perlang
No Tahun PARAMETER
Timbal (Pb)
mg/Kg
Tembaga (Cu)
mg/Kg
Seng (Zn)
mg/Kg
1 Tahun 2019 < 4 < 4 < 4
2 Tahun 2020 < 4 17 < 4
3 Tahun 2021 5,2 < 4 < 4
24. Gambar 4.21. Grafik Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Penambangan timah di Desa Perlang
Tahun 2019-2021
Tabel 4.18.
Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
No Tahun Parameter Total Logam
Timbal
(Pb)
Tembaga
(Cu)
Kadmium
(Cd)
Mangan
(Mn)
Seng
(Zn)
1 Tahun 2019 < 4 < 4 < 1 41 7,2
2 Tahun 2020 < 4 < 4 < 1 32 < 6
3 Tahun 2021 < 4 < 4 < 1 14 < 6
Gambar 4.22. Grafik Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Desa Nibung
Tahun 2019-2021
Tabel 4.19.
Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
No Tahun Parameter Total Logam
Timbal (Pb)
1 Tahun 2019 < 4
2 Tahun 2020 19
3 Tahun 2021 20
25. Gambar 4.23. Grafik Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Desa
Beluluk
Tabel 4.20.
Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Persawahan Namang
Gambar 4.24. Grafik Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Perkebunan Sawit di Desa Namang
Tahun 2020-2021
No Tahun Parameter Total Logam
Aldrin Dieldrin Endrin Lindana Heptaklor
Heptachlor
Epoxide
Klordana Metoksiklor
1
Tahun
2019
0,0021 0,0021 0,0041 0,0023 0,0014 0,0018 < 0,0005 < 0,0005
2
Tahun
2020
0,0013 0,0013 0,0023 0,0044 < 0,0044 0,041
<
0,00132
< 0,0081
3
Tahun
2021
< 0,0005 < 0,0007 < 0,0005 < 0,0007 0,0084 < 0,0004 < 0,0005 0,013
26. Tabel 4.21.
Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Perkebunan Sawit
No Tahun Parameter Total Logam
Aldrin Dieldrin Endrin Lindana Heptaklor
Heptachlor
Epoxide
Klordana Metoksiklor
2
Tahun
2020
0,00121 0,00121 0,00067 0,00071 < 0,0004 0,0022 0,0009 0,002
3
Tahun
2021
< 0,0005 < 0,0007 < 0,0005 < 0,0007 0,0013 < 0,0004 < 0,0005 < 0,0005
Gambar 4.25. Grafik Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Perkebunan Sawit Di Desa Sarang Mandi
Tahun 2020-2021
Tabel 4.22.
Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit
N
o
Tahun Parameter Total Logam
Timbal
(Pb)
Tembaga
(Cu)
Kadmium
(Cd)
Mangan
(Mn)
Seng
(Zn)
1
Tahun
2019
< 0,05 < 0,03 < 0,02 < 0,04
2
Tahun
2020
4,8 < 4 < 1 < 6 < 3
3
Tahun
2021
5,8 5,3 < 1 8,7 9,3
Gambar 4.26. Grafik Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit di Kelurahan Arung Dalam
Tahun 2019-2021
27. Tabel 4.23.
Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Pengolahan Tapioka
No Tahun Parameter Total Logam
Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Perak (Ag)
Seng
(Zn)
1 Tahun 2019 < 0,05 < 0,03 < 0,06 0,23
2 Tahun 2020 16 18 < 3 26
3 Tahun 2021 9,3 13 < 4 12
Gambar 4.27. Grafik Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Pengolahan Tapioka di Desa Beruas
Tahun 2019-2021
Tabel 4.24.
Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Bengkel
No Tahun Parameter Total Logam
Timbal (Pb)
2 Tahun 2020 6,2
3 Tahun 2021 9
Gambar 4.28. Grafik Perbandingan Kualitas Tanah
Kegiatan Bengkel di Desa Jeruk
Tahun 2020-2021
28. Dari kegiatan pemantauan kualitas tanah Kabupaten Bangka
Tengah, terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu:
1. Hasil pengujian pemantauan kualitas tanah terhadap kerusakan tanah
di lahan basah dan lahan kering dari usaha dan/atau kegiatan di 8
(delapan) titik pantau, menunjukan bahwa semua parameter pada
setiap lokasi masih berada di bawah baku mutu.
2. Hasil pengujian pemantauan kualitas tanah terhadap Pencemaran
tanah dari usaha dan/atau kegiatan di 8 (delapan) titik pantau,
menunjukan bahwa parameter timbal (Pb) di atas baku mutu pada
kegiatan penambangan timah di Desa Perlang, TPA di Desa Nibung,
SPBU di Desa Beluluk, perkebunan Sawit di Desa Sarang Mandi,
pengolahan tapioka di Desa Beruas dan kegiatan bengkel di Desa Jeruk.
Sedangkan parameter yang lain masih berada di bawah baku mutu.
3. Hasil pemantauan kualitas tanah pada 2 (dua) titik lokasi pemantauan
tanah terhadap kerusakan tanah di ekositem gambut dengan fungsi
lindung dengan metode pengamatan menunjukan bahwa rusak dengan
kriteria terdapatnya drainase buatan dan kriteria terjadinya
pengurangan luas dan/atau volume tutupan lahan dan baik dengan
kriteria Tidak tereksposnya sedimen berpirit dan/atau kwarsa.
4. Hasil pemantauan kualitas tanah pada 2 (dua) titik lokasi pemantauan
tanah terhadap kerusakan tanah di ekositem gambut dengan fungsi
budidaya dengan metode pengamatan menunjukan bahwa rusak
dengan MAT 0,72 meter dari baku mutu 0,4 meter di perkebunan
kelapa sawit Kecamatan Sungaiselan dan rusak dengan MAT 0,6 meter
dari baku mutu 0,4 meter di perkebunan kelapa sawit Kecamatan
Namang dan dinyatakan baik dengan kriteria tidak tereksposnya
sedimen berpirit dan/atau kwarsa di bawah lapisan gambut.