1. GOLD MINING
BIZZ PLAN
Kr. Woyla & Kr. Mas
Meulaboh
Aceh Barat
By
Global Makmur Perkasa Abadi Group
2. Pendahuluan
Latar Belakang
laporan SKIP NO.73/TAMBEN/SKIP/2010. CV. ACEH POE
ATRA
Ditemukannya sebuah ladang tambang emas di daerah Kecamatan Sungai Emas dan Woyla Timur,
Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, dan belum dilakukan penambangan secara modern tetapi telah
dimulai pengolahan secara sederhana oleh beberapa orang yang sangat minim keahlian tentang
pengolahan juga minim permodalan.
Berdasarkan laporan hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh CV.ACEH POE ATRA. Dimana potensi emas
placer yg dikandung pasir di sungai serta
Visi
Meningkatkan hasil penambangan dan membentuk usaha tambang yang dikelola oleh pengusaha lokal,
serta pemberdayaan masyarakat setempat dalam mendukung usaha pertambangan daerah yang perduli
lingkungan sehingga tingkat perekonomian daerah semakin maju.
Misi
Menciptakan lapangan pekerjaan baru
Meningkatkan hasil produksi pengolahan
Membentuk perusahaan tambang yang kuat dengan SDM lokal.
3. Tambang Emas
Teknik pengolahan emas tergantung pada type Endapan emas yang dikatagorikan menjadi dua yaitu :
* Endapanprimer/CebakanPrimer.
* Endapan plaser / Cebakan Sekunder
Cebakan Primer
untuk jenis endapan ini memiliki karakter:
*Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.
*Mineral bijih dapat berupa kristal-kristal yang kasar.
*Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit sehingga rentan dengan
pengotoran ( dilution ).
*Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona
geser (regangan), sehingga pada kondisi ini memungkinkan terjadinya
efek dilution pada batuan samping.
*Perbedaan assay ( kadar ) antara urat dan batuan samping pada
umumnya tajam, berhubungan dengan kontak dengan batuan samping,
impregnasi pada batuan samping, serta pola urat yang menjari (
bercabang ).
*Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang
terbatas, serta mempunyai kadar yang sangat erratic ( acak / tidak
beraturan ) dan sulit diprediksi.
*Kebanyakan urat relatif keras dan bersifat brittle.
metode penambangan yg umum diterapkan adalah tambang bawah tanah ( underground )
dengan metode Gophering, yaitu suatu cara penambangan yang tidak sistematis, tidak perlu
mengadakan persiapan-persiapan penambangan ( development works ) dan arah
penggalian hanya mengikuti arah larinya cebakan bijih. Oleh karena itu ukuran lubang
( stope ) juga tidak tentu, tergantung dari ukuran cebakan bijih di tempat itu dan umumnya
tanpa penyanggaan yang baik.
4. metode penambangan yang umum diterapkan adalah tambang bawah tanah
( underground ) dengan metode Gophering, yaitu suatu cara penambangan
yang tidak sistematis, tidak perlu mengadakan persiapan-persiapan
penambangan ( development works ) dan arah penggalian hanya mengikuti
arah larinya cebakan bijih. Oleh karena itu ukuran lubang ( stope ) juga tidak
tentu, tergantung dari ukuran cebakan bijih di tempat itu dan umumnya tanpa
penyanggaan yang baik.
Pompa udara
Generator
Lubang bukaan
Material batuan dari
tambang
Penyangga Jalur Transportasi
PENGOLAHAN
Pencucian
Transportasi
5. Cebakan Sekunder
Cebakan emas sekunder atau yang lebih dikenal sebagai endapan emas
aluvial merupakan emas yang diendapkan bersama dengan material sedimen yang
terbawa oleh arus sungai atau gelombang laut adalah karakteristik yang umum
ditambang oleh rakyat, karena kemudahan penambangannya.
Transportasi Pencucian
Pengambilan Material
PENGOLAHAN
Hammer Mill
Pengecilan Ukuran Jaw Crusher
Tailing
EMAS (AU)
7. RENCANA PENAMBANGAN
Perencanaan penambangan endapan
alluvial dan placer
* Pendulangan ( panning )
* hydraulicking
Dalam hal ini rencana pertambangan adlah dengan sistem hydraulicking yang menggunakan
peralatan floatation machines dan dreger machines
Perencanaan penambangan endapan
primer
* Pembangunan lubang masuk ke tambang.
* Pembangunan akses menuju badan bijih.
* Penggalian bijih emas
* Pengangkutan bijih emas
8. 120 cm
185 cm
145 cm
Penambangan metode gophering yang baik dilakukan dengan ketentuan:
Jalan masuk menuju urat bijih emas harus dibuat lebih dari satu buah, dan dapat dibuat
datar/horizontal, miring/inclined maupun tegak lurus/vertikal sesuai dengan kebutuhan.
Ukuran jalan masuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan, disarankan diameter > 100 cm.
Lokasi jalan masuk berada pada daerah yang stabil ( kemiringan < 30o ) dan diusahakan tidak
membuat jalan masuk pada lereng yang curam.
Lubang bukaan harus dijaga dalam kondisi stabil/tidak runtuh, bila diperlukan dapat dipasang suatu
sistem penyanggaan yang harus dapat menjamin kestabilan lubang bukaan ( untuk lubang masuk
dengan kemiringan > 60o disarankan untuk selalu memasang penyangga ).
Kayu penyangga yang digunakan disarankan kayu kelas 1 ( kayu jati, kihiang, rasamala, dll ).
Ukuran diameter/garistengah kayu penyangga yang digunakan disarankan tidak kurang dari 7 cm.
Jarak antar penyangga disarankan tidak lebih dari 0.75 x diameter bukaan ( tergantung kelas kayu
penyangga yang digunakan dan kekuatan batuan yang disangga ).
Sirkulasi udara harus terjamin sehingga dapat menjamin kebutuhan minimal 2 m3 /menit, bila
perlu dapat menggunakan blower / kompresor untuk men-supply kebutuhan oksigen ke dalam
lubang
Disekitar lubang masuk dibuat paritan untuk mencegah air masuk, dan paritan diarahkan menuju
ke kolam pengendap dengan pengendapan dilakukan bertahap, bila perlu dapat menggunakan
pompa air submersible untuk membuang genangan air dari dalam lubang.
10. Minning equipment
untuk
ekploitasi dan pengolahan
No Jenis kapsitas No Jenis kapasitas
1 Bulldozer 16 Pompa monitor 250m3/h
2 Excavator 17 River floating vessel 250m3/h
3 Dump truk 18 Floation machine 250 m3/h
4 Pompa limbah 3 m3/s 19 Dreger machine 150m3/h
5 Genset 2500kva 20 Table shacking 100 t/h
6 spare part Set 21 konveyor 400 ton/h
7 Gedung + utility 5000 m2 22 Tangki + agitator 250 ton
8 Jaw Crusher 400 ton/h 23 Rotary dryer 150 ton/h
9 Cone Crusher 400 ton/h 24 separator 250 ton/h
10 Hammermill 400 ton/h 25 Electrowinning
11 Ball Mill 400 ton/h 26 Tanur
12 Screening 400 ton/h 27 Alat pemurnian
13 Jack hammer 28 Cetakan
14 Lori 1 ton 29 Timbangan
15 Kompresor screw 15000 m3/h 30 Bahan kimia konsentrat
11. Analisa Perencanaan Keuangan
Pembiayaan direncanakan berasal dari:
* Pinjaman Overdraft dari bank
* Pinjaman dari sahabat atau kerabat
Analisa Biaya Produksi yang terdiri dari :
* Biaya Tenaga Kerja
* Biaya utility
* Analisa Biaya Penyusutan Peralatan
* Biaya Perizinan
* Biaya bahan baku
berdasarkan perhitungan analisa biaya dengan komponen
tersebut diatas diperoleh total biaya produksi dan harga pokok
produksi sebagai acuan perhitungan laba.
12. Total Biaya Produksi dan Harga Pokok Produksi
Total biaya produksi No Keterangan Jumlah
a. Biaya Bahan baku per hari 1 Biaya Bahan Baku 762,780,000
Rp 762,780,000.00
2 Biaya Overhead
b. Biaya Utility
2.1. Biaya utility 932,825,000
Rp 932,825,000.00
2.2. Biaya 538,680,939
c. Biaya Tenaga Kerja Penyusutan
Rp 266,100,000.00
2.3. Biaya 590,300
d. Depresiasi Alat perizinan
Rp 538,680,939.00 2.4. biaya tenaga 266,100,000
kerja
e. Biaya izin
Rp 590,300.00 1,738,196,239
3 Biaya produksi 2,500,976,239
Total biaya produksi per hari
Rp 2,500,976,239.- 4 Harga Pokok Produksi 140,964
5 Harga Jual retail per gram 400,000
6 Keuntungan yang diharapkan per 259,036
gram
13. Ikhtisar Penjualan
No Keterangan kapasitas Jumlah
Rp
1 Harga Jual per gram Rp. 400,000.-
2 Target Produksi 5500 ton / hari konsentart (17,741,9 gram
/hari)
Penjualan 7,096,774,194.-
3 Pengeluaran 3,263,756,239.-
5 Laba Kotor Perbulan 114,990,538,650.-
14. Analisa Usaha Pertambangan
dalam Bussines Plan
Rencana Pengembangan Produksi
1 Pembelian Bahan Baku untuk 6 bulan produksi 130,730,040,000
2 Biaya Over Head untuk 6 bulan produksi 450,175,723,020
Biaya Produksi per 6 bulan 580,905,763,020
Persiapan usaha dan Areal Tambang 1,165,650,000
3 Pembangunan dan Pembelian Mesin 777,128,706,000
4 Biaya Community Development 1,942,822,000
5 Biaya Reklamasi tambang 19,428,217,650
6 Kebutuhan Modal Usaha awal 1,380,571,158,670
15. No Uraian gram Rp Rp
3,193,542.0
1 Hasil produksi selama 6 bulan 0 400,000 1,277,416,800,000.00
2 Biaya produksi selama 6 bulan 1 580,905,763,020 580,905,763,020
3 laba kotor selama 6 bulan 1 696,511,036,980.00
Prediksi Pengembalian Modal Usaha
Prediksi pengembalian pinjaman Debitur sebagai berikut :
1.Hutang 2012 Rp. 1,380,571,158,670.00
2.Rencana pengembalian modal selama 2 Tahun, dengan
Prediksi penjualan Tahun 2013-2014 sebagai berikut :
Laba Kotor per tahun:
Rp 1,277,416,800,000.00x 2 semester Rp. 2,554,833,600,000.00
Laba Kotor setelah dipotong hutang Rp.
1,174,262,441,330.00
16. Peluang dan Kesempatan
Kondisi Pasar
Saat ini harga emas terus melambung sesuai dengan kondisi moneter
sehingga perlu dilakukan pengawasan terhadap kondisi moneter dan hari
hari besar. Dalam hal ini tidak perlu ada kecemasan yang besar.
Kendala
Mengingat besarnya modal yang dibutuhkan dan adanya minimum
produksi agar diperoleh provit yang bagus maka perlu dilakukan
penarikan investor dengan perhitungan pembagian provit yang jelas
Peluang
Dengan kondisi saat ini, dimana tidak adanya persaingan dalam hal penguasaan
lahan tambang dan minimnya pengetahuan masyarakat sekitarnya serta adanya
lahan dengan luas 912 ha yang akan dilepas oleh masyarakat diareal tersebut
maka dapat memuluskan perusahaan untuk melakukan penambangan secara
continue.
Persaingan
Setelah melakukan peninjauan lokasi dan pemetaan
lokasi didapat data bahwa telah pernah ada survey yang
dilakukan oleh perusahaan CV.ACEH POE ATRA dan
pernah ada perusahaan exploitasi PT. ARA TUTUT
dibuktikan dengan adanya bekas-bekas penambangan
dan beberapa peralatan yg masih ditinggal sereta
berdasarkan laporan skip CV. ACEH POE ATRA.
17. Strategi Bisnis
Tujuan
Merupakan hasil jangka panjang yang akan dicapai dalam
usaha produksi emas
Sasaran
Bisnis tambang emas ini diharapkan dapat memberikan
keuntungan yang lebih baik kepada produsen dan pihak
pihak yang terlibat baik secara financial maupun social
kemasyarakatan.
Target
Dalam hal ini yang menjadi target utama produksi adalah
meningkatkan jumlah produksi, memiliki lahan konsesi
tambang yang syah.sehingga dapat dilanjutkan dengan
penambangan mineral ikutan lainnya yang ada di lokasi
tersebut.
18. Penggalangan relasi
Untuk mensukseskan bisnis ini dilakukan
penggalangan kepada :
Pemilik modal atau investor. Penggalangan relasi
Pemilik lahan dalam hal ini pihak swasta atau
Negara agar diperoleh hak penggunaan lahan
sebagai kepemilikan HGU
Pemerintah daerah setempat dalam hal ini
sebagai pengeluar izin eksplorasi dan eksploitasi.
Aparat keamanan dan muspika setempat dalam
hal ini sebagai pengamanan jalannya eksploitasi
penambangan.
Masyarakat setempat dalam hal ini sebagai low
supporter class, agar pekerjaan penambangan
mendapat dukungan serta imbal balik positif
sehingga hubungan simbiosis mutualisme terjalin
dengan baik dan benar.
19. Proyeksi Keuntungan
Jika direncanakan pembangunan
fasilitas tambang dan pengolahan di
mulai tahun 2012 dan selesai selama
2 tahun yaitu tahun 2015 maka
diassumsikan pertambangan mulai
beroperasi dan berproduksi ditahun
2016 maka , dengan memasukkan
hasil produksi dan nilai keuntungan
per bulan maka dapat dilakukan
pentabelan sbb:
20. Tabel cash flow tahun kerja 2015 s/d 2016.
Bln ke. Modal(Rp) Jlh produksi Provit
biaya over head biaya bahan baku Jumlah Rp gr Rp Hasil jual Rp Provit Rp
1 52.145.887.170,00 22.883.400.000,00 75.029.287.170,00 532.257,00 400.000,00 212.902.800.000,00 137.873.512.830,00
2 52.145.887.170,00 22.883.400.000,00 75.029.287.170,00 532.257,00 400.000,00 212.902.800.000,00 137.873.512.830,00
3 52.145.887.170,00 22.883.400.000,00 75.029.287.170,00 532.257,00 400.000,00 212.902.800.000,00 137.873.512.830,00
4 52.145.887.170,00 22.883.400.000,00 75.029.287.170,00 532.257,00 400.000,00 212.902.800.000,00 137.873.512.830,00
5 52.145.887.170,00 22.883.400.000,00 75.029.287.170,00 532.257,00 400.000,00 212.902.800.000,00 137.873.512.830,00
6 52.145.887.170,00 22.883.400.000,00 75.029.287.170,00 532.257,00 400.000,00 212.902.800.000,00 137.873.512.830,00
7 52.145.887.170,00 22.883.400.000,00 75.029.287.170,00 532.257,00 400.000,00 212.902.800.000,00 137.873.512.830,00
8 52.145.887.170,00 22.883.400.000,00 75.029.287.170,00 532.257,00 400.000,00 212.902.800.000,00 137.873.512.830,00
9 52.145.887.170,00 22.883.400.000,00 75.029.287.170,00 532.257,00 400.000,00 212.902.800.000,00 137.873.512.830,00
10 52.145.887.170,00 22.883.400.000,00 75.029.287.170,00 532.257,00 400.000,00 212.902.800.000,00 137.873.512.830,00
11 52.145.887.170,00 22.883.400.000,00 75.029.287.170,00 532.257,00 400.000,00 212.902.800.000,00 137.873.512.830,00
12 52.145.887.170,00 22.883.400.000,00 75.029.287.170,00 532.257,00 400.000,00 212.902.800.000,00 137.873.512.830,00
Total 677.896.533.210,00 297.484.200.000,00 975.380.733.210,00 6.919.341,00 2.767.736.400.000,00 1.792.355.666.790,00