3. 3 | R I S A L A H Q U R B A N
ﱠىحَض َلاَق ٍسَنَأ ْنَع ُةَداَتَق اَنَثﱠدَح ُةَبْعُش اَنَثﱠدَح ٍساَيِإ يِبَأ ُْنب ُمَدآ اَنَثﱠدَح
ىَلَع ُهَمَدَق ًاعِاضَو ُهُتْيَأَرَف ِْنيَحَلْمَأ ِْنيَشْبَكِب َمﱠلَسَو ِهْيَلَع ُ ﱠﷲ ىﱠلَص ﱡيِبﱠنال
ﱢمَسُي اَمِھِاحَفِصِهِدَيِب اَمُھَحَبَذَف ُرﱢبَكُيَو ي()البخاري
َمﱠلَسَو ِهْيَلَع ُ ﱠﷲ ىﱠلَص ﱡيِبﱠنال ﱠىحَض : َلاَق ُهْنَع ُ ﱠﷲ َيِضَر ٍسَنَأ عن
ىَلَع ُهَلْجِر َعَضَوَو َرﱠبَكَو ىﱠمَسَو ِهِدَيِب اَمُھَحَبَذ ِْنيَنَرْقَأ ِْنيَحَلْمَأ ِْنيَشْبَكِب
َمِھِاحَفِصا
Anas Bin Malik menerangkan bahwa Rasulullah SAW berqurban dengan dua ekor gibas
mulus, gemuk dan bertanduk. Beliau menyembelihnya dengan tangannya sendiri sambil
menyebut nama Allah, bertakbir dan meletakkan kakinya di belikat sembelihannya itu. Hadits
Riwayat[2] Bukhari (194-256 H), Muslim (206-261 H) dan Ibn Khuzaimah (223-311 H)[3] .
Dalam riwayat lain diterangkan bahwa rasul pernah berqurban dengan seratus ekor unta
sekaligus, yang disembelih sendiri sebanyak 63 dan sisanya oleh Ali bin Abi Thalib.[4]
C. Hikmah Qurban
Ibadah qurban diperintahkan kepada umat, bukan hanya berfungsi ta’abudi atau ritual, tapi
juga bernilai sosial. Hikmah qurban yang tersurat diuraikan dalam al-Qur’an antara lain :
1. Qurban sebagai konsumsi pribadi dan orang lain.
Firman Allah SWT :
(#θè=ä3sù$pκ÷]ÏΒ(#θßϑÏèôÛr&uρ}§Í←!$t6ø9$#uŽÉ)x ø9$#∩⊄∇∪
Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan
orang-orang yang sengsara lagi fakir. Qs.22:28
Berdasar ayat ini, daging hewan qurban itu dapat dimakan oleh yang berkurban dan
sebagiannya disedekahkan kepada faqir miskin. Dalam ayat 36 surat al-Haj difirmankan:
Berdasar ayat, yang berhak memakan daging hewan qurban itu adalah (1) yang berkurban,
(2) Al-Qani’ yaitu yang merasa berkecukupan, dan (3) al-Mu’tar yaitu yang meminta.
2. Qurban sebagai Mansak dan Dzikir
Salah satu fungsi ibadah qurban adalah sebagai mansak. Mansak yang bentuk jamanya
manasik ialah bentuk ibadah yang bersifat pengorbanan dengan cara menyembelih hewan
8. 8 | R I S A L A H Q U R B A N
2. Siapa yang mesti qurban?
Ketika haji wada, Rasul SAW bersabda:
ٍتْيَب ِلْھأ لﱢُك لىَع ُاسﱠنال اَھﱡيأ اَيﱠةيِحْضُأ ٍامَع لﱢُك يِف
Wahai manusia! Suatu keharusan bagi setiap keluarga berqurban setiap tahun. Hr. Abu Daid
(202-275 H), Ibn Majah (207-275 H), al-Tirmidzi (207-279 H), al-Baihaqi (384-458 H).[7]
Seruan Rasul SAW ini menunjukkan bahwa dalam satu keluarga, tiap tahun minimal ada satu
orang yang berqurban. Oleh karena itu, menurut al-Syafi’iy (150-204), qurban ini termasuk
sunnah kifayah mu’akadah.[8] Seorang suami boleh qurban atas nama istrinya. ‘Aisyah (9
sH-54H), istri Rasul menerangkan:
ُلُوسَر ﱠىحَضﷲوسلم عليه ﷲ صلىرَقَبالِب ِهِاجَوْأز ْنَع
Rasul SAW berqurban atas nama istrinya dengan sapi. Hr. al-Bukhari.[9]
Orang tua juga boleh berqurban atas nama anaknya, seperti yang dilakukan Rasul atas nama
putrinya, Fathimah (18sH-11H).[10]
3. Bolehkah Qurban atas nama al-Marhum?
Tidak diriwayatkan dari Rasul SAW atau shabatnya yang melakukan qurban atas nama yang
meninggal. Jika qurban atas nama yang meninggal itu baik, tentu Rasul akan melakukannya
atas nama Khadijah, atau orang tuanya. Ternyata riwayat yang demikian tidak ditemukan
dalam hadits, karena Rasul berqurban hanya atas nama istri dan putrinya yang masih hidup.
Abdurrazaq menerangkan bahwa orang jahilyah biasa menyembelih hewan seperti sapi, unta
atau kambing tatkala ada kematian. Rasul SAW sebagaimana diriwayatkan Ma’mar dari
Tsabit dan Anas Bin Malik, menghapus kebiasaan jahiliyah tersebut dengan sabdanya:
ِمَالْسِ ْاإل يِف َرْقَع َال
Tidak ada penyembelihan karena kematian dalam Islam.Hr. Abu Dawud, al-Bauhaqi dan al-
Daylami.[11]
Menyediakan hidangan untuk hajatan kematian, juga termasuk yang tidak disyari’ahkan oleh
rasul dan shabatnya.
َعاَمِتْج ِاال ﱡدُعَن اﱠنُك َلاَق ﱢيِلَجَبْال ِ ﱠﷲ ِدْبَع ِْنب ِيرِرَج ْنَع
ِةَحاَيﱢنال ْنِم ِهِنْفَد َدْعَب ِامَعﱠالط َةَعيِنَصَو ِتﱢيَمْال ِلْھَأ ىَلِإ
9. 9 | R I S A L A H Q U R B A N
Jarir bin Abd Allah al-Bajali[12] mengatakan: Kami biasa menyediakan hidangan untuk
kepentingan keluarga mayat. Sedangkan keluarga mayat yang menyediakan jamuan setelah
mengubur mayat termasuk meratap. Riwayat Ahmad, Ibn Majah, al-Thabarani.[13]
Berdasar pernyataan shahabat tersebut, meratap bukan hanya menangis, tapi juga hajatan
kematian. Syams al-Haq berkomentar bahwa kerabat atau tetangga dianjurkan menyediakan
makanan untuk yang terkena mushibat. Tamu dilarang ikut makan di tempat kematian, karena
termasuk kenduri yang bid’ah tercela dan bertentangan dengan essensi syari’ah.[14] Al-
Syawkani (w.1255H) menandaskan yang layak menyediakan makanan adalah tetangga atau
kerabat untuk ahli mayit, bukan sebaliknya. Beliau juga menandaskan َنِم ًاعْوَن ُمھَدْنِع امَعﱠالط ُلْكأَو
ةَاحَيﱢنال Tamu yang ikut makan di tempat kematian, termasuk niyahah, karena yang ditinggal
wafat itu sedang terkena mushibat yang seharusnya digembirakan tidak disibukan oleh
menjamu tamu yang datang. [15] Ibn Qudamah menjelaskan bahwa Jarir datang kepada
Umar membawa berita tentang kematian temannya. Umar bertanya ْمُكِتﱢيَم ََلىع َُاحنُي ْلَھ apakah
mayit kaummu suka diratapi? Jarir menjawab َال tidak! Umar bertanya lagi: ِلْھأ َدْنِع َنُْوعِمَتْجَي ْلَھَو
َو ﱢتيَمْامالَعﱠالط َنْوُلَعْجَي apakah mereka berkumpul sambil sambil dihidangkan makanan di
keluarga mayit? Jawabnya َعمن ya! Kata Umar: ـــوحـالن ذاك yang demikian itulah yang termasuk
meratap.[16] Perbuatan niyahah atau meratap adalah dosa. Sabda Rasul SAW;
اَھْيَلَعَو ِةَماَيِقْال َمْوَي ُماَقُت اَھِتْوَم َلْبَق ْبُتَت ْمَل اَذِإ ُةَحِئاﱠنال
ٍبَرَج ْنِم ٌعْرِدَو ٍناَرِطَق ْنِم ٌلاَبْرِس
Beliau tandaskan: orang yang meratapi mayit, jika tidak bertaubat sebelum mati, di hari
kiamat akan disuruh berdiri lalu dipakaikan celana dari aspal yang mendidih, dan baju yang
menimbulkan sakit kulit. Hr. Muslim, al-Turmudzi,[17]
4. Adab ber-Qurban
a. Persiapan diri sejak awal dzulhijjah
Menurut Umm Salamah,[18] Rasul SAW bersabda:
َيحﱢَُيض ْأن َداَرأ ْنَمْنِم اًئْيَش قِلْحَي َالَو ِهِارَفْأظ ْنِم ْمِلْقَي َالَف
ﱠةجِالح يِذ ْنِم ِلﱠواأل رْشَع يِف هِْرعَش
Barangsiapa yang hendak berqurban, hendaklah ia tidak menggunting kuku, tidak bercukur
bulu selama sepuluh hari awal bulan dzulhijjah. Hr. al-Nasaiy (215-303 H).[19] Menurut
riwayat lain, Rasul SAW bersabda:
ِم ﱠنَذُخْأَي َ◌َالَف َيﱢحَضُي ْأن َداَرَأَو ﱠةجِالح يِذ َلَالِھ ىَأَر ْنَمِهِْرعَش ْن
ِهِارَفْأظ ْنِم َالَو
Barang siapa melihat hilal (awal bulan) Dzul-hijjah dan bermaksud qurban, maka janganlah
memotong rambut dan jangan pula memotong kukunya. Hr. Tirmidzi (209-279 H)[20]
11. 11 | R I S A L A H Q U R B A N
َيﱢلَصُي ىﱠتَح ٌدَحَأ ﱠنَيحﱢَضُي َال
Seseorang tidak diperkenankan menyembelih hewannya sebelum shalat (ied al-Adlha).
Hr.Muslim (206-261H).[25]
Jubair bin Muth’im[26] menerengkan bahwa di haji wada Rasul SAW berkhuthbah, dan
bersabda:
ْوَم ةَفِلَدْزُم لﱡُكَو ةَنَرُع نْطَب ْنَع ُواعَفْارَو فِقْوَم اتَفَرَع لﱡُكفِق
ٌحْبِذ يقِرْشﱠتال ِﱠاميأ لﱡُكَو رَحْنَم ىَنِم ِاجَجُف لﱡُكَو سرَحُم ْنَع ُواعَفْارَو
Seluruh Arafah adalah tempat wuquf, maka hindari lembah uranah; seluruh Muzdalifah
tempat mabit, maka hindari Muhassar; setiap kawasan mina tempat menyembelih, dan
seluruh hari tasyrik adalah waktu menyembelih qurban. Hr. Ahmad (164-241 H), Ibn Hibban
(w.354H), al-Thabarani (260-360H), [27]
Dalam riwayat Al-Thabarani terdapat rawi yang bernama Muhammad bin Jabir al-Ja’fi yang
dianggap lemah, tapi dalam riwayat lainnya semua rawinya dapat dipercaya.[28] Dalam
halaman lainnya al-Haytsami menandaskan bahwa rawi hadits yang dikutip dalam riwayat
Ahmad mengenai semua hari tasyrik merupakan hari penyembalihan adalah shahih dan dapat
dipercaya.[29]
Berdasar hadits ini, waktu menyembelih qurban adalah selama empat hari: (1) satu hari idul-
adlha yaitu tanggal 10 dzul-hijjah, setelah shalat ied dan (2) tiga hari tasyriq yaitu tanggal 11,
12, dan 13 dzul-hijjah. Sebagian mengaitkan hadits yang membolehkan menyembelih qurban
pada hari tasyrik dengan ayat:
يِف ِ ﱠﷲ َمْسا ُوارُكْذَيَو ْمُھَل َعِفاَنَم واُدَھْشَيِل
ِةَميِھَب ْنِم ْمُھَقَزَر اَم ىَلَع ٍتاَموُلْعَم ٍﱠاميَأ
َريِقَفْال َسِئاَبْال واُمِعْطَأَو اَھْنِم واُلُكَف ِامَعْنَ ْاأل
Perkataan ٍتاَموُلْعَم ٍﱠاميَأ يِف pada ayat ini (Qs.22:28) menunjukkan jumlah hari yang banyak,
bukan hanya satu hari. Dengan demikian hari penyembelihan qurban bukan hanya tanggal 10,
tapi juga 11,12, dan tanggal 13 dzu al-Hijjah.[30]
7. Adab menyembelih
Sebagaimana dikutip al-Zuhaili, menurut Imam al-Syafi’iy, ada lima etika menyembelih
hewan qurban yaitu (1) membaca basmalah, (2) shalawat pada rasul SAW, (3) menghadap
12. 12 | R I S A L A H Q U R B A N
qiblat baik penyembelih mapun hewannya, (4) bertakbir, (5) berdo’a agar qurban itu diterima
Allah SWT.[31] Adapun etika yang lainnya, antara lain sebagai berikut:
a. Sebaiknya penyembelihan qurban itu dilakukan oleh yang berqurban, sebagaimana
dicontohkan Rasul SAW. Beliau berqurban sebanyak seratus ekor unta, dan menyembelih
dengan tangannya sendiri sebanyak 63 ekor. Sedangkan sisanya dilakukan oleh Ali bin Abi
Thalib.[32] Namun jika tidak mampu melakukan penyembelihan, tidak mengapa minta
bantuan orang lain yang memiliki keahlian. Dalam riwayat Jabir bin Abd Allah diterangkan
bahwa Rasul SAW mengelola daging hewan qurbannya sehingga membagikannya kepada
para mustahiq.[33]
b. Penyembelih hendaknya membaca do’a agar qurban yang disembelih itu diterima Allah
SWT. Rasul SAW tatkala menyembelih hewan qurban berdo’a:
ْﱠلبَقَت ﱠمُھﱠلال ﷲ ِْمساِبدﱠمَحُم ِةﱠمأ ْنِمَو ٍدﱠمَحُم ِآلَو ٍدﱠمَحُم ْنِم
Dengan nama Allah. Ya Allah terimah qurban dari Muhammad, dari keluarga Muhammad
dan dari umat Muhammad. Hr. Muslim (206-261 H).[34]
Menurut Ibnu Abbas[35] yang menyembelih qurban milik orang lain hedaknya berdo’a:
ِبال ﷲ ِْمسَكَلَو َكْنِم ﱠمُھﱠلﱠلبَقَت ﱠمُھﱠاللْنِمفالن
Dengan nama Allah! Ya Allah ini adalah dari-Mu, dan qurban untuk-Mu! Ya Allah!
Terimalah qurban dari fulan (sebut nama yang berqurban).[36]
c. yang berqurban juga dianjurkan berdo’a tatkala hewannya telah dibaringkan menghadap
qiblat:
اَنَأ اَمَو اًفيِنَح َضْرَ ْاألَو ِتاَوَمﱠسال َرَطَف يِذﱠلِل َيِھْجَو ُْتھﱠجَو يﱢنِإ
يِت َالَص ﱠنِإ َينِكِرْشُمْال َنِمبﱢَر ِ ﱠ ِ يِتاَمَمَو َياَيْحَمَو يِكُسُنَو
ﱠمُھُلﱠلا َينِمِلْسُمْال َنِم اَنَأَو ُتْرِمُأ َكِلَذِبَو ُهَل َكيِرَش َال َينِمَلاَعْال
َكَلَو َكْنِمأكبر وﷲ ﷲ ِْمساِب ِهِتﱠمُأَو ٍدﱠمَحُم ْنَع
Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada yang menciptakan langit dan bumi. Atas
millah Ibrahim yang condong pada kebenaran, dan aku tidak termasuk orng musyrik.
Sesungguhnya shalatku, qurbanku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah pencipta alam.
Tiada sekutu bagi-Nya. Karitulah aku diperintah. Aku adalah termasuk orang muslim. Ya
Allah! Ini adalah dari-Mu dan hanya untuk-Mu. Terimalah qurban Muhammad dan umatnya.
Dengan nama Allah. Allah Maha Besar. Hr. Abu Daud (202-275 H), Ibn Majah (207-
275).[37]
13. 13 | R I S A L A H Q U R B A N
Setelah berdo’a tersebut Rasul SAW menyembelih hewan qurbannya. Dalam riwayat al-
Hakim (321-405 H), diterangkan bahwa Rasul mengajak Fatimah untuk menyaksikan
penyembelihan hewan qurbannya dengan membaca do’a:.
َصَ ّإنُهَل َْكيِرَش َال ْنيِمَلاَعال بﱢَر ِ ِ يِتاَمَمَو َياَيْحَمَو يِكُسُنَو يِتَال
ْنيِمِلْسُمال َنِم اَنأَو ُتْرِمأ َكِلذِبَو
Sesungguhnya shalatku, qurbanku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah pencipta alam.
Tiada sekutu bagi-Nya. Karitulah aku diperintah. Aku adalah termasuk orang muslim. Hr. al-
Hakim, [38]
8. Mustahiq daging qurban
َع ُ ﱠﷲ ىﱠلَص ﱡيِبﱠنال َلاَق َلاَق ِعَوْكَ ْاأل ِنْب َةَمَلَس ْنَعَمﱠلَسَو ِهْيَل
ُهْنِم ِهِتْيَب يِف َيِقَبَو ٍةَثِلاَث َدْعَب ﱠنَحِبُْصي َالَف ْمُكْنِم ﱠىحَض ْنَم
اَمَك ُلَعْفَن ِ ﱠﷲ َلُوسَر اَي واُلاَق ُلِبْقُمْال ُماَعْال َانَك اﱠمَلَف ٌءْيَش
ِإَف ُوارِخﱠداَو واُمِعْطَأَو واُلُك َلاَق يِاضَمْال َماَع اَنْلَعَفَكِلَذ ﱠن
اَھيِف واُنيِعُت ْنَأ ُتْدَرَأَف ٌدْھَج ِاسﱠنالِب َانَك َماَعْال
Dari Salamah bin al-Akwa[39] diriwayatkan bahwa rasul SAW bersabda: “Barangsiapa
yang berkurban janganlah menyimpan dagingnya di rumah melebihi tiga hari walau
sedikit”. Namun tatkala tahun berikutnya, shahabat bertanya: “awahai rasul apakah masih
berlaku seperti tahun yang lalu? Rasul bersabda: Tiadak! Makanlah, berikanlah dan
simpanlah (awetkan)! Sesungguhnya tahun lalu itu musim perang, saya menghendaki untuk
mendistribusikannya. Hr. al-Bukhari, Muslim, Ibn Abi Syaibah (159-235 H).[40]
Berdasar hadits ini musthiq kurban itu terdiri atas (1) konsumsi yang berkurban, (2)
disedekahkan kepada yang mau menerimanya, (3) disimpan sebagai persediaan makanan
pada hari-hari berikutnya. Berkaitan qurban, Allah SWT berfirman:
ِعْطَأَو اَھْنِم واُلُكَفَريِقَفْال َسِئاَبْال واُم
Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan
orang-orang yang sengsara lagi fakir. Qs.22:28 .
14. 14 | R I S A L A H Q U R B A N
َمْسا ُوارُكْاذَف ٌرْيَخ اَھيِف ْمُكَل ِ ﱠﷲ ِرِئاَعَش ْنِم ْمُكَل اَھاَنْلَعَج َنْدُبْالَو
ِ ﱠﷲواُمِعْطَأَو اَھْنِم واُلُكَف اَھُبوُنُج ْتَبَجَو اَذِإَف ﱠافَوَص اَھْيَلَع
َُونرُكْشَت ْمُكﱠلَعَل ْمُكَل اَھاَنْرﱠخَس َكِلَذَك ﱠرَتْعُمْالَو َعِناَقْال
Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi`ar Allah, kamu
memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu
menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh
(mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang
ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah
menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. Qs.22:36
Berdasar ayat dan hadits di atas, yang berhak memakan daging hewan qurban itu adalah (1)
konsumsi yang berkurban, (2) Al-Qani’ yaitu yang merasa berkecukupan, dan (3) al-Mu’tar
yaitu yang meminta. Jika yang berqurban itu menitipkan dan mempercayakan pada suatu
panitia atau lembaga, maka yang menerima amanah tersebut bertidak sebagai wakil yang
berqurban. Dengan demikian berhak memakan sebagian dagingnya sebagai konsumsi panitia.
9. Biaya pengurusan hewan qurban
َمﱠلَسَو ِهْيَلَع ُ ﱠﷲ ىﱠلَص ﱡيِبﱠنال يِنَرَمَأ َلاَق ُهْنَع ُ ﱠﷲ َيِضَر ﱟيِلَع ْنَع
اَھِتَراَزِج يِف اًئْيَش اَھْيَلَع َيِطْعُأ َالَو ِنْدُبْال ىَلَع َموُقَأ ْنَأ
Ali bin Abi Thalib berkata: Rasul SAW memerintah padaku agar mengelola hewan kurban
dan membagikannya kepada yang berhak, dan agar tidak menjadikan sesuatu pun dari
hewan tersebut sebagai upah. Hr. al-Bukhari, Muslim .[41]
Hadits ini memerintah agar pengelola qurban membagikan daging qurban kepada para
mustahiq. Tidak diperkenankan mereka menjualnya atau menjadikan sebagian daging atau
kulit untuk upah pekerja atau biaya lain. Tidak diperkenankan memberi upah pekerja atau
menggunakan biaya pengurusan diambil dari daging atau pun kulit hewan qurban. Jika para
pekerja tersebut diberi upah dengan daging atau kulitnya, maka berarti sama dengan
menjualnya; jual beli jasa.[42] Menjual daging qurban, tidak diperbolehkan. Sabda Rasul
SAW:
ُواعِتْمَتْساَو واُقﱠدَصَتَو اْوُلُكَف يِاحَضاألَو ىْدَھال َمُْوحُل ُواعْيِبَت َالَو
مُتْئِش ْنِا هْوُلُكَف اًئْيَش اَھِمُْوحُل ْنِم ْمُتْمَعَطأ نِاَو اَھِدْوُلُجِب
Janganlah kamu jual daging hadyu dan daging hewan qurban. Makanlah sebagiannya,
sedekahkan sebagian dan ambil manfaat kulitnya. Jika kamu menghendaki memakan
dagingnya maka makanla, jika kamu menginginkannya. Hr. Ahmad (164-241 H ) dari Jabir
bin Abd Allah.[43]
15. 15 | R I S A L A H Q U R B A N
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasul SAW bersabda:
ْنَمدْلِج َعاَبهَل َةﱠيِحْأض َالَف ِهِتﱠيِحْأض
Barangsiapa yang menjual kulit hewan qurban, maka tidak ada qurban baginya. Hr. al-
Hakim (321-405 H), al-Baihaqi (384-458) al-Dailami (445-509 H) .[44]
Adapun memberi upah untuk para pekerja dari dana yang lain, adalah lebih baik dan sangat
dianjurkan.[45] Oleh karena itu upah para pekerja dan biaya lainnya mesti disediakan oleh
yang qurban dari dana lain. Dalam riwayat Abu Daud ditegaskan bahwa Ali bin Abi Thalib
memberikan upah bagi para pekerja dari miliknya, bukan dari hewan qurban.[46]
10. Yang tidak mampu qurban
َو ِهْيَلَع ُ ﱠﷲ ىﱠلَص ِ ﱠﷲ َلُوسَر ﱠنَأ ِاصَعْال ِْنب وِرْمَع ِْنب ِ ﱠﷲ ِدْبَع ْنَعٍُلجَرِل َالَق َمﱠلَس
ْمَل ْنِإ َْتيَأَرَأ ُلُجﱠرال َلاَقَف ِةﱠمُ ْاأل ِهِذَھِل ﱠلَجَو ﱠزَع ُ ﱠﷲ ُهَلَعَج ًاديِع ىَحْضَ ْاأل ِمْوَيِب ُتْرِمُأ
َأ ُمﱢلَقُتَو َكِْرعَش ْنِم ُذُخْأَت ْنِكَلَو َال َلاَق اَھِب يﱢحَضُأَفَأ ىَثْنُأ ًةَحيِنَم ﱠالِإ ْدِجَأَكَراَفْظ
ﱠلَجَو ﱠزَع ِ ﱠﷲ َدْنِع َكِتﱠيِحْضُأ ُماَمَت َكِلَذَف َكَتَنَاع ُقِلَْحتَو َكَبِارَش صﱡُقَتَو
Ibn Amr bin Ash menerangkan; Rasul SAW bersabda:
ِةﱠمُ ْاأل ِهِذَھِل ﱠلَجَو ﱠزَع ُ ﱠﷲ ُهَلَعَج ًاديِع ىَحْضَ ْاأل ِمْوَيِب ُتْرِمُأ Saya diperintah untuk menjadikan
hari idul-adlha sebagai hari raya. Allah SWT telah menjadikannya demikian
bagi umat ini. Seorang laki-laki berkata:ھا َ◌ِب يﱢحَضُأَفَأ ىَثْنُأ َةَحْيِنَم ﱠالإ ْدِجأ ْمَل ْإن َْتيَأَرَأ
Tahukah engkau saya tidak punya hewan qurban kecuali hanya unta perah
(unta yang dimanfaatkan air susunya), apakah aku qurbankan juga? Rasul
bersabda: َكِلذَف َكتَنَاع قِلَْحتَو كَبِارَش صُقتَو َكَارَفْأظ مِلْقَتَو َكِْرعَش ْنِم ْذُخَْأت ْنِكَلَو َال
ُماَمَت َكِتﱠيِحْضُأ ﱠلَجَو ﱠزَع ﷲ َدْنِع Tidak perlu! Tapi cukurlah rambutmu! Gunting
kukumu! Potong kumismu! Gundulilah bulu kelaminmu! Hal ini sebagi cara
memenuhi qurbanmu di sisi Allah SWT. Hr. Ahmad (164-241 H), Abu Daud (
202-275), dan al-Nasaiy (215-304 H) dan Ibn Hibban (w.354 H).[47]
Kalimat ىَثْنُأ ًةَيحِنَمada yang mendasari larangan kurban dengan betina, padahal konteksnya,
jangan memaksakan diri kalau tidak punya hewan lain. Tidak ditemukan larangan kurban
dengan hewan betina. Dengan demikian menurut hadits ini, orang yang tidak mampu
berqurban hendaklah bercukur, memotong kuku, memotong kumis dan menggunduli bulu
kelaminnya sebagai pengganti hewan qurban. Wa Allahu A’lam.
[1] Dosen Universitas Islam Bandung, Pengasuh cakrawala Islam Radio Maraghita,
Pembimbing Haji dan Umrah. Alamat: Jl. Riung Sauyunan I no 3 Riung Bandung, tlp./faks:
022.7503094 / Hp. 0811237758
16. 16 | R I S A L A H Q U R B A N
[2] selanjutnya ditulis Hr.
[3] Shahih Bukhari, jilid V halaman (selanjutnya ditulis h) 2113 / Shahih Muslim, III h.1556
/ Shahih Ibn Khuzaimah, IV h.286
[4] Muhammad bin Isma’il al-Shan’ani, (773-852H), Subul al-Salam, IV h.95
[5] Abu Hurairah aslinya bernama Abd al-Rahman bin Shahr (21sH-57H), pada penaklukan
Khaibar (muharram 7H) beliau masuk Islam, kemudian menjadi sekretaris pribadi Rasul, dan
menjadi ahl al-Shuffah (bertempat tinggal di Paviliun Masjid Nabawi). Meriwayatkan 5364
hadits
[6] Musnad Ahmad, II h.321/sunan Ibn Majah, no.2114/ Sunan, IV h.277/ al-mustadrak, IV
h.258
[7] Sunan Abi Daud, III h.93 / Sunan Ibn Majah, II h.1045 / Sunan al-Tirmidzi, IV h.99/
Sunan al-Baihaqi al-Kubra, IX h.260
[8] Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami, III h.597
[9] Shahih al-Bukhari, V h.2110
[10] al-Hakim, al-Mustadrak al al-Shahihain, IV h.247
[11] Sunan Abi Dawud, III h.216 (no.2805), Sunan al-Bayhaqi, IV h.57, al-Firdaus, V h.183
[12] Jarir bin Abd Allah al-Bajalli dikenal nama Abu ‘Amr, shahabat Rasul SAW yang wafat
tahun 51 H.
[13] Musnad Ahmad, II h.204, Sunan Ibn Majah, I h.514, al-Mu’jam al-Kabir, II h.307,
Mishbah al-Zujajah,
[14] ‘Awn al-Ma’bud, VIII h.282
[15] Nail al-Awthar, IV h.148
[16] Ibn Qudamah (541-620H), al-Mughni, II h.215
[17] Shahih Muslim, II h.644, Sunan al-Turmudzi, III h.325
[18] (Hindun binti Abi Umayah, istri Rasul, wafat di Madinah tahun 62H,)
[19] Sunan al-Nasaiy, III h.352
[20] Sunan al-Tirmidzi, IV h.102
[21] ِ◌Abd Allah bin Ahmad bin Qudamah, al-Mugni, IX h.352
[22] Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami, III h.624
[23] Shahabat Anshar keturunan Aws, wafat di Kufah thun 72H
[24] sunan al-darimi, II h.105 / al-sunan al-kubra, III h. 53
[25] Shahih Muslim, III h.1554
[26] dijuluki Abu Muhammad, shahabat, keturunan Quraisy, yang masuk islam sejak futuh
mekah, wafat di Madinah tahun 59 H
17. 17 | R I S A L A H Q U R B A N
[27] Musnad Ahmad, IV h.82 / Shahih Ibn Hibban, IX h.166, al-Mu’jam al-Kabir, II h.138
[28] al-Haytsami (w.807H), Majma’ al-Zawa`id, III h.251
[29] al-Haytsami (w.807H), Majma’ al-Zawa`id, IV h.25
[30] lihat pula pandangan Ibn Hazm dalam al-Muhalla bi al-Atsar, VI h.39-44, masalah 982
[31] Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa dillatuh, III h.627
[32] al-Syaukani, Nail al-Authar, V h.105
[33] Shahih Muslim, II h.886
[34] Shahih Muslim, III h.1557
[35] (shahabat Rasul, putra pamannya, (3sH- 68 H ), yang mendapat julukan Turjaman al-
Qur`an
[36] al-Baihaqi (384-458H), Sunan al-Baihaqi al-Kubra, IX h.284
[37] Sunan Abi Daud, III h.95 / Sunan Ibn Majah, II h.1043
[38] al-Mustadrak ala al-Shahihaini, IV h.247
[39] Abu Muslim Salamah bin Amr bin al-Akwa, al-Aslami, Shahabat Rasul, , wafat di
Madinah tahun 74H
[40] shahih Bukhari, V h.2115 / Mushannaf, III h.30
[41] Shahih al-Bukhari, II h.613 / Shahih Muslim, II h.954
[42] Ibn Qudamah (541-620 H), al-Mughni, III h.222
[43] Musnad Ahmad, IV h.15
[44] al-Mustadrak, II h.422 / sunan al-Baihaqi al-Kubra, XI h.294 / al-Firdaus, III h.486
[45] Ibn hajar al-Asqalani (773-852 H), Fath al-Bari, III h.556
[46] Muhammad Syams al-Haq, Abu al-Thayib, Aun al-Ma’bud, V h.129
[47] Musnad Ahmad, II h.169 / Sunan Abi Daud, III h.93 / al-Sunan al-Kubra, III h.52 /
shahih Ibn Hibban, XIII h.235