Teks tersebut membahas bahwa manusia adalah sumber pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan beberapa contoh seperti dokter yang mengandalkan informasi dari pasien untuk diagnosis, ilmu sosial yang mengkaji perilaku manusia, serta teknologi yang mengambil inspirasi dari bentuk tubuh manusia.
1. 1
KITA ADALAH PENGETAHUAN... (Belajar dari diri sendiri) Selasa, 9 September 2014
Suatu sore saya menyempatkan diri untuk ngobrol santai dengan beberapa mahasiswa yang sedang menyiapkan kegiatan OSPEK. Obrolan tersebut “menyentil” beraneka tema, tetapi yang penting topic yang kami bahas bisa nyambung and masuk akal. Ngobrol di sore hari bawah pohon “anggur” sembari menunggu sunsets merupakan moment yang penuh dengan inspirasi. Karena terik matahari tidak lagi menyengat dan hembusan angin sore yang terus membelai membuat hati terasa nyaman dan otakku menjadi lebih encer. Tentunya suasana seperti itu bisa membuat inspirasi bisa dating lebih cepat.
Di tengah obrolan relaxed sore itu, sayapun kemudian mengeluar satu pernyataan singkat yang sepertinya membuat para mahasiswa agak tersentak. "kita adalah pengetahuan"
Saya perhatikan raut wajah mereka tampak sperti berhiaskan symbol tanda-tanya. Lalu seorang mahasiswa menanyakan maksud perkataan saya tadi sementara yang lain terkesan masih masih bingung dengan bengong dengan ucapan ampuh tadi.
Sebelum menjawab, saya tarik nafas panjang sebentar, dan dalam hitungan 1,2, 3, sayapun langsung memberikan beberapa argument untuk mendukung pernyataan tadi.
"Ya, saya meyakini bahwa pengetahuan itu adalah kita sendiri" jawab saya dengan nada yang penuh kepastian.
Ada beberapa alasan yang saya sempat ungkapkan saat itu. Pertama: Saat kita konsultasi ke dokter, dia akan bertanya "Bapak/ Ibu sakit apa?...Saat itu sang dokter sedang mencari informasi mengenai apa masalah kesehatan yang kita miliki. Atau si Dokter mungkin akan bertanya " Anda pernah sakit apa sebelumnya? Ini menunjjukkan bahwa si Dokter sedang mencari rekaman penyakit (history) dari masalah kesehatan yang sedang kita hadapi. Selanjutnya si Dokter pun mungkin akan menggunakan alat Sumber gambar: rikoapriadi.wordpress.com
2. 2
bantu (tools) untuk melakukan diagnosa/ pengecekan lebih lanjut agar dia bisa memiliki pemahaman yang luas tentang kondisi kesehatan kita. Tujuannya adalah untuk memastikan apa jenis penyakita yang kita derita sekaligus untuk mencari tahu organ mana dari tubuh kita yang bermasalah. Semua informasi yang diperoleh dari tubuh kita ataupun dari ucapan yang kita berikan akan digunakan untuk menentukan obat apa yang akan diberikan ke kita. Tanpa informasi yang lengkap, maka dia bisa jadi ragu untuk memberikan resep. Penjelasan ini menunjukkan bahwa Si dokter harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan pengobatan kepada si Pasien, dan tentunya sumber pengetahuan itu berasal dari ucapan dan tubuh kita. Jadi hal ini menunjukkan bahwa kita adalah pengetahuan.
Kedua: kita bisa melihat berbagai ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi, poilitk, psikologi, dan ilmu bahasa yang semuanya mengkaji tentang manusia. Sejarah misalnya dimana kita akan melihat manusia saling berperang seperti pada perang dunia pertama dan kedua yang kemudian di bukukan dalam sejarah internasional. Pada bidang ekonomi juga kita akan melihat bagaimana perusahaan melakukan pengamatan terhadap perilaku konsumen di took-toko untuk mengetahui produk apa yang biasa mereka beli. Perusahaan juga mencari informasi produk apa yang akan mereka jual kepasar dengan bertanya kepada para calon membeli melalui penyebaran angket. Hal yang sama terjadi pada bidang psikologi atau ilmu jiwa dimana ganguan kesehatan mental atau psikis yang terjadi para manusia (anak trauma, wanita korban pemerkosaan, pembunuh berantai, dll) justru menjadi bahan pelajaran yang tiada habisnya bagi orang yang menggeluti bidang tersebut. Dari penjelasan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa manusialah yang menjadi sumber pengetahuan itu. Ketiga: berbagai bentuk teknologi modern seperti mobil dan motor mengambil ide dari bentuk tubuh kita. Misalnya sepeda motor dengan berbagai jenisnya. Coba kita perhatikan ukuran lebar tempat duduknya, tentunya tidak akan melebihi batas biologis dari pergerakan tubuh kita saat kita nganggkang. Kedua posisi stang motor atau steer mobil juga tepat berada didepan kita sehingga kita mudah menyentuhnya. Hal ini juga membuktikan bahwa perakitan kendaraan bermotor mengambil inspirasi dari bentuk tubuh kita atau dengan kata lain, kitalah yang menjadi pengetahuan tersebut. Penulis: Marham Jupri Hadi, M.Ed Penuli Buku : Berburu di Negeri Kangguru” dan Kontributor pada buku “ 30 Alasan studi di Wollongong, Australia”