Dokumen tersebut memberikan informasi tentang profil kader Muhammadiyah dan nilai-nilai perjuangannya. Profil tersebut mencakup biodata singkat serta kompetensi yang harus dimiliki kader Muhammadiyah, yaitu kompetensi keagamaan, akademik, sosial, organisasi, dan kepemimpinan.
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
KADERMUHAMMADIYAH
1. PROFIL KADER & NILAI
PERJUANGAN TOKOH
MUHAMMADIYAH
Abdul Azis Muslim
Wakil Ketua PWM KALTIM
2015-2020
Disampaikan pada Baitul Arqam Purna Studi
UMKT
2. Abdul Azis Muslim, SE
Pematang Danau, 07 Maret 1970
Sentosa Dalam VII RT.83 No. 14
Smd 05417772460/0811587446
PT.MMP Kaltim (BUMD Provinsi)
Kustaniah, S.Kep.,Ns.
Aulia Annisa Rahmatillah.,Ahmad
Rozy Akhsan Robbani.,Amelia
Azzahro Mardhatillah.,
Alifah Roihanah Difa.
Ahmad Munif Afif Ramdhani
Ahmad Aly Syaiban Ulya
BIODATA
3. “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar.” (Q.S. An-Nisa/4: 9).
4. “Baik buruknya organisasi Muhammadiyah
pada masa yang akan datang dapat dilihat
dari baik buruknya pendidikan kader yang
sekarang ini dilakukan.
Jika pendidikan kader sekarang ini baik,
maka Muhammadiyah di masa yang akan
datang akan baik, sebaliknya apabila jelek,
maka Muhammadiyah pada masa yang
akan datang juga jelek”
(H.A. Mukti Ali)
6. PEMAHAMAN
KADER
Kader (bahasa Perancis : cadre) atau les cadres
berarti inti tetap dari suatu resimen. Maksudnya
adalah anggota inti yang menjadi bagian terpilih,
dalam lingkup dan lingkungan pimpinan serta
mendampingi di sekitar kepemimpinan. Kader bisa
berarti pula sebagai jantung suatu organisasi
MUHAMMADIYAH
Gerakan Islam, Dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid,
yang bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah, berasas
Islam, dan bertujuan mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya.
10. PENGERTIAN KADER
Kader (bahasa Perancis : cadre) atau les cadres berarti inti tetap dari
suatu resimen. Maksudnya adalah anggota inti yang menjadi bagian terpilih,
dalam lingkup dan lingkungan pimpinan serta mendampingi di sekitar
kepemimpinan. Kader bisa berarti pula sebagai jantung suatu organisasi
Kader adalah Sekelompok manusia ( ummah, jamaah) yang terbaik
karena terlatih ( dan terdidik) yang merupakan inti dan tulang punggung (
kerangka) dari kelompok yang lebih besar dan terorganisir secara permanen.
(Muhammad Jasman 1989).
Sedang Prof. Dr.HM. Amin Rais menyatakan bahwa kader memiliki 2
(dua) Pengertian:
Pertama. Kader adalah sejumlah manusia yang terorganisir secara
permanen, yang menjadi soko guru dari kesatuan yang lebih besar
Kedua. Kader yaitu kaum remaja atau kaum muda yang akan
melanjutkan estafet perjuangan dari oranganisasi yang bersangkutan .( Amin
Rais 1995) .
11. Kader : codre (perancis) artinya elite
Kader organisasi adalah :
kelompok anggota terbaik dan terpilih karena
telah terlatih,merupakan jantung organisasi, dan
tulung punggung organisasi (kerangka) dari
kelompok yang lebih besar dan terorganisir
secara permanen.
Kader adalah Pelopor
Pelangsung
Penyempurna
12. Kader Muhammadiyah
Kader Muhammadiyah minimal memiliki tiga persyaratan,
1. Integritas. mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan
kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan; wujud
keutuhan prinsip moral dan etika dalam kehidupan
sebagai warga Muhammadiyah
2. Komitmen. Komitmen bermuhammadiyah berarti
keberadaan kader bukanlah sekedar keterlibatan secara
fisik tetapi menuntut lebih fundamental lagi, karena
komitmen merupakan perpaduan ikrar batin, kesetiaan
dan tindakan memperjuangkan misi Muhammadiyah
dengan sepenuh hati.
3. Kompetensi. Kompetensi berarti kader Muhammadiyah
harus mempersiapkan diri dengan kemampuan dan
kecakapan yang memadai,
13. Kompetensi Kader Muhammadiyah.
Kompetensi berarti kader Muhammadiyah harus
mempersiapkan diri dengan kemampuan dan
kecakapan yang memadai, sbb:
1. Kompetensi Keberagamaan
2. Kompetensi Akademis dan Intelektual
3. Kompetensi Sosial Kemanusiaan dan Kepeloporan
4. Kompetensi Keorganisasian dan Kepemimpinan
14. A. KOMPETENSI KEBERAGAMAAN
Kemurnian aqidah : Memiliki akidah yang murni: bebas dari syirik,
tahayul, bid’ah, khurafat. Praktek beragamanya sinergis dengan perilaku
dalam kehidupan sehari-hari berkaitan hubungan dengan Allah Swt., manusia
dan lingkungan
Taat beribadah: melaksanakan ibadah mahdlah wajib dan
sunnat/tathawwu secara khusyuk dan tertib, mampu
merealisasikan nilai ibadah dalam kehidupan sehari-hari,
beribadah sesuai tuntunan Tarjih.
Istiqomah: kuat dalam prinsip, memiliki idealisme tinggi, tidak
mudah goyah, tidak mudah terpengaruh, teguh pendirian
Ikhlas: bersikap dan bertindak penuh pengkhidmatan, tanpa
pamrih, bekerja sungguh-sungguh semaksimal dan seoptimal
mungkin.
15. Kompetensi Keberagamaan
Bertauhid: Sebagai dasar kesholehan Kader, Semua
gerak kita harus berpusat pada satu titik yaitu Loyalitas
tunggal kepada Allah
Tapi banyak orang bertuhan pada hawa nafsunya.
َع ُ َّ
َّللا ُهَّلَضَأَو ُهاَوَه ُهَهَلِإ َذَخَّتا ِنَم َتْيَأَرَفَأ
ْلَقَو ِهِعْمَس ىَلَع َمَتَخَو ٍمْلِع ىَل
ِهِب
ْعَب ْنِم ِهيِدْهَي ْنَمَف ًةََاوشِغ ِه ِ
رَصَب ىَلَع َلَعَجَو
َونَُّركَذَت َ
َلَفَأ ِ َّ
َّللا ِد
Apakah sudah kau perhatikan orang yang
mempertuhankan hawa nafsunya dan Allah
membiarkan sesat berdasar ilmu Nya, dan Dia telah
mengunci mati pendengaran dan hatinya dan
meletakkan tutup pada penglihatannya. Maka siapa
16. Kompetensi Keberagamaan
ۡ
ذِإ َو
َۡلاَق
ُۡن ََٰمقُل
ۡ
ِبِل
ۦِهِن
َۡوُه َو
ۡ
ُهُظِعَي
ۥ
ۡ
َينُبََٰي
َۡ
ل
ۡ
ك ِ
رشُت
ۡهِٱللِب
ۡ
نِإ
َۡكرِٱلش
ۡ
لُظَل
ۡ
م
ۡ
يمِظَع
13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar- benar kezaliman
yang besar” QS Ali Imran (31:13)
17. SURAT 21. AL-ANBYAA’ : 25
ِلْبَق ْنِم َانْلَس ْرَأ اَم َو
ِإ ٍلوُسَر ْنِم َك
ال
ِإ ال ُهَّنَأ ِهْيَلِإ ي ِوحُن
َانَأ الِإ َهَل
ُِوندُبْعاَف
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun
sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya, "Bahwasanya tidak ada Tuhan
(yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku.”
18. Ikhlas adalah benteng manusia yang tidak
bisa ditembus setan.
ۡيِنَتْي َوْغَأۡاَمِبِۡبَۡرَلاَق
ْۡمُهَلَۡننِي َزُ َ
َل
ۡ
ِف
َۡمْجَأْۡمُهنَيِوْغُ َ
َل َۡو ِ
ض ْرَ ْ
يۡاَل
َۡينِع
(
39
)
َۡين ِ
صَلْخُمْۡالُمُهْنِۡمَكَداَبِعۡلِإ
(
40
)
Iblis berkata: “Tuhanku, krn Engkau telah
memutuskan aku sesat, akan kujadikan maksiat
nampak indah bagi manusia di bumi dan akan
kusesatkan mereka semua. Kecuali orang-orang
yang ikhlas” (QS. Al-Hijr/15: 39-40)
Pandai-bodoh, kaya-miskin, tekun ibadah-
tidak peduli, dermawan-kikir, semua dapat
ditaklukkan setan kecuali orang ikhlas.
19. B. Kompetensi akademis dan
intelektual
Kader Muhammadiyah yang ideal adalah kader yang memiliki
intelektulitas yang dicirikan dengan nilai – nilai :
1) Fathonah (kecerdasan pikiran sebagai Ulul Albab) dalam berpikir,
berwawasan, dan menghasilkan karya pemikiran.
2) Tajdid (pembaruan dan berpikiran maju) dalam mengembangkan
kehidupan dan menggerakkan Persyarikatan sesuai jiwa
ajaran Islam.
3) Istiqamah (konsisten) dalam lisan, pikiran, dan tindakan.
4) Etos belajar (semangat dan kemauan keras) untuk selalu
mengembangkan diri, mencari dan memperkaya ilmu, serta
mengamalkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
5) Moderat (arif dan mengambil posisi di tengah) dalam
bersikap,berpikiran dan bertindak.
20. C. Kompetensi Sosial Kemanusiaan dan
kepeloporan.
Kader Muhammadiyah yang ideal peka terhadap permasalahan
sosial umat, yang dapat dicirikan dengan nilai-nilai sebagai
berikut :
1. Keshalehan (perilaku yang baik) dalam kehidupan pribadi,
keluarga dan masyarakat luas.
2. Kepedulian sosial (ketepanggilan dalam meringankan beban
hidup orang lain).
3. Suka beramal (gemar melaksanakan amal shaleh untuk
kemaslahatan hidup).
4. Keteladanan (menjadi uswah hasanah [teladan yang baik]
dalam seluruh hidup dan tindakan).
5. Tabligh (menyampaikan kebaikan kepada orang lain,
komunikatif, dan terampil membangun jaringan).
6. Inovatif (menemukan hal-hal baru) dalam mengembangkan
kemajuan organisasi.
7. Berfikiran maju dan membawa Muhammadiyah pada
kemajuan di berbagai bidang yang menjadi misi dan usaha
gerakan.
21. D. Kompetensi keorganisasian dan
kepemimpinan.
Kader Muhammadiyah yang ideal memiliki semangat berorganisasi dan
memiliki jiwa kepemimpinan yang dapat dicirikan dengan nilai-nilai
sbb:
1. Pengkhidmatan dan partisipasi aktif dalam peran keumatan,
kebangsaan, dan kemanusiaan universal.
2. Menempati posisi apapun dengan semangat ikhlas, berdedikasi,
berprestasi, dan menghasilkan hal-hal terbaik.
3. Menjadi bagian yang menyatu dengan denyut nadi kehidupan
Persyarikatan, umat, dan bangsa sebagai wujud menjalankan misi
organisasi.
4. Berkomitmen dan menjunjung tinggi ideologi Muhammadiyah dan
mampu bersikap tegas tetapi arif dalam membela serta menegakkan
prinsip dan kepentingan Persyarikatan.
5. Mengutamakan misi dan kepentingan Muhammadiyah di atas lainnya
dengan niat iklas dan berkhidmat.
22. Dimensi berkemajuan
(dalam Tafsir Berkemajuan):
1. Berkemajuan dalam (a) semangat, (b) alam
pikiran, (c) perilaku, dan (d) orientasi ke
masa depan.
2. Berkemajuan untuk mewujudkan kondisi
yang lebih baik dalam kehidupan materiil dan
spiritual.
3. Berkemajuan untuk menjadi unggul di
berbagai bidang.
23. Kader Muhammadiyah sebagai
hasil dari proses perkaderan
adalah Anggota inti yang
diorganisir secara permanen
dan berkemampuan dalam
menjalankan tugas serta misi
dilingkungan persyarikatan ,
umat dan bangsa yang
menggerakkan organisasi
kearah tercapainya tujuan
Muhammadiyah.
24. SETIAP KADER MUHAMMADIYAH HENDAKNYA
MEMPUNYAI CARA BERPIKIR, SIKAP MENTAL,
KESADARAN BERAGAMA DAN BERORGANISASI,
SERTA KEAHLIAN YANG BERPUSAT PADA:
• Alam Pikiran : selalu berpandangan dakwah
• Sikap Mental : selalu berjiwa dakwah
• Kesadaran Beragama : menginsyafi sepenuh
hati bahwa ajaran Agama Islam adalah ruh yang
menggerakkan setiap amal perbuatan dan
diusahakan terlaksananya dalam masyarakat.
25. lanjutan
• Kesadaran Berorganisasi : mengakui bahwa
Muhammadiyah sebagai organisasi adalah
merupakan wadah dan alat perjuangan semata
untuk mengamalkan dan memperjuangan
tegaknya nilai-nilai ajaran Islam, dan bukan
merupakan tujuan dari perjuangan itu sendiri.
• Keahlian : berkemampuan sebagai
subyek dakwah, yang memiliki wawasan luas,
menguasai teknologi informasi sebagai media
dan bagian dari strategi dakwah.
26. KRITERIA KADER
MUHAMMADIYAH
1. PEMAHAMAN ISLAM YANG
KOMPREHENSIF
2. TOTALITAS JIWA
3. KETELADANAN
4. BERPIKIR SISTEMATIS, LOGIS
DAN RASIONAL
5. WAWASAN LUAS
6. KEPRIBADIAN YANG MATANG
27. LANJUTAN KRITERIA KADER
Kepribadian yang Matang:
• A. highly motivation
• *penuh semangat
• *tidak memerlukan dorongan dari luar
• B. fullfilling commitment
• *kemampuan memilih yang terbaik
• *bertanggungjawab
• *berani menanggung resiko
28. C. Impluse Control
* kemampuan menunda
pemenuhan dorongan karena
bertabrakan dengan norma
* kemampuan mengatasi
kekecewaan
* tidak emosional
* ada keselarasan 3 H (head,
heart, hand)
29. D. Creative Thinking
* tidak puas terhadap yang
diperbuat
* selalu ingin berbuat yang lebih
baik
* berorientasi ke depan
* produktif
* memiliki kelincahan mental
30. 7. KEAHLIAN SEBAGAI DA’I
8. KOMITMEN TERHADAP
PERSYARIKATAN
9. SIDDIQ (jujur),
AMANAH (dapat dipercaya),
TABLIGH (menyampaikan
kebenaran),
FATHONAH (cerdas).
33. KHA Dahlan (1912 – 1923)
Pemahaman terhadap
ajaran agama Islam yang
harus diamalkan dalam
bentuk :
•Pemurnian ajaran Islam
•Pendirian persyarikatan
•Merintis pendidikan
38. Khittah Palembang :
- Jiwa pribadi anggota &
Pimpinan
- Uswatun khasanah
- Tertib Org & Adm
- Kualitas amal
- Kualitas anggota & kader
- Ukhuwah Islamiyah
- Tuntunan hidup anggota
47. Pesan K.H.Ahmad Dahlan yang disampaikan
oleh Nyi Ahmad Dahlan saat berbaring sakit
Hendahlah kamu jangan
sekali-kali menduakan
pandangan
Muhammadiyah dengan
perkumpulan lain.
Jangan sentimen, jangan
sakit hati kalau menerima
celaan dan kritikan.
Jangan sombong, jangan
berbesar hati kalau me
nerima pujian.
Jangan Jubriya (ngujub-
kibir-riya).
Dengan ihlas murni
hatinya, kalau sedang
berkembang harta,
pikiran dan tenaga.
Harus bersungguh-
sungguh hati dan tetap
tegak pendiriannya
(jangan was-was).
48. Pesan K.H.Ahmad Dahlan tersebut perlu
diaktualisasikan dan disosialisasikan oleh kader
Muhammadiyah kepada warga Muhammadiyah untuk
lebih memantapkan lagi ideologi Muhammadiyah,
karena akhir-akhir ini berseliweran berbagai macam
ideologi yang menggiurkan, dan masuk ke dalam
Muhammadiyah, bahkan beberapa aktivis
Muhammadiyah lebih patuh pada ideologi baru
tersebut dibanding ideologi Muhammadiyah.