SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
ANALISIS INSTRUMEN
Oleh:
Hartatik (210220101024)
M. Hadi Susanto (210220101021)
Dosen Pengampu:
Dr. Nanik Yuliati, M.Pd
Dr. Aby Suwito, S.Pd, M.Pd
By Slidesgo
Pendahuluan
Analisis
Instrumen Tes
Pustaka
Analisis Instrumen
dengan Analisis
Faktor
Materi :
02
Analisis Instrumen
Perlu dilakukan?
Pendahuluan
Analisis
Instrumen
Digunakan
Mengumpulkan data
Analisis
Butir
Instrumen
Analisis
Perangkat
Instrumen
A I
N N
A S
L T
I R
S U
I M
S E
N
1. Tingkat Kesukaran
2. Daya Beda Butir
Analisis
Butir
Instrumen
Analisis
Perangkat
Instrumen
1. Validitas
2. Reliabilitas
Analisis
Instrumen
Tes
01
Karakteristik butir instrumen dan
spesifikasi butir instrumen
Karakteristik
butir instrumen
ialah parameter
kuantitatif butir
instrumen
(Zainul dan Noehi
Nasoetion, 1997: 157)
spesifikasi butir
instrumen ialah
parameter kualitatif
butir instrumen yang
ditentukan atas dasar
penilaian ahli
Karakteristik
Butir
Instrumen
A
Butir yang baik adalah butir yang mempunyai
tingkat kesukaran sedang, daya beda yang tinggi
dan pengecoh yang berfungsi efektif
𝐩 =
π‘±π’–π’Žπ’π’‚π’‰ π’šπ’‚π’π’ˆ π’Žπ’†π’π’‹π’‚π’˜π’‚π’ƒ 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓
π‘±π’–π’Žπ’π’‚π’‰ 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒑𝒆𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒔
a.
Tingkat
Kesukaran
Tingkat kesukaran
butir instrumen
sangat
dipengaruhi oleh
tingkat
kemampuan
anggota kelompok
peserta tes
tidak sepenuhnya
merupakan ukuran
karakteristik butir
instrumen saja, tetapi
lebih merupakan
kemampuan rata-
rata kelompok
peserta tes
tidaklah menunjukkan
butir instrumen tertentu
itu baik atau tidak baik,
hanya menunjukkan
bahwa butir instrumen
itu sukar atau mudah
untuk kelompok peserta
tes tertentu.
Tabel skor hasil tes
Time Mon Tue Wed Thu Fri
10:00
12:00
14:00
16:00
18:00
20:00
Venus
Venus is the second
planet from the Sun
tingkat kesukaran instrumen
nomor 1 adalah 10:10 = 1,0
tingkat kesukarannnya
nomor 10 adalah 3:10 = 0,3
Cara menghitung
Menurut tingkat kesukaran, perangkat
instrumen dapat dirumuskan sebagai berikut :
Mercury
It’s the closest planet
to the Sun
Untuk menyusun suatu naskah
instrumen sebaiknya digunakan
butir instrumen yang tingkat
kesukarannya berimbang sebagai
berikut:
Sukar = 25%
Sedang = 50%
Mudah = 25%
biasa disimbolkan dengan D
(huruf kapital).
b.
Daya Beda
Butir
Instrumen
Langkah-langkah untuk menghitung daya beda:
Berdasarkan hitungan
tersebut kita dapat
menyusun rumus daya
beda :
Indeks atau koefisien daya beda berkisar antara +1,0 s.d -1,0.
Daya beda +1,0 berarti semua anggota kelompok atas
menjawab benar butir instrumen itu, dan kelompok bawah
seluruhnya menjawab salah. Daya beda -1,0 berarti semua
anggota kelompok atas menjawab salah butir instrumen itu
dan kelompok bawah selebihnya menjawab benar.
yaitu hubungan korelasi skor
butir instrumen dan skor
keseluruhan dari peserta tes
yang sama.
pada prinsipnya sama saja dengan
korelasi biserial, tetapi dengan cara
menghitung yang berbeda dan dasar
teoritik yang berbeda pula.
Jenis koefisien korelasi yang digunakan mengitung
daya beda butir instrumen :
Analisis Butir Instrumen
dengan Komputer οƒ  ITEMAN
Misalnya, bila suatu butir instrumen dengan 5
(lima) option, seperti terlihat dalam data
berikut:
P = 0.458
rbis = 0.096
rpbis = 0.123
hasil analisis ITEMAN ialah tingkat kesukaran
(p) butir instrumen tersebut. Kemudian daya
bedanya (rbis dan rpbis), baik yang diukur
dengan korelasi biserial maupun yang dihitung
dengan point biserial.
c.
Berfungsi
tidaknya
pilihan
>
Distribusi jawaban
kedua kelompok ini
untuk setiap butir
dimasukkan dalam
satu tabel seperti
contoh di berikut:
Butir Instrumen Nomor 1
Jawaban yang benar
adalah B (diberi tanda
bintang), kebanyakan
peserta (pada kedua
kelompok ini) memilih B
pengecoh A, C dan D ada
yang memilih terutama
mereka yang masuk
kelompok bawah.
Kesimpulan :
pengecoh berfungsi sebagai
jawaban yang salah.
Jadi butir instrumen No. 1 semua
pilihan sudah berfungsi.
Butir Instrumen Nomor 2 Jawaban yang benar
adalah D, dan
kebanyakan peserta
memilih D.
Pengecoh B dan C ada
yang memilih, tetapi
pengecoh A tidak ada
yang memilih, kelompok
bawah sendiri tidak
seorangpun yang
tertarik untuk memilih A
Kesimpulan :
Butir instrumen No. 2 harus
diperbaiki terutama pilihan A.
Butir Instrumen Nomor 3 Jawaban yang benar
adalah A, peserta paling
banyak memilih A
terutama kelompok
bawah
Pengecoh B, C dan D
berfungsi. Tetapi
kelompok atas justru
pilihannya pada B dan C.
Kesimpulan :
butir instrumen No. 3 harus diperbaiki atau
diganti. Sebaran jawaban seperti ini
kemungkinan disebabkan oleh rumusan pokok
instrumen yang kurang baik atau pilihan B dan
C cukup menarik sebagai jawaban yang benar
atau pilihan A yang perlu diperbaiki.
Spesifikasi
Butir
Instrumen
B
Spesifikasi Butir Instrumen ada dua:
Validitas Isi
Butir
Instrumen
Keakuratan
Tujuan yang
ingin dicapai
dilakukan oleh seorang
ahli bidang studi
bersangkutan
Tolok ukur analisis
adalah kisi-kisi
Butir instrumen yang tidak
akurat mengukur tujuan
yang ditetapkan akan
merupakan butir yang
mubadzir
Karakteristik
Perangkat
Tes
C
Reliabilitas
>
Dalam
Tes
Unsur
kekeliruan
(Error)
Sumber
kekeliruan alat
ukur/ faktor lain
- butir tes yang mendua,
- butir tes yang terlalu
sukar
- karena butir instrumen
yang membentuk
perangkat ujian terlalu
sedikit -->tidak mewakili
keseluruhan bahan yang
diujikan
>
Reliabilitas
Tes Reliabilitas diartikan sebagai sejauh
mana suatu alat ukur dapat diyakini
memberikan informasi yang konsisten
dan tidak mendua tentang
karakteristik peserta tes yang diujikan
Suatu tes dikatakan
reliabel jika
Skor yang diperoleh =
Skor sesungguhnya - kekeliruan skor
Bentuk Skor
secara Operasional Reliabilitas
Didefinisikan sebagai
secara operasional
reliabilitas tes merupakan:
Prosedur yang dapat ditempuh untuk memperoleh koefisien
korelasi yang menggambarkan reliabilitas tes yaitu :
Reliabiltas
dalam arti
stabilitas
Class 01
Reliabilitas juga
berarti ekuivalensi
dari dua tes yang
paralel
Class 02
Reliabilitas dalam
arti konsistensi
atau homogenitas
tes
Class 03
Teknik
Split Half
Teknik Kuder-
Richardson
Distance from Earth to the Moon
386,00km
Rumus
Kuder-Richardson
The Sun’s mass compared to Earth’s
333,000
Reliabilitas perangkat soal secara umum
dapat dipengaruhi oleh:
⇨ Objektivitas dalam penskoran tes. Tes yang
tidak dapat diskor secara objektif tentu saja
reliabilitasnya akan rendah
⇨ Variabilitas peserta tes. Makin bervariasi
peserta tes, maka kemungkinanreliabilitas akan
meningkat. Seluruh peserta tes yang sama
kemampuannya akan menghasilkan reliabilitas
tes yang rendah.
⇨ Jumlah butir soal dalam perangkat tes. Makin
banyak butir soal maka makin tinggi reliabilitas
perangkat tes tersebut.
Validitas
Validitas tes
didefinisikan sebagai
Validitas Isi (content validity).
ukuran yang menunjukkan
sejauh mana skor dalam
tes berasosiasi dengan
penguasaan peserta tes
dalam bidang studi yang
diuji melalui perangkat tes
tersebut.
Merupakan Aspek validitas yang paling
penting dalam tes hasil belajar
Hal-hal yang mempengaruhi validitas tes :
οƒ˜ Tingkat reliabilitas tes. Makin tinggi
reliabilitas tes, maka makin tinggi pula
validitas tes.
οƒ˜ Khusus untuk validitas prediktif, jarak
antara pemberian tes dengan tingkah
laku yang diramalkan tentu akan
berpengaruh. Jarak waktu yang terlalu
jauh akan mengurangi validitas prediktif
tes tersebut, karena besar pengaruh
faktor lain terhadap tingkah laku yang
diramalkan.
Analisis
Instrumen
Dengan Analisis
Faktor
02
Analisis faktor (AF) telah dikenal sangat luas di kalangan kuantitatif. Uji ini
digunakan untuk memastikan apakah butir-butir tertentu mendukung faktornya
dan faktor-faktor mendukung hasil belajar. AF menghasilkan sejumlah faktor yang
dapat menjelaskan atau menjadi indikator mengenai suatu hasil belajar. Faktor
terjadi karena sifat struktural berada dalam satuhubungan (Ferguson dan Takane,
1989: 521).
AF merupakan cara pengujian validitas konstruk yang sangatcanggih,
menawarkan usaha penyederhanaan kerumitan dengan meringkas kerumitan
yang sangat banyak unsurnya ke dalam faktor yang lebih sederhana dan mudah
dipahami.
ANALISIS INSTRUMEN DENGAN ANALISIS FAKTOR
A. ANALISIS FAKTOR DAN VALIDITAS KONSTRUK
Tes Hasil
Belajar
Validitas
Isi
Kriteria
Konstruk
Realibilitas
Metode Pengujian
Validitas
validitas isi diuji secara
logis atau empiris
validitas kriteria diuji dengan validitas
konkuren dan prediktif
ketepatan konstruksi diuji dengan uji validitas
konstruk. Pengujian dapat dilakukan dengan salah
satu dari beberapa metode: konvergensi dan
diskriminabilitas, matriks multitrait-multimethod
(MTMM) dan analisis faktor (Kerlinger, 1996: 736 -
750)
Metode Pengujian
Realibilitas
Pengujian reliabilitas dapat
dilakukan dengan berbagai metode
di antaranya adalah metode tes
ulang, paralel, belah dua, Alpha
Cronbach, Rulon, Flanagan, Hoyt,
KuderRichardson.
Metode Pengujian
Validitas
validitas isi diuji secara
logis atau empiris
validitas kriteria diuji dengan validitas
konkuren dan prediktif
ketepatan konstruksi diuji dengan uji validitas
konstruk. Pengujian dapat dilakukan dengan salah
satu dari beberapa metode: konvergensi dan
diskriminabilitas, matriks multitrait-multimethod
(MTMM) dan analisis faktor (Kerlinger, 1996: 736 -
750)
Metode Pengujian
Realibilitas
Pengujian reliabilitas dapat
dilakukan dengan berbagai metode
di antaranya adalah metode tes
ulang, paralel, belah dua, Alpha
Cronbach, Rulon, Flanagan, Hoyt,
KuderRichardson.
Pengertian AF (Analisis Faktor)
AF adalah salah satu analisis multivariat yang dirancang untuk meneliti sifat hubungan antara variabel-
variabel dalam satu perangkat tertentu yang pada dasarnya menunjukkan pola hubungan tertentu.
Hardjodipuro (1988: 62) menyatakan bahwa AF merupakan penyederhanaan ilmiah (scientific
parsimony) karena analisis tersebut mengurangi kerumitan tes dan pengukuran menjadi suatu
deskripsi ilmiah yang sederhana. AF membahas tes-tes atau pengukuran-pengukuran mana yang
merupakan satu kelompok atau mana yang mengukur/menguji hal-hal yang sama tersebut. AF
membantu, mengurangi jumlah variabel yang digarap peneliti. AF juga membantu peneliti untuk
menemukan dan mengidentifikasi satuan-satuan atau ciri-ciri yang mendasari suatu tes dan
pengukuran.
Penggunaan AF (Analisis Faktor)
Macam AF
AF eksploratori
(exploratory factory
analysis)
AF konfirmatori
(confirmatory Jactory
analysis)
Kebanyakan AF bersifat eksploratif bila
digunakan sebagai suatu alat untuk
mengurangi jumlah variabel atau
mengetahui pola-pola korelasi antara
variabel tanpa tujuan untuk menguji
teori. Dalam mengonseptualisasikan
kegunaan eksploratif atau reduktif, AF
merupakan metode yang kuat dan
sangat perlu untuk mengetahui
kesahihan konstruk.
Istilah teknis dalam AF
1. Variabel/butir
1.2. Faktor
1.3. Ekstraksi
1.4. Eigenvalues
1.5. Rotasi
1.6.
Communalities
1.7. Factor
Loadings
Prosedur Uji AF
Prosedur
Uji AF
(a) menguji
kelayakan
analisis
(b)
menyajikan
matriks
korelasi
(c)
melakukan
ekstraksi,
(d)
melakukan
rotasi, dan
(e) memberikan
penamaan
faktor.
Interprestasi Hasil Uji
Untuk memudahkan interpretasi, hasil uji itu dikelompokkan berdasarkan kepentingan interpretasi
Berdasarkan hasil uji AF, interpretasi harus dilakukan mengacu kepada hasil analisis dari prosedur
uji AF, yaitu (l) menguji kelayakan analisis, (2) menyajikan matriks korelasi, (3) melakukan ekstraksi,
(4) melakukan rotasi, dan (5) memberi nama faktor.
Contoh uji validitas konstruk tes hasil belajar
dalam ranah afektif hasil uji AF menggunakan
program SPSS for Windows version 10.00
1. Menguji Kelayakan Analisis
Tabel 8.7 dapat disimpulkan bahwa:
β€’ Sampel mencukupi apabila butir/variabel direspons oleh
responden sekurangnya 5 kali jumlah butir/variabel. Kecukupan
sampling (sampling adeguacy) akan terlihat dalam koefisien
KMO. Syarat dilakukan analisis sudah terpenuhi karena sampel
sudah cukup yang ditunjukkan oleh koefisien KMO sebesar 0,812.
Bila menggunakan kriteria yang ditetapkan oleh Guilford (1982:
53) di mana KMO 0,80 sudah baik maka koefisien KMO sebesar
0,812 menunjukkan sampel telah mencukupi untuk dilakukan AF.
β€’ Uji Bartlett digunakan untuk menguji normalitas data. Data
berdistribusi normal apabila Eniung , C tata atau taraf signifikansi
yang ditetapkan lebih kecil dari batas taraf signifikansi hasil
perhitungan. Bila ditetapkan taraf signifikansi sebesar 196 atau
paling tinggi 59 sebagaimana digunakan dalam banyak
pengambilan keputusan dalam ilmu sosial, maka data yang akan
dianalisis telah berdistribusi normal. Hal itu ditunjukkan oleh
approximate chi-sguare sebesar 2,348 yang hanya akan tidak
normal bila taraf signifikansi yang ditetapkan paling kurang 8,7 Yo.
Dengan terpenuhinya normalitas data maka AF dapat digunakan
untuk analisis data tersebut.
2. Menyajikan Matriks Korelasi
Matriks korelasi disajikan untuk melihat pengelompokan butir-butir
dalam kluster-kluster. Secara teoritik, butir dalam satu kluster akan
berkorelasi tinggi (minimal 0,20) dan butir-butir di luar kluster
berkorelasi rendah (di bawah 0,20). Kluster-kluster itulah yang akan
menjadi faktor dalam proses ekstraksi. Untuk menafsirkan matriks
korelasi maka disajikan tabel matriks korelasi. Tabel 8.8 telah
dimodifikasi dari hasil print out dengan menghilangkan koefisien di
bawah 0,20 dan korelasi butir dengan dirinya sendiri sebesar 1,00.
Tabel 8.8 matriks korelasi tersebut dapat diketahui pengelompokan
butir dalam kluster sebagai berikut.
3. Melakukan Ekstraksi
Data tabel 8.10 tersebut dapat diinterpretasikan berikut.
β€’ Butir disusun berdasarkan urutan besarnya sumbangan terhadap
keseluruhan kualitas butir. Butir 1 memberikan sumbangan
sebesar 26,239o dari keseluruhan butir, butir 2 menyumbangkan
19,9876, butir 3 sebesar 15,48840 dan seterusnya.
β€’ Dari 10 butir yang dicobakan sesungguhnya dapat diringkas
menjadi lima faktor karena beberapa butir mengukur dimensi yang
sama. Faktor yang dipertahankan adalah yang memiliki
eigenvalues di atas 1,00 (Marascuilo dan Levin, 1983: 237).
β€’ Kelima faktor memberikan sumbangan total sebesar 83,15146 dari
keseluruhan kualitas instrumen.
4. Melakukan Rotasi
Rotasi akan mengarahkan untuk melihat lebih jelas
pengelompokan dan besarnya sumbangan butir ke dalam faktor.
Butir akan menjadi bagian dari faktor apabila memberikan
sumbangan (factor loadings) paling tidak 0,30 (Kerlinger, 1996:
1018). Total varians bersama (communalities) adalah 1,00 pada
semua butir karena metode yang digunakan untuk proses
ekstraksi adalah analisis komponen utama (principal component
analysis) yang tidak memisahkan varians umum, spesifik dan
galat. Hasil proses rotasi ortogonal dengan metode varimax
(variance maximum) memberikan hasil sebagai berikut
4. Melakukan Rotasi
Tabel 8.11 hasil rotasi tersebut dapat dilihat pengelompokan butir
ke dalam faktor dan besar sumbangannya seperti table 8.12
5. Memberi Nama Faktor
Hasil rotasi menunjukkan pengelompokan dan besar sumbangan
butir ke dalam faktor. Faktor-faktor masih berupa angka 1 sampai
5 yang belum memiliki nama. Selanjutnya, masing-masing faktor
diberi nama sesuai dengan kesamaan ciri yang dimiliki oleh butir-
butir yang mendukungnya.
Tabel 8.13 contoh pemberian nama dari kesamaan ciri butir-butir
yang menjadi muatannya. Penamaan tersebut dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar dalam ranah afektif terdiri dari lima faktor yaitu
penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
Thanks!

More Related Content

What's hot

Penilaian tradisional
Penilaian tradisionalPenilaian tradisional
Penilaian tradisionalf' yagami
Β 
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SDModul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SDAulin Hipgalz
Β 
Aspek aspek penilaian dalam pembelajaran ips
Aspek aspek penilaian dalam pembelajaran ipsAspek aspek penilaian dalam pembelajaran ips
Aspek aspek penilaian dalam pembelajaran ipsAprian Hidayat
Β 
Pemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptxPemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptxSultonRizal
Β 
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013Jajang Nur'alim
Β 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranrizka_pratiwi
Β 
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan EvaluasiPerbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasialvinnoor
Β 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Naita Novia Sari
Β 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranMuhammad Faried Johan
Β 
Rubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind mapRubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind mapEka Kurniati
Β 
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswaLembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswaRetnani Eni
Β 
011 bab 10 Energi dan Perubahannya
011 bab 10 Energi dan Perubahannya011 bab 10 Energi dan Perubahannya
011 bab 10 Energi dan PerubahannyaRizal Physics
Β 
Diferensiasi .ppt
Diferensiasi .pptDiferensiasi .ppt
Diferensiasi .ppttriyonoKimung
Β 
Teori hirarki belajar dari robert m
Teori hirarki belajar dari robert mTeori hirarki belajar dari robert m
Teori hirarki belajar dari robert magungfaizaqila
Β 
Pendekatan pembelajaran dalam kurikulum 2013
Pendekatan pembelajaran dalam kurikulum 2013Pendekatan pembelajaran dalam kurikulum 2013
Pendekatan pembelajaran dalam kurikulum 2013iwanzierdo
Β 
Fisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan Pengukuran
Fisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan PengukuranFisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan Pengukuran
Fisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan Pengukuran1000 guru
Β 
Bab 2 listrik statis dan dinamis
Bab 2   listrik statis dan dinamisBab 2   listrik statis dan dinamis
Bab 2 listrik statis dan dinamiseli priyatna laidan
Β 

What's hot (20)

Penilaian tradisional
Penilaian tradisionalPenilaian tradisional
Penilaian tradisional
Β 
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SDModul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Modul 2 Pembelajaran Terpadu di SD
Β 
Aspek aspek penilaian dalam pembelajaran ips
Aspek aspek penilaian dalam pembelajaran ipsAspek aspek penilaian dalam pembelajaran ips
Aspek aspek penilaian dalam pembelajaran ips
Β 
Pemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptxPemahaman Peserta Didik.pptx
Pemahaman Peserta Didik.pptx
Β 
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
Β 
Ppt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaranPpt evaluasi pembelajaran
Ppt evaluasi pembelajaran
Β 
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan EvaluasiPerbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Β 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Β 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
Β 
Rubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind mapRubrik penilaian mind map
Rubrik penilaian mind map
Β 
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswaLembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
Lembar observasi kemampuan berfikir kritis siswa
Β 
011 bab 10 Energi dan Perubahannya
011 bab 10 Energi dan Perubahannya011 bab 10 Energi dan Perubahannya
011 bab 10 Energi dan Perubahannya
Β 
Penilaian otentik
Penilaian otentikPenilaian otentik
Penilaian otentik
Β 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
Β 
Diferensiasi .ppt
Diferensiasi .pptDiferensiasi .ppt
Diferensiasi .ppt
Β 
Teori hirarki belajar dari robert m
Teori hirarki belajar dari robert mTeori hirarki belajar dari robert m
Teori hirarki belajar dari robert m
Β 
Pendekatan pembelajaran dalam kurikulum 2013
Pendekatan pembelajaran dalam kurikulum 2013Pendekatan pembelajaran dalam kurikulum 2013
Pendekatan pembelajaran dalam kurikulum 2013
Β 
Fisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan Pengukuran
Fisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan PengukuranFisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan Pengukuran
Fisika Kelas X: Besaran, Satuan, dan Pengukuran
Β 
Usaha dan Energi
Usaha dan EnergiUsaha dan Energi
Usaha dan Energi
Β 
Bab 2 listrik statis dan dinamis
Bab 2   listrik statis dan dinamisBab 2   listrik statis dan dinamis
Bab 2 listrik statis dan dinamis
Β 

Similar to PPT ASESMEN - Analisis Instrumen.pptx

Evaluasi Pembelajaran (EP) - Jenis jenis validitas dan reliabilitas
Evaluasi Pembelajaran (EP) - Jenis jenis validitas dan reliabilitasEvaluasi Pembelajaran (EP) - Jenis jenis validitas dan reliabilitas
Evaluasi Pembelajaran (EP) - Jenis jenis validitas dan reliabilitasnoussevarenna
Β 
KELOMPOK_1_ITEMTES.pptx
KELOMPOK_1_ITEMTES.pptxKELOMPOK_1_ITEMTES.pptx
KELOMPOK_1_ITEMTES.pptxAlieIttihad1
Β 
Validitas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tesValiditas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tesStevie Principe
Β 
analisis_instrumen.ppt
analisis_instrumen.pptanalisis_instrumen.ppt
analisis_instrumen.pptssuserff5e321
Β 
Validitas dan realibilitas
Validitas dan realibilitasValiditas dan realibilitas
Validitas dan realibilitasSuci Agustina
Β 
PERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptx
PERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptxPERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptx
PERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptxdidinFt
Β 
ANALISIS-INSTRUMEN-DAN-ANALISIS-BUTIR-INSTRUMEN.ppt
ANALISIS-INSTRUMEN-DAN-ANALISIS-BUTIR-INSTRUMEN.pptANALISIS-INSTRUMEN-DAN-ANALISIS-BUTIR-INSTRUMEN.ppt
ANALISIS-INSTRUMEN-DAN-ANALISIS-BUTIR-INSTRUMEN.pptLiaNingrum7
Β 
instrumen pengukuran kinerja
instrumen pengukuran kinerjainstrumen pengukuran kinerja
instrumen pengukuran kinerjaKiki ObeNk
Β 
Validitas & Reliabilitas Instrumen Evaluasi Pembelajaran.pdf
Validitas & Reliabilitas Instrumen Evaluasi Pembelajaran.pdfValiditas & Reliabilitas Instrumen Evaluasi Pembelajaran.pdf
Validitas & Reliabilitas Instrumen Evaluasi Pembelajaran.pdfAPRILIANYUNTIARI
Β 
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataArtikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataHannisaNurdini
Β 
metediologi marsel fajar m-1.pptx
metediologi marsel fajar m-1.pptxmetediologi marsel fajar m-1.pptx
metediologi marsel fajar m-1.pptxWisnuDwiseptian
Β 
Menelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarMenelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarFitri Yusmaniah
Β 
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataArtikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataHannisaNurdini
Β 

Similar to PPT ASESMEN - Analisis Instrumen.pptx (20)

Evaluasi Pembelajaran (EP) - Jenis jenis validitas dan reliabilitas
Evaluasi Pembelajaran (EP) - Jenis jenis validitas dan reliabilitasEvaluasi Pembelajaran (EP) - Jenis jenis validitas dan reliabilitas
Evaluasi Pembelajaran (EP) - Jenis jenis validitas dan reliabilitas
Β 
KELOMPOK_1_ITEMTES.pptx
KELOMPOK_1_ITEMTES.pptxKELOMPOK_1_ITEMTES.pptx
KELOMPOK_1_ITEMTES.pptx
Β 
Validitas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tesValiditas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tes
Β 
analisis_instrumen.ppt
analisis_instrumen.pptanalisis_instrumen.ppt
analisis_instrumen.ppt
Β 
Validitas dan realibilitas
Validitas dan realibilitasValiditas dan realibilitas
Validitas dan realibilitas
Β 
PERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptx
PERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptxPERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptx
PERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptx
Β 
ANALISIS-INSTRUMEN-DAN-ANALISIS-BUTIR-INSTRUMEN.ppt
ANALISIS-INSTRUMEN-DAN-ANALISIS-BUTIR-INSTRUMEN.pptANALISIS-INSTRUMEN-DAN-ANALISIS-BUTIR-INSTRUMEN.ppt
ANALISIS-INSTRUMEN-DAN-ANALISIS-BUTIR-INSTRUMEN.ppt
Β 
Pengertian validitas
Pengertian validitasPengertian validitas
Pengertian validitas
Β 
Pengertian validitas
Pengertian validitasPengertian validitas
Pengertian validitas
Β 
instrumen pengukuran kinerja
instrumen pengukuran kinerjainstrumen pengukuran kinerja
instrumen pengukuran kinerja
Β 
Validitas & Reliabilitas Instrumen Evaluasi Pembelajaran.pdf
Validitas & Reliabilitas Instrumen Evaluasi Pembelajaran.pdfValiditas & Reliabilitas Instrumen Evaluasi Pembelajaran.pdf
Validitas & Reliabilitas Instrumen Evaluasi Pembelajaran.pdf
Β 
Bab iii part 1
Bab iii part 1Bab iii part 1
Bab iii part 1
Β 
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataArtikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Β 
RELIABILITAS
RELIABILITASRELIABILITAS
RELIABILITAS
Β 
metediologi marsel fajar m-1.pptx
metediologi marsel fajar m-1.pptxmetediologi marsel fajar m-1.pptx
metediologi marsel fajar m-1.pptx
Β 
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
Β 
Menelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil BelajarMenelaah Tes Hasil Belajar
Menelaah Tes Hasil Belajar
Β 
Bab Tiga
Bab TigaBab Tiga
Bab Tiga
Β 
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataArtikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Β 
Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3
Β 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
Β 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
Β 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
Β 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
Β 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
Β 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
Β 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
Β 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
Β 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
Β 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
Β 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
Β 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Β 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
Β 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Β 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Β 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Β 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Β 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
Β 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
Β 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
Β 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Β 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Β 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
Β 

PPT ASESMEN - Analisis Instrumen.pptx

  • 1. ANALISIS INSTRUMEN Oleh: Hartatik (210220101024) M. Hadi Susanto (210220101021) Dosen Pengampu: Dr. Nanik Yuliati, M.Pd Dr. Aby Suwito, S.Pd, M.Pd By Slidesgo
  • 5. A I N N A S L T I R S U I M S E N 1. Tingkat Kesukaran 2. Daya Beda Butir Analisis Butir Instrumen Analisis Perangkat Instrumen 1. Validitas 2. Reliabilitas
  • 7. Karakteristik butir instrumen dan spesifikasi butir instrumen Karakteristik butir instrumen ialah parameter kuantitatif butir instrumen (Zainul dan Noehi Nasoetion, 1997: 157) spesifikasi butir instrumen ialah parameter kualitatif butir instrumen yang ditentukan atas dasar penilaian ahli
  • 9. Butir yang baik adalah butir yang mempunyai tingkat kesukaran sedang, daya beda yang tinggi dan pengecoh yang berfungsi efektif
  • 10. 𝐩 = π‘±π’–π’Žπ’π’‚π’‰ π’šπ’‚π’π’ˆ π’Žπ’†π’π’‹π’‚π’˜π’‚π’ƒ 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 π‘±π’–π’Žπ’π’‚π’‰ 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒑𝒆𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒔 a. Tingkat Kesukaran
  • 11. Tingkat kesukaran butir instrumen sangat dipengaruhi oleh tingkat kemampuan anggota kelompok peserta tes tidak sepenuhnya merupakan ukuran karakteristik butir instrumen saja, tetapi lebih merupakan kemampuan rata- rata kelompok peserta tes tidaklah menunjukkan butir instrumen tertentu itu baik atau tidak baik, hanya menunjukkan bahwa butir instrumen itu sukar atau mudah untuk kelompok peserta tes tertentu.
  • 12. Tabel skor hasil tes Time Mon Tue Wed Thu Fri 10:00 12:00 14:00 16:00 18:00 20:00 Venus Venus is the second planet from the Sun tingkat kesukaran instrumen nomor 1 adalah 10:10 = 1,0 tingkat kesukarannnya nomor 10 adalah 3:10 = 0,3
  • 14. Menurut tingkat kesukaran, perangkat instrumen dapat dirumuskan sebagai berikut : Mercury It’s the closest planet to the Sun Untuk menyusun suatu naskah instrumen sebaiknya digunakan butir instrumen yang tingkat kesukarannya berimbang sebagai berikut: Sukar = 25% Sedang = 50% Mudah = 25%
  • 15. biasa disimbolkan dengan D (huruf kapital). b. Daya Beda Butir Instrumen
  • 17.
  • 18. Berdasarkan hitungan tersebut kita dapat menyusun rumus daya beda : Indeks atau koefisien daya beda berkisar antara +1,0 s.d -1,0. Daya beda +1,0 berarti semua anggota kelompok atas menjawab benar butir instrumen itu, dan kelompok bawah seluruhnya menjawab salah. Daya beda -1,0 berarti semua anggota kelompok atas menjawab salah butir instrumen itu dan kelompok bawah selebihnya menjawab benar.
  • 19. yaitu hubungan korelasi skor butir instrumen dan skor keseluruhan dari peserta tes yang sama. pada prinsipnya sama saja dengan korelasi biserial, tetapi dengan cara menghitung yang berbeda dan dasar teoritik yang berbeda pula. Jenis koefisien korelasi yang digunakan mengitung daya beda butir instrumen :
  • 20. Analisis Butir Instrumen dengan Komputer οƒ  ITEMAN
  • 21. Misalnya, bila suatu butir instrumen dengan 5 (lima) option, seperti terlihat dalam data berikut: P = 0.458 rbis = 0.096 rpbis = 0.123 hasil analisis ITEMAN ialah tingkat kesukaran (p) butir instrumen tersebut. Kemudian daya bedanya (rbis dan rpbis), baik yang diukur dengan korelasi biserial maupun yang dihitung dengan point biserial.
  • 23. > Distribusi jawaban kedua kelompok ini untuk setiap butir dimasukkan dalam satu tabel seperti contoh di berikut:
  • 24. Butir Instrumen Nomor 1 Jawaban yang benar adalah B (diberi tanda bintang), kebanyakan peserta (pada kedua kelompok ini) memilih B pengecoh A, C dan D ada yang memilih terutama mereka yang masuk kelompok bawah. Kesimpulan : pengecoh berfungsi sebagai jawaban yang salah. Jadi butir instrumen No. 1 semua pilihan sudah berfungsi.
  • 25. Butir Instrumen Nomor 2 Jawaban yang benar adalah D, dan kebanyakan peserta memilih D. Pengecoh B dan C ada yang memilih, tetapi pengecoh A tidak ada yang memilih, kelompok bawah sendiri tidak seorangpun yang tertarik untuk memilih A Kesimpulan : Butir instrumen No. 2 harus diperbaiki terutama pilihan A.
  • 26. Butir Instrumen Nomor 3 Jawaban yang benar adalah A, peserta paling banyak memilih A terutama kelompok bawah Pengecoh B, C dan D berfungsi. Tetapi kelompok atas justru pilihannya pada B dan C. Kesimpulan : butir instrumen No. 3 harus diperbaiki atau diganti. Sebaran jawaban seperti ini kemungkinan disebabkan oleh rumusan pokok instrumen yang kurang baik atau pilihan B dan C cukup menarik sebagai jawaban yang benar atau pilihan A yang perlu diperbaiki.
  • 28. Spesifikasi Butir Instrumen ada dua: Validitas Isi Butir Instrumen Keakuratan Tujuan yang ingin dicapai dilakukan oleh seorang ahli bidang studi bersangkutan Tolok ukur analisis adalah kisi-kisi Butir instrumen yang tidak akurat mengukur tujuan yang ditetapkan akan merupakan butir yang mubadzir
  • 31. > Dalam Tes Unsur kekeliruan (Error) Sumber kekeliruan alat ukur/ faktor lain - butir tes yang mendua, - butir tes yang terlalu sukar - karena butir instrumen yang membentuk perangkat ujian terlalu sedikit -->tidak mewakili keseluruhan bahan yang diujikan
  • 32. > Reliabilitas Tes Reliabilitas diartikan sebagai sejauh mana suatu alat ukur dapat diyakini memberikan informasi yang konsisten dan tidak mendua tentang karakteristik peserta tes yang diujikan
  • 34. Skor yang diperoleh = Skor sesungguhnya - kekeliruan skor Bentuk Skor
  • 37. Prosedur yang dapat ditempuh untuk memperoleh koefisien korelasi yang menggambarkan reliabilitas tes yaitu : Reliabiltas dalam arti stabilitas Class 01 Reliabilitas juga berarti ekuivalensi dari dua tes yang paralel Class 02 Reliabilitas dalam arti konsistensi atau homogenitas tes Class 03 Teknik Split Half Teknik Kuder- Richardson
  • 38. Distance from Earth to the Moon 386,00km Rumus Kuder-Richardson The Sun’s mass compared to Earth’s 333,000
  • 39. Reliabilitas perangkat soal secara umum dapat dipengaruhi oleh: ⇨ Objektivitas dalam penskoran tes. Tes yang tidak dapat diskor secara objektif tentu saja reliabilitasnya akan rendah ⇨ Variabilitas peserta tes. Makin bervariasi peserta tes, maka kemungkinanreliabilitas akan meningkat. Seluruh peserta tes yang sama kemampuannya akan menghasilkan reliabilitas tes yang rendah. ⇨ Jumlah butir soal dalam perangkat tes. Makin banyak butir soal maka makin tinggi reliabilitas perangkat tes tersebut.
  • 42. Validitas Isi (content validity). ukuran yang menunjukkan sejauh mana skor dalam tes berasosiasi dengan penguasaan peserta tes dalam bidang studi yang diuji melalui perangkat tes tersebut. Merupakan Aspek validitas yang paling penting dalam tes hasil belajar
  • 43. Hal-hal yang mempengaruhi validitas tes : οƒ˜ Tingkat reliabilitas tes. Makin tinggi reliabilitas tes, maka makin tinggi pula validitas tes. οƒ˜ Khusus untuk validitas prediktif, jarak antara pemberian tes dengan tingkah laku yang diramalkan tentu akan berpengaruh. Jarak waktu yang terlalu jauh akan mengurangi validitas prediktif tes tersebut, karena besar pengaruh faktor lain terhadap tingkah laku yang diramalkan.
  • 45. Analisis faktor (AF) telah dikenal sangat luas di kalangan kuantitatif. Uji ini digunakan untuk memastikan apakah butir-butir tertentu mendukung faktornya dan faktor-faktor mendukung hasil belajar. AF menghasilkan sejumlah faktor yang dapat menjelaskan atau menjadi indikator mengenai suatu hasil belajar. Faktor terjadi karena sifat struktural berada dalam satuhubungan (Ferguson dan Takane, 1989: 521). AF merupakan cara pengujian validitas konstruk yang sangatcanggih, menawarkan usaha penyederhanaan kerumitan dengan meringkas kerumitan yang sangat banyak unsurnya ke dalam faktor yang lebih sederhana dan mudah dipahami. ANALISIS INSTRUMEN DENGAN ANALISIS FAKTOR
  • 46. A. ANALISIS FAKTOR DAN VALIDITAS KONSTRUK Tes Hasil Belajar Validitas Isi Kriteria Konstruk Realibilitas
  • 47. Metode Pengujian Validitas validitas isi diuji secara logis atau empiris validitas kriteria diuji dengan validitas konkuren dan prediktif ketepatan konstruksi diuji dengan uji validitas konstruk. Pengujian dapat dilakukan dengan salah satu dari beberapa metode: konvergensi dan diskriminabilitas, matriks multitrait-multimethod (MTMM) dan analisis faktor (Kerlinger, 1996: 736 - 750) Metode Pengujian Realibilitas Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan berbagai metode di antaranya adalah metode tes ulang, paralel, belah dua, Alpha Cronbach, Rulon, Flanagan, Hoyt, KuderRichardson.
  • 48. Metode Pengujian Validitas validitas isi diuji secara logis atau empiris validitas kriteria diuji dengan validitas konkuren dan prediktif ketepatan konstruksi diuji dengan uji validitas konstruk. Pengujian dapat dilakukan dengan salah satu dari beberapa metode: konvergensi dan diskriminabilitas, matriks multitrait-multimethod (MTMM) dan analisis faktor (Kerlinger, 1996: 736 - 750) Metode Pengujian Realibilitas Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan berbagai metode di antaranya adalah metode tes ulang, paralel, belah dua, Alpha Cronbach, Rulon, Flanagan, Hoyt, KuderRichardson.
  • 49. Pengertian AF (Analisis Faktor) AF adalah salah satu analisis multivariat yang dirancang untuk meneliti sifat hubungan antara variabel- variabel dalam satu perangkat tertentu yang pada dasarnya menunjukkan pola hubungan tertentu. Hardjodipuro (1988: 62) menyatakan bahwa AF merupakan penyederhanaan ilmiah (scientific parsimony) karena analisis tersebut mengurangi kerumitan tes dan pengukuran menjadi suatu deskripsi ilmiah yang sederhana. AF membahas tes-tes atau pengukuran-pengukuran mana yang merupakan satu kelompok atau mana yang mengukur/menguji hal-hal yang sama tersebut. AF membantu, mengurangi jumlah variabel yang digarap peneliti. AF juga membantu peneliti untuk menemukan dan mengidentifikasi satuan-satuan atau ciri-ciri yang mendasari suatu tes dan pengukuran.
  • 50. Penggunaan AF (Analisis Faktor) Macam AF AF eksploratori (exploratory factory analysis) AF konfirmatori (confirmatory Jactory analysis) Kebanyakan AF bersifat eksploratif bila digunakan sebagai suatu alat untuk mengurangi jumlah variabel atau mengetahui pola-pola korelasi antara variabel tanpa tujuan untuk menguji teori. Dalam mengonseptualisasikan kegunaan eksploratif atau reduktif, AF merupakan metode yang kuat dan sangat perlu untuk mengetahui kesahihan konstruk.
  • 51. Istilah teknis dalam AF 1. Variabel/butir 1.2. Faktor 1.3. Ekstraksi 1.4. Eigenvalues 1.5. Rotasi 1.6. Communalities 1.7. Factor Loadings
  • 52. Prosedur Uji AF Prosedur Uji AF (a) menguji kelayakan analisis (b) menyajikan matriks korelasi (c) melakukan ekstraksi, (d) melakukan rotasi, dan (e) memberikan penamaan faktor.
  • 53. Interprestasi Hasil Uji Untuk memudahkan interpretasi, hasil uji itu dikelompokkan berdasarkan kepentingan interpretasi Berdasarkan hasil uji AF, interpretasi harus dilakukan mengacu kepada hasil analisis dari prosedur uji AF, yaitu (l) menguji kelayakan analisis, (2) menyajikan matriks korelasi, (3) melakukan ekstraksi, (4) melakukan rotasi, dan (5) memberi nama faktor.
  • 54. Contoh uji validitas konstruk tes hasil belajar dalam ranah afektif hasil uji AF menggunakan program SPSS for Windows version 10.00
  • 55. 1. Menguji Kelayakan Analisis Tabel 8.7 dapat disimpulkan bahwa: β€’ Sampel mencukupi apabila butir/variabel direspons oleh responden sekurangnya 5 kali jumlah butir/variabel. Kecukupan sampling (sampling adeguacy) akan terlihat dalam koefisien KMO. Syarat dilakukan analisis sudah terpenuhi karena sampel sudah cukup yang ditunjukkan oleh koefisien KMO sebesar 0,812. Bila menggunakan kriteria yang ditetapkan oleh Guilford (1982: 53) di mana KMO 0,80 sudah baik maka koefisien KMO sebesar 0,812 menunjukkan sampel telah mencukupi untuk dilakukan AF. β€’ Uji Bartlett digunakan untuk menguji normalitas data. Data berdistribusi normal apabila Eniung , C tata atau taraf signifikansi yang ditetapkan lebih kecil dari batas taraf signifikansi hasil perhitungan. Bila ditetapkan taraf signifikansi sebesar 196 atau paling tinggi 59 sebagaimana digunakan dalam banyak pengambilan keputusan dalam ilmu sosial, maka data yang akan dianalisis telah berdistribusi normal. Hal itu ditunjukkan oleh approximate chi-sguare sebesar 2,348 yang hanya akan tidak normal bila taraf signifikansi yang ditetapkan paling kurang 8,7 Yo. Dengan terpenuhinya normalitas data maka AF dapat digunakan untuk analisis data tersebut.
  • 56. 2. Menyajikan Matriks Korelasi Matriks korelasi disajikan untuk melihat pengelompokan butir-butir dalam kluster-kluster. Secara teoritik, butir dalam satu kluster akan berkorelasi tinggi (minimal 0,20) dan butir-butir di luar kluster berkorelasi rendah (di bawah 0,20). Kluster-kluster itulah yang akan menjadi faktor dalam proses ekstraksi. Untuk menafsirkan matriks korelasi maka disajikan tabel matriks korelasi. Tabel 8.8 telah dimodifikasi dari hasil print out dengan menghilangkan koefisien di bawah 0,20 dan korelasi butir dengan dirinya sendiri sebesar 1,00. Tabel 8.8 matriks korelasi tersebut dapat diketahui pengelompokan butir dalam kluster sebagai berikut.
  • 57. 3. Melakukan Ekstraksi Data tabel 8.10 tersebut dapat diinterpretasikan berikut. β€’ Butir disusun berdasarkan urutan besarnya sumbangan terhadap keseluruhan kualitas butir. Butir 1 memberikan sumbangan sebesar 26,239o dari keseluruhan butir, butir 2 menyumbangkan 19,9876, butir 3 sebesar 15,48840 dan seterusnya. β€’ Dari 10 butir yang dicobakan sesungguhnya dapat diringkas menjadi lima faktor karena beberapa butir mengukur dimensi yang sama. Faktor yang dipertahankan adalah yang memiliki eigenvalues di atas 1,00 (Marascuilo dan Levin, 1983: 237). β€’ Kelima faktor memberikan sumbangan total sebesar 83,15146 dari keseluruhan kualitas instrumen.
  • 58. 4. Melakukan Rotasi Rotasi akan mengarahkan untuk melihat lebih jelas pengelompokan dan besarnya sumbangan butir ke dalam faktor. Butir akan menjadi bagian dari faktor apabila memberikan sumbangan (factor loadings) paling tidak 0,30 (Kerlinger, 1996: 1018). Total varians bersama (communalities) adalah 1,00 pada semua butir karena metode yang digunakan untuk proses ekstraksi adalah analisis komponen utama (principal component analysis) yang tidak memisahkan varians umum, spesifik dan galat. Hasil proses rotasi ortogonal dengan metode varimax (variance maximum) memberikan hasil sebagai berikut
  • 59. 4. Melakukan Rotasi Tabel 8.11 hasil rotasi tersebut dapat dilihat pengelompokan butir ke dalam faktor dan besar sumbangannya seperti table 8.12
  • 60. 5. Memberi Nama Faktor Hasil rotasi menunjukkan pengelompokan dan besar sumbangan butir ke dalam faktor. Faktor-faktor masih berupa angka 1 sampai 5 yang belum memiliki nama. Selanjutnya, masing-masing faktor diberi nama sesuai dengan kesamaan ciri yang dimiliki oleh butir- butir yang mendukungnya. Tabel 8.13 contoh pemberian nama dari kesamaan ciri butir-butir yang menjadi muatannya. Penamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dalam ranah afektif terdiri dari lima faktor yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
  • 61. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik Thanks!