2. NAMA KELOMPOK
Fani Kurnia R.
Jasmine Salsabila T. J.
Nimas Amelia K.
Rika Maharani
Rizky Eldyka C. P.
Triaji Rizqi Ramadhan
3. HIDUP BERBURU DAN
MENGUMPULKAN MAKANAN
Masa manusia purba berburu dan meramu sering disebut dengan masa food
gathering. Mereka hanya mengumpulkan dan menyeleksi makanan karena
belum dapat mengusahakan jenis tanaman untuk dijadikan bahan makanan.
Pada perkembangan selanjutnya muncul sekelompok manusia purba yang
bertempat tinggal sementara seperti di gua-gua atau di tepi pantai dan
manusia mulai mengenal api.
4. Kehidupan masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan
masih sangat sederhana. Mereka memenuhi segala kebutuhan hidupnya dari
berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka memakan makanan yang
disediakan oleh alam. Makanan diperoleh dengan cara berburu,
mengumpulkan buah-buahan, ubi-ubian, dan menangkap ikan. Mereka
hidup dalam kelompok-kelompok kecil (bergerombol) agar mampu
menghadapi segala macam tantangan atau ancaman.
5. Manusia purba telah pandai memilih tempat-tempat tinggalnya, seperti di
tepi sungai, di tepi danau ataupun di pantai. Ada juga yang tinggal di dalam
goa-goa atau ceruk-ceruk batu; maka tempat tinggal mereka tidak menetap. Di
tepi sungai atau danau banyak terdapat ikan dan binatang lain yang menjadi
buruan mereka dan dapat mereka makan. Ada yang hidup di tepi pantai karena
pantai banyak terdapat sumber makanan. Demikian juga yang tinggal di gua gua,
di daerah sekitarnya pastilah daerah yang cukup memberikan makanan,
sehingga mereka bisa bertahan untuk hidup. Masa inilah yang disebut masa
food gathering (mencari dan mengumpulkan makanan) dengan sistem hidup
berpindah-pindah (nomaden).
6. Manusia purba secara sederhana telah menghasilkan kebudayaan, sebab budaya
adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Mereka berhasil menciptakan alat-alat
untuk menangkap binatang buruan, menguliti binatang buruan, mengorek ubi-ubian,
mengail ikan dan sebagainya. Bahan pembuat alat-alat di dapat dari alam
sekitarnya, seperti batu, kayu, tulang, tanduk binatang dan sebagainya.
Dalam proses kehidupan yang cukup lama, manusia pra sejarah mengalami
perkembangan meskipun sangat lamban, yaitu ada yang telah mengenal tempat
tinggal sementara (semi sedenter), misalnya di tepi pantai atau di gua-gua. Sisa sisa
peninggalan hidup tempat tinggal sementara dari zaman Mesolitikum ini disebut
kyokkemoddinger (sampah dapur) dan abris sous roche (gua sebagai tempat
tinggal). Alat-alat kehidupan mereka pun makin berkembang, seperti chooper
(kapak perimbas = pebble = kapak Sumatra), chopping tool (kapak penetak), anak
panah, flake, alat-alat dari tulang dan tanduk rusa, dan sebagainya.