Teks tersebut membahas empat konsep oposisi politik, yaitu oposisi seremonial, oposisi destruktif oportunis, oposisi fundamental ideologis, dan oposisi konstruktif demokratis."
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata oposisi didefinisikan
dalam dua bidang yang berbeda. Pada dunia politik, arti kata oposisi
dimaknai sebagai 'partai penentang di dewan perwakilan dan
sebagainya yang menentang dan mengkritik pendapat atau
kebijaksanaan politik golongan yang berkuasa'. Sementara dalam
bidang linguistik, arti kata oposisi dimaknai sebagai 'pertentangan
antara dua unsur bahasa untuk memperlihatkan perbedaan arti'.
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Oposisi, Koalisi & Reposisi
2. 2
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Dari kedua arti kata oposisi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, arti kata oposisi dalam pemaknaan
linguistik nampaknya kurang akrab di telinga
masyarakat Indonesia. Kebanyakan orang Indonesia
lebih sering mengaitkan arti kata oposisi dengan
dunia politik. Orang-orang pun masih sering
mendefinisikan arti kata oposisi sebagai sesuatu yang
berlawanan dengan arti kata koalisi. Padahal arti kata
oposisi bukanlah antonim dari arti kata koalisi.
LESTARI MOERDIJAT
3. 3
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata
koalisi adalah 'kerja sama antara beberapa partai untuk
memperoleh kelebihan suara dalam parlemen'. Arti kata
koalisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini
memang lebih cenderung ke dalam dunia politik. Sebuah
partai politik tidak akan mampu mengusung calon
presiden dan calon wakil presiden tanpa berkoalisi. Hal ini
disebabkan karena umumnya jumlah suara pemilih dalam
suatu partai politik tidak akan cukup untuk memenuhi
batas minimum suara yang diperlukan dalam mengusung
pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
LESTARI MOERDIJAT
4. 4
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Berdasarkan definisi tersebut, partai politik dalam
pemerintahan seakan terbagi dalam dua kubu. Kalau tidak
menjadi partai koalisi berarti menjadi partai oposisi. Hal ini lah
yang menyebabkan kebanyakan orang berpikir jika arti kata
koalisi dan arti kata oposisi merupakan dua kata yang saling
berlawanan. Kenyataannya, koalisi bukanlah antonim dari
oposisi. Arti kata koalisi bersinonim dengan kata aliansi,
asosiasi dan federasi yang memiliki makna 'bergabung'.
Sedangkan arti kata oposisi bersinonim dengan kata
antagonisme dan antitesis yang bermakna 'bertentangan'.
Seperti yang kita tahu, bergabung dan bertentangan
bukanlah dua kata yang dapat diantonimkan.
LESTARI MOERDIJAT
5. 5
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Sementara itu, arti kata reposisi dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dimaknai sebagai penempatan kembali ke posisi
semula, penataan kembali posisi yang ada, serta penempatan ke
posisi yang berbeda atau baru. Dalam dunia politik, arti kata
reposisi lebih mengarah pada penataan kembali posisi orang-
orang yang duduk dalam kursi pemerintahan. Pada bulan
November tahun 2015 lalu, Presiden Indonesia Joko Widodo
melakukan reposisi pada kabinetnya atau yang lebih dikenal
dengan istilah reshuffle kabinet. Reposisi ini sangat wajar
dilakukan dalam sebuah pemerintahan karena Presiden memiliki
hak prerogatif untuk menentukan menteri-menteri yang akan
membantunya dalam menjalankan roda pemerintahan.
LESTARI MOERDIJAT
6. 6
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Kehadiran partai oposisi dalam pemerintahan
merupakan hal yang sangat penting, utamanya
untuk negara dengan sistem pemerintahan
demokratis. Sesuai dengan quotes 'Power tends to
corrupt, and absolute power corrupt absolutely' dari
Lord Acton, sebuah pemerintahan yang absolut
diyakini akan melahirkan keburukan yang absolut
pula. Karena hal itulah, pemerintah membutuhkan
kelompok oposisi untuk menjaga supaya
pemerintahannya tidak absolut dan berimbang.
LESTARI MOERDIJAT
8. 8
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Konsep oposisi yang pertama adalah oposisi seremonial. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, seremonial dimaknai sebagai
sesuatu yang bersikap upacara atau seremoni. Tetapi apabila kita
maknai lebih jauh, seremoni dapat diartikan sebagai sesuatu yang
bersifat resmi dan formal. Berdasarkan definisi tersebut, oposisi
seremonial dapat diartikan sebagai konsep 'oposisi tipu-tipu' atau
oposisi yang dibentuk hanya untuk formalitas saja. Oposisi
seremonial sengaja dibentuk oleh pemerintah yang berkuasa supaya
rakyat melihat sistem pemerintahan yang ada seakan-akan
seimbang. Padahal, segala hal yang ada pada oposisi seremonial
telah diatur sedemikian rupa oleh pemerintah berkuasa. Orang-orang
yang berada dalam oposisi, kedudukan, fungsi, hingga keputusan-
keputusan yang diberikan telah ditentukan oleh penguasa.
LESTARI MOERDIJAT
9. 9
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Konsep oposisi seperti ini mungkin akan berhasil
mendukung pemerintah di awal-awal masa
pemerintahan, namun konsep ini justru dapat
menjatuhkan pemerintah ketika rakyat mulai
sadar jika selama ini mereka dibodohi. Rakyat
yang jengah dan rindu akan perubahan akan
memuncak hingga akhirnya membentuk gerakan
oposisi non-formal untuk menggulingkan
pemerintahan yang berkuasa saat itu.
LESTARI MOERDIJAT
10. 10
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Kedua, oposisi destruktif oportunis adalah konsep oposisi yang
selalu berusaha untuk merusak citra pemerintahan melalui cara
apapun. Segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah akan
selalu dikritik dan dicari kesalahannya, bahkan ketika kebijakan
tersebut sesungguhnya baik untuk rakyat. Kelemahan-
kelemahan pemerintah yang disorot dalam konsep oposisi
destruktif-oportunis ini diharapkan dapat merusak kewibawaan
penguasa sehingga golongan oposisi dapat melakukan kudeta
secara mudah. Tujuan dari golongan oposisi destruktif
oportunis ini adalah untuk menjatuhkan penguasa secepat
mungkin sehingga mereka dapat mengambil alih pemerintah.
LESTARI MOERDIJAT
11. 11
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Ketiga, oposisi fundamental ideologis
merupakan konsep oposisi yang tidak jauh
berbeda dengan oposisi kedua, yakni oposisi
destruktif oportunis. Kedua konsep oposisi ini
sama-sama menginginkan kejatuhan penguasa
supaya dapat digantikan oleh penguasa yang lain.
Satu hal yang membuat kedua konsep oposisi ini
berbeda adalah adanya unsur ideologi yang
dibawa dalam oposisi fundamental ideologis.
LESTARI MOERDIJAT
12. 12
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Konsep oposisi fundamental ideologis merupakan
konsep oposisi yang tidak sekadar menginginkan
adanya penggantian penguasa, namun sampai ke
tataran ideologis. Mereka menganggap jika dasar
negara yang dianut selama ini tidak tepat, sehingga
ingin mengganti dengan dasar negara yang mereka
anggap lebih baik. Kaum oposisi fundamental ideologis
ini tergerak menjadi oposisi karena dorongan faham.
Entah itu bersandar pada religi, sosialisme, komunisme,
nasionalisme, pluralisme dan lain lain.
LESTARI MOERDIJAT
13. 13
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Keempat, Kelompok oposisi konstruktif demokratis dapat
disebut sebagai konsep oposisi yang paling baik
dibandingkan tiga konsep oposisi sebelumnya. Konsep
oposisi konstruktif demokratis terbentuk sebagai bentuk
perjuangan golongan oposisi untuk kepentingan masyarakat
umum. Jika tiga konsep oposisi sebelumnya justru
berpotensi mengacaukan tatanan yang ada karena hanya
akan menggantikan otoritarian lama dengan otoritarian
yang baru, maka oposisi konstruktif demokratis berfungsi
untuk menciptakan keseimbangan yang sesungguhnya.
LESTARI MOERDIJAT
14. 14
Rerielestarimoerdijatlestarimoerdijat rerieLmoerdijat www.lestarimoerdijat.com
Konsep oposisi konstruktif demokratis akan melakukan
kritik kepada pemerintah jika kebijakan pemerintah dinilai
merupakan rakyat. Kelompok oposisi ini juga tetap mampu
melihat sisi positif yang telah dicapai oleh pemerintah
sehingga rakyat dapat menilai pemerintahan secara
seimbang. Kelompok oposisi konstruktif demokratif
tidak pernah berniat untuk menggulingkan kekuasaan yang
ada untuk digantikan dengan kekuasaan tertentu. Kelompok
oposisi ini hanya akan bertindak ekstrem jika tingkah
pemerintahan yang berkuasa sudah keterlaluan dan kebijakan-
kebijakan yang merugikan rakyat tidak dapat dicegah lagi.
LESTARI MOERDIJAT