SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Page | 1 
Judul Buku : Memahami Ilmu Politik 
Penulis : Ramlan Surbakti 
Penerbit : PT Grasindo 
Tempat Terbit : Jakarta 
Edisi : Cet. 1 
Tahun Terbit : 1992 
Dosen : Lena Satlita, M.Si. 
NIP : 19581215 198601 2 001 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
“Sebuah awal adalah sebuah pengantar”, mungkin ungkapan itu adalah kata-kata yang 
tepat untuk menggambarkan tentang tujuan dan maksud dari pembuatan buku kecil ini. 
Selayang pandang seputar ilmu dari segala ilmu, yakni ilmu politik. Ilmu politik merupakan 
salah satu ilmu yang sudah tidak asing lagi di telinga kita namun anehnya kita sendiri belum 
memahami apa arti sebenarnya dan apa saja yang dipelajari dalam ilmu klasik ini. Banyak 
orang berpandangan negatif mengenai ilmu politik. Pandangan negatif ini kebanyakan timbul 
dari ketidaktahuan tentang arti apa sebenarnya ilmu politik itu. Perlu diketahui bahwa tanpa 
kita sadari segala aspek dalam keseharian kita ini berelasi dengan politik. Maka dari itu, 
perlulah kita untuk dapat memahami atau memperdalam wawasan kita tentang ilmu 
politik.Buku kecil ini sebenarnya hanya merupakan resume atau rangkuman dari buku 
“Memahami Ilmu Politik” karya Ramlan Surbakti. Buku ini memuat secara ringkas garis-garis 
besar pemahaman tentang ilmu politik. Dengan tersusunnya buku ini, bersamaan 
denganya saya ucapan terima kasih saya kepada Allah SWT, saya selaku mahasiswa semester 
1 Prodi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta berharap, 
buku ini tidak hanya sebagai perwujudan tugas tetapi juga agar dapat dimanfaatkan oleh 
siapapun yang membutuhkan informasi-informasi singkat, padat dan jelas mengenai Ilmu 
politik. 
Page | 2 
KATA PENGANTAR 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992 
Yogyakarta, 17 September 2014 
Diah Fitri Soleha 
NIM 14417144011
Politik berada di sekeliling kita tanpa disadari mau tidak mau 
mempengaruhikehidupan kita. Menurut Aristoteles, politik adalah berarti mengatur apa yang 
seyogyanya kita lakukan dan apa yang seyogyanya tidak dilakukan. Yang berarti bahwa 
dimensi politik memengaruhi dimensi lain dalam kehidupan manusia. 
Pada pandangan klasik (Aristoteles) mengemukakan bahwa politik 
digunakanmasyarakat untuk mencapai suatu kebaikan bersama yang dianggap 
memilkinilai moral yang lebih tinggi daripada kepentingan swasta. Kepentingan 
umumsering diartikan sebagai tujuan-tujuan moral atau nilai-nilai ideal yang 
bersifatabstrak seperti keadilan, kebenaran dan kebahagiaan. Pandangan 
klasikdianggap kabur seiring banyaknya penafsiran tentang kepentingan umum 
itusendiri. kepentingan umum dapat diartikan pula sebagai general will, will of 
all atau kepentingan mayoritas. 
Menurut Max Weber, politik adalah segala sesuatu yang berkaitan 
denganpenyelenggaraan negara. Max Weber melihat negara dari sudut 
pandangyuridis formal yang statis. Negara dianggap memiliki hak memonopoli 
kekuasaan fisik yang utama. Namun konsep ini hanya berlaku bagi 
negara modern yaitu negara yang sudah ada differensiasi dan spesialisasi 
peranan,negara yang memiliki batas wilayah yang pasti dan penduduknya 
tidaknomaden. 
Robson mengemukakan politik adalah kegiatan mencari danmempertahankan 
kekuasaan ataupun menentang pelaksanaan kekuasaan.Kekuasaan sendiri adalah 
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi oranglain, baik pikiran maupun 
perbuatan agar orang tersebut berfikir dan bertindaksesuai dengan orang yang 
mempengaruhi.Kelemahan dari konsep ini adalah tidak dapat dibedakannya konsep 
beraspekpolitik dan yang non politik dan juga kekuasaan hanya salah satu 
konsepdalam ilmu politik, masih ada konsep ideologi, legitimasi dan konflik. 
David Easton berpendapat bahwa politik adalah alokasi nilai-nilai 
secaraotoritatif berdasarkan kewenangan dan mengikat suatu masyarakat.Sedangkan 
menurut Harold Lasswell, politik merupakan who gets, what gets,when gets dan how 
gets nilai. Dapat diketahui bahwa politik sebagai perumusan dan pelaksanaan 
kebijakanumum.Kelemahan dari konsep ini adalah ditempatkannya pemerintah 
sebagaisarana dan wasit terhadap persaingan diantara pelbagai kekuatan politikuntuk 
mendapatkan nilai-nilai terbanyak dari kebijakan umum tanpamemperhatikan 
kepentingan pemerintah itu sendiri. 
Page | 3 
BAB 1 
PENDAHULUAN 
1.1 PENGANTAR 
1.2 KONSEP-KONSEP POLITIK 
Ada beberapa konsep politik dasar yang bersumber dari para ahli, yaitu : 
1.2.1 Klasik 
1.2.2. Kelembagaan 
1.2.3. Kekuasaan 
1.2.4. Fungsionalisme 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Pandangan konflik mendeskripsikan bahwa politik merupakan kegiatan 
untukmemengaruhi perumusan dan kebijaksanaan umum dalam rangka usahauntuk 
memengaruhi, mendapatkan dan mempertahankan nilai. Oleh karenaitu sering terjadi 
perdebatan dan pertentangan antara pihak yangmemperjuangkan dan pihak yang 
mempertahankan nilai. Kelemahan konsepini adalah tidak semua konflik berdimensi 
politik. 
1. Setiap masyarakat menghadapi kelangkaan dan keterbatasan sumber-sumbersehingga 
2. Kelompok yang dominan dalam masyarakat ikut dalam proses pendistribusiandan 
pengalokasian sumber-sumber melalui keputusan politik sebagai upayamenegakkan 
pelaksanaan keputusan politik. 
3. Pemerintah mengalokasian sumber-sumber yang langka, tetapi mengurangiatau tidak 
mengalokasikannya kepada kelompok dan individu lain. Olehkarena itu, kebijakan 
pemerintah yang diambil tidak akan pernahmenguntungkan semua pihak. 
4. Ada tekanan secara terus-menerus untuk mengalokasikan sumber-sumberyang langka. 
Tekanan-tekanan itu bisa berupa petisi, demonstrasi, protes,huru-hara dan perdebatan 
dalam proses pemilihan umum yang berasal darikelompok yang tidak puas. 
5. Meluasnya tekanan-tekanan maka kelompok atau individu yang mendapatkankeuntungan 
dari pola distribusi sumber yang ada, berusaha untukmempertahankan struktur yang 
menguntungkan. 
6. Dalam politik tidak ada yang serba gratis. Artinya setiap usul kebijakan untukmemecahkan 
7. Penguasa semakin mampu meyakinkan masyarakat umum bahwa sistempolitik yang ada 
sudah sah maka makin mantap kedudukan penguasa dankelompok yang diuntungkan 
dalam menghadapi kelompok yang menginginkanperubahan. 
8. Politik tetap merupakanthe art of possible. Banyak pemecahan masalah yangditempuh 
9. Tuntutan perluasan demokrasi mungkin akan mengurangi efektivitaspemerintahan, 
sebaliknya pemerintah yang semakin efektif mungkinmenghendaki pertanggungjawaban 
pemerintah yang terbatas padamasyarakat. 
Secara komprehensif, politik dapat didefinisikan sebagai interaksi antaramasyarakat 
dan pemerintah, dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaankeputusan yang 
mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggaldisuatu wilayah tertentu. 
Hubungan interaksi itu bersifat dua arah atau lebih.Pusat perhatian dalam ilmu politik 
adalah proses pembuatan dan pelaksanaankeputusan politik dalam rangka untuk mencapai 
tujuan masyarakat atau negara yangdianggap paling baik oleh seluruh anggota 
masyarakatnya ( general will bukan will of all ).Keputusan politik yang berupa kebijakan 
umum menyangkut 3 hal, yaitu :penyerapan sumber-sumber materiil dan manusia dari 
Page | 4 
1.2.5. Konflik 
1.3 ASUMSI-ASUMSI POLITIK 
konflik timbul dalam proses penentuan distribusi. 
masalah selalu mengandung unsur untung-ruginya. 
pemerintah hanya bersifat semu karena sukar dilaksanakan dalamkenyataan. 
1.4 RANGKUMAN 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
masyarakat (ekstraktif ),Distribusi dan alokasi sumber-sumber kepada masyarakat 
(distributif ) danpengaturan perilaku anggota masyarakat (regulatif ). 
Perilaku politik adalah perilaku yang berkaitan dengan proses politik. Yaituinteraksi 
antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan,pelaksanaan dan 
penegakan keputusan politik. Perilaku politik dibagi dua menjadiperilaku politik lembaga-lembaga 
dan para pejabat pemerintah yang bertanggung jawab membuat, melaksanakan dan 
menegakkan keputusan politik dan perilakupolitik warga negara biasa yang tidak berwenang 
tetapi dapat memengaruhi pihakpembuat keputusan politik (partisipasi politik). 
Menurut David Easton, anggota masyarakat menaati keputusan politik Karena mereka 
merasa terikat dengan kewenangan yang ada, yang disebabkan takut akan paksaan fisik atau 
sanksi psikologis, takut dikucilkan oleh masyarakat.Sedangkan Gene Sharp mengungkapkan 
tujuh alasan menaati kewenangan,yaitu : tradisi, takut akan paksaan, kewajiban moral, 
kepentingan sendiri, identifikasipsikologis dengan penguasa, tak berdampak baginya dan 
sikap kurang percaya diridi kalangan warga negara. 
Sebagaiamana dikemukakan oleh Gaetano Mosca bahwa pemerintahan akan dapat 
berjalan dengan baik dan stabil serta berhasil apabila terjadi koalisi atau kerja sama anatara 
satu atau lebih kekuatan politik. Dengan kata lain, keputusan politik kadang-kadang dapat 
menyelesaikan konflik dalam masyarakat, tetapi tidak jarang pula melahirkan konflik baru. 
Semua itu menimbulkan perubahan-perubahan, baik perubahan yang direncanakan maupun 
tak terduga. 
Oleh karena itu, ilmu politik merupakan ilmu yang mengkaji interaksi antara 
pemerintah dan masyarakat dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang 
mengikat tentang kebaikan bersama untuk masyarakat umum. 
Setiap pihak dalam kehidupan politik selalu menggunakan alasan demi “kebaikan bersama”. 
alasan-alasan kebaikan bersama itu, apakah digunakan sebagai pembenaran atau sungguh-sungguh 
digunakan sebagai pedoman penyusunan kebijakan, semua menunjukkan setiap 
sistem politik memiliki sejumlah nilai atau ide-ide yang dianggap terbaik sebagai kebaikan 
bersama. 
Rezim terbaik ialah keseluruhan tata masyarakat, politik, ekonomi dan sosial budaya, yang 
dianggap terbaik bagi negara-negara. 
Page | 5 
1.5 PERILAKU POLITIK 
1.6 KEPUTUSAN YANG MENGIKAT 
1.7 KONFLIK, KONSENSUS, dan PERUBAHAN 
1.8 MASYARAKAT UMUM 
BAB 2 
KEBAIKAN BERSAMA 
2.1 PENGANTAR 
2.2 REZIM TERBAIK 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Menurut Socrates, suatu rezim atau masyarakat dikatakan adil, manakala setiap kelas 
melaksanakan fungsi dan pekerjaannya secara maksimal dan bekerja sama secara harmonis 
dibawah pengarahan filosof-raja yang bijaksana. Berdasarkan asumsi, rezim dibedakan 
menjadi lima tipe. 
Pertama, aristrokasi yaitu rezim yang dijiwai dengan akal budi. Kedua, timokrasi 
yaitu dijiwai dengan semangat. Ketiga, oligarki yaitu dijiwai dengan keinginan yang perlu 
(necessary desire). Keempat, demokrasi, yaitu rezim yang dipimpin banyak orang yang 
mengandalkan kebebasan yang tak perlu(unnecessary desire). Kelima, tirani yaitu rezim 
terburuk karena yang memerintah seorang tiran yang bertindak sekehendak 
nafsunya(unlawful desire). 
Bagi Hobbes, warga masyarakat hanya memiliki hak untuk diwakili dalam 
pemerintahan. Dengan kata lain, Hobbes berpandangan kebebasan individu hanya dapat 
dipelihara dengan suatu pemerintahan yang memiliki kewenangan mutlak. 
2.2.3 JOHN LOCKE 
John Locke berpendapat, kebebasan individu hanya dapat dijamin dengan suatu pemerintah 
yang memiliki kewenangan yang terbatas. 
2.2.4 J.J. ROUSSEAU 
Menurut Rousseau, keinginan umum atau kepentingan bersama merupakan landasan setiap 
masyarakat. 
2.2.5 KARL MARX 
Menurut Marx, seorang anggota masyarakat tidak mengembangkan dirinya secara individual 
dalam situasi yang vakum, melainkan dari dan melalui kelas ia tergolong. 
2.2.6 PANCASILA dan UUD 1945 
Rezim terbaik ataupun kebaikan bersama menurut UUD 1945 tampak dalam empat tujuan 
negara, yaitu melindungi seluruh golongan masyarakat bangsa, meningkatkan kesejahteraan 
rakyat, dan ikut serta menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, keadilan dan 
perdamaian abadi; dan Pancasila sebagai sumber dasar filsafat negara yang dioperasionalkan 
dalam berbagai ketetapan MPR. 
2.3 IDEOLOGI-IDEOLOGI DUNIA 
Gagasan, budaya, hukum, dan sebagainya sadar atau tidak merupakan pembenaran atas 
kepentingan materiil pihak yang memiliki gagasan yang dominan. Sistem pembenaran ini 
disebut ideologi. 
Menurut paham liberal, adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan 
individu sepenuhnya dalam masyarakat. Paham ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya 
termasuk Amerika Serikat. 
Page | 6 
Ada beberapa penilaian rezim terbaik dari para ahli; 
2.2.1 SOCRATES 
2.2.2 THOMAS HOBBES 
Berikut ini beberapa ideologi dunia, yakni; 
2.3.1 LIBERALISME 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Paham konservatif berpandangan pemerintah yang terbaik ialah yang memerintah sedikit 
mungkin, ekonomi dan pasar bebas akan dengan sendirinya menguntungkan semua individu. 
Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapa seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai 
dan demokratis. Pada pihak lain, paham komunis berkeyakinan perubahan atas sistem 
kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara revolusi , dan pememrintahan oleh dikatator 
proletariat sangan diperlukan pada masa transisi. 
Merupakan tipe nasionalisme yang romantis dengan segala kemegahan upacara dan simbol-simbol 
Pengertian bangsa dalam istilah satu bangsa berbeda dengan pengertian bangsa dalam istilah 
bangsa-negara (nation-state).Bangsa dalam bangsa-negara mencakup jumlah kelompok 
masyarakat (berbagai suku bangsa dan ras) yang lebih luas daripada bangsa dalam suku 
bangsa. 
Ben Anderson,seorang ilmuawan politik mengartikan bahwa bangsa merupakan komunitas 
politik yang dibayangkan (imagined political community) dalam wilayah yang jelas batasnya 
dan berdaulat. 
1. Model ortodoks : Bermula dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu untuk kemudian 
2. Model Mutakhir : Berawal dari adanya Negara terlebih dahulu,yang terbentuk melalui 
proses tersendiri,sedangkan penduduknya merupakan kumpulan sejumlah kelompok 
suku bangsa dan ras. 
Model ortodoks tidak mengadung perubahan unsur karena karena satu bangsa 
membentuk satu Negara.Sedangkan model mutakhir mengandung perubahan unsur dari 
banyak kelompok suku bangsa menjadi satu bangsa baru. 
Page | 7 
2.3.2 KONSERVATISME 
2.3.3 SOSIALISME dan KOMUNISME 
2.3.4 FASISME 
yang mendukungnya untuk mencapai kebesaran negara. 
BAB 3 
BANGSA DAN NEGARA 
3.1 PENGANTAR 
3.2 PROSES PEMBENTUKAN BANGSA-NEGARA 
Secara umum ada 2 model proses pembentukan bangsa-negara,yaitu : 
bangsa itu membentuk satu Negara tersendiri. 
Kedua model ini berbeda dalam 4 hal,yakni : 
 Ada Tidaknya Perubahan Unsur dalam Pengelompokan Masyarakat 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Model ortodoks memerlukan waktu yang singkat karena hanya membentuk 
struktur kekuasaan saja. Sedangkan model mutakhir memerlukan waktu lebih lama 
karena harus mencapai kesepakatan tentang identitas kultural(nasionalitas) yang baru. 
Pada model ortodoks,kesadaran politik muncul setelah terbentuknya bangsa-negara. 
Sedangkan pada model mutakhir,kesadaran politik muncul mendahului dan 
Pada model ortodoks, Partisipasi Politik dan Rezim Politik dianggap sebagai hal 
yang terpisah dari proses integrasi nasional. Sedangkan pada model mutakhir, Partisipasi 
Politik dan Rezim Politik merupakan hal-hal yang tak terpisahkan dari proses integrasi 
nasional(pembentukan bangsa-negara). 
Ketiga model ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah sangat 
berguna dalam menggambarkan secara sederhana proses pembentukan negara yang 
sebetulnya rumit.Sedangkan kekurangannya adalah sudut pandang proses pembentukan 
negara yang terfokus pada kemajemukan suku bangsa saja,tidak adanya faktor historis yang 
berkaitan dengan pengalaman penjajah,serta kenyataan yang menunjukkan bahwa terdapat 
lebih dari 2 model (kenyataannya 3) proses pembentukan bangsa-negara. 
Yang merupakan faktor-faktor primordial adalah ikatan kekerabatan (darah dan 
keluarga) dan kesamaan suku bangsa,daerah,bahasa,dan adat-istiadat.Walaupun ikatan 
kekerabatan dan kesamaan budaya tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa,namun 
kemajemukan secara budaya mempersukar pembentukan satu nasionalitas baru(bangsa-negara) 
karena perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai,separti yang terjadi pada Malaysia 
Yang merupakan faktor-faktor sakral adalah kesamaan agama yang dipeluk oleh suatu 
masyarakat (ikatan ideology doktriner yang kuat dalam suatu masyarakat ).Kesamaan agama 
atau ideologi tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa-negara,seperti sepuluh negara Arab 
(untuk Islam) dan puluhan negara Amerika Latin (untuk Katholik). 
Salah satu faktor yang menyatukan bangsa adalah kepeminpinan dari seorang tokoh 
yang disegani dan dihormati.Contoh: Bung Karno dan Bung Hatta (Indonesia),Joseph Bros 
Tito (Yugoslavia) 
Page | 8 
 Lamanya Waktu yang Diperlukan dalam Proses Pembentukan Bangsa-Negara 
 Kesadaran Politik 
menjadi kondisi awal terbentuknya bangsa-negara. 
 Derajat Pentingnya Partisipasi Politik dan Rezim Politik 
3.3 FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IDENTITAS BERSAMA 
3.3.1 PRIMORDIAL 
(sebab: kemajemukan suku bangsa). 
3.3.2 SAKRAL 
3.3.3 TOKOH 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Faktor pemersatu bangsa yang tak kalah penting adalah persepsi yang sama tentang 
asal-usul,pengalaman masa lalu,serta tekad dan tujuan yang sama antar kelompok 
masyarakat. 
Suatu bangsa-negara akan terbentuk ketika memiliki prinsip bersatu dalam perbedaan 
(unity in diversity).Contoh : Swiss dengan berbagai agama,suku bangsa serta berbagai 
daerah, juga Amerika Serikat. 
Perkembangan ekonomi akan menimbulkan solidaritas dan persatuan 
Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik ,seperti birokrasi,angkatan bersenjata dan 
partai politik berperan dalam menyatukan berbagai kepentingan yang ada di kalangan 
penduduk sehingga membentuk suatu kepentingan nasional. 
Dua fungsi ideologi dalam masyarakat adalah menjadi tujuan dan cita-cita yang 
hendak dicapai bersama,serta sebagai alat pemersatu masyarakat.Ideologi nasional menjadi 
konsensus berbagai kelompok dan golongan kepentingan atau merupakan hasil konsensus 
berbagai subideologi.Maka dari itu masyarakat majemuk (yang terdapat berbagai 
bangsa,ras,suku dan agama) menjadikan nilai-nilai kemanusiaan,keadilan 
sosial,demokrasi,nasionalisme,kekeluargaan,ketakwaan terhadap Tuhan sebagai sebuah 
ideologi karena sifat nilai tersebut dapat menyatukan berbagai kelompok masyarakat,serta 
memberi arah dan panduan dalam bertingkah laku.Ideologi bangsa Indonesia adalah 
Pancasila. 
Negara merupakan hubungan sosial yang bersifat dominatif,memiliki kewenangan 
yang sah untuk mempertahankan sistem dominasi sosial.Negara mewakili kepentingan 
komponen masyarakat yang dominan. 
Peran negara sebagai pengelola kosensus adalah lembaga-lembaga negara harus 
tampil sebagai pengemban kepentingan dan akan diakui oleh masyarakat ketika negara 
mempunyai ‘mediasi’ (sambungan komunikasi) dengan masyarakat,yaitu bangsa,hak-hak 
politik warga negara dan kelompok populis.Hak-hak politik warga negara ialah peranan 
abstrak yang berwujud dalam tiga hak,yaitu : hak memilih dalam pemilu,hak menyatakan 
pendapat dan berasosiasi,dan hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari lembaga-lembaga 
yang menyimpang dari kewenangannya.Sedangkan kelompok polulis merupakan 
pejuang keadilan bagi lapisan masyarakat yang tertindas dan tidak berdaya.Institusi-insitusi 
negara akan mendapatkan pengakuan sebagai pengemban konsensus mengenai kepentingan 
Page | 9 
3.3.4 SEJARAH 
3.3.5 BHINEKA TUNGGAL IKA 
3.3.6 PERKEMBANGAN EKONOMI 
masyarakat.Contoh : Eropa Barat dan Amerika Utara. 
3.3.7 KELEMBAGAAN 
3.4 IDEOLOGI NASIONAL 
3.5 NEGARA SISTEM DOMINASI DAN KONSENSUS 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
umum apabila lembaga tersebut mengidentifikasikan diri dengan bangsa,mengakui dan 
menjamin hak-hak politik warga negara,dan tanggap terhadap tuntutan populis. 
Menurut Weiner, yang dimaksud dengan integrasi politik adalah penyatuan 
Merupakan proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam satu-kesatuan 
wilayah dan dalam suatu identitas nasional.Weiner mengungkapkan bahwa secara garis 
besar,ada 2 pola kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah untuk mencapai integrasi 
bangsa,yaitu : penghapusan sifat kultural utama dari kelompok minoritas dan 
mengembangkan semacam ‘kebudayaan nasional’ , serta pembentukan kesetiaan nasional 
tanpa menghapuskan kebudayaan kelompok kecil.Dan kebijakan ini disebut sebagai 
kebijakan kesatuan dalam perbedaan.Indonesia dapat secara umum menempuh pola kebijakan 
kedua untuk menangani masalah integrasi bangsa. Integrasi bangsa berkaitan erat dengan 
pembinaan bangsa (nation building). 
Adalah pembentukan kewenangan nasional pusat terhadap wilayah atau daerah politik 
yang lebih kecil,yang terdiri atas satu atau lebih kelompok budaya.Untuk integrasi wilayah 
sekurang-kurangnya diperlukan dua hal,yaitu : yang pertama; konsep wilayah yang 
jelas,kedua; aparat pemerintah dan sarana kekuasaan untuk menjaga dan mempertahankan 
kedaulatan wilayah itu dari penetrasi luar.Integrasi wilayah berkaitan erat dengan 
pembinaaan negara (state building). 
Merupakan persetujuan bersama mengenai tujuan-tujuan dan prinsip dasar politik dan 
prosedur-prosedur penyelesaian konflik dan permasalahan bersama lainnya.Bisa dikatakan 
integrasi ini adalah penciptaan suatu nilai (ideologi) yang dipandang ideal dan baik serta 
dirumuskan dalam konstitusi(rezim politik) bangsa tersebut yang termasuk didalamnya 
proses pemasyarakatan sistem nilai kepada seluruh WNI. 
Yaitu upaya untuk menghubungkan antara golongan elit yang memerintah dan 
khalayak atau rakyat yang diperintah.Pola ini bersifat dua arah,yakni : kewenangan 
pemerintah harus ditaati oleh rakyat,tapi bentuk-bentuk dan cara-cara pelaksanaan 
kewenangan harus mendapat persetujuan rakyat yang diperintah. 
Page | 10 
3.6 INTEGRASI POLITIK 
masyarakat dengan sistem politik. 
 4 unsur utama pembentuk negara adalah : 
a.Wilayah, 
b.Penduduk, 
c.Pemerintah, 
d. Kedaulatan 
 Integrasi politik dibagi menjadi 5 jenis,yaitu: 
3.6.1 Integrasi Bangsa 
3.6.2 Integrasi wilayah 
3.6.3 Integrasi Nilai 
3.6.4 Integrasi Elit dan Khalayak 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Yaitu kesediaan warga masyarakat untuk bekerja sama dalam suatu organisasi besar 
dan berperilaku sesuai dengan cara yang dapat membantu mencapai tujuan organisasi.Yang 
diperukan berupa kesediann menerima dan melaksanakan secara ikhlas hasil 
kesepakatan,walaupun mungkin tidak sependapat dengan kesepakatan bersama 
tersebut.Kemampuan suatu bangsa-negara mengejar dan mencapai berbagai tujuan 
bersama,dan kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dan tantangan 
yang timbul sangat bergantung pada derajat perilaku integratif bangsa tersebut. 
Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan 
berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi. kekuasaan dilihat sebagai interaksi 
antara pihak yang mempengaruhi dengan pihak yang dipengaruhi, atau yang satu 
mempengaruhi sementara yang lain mematuhi. kekuasaan politik kekuasaan dipandang 
sebagai gejala yang selalu muncul dalam proses politik. 
1. pengaruh / influence, yakni kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mengubah 
sikap dan perilakunya secara sukarela. 
2. persuasi / persuasion, yakni kemampuan meyakinkan orang lain dengan argumentasi untuk 
melakukan sesuatu 
3. manipulasi, yakni kemampuan meyakinkan orang lain untuk melakukan sesuatu tanpa 
disadari oleh orang yang diyakinkan 
4. coercion, peragaan kekuasaan atau ancaman, paksaan yang dilakukan oleh seseorang atau 
kelompok pemilik kekuasaan terhadap pihak yang ingin dipengaruhi. 
5. force, yakni penggunaan tekanan fisik , seperti pembatasan kebebasan, menimbulkan rasa 
sakit, atau membatasi pemenuhan kebutuhan biologi pihak yang ingin dipengaruhi, agar mau 
melakukan hal yang diinginkan pemilik kekuasaan 
kekuasaan merupakan konsep yang berkaitan dengan perilaku, yang berarti ada hubungan 
timbal balik, dimana suatu pihak dikatakan memiliki kekuasaan hanya apabila ada pihak lain 
yang dipengaruhinya untuk melakukan hal yang dikehendaki pemilik kekuasaan, dan hal 
tersebut bisa jadi bukan hal yang dikehendaki pihak yang dipengaruhi. 
dari hal tersebut disimpulkan, bahwa dalam setiap hubungan kekuasaan harus ada unsur: 
1. ada tindakan yang dilaksanakan oleh pihak yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi 
2. ada kontak komunikasi antara kedua pihak (yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi), 
baik langsung maupun tidak langsung. 
secara umum kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan sumber - sumber 
pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perilaku pihak lain agar perilaku tersebut 
Page | 11 
3.6.5 Perilaku Integratif 
BAB 4 
KEKUASAAN POLITIK 
4.1 PENGANTAR 
konsep-konsep yang terkait erat dengan kekuasaan: 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
sejalan dengan keinginan pihak yang mempengaruhi. secara sempit, kekuasaan politik 
diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan sumber - sumber pengaruh untuk 
mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik hingga keputusan itu 
menguntungkan dirinya, kelompoknya dan masyarakat pada umumnya. 
di dalam hubungan kekuasaan,terdapat tiga unsur yang selalu terkandung di dalamnya, antara 
lain : 
1. tujuan 
2. cara penggunaan sumber - sumber pengaruh 
3. hasil penggunaan sumber - sumber pengaruh 
ciri - ciri hubungan kekuasaan: 
1. kekuasaan merupakan hubungan antarmanusia 
2. pemegang kekuasaan mempengaruhi pihak lain 
3. pemegang kekuasaan bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun pemerintah 
(dalam hubungan antar negara) 
4. sasaran kekuasaan (pihak yang dipengaruhi) dapat berupa individu, kelompok, organisasi 
maupun pemerintah (negara) 
5. suatu pihak yang memiliki sumber kekuasaan belum tentu mempunyai kekuasaan karena 
tergantung pada kemampuannya menggunakan sumber - sumber kekuasaan tersebut secara 
efektif. 
6. penggunaan sumber - sumber kekuasaan mungkin melibatkan paksaan, konsensus, atau 
kombinasi keduanya 
7. kekuasaan tergantung pada perspektif moral yang digunakan, yakni tujuan yang hendak 
dicapai itu baik atau buruk 
8. hasil penggunaan sumber - sumber pengaruh itu dapat menguntungkan seluruh masyarakat 
atau hanya sekelompok kecil masyarakat saja yang diuntungkannya 
9. umumnya kekuasaan politik memiliki makna bahwa sumber - sumber itu digunakan dan 
dilaksanakan untuk masyarakat umum, sedangkan kekuasaan yang bersifat pribadi cenderung 
digunakan untuk kepentingan sebagian kecil masyarakat. 
10. kekuasaan yang beraspek politik merupakan penggunaan sumber - sumber pengaruh 
untuk mempengaruhi proses politik 
4.2.1 Potensial Dan Aktual 
dikatakan memiliki kekuasaan yang potensial, apabila satu pihak yang memiliki sumber - 
sumber kekuasaan, seperti kekayaan, tanah, senjata, pengetahuan dan informasi, popularitas, 
status sosial yang tinggi, massa yang terorganisasi dan jabatan, namun masih sebatas 
memiliki dan belum mempergunakannya secara efektif untuk mencapai tujuan yang 
diingikannya. Dikatakan memiliki kekuasaan yang aktual, apabila seseorang telah 
menggunakan sumber - sumber kekuasaan yang dimilikinya ke dalam kegiatan politik secara 
efektif (tujuannya tercapai). 
4.2.2 Konsensus Dan Paksaan, 
kekuasaan konsensus merupakan kekuasaan yang digunakan elit politik untuk mencapai 
tujuan masyarakat secara keseluruhan, tanpa melakukan tindakan pemaksaan, dan ada 
persetujuan secara sadar dari pihak yang dipengaruhi untuk mengikuti dan melaksanakan hal 
yang dikehendaki pemilik kekuasaan. kekuasaan ini cenderung bertahan lebih lama, 
walaupun memerlukan upaya keras dan waktu yang lama. 
Page | 12 
4.2 DIMENSI -DIMENSI KEKUASAAN 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
sebaliknya kekuasaan paksaan, dilakukan dengan memberikan ancaman, sehingga 
persetujuan dari pihak yang dipengaruhi hanya karena ketakutan. ketika ancaman tidak lagi 
dipergunakan untuk menimbulkan ketaatan, muncul tindakan pembangkangan terhadap 
kekuasaan. 
4.2.3 Positif Dan Negatif 
hal ini dilihat dari tujuan yang ingin dicapai melalui suatu alat kekuasaan, 
disebut kekuasaan positif, apabila sumber - sumber kekuasaan digunakan untuk mencapai 
tujuan yang dipandang penting dan diharuskan 
sedangkan kekuasaan disebut negatif, apabila sumber - sumber kekuasaan dipergunakan 
untuk mencapai tujuan yang kurang dianggap perlu, namun juga merugikan pihak yang 
memiliki kekuasaan. 
4.2.4 Jabatan Dan Pribadi 
di dalam masyarakat yang sudah maju, kekuasaan dipandang tertanam di dalam jabatan - 
jabatan, yang didukung oleh kualitas pribadi yang memegang jabatan tersebut. 
4.2.5 Implisit Dan Eksplisit 
kekuasaan implisit merupakan pengaruh yang tidak dapat dilihat tapi dapat dirasakan, 
sedangkan kekuasaan eksplisit merupakan pengaruh yang jelas terlihat dan juga dirasakan. 
misalnya kekuasaan senat di as, tidak terlihat, tapi ikut mempengaruhi bahkan menentukan 
penentuan keputusan - keputusan penting seperti disetujui tidaknya pengangkatan calon 
hakim agung yang ditunjuk oleh presiden amerika, dsb. 
4.2.6 Langsung Dan Tidak Langsung 
kekuasaan langsung adalah penggunaan sumber - sumber untuk mempengaruhi pembuat dan 
pelaksana keputusan politik dengan melakukan hubungan secara langsung, tanpa melalui 
perantara. 
kekuasaan tidak langsung adalah penggunaan sumber - sumber untuk mempengaruhi 
pembuat dan pelaksana keputusan politik melalui perantaraan pihak lain yang diperkirakan 
mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pembuat dan pelaksana keputusan politik. 
Bagaimana kekuasaan dilaksanakan, bagaimana kekuasaan didistribusikan, dan mengapa 
seseorang atau kelompok tertentu memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada orang atau 
kelompok lain dalam situasi dan kondisi tertentu? Terdapat empat faktor yang perlu dikaji. 
4.3.1 Bentuk dan jumlah sumber 
Kategori sumber kekuasaan ialah sarana paksaan fisik, kekayaan dan harta benda 
(ekonomi), normatif, jabatan, keahlian, informasi, status sosial, popularitas pribadi, 
dan massa yang terorganisasi. 
4.3.2 Distribusi sumber dalam masyarakat 
Sejumlah kelompok masyarakat memandang sumber kekuasaan normatif sebagai 
lebih penting daripada kekayaan dan jabatan sehingga sumber kekuasaan normatif 
akan memiliki pengaruh yang lebih besar daripada kekayaan dan jabatan. 
4.3.3 Penggunaan sumber-sumber 
Ada tiga pilihan bagi setiap orang dalam menggunakan sumber kekayaannya. 
Pertama, menggunakan sumber itu dalam kegiatan nonpolitik. Kedua, 
Page | 13 
4.3 PELAKSANAAN KEKUASAAN POLITIK 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
menginvestasikan sumber itu ke bank dan dunia usaha. Ketiga, menggunakan sumber 
itu untuk mempengaruhi proses politik. 
4.3.4.1 Jumlah individu yang yang dapat dikendalikan, yakni jumlah anggota 
masyarakat yang menyesuaikan diri dengan kehendak pemegang 
kekuasaan. 
Ialah sektor-sektor kehidupan atau urusan-urusan yang ditangani dan 
dikendalikan pemegang kekuasaan (pemerintah pusat). 
Pengaruh pemegang kekuasaan pada sistem politik demokrasi tidak sampai 
mengubah perilaku dalam dan luar individu. walaupun demikian, 
pemegang kekuasaan pada sistem ini menciptakan suasana yang 
memungkinkan individu berperilaku dalam dan luar yang demokratis. 
Menurut Andrain, ilmuwan politik biasanya menggambarkan distribusi kekuasaan dalam 
bentuk tiga model, yakni : 
4.4.1 Model elit yang memerintah 
Terdapat dua kelas yang menonjol. Pertama, kelas yang memerintah, yang terdiri dari 
sedikit orang, melaksanakan fungsi politik, monopoli kekuasaan, dan menikmati 
keuntungan-keuntungan yang dihasilakn kekuasaan. Kedua, kelas yang diperintah, 
yang berjumlah lenih banyak, diarahkan dan dikendalikan oleh penguasa dengan cara-cara 
4.4.2 Model pluralis 
Kekuasaan dalam masyarakat akan terdistribusikan secara relatif merata diantara 
berbagai organisasi dan kelompok kepentingan. 
4.4.3 Model kerakyatan atau populis 
Asumsi yang mendasari model kerakyatan ialah demokrasi. Dimana partisipasi 
individu warga negara dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik 
yang jelas akan memengaruhi sendi-sendi kehidupan individual dan sosial dalam 
masyarakat. 
Menurut budaya jawa, kekuasaan diperoleh dengan cara bertapa dan praktek yoga, 
seperti berpuasa, berjalan tanpa tidur, meditasi, dan tak melakukan hubungan kelamin dalam 
jangka waktu tertentu. Cara lain yang digunakan untuk mempertahankan kekuasaan dengan 
ungkapan seperti berikut: “Siapa yang kekuasaan tidak akan mendapatkannya, sedangkan 
yang tidak mencarinya justru akan mendapatkan kekuasaan”. 
Page | 14 
4.3.4 Hasil penggunaan sumber-sumber, berupa ; 
4.3.4.2 Bidang-bidang kehidupan yang dikendalikan 
4.3.4.3 Kedalaman pengaruh kekuasaan 
4.4 DISTRIBUSI KEKUASAAN 
yang kurang lebih berdasarkan hukum, semaunya dan paksaan. 
4.5 KEKUASAAN MENURUT BUDAYA JAWA 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Kewenangan merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan (legitimate power), 
sedangkan kekuasaan tidak selalu memiliki keabsahan. Apabila kekuasaan politik 
dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber untuk memengaruhi proses 
pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik maka kewenangan merupakan hak moral untuk 
membuat dan melaksanakan keputusan politik. Orang yang memiliki kewenangan politik 
berarti memiliki hak moral. 
Setiap orang mempunyai hak untuk memerintah. Sumber kewenangan untuk 
memerintah diuraikan sebagai berikut; pertama, hak memerintah berasal dari tradisi. Kedua, 
hak memerintah berasal dari Tuhan, Dewa atau Wahyu. Ketiga, hak memerintah berasal dari 
kualitas pribadi sang pemimpin. Keempat, hak memerintah masyarakat berasal dari peraturan 
perundang-undnagan yang mengatur prosedur dan syarat-syarat menjadi pemimpin 
pemerintahan. Kelima, hak memerintah berasal dari sumber yang bersifat instrumental seperti 
keahlian dan kekayaan. 
Jabatan bersifat tidak tetap, hal ini disebabkan umur manusia, kearifan dan 
kemampuan yang terbatas. Menurut Paul Conn secara umum terdapat tiga cara peralihan 
kewenangan, yakni secara turun temurun, pemilihan, dan paksaan. 
Pada umumnya sikap atas kewenangan dikelompokkan dalam sikap menerima, 
Legitimasi merupakan penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap hak moral 
pemimpin untuk memerintah, membuat, dan melaksanakan keputusan politik. legitimasi juga 
merupakan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin. 
Sistem politik dapat lestari apabila didalamnya terdapat dukungan, seperti penerimaan 
dan pengakuan dari masyarakat. Yang menjadi objek legitimasi bukan hanya pemerintah, 
tetapi juga unsur-unsur lain dalam sistem politik 
1. Kewenangan disebut sebagai pralegitimasi apabila pihak yang memerintah sangat 
2. Kewenangan yang Tak berlegitimasi ialah hubungan kewenangan tatkala pihak yang 
Page | 15 
BAB 5 
KEWENANGAN DAN LEGITIMASI 
5.1 PENGANTAR 
5.2 SUMBER KEWENANGAN 
5.3 PERALIHAN KEWENANGAN 
5.4 SIKAP TERHADAP KEWENANGAN 
mempertanyakan, (skeptis), dan kombinasi keduanya, 
5.5 LEGITIMASI 
5.6 OBJEK LEGITIMASI 
5.7 KADAR LEGITIMASI 
Dikelompokkan menjadi empat tipe kadar legitimasi, yaitu; 
yakin memiliki hak moral untuk memerintah masyarakatnya. 
diperintah tidak mengakui hak moral penguasanya dalam memerintah. 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
3. kewenangan yang Berlegitimasi ialah yang diperintah mengakui dan mendukung hak 
4. Kewenangan Pascalegitimasi ialah dasar legitimasi yang lama dianggap tidak sesuai 
Cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan legitimasi dapat dikelompokkan menjadi tiga; 
1. Simbolis; memanipulasi kecenderungan-kecenderungan moral dalam bentuk simbol-simbol. 
2. Materiil; dengan cara menjanjikan dan memberikan kesejahteraan materiil kepada 
3. Prosedural; dengan cara menyelenggarakan pemilihan umum untuk menentukan para 
Berdasarkan prinsip pengakuan dan dukungan masyarakat terhadap pemerintah maka 
legitimasi dibagi menjadi lima tipe, yaitu; 
1. Legitimasi tradisional, dimana pengakuan dan dukungan kepada pemimpin 
pemerintahan karena pemimpin tersebut merupakan keturunan pemimpin “berdarah 
biru” yang dipercaya harus memimpin masyarakat. 
2. Legitimasi ideologi, pemimpin tersebut dianggap sebagai penafsir dan pelaksana 
3. Legitimasi kualitas pribadi, pemimpin memiliki kualitas pribadi berupa kharisma 
maupun penampilan pribadi prestasi cemerlang dalam bidang seni budaya tertentu. 
4. Legitimasi prosedural, pemimpin tersebut mendapatkan kewenangan menurut 
5. Legitimasi instrumental, pemimpin tersebut menjanjikan atau menjamin kesejahteraan 
Pertama, legitimasi akan mendatangkan kestabilan politik dan kemungkinan-kemungkinan 
untuk perubahan sosial. Kedua, legitimasi akan membuka kesempatan yang 
semakin luas bagi pemerintah untuk tidak hanya memperluas bidang-bidang kesejahteraan 
yang hendak ditangani, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan. 
Biasa terjadi pada masa transisi. Empat sebab krisis legitimasi yaitu prinsip 
kewenangan beralih pada kewenangan yang lain, persaingan yang sangat tajam dan tak sehat, 
pemerintah tak mampu memenuhi janjinya sehingga menyebabkan kekecewaan masyarakat, 
dan sosialisasi tentang kewenangan mengalami perubahan. 
Page | 16 
moral penguasa untuk memerintah. 
lagi dengan aspirasi masyarakat dan telah muncul dasar legitimasi baru. 
5.8 CARA MENDAPATKAN LEGITIMASI 
masyarakat. 
wakil rakyat dan pejabat publik penting. 
5.9 TIPE-TIPE LEGITIMASI 
ideologi. 
prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. 
materiil (instrumental) kepada masyarakat. 
5.10 LEGITIMASI ITU PENTING 
5.11 KRISIS LEGITIMASI 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Dari pihak negara (pemerintah) muncul kesadaran akan pentingnya berbagai asosiasi 
yang mewakili kepentingan yang berbeda sebagai “penghubung” antara masyarakat dan 
pemerintah. Kesadaran itu timbul karena berbagai fakto. Secara umum, sistem perwakilan 
kepentingan dibagi menjadi dua, yaitu pluralisme dan korporatisme. 
Karakteristik dari Sistem ini beranggapan keputusan politik yang penting lebih dapat 
Merupakan upaya ganda sebagai sarana menguasai dan memobilisasi masyarakat 
untuk melaksanakan program pemerintah, sebagai saluran aspirasi berbagai kepentingan 
masyarakat yang bersifat terbatas. 
Interest group atau kelompok kepentingan ialah sejumlah orang yang memiliki kesamaan 
sifat, sikap, kepercayaan dan/atau tujuan, yang sepakat mengorganisirkan diri untuk 
mencapai tujuan. Menurut jenis kegiatan, dikenal berbagai macam kepentingan, seperti 
profesi, okupasi, keagamaan, kegemaran, lingkungan hidup, kepemudaan, dan kewanitaan. 
Berdasarkan lingkungan kepentingan yang diartikulasikan, dikenal adanya kelompok yang 
memperjuangkan kepentingan yang terbatas, seperti petani, guru, dan pegawai negeri, dan 
kelompok kepentingan yang memperjuangkan kepentingan yang berlingkup luas seperti 
lembaga bantuan hukum dan lembaga konsumen. 
Ada tiga teori yang mencoba menjelaskan asal-usul partai politik. Pertama; teori 
partai politik dibentuk oleh kalangan legislatif(dan eksekutif). Kedua; teori yang menjelaskan 
krisis situasi hostoris manakala suatu sistem politik mengalami transisi karena perubahan 
masyarakat dari tradisional ke modern atau dari struktur sederhana menjadi lebih kompleks. 
Ketiga; teori yang melihat modernisasi sosial ekonomi. 
 berakar dalam mayarakat lokal, 
 melakukan kegiatan secara terus-menerus, 
 berusaha memperoleh dan memepertahankan kekuasaan dalam pemerintah, dan 
 ikut serta dalam pemilihan umum. 
Page | 17 
BAB 6 
SISTEM PERWAKILAN KEPENTINGAN 
6.1 PENGANTAR 
6.1.1 PLURALISME 
dipengaruhi secara efektif melalui kelompok yang terorganisir secara baik. 
6.1.2 KORPORATISME 
6.2 KELOMPOK KEPENTINGAN 
BAB 7 
PARTAI POLITIK 
7.1 ASAL, CIRI dan ARTI 
Ciri-ciri partai politik menurut para ilmuwan ialah 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Sedangkan Carl Friedrich memberi batasan arti bahwa partai politik sebagai 
kelompok manusia yang terorganisasikan secara stabil dengan tujuan untuk merebut atau 
mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimpin partainya. 
Fungsi utama oartai politik ialah mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan 
program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. 
Pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat melalui proses sosialisasi 
dan memperkenalkan nilai-nilai, simbol. Norma yang berlangsung seumur hidup dan 
diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal maupun nonformal. Sistem politik 
demokrasi dapat melaksanakan fungsi pendidikan politik. 
Sistem Seleksi dan pemilihan pengangkatan seseorang untuk melaksanakan peran dalam 
sistem politik ini berfungsi untuk mencari dan memepertahankan kekuasaan. 
Kegiatan partisipatif ini berfungsi untuk membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak 
para anggota masyarakat lain untuk menggunakan partai politik sebagai saluran kegiatan 
memengaruhi proses politik. 
Fungsi pemaduan kepentingan ialah untuk menampung, menganalisis, dan memadukan 
berbagai kepentingan yang berbeda kemudian di perjuangkan dalam proses pembuatan dan 
pelaksanaan keputusan politik. 
Proses penyampaian informasi mengenai politik yang berfungsi sebagai komunikator politik 
yang menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat juga 
menyampaikan aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah. 
Partai politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsi untuk mengendalikan konflik 
melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung dan memadukan 
berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflikkedalam musyawarah. 
Merupakan salah satu mekanisme politik dalam sistem demokrasi untuk memperbaiki dan 
memperbarui dirinya secara terus menerus. 
Page | 18 
7.2 FUNGSI PARTAI POLITIK 
Berikut dikemukakan sejumlah fungsi lain partai politik, yakni: 
7.2.1 SOSIALISASI POLITIK 
7.2.2 REKRUTMEN POLITIK 
7.2.3 PARTISIPASI POLITIK 
7.2.4 PEMADU KEPENTINGAN 
7.2.5 KOMUNIKASI POLITIK 
7.2.6 PENGENDALIAN KONFLIK 
7.2.7 KONTROL POLITIK 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Pengklasifikasian berbagai partai politik berdasarkan kriteria tertentu, seperti asa dan 
orientasi, komposisi dan fungsi anggota, basis sosial dan tujuan. Yang ditujuakn untuk 
memudahkan pemahaman. Berikut sejumlah tipologi menurut kriteria di atas; 
1. Partai politik pragmatis, ialah suatu partai yang mempunyai program dan kegiatan 
2. Partai doktriner, suatu partai politik yang memiliki sejumlah program dan kegiatan 
3. Partai kepentingan, meruapakan suatu partai politik yang dibentuk dan dikelola atas 
Menurut komposisi dan fungsi anggotanya, partai politik dapat digolongkan menjadi dua; 
yaitu pertama, partai politik massa atau lindungan ( patronage ) yang mengandalkan kekuatan 
dengan jumlah anggota dan cara memobilisasi massa sebnayak banyaknya. Kedua, partai 
kader yang mengadalkan kualitas anggota, keketatan organisasi, dan disiplin anggota sebgai 
sumber kekuatan utama. 
Almond menggolongkan partai politik berdasarkan basis sosialnya dibagi menjadi empat tipe 
yaitu: 
1. Partai politik yang beranggotakan lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat ( kelas 
2. Artai pilitik yang anggotanya berasal dari kalangan kelompok kepentingan tertentu ( 
1. Partai perwakilan kelompok, partai yang menghimpun berbagai kelompk masyarakat 
2. Partai pembinaan bangsa, yang bertujuan menciptakan persatuan nasional dan 
3. Partai mobilisasi, yang berupaya memobilisasi masyarakat kearah pencapaian tujuan-tujuan 
Pola perilaku dan interaksi diantara sejumlah partai politik dalam suatu sistem politik. 
Maurice Duverger menggolongkan sistem kepartaian menjadi tiga, yaitu; sistem partai 
Tunggal, sistem Dwipartai dan sistem banyak partai. 
Page | 19 
7.3 TIPOLOGI PARTAI POLITIK 
7.3.1 ASAS DAN ORIENTASI 
Terbagi menjadi tiga tipe: 
yang tak terikat pada suatu doktrin atau ideologi tertentu 
kongkret sebgai penjabaran ideologi. 
dasar kepentingan tertentu. 
7.3.2 KOMPOSISI DAN FUNGSI ANGGOTA 
7.3.3 BASIS SOSIAL DAN TUJUAN 
atas, menengah dan bawah ) 
petani, buruh dan pengusaha ) 
3. Partai politik yang anggotanya berasal dari pemeluk agama tertentu 
4. Partai politik yang anggotanya berasal dari kelompok budaya tertentu. 
Berdasarkan tujuan dibagi menjadi tiga, yaitu: 
untuk memenangkan sebanyak mungkin kursi dalam parlemen. 
biasanya menindas kepentingan-kepentingan sempit. 
yang ditetapkan oleh pemimpin partai. 
7.4 SISTEM KEPARTAIAN 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
yang memiliki jumlah kutub (polar), jarak antara kutub-kutub (polaritas) dan arah perilaku 
politiknya 
Bipolar ialah kegiatan aktual suatu sistem partai yang bertumpu pada dua kutub. Multipolar 
sistem partai yang bertumpu pada lebih dari dua kutub. Arah perilaku politik setiap partai 
yang menuju ke pusat atau ke integrasi nasional (sentripetal). Dan menjauhi pusat atau 
kehendak mengembangkan sistem tersendiri(sentrifugal). 
Perilaku politik dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan 
pelaksanaan keputusan politik oleh lembaga-lembaga politik dan pemerintah. 
1. lingkungan sosial politik tak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem 
2. Lingkungan sosial politik langsung yang memengaruhi dan membentuk kepribadian 
Page | 20 
7.4.1 JUMLAH PARTAI 
1. Bentuk partai tunggal terdiri dari tiga bentuk; 
a. totaliter 
b. otoriter 
2. Dominan 
3. sistem dua partai (Dwipartai 
4. sistem banyak partai 
7.4.2 JARAK IDEOLOGI 
Giovanni Sartori mengklasifikasikan sistem kepartaian menjadi tiga, yaitu 
 Pluralisme sederhana, 
 pluralisme moderat, dan 
 pluralisme ekstrim 
SISTEM KEPARTAIAN MENURUT SARTORI 
Sistem Partai Kutub Polaritas Arah 
Pluralisme sederhana bipolar Tidak ada sentripetal 
Pluralisme moderat bipolar kecil sentripetal 
Pluralisme ekstrim multipolar besar sentrifugal 
BAB 8 
PERILAKU DAN PARTISIPASI POLITIK 
8.1 PENGANTAR 
8.2 MODEL PERILAKU POLITIK 
Faktor yang memengaruhi perilaku politik seorang aktor politik : 
budaya, dan media massa. 
aktor. 
3. Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu. 
4. Lingkungan sosial politik langsung berupa situasi. 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Kepemimpinan merupakan suatu hubungan antara pihak yang memiliki pengaruh dan orang 
yang dipengaruhi. Menekankan pada kemampuan menggunakan persuasi untuk memengaruhi 
pengikut. 
p } d } r = P ! 
Dalam hal ini, motif mencari kekuasaan. Kekuasaan mungkin dicari untuk satu atau lebih 
tujuan-tujuan berikut: 
1. Ketidaksediaan mengizinkan orang lain mengambil bagian dalam bidang 
2. Ketidaksediaan menerima nasehat mengenai fungsi yang seharusnya dalam bidang 
3. Ketidaksediaan mendelegasikan kewejiban kepada pihak lain 
4. Ketidaksetiaan berkonsultasi dengan orang lain 
5. Ketidaksediaan memberikan onformasi kepada orang lain mengenai peranan dalam 
6. Keinginan untuk membentuk dan mengenakan sistem yang tertata kepada orang lain 
1. Kepemimpinan rasional; bersumberkan kewenangan legal dari pola-pola peraturan 
2. Kepemimpinan tradisional; bersumber kewenangan tradisional beranjak dari 
Page | 21 
8.3 PEMIMPIN POLITIK 
RUMUS KEBUTUHAN MEMIMPIN MENURUT LASSWELL 
p = motif-motif pribadi dari individu 
d = pemindahan motif-motif pribadi dari objek keluarga ke objek politik. 
r = rasionalisasi atas peralihan kebencian kepada objek-objek politik. 
P = orang politik 
Tanda } = adanya transformasi menjadi hal lain. 
 Untuk mendominasi dan/atau mengurangi hak orang lain 
 Agar tidak didominasi atau dicampurtangani oleh elit-elit politik lain 
 Menghasilkan prestasi-prestasi politik 
Ada enam perilaku indikator kepribadian dan pencari kekuasaan demi kompensasi 
kekuasaannya 
kekuasaannya 
bidang kekuasaannya 
dalam arena politik. 
Kategori kepemimpinan dapat dilakukan atas tiga kriteria 
1. Proses kepemimpinan dan karakter pemimpin 
2. Hasil kepemimpinan 
3. Sumber kekuasaan 
Berdasarkan sumber kekuasaan, kepemimpinan dibagi menjadi tiga 
normatif. 
kepercayaan 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
3. Kepemimpinan kharismatik; kekaguman masyarakat terhadap pemimpin yang 
Nicollo Machiavelli membagi dua kepemimpinan berdasarkan motif dan keterampilan 
pemimpin dalam menggunakan kekuasaanya, yaitu; 
1. Pemimpin tipe Rubah (foxes); cerdik dan terampil menolak penggunaan paksaan dan 
2. Pemimpin tipe singa (lions); memiliki kekuatan dan integritas yang bersedia 
Menurut Burns, tipe kepemimpinan secara jelas menggambarkan hubungan, antara lain; 
1. Kepemimpinan transaksional; terjadi manakala seorang pemimpin mengambil 
prakarsa dalam melakukan hubungan untuk melakukan pertukaran yang dianggap 
penting. 
2. Kepemimpinan transformatif; manakala seseorang terlibat dengan orang lain sehingga 
Keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut 
atau memengaruhi hidupnya. 
 Partisipasi politik dimaksudkan berupa kegiatan individu biasa yang dapat diamati 
 Diarahkan untuk memengaruhi pemerintah 
 Kegiatan yang berhasil maupun gagal memengaruhi pemerintah termasuk dalam 
 Kegiatan memengaruhi pemerintah dapat dilakukan secara langsung maupun tidak 
 Kegiatan memengaruhi pemerintah dapat dilakukan melalui prosedur yang 
Tipologi dimaksudkan memudahkan analisis terhadap bentuk-bentuk partisipasi politik. 
1. Partisipasi aktif; contoh: mengajukan usul mengenai kebijakan umum 
2. Partisipasi pasif; contoh: kegiatan menaati, menerima dan melaksanakan saja setiap 
Sementara itu, Milbrath dan Goel membedakan partisipasi menjadi beberapa kategori; 
1. Partisipasi politik apatis. Artinya, orang yang tidak berpartisispasi dan menarik diri 
2. Politik spektator. Artinya, orang yang setidak-tidaknya pernah ikut memilih dalam 
Page | 22 
memiliki kelebihan. 
mengandalkan manipulasi tawar-menawar dalam mencapai tujuan 
menggunakan paksaan dalam mengerjakan tujuan. 
mengangkat pemimpin ke tingkat yang lebih tinggi. 
8.4 PARTISIPASI POLITIK 
Rambu-rambu partisipasi politik 
konsep partisipasi politik. 
langsung. 
konvensional. 
8.5 TIPOLOGI PARTISIPASI POLITIK 
Partisipasi sebagai kegiatan dibagi menjadi; 
keputusan pemerintah. 
dari proses politik. 
pemilihan umum. 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
3. Partisipasi politik gladiator. Artinya, mereka secara aktif terlibat dalam proses politik, 
yakni komunikator, spesialis mangadakan kontak tatap muka, aktivis partai dan 
pekerja kampanye, dan aktivis masyarakat. 
Olsen memandang partisipasi sebagai dimensi utama stratifikasi sosial. Dan membagi 
partisipasi politik dalam enam lapisan; 
Sehubungan dengan model partisipasi politk dikenal dengan istilah- istilah seperti berikut; 
Apatisme politik adalah sikap yang dimiliki orang yang tidak berminat atau tidak 
punya perhatian terhadap orang lain, situasi atau gejala-gejala umum atau khusus yang ada 
dalam masyarakatnya. Orang yang apatis adalah orang yang pasif, yang mengandalkan 
perasaan dalam menghadapi permasalahan. Ia tak mampu melaksanakan tanggung jawabnya 
baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan selalu merasa terancam. 
ciri-ciri apatis: 
• Ketidakmampuan untuk mengakui tanggung jawab pribadi, atau tidak menyelidiki atau 
bahkan untuk menerima emosi dan perasaan sendiri; 
• Perasaan amar-samar, dan yang tidak dapat dipahami, rasa susah, tidak aman dan terasa 
terancam; 
• Menerima secara mutlak tanpa tantangan otoritas sah (kode-kode sosial, orang tua, agama) 
dan nilai-nilai konvensional membentuk satu pola yang cocok dengan diri sendiri, yang 
dalam situasi klinis disebut sebagai kepasifan (pasifitas). 
Sinisme politik adalah sikap yang dimiliki orang yang menghayati tindakan dan motif 
orang lain dengan perasaan curiga (Rafael Raga Maran. 2007:155). Menurut Robert Agger 
dan rekan-rekannya mendefinisikan sinisme sebagai “kecurigaan yang buruk dari sifat 
manusia”. Maka sinisme merupakan perasaan yang menghayati tindakan dan motif orang lain 
dengan rasa kecurigaan, bahwa pesimisme adalah lebih realities dari pada optimisme; dan 
bahwa individu harus memperhatikan kepentingan sendiri, karena masyarakat itu pada 
dasarnya bersifat ego-sentris (memusatkan segala sesuatu pada diri sendiri. 
Page | 23 
4. Partisipasi politik pengritik, yakni dalam bentuk partisipasi tak konvensional. 
1. Pemimpin politik 
2. Aktivis politik 
3. Komunikator 
4. Warga negara 
5. Marginal 
6. Orang yang terisolasikan 
Partisipasi politik berdasarkan jumlah pelaku; 
1. Individual 
2. Kolektif 
8.6 MODEL PARTISIPASI POLITIK 
1. Apatisme 
2. Sinisme 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Alienasi menyarankan permusuhan actual. Menurut Robert Lane, alienasi adalah perasaan 
keterasingan seseorang dari kehidupan politik dan pemerintahan masyarakat. Orang-orang tipe 
ini cenderung melihat peraturan-peraturan yang ada sebagai tidak adil dan hanya 
menguntungkan para penguasa (Rafael Raga Maran. 2007:155). 
Anomi adalah perasaan kehilangan nilai dan arah hidup, sehingga tak bermotivasi untuk 
mengambil tindakan-tindakan yang berarti dalam hidup ini. Orang yang berperasaan 
demikian menganggap penguasaan bersikap “tidak peduli” terhadap tujuan-tujuan hidupnya. 
dibedakan menjadi lima pembahasan sesuai dengan pendekatan yang digunakan, yakni; 
1. pendekatan struktural : kegiatan memilih dilihat sebagai produk dari konteks struktur 
yang lebih luas, seperti struktur sosial, sistem partai, sistem pemilihan umum, 
permasalahan dan program yng ditonjolkan partai. 
2. Menurut pendekatan sosiologis cenderung menempatkan kegiatan memilih dalam 
kaitan dengan konteks sosial. Maknanya pilihan seseorang dalam pemilihan umum 
dipengaruhi oleh laatr belakang demografi dan sosial ekonomi, jenis kelamin, tempat 
tinggal, pekerjaan, pendidikan, kelas, pendapatan dan agama. 
3. Sedangkan pendekatan ekologis hanya relevan apabila dalam suatu daerah pemilihan 
terdapat perbedaan karakteristik pemilih berdasarkan unit territorial, seperti desa, 
kelurahan, kecamatan, dan kabupaten. 
4. Pendekatan psikologi sosial, salah satu penjelasan dari sisi psikologi sosial untuk 
menjelaskan perilaku memilih dalam pemilihan umum adalah konsep identifikasi 
partai. Konsep ini merujuk pada persepsi pemilihan atas parati-partai yang ada atau 
keterikatan emosional pemilih terhadap partai tertentu 
5. Pendekatan pilihan rasional melihat kegiatan memilih sebagai produk kalkulasi 
untung rugi. Yang dipertimbangkan tidak hanya “ongkos” memilih dan 
memungkinkan suaranya dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan, tetapi juga 
perbedaan dari alternative berupa pilihan yang ada. 
Konflik politik dirumuskan secara longgar sebagai perbedaan pendapat, persaingan, 
dan pertentangan di antara sejumlah individu, kelompok ataupun organisasi dalam upaya 
mempertahankan sumber-sumber keputusan yang dibuat. 
1. Kemajemukan horisontal; struktur masyarakat yang majemuk secara kultural, seperti 
2. Kemajemukan vertikal; struktur masyarakat yang terpolarisasikan menurut pemilikan 
Page | 24 
3. Alienasi 
4. Anomi 
8.7 PERILAKU MEMILIH 
BAB 9 
KONFLIK DAN PROSES POLITIK 
9.1 PENGANTAR 
9.2 PENYEBAB KONFLIK POLITIK 
suku bangsa, daerah, agama, ras. 
kekayaan, pengetahuan dan kekuasaan. 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
 Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. 
 Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang 
1. Konflik positif : konflik yang tak mengancam eksistensi sistem politik, yang 
2. Konflik negatif : konflik yang dapat mengancam eksistensi sistem politik yang 
biasanya disalurkan melalui cara nonkonstitusional, seperti kudeta, separatisme, 
terorisme, dan revolusi. 
1. Konflik menang-kalah (zero-sum conflict) : situasi politik yang bersifat antagonistik 
sehingga tidak memungkinkan tercapainya suatu kompromi antar pihak-pihak yang 
terlibat konflik. 
2. Konflik menang-menang (non zero-sum conflict) : suatu situasi konflik dalam mana 
pihak-pihak yang terlibat dalam konflik masih mungkin untuk mengadakan kompromi 
dan kerjasama. 
Secara umum ada dua tujuan dasar setiap konflik, yakni: Mendapatkan sumber-sumber 
dan/atau Mempertahankan sumber-sumber. Dengan asumsi dibuat kategorisasi tujuan konflik 
sebagai berikut: 
1. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik memiliki tujuan yang sama, yakni sama-sama 
2. Di satu pihak hendak mendapatkan, sedangkan di pihak lain berupaya keras 
Konflik yang intens tidak selalu sama artinya dengan konflik yang mengandung kekerasan. 
Intensitas konflik lebih merujuk pada besarnya energi (ongkos) yang dikeluarkan dan tingkat 
keterlibatan partisipasi dalam konflik. 
Pengaturan konflik berupa bentuk-bentuk pengendalian konflik, karena konflik tidak bisa 
diselesaikan ataupun dibasmi. Menurut Dahrendorf ada tiga bentuk pengaturan konflik, 
pertama bentuk konsiliasi, kedua bentuk mediasi, dan yang terakhir arbitrasi. 
Page | 25 
Konflik terjadi manakala: 
berbeda 
 Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok. 
 Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat. 
9.3 TIPE-TIPE KONFLIK 
Konflik politik dikelompokkan menjadi dua tipe 
mekanismenya melalui penyelesaian yang disepakati bersama. 
9.4 STRUKTUR KONFLIK 
Menurut Paul Conn, situasi konflik pada dasarnya dibedakan menjadi dua; 
9.5 TUJUAN KONFLIK 
berupaya mendapatkan 
mempertahankan apa yang dimiliki. 
9.6 INTENSITAS KONFLIK 
9.7 PENGATURAN KONFLIK 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Konflik merupaka gejala serba-hadir dalam kehidupan manusia bermasyarakat dan bernegara. 
Sementara itu, dimensi penting proses politik ialah penyelesain konflik yang melibatkan 
pemerintah. Proses “penyeleseian” konflik politik yang tak bersifat kekerasan dibagi menjadi 
tiga tahap: 
Pemimpin pemerintahan berasal dari masyarakat melalui pemilihan umum. Kebijakan 
umum yang dirumuskan merupakan hasil interaksi dengan berbagai organisasi, kelompok, 
dan golongan dalam mayarakat. Itu sebabnya mengapa politik dirumuskan sebagai interaksi 
antara pemerintah dan masyarakat. 
Pemerintah (government) secara etimologis berasal dari kata Yunani, kubernan atau 
nahkoda kapal. Artinya, menatap ke depan. Menentukan berbagai kebijakan yang 
diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat negara. 
 Segi kegiatan (dinamika) : pemerintahan berarti segala kegiatan atau usaha yang 
 Struktural fungsional : pemerintahan berarti seperangkat fungsi negara yang satu sama 
 Tugas dan kewenangan (fungsi) : pemerintahan berarti seluruh tugas dan kewenangan 
Pemerintahan dalam arti luas : seluruh aparat yang melaksanakan fungsi-fungsi negara 
Pemerintah dalam arti sempit : menyangkut aparat eksekutif, yakni kepala pemerintahan dan 
kabinetnya. 
Pada dasarnya dalam negara kesatuan ada satu negara dengan suatu pemerintah pusat 
yang memiliki seluruh tugas dan kewenangan negara.dalam negara kesatuan pemerintah lokal 
tunduk dan bertanggung jawab pada pemerintah pusat. 
Bentuk negara republik dipimpin oleh seorang kepala negara yang dipilih oleh rakyat dengan 
sebutan Presdien. 
Page | 26 
9.8 KONFLIK DAN PROSES POLITIK 
1. Politisasi dan/atau koalisi 
2. Pembuatan keputusan 
3. Pelaksanaan dan integrasi 
BAB 10 
PEMERINTAHAN DAN PEMERINTAH 
10.1 PENGANTAR 
10.2 PEMERINTAH 
Pengertian pemerintahan dapat ditinjau dari tiga aspek , yaitu dari 
terorganisasikan. 
lain saling berhubungan secara fungsional. 
negara. 
10.2.1 KESATUAN DAN REPUBLIK 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
 Parlemen merupakan satu-satunya badan yang anggotanya dipilih secara langsung 
 Anggota dan pimpinan kabinet (perdana menteri) dipilih oleh parlemen untuk 
 Kabinet dapat bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas dari parlemen. 
 Manakala kebijakannya tidak mendapat dukungan dari parlemen, perdana menteri 
dapat membubarkan parlemen, lalu menetapkan waktu penyelenggaraan pemilu untuk 
membentuk parlemen yang baru. 
 Suatu permasalahan dapat ditangani secara tuntas melalui pembuatan kebijakan 
 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum sangat 
 kepemimpinan dalam melaksanakan kebijakan lebih jelas 
 kebijakan yang bersifat komprehensif yang jarang dapat dibuat 
 jabatan kepala pemerintahan dan kepala negara berada pada satu tangan 
 legislatif bukan tempat kaderisasi bagi jabatan eksekutif, yang dapat diisi dari 
1. pemusatan fungsi-fungsi negara : semua tugas dan kewenangan negara dipegang 
dengan satu tangan. Menugaskan fungsinya secara vertikal kebawah, tetapi semua 
bagian dibawahnya tunduk dan bertanggung jawab kepada organ yang satu. 
2. Pemancaran fungsi-fungsi negara : dapat berwujud pembagian fungsi dan pemisahan 
Almond membagi fungsi peemerintahan menjadi tiga dengan menggunakan istilah peraturan ; 
Dalam perwakilan rakyat, yang diwakili adalah sejumlah warga negara yang bertempat 
tinggal disuatu daerah atau distrik tertentu. 
Page | 27 
10.2.2 KABINET PARLEMENTER DAN PRESIDENSIAL 
Ciri-ciri dasar sistem kabinet parlementer : 
oleh warga negara yang berhak memilih melalui pemilihan umum 
melaksanakan fungsi dan kewenangan eksekutif. 
Kelebihan sistem kabinet parlementer : 
umum (undang-undang) yang bersifat komprehensif. 
jelas. 
Kelemahan sistem kabinet parlementer : 
 terdapat suatu kabinet yang cenderung mengendalikan parlemen. 
Ciri-ciri dasar sistem kabinet presindensil : 
berbagai sumber termasuk legislatif 
10.3 FUNGSI-FUNGSI PEMERINTAH 
Secara teoritis terdapat dua kemungkinan pelaksanaan fungsi negara, yakni 
fungsi. Tugas dan wewenang dapat dilakukan secara horisontal dan vertikal. 
1. Pembuatan peraturan ( rule making) 
2. Penerapan peraturan (ruling application) 
3. Penghakiman peraturan (rule adjudication) 
10.4 PERWAKILAN RAKYAT 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Dari segi keterikatan antara wakil rakyat dan keinginan rakyat yang diwakili, konsep 
perwakilan dibedakan menjadi dua tipe : 
1. Delegasi (mandat) : yang menyuarakan pendapat dan keinginan para pemilih, dan 
2. Trustee (independen) : wakil rakyat yang dipilih berdasarkan pertimbangan yang 
 Membuat undang-undang bersama dengan pihak eksekutif 
 Menyusun anggaran penerimaan dan belanja negara 
 Mengawasi pelaksanaan undang-undang dan penenrimaaan dan penggunaan anggaran 
 Memilih, menyetujui atau mengusulkan seorang atau lebih pejabat negara sepertti 
Guna melaksanakan fungsi ini maka para anggota badan perwakilan rakyat memiliki 
sejumlah hak, yakni : hak prakarsa, hak anggaran, hak interpelasi, hak angket, dan hak 
mengajukan pertanyaan. 
Fungsi sistem pemilihan umum ialah mengatur prosedur seseorang untuk dipilih menjadi 
anggota badan perwakilan rakyat atau menajdi kepala pemerrintahan. 
Sistem pemilihan umum diatur dalam undang-undang dan mempunyai tiga variabel pokok, 
yakni : 
1. Penyuaraan (balloting) : tata cara yang harus diikuti pemilih yang berhak dalam 
2. Daerah pemilihan (electoral district) : ketentuan yang mengatur berapa jumlah kursi 
3. Formula pemilihan : rumus yang digunakan untuk menentukan siapa atau partai 
1. Sebagai mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin pemerintahan dan alternatif 
2. Mekanisme memindahkan konflik kepentingan dari masyarakat kepada badan-badan 
perwakilan rakyat melalui wakil-wakil rakyat yang terpilih atau melalui partai-partai 
yang memenangkan kursi sehingga integrasi masyarakat tetap terjamin. 
3. Sarana memobilisasikan dan/atau menggalang dukungan rakyat terhadap negara dan 
Birokrasi merupakan aparat yang melaksanakan keputusan yang dibut dan dijabarkan 
oleh pemerintah(kabinet). Untuk itu birokrasi berkewajiban memberikan informasi dan 
sumber manusia (keahlian) kepada pemerintah, sedangkan kepada masyarakat birokrasi 
memberikan pelayanan dan menegakkan peraturan sesuai dengan kewenangan yang ada 
padanya. 
Page | 28 
memperjuangkan kepentingan para pemilihnya. 
bersangkutan dan memiliki kemampuan mempertimbangkan secara baik. 
Fungsi badan perwakilan rakyat (legislatif) dapat dirumuskan sebagai berikut; 
negara 
yang dikehendaki oleh konstitusi atau undang-undang. 
10.4.1 SISTEM PEMILIHAN UMUM 
memberikan suara. 
wakil rakyat untuk setiap daerah pemilihan. 
politik apa yang memenangkan kursi di suatu daerah pemilihan. 
Tiga hal dalam tujuan pemilihan umum : 
kebijakan umum. 
pemerintahan dengan jalan ikut serta dalam proses politik. 
10.5 BIROKRASI 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Secara tipologik, Max Weber mendeskripsikan sejumlah karakteristik birokrasi sebagai 
berikut; 
 Dalam organisasi ini terdapat pembagian kerja dengan spesialisasi peranan yang jelas 
 Organisasi jabatan ini mengikuti prinsip hirarki. 
 Kegiatan organisasi jabatan ini dilakukan berdasarkan sistem aturan abstrak yang 
konsisten dan terdiri atas penerapan aturan-aturan ini kedalam kasus-kasus yang 
khusus. 
 Setiap pejabat melaksanakan tugasnya dalam semangat dan hubungan yang formal 
 Setiap pegawai dalam organisasi direkrut menurut prinsip kualisifikasi teknis, digaji, 
dan dipensiun menurut pangkat dan kemampuan, dan dipromosikan menurut 
kesenioran, atau kemampuan, atau keduanya. 
 Organisasi administrasi yang bertipe birokratis dari segi pandangan teknis murni 
Penghakiman peraturan pada dasarnya bertujuan menjamin kepastian hukum sehingga 
tercipta suasana tertib dalam masyarakat. Sedangkan fungsi penghakiman peraturan 
dibedakan menjadi : 
 Fungsi konservatif : menjamin kepastian hukum dengan hanya menerapkan peraturan 
 Fungsi progresif : menciptakan peraturan baru dengan melakukan interpretasi atas 
Membuat keputusan, berarti memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang 
ada. Dalam menentukan keputusan tersebut harus ada tolak ukur dalam pengambilan 
keputusan politik, seperti ideologi dan konstitusi. Ciri khas politik ialah keputusan yang 
keluarbdari proses politik bersifat mengikat (otoritatif), dan dimaksudkan untuk kebaikan 
bersama masyarakat umum. Dengan demikian, Keputusan politik ialah keputusan yang 
mengikat, menyangkut, dan memengaruhi masyarakat umum. Dan biasanya diurus dan 
diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pemerintah. 
1. Jumlah orang yang ikut mengambil keputusan : yang membuat keputusan dapat satu 
2. Peraturan pembuatan keputusan atau formula pengambilan keputusan : yaitu 
ketentuan yang mengatur jumlah orang atau persentase orang yang harus memberikan 
Page | 29 
dan impersonal 
cenderung lebih mampu mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi. 
10.6 PENGHAKIMAN PERATURAN 
yang ada atau menggunakan jurisprudensi. 
undang-undang dasar atau undang-undang yang ada. 
BAB 11 
KEPUTUSAN POLITIK DAN 
KEBIJAKAN UMUM 
11.1 PENGANTAR 
11.2 UNSUR-UNSUR PEMBUAT KEBIJAKAN 
Tiga unsur yang harus diperhatikan dalam proses pembuat keputusan, yaitu : 
orang, dua atau lebih, bahkan jutaan orang. 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
persetujuan terhadap suatu alternatif keputusan agar dapat diterima dan disahkan 
sebagai keputusan. 
3. Informasi : diperlukannya asumsi bahwa dalam proses pembuatan keputusan terjadi 
diskusi, perdebatan, tawar-menawar, dan kompromi maka informasi yang akurat dan 
dalam jumlah yang memadai akan memengaruhi isi keputusan yang diambil. 
1. Kebijakan regulatif terjadi apabila kebijakan menngandung paksaan dan akan 
2. Kebijakan redistributif ditandai dengan adanya paksaan secara langsung kepada 
3. Kebijakan distributif ditandai dengan pengenaan paksaan secara tidak langsung(jauh 
4. Kebijakan konstituen ditandai dengan kemungkinan pengenaan paksaan fisik yang 
sangat jauh, dan penerapan kebijakan itu secara tidak langsung melalui lingkungan. 
Faktor-faktor yang memengaruhi corak dan arah keputusan (kebijakan umum), antara lain; 
Page | 30 
11.3 ISI KEBIJAKAN UMUM 
Isi kebijakan umum dibedakan menjadi tiga : 
1. Ekstraktif 
2. Alokasi dan distribusi 
3. Regulatif 
Konsekuensi logis Empat tipe kebijakan umum ialah : 
diterapkan secara langsung terhadap individu. 
warga negara tetapi penerapannya melalui lingkungan. 
dari fisik), tetapi kebijakan itu diterapkan secara langsung terhadap individu. 
11.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBIJAKAN 
Secara umum terdapat empat faktor yang memengaruhi proses kebijakan, yaitu 
 Lingkungan 
 Presepsi pembuat kebijakan mengenai lingkungan 
 Aktivitas pemerintah perihal kebijakan 
 Aktivitas masyarakat perihal kebijakan 
 Ideologi dan konstitusi 
 Latar belakang pribadi pembuat keputusan 
 Informasi yang tersedia 
 Golongan pendukung pembuat keputusan 
 Keputusan yang telah ada 
11.5 TAHAP-TAHAP KEBIJAKAN 
Proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan dibagi menjadi empat tahap; 
1. Politisasi suatu permasalahan 
2. Perumusan dan pengesahan tujuan dan program 
3. Pelaksanaan program 
4. Monitoring evaluasi pelaksanaan program 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
1. Komprehensif, artinya kebijakan umum yang mampu menimbulkan perubahan yang 
2. Marginal (incremental), artinya kebijakan umum yang mampu menimbulkan 
perubahan pada permukaan dan pinggir-pinggir permasalahan saja dan bisa disebut 
juga dengan keputusan yang bersifat “tambal-sulam” 
1. Keputusan rutin, artinya keputusan biasanya dipersiapkan secara seksama dan disusun 
menurut prosedur yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam konstitusi dan undnag-undang. 
2. Keputusan darurat, artinya keputusan yang dibuat secara tergesa-gesa dalam waktu 
yang relatif singkat guna mengatasi suatu keadaan yang darurat dan perlu penanganan 
segera. 
3. Keputusan bukan keputusan, artinya keputusan ini dinyatakan sekedar bukti semu atas 
perhatian dan komitmen pemerintah terhadap suatu permasalahan yang mendapat 
perhatian masyarakat yang dimaksudkan untuk memberi harapan dan janji kepada 
masyarakat sebagai alat untuk mendapat dukungan. 
1. Elit formal : elit politik yang menurut undang-undang memiliki wewenang membuat 
2. Orang yang berpengaruh (the influential) : orang yang memiliki pengaruh kuat lewat 
sumber-sumber kekuasaan, kekayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, senjata, dan 
massa organisasi yang mampu memengaruhi elit formal sehingga dapat mengambil 
keputusan sesuai kehendak orang yang berpengaruh 
Dari segi hubungan kausal atau yang bersifat deterministik, hubungan politik dengan 
ekonomi dibagi menjadi dua. 
 Pertama, kebijakan umum (publik policy) atau politisisme yang melihat politik 
 Kedua, ekonomisme yang liberal maupun Marxis yang melihat ekonomi menentukan 
Beberapa teori menggambarkan hunungan ekonomi dan politik sebagai bersifat interaktif atau 
timbal balik, dan sebagai perilaku yang bersinambungan. 
Page | 31 
11.6 BENTUK DAN TIPE KEBIJAKAN UMUM 
Dua bentuk keputusan politik (kebijakan umum) : 
mendasar dan menyeluruh 
Berdasarkan isi dan prosedur pembuatan kebijakan umum terdapat tiga tipe, yaitu: 
11.7 PEMBUAT KEPUTUSAN POLITIK 
Tiga kemungkinan elit politik yang membuat keputusan politik, yaitu : 
keputusan 
3. Penguasa : orang yang secara nyata membuat keputusan 
BAB 12 
POLITIK DAN EKONOMI 
12.1 PENGANTAR 
menentukan ekonomi 
politik 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Sistem ekonomi ialah seperangkat mekanisme dan lembaga untuk membuat dan 
melaksanakan keputusan mengenai produksi, pendapatan dan konsumsi di dalam suatu 
wilayah tertentu. 
Sistem ekonomi terdiri atas sejumlah mekanisme, pengaturan organisasi, dan peraturan untuk 
membuat dan melaksanakan keputusan tentang alokasi sumber-sumber yang terbatas. 
1. Koordinasi unit ekonomi, artinya siapa yang mengoordinasikan kegiatan ekonomi : 
2. Pemilikan barang dan jasa, yang berarti siapa yang memiliki barang dan jasa : swasta, 
Apabila kedua kriteria di atas digunakan untuk menyusun model-model sistem ekonomi 
maka sistem ekonomi dibedakan menjadi tiga, yaitu 
1. Kapitalis : apabila koordinasi unit ekonomi dilakukan dengan mekanisme pasar, dan 
2. Komunis : koordinasi unit ekonomi dengan perencanaan terpusat, barang dan jasa 
3. Sosialis : terdapat semacam pembagian tugas antara perencanaan terpusat dan 
1. Suatu kewenangan ekonomi dikatakan tersentralisasi apabila kewenangan membuat 
2. Suatu sistem ekonomi dikatakan terdesentralisasi apabila kewenangan membuat 
Fungsi yang pertama, berkaitan dengan pengarahan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga 
mencapai tujuan yang dikehendaki. Pengarahan dari pemerintah dapat dilakukan dengan dua 
cara, yaitu : 
1. Secara langsung, berarti pemerintah mengharuskan para pengusaha untuk 
melaksanakan kebijakan terntentu seperti yang dilakukan dalam sistem ekonomi 
perencanaan terpusat 
2. Secara tak langsung, berarti pemerintah tidak mengharuskan atau melarang 
Fungsi kedua, berkaitan dengan upaya pemerintah untuk mengontrol monopoli dan mnegatur 
akibat-akibat yang ditimbulkan dari kegiatan ekonomi terhadap pihak lain, tetapi tidak 
dimasukkan dalam faktor produksi 
Peranan negara (pemerintah) dalam pengadaan barang dan jasa publik sudah menjadi 
kesepakatan umum, tetapi tidak terdapat kesepakatan dalam hal barang dan jasa macam apa 
saja yang masuk ke dalam kategori kepentingan umum tersebut. 
Page | 32 
12.2 SISTEM EKONOMI 
Grossman membagi sistem ekonomi berdasarkan dua kriteria: 
mekanisme pasar, pemerintah, koperasi, atau ketiga-tiganya. 
negara, koperasi atau ketiga-tiganya 
barang dan jasa dimiliki swasta. 
yang dimliki dikuasai oleh pemerintah. 
mekanisme pasar dalam koordinasi unit ekonomi. 
Dari segi kewenangan suatu sistem ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu : 
keputusan dimonopoli dengan peringkat atas organisasi 
keputusan terletak pada peringkat bawah organisasi 
12.3 FUNGSI PEMERINTAH DALAM EKONOMI 
melakukan kegiatan tertentu. 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
Kebijakan ekonomi pada dasarnya merupakan keputusan politik karena memengaruhi 
Sejumlah kemungkinan pihak yang memerintah, seperti otokrat-tradisional, partai 
politik yang bersaing, partai tunggal yang totaliter, golongan militer dengan tuan tanah dan 
pengusaha asing, atau koalisi antara militer, birokrat dan tehnokrat dengan pengusaha asing. 
Golongan yang memerintah itulah yang mementukan kebijakan ekonomi dengan mekanisme 
dan strategi yang mereka gunakan dalam mengambil keutusan dari berbagai alternatif dalam 
memecahkan dilema ekonomi. Oleh karena itu, memerintah sangatlah menentukan pilihan 
kebijakan ekonomi, sedangkan penentuan siapa yang memerintah merupakan produk proses 
politik. 
Apabila pihak yang memerintah terdiri atas beberapa orang atau kelompok kecil 
orang maka sistem politik ini disebut pemerintahan “dari atas” atau lebih tegas lagi disebut 
oligarki, otoriter, ataupun aristokrasi. Di lain pihak, apabila pihak yang memerintah terdiri 
atas banyak orang maka sistem politik ini disebut demokrasi. Selain itu, kalau kewenangan 
pemerintah pada prinsipnya mencakup segala sesuatu yang ada dalam masyarakat maka 
rezim ini disebut totaliter. Sedangkan apabila pemerintah memiliki kewenangan yang terbatas 
yang membiarkan beberapa atau sebagian besar kehidupan masyarakat mengatur diri sendiri 
tanpa camput tangan dari pemerintah apabila kehidupan masyarakat dijamin dengan tata 
hukum yang disepakati bersama, maka rezim ini disebut liberal. 
13.2 SISTEM POLITIK OTOKRASI TRADISIONAL, KOMUNIS, DEMOKRASI, DAN 
NEGARA BERKEMBANG 
Totaliter Demokrasi Negara 
Page | 33 
12.4 POLITIK DAN KEBIJAKAN EKONOMI 
distribusi kekayaan dan pendapatan dalam masyarakat. 
BAB 13 
MODEL-MODEL SISTEM POLITIK 
13.1 PENGANTAR 
No 
. 
Variabel Perbandingan Sistem Politik 
Otokrasi 
Tradisional 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992 
Berkembang 
1. Kebaikan 
bersama 
- tidak ada 
jaminan dalam 
hal persamaan 
dan kebebasan 
politik individu 
- - 
Mengutamakan 
stratifikasi 
ekonomi, kurang 
menekankan 
Menekankan 
konsensus total di 
dalam 
masyarakat. 
- Prinsip sama 
rasa dalam bidang 
ekonomi 
– Sekuralisme 
radikal, agama 
digantikan 
Bebas 
berpendapat, 
konsensus. 
- Persamaan 
kesempatan 
politik setiap 
individu dijamin 
oleh hukum 
- Menekankan 
persamaan 
Kekuasaan 
pemerintah dan 
campur-tangan 
pemerintah yang 
begitu luas dalam 
masyarakat pada 
satu pihakberhasil 
meningkatka 
pertumbuhan 
ekonomi pada 
pihak lain 
menyebabkan
Page | 34 
pada persamaan 
- - Kebebasan 
politik individu 
dibatasi, 
menekankan 
perilaku yang 
menuruti 
kehendak 
penguasa 
- - 
Mengutamakan 
kolektivisme 
atas dasar 
kekerabatan 
daripada 
invidualisme 
ideologi yang 
doktriner dan 
eskataologis 
– Kebebasan 
politik individu 
dan hak-hak sipil 
untuk mengkiritk 
penguasa tidak 
dijamin 
– Menekankan 
kemerdekaan 
nasional 
– Menjamin 
kebutuhan 
material, 
khususnya 
kebutuhan pokok 
– Kepentingan 
individu tunduk 
kepada kehendak 
partai, negara dan 
bangsa 
(kolektivisme) 
kesempatan 
ekonomi yang 
dila-kukan oleh 
setiap individu 
- Adanya 
ketegangan 
dalam penca-paian 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992 
tujuan-tujuan 
yang 
bersifat mate-rial 
dengan yang 
bersifat moralitas 
kelompok politik 
seperti partai , 
kelompok 
kepentingan dan 
media massa 
berperan sebagai 
pendukung saja . 
2. Identitas 
Bersama 
-Berdasarkan 
ikatan 
primordial 
(Suku,agama, 
Ras, keluarga) 
– Faktor 
primordial, 
seperti suku 
bangsa, ras dan 
agama yang 
mempersatukan 
masyarakat 
– Ikatan 
primordial 
terwujud dalam 
diri seorang 
pemimpin yang 
dominan 
(otokrat), seperti 
sultan, raja atau 
- Struktur 
keamanan mereka 
ikut mengawasi 
birokrasi dengan 
model struktur 
pemerintahan 
ganda atau 
bayangan. 
– Faktor sakral 
yang berupa 
ideologi yang 
mempersatukan 
masyarakat 
– Penanaman 
idelogi oleh 
penguasa dengan 
jalan inoktrinasi 
- Semakin bagus 
adanya 
perombakan-perombakan 
struktur (MK, 
adanya UU 
HAM) 
– Faktor 
permersatu 
masyarakat 
berupa bersatu 
dalam perbe-daan 
Bhineka 
Tunggal Ika, 
Unity in 
Diversity 
– Masyarakat 
terikat pada sub 
kultur yang 
Dalam Negara 
berkemban belum 
ada suatu suatu 
identitas bersama 
yang dikehendaki 
semua masyarakat 
. ini dikarenakan 
belum adanya 
kultur dan struktur 
masyarakat yang 
selaras .
Page | 35 
kaisar dimilikinya dan 
sekaligus teri-kat 
pada suatu dasar 
dan tujuan 
bersama 
3. Hubungan 
Kekuasaan 
Hubungan 
kekuasaan 
antara 
pemerintah 
dengan rakyat 
umumnya 
negative 
(banyak yang 
menyalahgunaka 
n kekuasaan) 
- Kekuasaan 
bersifat pribadi, 
negatif dan 
sebagian kecil 
yang konsensus 
- Masyarakat 
mengalami 
kesukaran untuk 
melakukan 
pengawasan 
terhadap 
penguasa 
- Otokrat 
memerintah 
berdasarkan 
tradisi dan 
paksaan 
menghendaki 
pengaturan 
masyarakat secara 
menyeluruh 
(total) atas dasar 
tertentu dengan 
kelompok kecil 
penguasa yang 
memonopoli 
kekuasaan, 
- Kekuasaan 
dimonopoli dan 
dilaksanakan 
secara sentral 
dengan partai 
tunggal 
– Kekuasaan 
paksaan 
dilaksanakan oleh 
militer dan polisi 
rahasia 
- Partai 
diorganisis secara 
hierarkis oleh 
pemimpin negara 
Terdapat 
distribusi 
kekuasaan di 
antara kelompok 
sosial dan 
lembaga 
pemerintahan. 
- Distribusi 
kekuasaan yang 
relatif merata 
diantara 
kelompok sosial 
dan lembaga 
pemerintahan 
- Adanya 
persaingan dan 
saling kontrol 
antar kelompok 
sosial, antara 
lembaga 
pemerintah, serta 
antara kelompok 
sosial 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992 
Hubugan 
kekeuasaan lebih 
bersifat paksaan 
daripada 
konsensus ini 
dikarenakan 
penetapan siapa 
yang memerintah 
masih ditetapkan 
secara sepihak 
oleh para 
penguasa . 
4. Legitimasi 
Kekuasaan 
umumnya tidak 
procedural 
(turun-temurun) 
- Kewenangan 
bersumber dan 
berdasarkan 
pada tradisi 
- Kepemimpinan 
karena 
- Kewenangan 
pemimpin 
didasarkan pada 
perannya sebagai 
ideologi, penafsir 
dan pelaksana 
ideologi 
- Rakyat 
mematuhi 
pemerintahan 
karena kekuasaan 
paksaan yang 
- Kewenangan 
didasarkan pada 
prinsip rule of 
law yang diatur 
dalam konstitusi 
– Adanya 
jaminan hak- hak 
dan kewajiban 
warga negara 
Legitimasi Pada 
negara 
berkembang 
sangat beragam, 
yaitu campuran 
terpadu antara 
distribusi 
kebutuhan 
materiil, simbolis 
(ideologi dan 
sejumlah jargon 
politik), dan legal
Page | 36 
keturunan 
- Tradisi selalu 
dipelihara oleh 
keturunan 
otokrat dengan 
mitos, legenda 
dan simbol 
tertentu 
sangat luas dan 
mendalam 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992 
rasional 
(pemilihan umum 
dan proses 
perundang-undangan) 
.Basis 
legitimasi yang 
bersifat campuran 
inilah yang 
menyebabkan 
mengapa 
perubahan dan 
peralihan 
distribusi 
kebutuhan materiil 
tidak 
menimbulkan 
krisis legitimasi . 
5. Hubungan 
Ekonomi 
&Politik 
-Kurang 
menekankan 
pada 
persamaante tapi 
menekankan 
pada stratifikasi 
ekonomi 
- Tanah dikusai 
oleh tuan tanah 
yang merupakan 
kaki tangan 
otokrat 
- Tidak ada 
perubahan 
politik di 
pedesaan, 
karena akses 
politik dikusai 
oleh tuan tanah 
- Upah buruh 
rendah 
- Partai tunggal 
mengendalikan 
kegiatan ekonomi 
- Kegiatan 
ekonomi yang 
diprakarsai 
individu atau 
swasta dilarang 
- Distribusi 
kebutuhan pokok 
relatif merata 
- Dalam 
perkembanganny 
a produksi barang 
dan jasa menu-run, 
karena 
motivasi pekerja 
rendah dan aparat 
partai 
berubah menjadi 
kelas pengu-asa 
yang konservatif 
- Koordinasi unit 
ekonomi, 
merupakan 
tanggungjawab 
pemerintah dan 
swasta. 
- Peran 
masyarakat dan 
pemerintah 
dalam bidang 
ekonomi 
dilaksanakan 
secara seimbang 
- Adanya 
prosedur dan 
mekanisme 
penentuan 
kebijaksanaan 
pemerintah 
berdasarkan 
kedaulatan rakyat 
Dalam Negara 
berkembang ini 
belum 
menemukan 
kecocokan antara 
pola hubungan 
politik dengan 
ekonomi yang 
cocok . Di negara 
berkembang 
pemerintah lebh 
dominan 
dibandingkan 
sector swasta 
sehingga 
ekonominya tidak 
bida bagus .
Pembangunan dan modernisasi politik merupakan perubahan politik, tetapi tidak 
sebaliknya. Modernisasi berasal dari kata mode yang berarti situasi masa kini, atau 
kecenderungan mutakhir. Modernisasi berarti proses perubahan untuk menciptakan kondisi-kondisi 
yang memungkinkan masyarakat dapat hidup sesuai dengan tingkat perkembangan 
zaman. Dalam pengertian modernisasi tidak jelas apa yang menjadi sasaran yang hendak 
dicapai; ia hanya salah satu proses untuk mencapai tujuan pembangunan politik. 
Sejumlah ilmuwan memusatkan perhatian pada tujuan-tujuan pembangunan mencoba 
menjelaskan dengan pendekatan yang berbeda. 
 Pendekatan yang pertama, melihat tujuan-tujuan pembangunan politik sebagai selaras 
 Pendekatan kedua, melihat tujuan-tujuan pembangunan sebagai bertentangan satu 
sama lain karena setiap tujuan memiliki implikasi yang mengurangi pencapaian 
tujuan lain. 
 Pendekatan rekonsiliasi yang melihat tujuan pembangunan yang satu dapat 
Tiga dari lima yang disebutkan Huntington itu menjadi prinsip pembangunan di indonesia 
dan disebut dengan Trilogi Pembangunan yang berisi : pertumbuhan ekonomi, pemertaan dan 
stabilitas. Menurut Huntington tujuan pembangunan lebih tepat disebut sebagai sasarn 
sementara untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya, yakni masyarakat dan negara yang 
dicita-citakan dalam konstitusi negara tersebut. 
Objek perubahan atau unsur politik yang biasanya diobservasi oleh ilmuwan politik 
ialah sistem nilai politik, struktur kekuasaan, strategi menangani permasalahan kebijakan 
umum dan lingkungan masyarakat (kondisi-kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi) 
dan fisik (sumber alam) yang memengaruhi dan dipengaruhi pleh sistem politik. 
1. Perubahan sistem : ialah perubahan yang terjadi pada ketiga elemen sistem sekaligus 
2. Perubahan di dalam sistem : artinya, sistem nilai, struktur kekuasaan, dan strategi 
menangani proses kebijakan pada dasarnya tidak mengalami perubahan yang berarti 
meskipun pemimpin pemerintahan dan isi kebijakan umum mengalami perubahan. 
3. Perubahan karena dampak berbagai kebijakan umum : yang terdiri atas kebijakan 
kesehatan, kebijakan pendidikan, kebijakan ekonomi, kebijakan perhubungan, 
kebijakan pembangunan, dan kebijakan komunikasi massa 
Page | 37 
BAB 14 
PERUBAHAN DAN PEMBANGUNAN POLITIK 
14.1 PENGANTAR 
14.2 TUJUAN PEMBANGUNAN POLITIK 
satu sama lain. 
direkonsiliasikan dengan tujuan lain. 
14.3 OBJEK PERUBAHAN POLITIK 
14.4 TIPOLOGI PERUBAHAN POLITIK 
Perubahan politik dibagi menjadi tiga : 
dan bersifat radikal. 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
1. Konflik kepentingan, berakitan dengan struktur sosial yang dominan 
2. Munculnya gagasan atau nilai-nilai baru, yang bersifat variabel dan independen 
3. Berbagai kebijakan yang secara disengaja, terencana, dan terorganisasikan dibuat dan 
Digolongkan menjadi dua tipologi yang dianggap penting, yaitu yang bersifat umum 
(gambaran masyarakat pada umumnya) dan yang bersifat khusus (gambaran sistem politik). 
Variabel pola perkembangan masyarakat menurut Parsons dan Shills apabila digambarkan, 
dibandingkan dan dievaluasi sebagai berikut : 
1. Sistem organisasi pemerintah sangat terdiferensiasikan dengan fungsi- fungsi spesifik 
2. Integrasi dalam struktur pemerintahan yang tinggi 
3. Prosedur yang rasional dan sekuler dalam pembuatan keputusan 
4. Keputusan-keputusan politik dan administratif bervolume besar 
5. Identifikasi masyarakat yang luas dan mendalam dengan sejarah, wilayah dan 
Page | 38 
14.5 PENYEBAB PERUBAHAN POLITIK 
faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan, yaitu : 
dilaksanakan oleh pemerintah. 
14.6 DIKOTOMI MASYARAKAT TRADISIONAL DAN MODERN 
1. Afektif ataukah afektif yang netral; 
2. Orientasi kolektif ataukah orientasi individul; 
3. Universalisme ataukah partikularisme; 
4. Faktor kemampuan ataukah faktor keturunan dan hadiah; 
5. Kespesifikan ataukah keberbaruan 
Ada tujuh ciri sistem politik modern : 
identitas nasional negara 
6. Perhatian dan keterlibatan masyarakat yang sangat luas dalam sistem politik 
7. Alokasi peranan-peranan politik ditentukan didasarkan kemampuan 
Kebalikan dari setiap ciri tersebut adalah ciri sistem politik tradisional. 
Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992

More Related Content

What's hot

Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraKasmiah Ali
 
Hakikat demokrasi
Hakikat demokrasiHakikat demokrasi
Hakikat demokrasiabd_
 
Bab iv 3.tahap-tahap pemikiran strategi nasional
Bab iv  3.tahap-tahap pemikiran strategi nasionalBab iv  3.tahap-tahap pemikiran strategi nasional
Bab iv 3.tahap-tahap pemikiran strategi nasionalnatal kristiono
 
(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya
(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya
(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnyaYusuf Abror
 
Cita cita dan tujuan bangsa Indonesia
Cita cita dan tujuan bangsa IndonesiaCita cita dan tujuan bangsa Indonesia
Cita cita dan tujuan bangsa IndonesiaFirda Mawaddah Aulia
 
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainyaHubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainyaRifai Ahmad
 
Bentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanBentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanSafira Aisyah
 
Pendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.ppt
Pendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.pptPendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.ppt
Pendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.pptssusercce12f
 
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5 AB
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5 ABPancasila sebagai sistem filsafat kel.5 AB
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5 ABdayurikaperdana19
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Tri Widodo W. UTOMO
 
Teori sistem politik
Teori sistem politik Teori sistem politik
Teori sistem politik Launa Usni
 
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...Raja Matridi Aeksalo
 
4. demokrasi dan pendidikan demokrasi
4. demokrasi dan pendidikan demokrasi4. demokrasi dan pendidikan demokrasi
4. demokrasi dan pendidikan demokrasiMardiah Ahmad
 
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I” Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I” Rezka Judittya
 
Nasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part iNasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part ihadiarnowo
 
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesiblade_net
 

What's hot (20)

Pengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politikPengantar ilmu politik
Pengantar ilmu politik
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
Hakikat demokrasi
Hakikat demokrasiHakikat demokrasi
Hakikat demokrasi
 
Bab iv 3.tahap-tahap pemikiran strategi nasional
Bab iv  3.tahap-tahap pemikiran strategi nasionalBab iv  3.tahap-tahap pemikiran strategi nasional
Bab iv 3.tahap-tahap pemikiran strategi nasional
 
(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya
(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya
(Paper ii) kaitan ilmu politik dengan ilmu sosial lainnya
 
Cita cita dan tujuan bangsa Indonesia
Cita cita dan tujuan bangsa IndonesiaCita cita dan tujuan bangsa Indonesia
Cita cita dan tujuan bangsa Indonesia
 
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainyaHubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
 
Bentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanBentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahan
 
Pendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.ppt
Pendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.pptPendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.ppt
Pendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.ppt
 
Materi Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik IndonesiaMateri Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik Indonesia
 
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5 AB
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5 ABPancasila sebagai sistem filsafat kel.5 AB
Pancasila sebagai sistem filsafat kel.5 AB
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Teori sistem politik
Teori sistem politik Teori sistem politik
Teori sistem politik
 
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
Lingkungan Internal dan External, Struktur dan Fungsi, Pendekatan dan Kapabil...
 
4. demokrasi dan pendidikan demokrasi
4. demokrasi dan pendidikan demokrasi4. demokrasi dan pendidikan demokrasi
4. demokrasi dan pendidikan demokrasi
 
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I” Resume buku Sistem Politik Indonesia karya  A. Rahman H.I”
Resume buku Sistem Politik Indonesia karya A. Rahman H.I”
 
Teori teori pembaharuan pem-da -all teory
Teori teori pembaharuan pem-da -all teoryTeori teori pembaharuan pem-da -all teory
Teori teori pembaharuan pem-da -all teory
 
Nasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part iNasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part i
 
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi4. public relations sebagai ilmu dan profesi
4. public relations sebagai ilmu dan profesi
 

Viewers also liked

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
faktor-faktor yang mempengaruhi belajarfaktor-faktor yang mempengaruhi belajar
faktor-faktor yang mempengaruhi belajarilzamsyah
 
Persepsi
PersepsiPersepsi
Persepsipikkssa
 
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUALPERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL9elevenStarUnila
 
Perubahan politik dan konflik
Perubahan politik dan konflikPerubahan politik dan konflik
Perubahan politik dan konflikSylvia Marselis
 
UX, ethnography and possibilities: for Libraries, Museums and Archives
UX, ethnography and possibilities: for Libraries, Museums and ArchivesUX, ethnography and possibilities: for Libraries, Museums and Archives
UX, ethnography and possibilities: for Libraries, Museums and ArchivesNed Potter
 

Viewers also liked (9)

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
faktor-faktor yang mempengaruhi belajarfaktor-faktor yang mempengaruhi belajar
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
 
Persepsi
PersepsiPersepsi
Persepsi
 
PERSEPSI
PERSEPSIPERSEPSI
PERSEPSI
 
PERSEPSI
PERSEPSIPERSEPSI
PERSEPSI
 
Persepsi
PersepsiPersepsi
Persepsi
 
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUALPERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
 
Perubahan politik dan konflik
Perubahan politik dan konflikPerubahan politik dan konflik
Perubahan politik dan konflik
 
Presentasi persepsi
Presentasi persepsiPresentasi persepsi
Presentasi persepsi
 
UX, ethnography and possibilities: for Libraries, Museums and Archives
UX, ethnography and possibilities: for Libraries, Museums and ArchivesUX, ethnography and possibilities: for Libraries, Museums and Archives
UX, ethnography and possibilities: for Libraries, Museums and Archives
 

Similar to Resume memahami ilmu politik

Similar to Resume memahami ilmu politik (20)

Prologue
ProloguePrologue
Prologue
 
Rangkuman ilmu politik jodie
Rangkuman ilmu politik jodieRangkuman ilmu politik jodie
Rangkuman ilmu politik jodie
 
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaanMakalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
Makalah wewenang dan legitimasi kekuasaan
 
Konsep konsep politik
Konsep konsep politikKonsep konsep politik
Konsep konsep politik
 
UTS Fil 3 Politik.pdf
UTS Fil 3 Politik.pdfUTS Fil 3 Politik.pdf
UTS Fil 3 Politik.pdf
 
Politik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasionalPolitik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasional
 
Tugas makalah sosiologi agama
Tugas makalah sosiologi agamaTugas makalah sosiologi agama
Tugas makalah sosiologi agama
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
 
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptxMata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
Mata Kuliah pengantar ilmu politik.pptx
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Pertm 1&2. pengantar ilmu politik 1 poel
Pertm 1&2. pengantar ilmu politik 1 poelPertm 1&2. pengantar ilmu politik 1 poel
Pertm 1&2. pengantar ilmu politik 1 poel
 
60767626 budaya-politik
60767626 budaya-politik60767626 budaya-politik
60767626 budaya-politik
 
Makalah ilmu politik 3
Makalah ilmu politik  3Makalah ilmu politik  3
Makalah ilmu politik 3
 
Makalah ilmu politik
Makalah ilmu politikMakalah ilmu politik
Makalah ilmu politik
 
Enam prinsip dasar realisme politik
Enam prinsip dasar realisme politikEnam prinsip dasar realisme politik
Enam prinsip dasar realisme politik
 
Materi ilmu politik
Materi ilmu politikMateri ilmu politik
Materi ilmu politik
 
Makalah ilmu politik 3
Makalah ilmu politik  3Makalah ilmu politik  3
Makalah ilmu politik 3
 
Makalah ilmu politik 3 (2)
Makalah ilmu politik  3 (2)Makalah ilmu politik  3 (2)
Makalah ilmu politik 3 (2)
 
Makalah ilmu politik 3
Makalah ilmu politik  3Makalah ilmu politik  3
Makalah ilmu politik 3
 
Materi Politik
Materi PolitikMateri Politik
Materi Politik
 

Resume memahami ilmu politik

  • 1. Page | 1 Judul Buku : Memahami Ilmu Politik Penulis : Ramlan Surbakti Penerbit : PT Grasindo Tempat Terbit : Jakarta Edisi : Cet. 1 Tahun Terbit : 1992 Dosen : Lena Satlita, M.Si. NIP : 19581215 198601 2 001 Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 2. “Sebuah awal adalah sebuah pengantar”, mungkin ungkapan itu adalah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan tentang tujuan dan maksud dari pembuatan buku kecil ini. Selayang pandang seputar ilmu dari segala ilmu, yakni ilmu politik. Ilmu politik merupakan salah satu ilmu yang sudah tidak asing lagi di telinga kita namun anehnya kita sendiri belum memahami apa arti sebenarnya dan apa saja yang dipelajari dalam ilmu klasik ini. Banyak orang berpandangan negatif mengenai ilmu politik. Pandangan negatif ini kebanyakan timbul dari ketidaktahuan tentang arti apa sebenarnya ilmu politik itu. Perlu diketahui bahwa tanpa kita sadari segala aspek dalam keseharian kita ini berelasi dengan politik. Maka dari itu, perlulah kita untuk dapat memahami atau memperdalam wawasan kita tentang ilmu politik.Buku kecil ini sebenarnya hanya merupakan resume atau rangkuman dari buku “Memahami Ilmu Politik” karya Ramlan Surbakti. Buku ini memuat secara ringkas garis-garis besar pemahaman tentang ilmu politik. Dengan tersusunnya buku ini, bersamaan denganya saya ucapan terima kasih saya kepada Allah SWT, saya selaku mahasiswa semester 1 Prodi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta berharap, buku ini tidak hanya sebagai perwujudan tugas tetapi juga agar dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang membutuhkan informasi-informasi singkat, padat dan jelas mengenai Ilmu politik. Page | 2 KATA PENGANTAR Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992 Yogyakarta, 17 September 2014 Diah Fitri Soleha NIM 14417144011
  • 3. Politik berada di sekeliling kita tanpa disadari mau tidak mau mempengaruhikehidupan kita. Menurut Aristoteles, politik adalah berarti mengatur apa yang seyogyanya kita lakukan dan apa yang seyogyanya tidak dilakukan. Yang berarti bahwa dimensi politik memengaruhi dimensi lain dalam kehidupan manusia. Pada pandangan klasik (Aristoteles) mengemukakan bahwa politik digunakanmasyarakat untuk mencapai suatu kebaikan bersama yang dianggap memilkinilai moral yang lebih tinggi daripada kepentingan swasta. Kepentingan umumsering diartikan sebagai tujuan-tujuan moral atau nilai-nilai ideal yang bersifatabstrak seperti keadilan, kebenaran dan kebahagiaan. Pandangan klasikdianggap kabur seiring banyaknya penafsiran tentang kepentingan umum itusendiri. kepentingan umum dapat diartikan pula sebagai general will, will of all atau kepentingan mayoritas. Menurut Max Weber, politik adalah segala sesuatu yang berkaitan denganpenyelenggaraan negara. Max Weber melihat negara dari sudut pandangyuridis formal yang statis. Negara dianggap memiliki hak memonopoli kekuasaan fisik yang utama. Namun konsep ini hanya berlaku bagi negara modern yaitu negara yang sudah ada differensiasi dan spesialisasi peranan,negara yang memiliki batas wilayah yang pasti dan penduduknya tidaknomaden. Robson mengemukakan politik adalah kegiatan mencari danmempertahankan kekuasaan ataupun menentang pelaksanaan kekuasaan.Kekuasaan sendiri adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi oranglain, baik pikiran maupun perbuatan agar orang tersebut berfikir dan bertindaksesuai dengan orang yang mempengaruhi.Kelemahan dari konsep ini adalah tidak dapat dibedakannya konsep beraspekpolitik dan yang non politik dan juga kekuasaan hanya salah satu konsepdalam ilmu politik, masih ada konsep ideologi, legitimasi dan konflik. David Easton berpendapat bahwa politik adalah alokasi nilai-nilai secaraotoritatif berdasarkan kewenangan dan mengikat suatu masyarakat.Sedangkan menurut Harold Lasswell, politik merupakan who gets, what gets,when gets dan how gets nilai. Dapat diketahui bahwa politik sebagai perumusan dan pelaksanaan kebijakanumum.Kelemahan dari konsep ini adalah ditempatkannya pemerintah sebagaisarana dan wasit terhadap persaingan diantara pelbagai kekuatan politikuntuk mendapatkan nilai-nilai terbanyak dari kebijakan umum tanpamemperhatikan kepentingan pemerintah itu sendiri. Page | 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 PENGANTAR 1.2 KONSEP-KONSEP POLITIK Ada beberapa konsep politik dasar yang bersumber dari para ahli, yaitu : 1.2.1 Klasik 1.2.2. Kelembagaan 1.2.3. Kekuasaan 1.2.4. Fungsionalisme Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 4. Pandangan konflik mendeskripsikan bahwa politik merupakan kegiatan untukmemengaruhi perumusan dan kebijaksanaan umum dalam rangka usahauntuk memengaruhi, mendapatkan dan mempertahankan nilai. Oleh karenaitu sering terjadi perdebatan dan pertentangan antara pihak yangmemperjuangkan dan pihak yang mempertahankan nilai. Kelemahan konsepini adalah tidak semua konflik berdimensi politik. 1. Setiap masyarakat menghadapi kelangkaan dan keterbatasan sumber-sumbersehingga 2. Kelompok yang dominan dalam masyarakat ikut dalam proses pendistribusiandan pengalokasian sumber-sumber melalui keputusan politik sebagai upayamenegakkan pelaksanaan keputusan politik. 3. Pemerintah mengalokasian sumber-sumber yang langka, tetapi mengurangiatau tidak mengalokasikannya kepada kelompok dan individu lain. Olehkarena itu, kebijakan pemerintah yang diambil tidak akan pernahmenguntungkan semua pihak. 4. Ada tekanan secara terus-menerus untuk mengalokasikan sumber-sumberyang langka. Tekanan-tekanan itu bisa berupa petisi, demonstrasi, protes,huru-hara dan perdebatan dalam proses pemilihan umum yang berasal darikelompok yang tidak puas. 5. Meluasnya tekanan-tekanan maka kelompok atau individu yang mendapatkankeuntungan dari pola distribusi sumber yang ada, berusaha untukmempertahankan struktur yang menguntungkan. 6. Dalam politik tidak ada yang serba gratis. Artinya setiap usul kebijakan untukmemecahkan 7. Penguasa semakin mampu meyakinkan masyarakat umum bahwa sistempolitik yang ada sudah sah maka makin mantap kedudukan penguasa dankelompok yang diuntungkan dalam menghadapi kelompok yang menginginkanperubahan. 8. Politik tetap merupakanthe art of possible. Banyak pemecahan masalah yangditempuh 9. Tuntutan perluasan demokrasi mungkin akan mengurangi efektivitaspemerintahan, sebaliknya pemerintah yang semakin efektif mungkinmenghendaki pertanggungjawaban pemerintah yang terbatas padamasyarakat. Secara komprehensif, politik dapat didefinisikan sebagai interaksi antaramasyarakat dan pemerintah, dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaankeputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggaldisuatu wilayah tertentu. Hubungan interaksi itu bersifat dua arah atau lebih.Pusat perhatian dalam ilmu politik adalah proses pembuatan dan pelaksanaankeputusan politik dalam rangka untuk mencapai tujuan masyarakat atau negara yangdianggap paling baik oleh seluruh anggota masyarakatnya ( general will bukan will of all ).Keputusan politik yang berupa kebijakan umum menyangkut 3 hal, yaitu :penyerapan sumber-sumber materiil dan manusia dari Page | 4 1.2.5. Konflik 1.3 ASUMSI-ASUMSI POLITIK konflik timbul dalam proses penentuan distribusi. masalah selalu mengandung unsur untung-ruginya. pemerintah hanya bersifat semu karena sukar dilaksanakan dalamkenyataan. 1.4 RANGKUMAN Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 5. masyarakat (ekstraktif ),Distribusi dan alokasi sumber-sumber kepada masyarakat (distributif ) danpengaturan perilaku anggota masyarakat (regulatif ). Perilaku politik adalah perilaku yang berkaitan dengan proses politik. Yaituinteraksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan,pelaksanaan dan penegakan keputusan politik. Perilaku politik dibagi dua menjadiperilaku politik lembaga-lembaga dan para pejabat pemerintah yang bertanggung jawab membuat, melaksanakan dan menegakkan keputusan politik dan perilakupolitik warga negara biasa yang tidak berwenang tetapi dapat memengaruhi pihakpembuat keputusan politik (partisipasi politik). Menurut David Easton, anggota masyarakat menaati keputusan politik Karena mereka merasa terikat dengan kewenangan yang ada, yang disebabkan takut akan paksaan fisik atau sanksi psikologis, takut dikucilkan oleh masyarakat.Sedangkan Gene Sharp mengungkapkan tujuh alasan menaati kewenangan,yaitu : tradisi, takut akan paksaan, kewajiban moral, kepentingan sendiri, identifikasipsikologis dengan penguasa, tak berdampak baginya dan sikap kurang percaya diridi kalangan warga negara. Sebagaiamana dikemukakan oleh Gaetano Mosca bahwa pemerintahan akan dapat berjalan dengan baik dan stabil serta berhasil apabila terjadi koalisi atau kerja sama anatara satu atau lebih kekuatan politik. Dengan kata lain, keputusan politik kadang-kadang dapat menyelesaikan konflik dalam masyarakat, tetapi tidak jarang pula melahirkan konflik baru. Semua itu menimbulkan perubahan-perubahan, baik perubahan yang direncanakan maupun tak terduga. Oleh karena itu, ilmu politik merupakan ilmu yang mengkaji interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama untuk masyarakat umum. Setiap pihak dalam kehidupan politik selalu menggunakan alasan demi “kebaikan bersama”. alasan-alasan kebaikan bersama itu, apakah digunakan sebagai pembenaran atau sungguh-sungguh digunakan sebagai pedoman penyusunan kebijakan, semua menunjukkan setiap sistem politik memiliki sejumlah nilai atau ide-ide yang dianggap terbaik sebagai kebaikan bersama. Rezim terbaik ialah keseluruhan tata masyarakat, politik, ekonomi dan sosial budaya, yang dianggap terbaik bagi negara-negara. Page | 5 1.5 PERILAKU POLITIK 1.6 KEPUTUSAN YANG MENGIKAT 1.7 KONFLIK, KONSENSUS, dan PERUBAHAN 1.8 MASYARAKAT UMUM BAB 2 KEBAIKAN BERSAMA 2.1 PENGANTAR 2.2 REZIM TERBAIK Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 6. Menurut Socrates, suatu rezim atau masyarakat dikatakan adil, manakala setiap kelas melaksanakan fungsi dan pekerjaannya secara maksimal dan bekerja sama secara harmonis dibawah pengarahan filosof-raja yang bijaksana. Berdasarkan asumsi, rezim dibedakan menjadi lima tipe. Pertama, aristrokasi yaitu rezim yang dijiwai dengan akal budi. Kedua, timokrasi yaitu dijiwai dengan semangat. Ketiga, oligarki yaitu dijiwai dengan keinginan yang perlu (necessary desire). Keempat, demokrasi, yaitu rezim yang dipimpin banyak orang yang mengandalkan kebebasan yang tak perlu(unnecessary desire). Kelima, tirani yaitu rezim terburuk karena yang memerintah seorang tiran yang bertindak sekehendak nafsunya(unlawful desire). Bagi Hobbes, warga masyarakat hanya memiliki hak untuk diwakili dalam pemerintahan. Dengan kata lain, Hobbes berpandangan kebebasan individu hanya dapat dipelihara dengan suatu pemerintahan yang memiliki kewenangan mutlak. 2.2.3 JOHN LOCKE John Locke berpendapat, kebebasan individu hanya dapat dijamin dengan suatu pemerintah yang memiliki kewenangan yang terbatas. 2.2.4 J.J. ROUSSEAU Menurut Rousseau, keinginan umum atau kepentingan bersama merupakan landasan setiap masyarakat. 2.2.5 KARL MARX Menurut Marx, seorang anggota masyarakat tidak mengembangkan dirinya secara individual dalam situasi yang vakum, melainkan dari dan melalui kelas ia tergolong. 2.2.6 PANCASILA dan UUD 1945 Rezim terbaik ataupun kebaikan bersama menurut UUD 1945 tampak dalam empat tujuan negara, yaitu melindungi seluruh golongan masyarakat bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan ikut serta menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, keadilan dan perdamaian abadi; dan Pancasila sebagai sumber dasar filsafat negara yang dioperasionalkan dalam berbagai ketetapan MPR. 2.3 IDEOLOGI-IDEOLOGI DUNIA Gagasan, budaya, hukum, dan sebagainya sadar atau tidak merupakan pembenaran atas kepentingan materiil pihak yang memiliki gagasan yang dominan. Sistem pembenaran ini disebut ideologi. Menurut paham liberal, adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya dalam masyarakat. Paham ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya termasuk Amerika Serikat. Page | 6 Ada beberapa penilaian rezim terbaik dari para ahli; 2.2.1 SOCRATES 2.2.2 THOMAS HOBBES Berikut ini beberapa ideologi dunia, yakni; 2.3.1 LIBERALISME Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 7. Paham konservatif berpandangan pemerintah yang terbaik ialah yang memerintah sedikit mungkin, ekonomi dan pasar bebas akan dengan sendirinya menguntungkan semua individu. Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapa seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Pada pihak lain, paham komunis berkeyakinan perubahan atas sistem kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara revolusi , dan pememrintahan oleh dikatator proletariat sangan diperlukan pada masa transisi. Merupakan tipe nasionalisme yang romantis dengan segala kemegahan upacara dan simbol-simbol Pengertian bangsa dalam istilah satu bangsa berbeda dengan pengertian bangsa dalam istilah bangsa-negara (nation-state).Bangsa dalam bangsa-negara mencakup jumlah kelompok masyarakat (berbagai suku bangsa dan ras) yang lebih luas daripada bangsa dalam suku bangsa. Ben Anderson,seorang ilmuawan politik mengartikan bahwa bangsa merupakan komunitas politik yang dibayangkan (imagined political community) dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat. 1. Model ortodoks : Bermula dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu untuk kemudian 2. Model Mutakhir : Berawal dari adanya Negara terlebih dahulu,yang terbentuk melalui proses tersendiri,sedangkan penduduknya merupakan kumpulan sejumlah kelompok suku bangsa dan ras. Model ortodoks tidak mengadung perubahan unsur karena karena satu bangsa membentuk satu Negara.Sedangkan model mutakhir mengandung perubahan unsur dari banyak kelompok suku bangsa menjadi satu bangsa baru. Page | 7 2.3.2 KONSERVATISME 2.3.3 SOSIALISME dan KOMUNISME 2.3.4 FASISME yang mendukungnya untuk mencapai kebesaran negara. BAB 3 BANGSA DAN NEGARA 3.1 PENGANTAR 3.2 PROSES PEMBENTUKAN BANGSA-NEGARA Secara umum ada 2 model proses pembentukan bangsa-negara,yaitu : bangsa itu membentuk satu Negara tersendiri. Kedua model ini berbeda dalam 4 hal,yakni :  Ada Tidaknya Perubahan Unsur dalam Pengelompokan Masyarakat Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 8. Model ortodoks memerlukan waktu yang singkat karena hanya membentuk struktur kekuasaan saja. Sedangkan model mutakhir memerlukan waktu lebih lama karena harus mencapai kesepakatan tentang identitas kultural(nasionalitas) yang baru. Pada model ortodoks,kesadaran politik muncul setelah terbentuknya bangsa-negara. Sedangkan pada model mutakhir,kesadaran politik muncul mendahului dan Pada model ortodoks, Partisipasi Politik dan Rezim Politik dianggap sebagai hal yang terpisah dari proses integrasi nasional. Sedangkan pada model mutakhir, Partisipasi Politik dan Rezim Politik merupakan hal-hal yang tak terpisahkan dari proses integrasi nasional(pembentukan bangsa-negara). Ketiga model ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah sangat berguna dalam menggambarkan secara sederhana proses pembentukan negara yang sebetulnya rumit.Sedangkan kekurangannya adalah sudut pandang proses pembentukan negara yang terfokus pada kemajemukan suku bangsa saja,tidak adanya faktor historis yang berkaitan dengan pengalaman penjajah,serta kenyataan yang menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 2 model (kenyataannya 3) proses pembentukan bangsa-negara. Yang merupakan faktor-faktor primordial adalah ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa,daerah,bahasa,dan adat-istiadat.Walaupun ikatan kekerabatan dan kesamaan budaya tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa,namun kemajemukan secara budaya mempersukar pembentukan satu nasionalitas baru(bangsa-negara) karena perbedaan ini akan melahirkan konflik nilai,separti yang terjadi pada Malaysia Yang merupakan faktor-faktor sakral adalah kesamaan agama yang dipeluk oleh suatu masyarakat (ikatan ideology doktriner yang kuat dalam suatu masyarakat ).Kesamaan agama atau ideologi tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa-negara,seperti sepuluh negara Arab (untuk Islam) dan puluhan negara Amerika Latin (untuk Katholik). Salah satu faktor yang menyatukan bangsa adalah kepeminpinan dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati.Contoh: Bung Karno dan Bung Hatta (Indonesia),Joseph Bros Tito (Yugoslavia) Page | 8  Lamanya Waktu yang Diperlukan dalam Proses Pembentukan Bangsa-Negara  Kesadaran Politik menjadi kondisi awal terbentuknya bangsa-negara.  Derajat Pentingnya Partisipasi Politik dan Rezim Politik 3.3 FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IDENTITAS BERSAMA 3.3.1 PRIMORDIAL (sebab: kemajemukan suku bangsa). 3.3.2 SAKRAL 3.3.3 TOKOH Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 9. Faktor pemersatu bangsa yang tak kalah penting adalah persepsi yang sama tentang asal-usul,pengalaman masa lalu,serta tekad dan tujuan yang sama antar kelompok masyarakat. Suatu bangsa-negara akan terbentuk ketika memiliki prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity).Contoh : Swiss dengan berbagai agama,suku bangsa serta berbagai daerah, juga Amerika Serikat. Perkembangan ekonomi akan menimbulkan solidaritas dan persatuan Lembaga-lembaga pemerintahan dan politik ,seperti birokrasi,angkatan bersenjata dan partai politik berperan dalam menyatukan berbagai kepentingan yang ada di kalangan penduduk sehingga membentuk suatu kepentingan nasional. Dua fungsi ideologi dalam masyarakat adalah menjadi tujuan dan cita-cita yang hendak dicapai bersama,serta sebagai alat pemersatu masyarakat.Ideologi nasional menjadi konsensus berbagai kelompok dan golongan kepentingan atau merupakan hasil konsensus berbagai subideologi.Maka dari itu masyarakat majemuk (yang terdapat berbagai bangsa,ras,suku dan agama) menjadikan nilai-nilai kemanusiaan,keadilan sosial,demokrasi,nasionalisme,kekeluargaan,ketakwaan terhadap Tuhan sebagai sebuah ideologi karena sifat nilai tersebut dapat menyatukan berbagai kelompok masyarakat,serta memberi arah dan panduan dalam bertingkah laku.Ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila. Negara merupakan hubungan sosial yang bersifat dominatif,memiliki kewenangan yang sah untuk mempertahankan sistem dominasi sosial.Negara mewakili kepentingan komponen masyarakat yang dominan. Peran negara sebagai pengelola kosensus adalah lembaga-lembaga negara harus tampil sebagai pengemban kepentingan dan akan diakui oleh masyarakat ketika negara mempunyai ‘mediasi’ (sambungan komunikasi) dengan masyarakat,yaitu bangsa,hak-hak politik warga negara dan kelompok populis.Hak-hak politik warga negara ialah peranan abstrak yang berwujud dalam tiga hak,yaitu : hak memilih dalam pemilu,hak menyatakan pendapat dan berasosiasi,dan hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari lembaga-lembaga yang menyimpang dari kewenangannya.Sedangkan kelompok polulis merupakan pejuang keadilan bagi lapisan masyarakat yang tertindas dan tidak berdaya.Institusi-insitusi negara akan mendapatkan pengakuan sebagai pengemban konsensus mengenai kepentingan Page | 9 3.3.4 SEJARAH 3.3.5 BHINEKA TUNGGAL IKA 3.3.6 PERKEMBANGAN EKONOMI masyarakat.Contoh : Eropa Barat dan Amerika Utara. 3.3.7 KELEMBAGAAN 3.4 IDEOLOGI NASIONAL 3.5 NEGARA SISTEM DOMINASI DAN KONSENSUS Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 10. umum apabila lembaga tersebut mengidentifikasikan diri dengan bangsa,mengakui dan menjamin hak-hak politik warga negara,dan tanggap terhadap tuntutan populis. Menurut Weiner, yang dimaksud dengan integrasi politik adalah penyatuan Merupakan proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam satu-kesatuan wilayah dan dalam suatu identitas nasional.Weiner mengungkapkan bahwa secara garis besar,ada 2 pola kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah untuk mencapai integrasi bangsa,yaitu : penghapusan sifat kultural utama dari kelompok minoritas dan mengembangkan semacam ‘kebudayaan nasional’ , serta pembentukan kesetiaan nasional tanpa menghapuskan kebudayaan kelompok kecil.Dan kebijakan ini disebut sebagai kebijakan kesatuan dalam perbedaan.Indonesia dapat secara umum menempuh pola kebijakan kedua untuk menangani masalah integrasi bangsa. Integrasi bangsa berkaitan erat dengan pembinaan bangsa (nation building). Adalah pembentukan kewenangan nasional pusat terhadap wilayah atau daerah politik yang lebih kecil,yang terdiri atas satu atau lebih kelompok budaya.Untuk integrasi wilayah sekurang-kurangnya diperlukan dua hal,yaitu : yang pertama; konsep wilayah yang jelas,kedua; aparat pemerintah dan sarana kekuasaan untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan wilayah itu dari penetrasi luar.Integrasi wilayah berkaitan erat dengan pembinaaan negara (state building). Merupakan persetujuan bersama mengenai tujuan-tujuan dan prinsip dasar politik dan prosedur-prosedur penyelesaian konflik dan permasalahan bersama lainnya.Bisa dikatakan integrasi ini adalah penciptaan suatu nilai (ideologi) yang dipandang ideal dan baik serta dirumuskan dalam konstitusi(rezim politik) bangsa tersebut yang termasuk didalamnya proses pemasyarakatan sistem nilai kepada seluruh WNI. Yaitu upaya untuk menghubungkan antara golongan elit yang memerintah dan khalayak atau rakyat yang diperintah.Pola ini bersifat dua arah,yakni : kewenangan pemerintah harus ditaati oleh rakyat,tapi bentuk-bentuk dan cara-cara pelaksanaan kewenangan harus mendapat persetujuan rakyat yang diperintah. Page | 10 3.6 INTEGRASI POLITIK masyarakat dengan sistem politik.  4 unsur utama pembentuk negara adalah : a.Wilayah, b.Penduduk, c.Pemerintah, d. Kedaulatan  Integrasi politik dibagi menjadi 5 jenis,yaitu: 3.6.1 Integrasi Bangsa 3.6.2 Integrasi wilayah 3.6.3 Integrasi Nilai 3.6.4 Integrasi Elit dan Khalayak Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 11. Yaitu kesediaan warga masyarakat untuk bekerja sama dalam suatu organisasi besar dan berperilaku sesuai dengan cara yang dapat membantu mencapai tujuan organisasi.Yang diperukan berupa kesediann menerima dan melaksanakan secara ikhlas hasil kesepakatan,walaupun mungkin tidak sependapat dengan kesepakatan bersama tersebut.Kemampuan suatu bangsa-negara mengejar dan mencapai berbagai tujuan bersama,dan kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dan tantangan yang timbul sangat bergantung pada derajat perilaku integratif bangsa tersebut. Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi. kekuasaan dilihat sebagai interaksi antara pihak yang mempengaruhi dengan pihak yang dipengaruhi, atau yang satu mempengaruhi sementara yang lain mematuhi. kekuasaan politik kekuasaan dipandang sebagai gejala yang selalu muncul dalam proses politik. 1. pengaruh / influence, yakni kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mengubah sikap dan perilakunya secara sukarela. 2. persuasi / persuasion, yakni kemampuan meyakinkan orang lain dengan argumentasi untuk melakukan sesuatu 3. manipulasi, yakni kemampuan meyakinkan orang lain untuk melakukan sesuatu tanpa disadari oleh orang yang diyakinkan 4. coercion, peragaan kekuasaan atau ancaman, paksaan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok pemilik kekuasaan terhadap pihak yang ingin dipengaruhi. 5. force, yakni penggunaan tekanan fisik , seperti pembatasan kebebasan, menimbulkan rasa sakit, atau membatasi pemenuhan kebutuhan biologi pihak yang ingin dipengaruhi, agar mau melakukan hal yang diinginkan pemilik kekuasaan kekuasaan merupakan konsep yang berkaitan dengan perilaku, yang berarti ada hubungan timbal balik, dimana suatu pihak dikatakan memiliki kekuasaan hanya apabila ada pihak lain yang dipengaruhinya untuk melakukan hal yang dikehendaki pemilik kekuasaan, dan hal tersebut bisa jadi bukan hal yang dikehendaki pihak yang dipengaruhi. dari hal tersebut disimpulkan, bahwa dalam setiap hubungan kekuasaan harus ada unsur: 1. ada tindakan yang dilaksanakan oleh pihak yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi 2. ada kontak komunikasi antara kedua pihak (yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi), baik langsung maupun tidak langsung. secara umum kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan sumber - sumber pengaruh yang dimiliki untuk mempengaruhi perilaku pihak lain agar perilaku tersebut Page | 11 3.6.5 Perilaku Integratif BAB 4 KEKUASAAN POLITIK 4.1 PENGANTAR konsep-konsep yang terkait erat dengan kekuasaan: Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 12. sejalan dengan keinginan pihak yang mempengaruhi. secara sempit, kekuasaan politik diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan sumber - sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik hingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya dan masyarakat pada umumnya. di dalam hubungan kekuasaan,terdapat tiga unsur yang selalu terkandung di dalamnya, antara lain : 1. tujuan 2. cara penggunaan sumber - sumber pengaruh 3. hasil penggunaan sumber - sumber pengaruh ciri - ciri hubungan kekuasaan: 1. kekuasaan merupakan hubungan antarmanusia 2. pemegang kekuasaan mempengaruhi pihak lain 3. pemegang kekuasaan bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun pemerintah (dalam hubungan antar negara) 4. sasaran kekuasaan (pihak yang dipengaruhi) dapat berupa individu, kelompok, organisasi maupun pemerintah (negara) 5. suatu pihak yang memiliki sumber kekuasaan belum tentu mempunyai kekuasaan karena tergantung pada kemampuannya menggunakan sumber - sumber kekuasaan tersebut secara efektif. 6. penggunaan sumber - sumber kekuasaan mungkin melibatkan paksaan, konsensus, atau kombinasi keduanya 7. kekuasaan tergantung pada perspektif moral yang digunakan, yakni tujuan yang hendak dicapai itu baik atau buruk 8. hasil penggunaan sumber - sumber pengaruh itu dapat menguntungkan seluruh masyarakat atau hanya sekelompok kecil masyarakat saja yang diuntungkannya 9. umumnya kekuasaan politik memiliki makna bahwa sumber - sumber itu digunakan dan dilaksanakan untuk masyarakat umum, sedangkan kekuasaan yang bersifat pribadi cenderung digunakan untuk kepentingan sebagian kecil masyarakat. 10. kekuasaan yang beraspek politik merupakan penggunaan sumber - sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses politik 4.2.1 Potensial Dan Aktual dikatakan memiliki kekuasaan yang potensial, apabila satu pihak yang memiliki sumber - sumber kekuasaan, seperti kekayaan, tanah, senjata, pengetahuan dan informasi, popularitas, status sosial yang tinggi, massa yang terorganisasi dan jabatan, namun masih sebatas memiliki dan belum mempergunakannya secara efektif untuk mencapai tujuan yang diingikannya. Dikatakan memiliki kekuasaan yang aktual, apabila seseorang telah menggunakan sumber - sumber kekuasaan yang dimilikinya ke dalam kegiatan politik secara efektif (tujuannya tercapai). 4.2.2 Konsensus Dan Paksaan, kekuasaan konsensus merupakan kekuasaan yang digunakan elit politik untuk mencapai tujuan masyarakat secara keseluruhan, tanpa melakukan tindakan pemaksaan, dan ada persetujuan secara sadar dari pihak yang dipengaruhi untuk mengikuti dan melaksanakan hal yang dikehendaki pemilik kekuasaan. kekuasaan ini cenderung bertahan lebih lama, walaupun memerlukan upaya keras dan waktu yang lama. Page | 12 4.2 DIMENSI -DIMENSI KEKUASAAN Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 13. sebaliknya kekuasaan paksaan, dilakukan dengan memberikan ancaman, sehingga persetujuan dari pihak yang dipengaruhi hanya karena ketakutan. ketika ancaman tidak lagi dipergunakan untuk menimbulkan ketaatan, muncul tindakan pembangkangan terhadap kekuasaan. 4.2.3 Positif Dan Negatif hal ini dilihat dari tujuan yang ingin dicapai melalui suatu alat kekuasaan, disebut kekuasaan positif, apabila sumber - sumber kekuasaan digunakan untuk mencapai tujuan yang dipandang penting dan diharuskan sedangkan kekuasaan disebut negatif, apabila sumber - sumber kekuasaan dipergunakan untuk mencapai tujuan yang kurang dianggap perlu, namun juga merugikan pihak yang memiliki kekuasaan. 4.2.4 Jabatan Dan Pribadi di dalam masyarakat yang sudah maju, kekuasaan dipandang tertanam di dalam jabatan - jabatan, yang didukung oleh kualitas pribadi yang memegang jabatan tersebut. 4.2.5 Implisit Dan Eksplisit kekuasaan implisit merupakan pengaruh yang tidak dapat dilihat tapi dapat dirasakan, sedangkan kekuasaan eksplisit merupakan pengaruh yang jelas terlihat dan juga dirasakan. misalnya kekuasaan senat di as, tidak terlihat, tapi ikut mempengaruhi bahkan menentukan penentuan keputusan - keputusan penting seperti disetujui tidaknya pengangkatan calon hakim agung yang ditunjuk oleh presiden amerika, dsb. 4.2.6 Langsung Dan Tidak Langsung kekuasaan langsung adalah penggunaan sumber - sumber untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan politik dengan melakukan hubungan secara langsung, tanpa melalui perantara. kekuasaan tidak langsung adalah penggunaan sumber - sumber untuk mempengaruhi pembuat dan pelaksana keputusan politik melalui perantaraan pihak lain yang diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pembuat dan pelaksana keputusan politik. Bagaimana kekuasaan dilaksanakan, bagaimana kekuasaan didistribusikan, dan mengapa seseorang atau kelompok tertentu memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada orang atau kelompok lain dalam situasi dan kondisi tertentu? Terdapat empat faktor yang perlu dikaji. 4.3.1 Bentuk dan jumlah sumber Kategori sumber kekuasaan ialah sarana paksaan fisik, kekayaan dan harta benda (ekonomi), normatif, jabatan, keahlian, informasi, status sosial, popularitas pribadi, dan massa yang terorganisasi. 4.3.2 Distribusi sumber dalam masyarakat Sejumlah kelompok masyarakat memandang sumber kekuasaan normatif sebagai lebih penting daripada kekayaan dan jabatan sehingga sumber kekuasaan normatif akan memiliki pengaruh yang lebih besar daripada kekayaan dan jabatan. 4.3.3 Penggunaan sumber-sumber Ada tiga pilihan bagi setiap orang dalam menggunakan sumber kekayaannya. Pertama, menggunakan sumber itu dalam kegiatan nonpolitik. Kedua, Page | 13 4.3 PELAKSANAAN KEKUASAAN POLITIK Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 14. menginvestasikan sumber itu ke bank dan dunia usaha. Ketiga, menggunakan sumber itu untuk mempengaruhi proses politik. 4.3.4.1 Jumlah individu yang yang dapat dikendalikan, yakni jumlah anggota masyarakat yang menyesuaikan diri dengan kehendak pemegang kekuasaan. Ialah sektor-sektor kehidupan atau urusan-urusan yang ditangani dan dikendalikan pemegang kekuasaan (pemerintah pusat). Pengaruh pemegang kekuasaan pada sistem politik demokrasi tidak sampai mengubah perilaku dalam dan luar individu. walaupun demikian, pemegang kekuasaan pada sistem ini menciptakan suasana yang memungkinkan individu berperilaku dalam dan luar yang demokratis. Menurut Andrain, ilmuwan politik biasanya menggambarkan distribusi kekuasaan dalam bentuk tiga model, yakni : 4.4.1 Model elit yang memerintah Terdapat dua kelas yang menonjol. Pertama, kelas yang memerintah, yang terdiri dari sedikit orang, melaksanakan fungsi politik, monopoli kekuasaan, dan menikmati keuntungan-keuntungan yang dihasilakn kekuasaan. Kedua, kelas yang diperintah, yang berjumlah lenih banyak, diarahkan dan dikendalikan oleh penguasa dengan cara-cara 4.4.2 Model pluralis Kekuasaan dalam masyarakat akan terdistribusikan secara relatif merata diantara berbagai organisasi dan kelompok kepentingan. 4.4.3 Model kerakyatan atau populis Asumsi yang mendasari model kerakyatan ialah demokrasi. Dimana partisipasi individu warga negara dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik yang jelas akan memengaruhi sendi-sendi kehidupan individual dan sosial dalam masyarakat. Menurut budaya jawa, kekuasaan diperoleh dengan cara bertapa dan praktek yoga, seperti berpuasa, berjalan tanpa tidur, meditasi, dan tak melakukan hubungan kelamin dalam jangka waktu tertentu. Cara lain yang digunakan untuk mempertahankan kekuasaan dengan ungkapan seperti berikut: “Siapa yang kekuasaan tidak akan mendapatkannya, sedangkan yang tidak mencarinya justru akan mendapatkan kekuasaan”. Page | 14 4.3.4 Hasil penggunaan sumber-sumber, berupa ; 4.3.4.2 Bidang-bidang kehidupan yang dikendalikan 4.3.4.3 Kedalaman pengaruh kekuasaan 4.4 DISTRIBUSI KEKUASAAN yang kurang lebih berdasarkan hukum, semaunya dan paksaan. 4.5 KEKUASAAN MENURUT BUDAYA JAWA Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 15. Kewenangan merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan (legitimate power), sedangkan kekuasaan tidak selalu memiliki keabsahan. Apabila kekuasaan politik dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber untuk memengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik maka kewenangan merupakan hak moral untuk membuat dan melaksanakan keputusan politik. Orang yang memiliki kewenangan politik berarti memiliki hak moral. Setiap orang mempunyai hak untuk memerintah. Sumber kewenangan untuk memerintah diuraikan sebagai berikut; pertama, hak memerintah berasal dari tradisi. Kedua, hak memerintah berasal dari Tuhan, Dewa atau Wahyu. Ketiga, hak memerintah berasal dari kualitas pribadi sang pemimpin. Keempat, hak memerintah masyarakat berasal dari peraturan perundang-undnagan yang mengatur prosedur dan syarat-syarat menjadi pemimpin pemerintahan. Kelima, hak memerintah berasal dari sumber yang bersifat instrumental seperti keahlian dan kekayaan. Jabatan bersifat tidak tetap, hal ini disebabkan umur manusia, kearifan dan kemampuan yang terbatas. Menurut Paul Conn secara umum terdapat tiga cara peralihan kewenangan, yakni secara turun temurun, pemilihan, dan paksaan. Pada umumnya sikap atas kewenangan dikelompokkan dalam sikap menerima, Legitimasi merupakan penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap hak moral pemimpin untuk memerintah, membuat, dan melaksanakan keputusan politik. legitimasi juga merupakan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin. Sistem politik dapat lestari apabila didalamnya terdapat dukungan, seperti penerimaan dan pengakuan dari masyarakat. Yang menjadi objek legitimasi bukan hanya pemerintah, tetapi juga unsur-unsur lain dalam sistem politik 1. Kewenangan disebut sebagai pralegitimasi apabila pihak yang memerintah sangat 2. Kewenangan yang Tak berlegitimasi ialah hubungan kewenangan tatkala pihak yang Page | 15 BAB 5 KEWENANGAN DAN LEGITIMASI 5.1 PENGANTAR 5.2 SUMBER KEWENANGAN 5.3 PERALIHAN KEWENANGAN 5.4 SIKAP TERHADAP KEWENANGAN mempertanyakan, (skeptis), dan kombinasi keduanya, 5.5 LEGITIMASI 5.6 OBJEK LEGITIMASI 5.7 KADAR LEGITIMASI Dikelompokkan menjadi empat tipe kadar legitimasi, yaitu; yakin memiliki hak moral untuk memerintah masyarakatnya. diperintah tidak mengakui hak moral penguasanya dalam memerintah. Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 16. 3. kewenangan yang Berlegitimasi ialah yang diperintah mengakui dan mendukung hak 4. Kewenangan Pascalegitimasi ialah dasar legitimasi yang lama dianggap tidak sesuai Cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan legitimasi dapat dikelompokkan menjadi tiga; 1. Simbolis; memanipulasi kecenderungan-kecenderungan moral dalam bentuk simbol-simbol. 2. Materiil; dengan cara menjanjikan dan memberikan kesejahteraan materiil kepada 3. Prosedural; dengan cara menyelenggarakan pemilihan umum untuk menentukan para Berdasarkan prinsip pengakuan dan dukungan masyarakat terhadap pemerintah maka legitimasi dibagi menjadi lima tipe, yaitu; 1. Legitimasi tradisional, dimana pengakuan dan dukungan kepada pemimpin pemerintahan karena pemimpin tersebut merupakan keturunan pemimpin “berdarah biru” yang dipercaya harus memimpin masyarakat. 2. Legitimasi ideologi, pemimpin tersebut dianggap sebagai penafsir dan pelaksana 3. Legitimasi kualitas pribadi, pemimpin memiliki kualitas pribadi berupa kharisma maupun penampilan pribadi prestasi cemerlang dalam bidang seni budaya tertentu. 4. Legitimasi prosedural, pemimpin tersebut mendapatkan kewenangan menurut 5. Legitimasi instrumental, pemimpin tersebut menjanjikan atau menjamin kesejahteraan Pertama, legitimasi akan mendatangkan kestabilan politik dan kemungkinan-kemungkinan untuk perubahan sosial. Kedua, legitimasi akan membuka kesempatan yang semakin luas bagi pemerintah untuk tidak hanya memperluas bidang-bidang kesejahteraan yang hendak ditangani, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan. Biasa terjadi pada masa transisi. Empat sebab krisis legitimasi yaitu prinsip kewenangan beralih pada kewenangan yang lain, persaingan yang sangat tajam dan tak sehat, pemerintah tak mampu memenuhi janjinya sehingga menyebabkan kekecewaan masyarakat, dan sosialisasi tentang kewenangan mengalami perubahan. Page | 16 moral penguasa untuk memerintah. lagi dengan aspirasi masyarakat dan telah muncul dasar legitimasi baru. 5.8 CARA MENDAPATKAN LEGITIMASI masyarakat. wakil rakyat dan pejabat publik penting. 5.9 TIPE-TIPE LEGITIMASI ideologi. prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. materiil (instrumental) kepada masyarakat. 5.10 LEGITIMASI ITU PENTING 5.11 KRISIS LEGITIMASI Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 17. Dari pihak negara (pemerintah) muncul kesadaran akan pentingnya berbagai asosiasi yang mewakili kepentingan yang berbeda sebagai “penghubung” antara masyarakat dan pemerintah. Kesadaran itu timbul karena berbagai fakto. Secara umum, sistem perwakilan kepentingan dibagi menjadi dua, yaitu pluralisme dan korporatisme. Karakteristik dari Sistem ini beranggapan keputusan politik yang penting lebih dapat Merupakan upaya ganda sebagai sarana menguasai dan memobilisasi masyarakat untuk melaksanakan program pemerintah, sebagai saluran aspirasi berbagai kepentingan masyarakat yang bersifat terbatas. Interest group atau kelompok kepentingan ialah sejumlah orang yang memiliki kesamaan sifat, sikap, kepercayaan dan/atau tujuan, yang sepakat mengorganisirkan diri untuk mencapai tujuan. Menurut jenis kegiatan, dikenal berbagai macam kepentingan, seperti profesi, okupasi, keagamaan, kegemaran, lingkungan hidup, kepemudaan, dan kewanitaan. Berdasarkan lingkungan kepentingan yang diartikulasikan, dikenal adanya kelompok yang memperjuangkan kepentingan yang terbatas, seperti petani, guru, dan pegawai negeri, dan kelompok kepentingan yang memperjuangkan kepentingan yang berlingkup luas seperti lembaga bantuan hukum dan lembaga konsumen. Ada tiga teori yang mencoba menjelaskan asal-usul partai politik. Pertama; teori partai politik dibentuk oleh kalangan legislatif(dan eksekutif). Kedua; teori yang menjelaskan krisis situasi hostoris manakala suatu sistem politik mengalami transisi karena perubahan masyarakat dari tradisional ke modern atau dari struktur sederhana menjadi lebih kompleks. Ketiga; teori yang melihat modernisasi sosial ekonomi.  berakar dalam mayarakat lokal,  melakukan kegiatan secara terus-menerus,  berusaha memperoleh dan memepertahankan kekuasaan dalam pemerintah, dan  ikut serta dalam pemilihan umum. Page | 17 BAB 6 SISTEM PERWAKILAN KEPENTINGAN 6.1 PENGANTAR 6.1.1 PLURALISME dipengaruhi secara efektif melalui kelompok yang terorganisir secara baik. 6.1.2 KORPORATISME 6.2 KELOMPOK KEPENTINGAN BAB 7 PARTAI POLITIK 7.1 ASAL, CIRI dan ARTI Ciri-ciri partai politik menurut para ilmuwan ialah Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 18. Sedangkan Carl Friedrich memberi batasan arti bahwa partai politik sebagai kelompok manusia yang terorganisasikan secara stabil dengan tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimpin partainya. Fungsi utama oartai politik ialah mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. Pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat melalui proses sosialisasi dan memperkenalkan nilai-nilai, simbol. Norma yang berlangsung seumur hidup dan diperoleh secara sengaja melalui pendidikan formal maupun nonformal. Sistem politik demokrasi dapat melaksanakan fungsi pendidikan politik. Sistem Seleksi dan pemilihan pengangkatan seseorang untuk melaksanakan peran dalam sistem politik ini berfungsi untuk mencari dan memepertahankan kekuasaan. Kegiatan partisipatif ini berfungsi untuk membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak para anggota masyarakat lain untuk menggunakan partai politik sebagai saluran kegiatan memengaruhi proses politik. Fungsi pemaduan kepentingan ialah untuk menampung, menganalisis, dan memadukan berbagai kepentingan yang berbeda kemudian di perjuangkan dalam proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Proses penyampaian informasi mengenai politik yang berfungsi sebagai komunikator politik yang menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada masyarakat juga menyampaikan aspirasi dan kepentingan berbagai kelompok masyarakat kepada pemerintah. Partai politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsi untuk mengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung dan memadukan berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflikkedalam musyawarah. Merupakan salah satu mekanisme politik dalam sistem demokrasi untuk memperbaiki dan memperbarui dirinya secara terus menerus. Page | 18 7.2 FUNGSI PARTAI POLITIK Berikut dikemukakan sejumlah fungsi lain partai politik, yakni: 7.2.1 SOSIALISASI POLITIK 7.2.2 REKRUTMEN POLITIK 7.2.3 PARTISIPASI POLITIK 7.2.4 PEMADU KEPENTINGAN 7.2.5 KOMUNIKASI POLITIK 7.2.6 PENGENDALIAN KONFLIK 7.2.7 KONTROL POLITIK Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 19. Pengklasifikasian berbagai partai politik berdasarkan kriteria tertentu, seperti asa dan orientasi, komposisi dan fungsi anggota, basis sosial dan tujuan. Yang ditujuakn untuk memudahkan pemahaman. Berikut sejumlah tipologi menurut kriteria di atas; 1. Partai politik pragmatis, ialah suatu partai yang mempunyai program dan kegiatan 2. Partai doktriner, suatu partai politik yang memiliki sejumlah program dan kegiatan 3. Partai kepentingan, meruapakan suatu partai politik yang dibentuk dan dikelola atas Menurut komposisi dan fungsi anggotanya, partai politik dapat digolongkan menjadi dua; yaitu pertama, partai politik massa atau lindungan ( patronage ) yang mengandalkan kekuatan dengan jumlah anggota dan cara memobilisasi massa sebnayak banyaknya. Kedua, partai kader yang mengadalkan kualitas anggota, keketatan organisasi, dan disiplin anggota sebgai sumber kekuatan utama. Almond menggolongkan partai politik berdasarkan basis sosialnya dibagi menjadi empat tipe yaitu: 1. Partai politik yang beranggotakan lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat ( kelas 2. Artai pilitik yang anggotanya berasal dari kalangan kelompok kepentingan tertentu ( 1. Partai perwakilan kelompok, partai yang menghimpun berbagai kelompk masyarakat 2. Partai pembinaan bangsa, yang bertujuan menciptakan persatuan nasional dan 3. Partai mobilisasi, yang berupaya memobilisasi masyarakat kearah pencapaian tujuan-tujuan Pola perilaku dan interaksi diantara sejumlah partai politik dalam suatu sistem politik. Maurice Duverger menggolongkan sistem kepartaian menjadi tiga, yaitu; sistem partai Tunggal, sistem Dwipartai dan sistem banyak partai. Page | 19 7.3 TIPOLOGI PARTAI POLITIK 7.3.1 ASAS DAN ORIENTASI Terbagi menjadi tiga tipe: yang tak terikat pada suatu doktrin atau ideologi tertentu kongkret sebgai penjabaran ideologi. dasar kepentingan tertentu. 7.3.2 KOMPOSISI DAN FUNGSI ANGGOTA 7.3.3 BASIS SOSIAL DAN TUJUAN atas, menengah dan bawah ) petani, buruh dan pengusaha ) 3. Partai politik yang anggotanya berasal dari pemeluk agama tertentu 4. Partai politik yang anggotanya berasal dari kelompok budaya tertentu. Berdasarkan tujuan dibagi menjadi tiga, yaitu: untuk memenangkan sebanyak mungkin kursi dalam parlemen. biasanya menindas kepentingan-kepentingan sempit. yang ditetapkan oleh pemimpin partai. 7.4 SISTEM KEPARTAIAN Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 20. yang memiliki jumlah kutub (polar), jarak antara kutub-kutub (polaritas) dan arah perilaku politiknya Bipolar ialah kegiatan aktual suatu sistem partai yang bertumpu pada dua kutub. Multipolar sistem partai yang bertumpu pada lebih dari dua kutub. Arah perilaku politik setiap partai yang menuju ke pusat atau ke integrasi nasional (sentripetal). Dan menjauhi pusat atau kehendak mengembangkan sistem tersendiri(sentrifugal). Perilaku politik dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik oleh lembaga-lembaga politik dan pemerintah. 1. lingkungan sosial politik tak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem 2. Lingkungan sosial politik langsung yang memengaruhi dan membentuk kepribadian Page | 20 7.4.1 JUMLAH PARTAI 1. Bentuk partai tunggal terdiri dari tiga bentuk; a. totaliter b. otoriter 2. Dominan 3. sistem dua partai (Dwipartai 4. sistem banyak partai 7.4.2 JARAK IDEOLOGI Giovanni Sartori mengklasifikasikan sistem kepartaian menjadi tiga, yaitu  Pluralisme sederhana,  pluralisme moderat, dan  pluralisme ekstrim SISTEM KEPARTAIAN MENURUT SARTORI Sistem Partai Kutub Polaritas Arah Pluralisme sederhana bipolar Tidak ada sentripetal Pluralisme moderat bipolar kecil sentripetal Pluralisme ekstrim multipolar besar sentrifugal BAB 8 PERILAKU DAN PARTISIPASI POLITIK 8.1 PENGANTAR 8.2 MODEL PERILAKU POLITIK Faktor yang memengaruhi perilaku politik seorang aktor politik : budaya, dan media massa. aktor. 3. Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu. 4. Lingkungan sosial politik langsung berupa situasi. Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 21. Kepemimpinan merupakan suatu hubungan antara pihak yang memiliki pengaruh dan orang yang dipengaruhi. Menekankan pada kemampuan menggunakan persuasi untuk memengaruhi pengikut. p } d } r = P ! Dalam hal ini, motif mencari kekuasaan. Kekuasaan mungkin dicari untuk satu atau lebih tujuan-tujuan berikut: 1. Ketidaksediaan mengizinkan orang lain mengambil bagian dalam bidang 2. Ketidaksediaan menerima nasehat mengenai fungsi yang seharusnya dalam bidang 3. Ketidaksediaan mendelegasikan kewejiban kepada pihak lain 4. Ketidaksetiaan berkonsultasi dengan orang lain 5. Ketidaksediaan memberikan onformasi kepada orang lain mengenai peranan dalam 6. Keinginan untuk membentuk dan mengenakan sistem yang tertata kepada orang lain 1. Kepemimpinan rasional; bersumberkan kewenangan legal dari pola-pola peraturan 2. Kepemimpinan tradisional; bersumber kewenangan tradisional beranjak dari Page | 21 8.3 PEMIMPIN POLITIK RUMUS KEBUTUHAN MEMIMPIN MENURUT LASSWELL p = motif-motif pribadi dari individu d = pemindahan motif-motif pribadi dari objek keluarga ke objek politik. r = rasionalisasi atas peralihan kebencian kepada objek-objek politik. P = orang politik Tanda } = adanya transformasi menjadi hal lain.  Untuk mendominasi dan/atau mengurangi hak orang lain  Agar tidak didominasi atau dicampurtangani oleh elit-elit politik lain  Menghasilkan prestasi-prestasi politik Ada enam perilaku indikator kepribadian dan pencari kekuasaan demi kompensasi kekuasaannya kekuasaannya bidang kekuasaannya dalam arena politik. Kategori kepemimpinan dapat dilakukan atas tiga kriteria 1. Proses kepemimpinan dan karakter pemimpin 2. Hasil kepemimpinan 3. Sumber kekuasaan Berdasarkan sumber kekuasaan, kepemimpinan dibagi menjadi tiga normatif. kepercayaan Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 22. 3. Kepemimpinan kharismatik; kekaguman masyarakat terhadap pemimpin yang Nicollo Machiavelli membagi dua kepemimpinan berdasarkan motif dan keterampilan pemimpin dalam menggunakan kekuasaanya, yaitu; 1. Pemimpin tipe Rubah (foxes); cerdik dan terampil menolak penggunaan paksaan dan 2. Pemimpin tipe singa (lions); memiliki kekuatan dan integritas yang bersedia Menurut Burns, tipe kepemimpinan secara jelas menggambarkan hubungan, antara lain; 1. Kepemimpinan transaksional; terjadi manakala seorang pemimpin mengambil prakarsa dalam melakukan hubungan untuk melakukan pertukaran yang dianggap penting. 2. Kepemimpinan transformatif; manakala seseorang terlibat dengan orang lain sehingga Keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau memengaruhi hidupnya.  Partisipasi politik dimaksudkan berupa kegiatan individu biasa yang dapat diamati  Diarahkan untuk memengaruhi pemerintah  Kegiatan yang berhasil maupun gagal memengaruhi pemerintah termasuk dalam  Kegiatan memengaruhi pemerintah dapat dilakukan secara langsung maupun tidak  Kegiatan memengaruhi pemerintah dapat dilakukan melalui prosedur yang Tipologi dimaksudkan memudahkan analisis terhadap bentuk-bentuk partisipasi politik. 1. Partisipasi aktif; contoh: mengajukan usul mengenai kebijakan umum 2. Partisipasi pasif; contoh: kegiatan menaati, menerima dan melaksanakan saja setiap Sementara itu, Milbrath dan Goel membedakan partisipasi menjadi beberapa kategori; 1. Partisipasi politik apatis. Artinya, orang yang tidak berpartisispasi dan menarik diri 2. Politik spektator. Artinya, orang yang setidak-tidaknya pernah ikut memilih dalam Page | 22 memiliki kelebihan. mengandalkan manipulasi tawar-menawar dalam mencapai tujuan menggunakan paksaan dalam mengerjakan tujuan. mengangkat pemimpin ke tingkat yang lebih tinggi. 8.4 PARTISIPASI POLITIK Rambu-rambu partisipasi politik konsep partisipasi politik. langsung. konvensional. 8.5 TIPOLOGI PARTISIPASI POLITIK Partisipasi sebagai kegiatan dibagi menjadi; keputusan pemerintah. dari proses politik. pemilihan umum. Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 23. 3. Partisipasi politik gladiator. Artinya, mereka secara aktif terlibat dalam proses politik, yakni komunikator, spesialis mangadakan kontak tatap muka, aktivis partai dan pekerja kampanye, dan aktivis masyarakat. Olsen memandang partisipasi sebagai dimensi utama stratifikasi sosial. Dan membagi partisipasi politik dalam enam lapisan; Sehubungan dengan model partisipasi politk dikenal dengan istilah- istilah seperti berikut; Apatisme politik adalah sikap yang dimiliki orang yang tidak berminat atau tidak punya perhatian terhadap orang lain, situasi atau gejala-gejala umum atau khusus yang ada dalam masyarakatnya. Orang yang apatis adalah orang yang pasif, yang mengandalkan perasaan dalam menghadapi permasalahan. Ia tak mampu melaksanakan tanggung jawabnya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan selalu merasa terancam. ciri-ciri apatis: • Ketidakmampuan untuk mengakui tanggung jawab pribadi, atau tidak menyelidiki atau bahkan untuk menerima emosi dan perasaan sendiri; • Perasaan amar-samar, dan yang tidak dapat dipahami, rasa susah, tidak aman dan terasa terancam; • Menerima secara mutlak tanpa tantangan otoritas sah (kode-kode sosial, orang tua, agama) dan nilai-nilai konvensional membentuk satu pola yang cocok dengan diri sendiri, yang dalam situasi klinis disebut sebagai kepasifan (pasifitas). Sinisme politik adalah sikap yang dimiliki orang yang menghayati tindakan dan motif orang lain dengan perasaan curiga (Rafael Raga Maran. 2007:155). Menurut Robert Agger dan rekan-rekannya mendefinisikan sinisme sebagai “kecurigaan yang buruk dari sifat manusia”. Maka sinisme merupakan perasaan yang menghayati tindakan dan motif orang lain dengan rasa kecurigaan, bahwa pesimisme adalah lebih realities dari pada optimisme; dan bahwa individu harus memperhatikan kepentingan sendiri, karena masyarakat itu pada dasarnya bersifat ego-sentris (memusatkan segala sesuatu pada diri sendiri. Page | 23 4. Partisipasi politik pengritik, yakni dalam bentuk partisipasi tak konvensional. 1. Pemimpin politik 2. Aktivis politik 3. Komunikator 4. Warga negara 5. Marginal 6. Orang yang terisolasikan Partisipasi politik berdasarkan jumlah pelaku; 1. Individual 2. Kolektif 8.6 MODEL PARTISIPASI POLITIK 1. Apatisme 2. Sinisme Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 24. Alienasi menyarankan permusuhan actual. Menurut Robert Lane, alienasi adalah perasaan keterasingan seseorang dari kehidupan politik dan pemerintahan masyarakat. Orang-orang tipe ini cenderung melihat peraturan-peraturan yang ada sebagai tidak adil dan hanya menguntungkan para penguasa (Rafael Raga Maran. 2007:155). Anomi adalah perasaan kehilangan nilai dan arah hidup, sehingga tak bermotivasi untuk mengambil tindakan-tindakan yang berarti dalam hidup ini. Orang yang berperasaan demikian menganggap penguasaan bersikap “tidak peduli” terhadap tujuan-tujuan hidupnya. dibedakan menjadi lima pembahasan sesuai dengan pendekatan yang digunakan, yakni; 1. pendekatan struktural : kegiatan memilih dilihat sebagai produk dari konteks struktur yang lebih luas, seperti struktur sosial, sistem partai, sistem pemilihan umum, permasalahan dan program yng ditonjolkan partai. 2. Menurut pendekatan sosiologis cenderung menempatkan kegiatan memilih dalam kaitan dengan konteks sosial. Maknanya pilihan seseorang dalam pemilihan umum dipengaruhi oleh laatr belakang demografi dan sosial ekonomi, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, kelas, pendapatan dan agama. 3. Sedangkan pendekatan ekologis hanya relevan apabila dalam suatu daerah pemilihan terdapat perbedaan karakteristik pemilih berdasarkan unit territorial, seperti desa, kelurahan, kecamatan, dan kabupaten. 4. Pendekatan psikologi sosial, salah satu penjelasan dari sisi psikologi sosial untuk menjelaskan perilaku memilih dalam pemilihan umum adalah konsep identifikasi partai. Konsep ini merujuk pada persepsi pemilihan atas parati-partai yang ada atau keterikatan emosional pemilih terhadap partai tertentu 5. Pendekatan pilihan rasional melihat kegiatan memilih sebagai produk kalkulasi untung rugi. Yang dipertimbangkan tidak hanya “ongkos” memilih dan memungkinkan suaranya dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan, tetapi juga perbedaan dari alternative berupa pilihan yang ada. Konflik politik dirumuskan secara longgar sebagai perbedaan pendapat, persaingan, dan pertentangan di antara sejumlah individu, kelompok ataupun organisasi dalam upaya mempertahankan sumber-sumber keputusan yang dibuat. 1. Kemajemukan horisontal; struktur masyarakat yang majemuk secara kultural, seperti 2. Kemajemukan vertikal; struktur masyarakat yang terpolarisasikan menurut pemilikan Page | 24 3. Alienasi 4. Anomi 8.7 PERILAKU MEMILIH BAB 9 KONFLIK DAN PROSES POLITIK 9.1 PENGANTAR 9.2 PENYEBAB KONFLIK POLITIK suku bangsa, daerah, agama, ras. kekayaan, pengetahuan dan kekuasaan. Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 25.  Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.  Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang 1. Konflik positif : konflik yang tak mengancam eksistensi sistem politik, yang 2. Konflik negatif : konflik yang dapat mengancam eksistensi sistem politik yang biasanya disalurkan melalui cara nonkonstitusional, seperti kudeta, separatisme, terorisme, dan revolusi. 1. Konflik menang-kalah (zero-sum conflict) : situasi politik yang bersifat antagonistik sehingga tidak memungkinkan tercapainya suatu kompromi antar pihak-pihak yang terlibat konflik. 2. Konflik menang-menang (non zero-sum conflict) : suatu situasi konflik dalam mana pihak-pihak yang terlibat dalam konflik masih mungkin untuk mengadakan kompromi dan kerjasama. Secara umum ada dua tujuan dasar setiap konflik, yakni: Mendapatkan sumber-sumber dan/atau Mempertahankan sumber-sumber. Dengan asumsi dibuat kategorisasi tujuan konflik sebagai berikut: 1. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik memiliki tujuan yang sama, yakni sama-sama 2. Di satu pihak hendak mendapatkan, sedangkan di pihak lain berupaya keras Konflik yang intens tidak selalu sama artinya dengan konflik yang mengandung kekerasan. Intensitas konflik lebih merujuk pada besarnya energi (ongkos) yang dikeluarkan dan tingkat keterlibatan partisipasi dalam konflik. Pengaturan konflik berupa bentuk-bentuk pengendalian konflik, karena konflik tidak bisa diselesaikan ataupun dibasmi. Menurut Dahrendorf ada tiga bentuk pengaturan konflik, pertama bentuk konsiliasi, kedua bentuk mediasi, dan yang terakhir arbitrasi. Page | 25 Konflik terjadi manakala: berbeda  Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.  Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat. 9.3 TIPE-TIPE KONFLIK Konflik politik dikelompokkan menjadi dua tipe mekanismenya melalui penyelesaian yang disepakati bersama. 9.4 STRUKTUR KONFLIK Menurut Paul Conn, situasi konflik pada dasarnya dibedakan menjadi dua; 9.5 TUJUAN KONFLIK berupaya mendapatkan mempertahankan apa yang dimiliki. 9.6 INTENSITAS KONFLIK 9.7 PENGATURAN KONFLIK Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 26. Konflik merupaka gejala serba-hadir dalam kehidupan manusia bermasyarakat dan bernegara. Sementara itu, dimensi penting proses politik ialah penyelesain konflik yang melibatkan pemerintah. Proses “penyeleseian” konflik politik yang tak bersifat kekerasan dibagi menjadi tiga tahap: Pemimpin pemerintahan berasal dari masyarakat melalui pemilihan umum. Kebijakan umum yang dirumuskan merupakan hasil interaksi dengan berbagai organisasi, kelompok, dan golongan dalam mayarakat. Itu sebabnya mengapa politik dirumuskan sebagai interaksi antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah (government) secara etimologis berasal dari kata Yunani, kubernan atau nahkoda kapal. Artinya, menatap ke depan. Menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan masyarakat negara.  Segi kegiatan (dinamika) : pemerintahan berarti segala kegiatan atau usaha yang  Struktural fungsional : pemerintahan berarti seperangkat fungsi negara yang satu sama  Tugas dan kewenangan (fungsi) : pemerintahan berarti seluruh tugas dan kewenangan Pemerintahan dalam arti luas : seluruh aparat yang melaksanakan fungsi-fungsi negara Pemerintah dalam arti sempit : menyangkut aparat eksekutif, yakni kepala pemerintahan dan kabinetnya. Pada dasarnya dalam negara kesatuan ada satu negara dengan suatu pemerintah pusat yang memiliki seluruh tugas dan kewenangan negara.dalam negara kesatuan pemerintah lokal tunduk dan bertanggung jawab pada pemerintah pusat. Bentuk negara republik dipimpin oleh seorang kepala negara yang dipilih oleh rakyat dengan sebutan Presdien. Page | 26 9.8 KONFLIK DAN PROSES POLITIK 1. Politisasi dan/atau koalisi 2. Pembuatan keputusan 3. Pelaksanaan dan integrasi BAB 10 PEMERINTAHAN DAN PEMERINTAH 10.1 PENGANTAR 10.2 PEMERINTAH Pengertian pemerintahan dapat ditinjau dari tiga aspek , yaitu dari terorganisasikan. lain saling berhubungan secara fungsional. negara. 10.2.1 KESATUAN DAN REPUBLIK Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 27.  Parlemen merupakan satu-satunya badan yang anggotanya dipilih secara langsung  Anggota dan pimpinan kabinet (perdana menteri) dipilih oleh parlemen untuk  Kabinet dapat bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas dari parlemen.  Manakala kebijakannya tidak mendapat dukungan dari parlemen, perdana menteri dapat membubarkan parlemen, lalu menetapkan waktu penyelenggaraan pemilu untuk membentuk parlemen yang baru.  Suatu permasalahan dapat ditangani secara tuntas melalui pembuatan kebijakan  Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum sangat  kepemimpinan dalam melaksanakan kebijakan lebih jelas  kebijakan yang bersifat komprehensif yang jarang dapat dibuat  jabatan kepala pemerintahan dan kepala negara berada pada satu tangan  legislatif bukan tempat kaderisasi bagi jabatan eksekutif, yang dapat diisi dari 1. pemusatan fungsi-fungsi negara : semua tugas dan kewenangan negara dipegang dengan satu tangan. Menugaskan fungsinya secara vertikal kebawah, tetapi semua bagian dibawahnya tunduk dan bertanggung jawab kepada organ yang satu. 2. Pemancaran fungsi-fungsi negara : dapat berwujud pembagian fungsi dan pemisahan Almond membagi fungsi peemerintahan menjadi tiga dengan menggunakan istilah peraturan ; Dalam perwakilan rakyat, yang diwakili adalah sejumlah warga negara yang bertempat tinggal disuatu daerah atau distrik tertentu. Page | 27 10.2.2 KABINET PARLEMENTER DAN PRESIDENSIAL Ciri-ciri dasar sistem kabinet parlementer : oleh warga negara yang berhak memilih melalui pemilihan umum melaksanakan fungsi dan kewenangan eksekutif. Kelebihan sistem kabinet parlementer : umum (undang-undang) yang bersifat komprehensif. jelas. Kelemahan sistem kabinet parlementer :  terdapat suatu kabinet yang cenderung mengendalikan parlemen. Ciri-ciri dasar sistem kabinet presindensil : berbagai sumber termasuk legislatif 10.3 FUNGSI-FUNGSI PEMERINTAH Secara teoritis terdapat dua kemungkinan pelaksanaan fungsi negara, yakni fungsi. Tugas dan wewenang dapat dilakukan secara horisontal dan vertikal. 1. Pembuatan peraturan ( rule making) 2. Penerapan peraturan (ruling application) 3. Penghakiman peraturan (rule adjudication) 10.4 PERWAKILAN RAKYAT Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 28. Dari segi keterikatan antara wakil rakyat dan keinginan rakyat yang diwakili, konsep perwakilan dibedakan menjadi dua tipe : 1. Delegasi (mandat) : yang menyuarakan pendapat dan keinginan para pemilih, dan 2. Trustee (independen) : wakil rakyat yang dipilih berdasarkan pertimbangan yang  Membuat undang-undang bersama dengan pihak eksekutif  Menyusun anggaran penerimaan dan belanja negara  Mengawasi pelaksanaan undang-undang dan penenrimaaan dan penggunaan anggaran  Memilih, menyetujui atau mengusulkan seorang atau lebih pejabat negara sepertti Guna melaksanakan fungsi ini maka para anggota badan perwakilan rakyat memiliki sejumlah hak, yakni : hak prakarsa, hak anggaran, hak interpelasi, hak angket, dan hak mengajukan pertanyaan. Fungsi sistem pemilihan umum ialah mengatur prosedur seseorang untuk dipilih menjadi anggota badan perwakilan rakyat atau menajdi kepala pemerrintahan. Sistem pemilihan umum diatur dalam undang-undang dan mempunyai tiga variabel pokok, yakni : 1. Penyuaraan (balloting) : tata cara yang harus diikuti pemilih yang berhak dalam 2. Daerah pemilihan (electoral district) : ketentuan yang mengatur berapa jumlah kursi 3. Formula pemilihan : rumus yang digunakan untuk menentukan siapa atau partai 1. Sebagai mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin pemerintahan dan alternatif 2. Mekanisme memindahkan konflik kepentingan dari masyarakat kepada badan-badan perwakilan rakyat melalui wakil-wakil rakyat yang terpilih atau melalui partai-partai yang memenangkan kursi sehingga integrasi masyarakat tetap terjamin. 3. Sarana memobilisasikan dan/atau menggalang dukungan rakyat terhadap negara dan Birokrasi merupakan aparat yang melaksanakan keputusan yang dibut dan dijabarkan oleh pemerintah(kabinet). Untuk itu birokrasi berkewajiban memberikan informasi dan sumber manusia (keahlian) kepada pemerintah, sedangkan kepada masyarakat birokrasi memberikan pelayanan dan menegakkan peraturan sesuai dengan kewenangan yang ada padanya. Page | 28 memperjuangkan kepentingan para pemilihnya. bersangkutan dan memiliki kemampuan mempertimbangkan secara baik. Fungsi badan perwakilan rakyat (legislatif) dapat dirumuskan sebagai berikut; negara yang dikehendaki oleh konstitusi atau undang-undang. 10.4.1 SISTEM PEMILIHAN UMUM memberikan suara. wakil rakyat untuk setiap daerah pemilihan. politik apa yang memenangkan kursi di suatu daerah pemilihan. Tiga hal dalam tujuan pemilihan umum : kebijakan umum. pemerintahan dengan jalan ikut serta dalam proses politik. 10.5 BIROKRASI Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 29. Secara tipologik, Max Weber mendeskripsikan sejumlah karakteristik birokrasi sebagai berikut;  Dalam organisasi ini terdapat pembagian kerja dengan spesialisasi peranan yang jelas  Organisasi jabatan ini mengikuti prinsip hirarki.  Kegiatan organisasi jabatan ini dilakukan berdasarkan sistem aturan abstrak yang konsisten dan terdiri atas penerapan aturan-aturan ini kedalam kasus-kasus yang khusus.  Setiap pejabat melaksanakan tugasnya dalam semangat dan hubungan yang formal  Setiap pegawai dalam organisasi direkrut menurut prinsip kualisifikasi teknis, digaji, dan dipensiun menurut pangkat dan kemampuan, dan dipromosikan menurut kesenioran, atau kemampuan, atau keduanya.  Organisasi administrasi yang bertipe birokratis dari segi pandangan teknis murni Penghakiman peraturan pada dasarnya bertujuan menjamin kepastian hukum sehingga tercipta suasana tertib dalam masyarakat. Sedangkan fungsi penghakiman peraturan dibedakan menjadi :  Fungsi konservatif : menjamin kepastian hukum dengan hanya menerapkan peraturan  Fungsi progresif : menciptakan peraturan baru dengan melakukan interpretasi atas Membuat keputusan, berarti memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada. Dalam menentukan keputusan tersebut harus ada tolak ukur dalam pengambilan keputusan politik, seperti ideologi dan konstitusi. Ciri khas politik ialah keputusan yang keluarbdari proses politik bersifat mengikat (otoritatif), dan dimaksudkan untuk kebaikan bersama masyarakat umum. Dengan demikian, Keputusan politik ialah keputusan yang mengikat, menyangkut, dan memengaruhi masyarakat umum. Dan biasanya diurus dan diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pemerintah. 1. Jumlah orang yang ikut mengambil keputusan : yang membuat keputusan dapat satu 2. Peraturan pembuatan keputusan atau formula pengambilan keputusan : yaitu ketentuan yang mengatur jumlah orang atau persentase orang yang harus memberikan Page | 29 dan impersonal cenderung lebih mampu mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi. 10.6 PENGHAKIMAN PERATURAN yang ada atau menggunakan jurisprudensi. undang-undang dasar atau undang-undang yang ada. BAB 11 KEPUTUSAN POLITIK DAN KEBIJAKAN UMUM 11.1 PENGANTAR 11.2 UNSUR-UNSUR PEMBUAT KEBIJAKAN Tiga unsur yang harus diperhatikan dalam proses pembuat keputusan, yaitu : orang, dua atau lebih, bahkan jutaan orang. Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 30. persetujuan terhadap suatu alternatif keputusan agar dapat diterima dan disahkan sebagai keputusan. 3. Informasi : diperlukannya asumsi bahwa dalam proses pembuatan keputusan terjadi diskusi, perdebatan, tawar-menawar, dan kompromi maka informasi yang akurat dan dalam jumlah yang memadai akan memengaruhi isi keputusan yang diambil. 1. Kebijakan regulatif terjadi apabila kebijakan menngandung paksaan dan akan 2. Kebijakan redistributif ditandai dengan adanya paksaan secara langsung kepada 3. Kebijakan distributif ditandai dengan pengenaan paksaan secara tidak langsung(jauh 4. Kebijakan konstituen ditandai dengan kemungkinan pengenaan paksaan fisik yang sangat jauh, dan penerapan kebijakan itu secara tidak langsung melalui lingkungan. Faktor-faktor yang memengaruhi corak dan arah keputusan (kebijakan umum), antara lain; Page | 30 11.3 ISI KEBIJAKAN UMUM Isi kebijakan umum dibedakan menjadi tiga : 1. Ekstraktif 2. Alokasi dan distribusi 3. Regulatif Konsekuensi logis Empat tipe kebijakan umum ialah : diterapkan secara langsung terhadap individu. warga negara tetapi penerapannya melalui lingkungan. dari fisik), tetapi kebijakan itu diterapkan secara langsung terhadap individu. 11.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBIJAKAN Secara umum terdapat empat faktor yang memengaruhi proses kebijakan, yaitu  Lingkungan  Presepsi pembuat kebijakan mengenai lingkungan  Aktivitas pemerintah perihal kebijakan  Aktivitas masyarakat perihal kebijakan  Ideologi dan konstitusi  Latar belakang pribadi pembuat keputusan  Informasi yang tersedia  Golongan pendukung pembuat keputusan  Keputusan yang telah ada 11.5 TAHAP-TAHAP KEBIJAKAN Proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan dibagi menjadi empat tahap; 1. Politisasi suatu permasalahan 2. Perumusan dan pengesahan tujuan dan program 3. Pelaksanaan program 4. Monitoring evaluasi pelaksanaan program Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 31. 1. Komprehensif, artinya kebijakan umum yang mampu menimbulkan perubahan yang 2. Marginal (incremental), artinya kebijakan umum yang mampu menimbulkan perubahan pada permukaan dan pinggir-pinggir permasalahan saja dan bisa disebut juga dengan keputusan yang bersifat “tambal-sulam” 1. Keputusan rutin, artinya keputusan biasanya dipersiapkan secara seksama dan disusun menurut prosedur yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam konstitusi dan undnag-undang. 2. Keputusan darurat, artinya keputusan yang dibuat secara tergesa-gesa dalam waktu yang relatif singkat guna mengatasi suatu keadaan yang darurat dan perlu penanganan segera. 3. Keputusan bukan keputusan, artinya keputusan ini dinyatakan sekedar bukti semu atas perhatian dan komitmen pemerintah terhadap suatu permasalahan yang mendapat perhatian masyarakat yang dimaksudkan untuk memberi harapan dan janji kepada masyarakat sebagai alat untuk mendapat dukungan. 1. Elit formal : elit politik yang menurut undang-undang memiliki wewenang membuat 2. Orang yang berpengaruh (the influential) : orang yang memiliki pengaruh kuat lewat sumber-sumber kekuasaan, kekayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, senjata, dan massa organisasi yang mampu memengaruhi elit formal sehingga dapat mengambil keputusan sesuai kehendak orang yang berpengaruh Dari segi hubungan kausal atau yang bersifat deterministik, hubungan politik dengan ekonomi dibagi menjadi dua.  Pertama, kebijakan umum (publik policy) atau politisisme yang melihat politik  Kedua, ekonomisme yang liberal maupun Marxis yang melihat ekonomi menentukan Beberapa teori menggambarkan hunungan ekonomi dan politik sebagai bersifat interaktif atau timbal balik, dan sebagai perilaku yang bersinambungan. Page | 31 11.6 BENTUK DAN TIPE KEBIJAKAN UMUM Dua bentuk keputusan politik (kebijakan umum) : mendasar dan menyeluruh Berdasarkan isi dan prosedur pembuatan kebijakan umum terdapat tiga tipe, yaitu: 11.7 PEMBUAT KEPUTUSAN POLITIK Tiga kemungkinan elit politik yang membuat keputusan politik, yaitu : keputusan 3. Penguasa : orang yang secara nyata membuat keputusan BAB 12 POLITIK DAN EKONOMI 12.1 PENGANTAR menentukan ekonomi politik Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 32. Sistem ekonomi ialah seperangkat mekanisme dan lembaga untuk membuat dan melaksanakan keputusan mengenai produksi, pendapatan dan konsumsi di dalam suatu wilayah tertentu. Sistem ekonomi terdiri atas sejumlah mekanisme, pengaturan organisasi, dan peraturan untuk membuat dan melaksanakan keputusan tentang alokasi sumber-sumber yang terbatas. 1. Koordinasi unit ekonomi, artinya siapa yang mengoordinasikan kegiatan ekonomi : 2. Pemilikan barang dan jasa, yang berarti siapa yang memiliki barang dan jasa : swasta, Apabila kedua kriteria di atas digunakan untuk menyusun model-model sistem ekonomi maka sistem ekonomi dibedakan menjadi tiga, yaitu 1. Kapitalis : apabila koordinasi unit ekonomi dilakukan dengan mekanisme pasar, dan 2. Komunis : koordinasi unit ekonomi dengan perencanaan terpusat, barang dan jasa 3. Sosialis : terdapat semacam pembagian tugas antara perencanaan terpusat dan 1. Suatu kewenangan ekonomi dikatakan tersentralisasi apabila kewenangan membuat 2. Suatu sistem ekonomi dikatakan terdesentralisasi apabila kewenangan membuat Fungsi yang pertama, berkaitan dengan pengarahan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mencapai tujuan yang dikehendaki. Pengarahan dari pemerintah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Secara langsung, berarti pemerintah mengharuskan para pengusaha untuk melaksanakan kebijakan terntentu seperti yang dilakukan dalam sistem ekonomi perencanaan terpusat 2. Secara tak langsung, berarti pemerintah tidak mengharuskan atau melarang Fungsi kedua, berkaitan dengan upaya pemerintah untuk mengontrol monopoli dan mnegatur akibat-akibat yang ditimbulkan dari kegiatan ekonomi terhadap pihak lain, tetapi tidak dimasukkan dalam faktor produksi Peranan negara (pemerintah) dalam pengadaan barang dan jasa publik sudah menjadi kesepakatan umum, tetapi tidak terdapat kesepakatan dalam hal barang dan jasa macam apa saja yang masuk ke dalam kategori kepentingan umum tersebut. Page | 32 12.2 SISTEM EKONOMI Grossman membagi sistem ekonomi berdasarkan dua kriteria: mekanisme pasar, pemerintah, koperasi, atau ketiga-tiganya. negara, koperasi atau ketiga-tiganya barang dan jasa dimiliki swasta. yang dimliki dikuasai oleh pemerintah. mekanisme pasar dalam koordinasi unit ekonomi. Dari segi kewenangan suatu sistem ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu : keputusan dimonopoli dengan peringkat atas organisasi keputusan terletak pada peringkat bawah organisasi 12.3 FUNGSI PEMERINTAH DALAM EKONOMI melakukan kegiatan tertentu. Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 33. Kebijakan ekonomi pada dasarnya merupakan keputusan politik karena memengaruhi Sejumlah kemungkinan pihak yang memerintah, seperti otokrat-tradisional, partai politik yang bersaing, partai tunggal yang totaliter, golongan militer dengan tuan tanah dan pengusaha asing, atau koalisi antara militer, birokrat dan tehnokrat dengan pengusaha asing. Golongan yang memerintah itulah yang mementukan kebijakan ekonomi dengan mekanisme dan strategi yang mereka gunakan dalam mengambil keutusan dari berbagai alternatif dalam memecahkan dilema ekonomi. Oleh karena itu, memerintah sangatlah menentukan pilihan kebijakan ekonomi, sedangkan penentuan siapa yang memerintah merupakan produk proses politik. Apabila pihak yang memerintah terdiri atas beberapa orang atau kelompok kecil orang maka sistem politik ini disebut pemerintahan “dari atas” atau lebih tegas lagi disebut oligarki, otoriter, ataupun aristokrasi. Di lain pihak, apabila pihak yang memerintah terdiri atas banyak orang maka sistem politik ini disebut demokrasi. Selain itu, kalau kewenangan pemerintah pada prinsipnya mencakup segala sesuatu yang ada dalam masyarakat maka rezim ini disebut totaliter. Sedangkan apabila pemerintah memiliki kewenangan yang terbatas yang membiarkan beberapa atau sebagian besar kehidupan masyarakat mengatur diri sendiri tanpa camput tangan dari pemerintah apabila kehidupan masyarakat dijamin dengan tata hukum yang disepakati bersama, maka rezim ini disebut liberal. 13.2 SISTEM POLITIK OTOKRASI TRADISIONAL, KOMUNIS, DEMOKRASI, DAN NEGARA BERKEMBANG Totaliter Demokrasi Negara Page | 33 12.4 POLITIK DAN KEBIJAKAN EKONOMI distribusi kekayaan dan pendapatan dalam masyarakat. BAB 13 MODEL-MODEL SISTEM POLITIK 13.1 PENGANTAR No . Variabel Perbandingan Sistem Politik Otokrasi Tradisional Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992 Berkembang 1. Kebaikan bersama - tidak ada jaminan dalam hal persamaan dan kebebasan politik individu - - Mengutamakan stratifikasi ekonomi, kurang menekankan Menekankan konsensus total di dalam masyarakat. - Prinsip sama rasa dalam bidang ekonomi – Sekuralisme radikal, agama digantikan Bebas berpendapat, konsensus. - Persamaan kesempatan politik setiap individu dijamin oleh hukum - Menekankan persamaan Kekuasaan pemerintah dan campur-tangan pemerintah yang begitu luas dalam masyarakat pada satu pihakberhasil meningkatka pertumbuhan ekonomi pada pihak lain menyebabkan
  • 34. Page | 34 pada persamaan - - Kebebasan politik individu dibatasi, menekankan perilaku yang menuruti kehendak penguasa - - Mengutamakan kolektivisme atas dasar kekerabatan daripada invidualisme ideologi yang doktriner dan eskataologis – Kebebasan politik individu dan hak-hak sipil untuk mengkiritk penguasa tidak dijamin – Menekankan kemerdekaan nasional – Menjamin kebutuhan material, khususnya kebutuhan pokok – Kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara dan bangsa (kolektivisme) kesempatan ekonomi yang dila-kukan oleh setiap individu - Adanya ketegangan dalam penca-paian Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992 tujuan-tujuan yang bersifat mate-rial dengan yang bersifat moralitas kelompok politik seperti partai , kelompok kepentingan dan media massa berperan sebagai pendukung saja . 2. Identitas Bersama -Berdasarkan ikatan primordial (Suku,agama, Ras, keluarga) – Faktor primordial, seperti suku bangsa, ras dan agama yang mempersatukan masyarakat – Ikatan primordial terwujud dalam diri seorang pemimpin yang dominan (otokrat), seperti sultan, raja atau - Struktur keamanan mereka ikut mengawasi birokrasi dengan model struktur pemerintahan ganda atau bayangan. – Faktor sakral yang berupa ideologi yang mempersatukan masyarakat – Penanaman idelogi oleh penguasa dengan jalan inoktrinasi - Semakin bagus adanya perombakan-perombakan struktur (MK, adanya UU HAM) – Faktor permersatu masyarakat berupa bersatu dalam perbe-daan Bhineka Tunggal Ika, Unity in Diversity – Masyarakat terikat pada sub kultur yang Dalam Negara berkemban belum ada suatu suatu identitas bersama yang dikehendaki semua masyarakat . ini dikarenakan belum adanya kultur dan struktur masyarakat yang selaras .
  • 35. Page | 35 kaisar dimilikinya dan sekaligus teri-kat pada suatu dasar dan tujuan bersama 3. Hubungan Kekuasaan Hubungan kekuasaan antara pemerintah dengan rakyat umumnya negative (banyak yang menyalahgunaka n kekuasaan) - Kekuasaan bersifat pribadi, negatif dan sebagian kecil yang konsensus - Masyarakat mengalami kesukaran untuk melakukan pengawasan terhadap penguasa - Otokrat memerintah berdasarkan tradisi dan paksaan menghendaki pengaturan masyarakat secara menyeluruh (total) atas dasar tertentu dengan kelompok kecil penguasa yang memonopoli kekuasaan, - Kekuasaan dimonopoli dan dilaksanakan secara sentral dengan partai tunggal – Kekuasaan paksaan dilaksanakan oleh militer dan polisi rahasia - Partai diorganisis secara hierarkis oleh pemimpin negara Terdapat distribusi kekuasaan di antara kelompok sosial dan lembaga pemerintahan. - Distribusi kekuasaan yang relatif merata diantara kelompok sosial dan lembaga pemerintahan - Adanya persaingan dan saling kontrol antar kelompok sosial, antara lembaga pemerintah, serta antara kelompok sosial Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992 Hubugan kekeuasaan lebih bersifat paksaan daripada konsensus ini dikarenakan penetapan siapa yang memerintah masih ditetapkan secara sepihak oleh para penguasa . 4. Legitimasi Kekuasaan umumnya tidak procedural (turun-temurun) - Kewenangan bersumber dan berdasarkan pada tradisi - Kepemimpinan karena - Kewenangan pemimpin didasarkan pada perannya sebagai ideologi, penafsir dan pelaksana ideologi - Rakyat mematuhi pemerintahan karena kekuasaan paksaan yang - Kewenangan didasarkan pada prinsip rule of law yang diatur dalam konstitusi – Adanya jaminan hak- hak dan kewajiban warga negara Legitimasi Pada negara berkembang sangat beragam, yaitu campuran terpadu antara distribusi kebutuhan materiil, simbolis (ideologi dan sejumlah jargon politik), dan legal
  • 36. Page | 36 keturunan - Tradisi selalu dipelihara oleh keturunan otokrat dengan mitos, legenda dan simbol tertentu sangat luas dan mendalam Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992 rasional (pemilihan umum dan proses perundang-undangan) .Basis legitimasi yang bersifat campuran inilah yang menyebabkan mengapa perubahan dan peralihan distribusi kebutuhan materiil tidak menimbulkan krisis legitimasi . 5. Hubungan Ekonomi &Politik -Kurang menekankan pada persamaante tapi menekankan pada stratifikasi ekonomi - Tanah dikusai oleh tuan tanah yang merupakan kaki tangan otokrat - Tidak ada perubahan politik di pedesaan, karena akses politik dikusai oleh tuan tanah - Upah buruh rendah - Partai tunggal mengendalikan kegiatan ekonomi - Kegiatan ekonomi yang diprakarsai individu atau swasta dilarang - Distribusi kebutuhan pokok relatif merata - Dalam perkembanganny a produksi barang dan jasa menu-run, karena motivasi pekerja rendah dan aparat partai berubah menjadi kelas pengu-asa yang konservatif - Koordinasi unit ekonomi, merupakan tanggungjawab pemerintah dan swasta. - Peran masyarakat dan pemerintah dalam bidang ekonomi dilaksanakan secara seimbang - Adanya prosedur dan mekanisme penentuan kebijaksanaan pemerintah berdasarkan kedaulatan rakyat Dalam Negara berkembang ini belum menemukan kecocokan antara pola hubungan politik dengan ekonomi yang cocok . Di negara berkembang pemerintah lebh dominan dibandingkan sector swasta sehingga ekonominya tidak bida bagus .
  • 37. Pembangunan dan modernisasi politik merupakan perubahan politik, tetapi tidak sebaliknya. Modernisasi berasal dari kata mode yang berarti situasi masa kini, atau kecenderungan mutakhir. Modernisasi berarti proses perubahan untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan masyarakat dapat hidup sesuai dengan tingkat perkembangan zaman. Dalam pengertian modernisasi tidak jelas apa yang menjadi sasaran yang hendak dicapai; ia hanya salah satu proses untuk mencapai tujuan pembangunan politik. Sejumlah ilmuwan memusatkan perhatian pada tujuan-tujuan pembangunan mencoba menjelaskan dengan pendekatan yang berbeda.  Pendekatan yang pertama, melihat tujuan-tujuan pembangunan politik sebagai selaras  Pendekatan kedua, melihat tujuan-tujuan pembangunan sebagai bertentangan satu sama lain karena setiap tujuan memiliki implikasi yang mengurangi pencapaian tujuan lain.  Pendekatan rekonsiliasi yang melihat tujuan pembangunan yang satu dapat Tiga dari lima yang disebutkan Huntington itu menjadi prinsip pembangunan di indonesia dan disebut dengan Trilogi Pembangunan yang berisi : pertumbuhan ekonomi, pemertaan dan stabilitas. Menurut Huntington tujuan pembangunan lebih tepat disebut sebagai sasarn sementara untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya, yakni masyarakat dan negara yang dicita-citakan dalam konstitusi negara tersebut. Objek perubahan atau unsur politik yang biasanya diobservasi oleh ilmuwan politik ialah sistem nilai politik, struktur kekuasaan, strategi menangani permasalahan kebijakan umum dan lingkungan masyarakat (kondisi-kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi) dan fisik (sumber alam) yang memengaruhi dan dipengaruhi pleh sistem politik. 1. Perubahan sistem : ialah perubahan yang terjadi pada ketiga elemen sistem sekaligus 2. Perubahan di dalam sistem : artinya, sistem nilai, struktur kekuasaan, dan strategi menangani proses kebijakan pada dasarnya tidak mengalami perubahan yang berarti meskipun pemimpin pemerintahan dan isi kebijakan umum mengalami perubahan. 3. Perubahan karena dampak berbagai kebijakan umum : yang terdiri atas kebijakan kesehatan, kebijakan pendidikan, kebijakan ekonomi, kebijakan perhubungan, kebijakan pembangunan, dan kebijakan komunikasi massa Page | 37 BAB 14 PERUBAHAN DAN PEMBANGUNAN POLITIK 14.1 PENGANTAR 14.2 TUJUAN PEMBANGUNAN POLITIK satu sama lain. direkonsiliasikan dengan tujuan lain. 14.3 OBJEK PERUBAHAN POLITIK 14.4 TIPOLOGI PERUBAHAN POLITIK Perubahan politik dibagi menjadi tiga : dan bersifat radikal. Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992
  • 38. 1. Konflik kepentingan, berakitan dengan struktur sosial yang dominan 2. Munculnya gagasan atau nilai-nilai baru, yang bersifat variabel dan independen 3. Berbagai kebijakan yang secara disengaja, terencana, dan terorganisasikan dibuat dan Digolongkan menjadi dua tipologi yang dianggap penting, yaitu yang bersifat umum (gambaran masyarakat pada umumnya) dan yang bersifat khusus (gambaran sistem politik). Variabel pola perkembangan masyarakat menurut Parsons dan Shills apabila digambarkan, dibandingkan dan dievaluasi sebagai berikut : 1. Sistem organisasi pemerintah sangat terdiferensiasikan dengan fungsi- fungsi spesifik 2. Integrasi dalam struktur pemerintahan yang tinggi 3. Prosedur yang rasional dan sekuler dalam pembuatan keputusan 4. Keputusan-keputusan politik dan administratif bervolume besar 5. Identifikasi masyarakat yang luas dan mendalam dengan sejarah, wilayah dan Page | 38 14.5 PENYEBAB PERUBAHAN POLITIK faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan, yaitu : dilaksanakan oleh pemerintah. 14.6 DIKOTOMI MASYARAKAT TRADISIONAL DAN MODERN 1. Afektif ataukah afektif yang netral; 2. Orientasi kolektif ataukah orientasi individul; 3. Universalisme ataukah partikularisme; 4. Faktor kemampuan ataukah faktor keturunan dan hadiah; 5. Kespesifikan ataukah keberbaruan Ada tujuh ciri sistem politik modern : identitas nasional negara 6. Perhatian dan keterlibatan masyarakat yang sangat luas dalam sistem politik 7. Alokasi peranan-peranan politik ditentukan didasarkan kemampuan Kebalikan dari setiap ciri tersebut adalah ciri sistem politik tradisional. Resume Buku Memahami Ilmu Politik oleh Ramlan Surbakti, 1992