I. JUDUL
Pemisahan
II. Waktu / Tanggal Penelitian
Pukul 07.00 WIB / 20 November 2014
III. Waktu / tanggal selesai penelitian
Pukul 09.30 WIB / 20 November 2014
IV. TUJUAN
1. Memisahkan zat padat dari zat padat
2. Memisahkan zat padat dari zat cair
3. Memisahkan zat cair dari zat cair
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran. Perusahaan air murni, memperoleh air jernih dari air sungai melalui penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh melalui teknik pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak bumi menjadi komponen-komponennya seperti elpigi, bensin, minyak tanah dilakukan melalui teknik pemisahan destilasi bertingkat. Logam aluminium dipisahkan dari bauksit melalui teknik pemisahan elektrolisis. Itulah beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna untuk memperoleh materi yang lebih murni. Melalui teknik pemisahan, ternyata menghasilkan materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya. Pemisahan campuran merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan campuran menjadi zat yang murni dengan menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan tergantung pada wujud zat yang akan dipisahkan.VI. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat :
-gelas kimia -termometer
-pembakar -kasa
-gelas ukur 50 ml -labu Erlenmeyer 100 ml
-cawan penguap -klem dan statif
-coromg -kompor listrik
-kaca arloji -spatula
-kertas saring -batu didih
-labu distilasi 250 ml -pendingin
Bahan :
-CuSO4
-kapur tulis
-NaCl
-pasir
-kapur barus
-AgNO3 0,1 M
XI. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan diatas dan hasil yang telah didapatkan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: Pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan dengan cara dekantasi, filtrasi, kristalisasi, sublimasi, dan distilasi. Prinsip pemisahan dan pemurnian didasarkan pada perbedaan ukuran partikel, titik didih dan titik beku.
XII. PERTANYAAN
Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran distilat?
Jawab
Supaya seluruh ruang di selang kondensor penuh terisi oleh air. Apabila air diisi searah dengan aliran destilat, ruangan di selang kondensor tidak akan terisi penuh karena air yang masuk bisa langsung keluar sebelum selang terisi penuh. Hal ini dimaksudkan agar suhu larutan menjadi tinggi dan tekanannya juga menjadi tinggi, sehingga uap yang dihasilkan banyak. Uap tersebut akan didinginkan dan berubah menjadi distilat, jika uap yang dihasilkan banyak maka jumlah distilat yang dihasilkan pun juga banyak.
XIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim(2011). Berbagai Macam Metode Pemisahan. http://www.adipedia.com. Diakses pada tanggal 15 November 2013, pukul 14:29
Petrucci, Ralph.1987. Kimia Dasar. Bogor : Erlangga
Tim Kimia Dasar 201. Petunjuk Praktikum Kimia Umum
Putri alike, anes. 2012.
Zulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
1. I. JUDUL
Pemisahan
II. Waktu / Tanggal Penelitian
Pukul 07.00 WIB / 20 November 2014
III. Waktu / tanggal selesai penelitian
Pukul 09.30 WIB / 20 November 2014
IV. TUJUAN
1. Memisahkan zat padat dari zat padat
2. Memisahkan zat padat dari zat cair
3. Memisahkan zat cair dari zat cair
V. TINJAUAN PUSTAKA
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan
materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk memperoleh materi murni dari suatu
campuran, kita harus melakukan pemisahan. Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan
untuk memisahkan campuran. Perusahaan air murni, memperoleh air jernih dari air sungai
melalui penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk keperluan laboratorium atau farmasi
diperoleh melalui teknik pemisahan destilasi. Untuk memisahkan minyak bumi menjadi
komponen-komponennya seperti elpigi, bensin, minyak tanah dilakukan melalui teknik
pemisahan destilasi bertingkat. Logam aluminium dipisahkan dari bauksit melalui teknik
pemisahan elektrolisis. Itulah beberapa contoh teknik pemisahan yang berguna untuk
memperoleh materi yang lebih murni. Melalui teknik pemisahan, ternyata menghasilkan
materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya. Pemisahan campuran merupakan suatu
cara yang dilakukan untuk memisahkan campuran menjadi zat yang murni dengan
menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan tergantung pada wujud zat yang
akan dipisahkan.
Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa.
Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses pemisahan secara mekanis
atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan bergantung pada kondisi
yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun memungkinkan karena biaya
operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk campuran yang tidak dapat
dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan minyak bumi), proses
pemisahan kimiawi harus dilakukan.
2. Untuk pemisahan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung pada wujud
zat yang akan dipisahkam dari campuran tersebut, yaitu :
1. Pemisahan zat padat dari zat cair
Pemisahan zat padat dalam zat cair dapat dilakukan berdasarkan larut atau tidak
zat padat tersebut dalam zat cair. Untuk zat padat yang larut dalam zat cair dapat
dilakukan dengan cara :
a. Penguapan
Penguapan adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair dengan
spontan menjadi gas. Penguapan dilaksanakan dengan cara menguapkan
sebagian dari pelarut ke titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair
pekat yang konsentrasinya tinggi.
b. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang
terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam
suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan. Contohnya
yaitu pembuatan gula pasir dan pembuatan garam dapur.
c. Distilasi
Distilasi (penyulingan) adalah proses penguapan yang diikuti dengan
pengembunan. Dasar pemisahan titik beku berbeda; sedangkan apabila zat
padat tersebut tidak larut dalam zat cair maka pemisahan dapat dilakukan
dengan cara :
· Dekantasi
Dekantasi adalah pemisahan komponen dalam campuran dengan cara dituang
secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair
dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur / mempunyai
endapan (suspensi). Contohnya pada pemisahan campuran air dan pasir
· Penyaringan / Filtrasi
Penyaringan adalah metode pemisahan yang memiliki ukuran partikel yang
berbeda dengan menggunakan alat berpori (penyaringan/filter). Hasil penyaringan
disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal di penyaringan disebut residu.
Metode penyaringan dimanfaatkan untuk menghasilkan / membersihkan air dari
sampah pada pengelolahan air menjernihkan preparat kimia di laboratorium.
2. Pemisahan zat padat dari zat padat
Untuk pemisahan zat padat dari zat padat dapat dilakukan dengan cara :
a. Melarutkan dan menyaring
Campuran dua jenis padatan juga dapat dipisahkan dengan melarutkannya
dengan suatu pelarut yang dapat melarutkan salah satu komponen yang tidak
larut kemudian dipisahkan dengan penyaringan.
b. Kristalisasi bertingkat
Menggunakan prinsip perbedaan kelarutan zat yang akan dimurnikan dengan
kelarutan zat pengotornya.
c. Sublimasi
Metode yang digunakan untuk memisahkan padatan yang menyublim jika
dipanaskan, zat yang dapat menyublim adalah : iodine, dry ice dan kapur
barus.
3. Pemisahan zat cair dan zat cair
3. Salah satu cara untuk memisahkan zat cair dari zat cair berdasarkan perbedaan
titik didih kedua zat cair disebut “DISTILASI”. Pada proses ini terjadi perubahan
wujud dari cair ke uap hasil pemanasan berdasarkan titik didihnya. Uap ini adalah
zat yangakan dipisahkan , kemudian uap tersebut didinginkan dan terjadi proses
pengembunan sehingga diperoleh cairan murni (disebut distilat) yang diharapkan.
4. VI. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat :
-gelas kimia -termometer
-pembakar -kasa
-gelas ukur 50 ml -labu Erlenmeyer 100 ml
-cawan penguap -klem dan statif
-coromg -kompor listrik
-kaca arloji -spatula
-kertas saring -batu didih
-labu distilasi 250 ml -pendingin
Bahan :
-CuSO4
-kapur tulis
-NaCl
-pasir
-kapur barus
-AgNO3 0,1 M
5. 1 Sendok Pasir Air 50 ml
-Dicampurkan
-Dimasukkan dalam gelas kimia
-Diaduk sampai rata
-Dituangkan larutan bagian atas setelah pasir mengendap
VII. CARA KERJA
1. Percobaan I (Dekantasi)
-Diamati
-Dimasukkan ke dalam gelas kimia
-Diaduk sampai rata
-Disaring menggunakan kertas saring
2. Percobaan II (Filtrasi)
-Diamati
Larutan Pasir
Filtrat Residu
Bubuk Kapur Tulis
(secukupnya) Air 20 ml
Larutan Kapur
Filtrat Residu
6. 3. Percobaan III (pengkristalan)
¼ Sdm Garam Dapur Air 10 ml
-Dimasukkan ke dalam gelas kimia
-Diaduk sampai rata
Larutan Homogen
-Disaring menggunakan kertas saring
Filtrat Residu
-Diuapkan sampai airnya habis
4. Percobaan IV (Pengkristalan)
-Dicampurkan
-Diuapkan sampai volumenya habis
--DDiiaddinugki nskaamnpai rata
Hasil
1 gram
CuSO
.5H
4
O
2
Air 10 ml
Kristal
7.
8. 5. Percobaan V (Pengkristalan)
1 Sendok
Garam Dapur
1 Sendok Pasir Air 50 ml
-Dicampur dalam gelas kimia
-Diaduk sampai menjadi larutan homogen
Larutan Homogen
-Disaring
Filtrat Residu
-Dicuci dengan air 3 ml sebanyak 2 kali
-Dipanaskan
-Dicampur
Air Cucian
Air Campuran I
-Diuapkan dalam cawan penguapan
Air Campuran II
-Pembakar disisihkan
-Air dibiarkan menguap sendiri
Hasil
9. 6. Percobaan VI (Pengkristalan)
-Dipanaskan dalam cawan penguapan
-Ditutup dengan kaca arloji berisi air
-Dipanaskan perlahan-lahan
-Didinginkan
-Dikumpulkan
-Dicampurkan
-Dimasukkan dalam tabung distilasi (sebelumnya alat-alat sudah
disusun seperti gambar)
-Beberapa batu didih dimasukkan dalam tabung distilasi
-Alat dijalankan melalui kondensor
-Labu distilasi dipanaskan sampai mendidih dan diamati kenaikan
temperatur
-Distilasi dihentikan ketika temperatur telah konstan dan diperoleh
distilat kira-kira 5 ml
7. Percobaan VII (Distilasi)
1 gram NaCl Air 100 ml
Larutan Garam
5 ml Distilat
2 Butir Kapur
Barus
Pasir
Secukupnya
Kapur Barus Kotor
Zat Padat/Kristal
Kristal
10. 8. Perbandingan distilat dengan larutan mula-mula
5 ml Larutan
Garam 5 ml Distilat
-Ditambahkan 1 tetes
AgNO3 0,1 M
-Ditambahkan 1 tetes
AgNO3 0,1 M
-Diamati -Diamati
Dibandingkan
11. VIII. HASIL PENGAMATAN
No
per
c
Prosedur percobaan Hasil pengamatan Dugaan/reaksi kesimpulan
12. -Dicampurkan
-Dimasukkan dalam
gelas kimia
-Diaduk sampai rata
-Dituangkan larutan bagian
atas setelah pasir
mengendap
-Diamati
-Dimasukkan ke
dalam gelas kimia
-Diaduk sampai rata
-Disaring menggunakan
kertas saring
Bubuk Kapur
Tulis
(secukupnya
-Diamati
1
2.
Percobaan I (Dekantasi)
Percobaan II (Filtrasi)
Dimasukkan dalam
tabung distilasi
(sebelumnya disusun
seperti gambar)
Beberapa batu didih
dimasukkan dalam
tabung distilasi
Alat dijalankan
melalui kondensor
Labu distilasi
dipanaskan sampai
mendidih Dipanaskan
dan
diamati dalam kenaikan
cawan
temperatur
penguapan
Distilasi Ditutup dihentikan
kaca
ketika arloji temperatur
berisi air
telah Dipanaskan
konstan dan
diperoleh perlahan-distilat lahan
kira
kira 5 ml
Percobaan III (pengkristalan)
Sebelum :
Air : jernih tak
berwarna
Pasir: abu-abu
Sesudah :
Pasir+air: air
berwarna coklat
dan terdapat
endapan pasir di
dasar gelas kimia.
Sebelum reaksi :
Bubuk kapur tulis:
putih
Air: tidak berwarna
Sesudah reaksi:
Air+bubuk kapur
tulis : air tidak
berwarna keruh.
Filtrat: air tidak
berwarna dan keruh
Residu: endapan
kapur berwarna
putih
Sebelum reaksi :
Air+pasir
berwarna coklat
dan terdapat
endapan pasir di
dasar gelas
kimia.
Sebelum reaksi:
Bubuk kapur
tulis: putih
Air: tidak
berwarna
Sesudah reaksi:
Air berwarna
putih keruh dan
terdapat endapan
Sebelum reaksi:
Pada percobaan
1 metode yang
digunakan
untuk
memisahkan
campuran zat
cair dan zat
padat yang
menghasilkan
endapan dan
larutan keruh
disebut dengan
metode
pemisahan
dekantasi.
Percobaan 2
metode yang
digunakan
untuk
memisahkan
bubuk kapur
tulis dengan
larutan adalah
filtrasi, yaitu
metode
pemisahan
dengan ukuran
partikel yang
berbeda dan
menggunakan
alat berpori
yang disebut
kertas saring.
Hasilnya yaitu
larutan jernih
tak berwarna
yang disebut
filtrat. Dan sisa
kapur yang
tidak tersaring
disebut residu.
1 Sendok
Pasir Air 50 ml
Larutan Pasir
Filtrat Residu
¼ Sdm Garam
Dapur Air 10 ml
Larutan Homogen
-Dicampur
-Diuapkan
Dicuci
dengan air
3 ml
sebanyak
2 ml Larutan homogen
Filtrat Residu
Dicampur dalam gelas
kimia
Aduk sampai menjadi
larutan homogen
Ditambahkan 1
tetes AgNO3
0,1 M
DiamaZtai t padat/kri1s0ta0l ml air
2 butir kapur
barus
1 sendok
garam
dapur
- Disaring
menggunakan kertras
saring
Dipanaskan
disaring
Diuapkan sampai airnya
habis Air 10 ml
Filtrat dikumpulkan
Hasil
Air 20 ml
Larutan Kapur
Filtrat Residu
- Dimasukkan dalam
gelas kimia
Kapur barus
Air kcoutcoiarn 2
Didinginkan
Pasir
secukupnya
krist-al Diaduk sampai rata hdaicsial5m mpul rdistilat
5 ml larutan
garam
Larutan garam
Ditambah
kan 1
tetes
AgNO3 0,1
M
Air campuran
1
1 gram NaCl dibandingkan
residuair 30 ml
5 ml distilat kristal
Adiric caumcipaunr
1 sendok
pasir
sampai
volumeny
a habis
-didinginkan
Pembakar disisihkan
Air dibiarkanmenguap
1 gramCuSO4.H2O sendiri
13. IX. ANALISIS DATA
Tujuan dari percobaan 1 yaitu untuk memisahkan antarara zat padat dengan zat cair
. Hasil dari percobaan 1 terdapat filtrat berupa air berwarna keruh kecoklatan dan residu
berupa pasir. Hal ini terjadi karena pasir tidak larut dalam air.
Pasir dapat dengan mudah dipisahkan dari air sehingga pemisahan tersebut
dilakukan dengan cara mencampurkan pasir dengan air, mengaduknya kemudian
mengendapkan campuran tersebut lalu menuang air bagian atas. Dari percobaan ini dapat
dianalisis bahwa metode yang digunakan adalah dekantasi, yaitu metode pemisahan
campuran dengan cara pengendapan.
Pada percobaan ke – 2 tujuannya yaitu untuk memisahkan campuran kapur atau
CaCO3 dengan air, terdapat filrat berupa air keruh tak berwarna dan residu berupa bubuk
kapur tulis yang menempel pada kertas saring. Hal tersebut terjadi karena bubuk kapur
tulis tidak dapat larut dalam air. Namun bubuk kapur tulis yang memiliki ukuran partikel
kecil harus dipisahkan dengan menggunakan kertas saring dan corong yang berfungsi
menahan pertikel-partikel kecil tersebut. Sehingga dapat dianalisis bahwa metode yang
digunakan adalah filtrasi, yaitu pemisahan zat padat dari suatu larutan berdasarkan
ukuran partikel yang berbeda menggunakan kertas saring.
Tujuan dari Pada percobaan 3 adalah untuk memisahkan zat padat yang terlarut
dalam suatu larutan. Pada percobaan 3 melarutkan garam dapur dengan air sehingga
terbentuk filrat berupa kristal garam berwarna putih.
Hal tersebut terjadi karena garam dapat larut dalam air dan menjadi larutan
homogen. Untuk memisahkan antara garam dengan air dilakukan dengan cara
menguapkan larutan garam tersebut dengan menggunakan cawan penguapan sampai
terbentuk kristal garam. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode yang
dilakukan adalah evaporasi.
Tujuan dari percobaan 4 adalah untuk memisahkan zat padat yang terlarut dalam
suatu larutan seperti pada percobaan 3. Pada percobaan 4 melarutkan CuSO4.5H2O
dengan air, kemudian diuapkan sehingga dihasilkan endapan bewarna biru dan sedikit
endapan berwarna hijau.
14. Hal tersebut terjadi karena CuSO4 . 5H2O dapat larut dalam air sehingga
pemisahannya dilakukan dengan cara menguapkan larutan sampai volumenya hampir
habis. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode yang dilakukan adalah kristalisasi
penguapan, yaitu pemisahan bahan padat berbetuk kristal dari suatu larutan atau lelehan.
Percobaan ke – 5 merupakan gabungan dari metode percobaan 2 dan 3 yaitu
mencampurkan pasir,garam dan air. Campuran tersebut kemudian dipanaskan dan disaring
menggunakan kertas saring. Zat padat yang tertinggal di kertas saring dicuci dan air hasil
cucian dicampur dengan air hasil saringan lalu diuapkan. Hasilnya berupa Kristal garam
berwarna putih kekuningan. Pada percobaan 3 diperoleh filtrat berupa kristal garam
dengan ukuran yang lebih besar dari kristal garam yang di peroleh pada percobaan 5. Hal
ini disebabkan karena larutan garam yang di uapkan bercampur dengan endapan pada
pasir. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode yang dilakukan adalah filtrasi dan
kristalisasi.
Pada percobaan 6, mencampurkan kapur barus dengan pasir kemudian
menguapkannya dengan ditutupkan gelas arloji yang berisi air diatas cawan penguapan.
Hasilnya berupa kristal jarum tak berwarna dan residu berupa pasir dan kapur barus
menyatu menjadi kristal yang menutup permukaan pasir pada cawan penguapan. Hal
tersebut terjadi karena pasir tidak dapat menyublim sedangkan kapur barus adalah zat
yang mudah menyublim. Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa metode yang
digunakan adalah sublimasi, yaitu pemisahan komponen yang dapat menyublim dari
komponen yang tidak dapat menyublim.
Tujuan dari percobaan 7 adalah untuk memisahkan zat cair dari zat cair berdasarkan
titik didih kedua zat cair tersebut. Dilakukan dengan memanaskan 100 mL larutan NaCl
dalam labu distilasi. Kemudian memasukkan batu didih kedalam labu distilasi dan
menjalankan air pada kondensor. Suhu larutan NaCl konstan pada temperatur yaitu 98°C.
Pemanasan dihentikan jika sudah mendapatkan distilat sebanyak 5 ml. Untuk mengetahui
tingkat kemurnian distilat, kami membandingkan larutan NaCl sebelum dan sesudah
distilasi, yaitu dengan menambahkan 1 tetes larutan AgNO3 0,1 M kedalam 5mL larutan
NaCl, hasilnya berupa larutan keruh dengan sedikit endapan(endapan AgCl). Kemudian
mereaksikan 5 mL distilat dengan 1 tetes larutan AgNO3, hasilnya berupa larutan agak
keruh.
15. X. PEMBAHASAN
1. Pelarutan pasir dengan air dilakukan dengan cara memasukkan 1 sendok pasir kedalam
gelas kimia lalu menambahkan air kemudian mengaduk dan membiarkan larutan tersebut
mengendap sehingga menghasilkan larutan keruh dan endapan. Hal ini disebut dengan
dekantasi yaitu proses yang dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat
yang menghasilkan endapan dan larutan keruh.
2. Pelarutan kapur dengan air dilakukan dengan cara memasaukkan bubuk kapur yang sudah
dihaluskan kedalam gelas kimia yang berisi air kemudian mengaduk larutan tersebut dan
menyaring dengan kertas saring dan corong sehingga menghasilkan larutan jernih tidak
berwarna. Pada percobaan ini disebut dengan filtrasi yaitu metode pemisahan yang memiliki
ukuran partikelyang berbeda dengan menggunakan alat berpori dan hasilnya yaitu filtrat dan
residu. Pada percobaan ini larutan jernih tidak berwarna disebut filtrat sedangkan sisa kapur
yang terdapat pada kertas saring disebut residu.
3.Kristalisasi larutan garam dapur yaitu dengan prosedur memasukka garam dapur kedalam
gelas kimia dan menambahkan air kemudian mengaduk larutan tersebut dan menyaringnya
dengan kertas saring lalu memasukkannya kedalam cawan penguapan dan menguapkannya
sampai air hampir habis sehingga menghasilkan kristal berwarna putih. Hal tersebut disebut
proses penguapan yaitu proses perubahan molekul kedalam keadaan cair dengan spontan
menjai gas.
4. Kristalisasi larutan garam CuSO4.5H2O, dengan prosedur memasukan1gram garam
CuSO4.H2O kedalam gelas kimia yang berisi 10 mL air lalu memanaskan larutan tersebut
sampai air akan habis dan mendinginkannya sehingga menghasilkan kristal yang berwarna
biru. Hal ini disebut proses penguapan sama seperti percobaan ketiga.
5. Kristalisasi garam dapur yang ditambah pasir dengan air, dengan prosedur memasukan
garam dapur dan pasir kegelas kimia yang berisi air yang diaduk hingga menjadi larutan
homogen kemudian larutan tersebut dipanaskan dan disaring. Zat padat yang tertinggal pada
kertas saring dicuci dengan 5 mL air 2-3 kali pencucian kemudian larutan hasil saringan dan
cucian diuapkan dengan cawan penguapan hingga air hampir habis dan diperoleh Kristal
garam warna putih kekuningan. Kristalisasi merupakan larutan pekat yang didinginkan
sehingga zat terlalut mengkristal. Hal ini terjadi karena kelarutan berkurang karena suhu
diturunkan.
6. Kristalisasi larutan kapur barus, dengan prosedur memasukkan 1 gram kapur barus yang
telah dikotori dengan pasir kedalam cawan penguapan lalu cawan tersebut ditutup dengan
kaca arloji yang diberi air yang kemudian dipanaskan dan hasil yang diperoleh yaitu kristal
jarum yang berwarna putih.
7. Pada percobaan ke tujuh yaitu destilasi, yang merupakan cara untuk memisahkan zat cair
dari zat cair berdasarkan perbedaan titik didih kedua zat cair tersebut. Hasilnya yaitu larutan
jernih tidak berwarna yang disebut distilat. Pada saat melakukan percobaa hal yang petama
16. kami lakukan adalah mencuci alat-alat yang akan digunakan dengan menggunakan air kran
kemudian dibilas dengan air aquades, lalu dikeringkan. Kemudian kami memasukkan batu
didih ke dalam labu destilasi, dengan cara menggelindingkannya melalui diding labu
destilasi. Hal ini bertujuan agar bagian bawah labu tidak retak ataupun pecah. Selanjutnya
kami membuat larutan dengan mencampur 1 gram serbuk dengan 100 ml aquades dan diaduk
hingga menjadi larutan yang homogen. Kemudian kami merangkai alat percobaan yang
terdiri dari labu destilasi, kondensor (pendingin), kompor listrik, dan termometer. Larutan
dimasukkan kedalam labu destilasi dengan mengalirkannya melalui spatula supaya larutan
bisa sampai ke dasar labu dan tidak masuk ke saluran labu destilasi yang terhubung dengan
kondensor. Pada tiap-tiap sambungan, yakni antara kondensor dengan labu destilasi dan
antara labu destilasi dengan termometer, disumbat dengan plastisin. Hal ini bertujuan agar
uap destilasi tidak keluar dari rangkaian. Kemudian air dialirkan melalui selang plastik yang
dipasang pada kondensor dengan posisi aliran air berlawanan dengan aliran destilat. Setelah
semua telah siap, pemanasan dilakukan dengan menggunakan kompor gas hingga suhu
konstan dan destilat mulai terbentuk. 2 ml pertama dari distilat dibuang, dengan tujuan untuk
membuang pengotor yang ada dalam aliran alat. Selanjutnya, proses distilasi dilanjutkan
hingga didapat 5 ml distilat. Setelah mendapat 5 ml distilat, proses destilasi dihentikan.
Kemudian dilakukan uji pembandingan, yaitu membandingkan antara 5 mL NaCl yang
ditambah dengan AgNO3 0,1 M menghasilkan larutan yang keruh dan terdapat sedikit
endapan, sedangkan pada 5 ml distilat yang ditambah dengan AgNO3 0,1 M menghasilkan
larutan yang agak keruh. Dari hasil pengujian, dapat diketahui bahwa percobaan ini gagal
karena seharusnya distilat yang ditambah dengan AgNO3 menghasilkan larutan jernih tidak
berwarna. Hal ini disebabkan karena dalam dinding labu distilasi masih terdapat NaCl,
sehingga distilat dikatakan tidak murni.
XI. KESIMPULAN
Berdasarkan dari percobaan diatas dan hasil yang telah didapatkan, maka
dapat diambil kesimpulan yaitu: Pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan
dengan cara dekantasi, filtrasi, kristalisasi, sublimasi, dan distilasi. Prinsip pemisahan
dan pemurnian didasarkan pada perbedaan ukuran partikel, titik didih dan titik beku.
XII. PERTANYAAN
Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan aliran
distilat?
17. Jawab
Supaya seluruh ruang di selang kondensor penuh terisi oleh air. Apabila air diisi
searah dengan aliran destilat, ruangan di selang kondensor tidak akan terisi penuh
karena air yang masuk bisa langsung keluar sebelum selang terisi penuh. Hal ini
dimaksudkan agar suhu larutan menjadi tinggi dan tekanannya juga menjadi tinggi,
sehingga uap yang dihasilkan banyak. Uap tersebut akan didinginkan dan berubah
menjadi distilat, jika uap yang dihasilkan banyak maka jumlah distilat yang dihasilkan
pun juga banyak.
XIII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim(2011). Berbagai Macam Metode Pemisahan. http://www.adipedia.com. Diakses
pada tanggal 15 November 2013, pukul 14:29
Petrucci, Ralph.1987. Kimia Dasar. Bogor : Erlangga
Tim Kimia Dasar 201. Petunjuk Praktikum Kimia Umum
Putri alike, anes. 2012. PERCOBAAN PEMISAHAN CAMPURAN (online)
http://anes-putri.blogspot.com/2012/05/percobaan-pemisahan-campuran.html
diakses pd tanggal 19-11-2014