2. 2
ANALISIS KIMIA
• Secara garis besar dibagi menjadi:
• ANALISIS KUALITATIF
melakukan identifikasi senyawa kimia
• ANALISIS KUANTITATIF
melakukan penetapan kadar senyawa kimia
3. 3
ANALISIS KUANTITATIF
• METODE:
• GRAVIMETRI
yaitu melakukan analisis dengan cara
Pengukuran Massa
• VOLUMETRI
yaktu melakukan analisis dengan cara
Pengukuran Volume
4. 4
VOLUMETRI
• Penetapan kadar senyawa
dengan jalan:
• Menambahkan larutan pereaksi:
– Yang mempunyai Kadar tertentu (Molar,
Normal), sampai
– Ekivalen dengan zat yang dianalisis.
5. 5
LARUTAN STANDAR/BAKU
• Larutan yang telah diketahui kadarnya dengan
tepat.
• Terdiri dari:
• - larutan baku primer
• - larutan baku sekunder
• - larutan baku tersier
6. 6
LARUTAN BAKU PRIMER
• NORMALITAS/MOLARITAS
TERTENTU/DIKETAHUI.
• CARA:
• MENIMBANG SEJUMLAH TERTENTU BAKU
PRIMER, DILARUTKAN DALAM VOLUME
TERTENTU PELARUT.
7. 7
SYARAT BAKU PRIMER
• - Mudah didapat
• - Tidak terlalu higroskopis
• - Murni (jumlah pengotor sangat sedikit
dan diketahui):
< 0,01 – 0,02 %.
• - Bereaksi secara stoikiometris
• - Sebaiknya mempunyai Massa Ekivalen
yang besar.
• - Mudah diuji kemurniannya.
9. 9
LARUTAN BAKU PRIMER
• Latihan:
• Berapa mg (COOH)2 . 2 H2O harus
ditimbang untuk membuat 250,0 ml
larutan H-oksalat dengan kadar.
0,05 N? (C=12; H=1; O=16)
• Berapa gram ZnSO4.7H2O dibutuhkan
untuk membuat 150,0 ml larutan baku
ZnSO4: 0,05M? (Zn=65; S=32).
10. 10
LARUTAN BAKU SEKUNDER
• Larutan baku yang normalitasnya baru dapat
diketahui setelah dibaku dengan larutan baku
primer.
• Contoh:
• Larutan KMnO4; Na2S2O3; NaOH; Na-EDTA;
AgNO3; HCl dll.
11. 11
LARUTAN BAKU TERSIER
• Larutan baku yang normalitasnya baru dapat
diketahui setelah dibaku dengan larutan baku
sekunder
• Contoh:
• Larutan NH4CNS; I2 dll.
12. 12
Contoh soal
• 10,0 ml larutan H-oks.2 H2O (0,0954 N) dititrasi dg
lrtan NaOH + 0,1 N membutuhkan 9,85 ml. lrtan
NaOH.
• Berapa M kadar larutan NaOH tersebut?
13. 13
TITRASI/VOLUMETRI
• Beda Gravimetri dengan Volumetri:
• Gravimetri: senyawa membentuk endapan atau abu
hasil pemijaran, massa ditimbang sampai bobot
konstan
• Titrasi: Penambahan sejumlah tertentu larutan baku
dari buret (titran) ke dalam larutan zat (titrat) sampai
jumlah ekivalen, atau sebaliknya.
14. 14
TITIK EKIVALEN = TE
• SAAT/TITIK dimana penambahan
larutan baku/sampel dari buret (titran)
EKIVALEN dengan larutan di dalam
labu titrasi (titrat).
• M ekivalen titran = M ekivalen titrat.
vol titran (ml) x N titran =
vol titrat (ml) x N titrat.
• mmol titran ≠ mmol titrat :
kecuali titrasi tertentu (Nitrimetri dan
Kompleksometri)
15. 15
TITIK AKHIR TITRASI
= TAT
• Saat dimana tepat terjadi perubahan warna dari
indikator yang ditam-bahkan dalam proses
titrasi.
• Saat dimana titrasi diakhiri.
16. 16
Perhitungan pada TAT
• Larutan NaOH ditetapkan kdrnya dg lrtan
H2C2O4.2H2O (0,0456 M). 10,0 ml lrtan NaOH
membthkan 10,25 ml lrtan H2C2O4.2H2O
• Tulis reaksi yg terjadi.
• Berapa kadar larutan NaOH (M, mg%).
17. 17
INDIKATOR
• UNTUK MENGETAHUI APAKAH
LARUTAN TITRAN SUDAH EKIVALEN
DENGAN LARUTAN TITRAT.
• DIGUNAKAN SUATU ZAT YANG
DITAMBAHKAN KE DALAM SISTIM
ANALISIS.
18. 18
INDIKATOR
• INDIKATOR DALAM
• - Perubahan warna larutan
• - Perubahan/pembentukan warna endapan
yang berbeda.
• INDIKATOR LUAR
• - pembentukan warna di luar sistim.
19. 19
SYARAT-SYARAT VOLUMETRI
• 1. Reaksi berlangsung cepat (sempurna)
• 2. Antara larutan titran dan larutan titrat harus
terjadi reaksi stoikiometri, tidak terjadi reaksi
samping.
• 3. Zat-zat lain yang berada dalam satu larutan
tidak boleh bereaksi/ mengganggu reaksi utama.
• 4. Digunakan indikator yang sesuai untuk
menentukan TAT.
21. 21
• II. BERDASARKAN PERTUKARAN
ELEKTRON
• (REAKSI Reduksi-Oksidasi = Redoks) a.l:
• * IODOMETRI-IODIMETRI-
IODATOMETRI
• * PERMANGANOMETRI
• * BROMATOMETRI
• * SERIMETRI
• * DLL.
22. 22
TITRASI ASAM BASA
• Teori Asam Basa:
• Arrhenius:
Asam: HA + H2O H3O+ + A-
Basa: BOH + H2O OH- + B+
• Brownsted – Lowry
Asam: melepas proton
Basa : menerima proton
HA + H2O H3O+ + A-
asam basa pasangannya
24. 24
TITRASI ASAM BASA
• Titrasi asam – basa adalah titrasi asam dengan
larutan baku basa dan sebaliknya.
• Dapat digunakan untuk menetapkan kadar
senyawa2 yang bersifat asam ataupun basa.
25. 25
INDIKATOR ASAM - BASA
• Merupakan senyawa organik, dapat berupa
asam atau basa lemah.
• Warna dalam bentuk asam berbeda dengan
warna dalam bentuk basa.
• Perbedaan warna disebabkan terjadi perubahan
intramolekular ---- perubahan struktur yang
disebabkan karena perubahan pH.
26. 26
Contoh indikator asam-basa
• PHENOLPHTHALEIN = PP
• - dalam suasana asam (pH + sd. 8) --- tak berwarna
• Dalam suasana basa (pH: + 8 – 10)---- pink
• Pada pH 14: kembali tak berwarna.
• Trayek/range/jarak pH : 8 – 10.
30. 30
INDIKATOR
• METIL MERAH = methyl red = mr
• Dalam suasana asam (pH: + sd. 4,2): merah.
• pH: + sd. 4,2 – 6,2: jingga.
• Dalam suasana basa (pH: + 6,2 – 14): kuning.
• Trans 15
31. 31
INDIKATOR
• Indikator pH mempunyai interval perubahan warna
yang terjadi pada:
• pH = pKaind + 1
• Karena keterbatasan mata untuk melihat:
• Perubahan warna tidak bisa tepat pada saat TE.
32. 32
INDIKATOR
• Diperlukan sedikit kelebihan titran untuk bisa
melihat TA.
Perubahan warna trayek pH
• Fenol merah Kn – merah 6,4 – 8,0
• PP Tak berwrn – mms 8,0 – 10,0
• M.M. Merah – kuning 4,2 – 6,2
• M.O. Merah – kuning 3,1 – 4,4
33. 33
KURVA TITRASI
• 1. Asam Kuat – basa kuat.
• Mis.: 25,0 ml HCl 0,1 N + H2O sp 100,0 ml,
dititrasi dg lrtan NaOH 0,1 N.
• Perubahan pH:
• - sebelum di + NaOH:
• pH = pCa
• - sesudah di + NaOH:
• pH = p(CHCl mula2 – CNaOH yg ditambahkan)
38. 38
Bentuk kurva dan panjang bagian curam
tergantung pada:
• Kesempurnaan reaksi: tgt pada kekuatan
asam/basa dlm titrasi
• Konsentrasi titrat maupun titran:
• Asam/basa kuat yang terlalu encer akan
menunjukkan daerah curam terlalu
pendek, sukar dititrasi.
39. 39
Pemilihan indikator
• Indikator harus berubah warna pada saat titran
ekivalen dengan titrat.
• - trayek indikator harus mencakup pH larutan
pada TE atau mendekati
• Perubahan warna harus terjadi secara mendadak.
• - trayek indikator harus memotong bagian yang
sangat curam dari kurva.
40. 40
TITRASI ASAM LEMAH –
BASA KUAT
• Mis. 100,0 ml asam asetat 0,1 N dititrasi
dengan larutan NaOH
0,1 N.
• - Sebelum ditambah lrtan NaOH:
• pH = ½ (pKa + pC).
• Setelah di + lrtan NaOH:
– Sebelum TE:
• Grm yg terbentuk + sisa asam lemah pH
larutan dapar
41. 41
• pH = pKa + log Cg/Ca
• Pada saat TE: pH dari Na-acetat
• pH = 7 + ½ (pKa – pC)
• Sesudah TE:
• pH dari kelebihan larutan NaOH
45. 45
Titrasi As lemah polivalen + basa
kuat
• H3A + BOH
• Spy H3A dpt dititrasi secara bertingkat:
• pKa2 – pKa1 > 4
46. 46
25,0 ml H3PO4 0,1 M
+ NaOH 0,1 M
• Sebelum pe + an NaOH:
- pH = ½ (pKa1 + pC)
• Sesudah di + NaOH sebelum TE 1:
• Dlm lrtan:
- Garam + sisa asam ---- sistim dapar:
- pH = pKa1 + log Cg/Ca
H3PO4 + NaOH ---- NaH2PO4 + H2O
47. 47
• Pada saat TE I: terbtk grm NaH2PO4
- pH = ½ (pKa1 +pKa2)
• Sesudah TE I sebelum TE II:
- Terbtk: Na2HPO4 + sisa asam NaH2PO4
sistim dapar:
- pH = pKa2 + log Cg/Ca
48. 48
• TE II: terbentuk Na2HPO4
pH = ½ (pKa2 + pKa3)
• Sesudah TE II, sebelum TE III:
• Garam Na3PO4 + sisa asam Na2HPO4
pH = pKa3 + log Cg/Ca
49. 49
• TE III:
• pH = ½ (pKw + pKa3 - pC)
• Sesudah TE III:
• pH = kelebihan NaOH =
pKw – p(CNaOH – C H3PO4)
52. 52
Contoh soal
x gram CaCO3 dilarutkan dlm 40,0 ml HCl 0,105
N. Kelebihan HCl dititrasi dg 10,55 ml NaOH.
25,0 ml NaOH dinetralkan dengan 24,75 ml
HCl tersebut.
Hitung: berapa x?
53. 53
Contoh Soal
• 4,565 g Borax: Na2B4O7
(Mr = 381,37 g/mol) dilarutkan dlm air sampai
250,0 ml.
Larutan di atas dipipet 25,0 ml, dititrasi dg HCl
membutuhkan 25,55 ml.
1. Hitung konsentrasi HCl (mg/100 ml).
2. Indikator apa yg digunakan? Jelaskan.
CONTOH SOAL