SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
Viktimologi
OLEH;
YUDI KRISMEN
 Konsep “korban” telah terdapat
sejak jaman Hebrew kuno.
Pengertian aslinya berasal dari ide
‘pengorbanan’ atau
‘pengkambing-hitaman’
mengeksekusi atau membuang
orang atau binatang guna
memuaskan dewa dewi atau‐
penguasa bumi untuk
persembahan
Victimologi berasal dari bahasa latin
“Victima” yang berarti korban dan “Logos”
yang berarti ilmu.
Secara terminologi Victimologi berarti suatu
studi yang mempelajari tentang korban,
penyebab timbulnya korban dan akibat-
akibat penimbulan korban yang
merupakan masalah manusia sebagai
kenyataan social.
korban dalam lingkup Victimologi
mempunyai arti yang luas sebab
tidak hanya terbatas pada individu
yang nyata menderita kerugian,
tapi juga kelompok, korporasi,
swasta maupun pemerintah
 Menurut Kamus Chrime Dictionary yang
orang ahli dikutip seorang ahli (Abdussalam,
2010: 5) bahwa
 victim adalah “orang yang telah mendapat
penderitaan fisik atau penderitaan mental,
kerugian harta benda atau mengakibatkan
mati atas perbuatan atau usaha
pelanggaran ringan dilakukan oleh pelaku
tindak pidana dan lainya.
Dalam kamus ilmu pengetahuan
social disebutkan bahwa
victimologi adalah studi tentang
tingkah laku victim sebagai salah
satu penentu kejahatan. (Hugo
Reading, Kamus Ilmu-ilmu social,
Jakarta, Rajawali,  1986, hlm.457).
PELOPOR VIKTOMOLOGY
 Mendelshon (1937) – Mempelajari kasus kasus‐
pembunuhan – Umumnya korban memiliki
semacam kondisi ketidaksadaran bahwa sedang
diviktimisasi – “the innocents” – Korban umumnya
menyumbang pada derita yang dideritanya
terkait adanya situasi victim precipitation.
 Von Hentig (1948) – Mempelajari kasus kasus‐
pembunuhan – Tipe tipe korban: • Depressive •‐
Greedy • Wanton • Tormentor
PEMIKIRAN VIKTOMOLOGY
 Wolfgang (1958): – Banyak pembunuhan yang
dikontribusikan oleh korban sebenarnya
disebabkan oleh keinginan tak sadar dari sang
korban sendiri untuk bunuh diri, setidak tidaknya‐
mencelakakan diri sendiri
 Schafer (1968): – Melihat pada bagimana korban
secara disadari atau tidak menyumbang pada
viktimisasi yang dideritanya, bahkan juga
pembagian tanggungjawab dengan pelaku
(dalam kasus kasus tertentu)‐
korban dlm arti sempit disebut
korban kejahatan, seperti:
pembunuhan, penganiayaan, dll
 Sedangkan Korban dlm arti luas, meliputi
korban dr berbagai bidang al. korban
pncemaran LH, korban perang, korban
kesewenang2an, abuse of power
(penyalahgunaan kekuasaan) dalam
penegakan hukum, lahgun bid ekonomi yg
bersifat illegal dan penyalahgunaan
kekuasaan publik yg bersifat illegal.
Permasalahan korban;
Ø Masalah korban ini sebenarnya bukanlah
masalah yang baru, hanya karena hal-hal
tertentu kurang diperhatikan, bahkan
diabaikan.
Ø apabila kita mengamati masalah
kejahatan menurut proporsi yang
sebenarnya secara dimensional, maka mau
tidak mau kita harus memperhatikan
peranan si korban dalam timbulnya suatu
kejahatan.
Segi Tiga Studi Kejahatan
PENJAHAT
KEJAHATAN REAKSI SOSIAL
Segi Empat Kejahatan
PENJAHAT
KEJAHATAN REAKSI SOSIAL
KORBAN
Peradilan
Pidana
Kepolisian
Psikopatologi
Delinkuent
Viktimologi
Stress & Trauma
Kompleksitas study Kejahatan
Kriminalistik
Forensik
PENJAHAT KORBAN
KEJAHATAN REAKSI SOSIAL
Ø Realitanya tidak mungkin timbul suatu
kejahatan kalau tidak ada si korban
kejahatan, yang merupakan peserta
utama dari si penjahat dalam hal
terjadinya suatu kejahatan
Ø Dapat dikatakan bahwa si korban
mempunyai tanggung jawab
fungsional dalam terjadinya kejahatan.
Arif Gosita
 pengertian victimologi ini sangat luas, yang dimaksud
korban disini adalah mereka yang menderita
jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat tindakan
orang lain yang mencari pemenuhan diri sendiri dalam
konteks kerakusan individu dalam memperoleh apa
yang diingingkan secara tidak baik dan sanggat
melanggar ataupun bertentangan dengan
kepentingan dan hak asasi yang menderita, Sebab
dan kenyataan sosial yang dapat disebut sebagai
korban tidak hanya korban perbuatan pidana
(kejahatan) saja tetapi dapat korban bencana alam,
korban kebijakan pemerintah dan lain-lain.
Muladi
 Korban (Victim) adalah orang-orang yang
baik secara individu maupunkolektif telah
menderita kerugian termasuk kerugian fisik
atau mental, emosional, ekonomi atau
gangguan subtansial terhadap hak-
haknya yang fundamental, melalui
perbuatan atau komisi yang melanggar
hukum pidana di masing-masing negara,
termasuk penyalahgunaan kekuasaan.
Z.P. Separovic
 Korban (victim) adalah “…the person who are threatened, injured
or destroyed by an actor or omission of another (mean, structure,
organization, or institution) and consequently, a victim would be
anyone who has suffered from or been threatened  by a punishabel
act (not only criminal act but also other punishable acts as
misdemeanors, economic offences, non fulfillment of work duties) or
an accidents. Suffering may be caused by another man or another
structure, where people are also involved.
 orang yang terancam, terluka atau dihancurkan oleh seorang aktor
/pelaku atau akibat kelalaian lain (berarti, struktur, organisasi, atau
lembaga) dan akibatnya, korban akan siapa saja yang telah
menderita atau diancam oleh tindakan punishabel (tidak hanya
tindak pidana tetapi juga tindak pidana lainnya sebagai
pelanggaran ringan, pelanggaran ekonomi, pemenuhan non tugas
kerja) atau kecelakaan. Penderitaan mungkin disebabkan oleh laki-
laki lain atau struktur lain, di mana banyak orang yang terlibat.
Ralph de Sola
 korban (victim) adalah “…person who has injured
mental or physical suffering, loss of property or
death resulting from an actual or attempted
criminal offense committed by another….”.
 "... Orang yang telah terluka penderitaan mental
atau fisik, kerugian harta benda atau kematian
akibat suatu pelanggaran pidana yang
sebenarnya atau percobaan yang dilakukan oleh
yang lain ....".
Cohen
 kobar (victim) adalah “ …whose pain and suffering
have been neglected by the state while is spends
immense resources to hunt down and punish the
offender who responsible for that pain and
suffering.”
 "... Yang sakit dan penderitaan telah diabaikan
oleh negara sementara yaitu menghabiskan
sumber daya besar untuk memburu dan
menghukum pelaku yang bertanggung jawab
untuk itu rasa sakit dan penderitaan."
Pengertian Viktimologi scr
yuridis
Korban dalam pengertian yuridis yang
termaktub dalam perundang-
undangan No.13 Tahun 2006 tentang
perlindungan saksi dan korban adalah
seseorang yang mengalami
penderitaan fisik, mental, dan/atau
kerugian ekonomi yang diakibatkan
oleh suatu tindak pidana”
 Peraturan pemerintah No.2 Tahun 2002
tentang tata cara perlindungan terhadap
saksi-saksi dalam pelanggaran HAM yang
berat, Korban adalah orang perseorangan
atau kelompok orang yang mengalami
penderitaan sebagai akibat pelanggaran
hak asasi manusia yang berat yang
memerlukan perlindungan fisik dan mental
dari ancaman gangguan, terror, dan
kekerasan pihak manapun
Undang-undang No.23 tahun
2004 tentang penghapusan
kekerasan dalam rumah
tangga
Korban adalah “orang yang
mengalami kekerasan atau
ancaman kekerasan dalam ruang
lingkup rumah tangga”
Pengertian korban dalam Pasal 1
(3) angka 5 Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 3 Tahun 2002 , adalah:
 “orang perorangan atau kelompok yang
mengalami penderitaan, baik fisik, mental,
maupun emosional, kerugian ekonomi, atau
mengalami pengabaian, pengurangan atau
perampasan hak-hak dasarnya, sebagai
akibat pelanggaran hak asasi manusia yang
berat, termasuk korban dan ahli warisnya”
Undang-undang No.27 Tahun
2004 tentang komisi
kebenaran dan rekonsiliasi
Korban adalah orang perseorangan atau
kelompok orang yang mengalami
penderitaan, baik fisik, mental maupun
emosional, kerugian ekonomi atau
mengalami pengabaian pengurangan
atau perampasan hak-hak dasarnya
sebagai akibat pelanggaran hak asasi
manusia yang berat termasuk korban atau
ahli warisnya.”
 Pengertian korban dalam pembahasan
disini adalah untuk sekedar membantu
dalam menentukan secara jelas batas
yang dimaksud oleh pengertian tersebut
sehingga diperoleh kesamaan cara
pandang. secara  luas,  pengertian 
korban  Yang  dimaksud  korban  tidak 
langsung  di  sini  seperti,  istri  kehilangan
suami, anak yang kehilangan bapak,
orang tua yang kehilangan anaknya, dan
lainnya
Korban diartikan bukan hanya sekedar
korban yang menderita langsung,
akan tetapi korban tidak langsung
pun juga mengalami  penderitaan 
yang dpt  diklarifikasikan  sebagai
korban suatu kejahatan tidaklah harus
berupa individu atau perorangan,
tetapi bisa berupa kelompok orang,
masyarakat atau juga badan  hukum.
 Bahkan pada kejahatan tertentu,
korbannya bisa juga berasal dari bentuk
kehidupan lainnya. Seperti tumbuhan,
hewan atau ekosistem.
 Korban semacam ini lazimnya kita temui
dalam kejahatan terhadap lingkungan.
Namun, dalam pembahasan ini korban
sebagaimana dimaksud terkahir tidak
termasuk didalamnya
Menurut Mendelsohn,
berdasarkan derajat
kesalahannya korban dibedakan
menjadi lima macam, yaitu
a. Yang sama sekali tidak bersalah;
b. Yang jadi korban karena kelalaiannya;
c. Yang sama salahnya dengan pelaku;
d. Yang lebih bersalah dari pelaku;
e. Yang korban adalah satu-satunya yang
bersalah (dalam hal ini pelaku dibebaskan).
TUJUAN, FUNGSI,
KEDUDUKAN DAN
MANFAAT
VIKTIMOLOGY
YUDI KRISMEN
TUJUAN VIKTIMOLOGI SECARA
KESELURUHAN ;
1. UNTUK MENGANALISA PELBAGAI ASPEK
YANG BERKAITAN DGN KORBAN;
2. BERUSAHA UNTUK MEMBERIKAN
PENJELASAN SEBAB MUSABAB
TERJADINYA VIKTIMISASI;
3. MENGEMBANGKAN SISTEM TINDAKAN
GUNA MENGURANGI PENDERITAAN
MANUSIA.
 Melalui viktimologi diharapkan semua
permasalahan hidup dan kehidupan yang
berkaitan dengan kebobrokan dan
bermacam macam “penyakit” masyarakat‐
yang dapat menimbulkan korban,
diangkat, dibedah, dianalisis, dan
kemudian disajikan demi kepentingan
masyarakat sendiri.
FUNGSI VIKTIMOLOGI
 Viktimologi mempunyai fungsi untuk mempelajari
sejauh mana peran dari seorang korban dalam
terjadinya tindak pidana, serta bagaimana
perlindungan yang harus diberikan oleh
pemeritah terhadap seseorang yang telah
menjadi korban kejahatan.
 Disini dapat terlihat bahwa korban sebenarnya
juga berperan dalam terjadinya tindak pidana
pencurian, walaupun peran korban disini bersifat
pasif tapi korban juga memiliki andil yang
fungsional dalam terjadinya kejahatan.
 Pada kenyataanya dapat dikatakan bahwa
tidak mungkin timbul suatu kejahatan kalau tidak
ada si korban kejahatan, yang merupakan
peserta utama dan si penjahat atau pelaku
dalam hal terjadinya suatu kejahatan dan hal
pemenuhan kepentingan si pelaku yang
berakibat pada penderitaan si korban.
 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
korban mempunyai tanggung jawab fungsional
dalam terjadinya kejahatan
KEDUDUKAN VIKTIMOLOGY
HUKUM
PIDANA
KRIMINOLOGI
VIKTIMOLOGY
PENOLOGI
MANFAAT VIKTIMOLOGI Menurut Arif
Gosita dari studi mengenai korban
antara lain:
1. Viktimologi mempelajari hakikat siapa itu korban
dan yang menimbulkan korban, apa artinya
viktimisasi dan proses viktimisasi bagi mereka
yang terlibat dalam proses viktimisasi.
2. Akibat dari pemahaman itu, maka akan
diciptakan pengertian-pengertian, etiologi
kriminal dan konsepsi-konsepsi mengenai usaha-
usaha yang preventif, represif dan tindak lanjut
dalam menghadapi dan menanggulangi
permasalahan viktimisasi kriminal di berbagai
bidang kehidupan dan penghidupan;
3. Viktimologi memberikan sumbangan dalam
mengerti lebih baik tentang korban akibat
tindakan manusia yang menimbulkan
penderitaan mental, fisik dan sosial.
4. Tujuannya, tidaklah untuk menyanjung (eulogize)
korban, tetapi hanya untuk memberikan
beberapa penjelasan mengenai kedudukan dan
peran korban serta hubungannya dengan pihak
pelaku serta pihak lain.
5. Kejelasan ini sangat penting dalam upaya
pencegahan terhadap berbagai macam
viktimisasi, demi menegakkan keadilan dan
meningkatkan kesejahteraan mereka yang
terlihat langsung atau tidak langsung dalam
eksistensi suatu viktimisasi.
 Viktimologi memberikan keyakinan, bahwa setiap
individu mempunyai hak dan kewajiban untuk
mengetahui mengenai bahaya yang dihadapinya
berkaitan dengan kehidupan, pekerjaan mereka.
 Terutama dalam bidang penyuluhan dan
pembinaan untuk tidak menjadi korban struktural
atau non struktural.
 Tujuannya, bukan untuk menakut-nakuti, tetapi
untuk memberikan pengetian yang baik dan agar
waspada.
 Mengusahakan keamanan atau hidup aman
seseorang meliputi pengetahuan yang seluas-
luasnya mengenai bagaimana menghadapi
bahaya dan juga bagaimana menghindarinya.
 Viktimologi juga memperhatikan permasalahan
viktimisasi yang tidak langsung, misalnya: efek politik
pada penduduk “dunia ketiga” akibat penyuapan
oleh suatu korporasi internasional, akibat-akibat
sosial pada setiap orang akibat polusi industri,
terjadinya viktimisasi ekonomi, politik dan sosial
setiap kali seorang pejabat menyalahgunakan
jabatan dalam pemerintahan untuk keuntungan
sendiri.
 Dengan demikian dimungkinkan menentukan asal
mula viktimisasi, mencari sarana menghadapi suatu
kasus, mengetahui terlebih dahulu kasus-kasus
(antisipasi), mengatasi akibat-akibat merusak, dan
mencegah pelanggaran, kejahatan lebih lanjut
(diagnosa viktimologis);
 Viktimologi memberikan dasar pemikiran untuk
masalah penyelesaian viktimisasi kriminal,
pendapat-pendapat viktimologi dipergunakan
dalam keputusan-keputusan peradilan kriminal
dan reaksi pengadilan terhadap pelaku
kriminal.
 Mempelajari korban dari dan dalam proses
peradilan kriminal, merupakan juga studi
mengenai hak dan kewajiban asasi manusia.
Dikdik M. Mansur dan Elisatris Gultom
memberikan gambaran manfaat Viktimologi
bagi pihak penegak hukum,;
Bagi aparat kepolisian,
viktimologi sangat membantu dalam
upaya penanggulangan kejahatan.
Melalui viktimologi akan mudah diketahui
latar belakang yang mendorong terjadinya
kejahatan,
Mengetahui seberapa besar peranan
korban pada terjadinya kejahatan,
Bagaimana modus operandi yang
biasanya dilakukan oleh pelaku dalam
menjalankan aksinya serta aspek aspek
lainnya yang terkait.
Bagi Kejaksaan
 Dalam proses penuntutan perkara
pidana di pengadilan, viktimologi
dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan
berat ringannya tuntutan yang akan
diajukan kepada terdakwa;
 mengingat dalam praktiknya sering
dijumpai korban kejahatan turut
menjadi pemicu terjadinya kejahatan.
Bagi hakim
 Hakim tidak hanya menempatkan korban
sebagai saksi dalam persidangan suatu perkara
pidana,
 Hakim juga harus memahami kepentingan dan
penderitaan korban akibat dari sebuah
kejahatan atau tindak pidana,
 Agar tercapai harapan dari korban terhadap
pelaku, terkonkritisasi dalam putusan hakim
manfaat dan tujuan viktimologi
Penderitaan dlm arti menjadi korban
jangka pendek dan jangka panjang yg
berupa:
1.kerugian fisik,
2.mental atau moral,
3.sosial,
4.ekonomis,
5.kerugian yg hampir sama sekali dilupakan,
diabaikan oleh kontrol sosial yg
melembaga sep penegak hukum, penuntut
umum, pengadilan, pembina
pemasyarakatan.
Manfaat viktimologi bagi
hukum pidana:
1. Membela hak-hak korban dalam
perlindungan hukum;
2. Manfaat yg berkenaan dengan
penjelasan peran korban dalam suatu
tindak pidana;
3. Manfaat yang berkenaan dengan usaha
mencegah terjadinya korban
MANFAAT VIKTIMOLOGI :
1. Viktimologi mempelajari hakikat siapa korban, yg menimbulkan
korban, arti viktimisasi dan proses viktimisasi dan konsep2 usaha
represif dan preventif.
2. Memberikan pemahaman ttg kedudukan dan peran korban
dan hubnya dgn plaku., serta hak dan kewajibannya utk
mengetahui , mengenali bahaya yg dihdapinya berkaitan dgn
pekerjaan mereka.
3. Viktimologi jg memperhatikan permasalahan viktimisasi yg tdk
langsung mis; efek politik pada penduduk “dunia ketiga” akibat
penyuapan oleh korporasi transnasional, akibat sosial akibat
polusi industri, viktimisasi ekonomi, politik dan sosial krn
penyalahgunaan jabatan, dgn demikian menentukan asal mula
viktimisasi.
4. Memberikan dasar pemikiran untuk mengatasi masalah
kompensasi pd korban, pedapat2 viktimologis dipergunakan
dlm keputusan peradilan kriminal dan reaksi pengadilan thd
perilaku kriminal.
Menurut: Arif Ghosita
 Viktimologi mempelajari hakikat siapa itu
korban dan yang menimbulkan korban, apa
artinya viktimisasi dan proses viktimisasi bagi
mereka yang terlibat dalam proses viktimisasi.
 Akibat dari pemahaman itu, maka akan
diciptakan pengertian-pengertian, etiologi
kriminal dan konsepsi-konsepsi mengenai
usaha-usaha yang preventif, represif dan
tindak lanjut dalam menghadapi dan
menanggulangi permasalahan viktimisasi
kriminal di berbagai bidang kehidupan dan
penghidupan;
 Viktimologi memberikan sumbangan dalam
mengerti lebih baik tentang korban akibat
tindakan manusia yang menimbulkan
penderitaan mental, fisik dan sosial.
 Tujuannya, tidaklah untuk menyanjung (eulogize)
korban, tetapi hanya untuk memberikan
beberapa penjelasan mengenai kedudukan dan
peran korban serta hubungannya dengan pihak
pelaku serta pihak lain.
 Kejelasan ini sangat penting dalam upaya
pencegahan terhadap berbagai macam
viktimisasi, demi menegakkan keadilan dan
meningkatkan kesejahteraan mereka yang
terlihat langsung atau tidak langsung dalam
eksistensi suatu viktimisasi
 Viktimologi memberikan keyakinan, bahwa
setiap individu mempunyai hak dan
kewajiban untuk mengetahui mengenai
bahaya yang dihadapinya berkaitan
dengan kehidupan, pekerjaan mereka.
Terutama dalam bidang penyuluhan dan
pembinaan untuk tidak menjadi korban
struktural atau non struktural. Tujuannya,
bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk
memberikan pengetian yang baik dan agar
waspada. Mengusahakan keamanan atau
hidup aman seseorang meliputi
pengetahuan yang seluas-luasnya mengenai
bagaimana menghadapi bahaya dan juga
bagaimana menghindarinya.
Sekian

More Related Content

What's hot

P. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbnP. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbnyudikrismen1
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana hanggardatu
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Analisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologiAnalisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologihudaaja
 
Memahami Restorative Justice
Memahami Restorative JusticeMemahami Restorative Justice
Memahami Restorative JusticeLestari Moerdijat
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanayudikrismen1
 
P. 3 ruang lingkup dan teori korban
P. 3 ruang lingkup dan teori  korbanP. 3 ruang lingkup dan teori  korban
P. 3 ruang lingkup dan teori korbanyudikrismen1
 
Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukumMeehawk
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian IIHukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian IIyahyaanto
 
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKSISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKsayidmuhfaldy
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 

What's hot (20)

P. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbnP. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Teori biologi kriminal
Teori biologi kriminalTeori biologi kriminal
Teori biologi kriminal
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Analisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologiAnalisa kasus kriminologi
Analisa kasus kriminologi
 
Memahami Restorative Justice
Memahami Restorative JusticeMemahami Restorative Justice
Memahami Restorative Justice
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
 
Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)
 
P. 3 ruang lingkup dan teori korban
P. 3 ruang lingkup dan teori  korbanP. 3 ruang lingkup dan teori  korban
P. 3 ruang lingkup dan teori korban
 
Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukum
 
Penologi
PenologiPenologi
Penologi
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Hukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian IIHukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian II
 
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAKSISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 

Similar to Viktimologi Teori dan Konsep Dasar

Similar to Viktimologi Teori dan Konsep Dasar (20)

Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptx
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptxBantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptx
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptx
 
Viktimologi
ViktimologiViktimologi
Viktimologi
 
Viktimologi
ViktimologiViktimologi
Viktimologi
 
Ham Menurut Iman Kristen
Ham Menurut Iman Kristen Ham Menurut Iman Kristen
Ham Menurut Iman Kristen
 
Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 1
 
Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121Muji kuswanto 18060464121
Muji kuswanto 18060464121
 
Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 1 pertemuan 2
 
HAM & Media
HAM & MediaHAM & Media
HAM & Media
 
Pengertian Kriminologi
Pengertian KriminologiPengertian Kriminologi
Pengertian Kriminologi
 
Sari Presentasi.pptx
Sari Presentasi.pptxSari Presentasi.pptx
Sari Presentasi.pptx
 
Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020
 
Tanggung Jawab Pemerintah dalam Pemberian dan Pengajuan Kompensasi dan Restit...
Tanggung Jawab Pemerintah dalam Pemberian dan Pengajuan Kompensasi dan Restit...Tanggung Jawab Pemerintah dalam Pemberian dan Pengajuan Kompensasi dan Restit...
Tanggung Jawab Pemerintah dalam Pemberian dan Pengajuan Kompensasi dan Restit...
 
fdfgh
fdfghfdfgh
fdfgh
 
KRIMINOLOGI 1.pptx
KRIMINOLOGI 1.pptxKRIMINOLOGI 1.pptx
KRIMINOLOGI 1.pptx
 
HAM
HAMHAM
HAM
 
Rangkuman(1)
Rangkuman(1)Rangkuman(1)
Rangkuman(1)
 
BUNGA RHAMASTA F-B1A018305- KELAS F.pdf
BUNGA RHAMASTA F-B1A018305- KELAS F.pdfBUNGA RHAMASTA F-B1A018305- KELAS F.pdf
BUNGA RHAMASTA F-B1A018305- KELAS F.pdf
 
1406-Article Text-3277-1-10-20180328.pdf
1406-Article Text-3277-1-10-20180328.pdf1406-Article Text-3277-1-10-20180328.pdf
1406-Article Text-3277-1-10-20180328.pdf
 
tipologi kejahatan penjahat
tipologi kejahatan  penjahattipologi kejahatan  penjahat
tipologi kejahatan penjahat
 
HAM ( Hak Asasi Manusia )
HAM ( Hak Asasi Manusia )HAM ( Hak Asasi Manusia )
HAM ( Hak Asasi Manusia )
 

More from yudikrismen1

Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik JurnalistikUu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistikyudikrismen1
 
Pertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana pengPertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana pengyudikrismen1
 
Pertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidanaPertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidanayudikrismen1
 
Pertemuan 18 sifat hukum pidana
Pertemuan 18 sifat hukum pidanaPertemuan 18 sifat hukum pidana
Pertemuan 18 sifat hukum pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukanPertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukanyudikrismen1
 
Pertemuan 16 sebab akibat
Pertemuan 16 sebab akibatPertemuan 16 sebab akibat
Pertemuan 16 sebab akibatyudikrismen1
 
Pertemuan 3 sejarah hpid
Pertemuan 3 sejarah hpidPertemuan 3 sejarah hpid
Pertemuan 3 sejarah hpidyudikrismen1
 
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publikPertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publikyudikrismen1
 
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidanaPertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 13 somenloop
Pertemuan 13 somenloopPertemuan 13 somenloop
Pertemuan 13 somenloopyudikrismen1
 
Pertemuan 12 kesalahan kesalahan
Pertemuan 12 kesalahan kesalahanPertemuan 12 kesalahan kesalahan
Pertemuan 12 kesalahan kesalahanyudikrismen1
 
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntutPertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntutyudikrismen1
 
Pertemuan 10 pidana
Pertemuan 10 pidanaPertemuan 10 pidana
Pertemuan 10 pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidanaPertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 4 asas asas hpid-1
Pertemuan 4 asas asas hpid-1Pertemuan 4 asas asas hpid-1
Pertemuan 4 asas asas hpid-1yudikrismen1
 
Pertemuan 6 tindak pidana
Pertemuan 6 tindak pidanaPertemuan 6 tindak pidana
Pertemuan 6 tindak pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 9 pert.pidana
Pertemuan 9 pert.pidanaPertemuan 9 pert.pidana
Pertemuan 9 pert.pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 8 macam macam tindak pidana
Pertemuan 8 macam macam tindak pidanaPertemuan 8 macam macam tindak pidana
Pertemuan 8 macam macam tindak pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 1 pengertian dan istilah
Pertemuan 1 pengertian dan istilahPertemuan 1 pengertian dan istilah
Pertemuan 1 pengertian dan istilahyudikrismen1
 

More from yudikrismen1 (20)

Uu ite
Uu iteUu ite
Uu ite
 
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik JurnalistikUu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
 
Pertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana pengPertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana peng
 
Pertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidanaPertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidana
 
Pertemuan 18 sifat hukum pidana
Pertemuan 18 sifat hukum pidanaPertemuan 18 sifat hukum pidana
Pertemuan 18 sifat hukum pidana
 
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukanPertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
 
Pertemuan 16 sebab akibat
Pertemuan 16 sebab akibatPertemuan 16 sebab akibat
Pertemuan 16 sebab akibat
 
Pertemuan 3 sejarah hpid
Pertemuan 3 sejarah hpidPertemuan 3 sejarah hpid
Pertemuan 3 sejarah hpid
 
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publikPertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
 
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidanaPertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
 
Pertemuan 13 somenloop
Pertemuan 13 somenloopPertemuan 13 somenloop
Pertemuan 13 somenloop
 
Pertemuan 12 kesalahan kesalahan
Pertemuan 12 kesalahan kesalahanPertemuan 12 kesalahan kesalahan
Pertemuan 12 kesalahan kesalahan
 
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntutPertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntut
 
Pertemuan 10 pidana
Pertemuan 10 pidanaPertemuan 10 pidana
Pertemuan 10 pidana
 
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidanaPertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
 
Pertemuan 4 asas asas hpid-1
Pertemuan 4 asas asas hpid-1Pertemuan 4 asas asas hpid-1
Pertemuan 4 asas asas hpid-1
 
Pertemuan 6 tindak pidana
Pertemuan 6 tindak pidanaPertemuan 6 tindak pidana
Pertemuan 6 tindak pidana
 
Pertemuan 9 pert.pidana
Pertemuan 9 pert.pidanaPertemuan 9 pert.pidana
Pertemuan 9 pert.pidana
 
Pertemuan 8 macam macam tindak pidana
Pertemuan 8 macam macam tindak pidanaPertemuan 8 macam macam tindak pidana
Pertemuan 8 macam macam tindak pidana
 
Pertemuan 1 pengertian dan istilah
Pertemuan 1 pengertian dan istilahPertemuan 1 pengertian dan istilah
Pertemuan 1 pengertian dan istilah
 

Viktimologi Teori dan Konsep Dasar

  • 2.  Konsep “korban” telah terdapat sejak jaman Hebrew kuno. Pengertian aslinya berasal dari ide ‘pengorbanan’ atau ‘pengkambing-hitaman’ mengeksekusi atau membuang orang atau binatang guna memuaskan dewa dewi atau‐ penguasa bumi untuk persembahan
  • 3. Victimologi berasal dari bahasa latin “Victima” yang berarti korban dan “Logos” yang berarti ilmu. Secara terminologi Victimologi berarti suatu studi yang mempelajari tentang korban, penyebab timbulnya korban dan akibat- akibat penimbulan korban yang merupakan masalah manusia sebagai kenyataan social.
  • 4. korban dalam lingkup Victimologi mempunyai arti yang luas sebab tidak hanya terbatas pada individu yang nyata menderita kerugian, tapi juga kelompok, korporasi, swasta maupun pemerintah
  • 5.  Menurut Kamus Chrime Dictionary yang orang ahli dikutip seorang ahli (Abdussalam, 2010: 5) bahwa  victim adalah “orang yang telah mendapat penderitaan fisik atau penderitaan mental, kerugian harta benda atau mengakibatkan mati atas perbuatan atau usaha pelanggaran ringan dilakukan oleh pelaku tindak pidana dan lainya.
  • 6. Dalam kamus ilmu pengetahuan social disebutkan bahwa victimologi adalah studi tentang tingkah laku victim sebagai salah satu penentu kejahatan. (Hugo Reading, Kamus Ilmu-ilmu social, Jakarta, Rajawali,  1986, hlm.457).
  • 7. PELOPOR VIKTOMOLOGY  Mendelshon (1937) – Mempelajari kasus kasus‐ pembunuhan – Umumnya korban memiliki semacam kondisi ketidaksadaran bahwa sedang diviktimisasi – “the innocents” – Korban umumnya menyumbang pada derita yang dideritanya terkait adanya situasi victim precipitation.  Von Hentig (1948) – Mempelajari kasus kasus‐ pembunuhan – Tipe tipe korban: • Depressive •‐ Greedy • Wanton • Tormentor
  • 8. PEMIKIRAN VIKTOMOLOGY  Wolfgang (1958): – Banyak pembunuhan yang dikontribusikan oleh korban sebenarnya disebabkan oleh keinginan tak sadar dari sang korban sendiri untuk bunuh diri, setidak tidaknya‐ mencelakakan diri sendiri  Schafer (1968): – Melihat pada bagimana korban secara disadari atau tidak menyumbang pada viktimisasi yang dideritanya, bahkan juga pembagian tanggungjawab dengan pelaku (dalam kasus kasus tertentu)‐
  • 9. korban dlm arti sempit disebut korban kejahatan, seperti: pembunuhan, penganiayaan, dll  Sedangkan Korban dlm arti luas, meliputi korban dr berbagai bidang al. korban pncemaran LH, korban perang, korban kesewenang2an, abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan) dalam penegakan hukum, lahgun bid ekonomi yg bersifat illegal dan penyalahgunaan kekuasaan publik yg bersifat illegal.
  • 10. Permasalahan korban; Ø Masalah korban ini sebenarnya bukanlah masalah yang baru, hanya karena hal-hal tertentu kurang diperhatikan, bahkan diabaikan. Ø apabila kita mengamati masalah kejahatan menurut proporsi yang sebenarnya secara dimensional, maka mau tidak mau kita harus memperhatikan peranan si korban dalam timbulnya suatu kejahatan.
  • 11. Segi Tiga Studi Kejahatan PENJAHAT KEJAHATAN REAKSI SOSIAL
  • 13. Peradilan Pidana Kepolisian Psikopatologi Delinkuent Viktimologi Stress & Trauma Kompleksitas study Kejahatan Kriminalistik Forensik PENJAHAT KORBAN KEJAHATAN REAKSI SOSIAL
  • 14. Ø Realitanya tidak mungkin timbul suatu kejahatan kalau tidak ada si korban kejahatan, yang merupakan peserta utama dari si penjahat dalam hal terjadinya suatu kejahatan Ø Dapat dikatakan bahwa si korban mempunyai tanggung jawab fungsional dalam terjadinya kejahatan.
  • 15. Arif Gosita  pengertian victimologi ini sangat luas, yang dimaksud korban disini adalah mereka yang menderita jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat tindakan orang lain yang mencari pemenuhan diri sendiri dalam konteks kerakusan individu dalam memperoleh apa yang diingingkan secara tidak baik dan sanggat melanggar ataupun bertentangan dengan kepentingan dan hak asasi yang menderita, Sebab dan kenyataan sosial yang dapat disebut sebagai korban tidak hanya korban perbuatan pidana (kejahatan) saja tetapi dapat korban bencana alam, korban kebijakan pemerintah dan lain-lain.
  • 16. Muladi  Korban (Victim) adalah orang-orang yang baik secara individu maupunkolektif telah menderita kerugian termasuk kerugian fisik atau mental, emosional, ekonomi atau gangguan subtansial terhadap hak- haknya yang fundamental, melalui perbuatan atau komisi yang melanggar hukum pidana di masing-masing negara, termasuk penyalahgunaan kekuasaan.
  • 17. Z.P. Separovic  Korban (victim) adalah “…the person who are threatened, injured or destroyed by an actor or omission of another (mean, structure, organization, or institution) and consequently, a victim would be anyone who has suffered from or been threatened  by a punishabel act (not only criminal act but also other punishable acts as misdemeanors, economic offences, non fulfillment of work duties) or an accidents. Suffering may be caused by another man or another structure, where people are also involved.  orang yang terancam, terluka atau dihancurkan oleh seorang aktor /pelaku atau akibat kelalaian lain (berarti, struktur, organisasi, atau lembaga) dan akibatnya, korban akan siapa saja yang telah menderita atau diancam oleh tindakan punishabel (tidak hanya tindak pidana tetapi juga tindak pidana lainnya sebagai pelanggaran ringan, pelanggaran ekonomi, pemenuhan non tugas kerja) atau kecelakaan. Penderitaan mungkin disebabkan oleh laki- laki lain atau struktur lain, di mana banyak orang yang terlibat.
  • 18. Ralph de Sola  korban (victim) adalah “…person who has injured mental or physical suffering, loss of property or death resulting from an actual or attempted criminal offense committed by another….”.  "... Orang yang telah terluka penderitaan mental atau fisik, kerugian harta benda atau kematian akibat suatu pelanggaran pidana yang sebenarnya atau percobaan yang dilakukan oleh yang lain ....".
  • 19. Cohen  kobar (victim) adalah “ …whose pain and suffering have been neglected by the state while is spends immense resources to hunt down and punish the offender who responsible for that pain and suffering.”  "... Yang sakit dan penderitaan telah diabaikan oleh negara sementara yaitu menghabiskan sumber daya besar untuk memburu dan menghukum pelaku yang bertanggung jawab untuk itu rasa sakit dan penderitaan."
  • 20. Pengertian Viktimologi scr yuridis Korban dalam pengertian yuridis yang termaktub dalam perundang- undangan No.13 Tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan korban adalah seseorang yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana”
  • 21.  Peraturan pemerintah No.2 Tahun 2002 tentang tata cara perlindungan terhadap saksi-saksi dalam pelanggaran HAM yang berat, Korban adalah orang perseorangan atau kelompok orang yang mengalami penderitaan sebagai akibat pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang memerlukan perlindungan fisik dan mental dari ancaman gangguan, terror, dan kekerasan pihak manapun
  • 22. Undang-undang No.23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga Korban adalah “orang yang mengalami kekerasan atau ancaman kekerasan dalam ruang lingkup rumah tangga”
  • 23. Pengertian korban dalam Pasal 1 (3) angka 5 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2002 , adalah:  “orang perorangan atau kelompok yang mengalami penderitaan, baik fisik, mental, maupun emosional, kerugian ekonomi, atau mengalami pengabaian, pengurangan atau perampasan hak-hak dasarnya, sebagai akibat pelanggaran hak asasi manusia yang berat, termasuk korban dan ahli warisnya”
  • 24. Undang-undang No.27 Tahun 2004 tentang komisi kebenaran dan rekonsiliasi Korban adalah orang perseorangan atau kelompok orang yang mengalami penderitaan, baik fisik, mental maupun emosional, kerugian ekonomi atau mengalami pengabaian pengurangan atau perampasan hak-hak dasarnya sebagai akibat pelanggaran hak asasi manusia yang berat termasuk korban atau ahli warisnya.”
  • 25.  Pengertian korban dalam pembahasan disini adalah untuk sekedar membantu dalam menentukan secara jelas batas yang dimaksud oleh pengertian tersebut sehingga diperoleh kesamaan cara pandang. secara  luas,  pengertian  korban  Yang  dimaksud  korban  tidak  langsung  di  sini  seperti,  istri  kehilangan suami, anak yang kehilangan bapak, orang tua yang kehilangan anaknya, dan lainnya
  • 26. Korban diartikan bukan hanya sekedar korban yang menderita langsung, akan tetapi korban tidak langsung pun juga mengalami  penderitaan  yang dpt  diklarifikasikan  sebagai korban suatu kejahatan tidaklah harus berupa individu atau perorangan, tetapi bisa berupa kelompok orang, masyarakat atau juga badan  hukum.
  • 27.  Bahkan pada kejahatan tertentu, korbannya bisa juga berasal dari bentuk kehidupan lainnya. Seperti tumbuhan, hewan atau ekosistem.  Korban semacam ini lazimnya kita temui dalam kejahatan terhadap lingkungan. Namun, dalam pembahasan ini korban sebagaimana dimaksud terkahir tidak termasuk didalamnya
  • 28. Menurut Mendelsohn, berdasarkan derajat kesalahannya korban dibedakan menjadi lima macam, yaitu a. Yang sama sekali tidak bersalah; b. Yang jadi korban karena kelalaiannya; c. Yang sama salahnya dengan pelaku; d. Yang lebih bersalah dari pelaku; e. Yang korban adalah satu-satunya yang bersalah (dalam hal ini pelaku dibebaskan).
  • 30. TUJUAN VIKTIMOLOGI SECARA KESELURUHAN ; 1. UNTUK MENGANALISA PELBAGAI ASPEK YANG BERKAITAN DGN KORBAN; 2. BERUSAHA UNTUK MEMBERIKAN PENJELASAN SEBAB MUSABAB TERJADINYA VIKTIMISASI; 3. MENGEMBANGKAN SISTEM TINDAKAN GUNA MENGURANGI PENDERITAAN MANUSIA.
  • 31.  Melalui viktimologi diharapkan semua permasalahan hidup dan kehidupan yang berkaitan dengan kebobrokan dan bermacam macam “penyakit” masyarakat‐ yang dapat menimbulkan korban, diangkat, dibedah, dianalisis, dan kemudian disajikan demi kepentingan masyarakat sendiri.
  • 32. FUNGSI VIKTIMOLOGI  Viktimologi mempunyai fungsi untuk mempelajari sejauh mana peran dari seorang korban dalam terjadinya tindak pidana, serta bagaimana perlindungan yang harus diberikan oleh pemeritah terhadap seseorang yang telah menjadi korban kejahatan.  Disini dapat terlihat bahwa korban sebenarnya juga berperan dalam terjadinya tindak pidana pencurian, walaupun peran korban disini bersifat pasif tapi korban juga memiliki andil yang fungsional dalam terjadinya kejahatan.
  • 33.  Pada kenyataanya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin timbul suatu kejahatan kalau tidak ada si korban kejahatan, yang merupakan peserta utama dan si penjahat atau pelaku dalam hal terjadinya suatu kejahatan dan hal pemenuhan kepentingan si pelaku yang berakibat pada penderitaan si korban.  Dengan demikian dapat dikatakan bahwa korban mempunyai tanggung jawab fungsional dalam terjadinya kejahatan
  • 35. MANFAAT VIKTIMOLOGI Menurut Arif Gosita dari studi mengenai korban antara lain: 1. Viktimologi mempelajari hakikat siapa itu korban dan yang menimbulkan korban, apa artinya viktimisasi dan proses viktimisasi bagi mereka yang terlibat dalam proses viktimisasi. 2. Akibat dari pemahaman itu, maka akan diciptakan pengertian-pengertian, etiologi kriminal dan konsepsi-konsepsi mengenai usaha- usaha yang preventif, represif dan tindak lanjut dalam menghadapi dan menanggulangi permasalahan viktimisasi kriminal di berbagai bidang kehidupan dan penghidupan;
  • 36. 3. Viktimologi memberikan sumbangan dalam mengerti lebih baik tentang korban akibat tindakan manusia yang menimbulkan penderitaan mental, fisik dan sosial. 4. Tujuannya, tidaklah untuk menyanjung (eulogize) korban, tetapi hanya untuk memberikan beberapa penjelasan mengenai kedudukan dan peran korban serta hubungannya dengan pihak pelaku serta pihak lain. 5. Kejelasan ini sangat penting dalam upaya pencegahan terhadap berbagai macam viktimisasi, demi menegakkan keadilan dan meningkatkan kesejahteraan mereka yang terlihat langsung atau tidak langsung dalam eksistensi suatu viktimisasi.
  • 37.  Viktimologi memberikan keyakinan, bahwa setiap individu mempunyai hak dan kewajiban untuk mengetahui mengenai bahaya yang dihadapinya berkaitan dengan kehidupan, pekerjaan mereka.  Terutama dalam bidang penyuluhan dan pembinaan untuk tidak menjadi korban struktural atau non struktural.  Tujuannya, bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk memberikan pengetian yang baik dan agar waspada.  Mengusahakan keamanan atau hidup aman seseorang meliputi pengetahuan yang seluas- luasnya mengenai bagaimana menghadapi bahaya dan juga bagaimana menghindarinya.
  • 38.  Viktimologi juga memperhatikan permasalahan viktimisasi yang tidak langsung, misalnya: efek politik pada penduduk “dunia ketiga” akibat penyuapan oleh suatu korporasi internasional, akibat-akibat sosial pada setiap orang akibat polusi industri, terjadinya viktimisasi ekonomi, politik dan sosial setiap kali seorang pejabat menyalahgunakan jabatan dalam pemerintahan untuk keuntungan sendiri.  Dengan demikian dimungkinkan menentukan asal mula viktimisasi, mencari sarana menghadapi suatu kasus, mengetahui terlebih dahulu kasus-kasus (antisipasi), mengatasi akibat-akibat merusak, dan mencegah pelanggaran, kejahatan lebih lanjut (diagnosa viktimologis);
  • 39.  Viktimologi memberikan dasar pemikiran untuk masalah penyelesaian viktimisasi kriminal, pendapat-pendapat viktimologi dipergunakan dalam keputusan-keputusan peradilan kriminal dan reaksi pengadilan terhadap pelaku kriminal.  Mempelajari korban dari dan dalam proses peradilan kriminal, merupakan juga studi mengenai hak dan kewajiban asasi manusia.
  • 40. Dikdik M. Mansur dan Elisatris Gultom memberikan gambaran manfaat Viktimologi bagi pihak penegak hukum,; Bagi aparat kepolisian, viktimologi sangat membantu dalam upaya penanggulangan kejahatan. Melalui viktimologi akan mudah diketahui latar belakang yang mendorong terjadinya kejahatan, Mengetahui seberapa besar peranan korban pada terjadinya kejahatan, Bagaimana modus operandi yang biasanya dilakukan oleh pelaku dalam menjalankan aksinya serta aspek aspek lainnya yang terkait.
  • 41. Bagi Kejaksaan  Dalam proses penuntutan perkara pidana di pengadilan, viktimologi dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan berat ringannya tuntutan yang akan diajukan kepada terdakwa;  mengingat dalam praktiknya sering dijumpai korban kejahatan turut menjadi pemicu terjadinya kejahatan.
  • 42. Bagi hakim  Hakim tidak hanya menempatkan korban sebagai saksi dalam persidangan suatu perkara pidana,  Hakim juga harus memahami kepentingan dan penderitaan korban akibat dari sebuah kejahatan atau tindak pidana,  Agar tercapai harapan dari korban terhadap pelaku, terkonkritisasi dalam putusan hakim
  • 43. manfaat dan tujuan viktimologi Penderitaan dlm arti menjadi korban jangka pendek dan jangka panjang yg berupa: 1.kerugian fisik, 2.mental atau moral, 3.sosial, 4.ekonomis, 5.kerugian yg hampir sama sekali dilupakan, diabaikan oleh kontrol sosial yg melembaga sep penegak hukum, penuntut umum, pengadilan, pembina pemasyarakatan.
  • 44. Manfaat viktimologi bagi hukum pidana: 1. Membela hak-hak korban dalam perlindungan hukum; 2. Manfaat yg berkenaan dengan penjelasan peran korban dalam suatu tindak pidana; 3. Manfaat yang berkenaan dengan usaha mencegah terjadinya korban
  • 45. MANFAAT VIKTIMOLOGI : 1. Viktimologi mempelajari hakikat siapa korban, yg menimbulkan korban, arti viktimisasi dan proses viktimisasi dan konsep2 usaha represif dan preventif. 2. Memberikan pemahaman ttg kedudukan dan peran korban dan hubnya dgn plaku., serta hak dan kewajibannya utk mengetahui , mengenali bahaya yg dihdapinya berkaitan dgn pekerjaan mereka. 3. Viktimologi jg memperhatikan permasalahan viktimisasi yg tdk langsung mis; efek politik pada penduduk “dunia ketiga” akibat penyuapan oleh korporasi transnasional, akibat sosial akibat polusi industri, viktimisasi ekonomi, politik dan sosial krn penyalahgunaan jabatan, dgn demikian menentukan asal mula viktimisasi. 4. Memberikan dasar pemikiran untuk mengatasi masalah kompensasi pd korban, pedapat2 viktimologis dipergunakan dlm keputusan peradilan kriminal dan reaksi pengadilan thd perilaku kriminal.
  • 46. Menurut: Arif Ghosita  Viktimologi mempelajari hakikat siapa itu korban dan yang menimbulkan korban, apa artinya viktimisasi dan proses viktimisasi bagi mereka yang terlibat dalam proses viktimisasi.  Akibat dari pemahaman itu, maka akan diciptakan pengertian-pengertian, etiologi kriminal dan konsepsi-konsepsi mengenai usaha-usaha yang preventif, represif dan tindak lanjut dalam menghadapi dan menanggulangi permasalahan viktimisasi kriminal di berbagai bidang kehidupan dan penghidupan;
  • 47.  Viktimologi memberikan sumbangan dalam mengerti lebih baik tentang korban akibat tindakan manusia yang menimbulkan penderitaan mental, fisik dan sosial.  Tujuannya, tidaklah untuk menyanjung (eulogize) korban, tetapi hanya untuk memberikan beberapa penjelasan mengenai kedudukan dan peran korban serta hubungannya dengan pihak pelaku serta pihak lain.  Kejelasan ini sangat penting dalam upaya pencegahan terhadap berbagai macam viktimisasi, demi menegakkan keadilan dan meningkatkan kesejahteraan mereka yang terlihat langsung atau tidak langsung dalam eksistensi suatu viktimisasi
  • 48.  Viktimologi memberikan keyakinan, bahwa setiap individu mempunyai hak dan kewajiban untuk mengetahui mengenai bahaya yang dihadapinya berkaitan dengan kehidupan, pekerjaan mereka. Terutama dalam bidang penyuluhan dan pembinaan untuk tidak menjadi korban struktural atau non struktural. Tujuannya, bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk memberikan pengetian yang baik dan agar waspada. Mengusahakan keamanan atau hidup aman seseorang meliputi pengetahuan yang seluas-luasnya mengenai bagaimana menghadapi bahaya dan juga bagaimana menghindarinya.