Berikut argumentasi saya terkait kasus tersebut:
1. Dari sisi etika kesehatan masyarakat, upaya pengentasan penyakit malaria di Bukit Menoreh sangat penting untuk dilakukan guna melindungi hak masyarakat atas kesehatan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Tindakan pencegahan penularan malaria perlu dilakukan secara masif, terpadu dan berkelanjutan dengan melibatkan multi stakeholder.
2. Secara huk
3. DESKRIPSI SINGKAT
Hukum kesehatan merupakan cabang dari
ilmu hukum yang secara relative masih baru
berkembang di Indonesia.
Hukum kesehatan merupakan cakupan dari
aspek-aspek hukum perdata, hukum
administrasi, hukum pidana dan hukum
disiplin yang tertuju pada sub sistem
kesehatan dalam masyarakat.
4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
• Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami
hukum kesehatan dan etika kesehatan masyarakat.
Tujuan Pembelajaran Khusus
• Secara khusus setelah peserta mempelajari materi ini
diharapkan dapat:
• Menjelaskan proses legislasi hukum kesehatan;
• Menjelaskan etika kesehatan.
5. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
PROSES LEGISLASI
HUKES
• Pengertian Hukes
• Pembangunan
Kesehatan
Berdimensi HAM
ETIKA KESEHATAN
• Pengertian Etika
Kesehatan
Masyarakat
• Argumentasi
Etikolegal Dalam
Permasalahan
Kesehatan
9. a. Pengertian Hukum Kesehatan
• Pengertian Hukes
• Sumber Hukum Hukes
• Ruang Lingkup Hukes
b. Pembangunan Kesehatan berdimensi HAM
10. Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang
berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan
kesehatan dan penerapannya.
Hal ini berarti, hukum kesehatan adalah aturan tertulis
mengenai hubungan antara pihak pemberi pelayanan kesehatan
dengan masyarakat atau anggota masyarakat.
Hukum kesehatan tersebut mengatur hak dan kewajiban
masing-masing penyelenggara pelayanan kesehatan dan
penerima pelayanan kesehatan atau masyarakat
11. Konsep ruang lingkup dalam Hukum
Kesehatan
Konsep Konteks dalam Hukum Kesehatan
Subjek
Hukum
1. Orang (Person): Tenaga Kesehatan (Dokter, Perawat, Rekam Medis, Gizi, dsb),
Pasien (keluarga pasien),
2. Badan Hukum: Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, Organisasi Profesi, Asosiasi
Fasilitas Kesehatan, institusi lainnya yang aktifitas utamanya di bidang
kesehatan baik langsung maupun tidak langsung.
Objek
Hukum
Perjanjian terapeutik (jasa medis) dan mencakup upaya pengobatan atau pelayanan
kesehatan (tindakan pengobatan atau tindakan pencegahan, promotive maupun
rehabilitative) atau inspanning verbintennis
Perjanjian lainnya resultaat verbintennis: misalnya perjanjian pengadaan obat, alkes
dan perjanjian kerja antara dokter atau tenaga kesehatan dengan Dinas Kesehatan
atau pemda.
Peristiwa
Hukum
Kelalaian Medis atau kesalahan medis (dianalisis kembali apakah ini termasuk
pelanggaran hukum atau pelanggaran etis).
13. Sumber hukum dalam hukum kesehatan
meliputi hukum tertulis, yurisprudensi, konsensus, traktat,
dan pendapat para ahli (doktrin).
Dilihat dari objeknya, maka hukum kesehatan mencakup
segala aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan (zorg voor de gezondheid) atau hukum kesehatan
memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan kompleks.
Ada 30 (tiga puluh) jenis peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan kesehatan (Jayasuriya)
14. Secara umum dari lingkup hukum kesehatan, materi muatan
yang dikandung di dalam asasnya ialah memberikan
perlindungan kepada individu, masyarakat dan
memfasilitasi penyelenggaraan upaya kesehatan agar
tujuan kesehatan dapat tercapai.
Ada lima fungsi yang mendasari hukum kesehatan, yaitu :
1. pemberian hak;
2. penyediaan perlindungan;
3. peningkatan kesehatan;
4. pembiayaan kesehatan, dan
5. penilaian terhadap kuantitas dan kualitas dalam
pemeliharaan kesehatan (Jayasuriya)
15. Asas hukum kesehatan bertumpu pada hak atas pemeliharaan
kesehatan sebagai hak dasar social (the right to health care)
yang ditopang oleh dua hak dasar individual terdiri dari
hak atas informasi (the right to information) dan hak untuk menentukan
nasib sendiri (the right of self determination). (Hermien
Hadiati Koeswadji)
Tautan antara hukum kesehatan dengan hak untuk sehat :
hak atas pemeliharaan kesehatan mencakup
berbagai aspek yang merefleksikan pemberian perlindungan dan
pemberian fasilitas dalam pelaksanaannya.
Untuk merealisasikan hak atas pemeliharaan bisa juga mengandung
pelaksanaan hak untuk hidup, hak atas privasi, dan hak untuk
memperoleh informasi
(Roscam Abing)
16. Ada beberapa asas hukum di dalam ilmu kesehatan, yaitu:
a) “Sa science et sa conscience” artinya ya ilmunya dan ya hati nuraninya. Maksud dari
pernyataan ini adalah bahwa kepandaian seorang ahli kesehatan tidak boleh bertentangan
dengan hati nurani dan kemanusiaannya. Biasanya digunakan pada pengaturan hak-hak
dokter, dimana dokter berhak menolak dilakukannya tindakan medis jika bertentangan
dengan hati nuraninya.
b) “Agroti Salus Lex Suprema” artinya keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi.
c) “Deminimis noncurat lex” artinya hukum tidak mencampuri hal-hal yang sepele. Hal ini
berkaitan dengan kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Selama kelalaian
tersebut tidak berdampak merugikan pasien maka hukum tidak akan menuntut.
d) “Res Ipsa liquitur” artinya faktanya telah berbicara. Digunakan di dalam kasus-kasus
malpraktek dimana kelalaian yang terjadi tidak perlu pembuktian lebih lanjut karena
faktanya terlihat jelas.
17. Politik Hukum dalam Proses Legislasi Hukum
KesehatanRegulasi kesehatan adalah seperangkat aturan tertulis
bidang kesehatan yang dibuat oleh badan legislatif
maupun stakeholder terkait.
Regulasi di bidang kesehatan dibuat dengan tujuan
untuk mengatur pelaksanaan dan penyelenggaraan
bidang kesehatan di Indonesia.
Dinas Kesehatan memiliki peran sebagai regulator di daerah
yang merupakan perpanjangan tangan dari
Kementerian Kesehatan memiliki peran ganda dalam
melakukan pembentukan regulasi kesehatan
dan implementasinya di daerah
18. UUD 1945
Ketetapan MPR
Undang-undang dan Perppu
Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan Presiden (Perpres)
Peraturan Daerah (Perda Provinsi/Kabupaten/Kota) Dan
Peraturan kepala daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota)
19. ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN PERUU_AN
Lex superiori derogat legi inferiori yaitu
peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan
peraturan yang rendah (peraturan yang lebih
tinggi kedudukannya akan didahulukan).
Lex specialis derogat legi generali yaitu peraturan
yang bersifat khusus mengesampingkan peraturan
yang bersifat umum.
Lex posteriori derogat legi lex priori yaitu peraturan
baru mengesampingkan peraturan yang lama.
20. a. Pengertian Etika Kesehatan Masyarakat
•Pengertian Etika
•Perbedaan Etika dan Hukum
•Asas-asas Etika Kesehatan
b. Argumentasi Etikolegal dalam Permasalahan
Kesehatan
21. Etika adalah pedoman, patokan, ukuran
untuk menilai perilaku manusia yang baik atau buruk yang berlaku
secara umum dalam kehidupan bersama. (Veronika Komalawati)
Secara sistematis, etika dibedakan menjadi 2 jenis:
a. Etika Umum, membahas mengenai prinsip-prinsip dasar
dari masyarakat.
b. Etika Khusus, menerapkan prinsip-prinsip dasar dari moral
masing-masing bidang kehidupan manusia.
Kajian etika dan hukum kesehatan mengharuskan Anda memahami perbedaan
yang tidak sederhana antara etika dan hukum kesehatan.
Di mana teknologi yang berkembang semakin canggih mengakibatkan
arus informasi mudah akses. Namun, juga turut menyumbang persepsi yang
seringnya keliru memaknai mengenai etika dan hukum dalam bidang kesehatan.
Etika dan Hukum kesehatan memiliki perbedaan dan persamaan tentunya.
23. No.
Perbandingan Etika dan Hukum Kesehatan
Persamaan Perbedaan
1. Etika dan hukum kesehatan sama-sama
merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup
bermasyarakat dalam bidang kesehatan.
Etika kesehatan hanya berlaku dilingkungan masing-masing profesi
kesehatan, sedangkan hukum kesehatan berlaku untuk umum.
2. Sebagai objeknya adalah sama yakni masyarakat
baik yang sakit maupun yang tidak sakit (sehat).
Etika kesehatan disusun berdasarakan kesepakatan anggota
masingmasing profesi, sedangkan hukum kesehatan disusun oleh badan
pemerintahan, baik legislative (Undang-Undang = UU, Peraturan Daerah
= Perda), maupun oleh eksekutif ( Peraturan Pemerintah / PP, Kepres.
Kepmen, dan sebagainya).
3. Masing-masing mengatur kedua belah pihak
antara hak dan kewajiban, baik pihak yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan maupun
yang menerima pelayanan kesehatan agar tidak
saling merugikan.
Etika kesehatan tidak semuanya tertulis, sedangkan hukum kesehatan
tercantum atau tertulis secara rinci dalam kitab undang-undang atau
lembaran Negara lainnya.
4. Keduanya menggugah kesadaran untuk bersikap
manusiawi, baik peyelenggara maupun penerima
pelayanan kesehatan.
Sanksi terhadap penyelenggaraan etika kesehatan berupa tuntunan,
biasanya dari organisasi profesi, sedangkan sanksi pelanggaran hukum
kesehatan adalah “ tuntutan “, yang berujung pada pidana atau hukuman.
5. Baik etika maupun hukum kesehatan merupakan
hasil pemikiran dari para pakar serta pengalaman
para praktisi bidang kesehatan.
Pelanggaran etika kesehatan diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Etik
Profesi dari masing-masing organisasi profesi, sedangkan pelanggaran
hukum kesehatan diselesaikan lewat pengadilan.
6. Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik, sedangkan
untuk pelanggaran hukum pembuktiannya memerlukan bukti fisik.
24. Proses legislasi hukum kesehatan
berpedoman kepada asas-asas pembentukan
peraturan perundang-undangan yang baik
dan benar dengan melihat hierarki peraturan
perundang-undangan sebagaimana diatur
dalam UU No. 12 Tahun 2011. Dalam proses
legislasi hukum kesehatan selalu
dipengaruhioleh politik hukum.
25. Etika kesehatan masyarakat adalah suatu tatanan moral
berdasarkan sistem nilai yang berlaku secara universal dalam
eksistensi mencegah perkembangan resiko pada individu,
kelompok dan masyarakat yang mengakibatkan penderitaan
sakit dan kecacatan, serta meningkatkan keberdayaan
masyarakat untuk hidup sehat dan sejahtera. Etika kesehatan
masyarakat sangat berbeda dengan etika kedokteran yang
menyatakan bahwa dalam menjalankan pekerjaan kedokteran
seorang dokter janganlah dipengaruhi oleh pertimbangan-
pertimbangan pribadi, seorang dokter harus senantiasa
mengingat kewajiban melindungi hidup makhluk insani, seorang
dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan, seorang dokter harus tetap memelihara
kesehatan dirinya.
28. Kasus
Permasalahan berkembangnya nyamuk malaria yang mengakibatkan penyakit malaria di wilayah Bukit Menoreh
yang berlokasi di tiga kabupaten menjadi perhatian serius pemerintah. Bahkan permasalahan ini melibatkan tiga
kementerian yang terdiri Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Dan
Transmigrasi RI, serta Kementerian Dalam Negeri RI untuk fokus mengentaskan bukit menoreh terbebas dari
malaria. Berbagai upaya perlu dilakukan dengan melibatkan baik pemerintah daerah maupun dengan bantuan
pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
Berikan argumentasi saudara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Bagaimana bentuk upaya penanggulangan yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah lintas batas
wilayah dalam kasus di atas?
2. Dapatkah Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 293 Tahun 2009 tentang eliminasi malaria, digunakan
sebagai landasan yuridis dalam penyelesaian masalah ini?
3. Bagaimana mekanisme penanganan lintas batas wilayah dan stakeholder terkait dalam penanganan
kasus di atas? Dapatkah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota lintas batas membuat kebijakan hukum
daerah secara bersama-sama? Jelaskan argumentasi saudara!