Protokol bisnis adalah pedoman perilaku dan pelaksanaan tugas karyawan perusahaan yang bertujuan untuk menyatukan karyawan dalam tujuan bersama dan memastikan tugas dijalankan sesuai preferensi pemilik perusahaan. Protokol bisnis membantu menghadirkan tampilan seragam dan profesional karyawan kepada publik dan memastikan tugas dilaksanakan dengan cepat dan mandiri.
2. What is Business Protocol?
• Protokol bisnis adalah istilah umum yang dapat
mendefinisikan beberapa aspek bisnis. Segala
sesuatu mulai dari perilaku dan pakaian seragam
hingga pelaksanaan tugas ditentukan di bawah
protokol bisnis. Protokol bisnis ini dijadikan sebagai
pedoman.
• Pedoman ini biasanya ditentukan untuk setiap
karyawan setelah dipekerjakan.
• Karyawan biasanya diminta untuk menandatangani
sebagai bukti tertulis bahwa mereka telah
membaca, memahami, dan menyetujui ketentuan-
ketentuan protokol bisnis mereka.
3. Tujuan Protokol Bisnis
• Tujuan protokol bisnis adalah untuk mendorong semua
karyawan di perusahaan untuk bertindak secara seragam
dan memenuhi etika bisnis.
• Etika bisnis dapat dikembangkan untuk pertemuan dan
konferensi tatap muka, dan cara menangani panggilan
telepon atau email dengan publik, mitra, atau donatur.
Suatu bisnis dapat melakukan brainstorming pertanyaan-
pertanyaan sulit yang mungkin ditanyakan oleh publik,
mitra, donatur atau media dan memberi karyawan cara-
cara positif untuk menjawab tantangan-tantangan ini.
• Protokol bisnis membantu memastikan bahwa semua
karyawan memahami peran mereka dalam perusahaan,
tugas dan tantangan yang mereka hadapi, dan bagaimana
cara menjalankannya secepat dan seakurat mungkin.
4. Benefits dari Protokol Bisnis
• Protokol bisnis membantu menghadirkan tampilan
karyawan secara seragam dan profesional kepada
publik, mitra dan donatur.
• Protokol bisnis dapat menyatukan karyawan di
bawah tujuan bersama dan memastikan bahwa
tugas dijalankan sesuai preferensi pemilik
perusahaan. Kebingungan dihilangkan dan
karyawan dapat dipercaya untuk melakukan tugas
dengan cepat dan mandiri.
• Dengan adanya protokol dan etiket bisnis ini,
Karyawan akan dapat membuat keputusan dengan
tepat, berdasarkan informasi tentang
perusahaannya.
6. By : Kanaidi, SE., M.Si., cSAP
kanaidi963@gmail.com HP. 08122353284
BUSINESS ETHICS
7. ETIKA (ETHICS)
adalah :
• The study of how our decisions affect other
people (studi tentang bagaimana keputusan-
keputusan kita mempengaruhi orang lain).
• The study of people’s rights and duties and of
the rules that people apply in making decisions
(studi tentang hak dan kewajiban manusia dan
tentang aturan-aturan yang digunakan oleh
manusia dalam pengambilan keputusannya).
• The studi of rights and of who is-or should be-
benefited or harmed by an action (studi tentang
hak dan tentang siapa yang memperoleh-atau yang
seharusnya memperoleh-manfaat atau kerugian
dari suatu tindakan).
8. Pendapat lain …
Pendapat lain mengatakan bahwa etika mengandung sejumlah
pengertian :
• Pertama : Etika sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral
yang digunakan oleh seseorang atau sebuah kelompok
sebagai pegangan bagi tingkah lakunya. Atau singkatnya, etika
adalah sistem nilai (Bertens, 1993).
• Kedua : Etika sebagai kumpulan prinsip dan nilai moral
yang mengatur perilaku sebuah kelompok, khususnya suatu
profesi. Dalam pengertian ini etika sering disebut sebagai
kode etik atau etika profesi (profesional ethics). P.F.
Camenisch mengatakan bahwa profesi adalah moral
community yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama
(dalam Bertens, 1993).
• Ketiga: Etika sebagai ilmu tentang apa yang baik dan
buruk; tentang apa yang harus dilakukan manusia dan apa
yang tidak boleh dilakukan. Di sini etika adalah filsafat moral.
9. • Etika berkenaan dengan pendapat tentang benar
dan salah, lebih khusus kewajiban moral
seseorang pada masyarakat.
• Etika ini merupakan sistem ungkapan-ungkapan
yang menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap
manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang
dianggap penting dalam hidupnya.
• Etika para manajer akan sangat mempengaruhi
keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatan
organisasi, yang harus berdasarkan pada nilai-
nilai atau standar moral yang dianggap baik dan
luhur dalam suatu lingkungan atau masyarakat.
ETIKA (ETHICS) …
10. BENTUK-BENTUK ETIKA MANAJEMEN
1. Immoral Management ; an approach that not only lacks
ethical principles but is actively opposed to ethical behavior
(suatu pendekatan yang tidak hanya mengabaikan prinsip-prinsip
etika, tetapi juga secara aktif menantang perilaku etis).
2. Moral Management ; an approach that strives to follow
ethical principles and precepts (suatu pendekatan yang
berusaha secara sungguh-sungguh untuk mengikuti/ mematuhi
prinsip-prinsip dan aturan etika).
3. Amoral Management ; an approach that neither immoral
nor moral, but rather, ignores or is oblivious to ethical
considerations (suatu pendekatan yang tidak bersifat immoral
atau moral, tetapi lebih bersifat mengabaikan/melalaikan
pertimbangan-pertimbangan etika).
11. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN YANG
ETIS
• Pilih orang yang tepat (Hire the right people).
• Tetapkan standar, bukan aturan-aturan (Set
standards more than rules).
• Jangan biarkan diri anda terasing (Don’t let
yourself get isolated).
• Tindakan yang paling penting; pastikan bahwa
teladan etika yang anda tunjukkan adalah
contoh yang selalu tanpa cela ( Most
important, make sure your ethical example is
absolutely impeccable at all times).
12. PEDOMAN ETIKA
bagi MANAJEMEN
• Patuhi hukum (Obey the law).
• Katakan yang benar itu adalah benar (Tell the truth).
• Hormati orang lain (Show respect for people).
• “Lakukan sesuatu untuk orang lain sebagimana anda
inginkan orang lain melakukannya untukmu” (Do unto
others as you would have them do unto you).
• Di atas segalanya ; jangan lakukan kekerasan (Above
all : Do No Harm).
• Praktekkan partisipasi, bukan paternalisme (Practice
participation, not paternalism).
• Selalu bertindak ketika anda punya kewajiban (Always
act when you have responsibility).
13. • Etika Bisnis (business ethic) dapat diartikan sebagai
pengetahuan tentang tata cara ideal dalam pengaturan dan
pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas
yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial,
dan pengetrapan norma dan moralitas ini menunjang maksud
dan tujuan kegiatan bisnis (Muslich, 1998: 4).
• Karena etika tidak hanya menyangkut masalah pemahaman
terhadap aturan penyelenggaraan perusahaan, maka penulis
mengartikan etika bisnis sebagai batasan-batasan sosial,
ekonomi, dan hukum yang bersumber dari nilai-nilai
moral masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan
oleh perusahaan dalam setiap aktivitasnya.
BUSINESS ETHICS (Etika Bisnis)
14. • Pengelolaan perusahaan yang dibatasi oleh
ketersediaan sumber daya menuntut perilaku
perusahaan (corporate behavior) yang dapat
membangun etika dalam berbisnis.
• Sebagai contoh, dalam meningkatkan penjualan,
perilaku perusahaan terhadap pelanggan atau
konsumen tampak pada upaya-upaya yang dilakukan
untuk mempertinggi nilai guna yang dipersepsi
konsumen (perceived use value) dan memperendah
harga yang dipersepsi (perceived price) terhadap
produk yang ditawarkan, seperti terlihat dalam
aktivitas pemasaran terutama periklanan (advertising)
dan promosi penjualan (sales promotion).
BUSINESS ETHICS (Etika Bisnis) …
15. • Etika bisnis dalam perusahaan merupakan suatu
hal yang sangat penting karena untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya
saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
diperlukan suatu landasan yang kokoh.
• Biasanya dimulai dari perencanaan strategis ,
organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan
yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
BUSINESS ETHICS (Etika Bisnis) …
16. • Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan
masyarakat dan akan sangat kontra produktif,
misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan
beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat
menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
• Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-
nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki
peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama
apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang
tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem
remunerasi atau jenjang karier.
• Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi perusahaan oleh karena itu semaksimal
mungkin harus tetap dipertahankan.
BUSINESS ETHICS (Etika Bisnis) …
17. • Meningkatkan persaingan antara kelompok
bisnis menjadikan masing-masing pelaku
bisnis meningkatkan daya saingnya melalui
peningkatan keunggulan bersaing
(competitive advantage) agar tetap bertahan
(survive) dan meningkatkan kinerja
perusahaan (performance corporate) secara
keseluruhan.
• Batasan-batasan sumber daya, baik sumber
daya alam (SDA), modal, manusia, teknologi,
dan keterampilan menuntut perusahaan
untuk selalu beroperasi dalam batas-batas
etika yang disepakati.
BUSINESS ETHICS (Etika Bisnis) …
18. • Etika bisnis adalah salah satu cara
melakukan kegiatan bisnis yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, dan masyarakat.
• Dalam perusahaan, etika bisnis dapat
membentuk nilai, norma, dan perilaku
karyawan hingga pimpinan dalam
membangun hubungan yang baik, adil, dan
sehat dengan pelanggan, rekan kerja,
pemegang saham, hingga masyarakat
BUSINESS ETHICS (Etika Bisnis) …
19. • Perubahan-perubahan besar dalam
prakatik pengelolaan bisnis dewasa ini
menyebabkan perhatian terhadap etika
bisnis (business ethic) semakin penting.
• Chandra.R (1995: 20) mengamati
sekurang-kurangnya terdapat enam
perubahan besar didunia bisnis, terutama
di Indonesia dalam tiga dekade terakhir
ini.
Perubahan yg Berpengaruh
terhadap BUSINESS ETHICS
20. Perubahan yg Berpengaruh
terhadap BUSINESS ETHICS …
Keenam perubahan yang mempengaruhi berbagai
faktor ini diduga membuat etika menjadi persoalan
yang mendasar, yakni sebagai berikut:
1. Perkembangan di lingkungan nasional secara umum.
2. Perkembangan di lingkungan nasional akibat
intervensi atau bimbingan pemerintah.
3. Perkembangan di lingkungan global/internasional
4. Perubahan tuntutan konsumen bagi perusahaan.
5. Perkembangan hubungan pemasok-perusahaan.
6. Perkembangan tuntutan agar perusahaan
menjalankan fungsi sosial lebih baik.
21. Ciri-ciri dari Masalah Etika Bisnis
• Perilaku perusahaan beserta perangkat internalnya
dalam interaksi dengan lingkungan sekitar akan
menentukan kualitas keberadan perusahaan.
• Sama halnya dengan interakasi manusia dalam
masyarakat, di mana eksistensi dan kualitas hidup
manusia ditentukan berdasarkan pada referensi nilai
dan norma normal.
• Secara sederhana, masalah etika bisnis muncul bila
terjadi konflik tanggung jawab, atau konflik loyalitas.
• Hal ini muncul karena kepentingan diri sendiri dan
kepentingan orang lain bertabrakan dan kepentingan
orang lain mungkin dikorbankan demi diri sendiri atau
kelompok sendiri dalam prkatik bisnis.
22. ciri-ciri lain dari masalah etika bisnis adalah adanya dilema di mana
orang harus:
• memilih antara hal yang benar dan yang salah, atau salah
dengan lebih salah;
• memilih antara baik dan buruk;
• memilih antara tujuan atau secara baik;
• mempertimbangkan situasi yang kompleks;
• memilih antara survival atau hati nurani;
• memilih antara kekurangan dengan tertib administrasi;
• ada konflik antara motivasi dan hasil/akibat yang
ditimbulkannya;
• apapun keputusan ada harga yang mesti dibayar/resiko
yang harus diambil;
• apapun keputusannya, tidak mungkin orang menghindar
dari masalah ini;
• salah satu tanda yang paling sering muncul ialah adanya
pergulatan dalam hati si pemeran bisnis yang menghadapi
masalah tersebut.
23. Code of Conduct &
Sistem Pengawasan
Untuk memudahkan penerapan etika
perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka
nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis
harus dituangkan ke dalam manajemen
korporasi, yaitu dengan cara :
• Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik
(code of conduct)
• Memperkuat sistem pengawasan
• Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk
karyawan secara terus-menerus.
24. Otonomi dalam menjalankan fungsi bisnis
yang berwawasan etika bisnis ini meliputi
tindakan manajerial, yaitu:
1. Dalam pengambilan keputusan bisnis.
2. Dalam tanggung jawab kepada : diri
sendiri, para pihak yang terkait, dan
pihak-pihak masyarakat dalam arti luas.