1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
Bab2 (materi akuntansi)
1. PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN
Transaksi keuangan yang dicatat dalam tabel persamaan dasar akuntansi
mengharuskan pencatatan transaksi yang berhubungan dengan modal, yaitu:
investasi pemilik, perolehan penghasilan, prive, dan pengeluaran untuk beban
usaha dicatat dalam satu kolom.
Pencatatan transaksi yang akan dilakukan selanjutnya adalah pencatatan dalam
buku catatan yang berbentuk huruf T, selanjutnya akan disebut buku bentuk T. Ini
merupakan bentuk pencatatan awal dan paling sederhana dari transaksi keuangan
yang terjadi. Untuk dapat melakukan pencatatan dalam buku bentuk T ini, terlebih
dahulu harus dikuasai pola dasar pencatatan dan istilah yang digunakan berikut:
Buku bentuk biasa disebut “T Account”, formatnya seperti di bawah ini:
Judul Catatan
Bagian Kiri/Left Side Bagian Kanan/Right Side
Debet/Debit Kredit/CREDIT
Catatan dalam buku bentuk T di atas juga sering disebut mencatat dalam rekening
buku besar. Maksud dari Rekening disini adalah catatan yang dipakai untuk tiap-
tiap bagian komponen keuangan perusahaan. Kumpulan dari buku besar atau
rekening disebut Ledger.
Sisi sebelah Debit digunakan untuk:
Bertambah untuk rekening harta (Assets Account)
Berkurang untuk rekening kewajiban (Liabilities Account)
Berkurang untuk rekening modal (Capital Account)
Sisi sebelah Credit digunakan untuk:
Berkurang untuk rekening harta (Assets Account)
Bertambah untuk rekening kewajiban (Liabilities Account)
Bertambah untuk rekening modal (Capital Account)
Jika digambarkan dalam buku bentuk T, akan tergambar seperti berikut:
Rekening Harta
Debit Credit
Penambahan Pengurangan
(Increase) (Decrease)
Rekening Kewajiban (Utang)
Debit Credit
Pengurangan Penambahan
(Decrease) (Increase)
16
PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN
dan
LAPORAN KEUANGAN
2. Rekening Modal
Debit Credit
Pengurangan Penambahan
(Decrease) (Increase)
Jika terjadi transaksi keuangan yang menyebabkan perubahan dalamm posisi
modal dicatat secara terpisah sehingga mempunyai beberapa catatan yang terdiri
dari Modal Pemilik sebagai judul untuk investasi pemilik perusahaan, catatan
untuk Penghasilan, catatan untuk Beban Usaha, dan catatan untuk Prive secara
terpisah. Posisi catatannya dalam buku bentuk T akan tampak seperti berikut:
Modal Pemilik
Debit Credit
Pengurangan Penambahan
(Decrease) (Increase)
Pengambilan Pribadi (Prive)
Debit Credit
Penambahan Pengurangan
(Increase) (Decrease)
Penghasilan
Debit Credit
Pengurangan Penambahan
(Decrease) (Increase)
Beban Usaha
Debit Credit
Penambahan Pengurangan
(Increase) (Decrease)
Jika diringkaskan, uraian di atas akan tampak seperti berikut :
Bagian Kiri (Left Side) = Debit Bagian Kanan (Right Side)
Harta/Aktiva (+) Harta/Aktiva (-)
Utang/Kewajiban (-) Utang/Kewajiban (+)
Modal/Klaim (-) Modal/Klaim (+)
Penghasilan (-) Penghasilan (+)
Beban-beban (+) Beban-beban (-)
Untuk memperjelas cara pencatatannya, perhatikan contoh di bawah ini:
1. Tn. Isur menginvestasikan uang tunai Rp 10.000.000,00 untuk memulai usahanya
2. Membayar sewa kantor untuk tiga bulan kedepan sebesar Rp 260.000,00
3. Membeli kendaraan untuk keperluan usaha Rp 6.000.000,00
4. Membeli peralatan untuk usaha Rp 2.000.000,00 secara kredit dari PT Bahtera
5. Membeli perlengkapan senilai Rp 700.000,00.
6. Dijual peralatan yang tidak terpakai kepada PT Dimas Rp 600.000,00 diterima
tunai hari ini Rp 200.000,00
17
3. 7. Diterima angsuran pembayaran dari PT Dimas Rp 100.000,00
8. Membayar utang kepada PT Bahtera Rp 500.000,00
9. Menjual satu rumah dengan mendapatkan komisi sejumlah Rp 1.700.000,00
10. Komisi penjualan rumah lainnya baru akan diterima bulan depan Rp 1.500.000,00
11. Tuan Isur mengambil untuk kepentingan pribadi Rp 400.000,00
12. Membayar gaji pegawai untuk bulan ini Rp 1.320.000,00
13. Membayar rekening telepon bulan ini Rp 140.000,00
14. Membayar biaya iklan Rp 120.000,00
Penyelesaian Pencatatan :
Transaksi 1.
Tn. Isur menginvestasikan uang tunai Rp 10.000.000,00 untuk memulai usahanya
Analisis :
Kas (uang tunai) perusahaan bertambah dan dicatat pada posisi sebelah debit dan
dilain pihak bertambah Modal Tuan Isur dengan jumlah yang sama dan dicatat pada
posisi sebelah kredit rekening modal seperti berikut :
D K a s K D Modal Tuan Isur K
1) 10.000.000 1) 10.000.000
Transaksi 4.
Membeli peralatan untuk usaha Rp 2.000.000,00 secara kredit dari PT Bahtera
Analisis :
Akibat pembelian ini harta berupa Peralatan bertambah, penambahan ini dicatat pada
sisi sebelah debit. Karena pembelian ini dilakukan secara kredit, hal ini menyebabkan
Utang Usaha bertambah dan dicatat pada sisi sebelah kredit. Hasilnya tampak seperti
berikut:
D Utang Usaha K D Peralatan K
4) 2.000.000 4) 2.000.000
Transaksi 5.
Membeli perlengkapan senilai Rp 700.000,00.
Analisis :
Transaksi ini tidak menyebutkan dilakukan secara tunai atau kreditnya, utnuk hal ini
berlaku kesepakatan jika tidak ada pernyataan tersebut maka transaksi dilakukan
secara tunai. Pembelian menyebabkan harta berupa Perlengkapan bertambah dan
dicatat diposisi debet; selanjutnya diimbangi dengan berkurangnya harta yang lain
yaitu Kas dan akan dicatat pada sisi sebelah kredit. Hasilnya tampak seperti berikut :
D K a s K D Perlengkapan K
1) 10.000.000 2) 260.000 5) 700.000
3) 6.000.000
5) 700.000
Transaksi 6.
Dijual peralatan yang tidak terpakai kepada PT Dimas Rp 600.000,00 diterima tunai
hari ini Rp 200.000,00
Analisis :
18
4. Transaksi ini menimbulkan bertambahnya Kas sebesar Rp 200.000,00 dan dicatata
diposisi debit. Karena seluruh harga penjualan ini dibayar, maka timbul tagihan
(Piutang) kepada PT Dimas sebesar Rp 400.000,00 – penambahan Piutang Usaha ini
juga dicatat diposisi debit, sedangkan harta lainnya berupa Peralatan berkurang
karena telah dijual dan dicatat di posisi kredit senilai Rp 600.000,00 seperti berikut :
D K a s K D Piutang Usaha K
1) 10.000.000 2) 260.000 6) 400.000
6) 200.000 3) 6.000.000
5) 700.000
D Peralatan K
4) 2.000.000 6) 600.000
Transaksi 7.
Diterima angsuran pembayaran dari PT Dimas Rp 100.000,00
Analisis :
Adanya pembayaran dari PT Dimas maka tagihan ke PT Dimas berkurang sebesar
jumlah yang dibayarnya, ini akan dicatat pada sisi sebelah kredit Piutang Usaha,
sedangkan untuk Kas akan bertambah senilai tersebut dan dicatat pada sisi sebelah
debit. Hasilnya tampak seperti berikut :
Analisis :
Pembayaran kepada PT Bahtera ini menyebabkan berkurangnya hutang kepada yang
bersangkutan, ini menyebabkan Utang Usaha dicatat pada sisi sebelah debit. Dilain
pihak dengan membayarnya utang ini maka Kas berkurang dicatat pada sisi sebelah
kredit, seperti berikut:
D K a s K D Utang Usaha K
1) 10.000.000 2) 260.000 8) 500.000 4) 2.000.000
6) 200.000 3) 6.000.000
7) 100.000 5) 700.000
8) 500.000
Transaksi 9.
Menjual satu rumah dengan mendapatkan komisi sejumlah Rp 1.700.000,00.
Analisis :
Penambahan ini mengakibatkan harta bertambah berupa Kas dicatat di sisi sebelah
debit, sedangkan komisi penjualan rumah dicatat pada sisi sebelah kredit Pendapatan
Komisi. Hasilnya akan terlihat seperti berikut:
D K a s K D Pendapatan Komisi K
1) 10.000.000 2) 260.000 9) 1.700.000
6) 200.000 3) 6.000.000
7) 100.000 5) 700.000
9) 1.700.000 8) 500.000
19
5. Transaksi 11.
Tuan Isur mengambil untuk kepentingan pribadi Rp 400.000,00
Analisis :
Penggunaan harta perusahaan untuk keperluan pribadi ini mengakibatkan harta
berupa Kas berkurang dan dicatat pada sisi sebelah kredit, serta mengurangi jumlah
modal pemilik yang akan dicatat dalam catatan Prive Tuan Isur pada sisi sebelah
debit. Hasilnya tampak seperti berikut:
D K a s K D Prive Tuan Isur K
1) 10.000.000 2) 260.000 11) 400.000
6) 200.000 3) 6.000.000
7) 100.000 5) 700.000
9) 1.700.000 8) 500.000
11) 400.000
Transaksi 12.
Membayar gaji pegawai untuk bulan ini Rp 1.320.000,00
Analisis :
Pembayaran gaji pegawai merupakan beban yang akan mengurangi modal pemilik
dan harta (= Kas) yang digunakan untuk menutup beban ini pun berkurang.
Pencatatan akan dilakukan dengan cara mendebit Beban Gaji dan Kas akan dicatat di
sebelah kredit. Setelah dicatat, hasilnya akan tampak seperti berikut :
D K a s K D Beban Gaji K
1) 10.000.000 2) 260.000 12) 1320.000
6) 200.000 3) 6.000.000
7) 100.000 5) 700.000
9) 1.700.000 8) 500.000
11) 400.000
12) 1.320.000
Transaksi 13 dan 14.
Membayar rekening telepon bulan ini Rp 140.000,00 dan biaya iklan Rp 120.000,00.
Analisis :
Analisa transaksi untuk penyelesaian beban usaha, uraian analisisnya sama dengan
contoh kasus nomor 12 di atas, yang berbeda hanya terletak dalam penamaan dari
beban yang diselesaikan tersebut. Dalam kasus nomor 13 dan 14 berarti beban yang
harus diakui adalah Beban Telepon dan Beban Iklan. Setiap beban yang dibayar akan
dicatat di sebalah debit dan untuk Kas akan dicatat disebelah kredit. Hasil dari
pencatatan kasus nomor 13 dan 14 di atas tampak pada halaman berikut:
D K a s K D Beban Telepon K
20
6. 1) 10.000.000 2) 260.000 13) 140.000
6) 200.000 3) 6.000.000
7) 100.000 5) 700.000
9) 1.700.000 8) 500.000
D Beban Iklan K11) 400.000
12) 1.320.000 14) 120.000
13) 140.000
14) 120.000
Ke empat belas transaksi yang telah dicatat per tanggal di muka, jika diringkaskan
akan tampak hasilnya sebagai berikut:
D K a s K D Piutang Usaha K
1) 10.000.000 2) 260.000 6) 400.000 7) 100.000
6) 200.000 3) 6.000.000 10) 1.500.000
7) 100.000 5) 700.000
9) 1.700.000 8) 500.000
11) 400.000
D Peralatan K12) 1.320.000
13) 140.000 4) 2.000.000 6) 600.000
14) 120.000
D Sewa Dibayar Dimuka K D Kendaraan K
2) 260.000 3) 6.000.000
D Perlengkapan Kantor K D Pendapatan Komisi K
5) 700.000 9) 1.700.000
10) 1.500.000
D Prive Tuan Isur K D Modal Tuan Isur K
11) 400.000 1) 10.000.000
D Beban Gaji K D Utang Usaha K
12) 1.320.000 8) 500.000 4) 2.000.000
D Beban Iklan K D Beban Telepon K
14) 120.000 13) 140.000
21
7. BENTUK REKENING (ACCOUNT)
Catatan bentuk T (T Account) merupakan bentuk catatan yang paling sederhana dalam
akuntansi. Catatan bentuk ini berasal dari bentuk standar catatan dua kolom (Two-
Coloumn Account) seperti tergambar di bawah ini:
Account Name : Cash Account No.: 111
Date Items
Post
Ref.
Amount Date Items
Post
Ref.
Amount
Jan 1 10.000.000 Jan 2 260.000
6 200.000 3 6.000.000
7 100.00
0
5 700.000
9 1.700.000 8 500.000
12.000.000 11 400.000
12 1.320.000
13 140.000
14 120.000
9.440.000
Selain bentuk dua kolom, ada juga bentuk empat kolom. Bentuk catatan empat kolom
banyak digunakan dalam praktek pencatatan sehari-hari. Hal ini terjadi karena dengan
mencatat dalam bentuk catatan empat kolom ini pencatata akan dapat mengetahui
saldo setiap rekening setiap saat. Bentuk rekening empat kolom tergambar seperti
berikut ini:
Account Name : Cash Account Number : 111
Date Items
Post
Ref.
Debit Credit
Balance
Debit Credit
2009
Jan. 1 10.000.000 - 10.000.000 -
2 - 260.000 9.740.000 -
3 - 6.000.000 3.740.000 -
5 - 700.000 3.040.000 -
6 200.000 - 3.240.000 -
7 100.000 - 3.340.000 -
22
8. 8 - 500.000 2.840.000 -
9 1.700.000 - 4.540.000 -
11 - 400.000 4.140.000 -
12 - 1.320.000 2.820.000 -
13 - 140.000 2.680.000 -
14 - 120.000 2.560.000 -
Bentuk catatan empat kolom (Four-Coloumn Account) setiap saat dapat memberikan
gambaran berapa saldo yang di debit atau di kredit, hal ini jelas sangat menguntungkan
ketika petugas pencatatan harus mengecek ketepatan pencatatan dalam buku catatan
ini dalah tahapan selanjutnya dari pekerjaan ini. Dalam prakteknya bentuk empat
kolom ini dapat dirubah menjadi bentuk tiga kolom, perubahan dilakukan pada kolom
saldo (balance) hanya dibuat menjadi satu kolom -tidak perlu dibagi atas debit dan
kredit-bentuknya tampak seperti berikut:
Account Name : ______________ Account Number : ___
Date Items
Post
Ref.
Debit Credit Balance
2009
Jan.
SALDO NORMAL REKENING
Biasanya jumlah sisi penambahan yang dicatat dalam suatu catatan akan sama atau
lebih besar dari jumlah pengurangannya. Karena itu, saldo untuk semua catatan
bentuk T di muka adalah positif saldo atau sisa dari pengurangan antara jumlah sisi
debit dengan sisi kredit yang bernilai positif ini disebut dengan saldo normal dari
rekening. Ketentuan aturan tentang debit dan kredit serta saldo normal dari berbagai
jenis rekening yang ada dapat diringkaskan sebagai berikut:
Rekening Bertambah Berkurang Saldo Normal
Harta Debit Kredit Debit
Hutang Kredit Debit Kredit
Modal Kredit Debit Kredit
Laba Ditahan Kredit Debit Kredit
Dividen/Prive Debit Kredit Debit
Pendapatan Kredit Debit Kredit
Beban Debit Kredit Debit
Bila suatu rekening yang biasanya mempunyai saldo debit, tetapi dalam kenyataannya
mempunyai saldo kredit, atau sebaliknya, hal ini merupakan petunjuk telah terjadi
kekeliruaan atau ada sesuatu yang luar biasa. Misalnya, rekening mesin bersaldo
23
9. kredit, hal ini pasti karena kesalahan dalam pencatatan. Sebaliknya bila saldo rekening
hutang dagang mempunyai saldo debit hal itu mungkin disebabkan adanya kelebihan
jumlah pembayaran.
PENYUSUNAN NERACA SALDO (TRIAL BALANCE)
Neraca Saldo (Trial Balance) merupakan satu daftar yang disusun berdasarkan catatan
transaksi keuangan yang sudah dibuat sebelumnya baik dicatat dala bentuk T, bentuk
2 kolom, bentuk 3 kolom, atau bentuk 4 kolom. Dalam daftar ini akan diperlihatkan
saldo dari setiap catatan yang ada. Ketika kolom debit dan kredit masing-masing pada
daftar ini dijumlahkan, jumlahnya akan memperlihatkan jumlah yang sama antara ke
dua sisi tersebut; jika ini terjadi, maka catatan yang telah dilakukan untuk transaksi
keuangan yang telah dilakukan sebagian besar sudah benar..
Sebagai contoh, seluruh pencatatan yang dilaksanakan oleh Tuan Isur yang telah
dilakukan pada halaman sebelum ini dalam buku bentuk T, jika disusun hasil
akhirnya dalam Trial Balance akan tampak seperti berikut:
“Isur Enterprise”
Trial Balance
Januari 31, 2009
No. Account Title Debit Credit
111 Cash Rp 2.560.000,00 -
112 Account Receivable 1.800.000,00 -
113 Prepaid Rent 260.000,00 -
114 Office Supplies 700.000,00 -
121 Automobile 6.000.000,00 -
122 Office Equipment 1.400.000,00 -
211 Account Payable - Rp 1.500.000,00
311 Isur, Capital - 10.000.000,00
312 Isur, Drawing 400.000,00 -
411 Commision Earned - 3.200.000,00
511 Office Salaries Expense 1.320.000,00 -
512 Telephone Expense 140.000,00 -
513 Advertising Expense 120.000,00 -
Total …………… Rp 14.700.000,00 Rp 14.700.000,00
Bila Trial Balance telah diselesaikan dan ternyata jumlah antara kolom debet dengan
kolom kredit tidak seimbang, maka kemungkinan kesalahan tersebut terjadi karena:
a. salah pencatatan/pemasukan ke dalam rekening
b. kemungkinan salah di dalam menentukan saldo dari setiap rekening
c. kesalahan memindahkan angka dari rekening ke dalam trial balance.
d. kekeliruan saat menjumlahkan angka-angka dalam kolom-kolom trial balance.
Harap diperhatikan bahwa jika sudah menyusun trial balance dengan jumlah kolom
debit dan kolom credit seimbang bukan berarti pencatatan ke dalam buku catatan
tidak terdapat kesalahan membukukan. Kesalahan bisa terjadi walaupun jumlah ke
dua kolom memperlihatkan jumlah yang seimbang dalam trial balance; hal ini bisa
24
10. terjadi misalnya saat mencatat ke dalam rekening yang salah tetapi didalam letak
yang betul.
LAPORAN KEUANGAN (Financial Statement)
Hasil akhir dari suatu proses akuntansi adalah laporan keuangan yang diperlukan
bagi pihak intern maupun ekstern. Pihak intern meliputi pimpinan dan pemilik
perusahaan, dan karyawan. Sedangkan pihak ekstern antara lain: supplier,
investor, maupun pihak lain yang membutuhkan informasi keuangan tersebut.
Dari laporan ini akan diambil keputusan-keputusan ekonomis oleh mereka yang
membutuhkan laporan keuangan.
Laporan Keuangan yang harus diketahui, adalah :
INCOME STATEMENT (Laporan Pendapatan), adalah satu daftar yang berisikan
ringkasan dari hasil-hasil yang diterima perusahaan berupa pendapatan hasil
usaha, kemudian diselisihkan dengan beban yang dikeluarkan untuk
mendapatkan hasil tersebut serta pengaruhnya terhadap modal perusahaan di
dalam jangka waktu tertentu.
CAPITAL STATEMENT (Laporan Perubahan Modal), adalah daftar yang
berisikan ringkasan tentang perubahan modal suatu perusahaan yang terjadi
selama jangka waktu tertentu , perubahan tersebut karena adanya
penambahan atau pengurangan terhadap modal tersebut .
BALANCE SHEETS (Neraca), adalah satu daftar yang menggambarkan
ringkasan jenis harta (aktiva), kewajiban dan modal suatu perusahaan pada
periode tertentu. Dalam neraca akan diperlihatkan persamaan dasar akuntansi
berikut:
CONTOH PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Ilustrasi penyusunan laporan keuangan ini, diberikan dari data Perusahaan Jasa
Reparasi “Salman Service” pada tanggal 31 Desember 2009 di bawah ini:
Kas 22.500.000 Modal Salman 153.885.000
Piutang Usaha 16.000.000 Prive Salman 500.000
Asuransi Dibayar Dimuka 900.000 Pendapatan Service 6.000.000
Perlengkapan 340.000 Pendapatan Lain-lain 620.000
Tanah 60.000.000 Beban Gaji 1.200.000
Peralatan 56.000.000 Beban Peny. Peralatan 400.000
Akm. Peny. Peralatan 2.400.000 Beban Peny. Kendaraan 150.000
Kendaraan 32.000.000 Beban Iklan 260.000
Akm. Peny. Kendaraan 6.600.000 Beban Asuransi 150.000
Hutang Usaha 5.000.000 Beban Perlengkapan 60.000
Hutang Gaji 1.200.000 Beban Diluar Usaha 100.000
Hutang Bunga 500.000 Pajak Penghasilan 645.000
25
ASSETS = LIABILITIES + CAPITAL
Aktiva = Kewajiban + Modal
11. Atas data diatas dapat disusun Laporan Keuangan pada 31 Desember 2009. Untuk
memudahkan dalam penyusunan laporan keuangan, laporan yang pertama disusun
biasanya Laporan Rugi Laba, yaitu laporan yang memperlihatkan jumlah
penghasilan dan beban yang terjadi dalam satu periode akuntansi. Untuk Salman
Service bentuk Laporan Rugi Laba yang disusun tampak seperti di halaman
berikut ini:
SALMAN SERVICE
Laporan Rugi Laba
Untuk bulan yang berakhir pada 31 Desember 2009
Penghasilan
Pendapatan Servis Rp 6.000.000,00
Pendapatan Lain-lain Rp 620.000,00 +
Jumlah Penghasilan Rp 6.620.000,00
Beban Usaha
Beban Gaji Rp 1.200.000,00
Beban Penyusutan Peralatan Rp 400.000,00
Beban Penyusutan Kendaraan Rp 150.000,00
Beban Iklan Rp 260.000,00
Beban Asuransi Rp 150.000,00
Beban Perlengkapan Rp 60.000,00
Beban Diluar Usaha Rp 100.000,00 +
Jumlah Beban Usaha ……………… (Rp 2.320.000,00)
Pendapatan Bersih Sebelum Pajak ……………. Rp 4.300.000,00
Pajak Penghasilan …………………. (Rp 645.000,00)
Pendapatan Bersih …………... Rp 3.655.000,00
Catatan:
Pendapatan/Penghasilan (Revenue), adalah peningkatan jumlah harta atau
penurunan kewajiban suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang
dagang atau jasa atau pun aktivitas usaha lainnya di dalam suatu periode. Tidak
termasuk dalam pengertian pendapatan adalah peningkatan harta perusahaan yang
timbul dari pembelian harta investasi oleh pemilik, pinjaman atau koreksi rugi-
laba periode lalu.
Beban (Expense), adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah
dimanfaatkan di dalam usaha menghasilkan pendapatan dalam suatu periode, atau
yang sudah tidak memberikan manfaat ekonomis untuk kegiatan masa berikutnya.
Harap diperhatikan bahwa beban tidak sama dengan biaya (cost); yang dimaksud
dengan biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh
barang atau jasa.
26
12. Keterangan di bawah ini jangan dilupakan saat menyajikan Laporan Keuangan:
a. Nama Perusahaan
b. Nama Laporan
c. Tanggal Pembuatan Laporan
Laporan yang kedua disusun adalah Laporan Perubahan Modal (Capital
Statement), merupakan laporan yang memperlihatkan perubahan posisi modal
pemilik dalam satu periode akuntansi yang disebabkan oleh terjadinya perolehan
laba atau pun rugi usaha serta jumlah penggunakaan harta perusahaan untuk
keperluan pribadi pemilik (prive). Salman Service akan menyajikan Laporan
Perubahan Modal-nya seperti berikut:
SALMAN SERVICE
Laporan Perubahan Modal
Untuk bulan yang berakhir pada 31 Desember 2009
Modal Salman, 1 Desember 2009 …………………………. Rp153.885.000,00
Pendapatan Bersih bulan Desember 2009…. Rp 3.655.000,00
Prive Salman selama Desember 2009 ……..(Rp 500.000,00)
Kenaikan Dalam Modal ……………………. Rp 3.155.000,00
Modal Salman, 31 Desember 2009 ……………………….. Rp 157.040.000,00
Laporan ketiga dalam laporan keuangan adalah laporan yang memperlihatkan
jumlah harta/aktiva, utang/kewajiban dan modal pada satu periode akuntansi.
Laporan ini disebut Neraca (Balance Sheet). Neraca untuk Salman Service
diperlihatkan seperti di bawah ini:
SALMAN SERVICE
Neraca
Per 31 Desember 2009
HARTA KEWAJIBAN DAN MODAL
Harta Lancar Kewajiban
Kas 22.500.000 Hutang Usaha 5.000.000
Piutang Usaha 16.000.000 Hutang Gaji 1.200.000
Asuransi Dibayar Dimuka 900.000 Hutang Bunga 500.000
Perlengkapan 340.000 Jumlah Kewajiban 6.700.000
Jumlah Harta Lancar 39.740.000
Harta Tetap Modal Pemilik
Tanah 60.000.000 Modal Salman 157.040.000
Peralatan 56.000.000
Akm.Penyusutan Peralatan (2.400.000)
Kendaraan 32.000.000
Ak.Penyusutan Kendaraan (6.600.000)
Jumlah Harta Tetap 124.000.000 Jumlah Kewajiban
27
13. dan ModalJumlah Harta 163.740.000 163.740.000
KLASIFIKASI HARTA, KEWAJIBAN DAN MODAL
Komponen neraca harus disajikan sesuai dengan urutan yang dapat
mencerminkan klasifikasi pos neraca yang bersangkutan dengan ketentuan:
• Harta diklasifikasikan menurut urutan likuiditas (tingkat kecairan).
• Kewajiban diklasifikasikan menurut urutan jatuh tempo.
• Modal diklasifikasikan berdasarkan sifat kekekalan.
Harap diperhatikan juga bahwa untuk rekening tertentu ada yang memiliki
rekening lawan (Offset/Contra Accounts) dari posisi neraca yang bersangkutan,
misalnya:
1) Akumulasi Penyusutan merupakan pengurang untuk jumlah Aktiva Tetap
2) Penyisihan Kerugian Piutang disajikan sebagai pengurang untuk Piutang.
3) Wesel Yang Didiskontokan disajikan sebagai pengurang dari Piutang
Wesel.
4) Diskonto Hutang Obligasi akan disajikan pada kelompok Kewajiban
sebagai pengurang terhadap pos Hutang Obligasi.
5) Pengambilan Pribadi (Prive) disajikan untuk pengurang jumlah Modal
Pemilik.
6) Disagio Saham disajikan sebagai pengurang terhadap jumlah Modal
Saham.
HARTA (Assets)
Yang dimaksud dengan harta atau aktiva adalah seluruh sumber daya ekonomi
yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan aktivitas usahanya. Untuk
perusahaan yang berskala usaha kecil, klasifikasi yang umumnya berlaku untuk
harta adalah :
1. Harta Lancar (Current Assets)
2. Harta Tetap (Fixed Assets)
Harta Lancar
Penggolongan harta/aktiva tergantung dari jangka waktu rata-rata yang diperlukan
oleh aktiva yang bersangkutan untuk beralih bentuk kembali menjadi uang atau
dengan kata lain diklasifikasikan menurut urutan likuiditas. Jika jangka waktunya
kurang dari atau maksimal satu tahun, maka aktiva tersebut dapat digolongkan ke
dalam harta lancar (current assets).
Penyusunan untuk urutan harta lancar biasanya diurutkan berdasarkan tingkat
kecairannya dan umumnya tersusun sebagai berikut:
a. Kas (Cash), yaitu jumlah uang yang tersedia baik dalam kas perusahaan
maupun uang yang disimpan di Bank untuk menjalankan aktivitas usaha.
b. Piutang Dagang (Account Receivable), adalah suatu tagihan terhadap
perusahaan atau orang-orang tertentu yang timbul akibat penjualan
jasa/barang secara kredit atau tagihan yang disebabkan perusahaan telah
memberikan jasa tertentu.
28
14. c. Beban Dibayar Dimuka (Prepaid Expense), adalah jumlah biaya yang dibayar
lebih dahulu dengan syarat melebihi jangka waktu pembukuan, digolongkan
sebagai harta. Prepaid Expense ini terdiri dari:
• Asuransi Dibayar Dimuka (Prepaid Insurance), ialah jumlah premi
asuransi yang dibayar lebih dahulu untuk jangka waktu tertentu. Bagian
premi yang belum dijalani (un expired insurance) pada saat penyusunan
neraca merupakan hak atau harta perusahaan .
• Sewa Dibayar Dimuka (Prepaid Rent), adalah sewa yang dibayar dimuka
yang belum terpakai pada waktu penyusunan neraca dicatat sebagai harta.
Sedangkan jumlah yang sudah dijalani diperhitungkan sebagai Rent
Expense (Beban Sewa)
• Iklan Dibayar Dimuka (Prepaid Advertising), adalah iklan yang dibayar
dimuka yang belum terpakai pada waktu penyusunan neraca dicatat
sebagai harta. Sedangkan jumlah yang sudah dijalani diperhitungkan
sebagai Advertising Expense (Beban Iklan)
d. Perlengkapan (Supplies), yang tergolong persediaan perlengkapan antara lain
kertas, karbon, tinta printer dan lain-lain yang disediakan untuk menunjang
kegiatan administrasi.
Harta Tetap
Harta yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha
dan sifat relatif tetap atau apabila jangka waktu perputarannya lebih dari satu
tahun, maka harta yang sifatnya seperti itu dapat dikelompokkan ke dalam Fixed
Assets (Harta Tetap). Harta tetap ini umumnya tidak dimaksudkan untuk dijual
kembali, melainkan diarahkan untuk dipakai menjalankan aktivitas usaha.
Cara penyusunan urutan harta tetap untuk semua perusahaan tidaklah seragam di
dalam prakteknya, umumnya akan diurutkan berdasarkan tingkat kekekalan/umur
dari harta tetap tersebut bagi perusahaan. Misalnya:
a. Tanah (Land), adalah nilai tanah yang dimiliki perusahaan dan mungkin
diatasnya telah berdiri bangunan gedung. Biasanya nilai tersebut diperlihatkan
secara terpisah dalam neraca. Dengan cara ini dimaksudkan agar tergambar
secara jelas nilai tanah tersebut.
b. Bangunan (Building), maksudnya adalah bangunan gedung yang dimiliki oleh
perusahaan yang digunakan untuk melaksanakan usaha perusahaan seperti
bangunan pabrik, gudang, toko atau bangunan kantor.
c. Peralatan (Equipment), meliputi harta yang umurnya lama seperti: meja kursi
untuk administrasi, komputer, printer, lemari arsip dan lain-lain.
d. Kendaraan (Automobile), kendaraan yang digunakan untuk menunjang
operasional perusahaan, seperti mobil dan motor.
Harta Tidak Berwujud
Merupakan harta yang memiliki nilai ekonomis buat perusahaan namun wujud
fisiknya tidak dapat dilihat secara fisik. Misalnya: Merk Dagang, Paten, Lisensi,
Hak Cipta, dan lain-lain.
KEWAJIBAN (LIABILITIES)
29
15. Kewajiban atau Utang adalah kewajiban yang harus diselesaikan oleh perusahaan
kepada pihak di luar perusahaan akibat transaksi di masa lalu. Sering juga
dikatakan bahwa kewajiban atau utang ini merupakan modal yang ebrasal dari
pihak di luar perusahaan.
Klasifikasi kewajiban diatur berdasarkan urutan jatuh temponya, meliputi:
1. Kewajiban Jangka Pendek (Current Liabilities)
2. Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Libilities)
Kewajiban Jangka Pendek (Current Liabilities)
Merupakan hutang jangka pendek yang harus dilunasi dalam waktu maksimum
satu tahun atau dalam siklus akuntansi normal, misalnya antara lain:
a. Hutang Usaha (Account Payable), adalah hutang yang timbul akibat membeli
barang berupa perlengkapan, peralatan atau menerima jasa pihak ketiga yang
tidak dibayar tunai pada saat transaksi pembelian.
b. Rekening Yang Masih Harus Dibayar (Account Liabilities), yaitu beban-beban
yang masih harus dibayar dikarenakan prestasinya/jasanya sudah diterima,
misalnya hutang gaji, hutang upah, dan lain-lain.
Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Libilities)
Adalah hutang yang akan dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun, misalnya
pinjaman obligasi (bond) dan hipotik (mortages payable) dan utang jangka
panjang lainnya seperti pinjaman (Loan Payable) ke bank.
MODAL (CAPITAL)
Adalah nilai lebih dari harta perusahaan setelah dikurangi jumlah utang dan
selisih ini merupakan hak milik dari pemilik perusahan
LATIHAN 1
Susunlah Neraca Saldo dan Laporan Keuangan yang diperlukan berdasarkan data di bawah
ini (identitas perusahaan sesuaikan dengan nama Saudara):
Cash Rp 80.300.000,00
Account Payable Rp 96.640.000,00
Account Receivable Rp 37.680.000,00
Insurance Expense Rp 24.000.000,00
Advertising Expense Rp 29.200.000,00
Land Rp 300.000.000,00
Miscellaneous Expense Rp 6.280.000,00
Interest Payable Rp 44.000.000,00
Sdr? Drawing Rp 5.000.000,00
Tax Income Rp 33.800.000,00
Prepaid Insurance Rp 4.000.000,00
30
16. Salaries Payable Rp 37.200.000,00
Rent Expense Rp 96.200.000,00
Fees Revenue Rp 657.000.000,00
Salaries Expense Rp 372.000.000,00
Supplies Expense Rp 23.400.000,00
Utilities Expense Rp 39.000.000,00
Wages Expense Rp 17.200.000,00
Supplies Rp 6.560.000,00
Sdr ? Capital (tentukan sendiri jumlahnya)
LATIHAN 2
Transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa dan service komputer milik Dony yang
bernama “DATA COM Service “ selama bulan Desember 2009 sebagian diberikan di bawah
ini:
1.
3.
6.
10.
12.
14.
20.
25.
27.
28.
29.
30.
31.
Dony memulai usaha dengan modal awal berupa uang tunai Rp 10.000.000,00 dan
Peralatan senilai Rp 3.000.000,00
Pendapatan jasa pengetikan naskah hari ini diterima tunai Rp 150.000,00
Membeli Peralatan senilai Rp 3.500.000,00 bayar tunai Rp 1.000.000,00 sisanya
diangsur 3 X.
Membeli Perlengkapan Rp 300.000,00
Pendapatan reparasi sampai hari ini diterima tunai Rp 500.000,00 dan Rp 875.000,00
akan diterima pembayarannya minggu depan.
Membayar utang atas pembelian peralatan Rp 750.000,00
Dony memakai uang perusahaan untuk kepentingan pribadi Rp 250.000,00
Membayar rekening telepon bulan ini Rp 150.000,00
Membayar biaya pemeliharaan peralatan service Rp 50.000,00
Membayar biaya iklan Rp 235.000,00
Membayar gaji pegawai untuk bulan ini Rp 700.000,00
Perlengkapan yang masih tersedia bernilai Rp 178.000,00
Peralatan disusutkan senilai Rp 70.000,00
Diminta :
1. Lakukan analisa transaksi bulan Desember 2009 di atas
2. Catat hasil analisa transaksi ke dalam buku bentuk T
3. Susun Neraca Saldo berdasarkan jawaban nomor 2.
4. Buat Laporan Keuangan: Laporan Laba-Rugi, Laporan Perubahan Modal, Neraca.
LATIHAN 3
King’s Theatre pada tanggal 1 September 2009 memberikan data sebagai berikut :
Nama Rekening D e b i t K r e d i t.
Kas Rp 925.000,00 -
Peralatan Kantor Rp 250.000,00 -
Peralatan Film Rp 2.000.000,00 -
Gedung Rp 8.000.000,00 -
31
17. Tanah Rp 2.400.000,00 -
Modal King’s - Rp 13.575.000,00
Selama bulan September telah terjadi transaksi berikut:
September 7 Menerima hasil penjualan karcis minggu ke-1 sebesar Rp 5.204.000,00
10 Membayar upah karyawan Rp 180.000,00
12 Membeli perlengkapan Rp 150.000,00
16 Membayar sewa film untuk bulan September 2009 Rp 4.000.000,00
17 Membeli Peralatan Kantor Rp 1.200.000,00 secara kredit.
18 Menggunakan kas perusahaan untuk keperluan pribadi Rp 200.000,00
20 Menerima hasil penjualan karcis minggu ke-2 sejumlah Rp 6.200.000,00
21 Membeli perlengkapan Rp 280.000,00
22 Dibayar Gaji karyawan Rp 800.000,00
23 Telah dibayar rupa-rupa beban sebesar Rp 70.000,00
24 Menerima hasil sewa kantin Rp 1.000.000,00
25 Membeli perlengkapan Rp 200.000,00
26 Menerima hasil penjualan karcis minggu ke-3 sebesar Rp 7.500.000,00
27 Membayar rekening listrik dan air Rp 575.000,00
28 Membayar sewa film Rp 2.100.000,00
29 Diketahui perlengkapan yang masih ada bernilai Rp 310.000,00
30 Penyusutan Peralatan bulan ini ditetapkan 5% dari nilai masing-masing
Diminta :
1. Catat seluruh transaksi di atas ke dalam rekening bentuk T (T account).
2. Buat Neraca Saldo per 30 September 2009
3. Susun Laporan Keuangan untuk King’s Theatre tanggal 30 September 2009.
LATIHAN 4
Following are the amounts of the assets and liabilities of Ratma Services, a sole
proprietorship, at December 31, 2009 and its revenue and expenses for the year ended on
that date. The capital Ratma, owner, was Rp 35.500.000,00 at January 1, 2009 and the
owner withdrew Rp 48.000.000,00 during the current year.
Cash …………………………………………………… Rp 11.500.000,00
Account Receivable ..…………………………….…… Rp 38.500.000,00
Supplies …..………….……………………………….. Rp 5.900.000,00
Prepaid Insurance ....…………………………….…….. Rp 3.000.000,00
Account Payable …...………………………..………… Rp 5.000.000,00
Salaries Payable …...……………………..……………. Rp 3.500.000,00
Sales ………………………..………………….……….Rp 198.500.000,00
Salaries Expense ……….……………….…………….. Rp 54.200.000,00
Rent Expense ……....……….………….……………… Rp 24.000.000,00
Utilities Expense …....………………..……………….. Rp 17.000.000,00
Supplies Expense …….………….….………………… Rp 11.600.000,00
Taxes Expense ……..…………..….…………………... Rp 11.500.000,00
Insurance Expense ...…………….…………………….. Rp 7.000.000,00
Advertising Expense ..……………………………...…..Rp 6.000.000,00
Miscellaneous Expense..………………………..………Rp 4.300.000,00
32
18. Instructions:
1. Prepare an income statement for the year ended December 31, 2009
2. Prepare a statement of owner’s equity for the year ended December 31, 2009
3. Prepare a balance sheet as of December 31, 2009
LATIHAN 5
Following are the amounts of Budi Corp. assets and liabilities, at November 30, 2009 and
its revenue and expenses for the year ended on that date. Listed in alphabetical order. Budi
Corp. had capital stock of Rp 200.000.000,00 and retaid earnings of Rp 195.780.000,00 on
December 1, 2009. During the current year, Budi Corp. paid of Rp 80.000.000,00 for cash
devidens.
Account Payable ……..…… ..……………………… Rp 122.500.000,00
Account Receivable ……….….…………………… Rp 141.000.000,00
Advertising Expense ....…………..………………… Rp 60.000.000,00
Cash .……………..…....……………..…………… Rp 129.030.000,00
Insurance Expense ……..….….…………………… Rp 48.000.000,00
Land …………….…………..……………………… Rp 400.000.000,00
Miscellaneous Expense …..………………………… Rp 16.250.000,00
Notes Payable ………..………………..…………… Rp 50.000.000,00
Prepaid Insurance ………………………..………… Rp 12.000.000,00
Rent Expense ……….………………………..…… Rp 321.000.000,00
Salaries Payable ……….………………………..… Rp 18.000.000,00
Salary Expense …..…….……………………..…… Rp 821.000.000,00
Sales ………………....…………………….….…… Rp 1.691.000.000,00
Supplies ……………….…………………………… Rp 11.000.000,00
Supplies Expense …..….…………..……………… Rp 39.500.000,00
Taxes Expense ……….…………………..………… Rp 67.000.000,00
Utilities Expense ..........…………………….……… Rp 131.500.000,00
Instructions:
1. Prepare an income statement for the year ended November 30, 2009
2. Prepare a statement of owner’s equity for the year ended November 30, 2009
3. Prepare a balance sheet as of November 30, 2009
33