Berikut ini adalah indikator pencapaian kompetensi untuk unit pembelajaran teks novel:1. Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang dibaca- IPK Penunjang: Menemukan dan mengabstraksi pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel. - IPK Kunci: Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel.- IPK Pengayaan: Menyimpulkan pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel.2
3.8 Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang dibaca
4.9 Menyajikan hasil interpretasi terhadap pandangan pengarang baik secara lisan maupun tulis
Similar to Berikut ini adalah indikator pencapaian kompetensi untuk unit pembelajaran teks novel:1. Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang dibaca- IPK Penunjang: Menemukan dan mengabstraksi pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel. - IPK Kunci: Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel.- IPK Pengayaan: Menyimpulkan pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel.2
Similar to Berikut ini adalah indikator pencapaian kompetensi untuk unit pembelajaran teks novel:1. Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang dibaca- IPK Penunjang: Menemukan dan mengabstraksi pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel. - IPK Kunci: Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel.- IPK Pengayaan: Menyimpulkan pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel.2 (20)
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Berikut ini adalah indikator pencapaian kompetensi untuk unit pembelajaran teks novel:1. Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang dibaca- IPK Penunjang: Menemukan dan mengabstraksi pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel. - IPK Kunci: Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel.- IPK Pengayaan: Menyimpulkan pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel.2
3. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
5
DAFTAR ISI
Hlm
DAFTAR ISI ___________________________________ 5
DAFTAR GAMBAR_______________________________ 7
DAFTAR TABEL ________________________________ 8
PENDAHULUAN ________________________________ 9
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK _________ 11
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi______________________________ 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 12
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 15
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 19
A. SOAL UN 2016______________________________________________________________ 19
B. SOAL UN 2017______________________________________________________________ 22
C. SOAL UN 2018______________________________________________________________ 23
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 25
A. Aktivitas Pembelajaran____________________________________________________ 25
1. Menafsir Pandangan Pengarang terhadap Kehidupan dalam Novel dan
Menyajikan Hasil Interpretasi terhadap Pandangan Pengarang ______________ 25
2. Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel, serta Merancang Novel __________ 28
B. Lembar Kerja Peserta Didik_______________________________________________ 31
LKPD 1 Pandangan Pengarang terhadap Kehidupan dalam Teks N ovel
dan Hasil Intepretasi terhadap Pandangan Pengarang____________________ 31
LKPD 2 Isi dan Kebahaaan Teks Novel dan Merancang Teks Novel_____ 40
C. Bahan Bacaan ______________________________________________________________ 46
1. Hakikat Teks Novel __________________________________________________________ 46
2. Menganalisis Unsur Pembangun Teks Novel____________________________ 54
3. Menganalisis Unsur Kebahasaan Teks Novel ____________________________ 76
4. Mengaitkan Isi novel dengan Kehidupan Nyata________________________ 78
4. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
6
5. Merancang Teks Novel _______________________________________________________79
PENGEMBANGAN PENILAIAN_____________________ 80
A. Pembahasan Soal-soal _____________________________________________________ 80
1. SOAL UN 2016 ___________________________________________________________________80
2. SOAL UN 2017 ___________________________________________________________________84
3. SOAL UN 2018 ___________________________________________________________________85
B. Pengembangan Soal HOTS_________________________________________________ 87
KESIMPULAN _________________________________ 95
UMPAN BALIK ________________________________ 96
5. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
7
DAFTAR GAMBAR
Hlm
Gambar 1.1 Tokoh Laskar Pelangi ______________________________________________ 16
Gambar 1.2 Sampul Novel Sang Pemimpi ______________________________________ 17
Gambar 1.3 Sampul Novel Laskar Pelangi _____________________________________ 31
Gambar 1.4 Foto Andrea Hirata ________________________________________________ 34
Gambar 1.5 Sampul Novel Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1990 ____________ 43
Gambar 1.6 Sampul kumpulan Novel___________________________________________ 46
Gambar 1.7 Struktur Teks Novel _______________________________________________ 51
Gambar 1.8 Alur Novel __________________________________________________________ 62
Gambar 1.9 Sampul Novel Terjemahan_________________________________________ 64
6. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
8
DAFTAR TABEL
Hlm
Tabel 1.1 Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi _________________________ 11
Tabel 1.2 Indikator Pencapaian Kompentensi _________________________________ 12
7. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
9
PENDAHULUAN
Unit ini berisi tentang paparan teks novel, mulai dari contoh, pengertian,
karakteristik, struktur teks, isi dan kebahasaan novel. Teks novel terdapat di
kelas XII Kurikulum 2013 SMA/SMK yang sudah disesuaikan dengan
Permendikbud No. 37 Tahun 2018. Di dalamnya terdapat empat KD meliputi
“3.8 Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang
dibaca; 4.9 Menyajikan hasil interpretasi terhadap pandangan pengarang baik
secara lisan maupun tulis; 3.8 Menganalisis isi dan kebahasaan novel; dan 4.9
Merancang novel atau novelet dengan memperhatikan isi dan kebahasaan
baik secara lisan maupun tulis.” Keempat kompetensi tergambar pula di dalam
model-model pelatihan yang akan Saudara lakukan di dalam unit ini.
Aktivitas pada unit ini melibatkan peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran berorientasi High Order
Thingking Skils (HOTS), untuk mencapai keterampilan abad 21. Bahan bacaan
yang terdapat pada unit ini sesuai dengan kompetensi dasar yang ada pada
tema yang dipilih dalam kurikulum 2013. Dalam unit ini juga disediakan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dapat digunakan oleh guru sebagai
referensi untuk memberikan pengayaan pembelajaran di kelas.
Di dalam unit ini kami sajikan pula sejumlah soal UN yang relevan dengan
kompetensi lulusan (SKL) yang muncul dalam tiga terakhir UN, disertai
dengan langkah-langkah pembahasannya. Dengan model-model soal tersebut,
Saudara diharapkan dapat memprediksi kemungkinan soal jenis teks puisi
yang mungkin muncul pada UN tahun berikutnya. Beberapa contoh soal HOTS
yang tersaji di bagian akhir unit ini juga dapat Saudara jadikan sebagai bahan
latihan para peserta di dalam penyelesaian UN tersebut. Tentu saja soal-soal
tersebut harus perlu dikembangkan kembali oleh Saudara berdasarkan kisi-
kisi UN terakhir.
8. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
10
Besar harapan kami, bahan pelatihan ini memberikan kontribusi bagi
peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia khususnya teks novel di
SMA. Bahan ini juga diharapkan dapat membantu dalam menuntaskan belajar
para peserta didik tentang teks novel melalui penguasaan potensi akademik
para gurunya. Atas segala kekurangan yang ada pada bahan pelatihan ini, kami
mohon saran dan kritik untuk perbaikan pada penyusunan bahan pelatihan
berikutnya. Terima kasih.
Jakarta, Mei 2019
Penulis
9. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
11
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi
Unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Permendikbud No. 37
Tahun 2018, Kompetensi Dasar SMA/SMKkelas XII
3.8 Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang
dibaca
4.9 Menyajikan hasil interpretasi terhadap pandangan pengarang baik
secara lisan maupun tulis
3.8 Menganalisis isi dan kebahasaan novel
4.9 Merancang novel atau novelet dengan memperhatikan isi dan kebahasaan
baik secara lisan maupun tulis
Tabel 1.1 Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi
Kompetensi Dasar Target Kompetensi
3.8 Menafsir pandangan
pengarang terhadap
kehidupan dalam novel yang
dibaca
Menafsir pandangan pengarang
terhadap kehidupan dalam novel
yang dibaca
3.9 Menganalisis isi dan
kebahasaan novel
Menganalisis isi novel
Menganalisis kebahasaan novel
4.8 Menyajikan hasil interpretasi
terhadap pandangan
pengarang baik secara lisan
maupun tulis
Menyajikan hasil intepretasi
terhadap pandangan pengarang
baik secara lisan maupun tulis
4.9 Merancang novel atau
novelet dengan
memperhatikan isi dan
kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis
Merancang novel atau novelet
dengan memperhatikan isi dan
kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis
10. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
12
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Tabel 2.2 Indikator Pencapaian Kompentensi
Pengetahuan Keterampilan
Kompetensi Dasar
3.8 Menafsir pandangan pengarang
terhadap kehidupan dalam novel
yang dibaca
Kompetensi Dasar
4.8 Menyajikan hasil interpretasi
terhadap pandangan pengarang
baik secara lisan maupun tulis
IPK Penunjang
3.8.1 Menemukan pandangan
pengarang terhadap
kehidupan dalam novel yang
dibaca
3.8.2 Mengabstraksi pandangan
pengarang terhadap
kehidupan dalam novel yang
dibaca
IPK Penunjang
4.8.1 Menganalisis pandangan
pengarang terhadap
kehidupan dalam novel
4.8.2 Merancang hasil interpretasi
terhadap pandangan
pengarang baik lisan maupun
tulis
IPK Kunci:
3.8.3 Menafsir pandangan
pengarang terhadap
kehidupan dalam novel yang
dibaca
IPK Kunci:
4.8.3 Menyajikan hasil interpretasi
terhadap pandangan
pengarang terhadap kehidupan
dalam novel baik secara lisan
maupun tulis
11. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
13
IPK Pengayaan:
3.8.4 Menyimpulkan pandangan
pengarang terhadap kehidupan
dalam novel yang dibaca yang
dibaca
IPK Pengayaan:
4.8.4 Membandingkan hasil
intepretasi pandangan
pengarang terhadap kehidupan
dalam novel
Kompetensi Dasar
3.9 Menganalisis isi dan
kebahasaan novel
Kompetensi Dasar
4.9 Merancang novel atau novelet
dengan memperhatikan isi dan
kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis
IPK Penunjang
3.9.1 Menjelaskan struktur teks
novel
3.9.2 Menentukan unsur-unsur
pembangun (instrinsik dan
ekstrinsik) novel yang dibaca
3.9.3 Menentukan kebahasaan
novel yang dibaca
3.9.4 Menganalisis struktur teks
novel
IPK Penunjang:
4.9.1 Menentukan tema dalam
merancang novel
4.9.2 Mengumpulkan gagasan,
pengalaman dan kesan untuk
merancang novel
IPK Kunci:
3.9.5 Menganalisis isi novel
IPK Kunci:
12. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
14
3.9.6 Menganalisis kebahasaan
novel
4.9.3 Merancang novel atau novelet
dengan memperhatikan isi dan
kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis
IPK Pengayaan
3.9.7 Meringkas isi novel
3.9.8 Menceritakan kembali isi novel
IPK Pengayaan
4.9.4Memproduksi novel dengan
memperhatikan isi dan
kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis
13. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
15
APLIKASI DI DUNIA NYATA
Dalam perkembangan dan pembentukan karakter yang kuat, peserta didik
memerlukan segala informasi tentang dunia, tentang segala sesuatu yang ada
dan terjadi di sekelilingnya. Peserta didik juga ingin mengetahui berbagai
informasi tentang apa saja yang dijangkau pikiranya. Informasi yang
diperlukan dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti media cetak, media
elektronika, buku bacaan, termasuk bacaan sastra yang salah satunya berupa
teks novel.
Novel, sebagai salah satu bahan dan media pembelajaran di sekolah pada
dasarnya merupakan hasil imajinasi dan kreativitas pengarang yang
bersumber dari pengalaman, baik pengalaman lahirmaupun pengalaman
batin. Pengalaman ini disusun secara kreatif, imajinatif, sistematis, dan estetis
dengan menggunakan bahasa sebagai medianya sehingga mampu menyajikan
jalinan cerita yang indah serta mampu memberikan wawasan yang
merupakan hasil renungan tentang beraneka ragam pengalaman
kehidupannya. Dengan bersumber dari kreativitas dan pengalaman
pengarang, bahan ajar novel akan memberi pengetahuan, inspirasi, motivasi
dan bekal bagi peserta untuk membentuk karakternya.
Melalui novel, banyak sekali pesan atau amanat yang dapat dititipkan dan
dapat dijadikan sarana untuk membentuk kepribadian peserta didik. Pesan
dalam novel ada yang disampaikan tersurat dan ada yang tersirat. Pesan
tersurat disampaikan secara langsung, sedangkan pesan tersirat disampaikan
secara tidak langsung. Pesan yang terkandung dalam novel biasanya
disampaikan melalui tokoh utamanya. Pesan dalam novel dapat dikenali
dengan mempertentangkan baik-buruk melalui tokoh protagonis dan tokoh
antagonis, menampilkan tokoh protagonis dengan cara menasihati tokoh lain,
memenangkan tokoh protagonis sebagai pihak yang benar, jujur, adil, ketika
14. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
16
terjadi konflik dengan tokoh antagonis yang jahat, serta cenderung
memberikan citra positif terhadap tokoh utama yang memiliki karakter jujur,
kreatif, terpuji, jujur, tabah, dan teguh imannya.
Gambar 1.1 Tokoh Laskar Pelangi
(sumber:https://0701.static.prezi.com/preview/v2)
Berikut ini kutipan novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata
Pada dukun, Mahar dan Flo mengutarakan maksudnya. "Datuk, saya
dan Flo akan diusir dari sekolah karena nilai-nilai kami merah semua,
minta tolong Datuk agar kami lulus ujian." Sang dukun pun
memberikan gulungan kertas yang diterima Mahar. Sampai di sekolah
mereka begitu yakin lulus ujian. Gulungan kertas pun dibuka."Inilah
pesan Tuk Bayan Tula untuk kalian berdua, kalau ingin lulus ujian, buka
buku, belajar....!
Berdasarkan cuplikan novel tersebut pengarang ingin menyampaikan amanat
kepada para siswa bahwa dalam meraih sebuah kesuksesan tidak bisa secara
instan, tidak boleh menggantungkan pada orang lain. Kesuksesan akan dapat
diraih dengan proses panjang, dengan belajar secara tekun dari berbagai
sumber, terutama dengan banyak membaca buku.
Dengan membaca novel, siswa akan memiliki kemampuan menikmati,
memanfaatkan, dan mengapresiasi karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, dan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan
berbahasa. Dengan berliterasi pada novel, siswa akan meneroka pengalaman
batin, sikap, dan pandangan pengarang. Siswa akan menginternalisasikan
15. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
17
nilai kehidupan dalam novel yang akan direfleksikan dalam membentuk
karakternnya.
Berikut ini cuplikan novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata yang dapat
menanamkan nilai kedisiplinan yang ditunjukan oleh oleh tokoh Pak Balia.
Gambar 2.2 Sampul Novel Sang Pemimpi
(Sumber: https://music.apple.com/us/album/sang-pemimpi-original)
Tak pernah mau kelihatan lelah dan jemu menghadapi murid. Jika lelah,
dia mohon diri sebentar untuk membasuh mukanya, mengelapnya
dengan handuk putih kecil bersulamkan nama istri dan putri-putrinya,
yang selalu dibawanya kemana-mana. Lalu, dibasahinya rambutnya dan
disisirnya kembali rapi-rapi bergaya James Dean. Sejenak kemudian,
beliau menjelma lagi di depam kelas sebagai pangeran tampan ilmu
pengetahuan…
Cuplikan tersebut menunjukkan tokoh Pak Belia (seorang guru) memiliki nilai
displin dan konsisten dalam menjalankan tugas. Ia tak pernah mau lelah dan
jemu menghadapi murid. Jika lelah, dia mohon diri sebentar untuk
membasuhmukanya. Lalu, dibasahinya rambutnya dan disisirnya. Hal ini
diperlihatkan agar semua peserta didik yang menyuka ipelajarannya.
Selanjutnya penanaman karakter disiplin siswa juga diamanatkan oleh
pengarang melalui tokoh ikal.
Aku juga sibuk megejar ketinggalan pelajaranku. Pulang sekolah, aku
rajin mengunjungi Pak Balia dan Pak Mustar untukmendapat pelajaran
tambahankarena ujian akhir SMA kian dekat.
16. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
18
Cuplikan di atas menunjukan nilai displin tokoh Ikal yang sibuk mengejar
ketinggalan pelajaran. Tekad, tekun, dan semangat belajar yang sangat tinggi
demi mewujudkan cita-citanya untuk lulus dengan nilai terbaik. Sikap inilah
yang harus diteladani oleh generasi muda agar tidak bermain-main dengan
pelajaran di sekolah.
Disiplin merupakan sikap yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan. Karakter displin dapat tercermin pada
sikap sangat menghargai waktu; konsisten dalam menjalankan tugas; taat
pada tata tertib; taat pada berbagai ketentuan; dan tertib menjalankan ibadah.
Jadi, sikap disiplin dan sikap positif lainnya perlu ditanamkan pada setiap
peserta didik agar menjadi generasi yang berkualitas. Pembekalan karakter
salah satu medianya adalah novel.
17. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
19
SOAL-SOAL UN/USBN
Pada ujian nasional bahasa Indonesia terdapat materi tentang Teks novel yaitu
pada KD 3.8 Menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel
yang dibaca dan KD 3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan novel.
Ada beberapa soal UN yang terdapat dalam teks novel yaitu ranah kognitif atau
pengetahuan. Berikut ini soal-soal UN yang berkaitan dengan teks novel
sehingga dapat dijadikan sarana berlatih bagi peserta untuk
menyelesaikannya. Selain itu, soal ini juga dapat dijadikan acuan ketika akan
mengembangkan soal yang setipe pada materi menganalisis isi dan
kebahasaan novel.
A. SOAL UN 2016
Soal Tahun
Bacalah Kutipan novel berikut untuk menjawab soal
nomor 14 s.d. 16
Kami gelagapan. (1) Tidak siap menjawab pertanyaan
interogatif disenja bergerimis dalam keadaan kepayahan ini.
“Apa salah kalian?” Berondongannya sekali lagi, tidak sabar.
(2) Gerimis bercampur dengan pecikan ludahnya . Mukanya
maju. Napasnya mengerubuti mukanya. Aku katupkan mataku
rapat-rapat. Apa yang akan dilakukan Tyson ini padaku.
Melihat aku menutup mata, dia membentuk lebih keras,
“Jangan takut dengan manusia, jawab!”
Aku tidak punya pilihan lain untuk memberanikan diri
menjawab. Ragu-ragu,
Maaf… maaf… Kak, kami terlambat. (3) Tapi hanya sedikit Kak,
lima menit saja.
(4)“Sudah berapa lama kalian resmi jadi murid di PM?”
katanya memotong kalimatku.
“Dua…dua…Kak.” Jawabku terbata-bata.
2016
18. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
20
“Barudua hari sudah melanggar. (5) Bukankah kemarin malam
Qanun dibacakan dan kalian tahu tidak terlambat.”
*PM= Pondok Madani
*Qanun=peraturan
( Negeri 5 Menara Karya A, Faudi)
14. Penggambaran watak Tyson yang tegas diungkap melalui…
A. dialog antartokoh
B. pikiran-pikiran tokoh
C. tanggapan tokoh lain
D. keadaan di sekitar tokoh
E. secara langsung oleh pengarang
15.Pernyataan yang membuktikan latar waktu sore hari terdapat
pada kalimat nomor….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
16. Konflik dalam kutipan novel tersebut adalah….
A. penolakan hukum
B. beban yang berat
C. ketakutan seseorang
D. kegagalan seseorang
E. penyesuaian lingkungan
24. Cermati kutipan berikut!
Tiap-tiap pemuda yang bersekolah di Betawi dalam
bertamasyadi Danau Singkarak atau Sawahlunto dan singgah
ke Solok, belum pernah mereka melampaui sebuah rumah
kecil yang amat bersih rupanya. Rumah itu dibeli oleh Ibu
Hanafi dan disanalah ia tinggal bersama Rapiah karena perlu
menyekolahkan Syafei. Rapiah tidak suka bercerai lagi
dengan mertuanya yang sudah dipandangnya sebagai ibu
kandungnya, sedangkan Ibu Hanafipun berkata hendak
menurutkan orang kedua itu ke mana perginya.
Rapiah tetap menolak hendak dipersuamikan. Ia berkata tak
sampai hati akan memberi ayah tiri pada Syafei.
19. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
21
Ibu Hanafi memerlukan benar menyembelih ayam, tiap-tiap
kedatangan anak-anak sekolah dari betawi. Pemuda-pemuda
itu senang sekali datang berkunjung ke rumah orang yang
peramah dan bijaksana itu.
(Salah Asuhan, Abdul Muis)
Hal dalam kutipan yang terkait dengan kehidupan
bermasyarakat sekarang ini adalah…
A. Jika bertamasya ke Danau Singkarak atau Sawahlunto
singgah ke rumah sanak saudara di sana.
B. Hendaklah kita mengunjungi keluarga kita yang ada
didaerah.
C. Suatu Keluarga menyiapkan hidangan yang baik untuk
menjamu tamu.
D. Ibu mertua dan anak menantu perempuan selalu
bersama dalam melakukan sesuatu.
E. Tidak menikah lagi sesudah suami meninggal demi masa
depan anak yang dicintai.
Identifikasi
Level Kognitif : Analisis (C4)
Indikator yang
bersesuaian
: 3.8.4 menganalisis isi teks novel
Diketahui : Disajikan kutipan teks novel
Ditanyakan : 14. Penggambaran watak tokoh dalam
utipan teks novel
15. Pernyataan yang membuktikan
latar sore hari dalam kutipan teks novel
16. Konflik dalam kutipan teks novel
Materi yang
dibutuhkan
: 14. watak tokoh dalam novel
15. latar waktu dalam novel
16. konflik tokoh dalam novel
24. Keterkaitan isi teks novel dengan
kehidupan nyata
20. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
22
B. SOAL UN 2017
Tahu
n
28. Cermati kutipan berikut!
Mereka sudah berteman hampir tiga belas tahun, dengan
masalah yang tak sama jauh-jauh dari penampilan fisik-perangai
Jo dan Vin tumbuh berbeda sekali. Via tumbuh dengan
pemahaman baik. Sejak SMA dulu ia terlalu peduli dengan
pendaapat orang lain. Sepanjang ia bahagia, maka mau jelek, mau
cantik orang lain menilai, ia selalu merasa cantik
Berbeda dengan Jo yang menolak paham kalaupun ia
sebenarnya paham-untuk menerimanya. Jo terus berkutat
dengan tubuh tambunnya. Pernah sakin inginnya bertubuh
kurus, Jo memaksa diri melakukan diet tanpa terkendali.
Fantastis memang, berat tubuhnya turun separuh. Membuat
pangling. Tapi itu hanya bertahan beberapa minggu sebelum
berakhir terbaring di ranjang rumah sakit. Saat ia kembali sehat,
tubuhnya kembali membesar tanpa kendali.
(Sepotong Hati yang Baru, Tere Liye)
Ringkasan kutipan tersebut adalah....
A. Vin dan Jo bersahabat cukup lama, tetapi mereka memiliki
pandangan yang berbeda tentang penampilan fisik.
B. Vin dan Jo berusia hampir tiga puluh tahun, selalu
memperhatikan penampilan fisik.
C. Vin gadis yang selalu tampil sederhana sedangn Jo selalu
berusaha memperbaiki penampilannya.
D. Vin tidak pernah peduli dengan pendapat orang tentang
penampilannya yang penting bahagia.
E. Jo selalu ingin menarik dengan melakukan diet agar tubuhnya
menjadi kurus.
2017
Identifikasi
Level Kognitif : Analisis (C4)
Indikator yaang bersesuaian : 3.9.4 Menganalisis isi teks novel
21. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
23
Diketahui : Disajikan kutipan teks novel
Ditanyakan : Ringkasan dari kutipan teks novel
Materi yang dibutuhkan : Ringkasan isi teks novel
C. SOAL UN 2018
Tahun
Cermatilah kutipan berikut unutk menjawab soal nomor 2
dan 3!
Bagi nenek, wibawa harus terus dijaga agar orang di luar griya
mau menghargai. Kenyataanya? Memang nenek bisa mengatur
keluarga. Bahkan Ida Bagus Tugur, suaminya, takkan berkutik
hanya dengan batuk kecil. Anehnya nenek hanya pandai membaca
kesalahan-kesalahan yang dibuat suaminya. Tapi dia tidak lihai
membaca kesalahan anak kesayangannya, anak lelaki satu-
satunya yang teramat dia kagumi dan terlalu sering membuat
masalah itu.
2. Pendeskripsikan watak tokoh nenek yang keras kepala dalam
kutipan novel tersebut diungkapkan melalui ....
A. situasi sekitar tokoh
B. gambar fisik tokoh
C. tingkah laku tokoh
D. tanggapan tokoh lain
E. uraian pengarang
3. Pembuktian latar suasana tidak nyaman dalam kutipan novel
tersebut adalah…
A. Nenek selalu mempersalahkan suaminya.
B. Nenek selalu menjaga wibawanya.
C. Nenek tidak bisa mengatur keluarga.
D. Cucu nenek sering membuat masalah.
E. Suami nenek tidak berkutik dengan batuk kecil.
2018
22. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
24
Identifikasi
Level Kognitif : Analisis (C4)
Indikator yaang bersesuaian : 3.9.4 Menganalisis isi teks novel
Diketahui : Disajikan kutipan teks novel
Ditanyakan : 2. Pendeskripsikan watak tokoh nenek
yang keras kepala dalam kutipan
novel tersebut diungkapkan
3. Pembuktian latar suasana tidak
nyaman dalam kutipan novel
Materi yang dibutuhkan : 2. Watak tokoh dalam novel
3. Latar suasana dalam novel
23. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
25
BAHAN PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran sastra bertujuan untuk menanamkan, menumbuhkan, dan
mengembangkan kepekaan terhadap masalah-masalah manusiawi,
pengenalan dan rasa hormat terhadap tata nilai, baik dalam konteks individual
maupun dalam kehidupan sosial. Novel sebagai bahan pembelajaran sastra di
sekolah dapat menumbuhkan pemahaman, penghayatan, dan penikmatan
terhadap cipta sastra untuk memperluas wawasan kehidupan, mempertajam
kepekaan perasaan, kepekaan dan kesadaran sosial serta religi, memperhalus
budi pekerti, serta memperkaya pengetahuan dan keterampilan berbahasa.
Tujuan pembelajaran novel dapat dicapai apabila segala aspek jiwa siswa:
pikiran, perasaan, dan imajinasinya terlibat secara penuh. Keterlibatan itu
dapat terjadi apabila guru lebih banyak melibatkan siswa untuk aktif dan
kreatif dalam aktivitas belajar tersebut. Selain itu, pembelajaran hendaknya
diciptakan dalam suasana yang menyenangkan. Keterlibatan akan terjadi
apabila suasana batin siswa siap untuk menerima pembelajaran. Kesiapan itu
terjadi apabila siswa dalam kondisi tidak terpaksa dalam mengikuti
pembelajaran tersebut.
Berikut ini disajikan contoh pembelajaran novel yang disajikan dalan dua
aktivitas, yaitu:
1. Menafsir Pandangan Pengarang terhadap Kehidupan dalam Novel dan
Menyajikan Hasil Interpretasi terhadap Pandangan Pengarang
Tujuan Pembelajaran:
Setelah membaca dan berdiskusi tentang teks novel peserta didik diharapkan
dapat:
24. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
26
a. menafsir pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang
dibaca
b. menyajikan hasil interpretasi terhadap pandangan pengarang baik secara
lisan maupun tulis
1) Peserta didik dengan cermat menyaksikan cuplikan tayangan film
cuplikan film Laskar Pelangi di (https://youtu.be/o8BYxR0yhg8).
1) Peserta didik secara aktif melakukan curah pendapat menggali
pengalaman mereka berkaitan dengan tayangan yang ditonton.
2) Peserta didik aktif dan kreatif membangun konteks dengan merespon
pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan tersebut.
1) Peserta didik berkolaboratif dan komunikatif membentuk
kelompok yang terdiri dari 5-6 orang
2) Peserta didik dengan teliti membaca dan mencermati kutipan teks
novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
3) Peserta didik dengan kritis menyusun pertanyaan terkait dengan
kutipan teks novel tersebut.
4) Peserta didik secara berkolaboratif menerima LKPD 1.1, LKPD 1.2,
LKPD 1.3, dan LKPD 1.4
5) Peserta didik berkolaboratif mencermati dan mengidentifikasi
petunjuk kegiatan dari LKPD yang telah diterima
1) Peserta didik secara aktif dan kreatif mendata informasi dari
petunjuk kegiatan terkait dengan LKPD yang diterima
2) Peserta didik berdiskusi mengklasifikasi berdasarkan data untuk
mengerjakan soal dari 4 LKPD
3) Peserta didik dengan teliti menganalisis dan mengumpulkan data
untuk mengerjakan LKPD.
1. Stimulation(Pemberian Rangsangan)
2. Problem Statement (Identifikasi Masalah)
3. Data Collection (Pengumpulan Data)
25. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
27
1) Peserta didik secara berkelompok berdiskusi mengolah data,
mengklasifikasi data, dan mengisi LKPD
2) Peserta didik mengecek kembali jawaban dari setiap dari LKPD
3) Peserta didik menyelesaikan dan memastikan semua petunjuk
kegiatan sudah dijawab dengan benar
4) Peserta didik memajang hasil kerja di tempat yang disediakan
1) Peserta didik melakukan kunjung kerja ke kelompok lain, satu orang
anggota kelompok bertugas menjelaskan hasil diskusi di kelompok
masing-masing.
2) Kelompok yang dikunjungi menyajikan dan memberikan penjelasan
hasil kerja kelompok, peserta didik yang berkunjung, memberikan
merespon hasil dengan memberikan tanggapan dan pertanyaan untuk
mendalami kebenaran hasil identifikasi teks yang telah dibaca.
3) Peserta didik bertugas memberikan penjelasan-penjelasan beserta
alasan logis untuk membuktikan kebenaran hasil identifikasi yang
telah didiskusikan di kelompok masing-masing.
4) Peserta didik yang berkunjung menuliskan catatan-catatan di kertas
post it berupa penilaian, tanggapan, atau masukan terhadap hasil kerja
kelompok lain dan menempelkannya pada plano hasil kerja kelompok.
5) Setiap kelompok menempelkan hasil diskusi pada tempat pajangan
yang disediakan.
1)
4. Data Processing (Pengolahan Data)
5. Verification (Pembuktian)
6. Generalization (Menarik Kesimpulan)
26. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
28
2) Peserta didik mengungkapkan kembali tentang hasil diskusi kelas yang
terkait dengan materi menafsir pandangan pengarang terhadap
kehidupan dalam cuplikan novel Laskar Pelangi
3) Peserta didik menuliskan simpulan tentang pandangan pengarang
terhadap aspek kehidupan dalam cuplikan novel Laskar Pelangi
4) Peserta didik dan pendidik secara bersama-sama menyimpulkan isi
intepretasi pandangan pengarang terhadap aspek kehidupan dalam
cuplikan novel Laskar Pelangi
5) Peserta didik mengerjakan soal penilaian pembelajaran yang diberikan
oleh pendidik untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
2. Menganalisis Isi dan Kebahasaan Novel, serta Merancang Novel
Tujuan pembelajaran:
Setelah membaca dan berdiskusi tentang teks novel peserta didik diharapkan
dapat:
a. Menganalisis isi dan kebahasaan novel
b. Merancang novel atau novelet dengan memperhatikan isi dan
kebahasaan
1) Peserta didik dengan cermat menyaksikan cuplikan tayangan film
Dilan 1991 di laman (https://youtu.be/WQMp0XYzIHk )
2) Peserta didik secara aktif melakukan curah pendapat menggali
pengalaman mereka berkaitan dengan tayangan yang ditonton.
3) Peserta didik secara aktif dan kreatif membangun konteks dengan
merespon pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan tersebut.
1. Stimulation (Pemberian Rangsangan
2. Problem Statemen (Identifikasi Masalah)
27. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
29
1) Peserta didik berkolaboratif dan komunikatif membentuk kelompok
yang terdiri dari 5-6 orang
2) Peserta didik dengan teliti mencermati kembali kutipan teks novel
Lakar Pelangi karya Andrea Hirata.
3) Peserta didik dengan kritis menyusun pertanyaan terkait dengan
kutipan teks novel tersebut.
4) Peserta didik secara berkolaboratif menerima LKPD 2.1, LKPD 2.2,
LKPD 2.3, LKPD 2.4, dan LKPD 2.4, dan LKPD 2.5
5) Peserta didik berkolaboratif mencermati dan mengidentifikasi petunjuk
kegiatan dari LKPD yang telah diterima
1) Peserta didik berkolaborasi menelaah kembali cuplikan teks novel
Laskar Pelangi
2) Peserta didik secara berkolaborasi mencari data untuk mengerjakan
LKPD 2.1 menganalisis isi (unsur pembangun) novel Laskar Pelangi
3) Peserta didik secara berkolaborasi mencari data untuk mengerjakan
LKPD 2.2 menganalisis unsur kebahasaan novel Laskar Pelangi
4) Peserta didik secara berkolaborasi mencari data untuk mengerjakan
LKPD 2.3 meringkas isi cuplikan novel Laskar Pelangi
5) Peserta didik secara mandiri mencari data untuk mengerjakan LKPD
2.4 menceritakan isi cuplikan novel Dilan, Dia adalah Dilanku tahun
1990
6) Peserta didik secara mandiri mencari data untuk mengerjakan LKPD
2.5 tentang merancang teks novel
Peserta didik berkolaborasi:
1) secara sungguh-sungguh menganalisis isi (unsur pembangun) novel
Laskar Pelangi (LKPD 2.1)
3. Data Collection (Pengumpulan Data)
4. Data Processing (Pengolahan Data)
28. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
30
2) dengan penuh ketelitian menganalisis unsur kebahasaan novel Laskar
Pelangi(LKPD 2.2)
3) dengan cermat meringkas isi cuplikan novel Laskar Pelangi (LKPD 2.3)
Peserta didik secara mandiri:
4) menceritakan isi cuplikan novel Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1990
(LKPD 2.4)
5) merancang teks novel berdasarkan tema yang dipilih (LKPD 2.5)
1) Wakil dari masing-masing kelompok secara bergiliran melaporkan
hasil diskusinya tentang isi, kebahasaan, dan ringkasan novel
2) Kelompok lainnya menanggapi hasil laporan dan dikuatkan pendidik.
3) Masing-masing kelompok memperbaiki hasil kerjanya sesuai dengan
jawaban yang sudah disepakati.
4) Secara mandiri peserta menyajikan / menceritakan kembali isi novel
5) Secara mandiri peserta didik menyajikan rancangan novel yang telah
dikerjakan
1) Peserta didik mengungkapkan kembali tentang informasi yang terkait
dengan isi dan kebahasaan novel
2) Peserta didik menuliskan simpulan tentang ringkasan novel
3) Peserta didik dan pendidik secara bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran tentang menceritakan kembali dan merancang novel
4) Peserta didik mengerjakan soal evaluasi pembelajaran yang diberikan
oleh pendidik untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
5. Verification (Pembuktian)
6. Generalization (Menarik Kesimpulan)
29. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
31
B. Lembar Kerja Peserta Didik
LKPD 1 Pandangan Pengarang terhadap Kehidupan dalam Teks N ovel
dan Hasil Intepretasi terhadap Pandangan Pengarang
1. LKPD 1.1`Menafsir Pandangan Pengarang terhadap Kehidupan dalam
Novel
Tujuan pembelajaran
Setelah mengerjakan LKPD 1.1 peserta diharapkan dapat menafsir
pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang telah dibaca.
Petunjuk Kegiatan
a. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 5- 6 orang!
b. Bacalah kutipan novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata
c. Temukan pandangan pengarang terhadap nilai pendidikan dalam
cuplikan teks tersebut!
d. Tulis pekerjaaan Saudara dalam lembar kerja yang tersedia!
Kutipan Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata
Gambar 3.3 Sampul Novel Laskar Pelangi
…Dapat dikatakan tak jarang Lintang mempertaruhkan nyawa demi
menempuh pendidikan, namun tak sehari pun ia pernah bolos. Delapan
puluh kilometer pulang pergi ditempuhnya dengan sepeda setiap hari. Tak
30. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
32
pernah mengeluh. Jika kegiatan sekolah berlangsung sampai sore, ia akan
tiba malam hari di rumahnya. Sering aku merasa ngeri membayangkan
perjalanannya.
Kesulitan itu belum termasuk jalan yang tergenang air, ban sepeda yang
bocor, dan musim hujan berkepanjangan dengan petir yang menyambar-
nyambar. Suatu hari rantai sepedanya putus dan tak bisa disambung lagi
karena sudah terlalu pendek sebab terlalu sering putus, tapi ia tak
menyerah. Dituntunnya sepeda itu puluhan kilometer, dan sampai di
sekolah kami sudah bersiap-siap akan pulang. Saat itu adalah pelajaran seni
suara dan dia begitu bahagia karena masih sempat menyanyikan lagu
Padamu Negeri di depan kelas. Kami termenung mendengarkan ia
bernyanyi dengan sepenuh jiwa, tak tampak kelelahan di matanya yang
berbinar jenaka. Setelah itu ia pulang dengan menuntun sepedanya lagi
sejauh empat puluh kilometer.
Pada musim hujan lebat yang bisa mengubah jalan menjadi sungai,
menggenangi daratan dengan air setinggi dada, membuat guruh dan
halilintar membabat pohon kelapa hingga tumbang bergelimpangan
terbelah dua, pada musim panas yang begitu terik hingga alam memuai ingin
meledak, pada musim badai yang membuat hasil laut nihil hingga berbulan-
bulan semua orang tak punya uang sepeser pun, pada musim buaya
berkembang biak sehingga mereka menjadi semakin ganas, pada musim
angin barat puting beliung, pada musim demam, pada musim sampar, sehari
pun Lintang tak pernah bolos.
Dulu ayahnya pernah mengira putranya itu akan takluk pada minggu-
minggu pertama sekolah dan prasangka itu terbukti keliru. Hari demi hari
semangat Lintang bukan semakin pudar tapi malah meroket karena ia
sangat mencintai sekolah, mencintai teman-temannya, menyukai
persahabatan kami yang mengasyikkan, dan mulai kecanduan pada daya
31. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
33
tarik rahasia-rahasia ilmu. Jika tiba di rumah ia tak langsung beristirahat
melainkan segera bergabung dengan anak-anak seusia di kampungnya
untuk bekerja sebagai kuli kopra. Itulah penghasilan sampingan
keluarganya dan juga sebagai kompensasi terbebasnya dia dari pekerjaan di
laut serta ganjaran yang ia dapat dari "kemewahan" bersekolah...
Lembar Kerja 1.1 Menafsir Pandangan Pengarang terhadap
Kehidupan dalam Novel
No Pandangan
Pengarang dalam
Pendidikan
Cuplikan Penjelasan/Penerapan
dalam kehidupan
Sehari-hari
2. LKPD 1.2 Menyimpukan Pandangan Pengarang terhadap Kehidupan
dalam Novel
Tujuan pembelajaran
Setelah mengerjakan LKPD 1.2 peserta diharapkan dapat menyimpulkan
pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang telah dibaca.
Petunjuk Kegiatan
a. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 5- 6 orang!
b. Cermati kembali kutipan novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata
c. Bandingkan kutipan novel tersebut dengan biografi singkat kehidupan
Andrea Hirata di bawah ini!
32. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
34
d. Saudara diperbolehkan mencari dari berbagai sumber mengenai
biografi Andrea Hirata atau data mengenai keseharian pengarang
tersebut untuk menambah wawasanmu.
e. Temukan keterkaitan biografi pengarang dengan pandangan pengarang
tentang nilai pendidikan dalam teks tersebut!
f. Tuliskan kesimpulan pandangan pengarang terhadap nilai pendidikan
dalam teks tersebut!
Biografi Singkat Andrea Hirata
Gambar 4.4 Foto Andrea Hirata
Andrea Hirata lahir di Belitung Timur, 24 Oktober 1967. Anak keempat dari
pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah ini dilahirkan dengan
nama asli Aqil Barraq Badruddin.Merasa tak cocok dengan nama tersebut,
ia pun mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun sejak
ia remaja.
Nama Andrea diambil dari nama seorang wanita yang menggilai King Rock
‘n Roll abad 20, Elvis Presley. “Hirata” sendiri diambil dari nama sebuah
daerah kampung, bukan nama serapan dari bahasa Jepang. Sedangkan nama
belakangnya diambil dari nama sang ayah.
Tinggal di tempat terpencil dengan akses pemenuhan kebutuhan yang
terbatas dapat menggambarkan tempat tinggal Andrea kecil. Walaupun
begitu ia tetap menjadi anak yang periang dengan mimpi yang besar.
Ia bersekolah di SD Muhamadiyah. Bangunan yang kondisinya sangat
mengenaskan dan hampir rubuh itu diakui Andrea cukuplah
memprihatinkan. Namun karena ketiadaan biaya, ia mau tidak mau harus
menimba ilmu di tempat yang dapat dikatakan tidak layak untuk ditinggali
itu.
Kendati harus menimba ilmu di bangunan yang tak nyaman, Andrea tetap
memiliki motivasi yang cukup besar untuk belajar. Di sekolah itu pulalah, ia
33. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
35
bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang dijulukinya dengan sebutan
Laskar Pelangi.
Keinginan menjadi penulis telah muncul sejak kelas 3 SD. Inspirasi
utamanya menjadi penulis datang dari sosok ibu Muslimah. Bu Muslimah
adalah seorang pengajar di tempat Andrea bersekolah. Kegigihan Bu
Muslimah untuk mengajar siswa yang hanya berjumlah tak lebih dari 11
orang itu ternyata sangat berarti besar bagi kehidupan Andrea.
Perubahan dalam kehidupan Andrea, diakuinya tak lain karena
motivasi dan hasil didikan darinya.Berkatnya, Andrea tetap semangat
menempuh jarak kurang lebih 30 km setiap harinya untuk pergi ke sekolah.
Setelah lulus SMA, Andrea memutuskan untuk melanjutkan studi perguruan
tingginya ke Universitas Indonesia. Ia mengambil jurusan ekonomi di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Meskipun studi yang diambil Andrea adalah
ekonomi, ia amat menggemari sains fisika, kimia, biologi, astronomi dan
sastra.
Setelah menyelesaikan studi S1-nya, ia mendapatkan beasiswa dari Uni
Eropa untuk belajar ke Universete de Paris, Sorbonne dan Sheffield Hallam
University, Sheffield untuk mengambil gelar pascasarjananya.
Novel Laskar Pelangi hanya memakan waktu pengerjaan sekitar 6 bulan.
Bukunya itu merujuk pada pengalaman masa kecilnya selama di Belitung
Timur. Ia kemudian menggambarkannya sebagai "sebuah ironi tentang
kurangnya akses pendidikan bagi anak-anak di salah satu pulau terkaya di
dunia”.
Lembar Kerja 1.2 Menyimpulkan Pandangan Pengarang
terhadap Kehidupan dalam Novel
No Biografi
Pengarang
Pandangan
Pengarang
Simpulan
1
2
3
dst
34. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
36
3. LKPD 1.3 Menganalisis Pandangan Pengarang terhadap Aspek
Kehidupan dalam Novel
Tujuan pembelajaran
Setelah mengerjakan LKPD 1.3 peserta diharapkan dapat menganalisis
pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel yang telah dibaca.
Petunjuk Kegiatan
a. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 5- 6 orang!
b. Bacalah beberapa cuplikan novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata di
bawah ini!
c. Analisislah pandangan pengarang terhadap aspek kehidupan dalam
novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata di bawah ini!
Beberapa Cuplikan Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata
1) N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid, atau kami
memanggilnya Bu Mus, hanya memiliki selembar ijazah SKP (Sekolah
Kepandaian Putri). Namun, beliau bertekad melanjutkan cita-cita
ayahnya—K.A. Abdul Hamid, pelopor sekolah Muhammadiyah di Belitong—
untuk terus mengobarkan pendidikan Islam. Tekad itu memberinya
kesulitan hidup tak terkira, karena kami kekurangan guru— lagi pula siapa
yang rela diupah beras 15 kilo setiap bulan?
Maka, selama enam tahun di SD Muhammadiyah, beliau sendiri yang
mengajar semua mata pelajaran—mulai dari Menulis Indah, Bahasa
Indonesia, Kewarganegaraan, Ilmu Bumi, sampai Matematika, Geografi,
Prakarya, dan Praktik Olahraga. Setelah seharian mengajar, beliau
melanjutkan bekerja menerima jahitan sampai jauh malam untuk mencari
nafkah, menopang hidup dirinya dan adik-adiknya. (Laskar Pelangi,
2007:29-30)
2) Tak susah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kami adalah salah
satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskin di seantero negeri ini
yang jika disenggol sedikit saja oleh kambing yang senewen, bisa rubuh
berantakan.
Kami memiliki enam kelas kecil-kecil, pagi untuk SD Muhammadiyah dan
sore untuk SMP Muhammadiah. Maka kami, sepuluh siswa baru ini bercokol
35. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
37
selama sembilan tahun di sekolah yang sama dan kelas-kelas yang sama,
bahkan susunan kawan sebangku pun tak berubah selama sembilan tahun
SD dan SMP itu.
Kami kekurangan guru dan sebagian besar siswa SD Muhammadiyah ke
sekolah memakai sandal. Kami bahkan tak punya seragam. Kami juga tak
punya kotak P3K. Jika kami sakit, sakit apa pun: diare, bengkak, batuk, flu,
atau gatal-gatal maka guru kami akan memberikan sebuah pil berwarna
putih, berukuran besar bulat seperti kancing jas hujan, yang rasanya sangat
pahit. Jika diminum kita bisa merasa kenyang. Pada pil itu ada tulisan besar
APC. Itulah pil APC yang legendaris di kalangan rakyat pinggiran Belitong.
Obat ajaib yang bisa menyembuhkan segala rupa penyakit. (Laskar Pelangi,
2007:17—18)
3) Sekolah Muhammadiyah tak pernah dikunjungi pejabat, penjual kaligrafi,
pengawas sekolah, apalagi anggota dewan. Yang rutin berkunjung hanyalah
seorang pria yang berpakaian seperti ninja. Di punggungnya tergantung
sebuah tabung alumunium besar dengan slang yang menjalar ke sana ke
mari. Ia akan berangkat ke bulan. Pria ini adalah utusan dari dinas kesehatan
yang menyemprot sarang nyamuk dengan DDT. Ketika asap putih tebal
mengepul seperti kebakaran hebat, kami pun bersorak-sorak kegirangan.
Sekolah kami tidak dijaga karena tidak ada benda berharga yang layak
dicuri. Satu-satunya benda yang menandakan bangunan itu sekolah adalah
sebatang tiang bendera dari bambu kuning dan sebuah papan tulis hijau
yang tergantung miring di dekat lonceng. Lonceng kami adalah besi bulat
berlubang-lubang bekas tungku. Di papan tulis itu terpampang gambar
matahari dengan garis-garis sinar berwarna putih. Di tengahnya tertulis SD
MD (Sekolah Dasar Muhammadiyah). (Laskar Pelangi, 2007:17-18)
Pulau Belitong yang makmur seperti mengasingkan diri dari tanah Sumatra
yang membujur dan di sana mengalir kebudayaan Melayu yang tua. Pada
abad ke-19, ketika korporasi secara sistematis mengeksploitasi timah,
kebudayaan bersahaja itu mulai hidup dalam karakteristik sosiologi
tertentu yang atribut-atributnya mencerminkan perbedaan sangat
mencolok seolah berdasarkan status berkasta-kasta. Kasta majemuk itu
tersusun rapi mulai dari para petinggi PN Timah yang disebut “orang staf”
atau urang setap dalam dialek lokal sampai pada para tukang pikul pipa di
instalasi penambangan serta warga suku Sawang yang menjadi buruh-
buruh yuka penjahit karung timah. Salah satu atribut diskriminasi itu adalah
sekolahsekolah PN.
Maka lahirlah kaum menak, implikasi dari institusi yang ingin memelihara
citra aristokrat. PN melimpahi orang staf dengan penghasilan dan fasilitas
kesehatan, pendidikan, promosi, transportasi, hiburan, dan logistik yang
sangat diskriminatif dibanding kompensasi yang diberikan kepada mereka
yang bukan orang staf. Mereka, kaum borjuis ini, bersemayam di kawasan
eksklusif yang disebut Gedong. Mereka seperti orang-orang kulit putih di
36. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
38
wilayah selatan Amerika pada tahun 70-an. Feodalisme di Belitong adalah
sesuatu yang unik, karena ia merupakan konsekuensi dari adanya budaya
korporasi, bukan karena tradisi paternalistik dari silsilah, subkultur, atau
priviliese yang dianugerahkan.
Sepadan dengan kebun gantung yang memesona di pelataran menara
Babylonia, sebuah taman kesayangan Tiran Nebuchadnezzar III untuk
memuja Dewa Marduk, Gedong adalah land mark Belitong. Ia terisolasi
tembok tinggi berkeliling dengan satu akses keluar masuk seperti konsep
cul de sac dalam konsep pemukiman modern. Arsitektur dan desain
lanskapnya bergaya sangat kolonial. Orang-orang yang tinggal di dalamnya
memiliki nama-nama yang aneh, misalnya Susilo, Cokro, Ivonne, Setiawan,
atau Kuntoro, tak ada Muas, Jamali, Sa’indun, Ramli, atau Mahader seperti
nama orangorang Melayu, dan mereka tidak pernah menggunakan bin atau
binti.
Kawasan warisan Belanda ini menjunjung tinggi kesan menjaga jarak, dan
kesan itu diperkuat oleh jajaran pohonpohon saga tua yang menjatuhkan
butir-butir buah semerah darah di atas kap mobil-mobil mahal yang
berjejal-jejal sampai keluar garasi. Di sana, rumah-rumah mewah besar
bergaya Victoria memiliki jendela-jendela kaca lebar dan tinggi dengan tirai
yang berlapis-lapis laksana layar bioskop.
Rumah-rumah itu ditempatkan pada kontur yang agak tinggi sehingga
keliahatan seperti kastil-kastil kaum bangsawan dengan halaman
terpelihara rapi dan danau-danau buatan. Di dalamnya hidup tenteram
sebuah keluarga kecil dengan dua atau tiga anak yang selalu tampak damai,
temaram, dan sejuk. (Laskar Pelangi, 2007:41-43)
Lembar Kerja 1.3 Menganalisis Pandangan Pengarang
terhadap Aspek Kehidupan dalam Novel
No Aspek Kehidupan Pandangan Pengarang
1 Sosial
2 Budaya
3 Keagamaan
4 Aspek lain
37. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
39
4. LKPD 1.4 Menyajikan Hasil Interpretasi terhadap Pandangan
Pengarang dalam Novel
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengerjakan LKPD 1.4 peserta diharapkan dapat menyajikan hasil
intepretasi pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam teks novel
baik secara tertulis maupun lisan
Petunjuk Kegiatan
a. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 5- 6 orang!
b. Berdasarkan analisis pandangan pengarang terhadap beberapa aspek
kehidupan dalam novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata, tuliskan
intepretasi Saudara terhadap pandangan pengarang tersebut!
c. Sajikan hasil pekerjaan Saudara di depan kelas!
Lembar kerja 1.4 Menyajikan Hasil Interpretasi terhadap
Pandangan Pengarang dalam Novel
Aspek Hasil interpretasi dikaitkan dalam kehidupan nyata
38. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
40
LKPD 2 Isi dan Kebahaaan Teks Novel dan Merancang Teks Novel
1. LKPD 2.1 Unsur-Unsur Pembangun Teks Novel
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengerjakan LKPD 2.1 peserta didik diharapkan dapat menganalisis
unsur-unsur pembangun teks novel yang dibaca.
Petunjuk Kegiatan
1) Bentuklah kelompok yang beranggotakan 5- 6 orang!
2) Baca dan pahami kembali kutipan novel Laskar Pelangi! karya Andrea
Hirata!
3) Analisislah unsur-unsur pembangun novel Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata!
4) Kerjakan sesuai lembar kerja yang tersedia!
Lembar Kerja 2.1 Unsur-Unsur Pembangun Teks Novel
No Pertanyaan Kutipan Teks
1 Apa persoalan yang
disampaikan penulis dalam
novel tersebut?
2 Siapa saja tokohnya dan
bagaimana penggambaran
karakternya? Berikan bukti
yang mendukung dalam cerita
tersebut!
3 Dimanakah setting yang
terungkap pada novel
tersebut?
4 Bagaimana alur ceritanya?
5 Bagaimana gaya bahasa
pengarang dalam bercerita?
Tunjukkan buktinya!
39. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
41
7 Adakah hal-hal baru yang
disuguhkan novel tersebut
bila dibandingkan dengan
novel yang pernah Saudara
baca?
8 Dari sisi moral, amanat apa
yang Saudara peroleh dari
novel di atas?
9 Nilai –nilai apakah yang
terkandung dalam novel
tersebut
2. LKPD 2.2 Unsur Kebahasaan Teks Novel
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengerjakan LKPD 2.2 peserta diharapkan dapat menganalisis
unsur kebahasaan teks novel
Petunjuk Kegiatan
1) Bentuklah kelompok yang beranggotakan 5- 6 orang!
2) Baca dan pahami kembali cuplikan novel Laskar Pelangi pada LKPD
sebelumnya!
3) Lakukan analisis unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks tersebut!
4) Tulis pekerjaan Saudara pada lembar kerja berikut. Lalu presentasikan!
Lembar Kerja 2.2 Unsur Kebahasaan Teks Novel
Kaidah Teks Kutipan Teks
40. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
42
3. LKPD 2.3 Ringkasan Teks Novel
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengerjakan LKPD 2.3 peserta diharapkan dapat meringkas isi teks
novel
Petunjuk Kegiatan
1) Bentuklah kelompok yang berangotakan 5-6 orang!
2) Bacalah kutipan novel Laskar Pelangi di atas!
3) Buatlah ringkasan berdasarkan teks tersebut!
4) Setelah selesai, presentasikan di depan kelas!
Lembar Kerja 2.3 Ringkasan Teks Novel
Kerangka Cerita Ringkasan
4. LKPD 2.4 Menceritakan Kembali Isi Teks Novel
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengerjakan LKPD 2.4 peserta diharapkan dapat menceritakan
kembali isi teks novel
41. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
43
Petunjuk Kegiatan
a. Perhatikan dan bacalah sinopsis teks novel “Dilan, Dia adalah
Dilanku tahun 1990” berikut ini!
b. Saudara diberi kesempatan untuk membaca novel lain!
c. Setelah membaca, ceritakan kembali isi novel tersebut!
d. Perhatikan beberapa hal berikut ini!
(1)Tuliskan isi cuplikan novel tersebut dalam bentuk kerangka cerita!
(2) Ceritakan peristiwa dan alur cerita novel tersebut dengan bahasa
sendiri!
Sinopsis Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1990
Gambar 5.5 Sampul Novel Dilan, Dia adalah Dilanku tahun 1990
Novel Dilan ini menceritakan sebuah kisah seorang perempuan yang
bernama Milea. Milea merupakan seorang murid yang baru saja pindah dari
Jakarta. Ketika Milea pergi menuju sekolahnya, dia bertemu dengan teman
yang kebetulan satu sekolahan dengannya. Temannya itu adalah seorang
yang suka meramal.
Laki-laki yang suka meramal itu berkata bahwa nanti mereka berdua akan
bertemu di kantin sekolah. Pada awalnya Melia acuh dengan lelaki itu, tapi
dia merasa terganggu karena setiap hari laki-laki itu selalu saja
menghampirinya. Milea pun mau tidak mau mencari tahu laki-laki itu.
Ternyata laki-laki itu bernama Dilan.
42. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
44
Pada suatu hari, ketika Dilan membuntuti Milea ketika pulang menggunakan
angkot Dilan berkata, ” Milea, kamu itu cantik, akan tetapi aku belum cinta
kepadamu. Tak tahu jika sore. Tunggu saja”. Kata yang diucapkan Melia
menjadikan jantungnya berdetak dengan kencang, mungkin saja dia kaget
dengan apa yang diucapkan oleh Dilan. Dengan diam Melia mendengar
ucapan Dilan, saat itu juga Melia teringat dengan pacarnya bernama Beni
yang tinggal di Jakarta.
Dilan mendekati Milea memakai cara yang unik dan tak biasa, mungkin
karena hal itu Milea terus memikirkannya. Dilan meberikan hadiah kepada
Melia sebuah cokelat melalui POS, Dilan pun membawa seorang tukang pijat
ketika Milea jatuh sakit, Dilan memberik sebuah TTS ( teka teki silang )
kepada Melia untuk hadiah ualng tahunnya, yang lucunya TTSnya itu ada
tulisan “Selamat Hari Lahir Melia, Ini aku persembahkan hadiah untuk
kamu, Hanya sebuah TTS, tapi semuanya sudah aku isi, aku cinta kamu, aku
tidak ingin kamu jadi pusing karena mengisi TTS ini”.
Waktu pun terus bergulir, Dilan dan Milea pun semakin akrab. Milea tahu
tentang Dilan beberaa hal dari temannya yang bernama Wati, sepupu Dilan
sekelas dengan Milea. Sekolah Milea mendapatkan kesempatan untuk
mengikuti acara cerdas cermat yang diselenggarakan oleh TVRI, para siswa
yang tidak mengikuti lomba boleh untuk memberikan semangat kepada
teman-temannya yang mengikti lomba.
Milea pun ikut, dia pun sudah memiliki rencana untuk bertemu pacarnya
Beni. Milea lama menunggu Beni yang janji akan bertemu di TVRI, akan
tetapi Beni tidak datang-datang. Pada akhirnya, Milea pergi unutk makan
bersama temannya Wati dan Wanda. Ketika itu Beni datang dengan penuh
emosi dan marah melihat Milea makan dengan laki-laki selain dirinya.
Hubungan mereka kandas ketika itu juga. Jelang beberapa hari Beni
mengajak Milea untuk kembali menjadi pacarnya, tapi Milea menolak
penawaran Beni.
Suatu ketika Milea Bertemu dengan ibunya Dilan. Ternyata, ibunya Dilan
asiknya sama seperti Dilan. Ibunya Dilan pun senang dengan Milea, jadi
ibunya Dilan memberikan dukungannya agar mereka jadian.
Akhirnya mereka berdua pun resmi pacaran. Sampai-sampai, Dilan
membuat surat resmi dilengkapi materai yang isinya seperti teks
proklamasi.
Lembar Kerja 2.4 Menceritakan Isi Teks Novel
43. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
45
Kerangka Cerita Ringkasan
5. LKPD 2.5 Merancang Teks Novel
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengerjakan LKPD 2.5 peserta diharapkan dapat merancang teks
novel berdasarkan tema dengan memperhatikan unsur pembangun dan
kebahasaan
Petunjuk Kegiatan
a. Pilihlah satu tema novel yang akan dikembangkan!
b. Rancanglah novel berdasarkan tema yang telah dipilih sesuai dengan
unsur-unsur pembangun novel!
c. Tulislah hasil diskusi lembar kerja peserta didik!
44. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
46
Lembar Kerja 2.5 Rancangan Teks Novel
Judul
Tema
Tokoh dan Karakter
Alur
Latar/Setting
a. Waktu
b. Tempat
c. Sosial
Amanat
Sudut pandang
Gaya Bahasa
C. Bahan Bacaan
Gambar 6.6 Sampul kumpulan Novel
1. Hakikat Teks Novel
Novel oleh Nurgiyantoro(2010:10), dideskripsikan sebagai sebuah karya
prosa fiksi yang cukup panjang tidak terlalu panjang namun tidak terlalu
45. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
47
pendek. Jassin (dalam Nurgiyantoro, 2009:16) membatasi novel sebagai suatu
cerita yang bermain dalam dunia manusia dan benda yang di sekitar kita, tisak
mendalam, lebih banyak melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang dan
lebih mengenal suatu episode.
Pendapat lain, Lubis (1994:161) menyatakan “novel adalah hasil kesusastraan
yang berbentuk prosa yang menceritakan suatu kajian yang biasa dari
kejadian itu lahirlah satu konflik suatu pertikaian yang merubah nasib
mereka”. Pengertian tersebut dijelaskan pula oleh Kosasih (2012:60). “Novel
adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika
kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh”, sedangkan menurut Clara
Reeve (dikutip oleh Wellek & Warren, 2014:260) “novel adalah gambaran dari
kehidupan dan perilaku yang nyata dari zaman pada saat novel itu ditulis.
Novel bersifat realistis, novel berkembang dari bentuk-bentuk naratif
nonfiksi; surat, jurnal, memoar atau biografi, kronik atau sejarah”. Dengan kata
lain, novel berkembang dari dokumen-dokumen.
Teks Novel merupakan bagian dari prosa fiksi karena novel merupakan hasil
khayalan atau sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Selain novel, ada pula
roman dan cerita pendek (Herman J. Waluyo, 2009:2). Dengan begitu dapat
disimpulkan bahwa novel merupakan sebuah karya sastra yang berbentuk
prosa fiksi, di mana memiliki serangkaian peristiwa dan latar yang
ditampilkan secara tersusun hingga bentuknya lebih panjang dibanding
cerpen, dan roman.
Pada bagian awal, dijelaskan pengertian teks novel. Selanjutnya Saudara akan
mempelajari karakteristik teks novel. Pada bagian ini akan dibahas ciri-ciri,
fungsi, dan jenis-jenis teks novel.
a. Ciri-ciri Teks Novel
Novel merenungkan dan melukiskan realitas yang dilihat, dirasakan dalam
bentuk tertentu dengan pengaruh tertentu yang dihubungkan dengan
46. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
48
tercapianya gerak-gerik hasrat manusia. Henry Guntur Tarigan (2008:165)
menyatakan bahwa novel mengandung kata-kata yang berkisar antara 35.000
kata sampai tak terbatas jumlahnya. Dengan kata lain, jumlah minimal kata
dalam novel yaitu 35.000. Sedangkan Abrams menyebutkan novel merupakan
sesuatu secara bebas, menyajikan suatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih
detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih
kompleks yang mencakup berbagai unsur cerita yang membangun novel.
Hendy (1993: 225) menyatakan ciri-ciri novel ialah sebagai berikut:
1. Sajian cerita lebih panjang dari cerita pendek dan lebih pendek dari roman.
Biasanya cerita dalam novel dibagi atas beberapa bagian.
2. Bahan cerita diangkat dari keadaan yang ada dalam masyarakat dengan
ramuan fiksi pengarang.
3. Penyajian berita berlandas pada alur pokok atau alur utama yang batang
tubuh cerita, dan dirangkai dengan beberapa alur penunjang yang bersifat
otonom (mempunyai latar tersendiri).
4. Tema sebuah novel terdiri dari tema pokok (tema utama) dan tema
bawahan yang berfungsi mendukung tema pokok tersebut.
5. Karakter tokoh-tokoh utama dalam novel berbeda-beda. Demikian juga
karakter tokoh lainnya. Selain itu, dalam novel dijumpai pula tokoh statis
dan tokoh dinamis. Tokoh statis adalah tokoh yang digambarkan berwatak
tetap sejak awal hingga akhir. Tokoh dinamis sebaliknya, ia bisa
mempunyai beberapa karakter yang berbeda atau tidak tetap.
b. Fungsi Teks Novel
Pada dasarnya, fungsi novel adalah untuk memberikan hiburan kepada
pembaca. Melalui novel, penulis dapat menceritakan tentang aspek kehidupan
manusia secara mendalam termasuk berbagai perilaku manusia. Ada juga
pendapat bahwa fungsi novel yaitu untuk membebaskan pembaca dan
47. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
49
penulisnya dari tekanan emosi dengan cara melepaskan diri dari emosi itu.
Pembaca dapat ikut merasakan emosi yang terkandung dalam cerita.
Sulistiono dkk (1999:92-93) menguraikan beberapa fungsi sastra pada novel,
di antaranya:
1) fungsi rekreatif, sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan
bagi pembaca;
2) fungsi didaktif, sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembaca
karena adanya nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung di
dalamnya;
3) fungsi estetis, sastra mampu memberikan keindahan bagi pembacanya;
4) fungsi moralitas, sastra mampu memberikan pengerahuan kepada
pembacanya;
5) fungsi religious, sastra mengandung ajaran agama yang dapat diteladani
pembaca
c. Jenis Teks Novel
Berdasarkan nyata atau tidaknya suatu cerita, novel terbagi dalam 2 jenis,
yaitu:
1) fiksi, adalah novel yang berkisah tentang hal yang fiktif dan tidak terjadi di
dunia nyata, baik itu tokoh, alur, ataupun latar belakangnya merupakan
rekaan penulis saja;
2) nonfiksi, novel yang bercerita tentang hal yang nyata yang sudah pernah
terjadi, biasanya berdasarkan pengalaman seseorang, kisah nyata, atau
berdasarkan sejarah. Contoh: Surat Kecil untuk Tuhan, 99 Cahaya di Langit
Eropa.
Sedangkan Sumardjo dan Saini K.M (1988:29) membagi novel berdasarkan 3
jenis, yaitu:
48. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
50
1) Novel percintaan, melibatkan tokoh wanita dan pria secara seimbang
bahkan kadang-kadang peranan wanita lebih dominan;
2) Novel petualangan, novel ini sedikit sekali memasukkan peranan wanita,
jika wanita digambarkan maka penggambarannya kurang berkenan
karena jenis novel ini adalah bacaan pria. Contohnya: 5 CM
3) Novel fantasi, novel yang bercerita tentang hal-hal yang tidak realistis dan
serba tidak mungkin jika dilihat dari pengalaman sehari-hari. Serta tidak
menggunakan tokoh, latar, ataupun plot yang tidak realistis. Contoh:
Twilight, Harry Potter.
Jenis novel berdasarkan isi, tokoh, dan pangsa pasar dapat dibedakan menjadi
empat, yaitu:
a) Teenlit; jenid novel ini bercerita tentang seputar permasalahan para
remaja yang umumnya tentang percintaan, atau persabahatan yang
mengambil pasar usia anak remaja yang usianya masih dianggap labil,
penuh cita-cita, kegalauan, dan banyak permasalahan.
b) Chicklit, jenis novel ini bercerita seputar kehidupan atau permasalahan
yang dihadapi oleh seorang wanitamuda pada umumnya. Alur ceirta yang
lebih compleks, rumit, bahkan kadang mengandung unsur dewasa yang
tidak terlalu mudah ditangkap oleh pembaca usia remaja permulaan.
c) Songlit, jenis novel ini ditulis berdasarkan sebuah lagu, atau dapat menjadi
inspirasi dalam penulisan lagu. Buku ini bisa dinikmati oleh remaja
ataupun orang dewasa.
d) Novel dewasa, jenis novel ini tentu hanya diperuntukan bagi orang dewasa
karena umumnya cerita mengandung unsur sensualitas orang dewasa.
Di luar dari jenis tersebut, terdapat jenis novel lain yang kurang dibahas secara
teoretis, yaitu:
49. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
51
1) Novel romantis, biasanya memuat cerita panjang bertemakan percintaan
yang ditulis semenarik mungkin dengan konflik hingga mencapai titik
klimaks. Contoh: Critical Eleven;
2) Novel komedi, biasanya memuat cerita yang humoris dan menarik dengan
gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Contoh: Anka Kos Dodol;
3) Novel religi, biasanya merupakan kisah romantis atau inspiratid yang
dilihat dari segi agama. Contoh: Ketika Cinta Bertasbih;
4) Novel horror, biasanya bercerita seputar hantu. Contoh: Danur;
5) Novel misteri, biasanya memuat teka-teki rumit yang merespon pembaca
untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah tersebut;
6) Novel inspiratif, menceritakan sebuah cerita yang menginspirasi
pembacanya.
d. Struktur Teks Novel
Sebagai karya sastra yang berjenis penceritaan, novel memiliki struktur yang
sama dengan cerpen ataupun roman. Agar lebih jelas, perhatikan bagan
struktur teks novel berikut ini.
Gambar 7.7 Struktur Teks Novel
50. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
52
Berdasarkan gambar di atas, struktur novel dapat dijelaskan sebagai berikut.
a) Abstrak, merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanya dapat
ditemukan pada bagian awal cerita dalam novel.
b) Orientasi, merupakan bagian penjelasan mengenai latar waktu dan
suasana. Seperti terjadinya cerita, terkadang juga berupa pembahasan
penokohan atau perwatakan.
c) Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab
akibat, dimana setiap peristiwa terjadi karena adanya sebab dan
mengakibatkan munculnya peristiwa yang lainnya.
d) Evaluasi, merupakan bagian dimana konflik yang terjadi pada tahap
komplikasi terarah menuju suatu titik tertentu.
e) Resolusi, merupakan bagian dalam novel yang memunculkan solusi atas
konflik yang sedang terjadi.
f) Koda, merupakan bagian akhir atau penutup cerita dalam novel.
Perhatikan contoh analisis struktur teks novel “Negeri 5 Menara” berikut!
1) Abstrak
Iseng saja, aku mendekat ke jendela kaca dan menyentuh
permukaannya dengan ujung telunjuk kananku. Hawa dingin segera
menjalari wajah dan lengan kananku. Dari balik kerai tipis di lantai
empat ini, salju tampak turun menggumpal-gumpal seperti kapas yang
dituang dari langit. Ketukan-ketukan halus terdengar setiap gumpal
salju menyentuh kaca depanku. Matahari sore menggantung condong
ke barat membentuk piring putih susu. (halaman 1)
2) Orientasi
Laki-laki ramping ini adalah Ustad Salman, wali kelasku. Wajahnya
lonjung kurus, sebagian besar dikuasai keningnya yang lebar. Bola
matanya yang lincah memancarkan sinar kecerdasan. Pas sekali dengan
gerak kaki dan tangannya yang gesit ke setiap sudut kelas. Sebuah dari
berwarna merah tua terikat rapi di leher kemeja putihnya yang licin.
Lipatan celana hitamnya berujung tajam seperti baru saja disetrika.
51. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
53
Sepatu hitamnya bersol tebal dan berdekak-dekak setiap dia berjalan di
ubin kelas kami. (halaman 41)
3) Komplikasi
Alif yang tidak ingin masuk pesantren dipaksa oleh kedua orang tuanya
utnuk mengikuti tes masuk di Pondok Madani. Setelah lulus, alif merasa
tertekan karena tidak dapat bersekolah di SMA umum seperti Randi,
dan terus terprovokasi dengan surat Randi dan kehidupan SMA. Banyak
cerita dan perjuangan dalam Pondok Madani bersama kelima teman
Alif yang mengikrarkan diri menjadi Sahibul Menara.
4) Evaluasi
“Anak-anakku semua. Mari kita bersyukur, kita telah diberi jalan oleh
Tuhan untuk bersama melangkah sampai sejauh ini. Selamat atas naik
ke kelas enam. Tujuan akhir kalian tidak jauh lagi. Terminal sudah
tampak di ujung sana” Seperti biasa, beliau menyapa kami dengan
lemah lembut dan intim (halaman 291)
5) Resolusi
Kami pada Sahibul Menara berangkulan bersama. Hidup penuh suka
duka selama 4 tahun di PM telah merekatkan kami semua dalam sebuah
pengalaman dan persaudaraan yang tak akan lekang oleh waktu.
(halaman 398)
6) Koda
Dulu kami melukis langit dan membebaskan imajinasi itu lepas
membumbung tinggi. Aku melihat awan yang seperti benua Amerika,
Raja bersikeras awan yang sama membentuk benua Eropa, sementara
Atang tidak yakin dengan kami berdua, dan sangat percaya bahwa awan
itu berbentuk Afrika. Baso malah melihat semua ini dalam konteks Asia,
sedangkan Said dan Dulmajid sangat nasionalis, awan itu berbentuk
peta negara kesatuan Indonesia. (halaman 405)
52. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
54
2. Menganalisis Unsur Pembangun Teks Novel
a) Menganalisis Plot/Alur Cerita Teks Novel
Istilah plot sering disinonimkan dengan Alur. Selama ini plot sering
disalahpahami sebagai alur atau jalan cerita. Mungkin karena keduanya
dibangun oleh unsur ‘peristiwa’. Penyamaan begitu saja antara plot dengan
alur, apalagi mendifinisikan plot sebagai alur agaknya kuranglah tepat. Di
dalam sebuah alur belum tentu terdapat plot, sebaliknya sebuah plot sudah
pasti akan membentuk alur. Lalu apakah plot dan alur itu?
Forster dalam Aspec of Novel mengartikan alur atau jalan cerita sebagai sebuah
narasi berbagai kejadian yang sengaja disusun berdasarkan urutan waktu.
Atau peristiwa demi peristiwa yang susul menyusul.
Sedangkan plot adalah hubungan kausalitas (sebab-akibat) sebuah peristiwa
dengan peristiwa yang mendahuluinya atau peristiwa setelahnya. Bahasa
sederhananya, hubungan sebab-akibat antarperistiwa dalam sebuah cerita.
Perhatikan kalimat berikut: “Ibu meninggal dunia, satu bulan kemudian
ayah menyusulnya”. Kalimat tersebut belumlah cukup dikatakan
mengandung unsur plot, karena sekedar menunjukan urutan waktu
(kronologis) kejadian saja. Peristiwa kematian ayah belum tentu disebabkan
oleh kematian ibu. Bisa saja ayah meninggal dunia karena tertabrak motor,
misalnya. Sehingga tak ada hubungannya dengan kematian ibu. Akan berbeda
apabila kalimatnya diubah menjadi: “Ibu meninggal dunia, satu bulan
kemudian ayah menyusulnya karena tak kuasa menanggung kesedihan”.
Pada kalimat yang kedua ini, selain terdapat urutan waktu kejadian, juga
mengandung unsur sebab akibat. Peristiwa kematian ibu menjadi penyebab
kematian ayah. Inilah yang disebut plot.
53. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
55
Seperti yang telah disebutkan di awal, plot dibangun oleh unsur peristiwa.
Namun, sebuah peristiwa tidak begitu saja hadir. Peristiwa hadir akibat dari
aktivitas tokoh-tokoh di dalam cerita yang memiliki konflik atau pertentangan
dengan dirinya sendiri, tokoh lainnya, atau dengan lingkungan di mana tokoh
itu berada. Namun peristiwa juga bisa disebabkan oleh aktivitas alam yang
menimbulkan konflik dengan manusia. Tanpa adanya konflik, sebuah
peristiwa hanya akan menjadi narasi tak sempurna. Setiap konflik akan
bergerak menuju titik intensitas tertinggi, di mana pertentangan tak dapat lagi
dihindari. Itulah yang disebut sebagai klimaks. Dengan demikian dapat
dikatakan, sebuah plot dibangun oleh peristiwa, konflik, dan klimaks.
(1)Peristiwa
Peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari satu keadaan ke keadaan
lainnya (Luxemburg dkk, 1992: 150). Sebuah karya fiksi tentunya tidak
terbangun hanya dari satu peristiwa saja, tetapi banyak peristiwa. Namun,
tidak semua peristiwa di dalam karya fiksi berfungsi sebagai pembangun plot.
Berdasarkan fungsi terhadap pengembangan plot itulah, peristiwa dapat
dibedakan menjadi peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan.
(a)Peristiwa fungsional adalah peristiwa-peristiwa yang sangat
mempengaruhi pengembangan plot. Rangkaian peristiwa-peristiwa
fungsional merupakan inti dari cerita. Jika sebuah peritiwa fungsional
dihilangkan akan menyebabkan cerita itu menjadi lain, atau bahkan
menjadi tidak logis. Perhatikan contoh berikut!
Gelas di tangan ayah tiba-tiba saja terjatuh. Hatinya menjadi gelisah.
Dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Telepon di ruang tengah
berbunyi. Seorang polisi mengabarkan sebuah kecelakan bus yang
terjadi beberapa jam lalu. Ibu meninggal dunia dalam kecelakaan
itu.
Semenjak kematian ibu, ayah sering mengurung diri di dalam
kamarnya. Satu bulan kemudian, ayah menyusul ibu karena tak
kuasa menanggung kesedihan.
54. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
56
Cuplikan di atas menyuguhkan kepada kita rangkaian peristiwa yang
membentuk plot. Terdapat dua peristiwa fungsional di dalam paragraf
tersebut. Yaitu peristiwa kematian ibu, yang disusul oleh kematian ayah.
Peristiwa kematian ibu menjadi penyebab kematian ayah (perhatikan
kalimat yang ditebalkan). Apabila kalimat-kalimat lainnya dihilangkan
tidak akan mempengaruhi bangunan cerita. Namun sebaliknya apabila
salah satu dari peristiwa fungsional itu dihilangkan, maka cerita akan
bergerak ke arah yang berbeda, atau menjadi kurang logis.
(b)Peristiwa kaitan adalah peristiwa-peristiwa yang berfungsi mengaitkan
peristiwa-peristiwa fungsional dalam pengurutan penyajian cerita.
Perhatikan contohnya!
Gelas di tangan ayah tiba-tiba saja terjatuh. Hatinya menjadi gelisah.
Dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Telepon di ruang
tengah berbunyi. Seorang polisi mengabarkan sebuah kecelakan
bus yang terjadi beberapa jam lalu. Ibu meninggal dunia dalam
kecelakaan itu.
Semenjak kematian ibu, ayah sering mengurung diri di dalam
kamarnya. Satu bulan kemudian, ayah menyusul ibu karena tak
kuasa menanggung kesedihan.
Perhatikan kalimat yang ditebalkan pada paragraf di atas. Peristiwa
mengurung dirinya ayah di dalam kamar semenjak kematian ibu, hanya
berfungsi mengait peristiwa kematian ibu dengan peristiwa kematian
ayah. Peristiwa tersebut tidak mempengaruhi pengembangan plot, tetapi
hanya sebagai penyeling, sehingga apabila dihilangkan tidak akan merusak
logika cerita.
(c) Peristiwa acuan adalah peristiwa-peristiwa yang tidak secara langsung
berhubungan dengan plot, tetapi lebih berkaitan dengan unsur-unsur lain
seperti perwatakan atau suasana yang melingkupi batin seorang tokoh
sebelum terjadi peristiwa penting.
55. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
57
Gelas di tangan ayah tiba-tiba saja terjatuh. Hatinya menjadi
gelisah. Dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Telepon di
ruang tengah berbunyi. Seorang polisi mengabarkan sebuah
kecelakan bus yang terjadi beberapa jam lalu. Ibu meninggal dunia
dalam kecelakaan itu.
Semenjak kematian ibu, ayah sering mengurung diri di dalam
kamarnya. Satu bulan kemudian, ayah menyusul ibu karena tak kuasa
menanggung kesedihan.
Peristiwa jatuhnya gelas di tangan ayah dan kegelisahan yang
melingkupi batin ayah sebelum mendapat telepon dari polisi,
memberikan isyarat akan terjadinya sebuah peristiwa penting;
kematian ibu.
(2) Konflik
Konflik memiliki pengertian pertarungan atau pertentangan antara dua hal
yang menyebabkan terjadinya aksi reaksi. Pertentangan itu bisa berupa
pertentangan fisik, ataupun pertentangan yang terjadi di dalam batin manusia.
Konflik merupakan unsur terpenting dari pengembangan plot. Bahkan bisa
dikatakan sebagai elemen inti dari sebuah karya fiksi. Stanton dalam An
Introduction to Fiction membedakan konflik menjadi dua, yaitu konflik
eksternal dan konflik internal.
(a) Konflik eksternal adalah pertentangan yang terjadi antara manusia
dengan sesuatu yang berada di luar dirinya. Konflik ini dibagi lagi menjadi
dua macam. Konflik elemental, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya
pertentangan antara manusia dengan alam; manusia lawan alam. Misalnya
saja konflik yang timbul akibat adanya banjir besar, gempa bumi, gunung
meletus, dsb. Sedangkan konflik sosial terjadi disebabkan adanya kontak
sosial antarmanusia, atau masalah yang muncul akibat adanya hubungan
sosial antarmanusia. konflik sosial bisa terjadi antara manusia lawan
manusia atau manusia lawan masyarakat. Misalnya saja berupa masalah
penindasan, peperangan, penghianatan, pemberontakan terhadap
terhadap adat lama, dsb.
56. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
58
(b) Konflik Internal adalah konflik yang terjadi di dalam hati atau jiwa
seorang tokoh cerita. Pertentangan yang terjadi di dalam diri manusia.
Manusia lawan dirinya sendiri. Misalnya saja konflik yang terjadi akibat
adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang
berbeda, harapan-harapan dan masalah-masalah lainnya.
(3) Klimaks
Menurut Stanton dalam An Introduction to Fiction klimaks adalah saat konflik
telah mencapai titik intensitas tertinggi, dan saat itu merupakan sesuatu yang
tak dapat dihindari kejadiannnya. Artinya, berdasarkan tuntutan dan kelogisan
cerita, peristiwa itu harus terjadi, tidak boleh tidak. Klimaks merupakan
pertemuan antara dua hal yang dipertentangkan dan menentukan bagaimana
konflik itu akan diselesaikan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar plot yang kita bangun tidak
saja menjadi menarik, tetapi juga sesuai dengan logika cerita, dan tidak
melebar ke mana-mana sehingga kehilangan fokus cerita. Dalam buku How to
Analyze Fiction, Kenney mengemukakan kaidah-kaidah pemlotan meliputi
masalah plausibilitas (plausibility), adanya unsur rasa ingin tahu (suspense),
kejutan (suprise), dan kesatupaduan (unity).
(1)Plausibilitas
Plausibilitas memiliki pengertian suatu hal yang dapat dipercaya sesuai
dengan logika cerita. Plot sebuah cerita harus memiliki sifat plausibel atau
dapat dipercaya oleh pembaca. Pengembangan cerita yang tak plausibel
dapat membingungkan dan meragukan pembaca.
Sebuah cerita dikatakan memiliki sifat plausibel jika tokoh-tokoh cerita
dan dunianya dapat diimajinasikan dan jika para tokoh dan dunianya
tersebut serta peristiwa-peristiwa yang dikemukakan mungkin saja dapat
terjadi. Plausibilitas cerita tidak berarti peniruan realitas belaka, tetapi
lebih disebabkan ia memiliki keberkaitan dengan pengalaman kehidupan.
Apakah jika seseorang berada dalam persoalan dan situasi seperti yang
57. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
59
dialami tokoh cerita akan bertindak seperti yang dilakukan tokoh itu?
Misalnya saja, mungkinkah seorang tokoh cerita yang mengalami
keterbelakangan mental mampu menjawab soal-soal pertanyaan dalam
olimpiade fisika? Dalam sebuah cerita fiksi itu mungkin saja, namun
tentunya hal ini sangat tidak bisa dipercaya, oleh sebab itu ia tak memiliki
sifat plausibel.
(2)Suspense
Suspense memiliki pengertian pada adanya perasaan semacam kurang
pasti terhadap peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, khususnya yang
menimpa tokoh protagonis atau yang diberi simpati oleh pembaca.
Sebuah cerita yang baik tentunya harus mampu membangkitkan rasa
ingin tahu pembaca. Suspense tidak semata-mata hanya berurusan dengan
ketidaktahuan pembaca, tetapi lebih dari itu, mampu mengikat pembaca
seolah-oleh terlibat dalam kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
dan dialami oleh tokoh cerita. Suspense akan mendorong, menggelitik dan
memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita, mencari jawaban rasa
ingin tahu terhadap kelanjutan dan akhir cerita.
(3)Suprise
Plot sebuah cerita yang menarik tidak saja harus mampu membangkitkan
rasa ingin tahu pembaca, tetapi juga mampu memberika kejutan atau
ketakterdugaan. Plot sebuah karya fiksi dikatakan memiliki sebuah
kejutan apabila sesuatu yang dikisahkan atau kejadian-kejadian yang
ditampilkan menyimpang atau bahkan bertentangan dengan harapan
pembaca. Jadi, dalam karya itu terdapat suatu penyimpangan,
pelanggaran atau pertentangan apa yang ditampilkan dalam cerita
dengan apa yang telah menjadi kebiasaan, atau mentradisi.
(4)Kesatupaduan
Kesatupaduan memiliki pengertian keberkaitan unsur-unsur yang
ditampilkan, khususnya peristiwa-peristiwa fungsional, kaitan, dan
58. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
60
acuan, yang mengandung konflik atau pengalaman kehidupan yang
hendak disampaikan. Ada benang merah yang menghubungkan berbagai
aspek cerita sehingga seluruhnya dapat terasa sebagai satu kesatuan yang
utuh dan padu.
Aristoteles mengemukakan bahwa tahapan plot harus terdiri dari tahapan
awal, tahapan tengah, dan tahapan akhir.
1) Tahap awal sebuah cerita merupakan tahap perkenalan. Pada umumnya
berisi informasi yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan
pada tahap-tahap berikutnya. Fungsi pokok tahapan awal adalah
memberikan informasi dan penjelasan seperlunya yang berkaitan dengan
pelataran dan penokohan. Pada tahapan ini, juga sudah dimunculkan
sedikit demi sedikit masalah yang dihadapi tokoh yang menyulut konflik,
pertentangan-pertentangan dan lain-lain yang akan memuncak di bagian
tengah.
2) Tahap tengah sebuah cerita sering juga disebut sebagai tahap tikaian. Pada
tahap ini konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap awal
mengalami peningkatan, semakin menegangkan, hingga mencapai titik
intensitas tertinggi atau klimaks.
3) Tahap akhir sebuah cerita biasa juga disebut sebagai tahapan peleraian
yang menampilkan adegan tertentu sebagai akibat dari klimaks. Tahapan
ini merupakan tahapan penyelesaian masalah atau bisa juga disebut
sebagai tahapan anti klimaks. Penyelesaian sebuah cerita dapat
dikatagorikan menjadi dua: penyelesaian tertutup dan penyelesaian
terbuka. Penyelesaian tertutup menunjuk pada keadaan akhir sebuah
karya fiksi yang memang sudah selesai. Sedangkan penyelesaian terbuka
lebih membuka peluang bagi kelanjutan cerita sebab konflik belum
sepenuhnya selesai dan membuka peluang untuk berbagai penafsiran dari
pembacanya.
59. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
61
Dari Penjelasan di atas diterangkan bahwa susunan alur dalam sebuah novel
secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu awal, tengah, dan akhir.
Bagian awal (perkenalan) berisi informasi penting yang berkaitan dengan
hal-hal yang akan diceritakan pada tahap-tahap berikutnya. Informasi-
informasi penting itu, misalnya pengenalan latar, pengenalan tokoh,
penciptaan suasana, dan lain-lain. Fungsi pokok bagian awal adalah untuk
mempersiapkan pembaca guna memasuki tahapan cerita selanjutnya.
Kutipan berikut mengenai alur cerita yang penggambaran latar alam untuk
mengawali cerita!
Sepasang burung bangau melayang meniti angin berputar-putar tinggi
di langit. Sekalipun mengepak sayap, mereka mengapung berjam-jam
lamanya. Suaranya melengking seperti keluhan panjang. Air! Kedua
unggas itu telah melayang beratur-ratus kilometer mencari genangan
air. Telah lama mereka merindukan hamparan lumpur tempat mereka
mencari mangsa: katak, ikan, udang atau serangga air lainnya.(Ronggeng
Dukuh Paruk, Ahmad Tohari)
Bagian tengah menyajikan konflik yang sudah mulai dimunculkan pada bagian
sebelumnya. Konflik bisa secara internal (terjadi dalam diri tokoh itu sendiri /
konflik batin) dan bisa juga secara eksternal (pertentangan antar tokoh cerita).
Bagian ini biasanya mengambil bagian terpanjang dalam keseluruhan cerita
karena mendedahkan tokoh, peristiwa, konflik, tema, makna cerita, dan lain-
lain. Pada bagian ini pula semua pertanyaan yang muncul pada bagian
sebelumnya mulai terkuak atau terjawab perlahan-lahan. Pendek kata, pada
bagian inilah pembaca memperoleh cerita, memperoleh "sesuatu" dari
kegiatan pembacaannya.
Bagian akhir merupakan tahap peleraian, kesudahan cerita, jawaban dari
seluruh pertanyaan yang muncul pada bagian sebelumnya. Muaranya ada
kemungkinan menyenangkan (happy ending) maupun menyedihkan (sad
ending). Kemungkinan lainnya penyelesaian cerita secara tertutup atau
terbuka. Sebuah cerita beralur tertutup jika semua permasalahan ada jawaban
atau penyelesaiannya secara eksplisit, misalnya novel Siti Nurbaya yang
60. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
62
diakhiri dengan kematian tokoh utamanya. Sementara itu, novel Belenggu
beralur terbuka karena tidak ada jalan keluar bagi permasalahan yang
dihadapi para tokohnya.
Pada umumnya alur terdiri dari beberapa tahap, seperti terlihat pada gambar
berikut.
d
c
b e
a
Gambar 8.8 Alur Novel
Keterangan:
a) pengenalan
b) penampilan masalah/konflik
c) konflik memuncak
d) puncak ketegangan/klimaks
e) ketegangan menurun
f) penyelesaian
1) Tahap pengenalan
Tahap ini menguraikan latar cerita atau penokohan.
2) Tahap penampilan masalah/konflik
Tahap ini menceritakan persoalan yang dihadapi pelaku cerita. Dalam
tahap ini, akan terjadi konflik antarpelaku.
3) Tahap konflik memuncak
Tahap ini menceritakan konflik yang dihadapi pelaku yang semakin
meningkat.
4) Puncak ketegangan/klimaks
Tahap ini menggambarkan ketegangan masalah dalam cerita atau masalah
itu telah mencapai klimaks/puncak.
5) Tahap ketegangan menurun
Tahap ini menceritakan bahwa masalah yang telah berangsur-angsur
dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
61. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
63
6) Tahap penyelesaian
Tahap ini menceritakan bahwa masalah tersebut sudah dapat diatasi.
Pengarang memberikan pemecahan dari semua peristiwa sebelumnya.
Dilihat dari cara menyusun bagian-bagian alur, alur cerita dapat dibedakan
menjadi alur lurus dan alur sorot balik (flashback). Suatu cerita disebut
beralur lurus apabila cerita tersebut disusun mulai kejadian awal diteruskan
dengan kejadian-kejadian berikutnya dan berakhir pada pemecahan masalah.
Apabila suatu cerita disusun sebaliknya, yakni dari bagian akhir dan bergerak
ke muka menuju titik awal cerita, maka alur cerita demikian disebut alur sorot
balik. Ada pula cerita yang menggunakan kedua alur secara bergantian,
maksudnya sebagian ceritanya menggunakan alur lurus dan sebagian lagi
menggunakan alur sorot balik. Keduanya dijalin dalam kesatuan yang padu
sehingga tidak menimbulkan kesan adanya dua buah cerita atau peristiwa
yang terpisah, baik waktu maupun tempat kejadiannya.
Sementara itu, kalau dilihat dari padu atau tidaknya alur dalam suatu cerita,
alur dibedakan menjadi alur rapat dan alur renggang. Suatu cerita dikatakan
beralur rapat apabila dalam cerita tersebut hanya terdapat alur atau
perkembangan cerita yang hanya terpusat pada tokoh tertentu. Akan tetapi,
apabila dalam cerita tersebut selain ada perkembangan cerita yang berkisar
pada tokoh utama, ada pula perkembangan cerita tokoh tokoh lain, maka alur
demikian disebut alur renggang.
Jika dinyatakan dalam bentuk gambar, jenis-jenis alur tersebut akan tampak
sebagai berikut.
a) Menurut susunannya
(1) Alur lurus peristiwa A, B, C........ Z
(2) Alur sorot balik peristiwa Z................. C, B, A
(3) Alur gabungan Alur sorot balik ….Alur lurus
b) Menurut Jenisnya
(1) Alur rapat
62. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
64
(2) Alur renggang
Bacalah cuplikan novel di bawah ini dengan cermat!
Cuplikan Novel Terjemahan Kan Kukenang Selalu
Gambar 9.9 Sampul Novel Terjemahan
“Kan Kukenang Selalu”
Jamie terdiam beberapa saat sebelum menjawab. "Aku belum tahu,"
sahutnya, setelah berpikir beberapa saat. "Kurasa aku mungkin akan pergi,
kalau kesempatan itu ada. Aku belum pernah pergi ke pesta dansa
homecoming (reuni alumni)."
Acaranya menyenangkan," ujarku cepat. "Tidak terlalu menyenangkan,
tapi menyenangkan." Terutama dibandingkan dengan pilihanku yang lain,
tambahku dalam hati.
la tersenyum mendengar jawabanku. "Aku tentu harus membicarakannya
dengan ayahku lebih dulu. Kalau ia mengizinkan, kurasa aku bisa
pergi."Seekor burung yang bertengger di pohon dekat teras itu mulai
berkicau ramai, seakan ia tahu tidak seharusnya aku berada di situ. Aku
memusatkan seluruh perhatianku pada suara burung itu, sambil mencoba
menenangkan kegelisahanku.Dua hari yang lalu, sama sekali tidakakan
terbayang olehku untuk mengajak Jamie, bahkan mempertimbangkannya
sekalipun. Tapi tiba-tiba aku sudah di sini, mendengar suaraku sendiri
sementara aku mengucapkan kata-kata ajaib itu.
"Ehm, maukah kau pergi ke pesta dansa itu bersamaku?"
Aku bisa melihat jamie terkejut. Kurasa Jamie mengira basa-basiku.
Sebelum ini mungkin ada hubungannyadengan orang lain yang ingin
mengajak dirinya. Kadang-kadang seorang anak remaja mengirim
temannya untuk "menjajaki situasi", begitulah istilahnya, untuk
menghindari kemungkinan terjadinya penolakan. Meskipun Jamie tidak
seperti kebanyakan anak-anak remaja lain, aku yakin Jamie memahami
konsep itu, setidaknya secara teori.
63. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
65
Namun bukannya langsung memberikan jawaban, Jamie malah berpaling
ke arah lain selama beberapa saat. Hatiku terasa menciut karena aku
merasa ia akan mengatakan tidak. Tiba-tiba aku menyesali caraku
memperlakukan Jamie selama ini. Aku teringat saat-saat aku mengejeknya
atau mengatai ayahnya seorang pezina atau sekadar menertawakannya di
belakang punggungnya. Pada saat aku mulai merasa amat bersalah
mengenai semua itu. Jamie menoleh dan menatapku kembali. Di wajahnya
tampak seulas senyum.
"Aku mau pergi denganmu," kata Jamie akhirnya, "dengan satu syarat."
Aku menguatkan diri, sambil berharap syaratnya tidak terIalu berat. "Ya?"
"Kau harus berjanji bahwa kau tidak akan jatuh cinta padaku."
Aku tahu Jamie cuma bercanda dari caranya tertawa, dan mau tidak mau
aku kemudian menghela napas lega. Kadang-kadang harus aku akui, Jamie
memiliki rasa humor yang tinggi.Aku tersenyum dan memberikan janjiku
padanya.(Kan Kukenang Selalu, Nicholas Spark)
Secara ringkas, kutipan novel tersebut mengungkapkan tentang situasi tokoh
"aku" dan Jamie. Aku yang hendak mengajak Jamie berpesta merasa gelisah
dan was-was jika Jamie menolaknya. la juga tidak mengira bahwa dirinya
memiliki keberanian untuk mengajak Jamie ke sebuah pesta dansa. Sebelum
Jamie memberikan jawaban, beberapa waktu saat itu, "aku" sempat merasa
pesimis dan menjadi tidak begitu yakin jika Jamie mau menerima tawarannya.
Namun, temyata di luar dugaan, Jamie menerima tawaran "aku" dengan syarat
agar "alai" tidak jatuh cinta pada Jamie. "... Aku tahu Jamie cuma bercanda dari
caranya tertawa, dan mau tak mau aku kemudian menghela nafas lega ....
Alur cerita yang tersirat dari kutipan tersebut menunjukkan bahwa kejadian
tersebut berlangsung dengan urutan waktu yang berjalan maju atau ke depan.
Pelaku utama yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah "aku" dan Jamie.
2) Menganalisis Tokoh dan Karakter Tokoh Novel
Seperti dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa dalam novel selalu didukung
oleh sejumlah tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang
mendukungperistiwa sehingga mampu menjalin suatu cerita disebut tokoh.
64. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
66
Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh itu disebut penokohan.
Pelaku dalam novel dapat berupa manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, atau
makhluk lain yang diberi sifat manusia, misalnya kancil, harimau, pohon
mangga, sepatu dan lain-lainnya.
Karena itu, penokohan merupakan unsur cerita yang tidak dapat ditiadakan.
Melalui penokohan itulah cerita menjadi lebih nyata dan lebih hidup dalam
angan-angan pembaca dan dapat dengan jelas menangkap wujud manusia
atau makhluk lain yang peri kehidupannya sedang diceritakan pengarang.
Tokoh dalam novel atau cerpen memiliki peranan yang berbeda-beda. Seorang
tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita dinamakan tokoh
sentral (tokoh inti, tokoh utama). Sedangkan tokoh yang hanya melengkapi,
melayani, atau mendukung tokoh sentral disebut tokoh periferial (tokoh
tambahan, tokoh pembantu, atau tokoh bawahan). Tokoh sentral dan tokoh
periferial dapat ditentukan melalui; a)frekuensi kemunculannya, b)komentar
pengarang, dan c) judul cerita.
Tokoh dalam novel atau cerpen seperti halnya manusia dalam kehidupan
sehari-hari, selalu dihadapkan pada konflik. Ada tokoh yang membawa ide
prinsipil, ada yang menentangnya, dan ada pula yang mendamaikannya. Bila
seorang tokoh membawa ide prinsipil atau gagasan pokok, maka ia disebut
tokoh pro-tagonis., dan tokoh yang melawan ide prinsipil disebut tokoh
antagonis. Sedangkan tokoh yang bertugas mendamaikan atau menjadi peran-
tara protagonis dan antagonis disebut tritagonis.
Tokoh adalah manusia atau makhluk lain yang hidup, berpribadi, dan
berwatak. Karena itu, watak atau karakter merlipakan unsur yang tidak dapat
diabaikan. Pelukisan watak dapat diterima secara wajar bila dapat dipertang-
gungjawabkan dari tiga dimensi, yaitu dimensi fisik, dimensi sosial, dan
dimensi psikis.
Ada tiga macam cara yang sering digunakan pengarang untuk melukiskan
tokoh ceritanya, yaitu dengan cara langsung (analitik), cara tidak langsung
65. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
67
(dramatik), dan campuran antara analitik (kisahan) dan dramatik (ragaan).
Disebut dengan cara langsung apabila pengarang langsung menguraikan atau
menggambarkan keadaan tokoh, misalnya dikatakan bahwa tokoh ceritanya
cantik, sampan, wataknya keras, cerewet, kulitnya hitam, bibirnya tebal, ram-
butnya gondrong, dan sebagainya. Sebaliknya, apabila pengarang secara ter-
samar dalam memberitahukan wujud atau keadaan tokoh ceritanya, make
dikatakan pelukisan tokohnya sebagai tidak langsung.
Yang termasuk ke dalam cara tidak langsung, misalnya:
1) Dengan melukiskan sikap dan perilaku tokoh dalam menanggapi kejadian
atau peristiwa dan sebagainya;
2) Dengan melukiskan keadaan tempat tinggalnya, cara berpakaiannya, cara
berbicaranya, dan sebagainya;
3) Dengan melukiskan pengakuan dan keluhan tentang dirinya sendiri;
4) Dengan melukiskan bagaimana tanggapan tokoh-tokoh lain tehadap tokoh
tersebut;
5) Dengan melukiskan bagaimana tanggapan tokoh tersebut terhadap tokoh-
tokoh lain;
6) Dengan melukiskan bagaimana perbincangan tokoh tersebut dengan
tokoh-tokoh lain.
Dalam kenyataannya kedua cara tersebut biasanya dipakai pengarang secara
berganti-ganti. Jadi, dengan kata lain, dalam sebuah novel atau cerpen jarang
atau bahkan tidak pernah kita jumpai pelukisan tokoh secara langsung saja
atau tak langsung saja.
Perhatikan kutipan novel Ambilkan Bulan karya Yus R. Ismail berikut ini,
pengarang menampilkan watak tokoh melalui tingkah laku. Setelah membaca,
coba tentukan watak Lia!
Banyaknya waktu istirahat malah tidak disukai Lia. Dia sering bertanya
kepada Bi Ami, apa lagi yang mesti dikerjakannya.
66. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
68
"Kamu istirahat saja dulu, tiduran sana, dari pagi kerja terus, "jawab
Bi Ami.
Lia tidak mau. Jika Bi Ami sudah berkata seperti itu, Lia justru akan
mengerjakan apa saja yang pantas dikerjakannya; menyapu lantai yang
terlihat berdebu, membereskan tempat sepatu, atau menggunting daun-
daun yang sudah menguning di taman. Lia senang bila anak-anak
majikannya pulang sekolah. Memang mereka jarang menyuruhnya, tapi
setiap hari pasti ada yang minta tolong, begitu mereka mengistilahkannya
pada Lia. Kalau tidak
membuatkan teh dingin, mereka meminta Lia mengambilkan baju-baju
kotor di kamar yang baru saja mereka pakai.
Selain itu, pengarang menampilkan tokoh Lia dengan melukiskan fisiknya,
seperti terlihat pada kutipan berikut ini.
Lia memang manis dan cantik. Tinggi semampai, kulit putih bersih,
rambut panjang lurus seperti model Wan shampo, mata memancarkan
sinar,alisnyatebalmenjadihiasantersendiridiwajahnyayangbersih,dan
senyum menawannya selalu menghiasi bibir Kekumuhan yang
dibawa dari kehidupan masa kecilnya tidak tampak sama sekali.
3) Menganalisis Latar Tokoh Novel
Suatu cerita pada hakikatnya adalah lukisan peristiwa atau kejadian yang
menimpa atau dilakukan oleh suatu atau beberapa orang tokoh pada suatu
waktu, di suatu tempat. Karena manusia atau tokoh cerita itu tidak pernah
lepas dari ruang dan waktu, maka tidak mungkin ada cerita tanpa latar.
Penempatan waktu dan tempat beserta lingkungannya di dalam fiksi disebut
latar atau setting.
Latar dalam novel dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu latar waktu, latar
tempat, dan latar sosial. Latar waktu berkaitan dengan penempatan waktu di
dalam cerita (historic). Latar tempat berkaitan dengan masalah geografis,
67. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
69
menunjuk suatu tempat terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar sosial
berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan dalam cerita.
Latar cerita biasanya bukan hanya sekadar sebagai penunjuk kapan dan di
mana cerita itu terjadi, melainkan juga sebagai tempat pengambilan nila-nilai
yang diungkapkan pengarang melalui ceritanya tersebut. Dengan kata lain,
dapat dikatakan bahwa latar memiliki tipe fisikal (neutral) clan psikologis
(spiritual). Latar yang bersifat fisikal biasanya berupa benda-benda konkret,
seperti meja, tembok, bunga, ruang makan, kantor, desa, kota, pulau, dan
sebagainya. Apabila penataan latar fisikal itu mampu menggerakkan emosi
pembaca, maka latar tersebut juga berfungsi sebagai latar yang bersifat
psikologis.
Untuk membedakan kedua latar tersebut, simaklah kutipan paragraf cerita di
bawah ini baik-baik:
Anak kecil itu masih duduk sendiri di atas gundukan sampah yang
menjulang. Ditangannya tergenggam kertas-kertas bekas, sementara di
sebelah kanannya tumpukan kertas, kardus pilihan yang dikumpulkannya.
Matanya yang kecil dan manis itu melihat ke atas, memandang fajar yang
pelan-pelan memenacarkan sinar.(Burik, NKS. Hendrowinoto)
Dalam kutipan diatas, terdapat latar; (1) gundukan sampah yang menjulang,
(2) tumpukan kertas dan kardus pilihan, dan (3) fajar yang secara perlahan
memancarkan sinar. Ketiga latar belakang tersebut jelas besifat fisikal. Di sisi
lain, penataan latar seperti itu juga mampu mengajuk emosi pembaca. Dengan
melihat ada anak kecil yang pagi-pagi duduk di atas gundukan sampah clan
bukannya masih lelap tidur di atas kasur, kita dapat memastikan bahwa anak
kecil tersebut tentu anak orang miskin atau mungkin gelandangan. Latar "fajar
yang memancarkan sinar" dapat ditafsirkan meskipun anak itu miskin, suatu
saat akan menjumpai keadaan yang lebih baik, di depan ada setumpuk
harapan.
Jelaslah kiranya bahwa latar dalam roman atau novel bukan hanya berupa
tempat, waktu, peristiwa, suasana Berta benda-benda dalam lingkungan
68. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
70
tertentu, melainkan juga dapat berupa susasana yang berhubungan dengan
sikap, jalan pikiran, prasangka maupun langgam hidup masyarakat dalam
menaggapi suatu persoalan. Latar dalam bentuk terakhir inilah yang dikate-
gorikan sebagai latar yang berasifat psikologis (spiritual).
Dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara latar yang bersifat fisikal dengan
latar yang bersifat psikologis adalah; (1) latar yang bersifat fisikal berkaitan
dengan tempat, benda dan peristiwa yang tidak menuansakan makna spa-spa.
Sedangkan latar psikologis adalah latar yang berupa benda, tempat dan
peristiwa yag mampu menuansakan makna serta mampu mengajuk emosi
pembaca, (2) latar fisikal yang terbatas pads sesuatu yang berifat fisik, sesuatu
yang dapat ditangkap dengan pancaindera, sedangkan latar psikologis dapat
berupa suasana, sikap serta jalan pikiran manusia atau tokoh cerita, (3) mema-
hami latar yang bersifat fisikal, pembaca cukup melihat berdasarkan spa yang
tersurat, sedangkan pemahaman terhadap latar yang bersifat psikologis
membutuhkan penghayatan dan penafsiran, dan (4) latar fisikal dan latar psi-
kologis saling mempengaruhi antara yang satu dengan lainnya.
4) Menganalisis Tema dan Amanat Novel
Tema sering disebut juga dasar cerita, yakni pokok persoalan yang
mendominasi suatu karya sastra. Tema mewarnai karya sastra tersebut dari
halaman pertama hingga halaman terakhir. Pada hakikatnya tema adalah
permasalahan pokok yang merupakan titik tolak pengarang dalam menyusun
cerita, sekaligus merupakan permasalahan yang ingin dipecahkan pengarang
melalui karyanya itu.
Tema suatu karya sastra dapat tersurat daan dapat pula tersirat. Disebut
tersurat apabila tema tersebut dengan jelas dinyatakan oleh pengarangnya.
Misalnya, pada akhir cerita pengarang menutup kisahnya dengan pernyataan
seperti ini, Perjuangan yang tidak dilandasi kesucian dan kejujuran ternyata
mengakibatkan kesia-siaan. Adapun tema tersirat adalah tema yang tidak
ditulis secara eksplisit, melainkan tersebar pada hamparan dan keseluruhan
69. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
71
cerita. Tema dapat ditemukan di mana saja, deskripsi, narasi, pikiran tokoh,
dan lain-lain.
Menurut jenisnya tema dapat dibedakan atas dua macam, yaitu tema mayor
dan tema minor. Tema mayor adalah tema pokok, tema utama, yakni
permasalahan yang paling dominan menjiwai keseluruhan cerita. Sedangkan
tema minor yang sering disebut juga tema bawahan adalah permasalahan kecil
kecil yang mendukung keberadaan tema mayor. Sebagai contoh, misalnya
novel Sitti Nurbaya. Tema mayor roman ini adalah pertentangan adat Timur
dengan Barat, sedangkan tema minornya masalah kawin paksa.
Dalam berkarya pengarang pasti mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang
hendak dicapai melalui karyanya itu. Sebagaimana tema, tujuan yang ingin
dicapai pengarang melalui karyanya itu kadang-kadang tersurat, tetapi lebih
sering tersirat. Sebab, jika pengarang secara terang-terangan menyebutkan
tujuan menulisnya, maka tidak lebih karangannya bisa-bisa dianggap
propaganda. Biasanya karya-karya yang sudah dicap propoganda akan diang-
gap sebagai karya yang tidak berbobot. Sebaliknya, jika tujuan itu dinyatakan
secara tersamar dan ditebarkan dalam keseluruhan cerita, pembaca harus
menghayati cerita dari awal sampai akhir secara sun goguh-sungguh. Tujuan
yang hendak dicapai pengarang melalui karyanya itu disebut amanat.
Tujuan atau amanat yang hendak dikemukakan dan dicapai pengarang sangat
banyak dan beragam. Penentuan tujuan itu bergantung pada pekerjaan. cita-
cita, pandangan hidup, agama, dan ketakinan pengarang. Karena itu,
muncullah karya-karya yang bersifat didaktis, religius, atau filosofis. Disebut
bersifat didaktis karena ada keinginan pengarang untuk mendidik pembaca
melaui karyanya. Sedangkan pengarang yang menyajikan renungan tentang
agama atau filsafat kepada pembacanya akan melahirkan karya yang bersifat
religius atau filosofis.
Biasanya amanat berupa ajaran-ajaran moral, yakni ajakan, saran, atau
anjuran kepada pembaca unutk meningkatkan kesadaran kemanusiaanya.
70. Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
72
71. Unit Pembelajaran
TEKS NOVEL
73
5) Menganalisis Sudut Pandang (point of view) Novel)
Sudut pandang atau cara bercerita adalah kedudukan pencerita dalam
membawakan cerita atau kisah. Ada beberapa macam sudut pandang atau cara
bercerita.
(1) Sudut pandang orang pertama
(2) Pengarang memakai istilah aku untuk menghidupkan tokoh, seolah-
olah dia menceritakan pengalamannya sendiri.
(3) Sudut pandang orang ketiga
(4) Pengarang memilih salah seorang tokohnya untuk menceritakan
orang lain. Tokoh yang diceritakan itu disebut dengan dia.
(5) Sudut pandang pengarang sebagai pencerita (objective point of view)
(6) Pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi, seolah-olah
pembaca menonton pementasan sandiwara. Pembaca hanya dapat
menafsirkan cerita berdasarkan kejadian, dialog, dan perbuatan para
pelakunya karena pengarang tidak memberikan petunjuk atau
tuntunan terhadap pembaca.
(7) Sudut pandang serba tahu (omniscient point of view)
(8) Pengarang seolah serba tahu akan segalanya. Ia dapat menciptakan
apa saja yang ia perlukan untuk melengkapi ceritanya sehingga
mencapai efek yang diinginkannya. Pengarang dapat mengomentari
kelakuan para pelakunya dan ia dapat berbicara langsung dengan
pembaca.