1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah salah satu dari empat masalah kesehatan utama
di negara-negara maju, meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap
sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun
gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam
berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berperilaku yang dapat
menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif (Hawari, 2000).
Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan, sehat jiwa
tidak hanya terbatas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan suatu hal yang
dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat dan
bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup dapat menerima orang lain
sebagaimana adanya, serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain (Mankes, 2005).
Permasalahan pada suatu individu dalam mengalami gangguan jiwa
sangatlah kompleks antara satu dengan lainnya saling berkaitan. Mekanisme
koping yang tidak efektif merupakan salah satu faktor seseorang dapat
mengalami gangguan jiwa. Menurut Maslow seseorang dapat dikatakan sehat
jiwanya apabila seseorang tersebut memenuhi kriteria sebagai berikut :
menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan walau buruk,
memperoleh kepuasan atas usahanya, merasa lebih puas memberi dari pada
1
2
menerima, hubungan antara manusia saling menolong dan memuaskan,
menerima kekecewaan untuk pelajaran yang akan datang, mengarahkan rasa
bermusuhan pada penyelesaian kreatif, mempunyai kasih sayang, memiliki
persepsi realita yang efektif, menerima diri, orang lain dan lingkungan,
spontan, wajar dan sederhana.
Krisi ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya
jumlah penderita penyakit jiwa. Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan
menurunnya kesehatan mental ini ternyata terjadi hampir di seluruh negara di
dunia. Hasil survey Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tingkat
gangguan kesehatan jiwa orang di Indonesia tinggi dan di atas rata-rata
gangguan kesehatan jiwa di dunia. Ini ditunjukkan dengan data yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI : (1) Rata-rata 40 dari 100.000
orang di Indonesia melakukan bunuh diri, sementara rata-rata di dunia
menunjukkan 15,1 dari 100.000 orang; (2) Rata-rata orang bunuh diri di
Indonesia adalah 136 per-hari atau 48.000 orang bunuh diri per tahun; (3) Satu
dari empat orang di Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa jiwa; (4)
Penderita gangguan jiwa di Indonesia, hanya 0,5 % saja yang dirawat di RS
Jiwa.
Menurut Azrul Anwar, Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan
Masyarakat (Binkesmas) Departemen Kesehatan dan World Health
Organization (WHO) memperkirakan tidak kurang dari 450 juta penderita
gangguan jiwa ditemukan di dunia. Bahkan berdasarkan data studi World
Bank di beberapa negara menunjukkan 8,1 % dari kesehatan global
2. 3
masyarakat (Global Burden Desease) disebabkan oleh masalah gangguan
kesehatan jiwa yang menunjukkan dampak lebih besar dari TBC (7,2%),
kanker (5,8%), jantung (4,4%) dan malaria (2,6%) (Sukawati, 2009).
Menurut Azrul Azwar, Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen
Kesehatan mengatakan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan masalah
kesehatan yang demikian tinggi dibandingkan dengan masalah kesehatan lain
yang ada di masyarakat. Adapun jenis gangguan kesehatan jiwa yang banyak
diderita masyarakat Indonesia antara lain psikosis, dimensia, retardasi mental,
mental emosional usia 4-15 tahun, mental emosional lebih dari 15 tahun dan
gangguan kesehatan jiwa lainnya (Sukawati, 2009).
Menurut Sekretasi Jenderal Departemen Kesehatan (Depkes), Syafii
Ahmad, kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi
setiap Negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan
teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial dan
budaya pada masyarakat. Di sisi lain, tidak semua orang mempunyai
kemampuan yang sama untuk menyesuaikan dengan berbagai peerubahan,
serta mengelola konflik dan stres tersebut (Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan dan Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, 2007).
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta adalah rumah sakit milik
pemerintah yang diklasifikasikan sebagai kelas A dan sebagai pelayanan
kesehatan yang bermutu, murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat. Berikut ini dapat diketahui perbandingan jumlah pasien yang
4
mengalami gangguan jiwa pada periode triwulan 1 tahun 2008 dan 2009
dengan rincian :
Tabel 1. Daftar pasien lama dan pasien baru
Bulan
Tahun 2008 Tahun 2009
Pasien Lama Pasien Baru Pasien Lama Pasien Baru
Januari 1923 202 1818 386
Februari 1673 154 1730 178
Maret 1787 154 1856 167
Jumlah 5383 510 5404 731
Sumber : Rekam Medik RSJD Surakarta (2009)
Dari data tersebut di atas dapat terlihat jelas bahwa pada triwulan 1
tahun 2009 terjadi peningkatan jumlah pasien perbandingan pasien lama dan
baru tahun 2008 sebanyak 5383 pasien lama dan 510 pasien baru, sedangkan
tahun 2009 sebanyak 5404 pasien lama dan 731 pasien baru.
Dari hasil survey di RSJD Surakarta hampir sebagian besar klien di
Rumah Sakit Jiwa Surakarta menderita gangguan masalah utama : isolasi
sosial menarik diri.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dalam pembahasan masalah ini, penulis membatasi
permasalahan yaitu tentang bagaimana penerapan aplikasi asuhan keperawatan
pada klien Tn. D dengan masalah utama isolasi sosial : menarik diri yang
meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
5
C. Tujuan Penulisan
3. Adapun yang menjadi tujuan penulisan Karta Tulis Ilmiah ini adalah
sebagai berikut :
1. Secara umum
a. Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan gambaran
nyata tentang Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan masalah utama:
Isolasi sosial menarik diri di RSJD Surakarta.
b. Penulis mengetahui penerapan asuhan keperawatan pada Tn. D dengan
masalah utama isolasi sosial menarik diri di Bangsal Wisanggeni
RSJD Surakarta.
2. Secara khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Tn. D dengan masalah utama :
isolasi sosial menarik diri.
b. Mampu menetapkan diagnosa keperawtan pada Tn. D dengan masalah
utama : isolasi sosial menarik diri.
c. Mampu membuat intervensi keperawatan pada Tn. D dengan masalah
utama : isolasi sosial menarik diri.
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada Tn. D dengan
masalah utama : isolasi sosial menarik diri.
e. Melaksanakan Evaluasi pada Tn. D dengan masalah utama : Isolasi
sosial menarik diri.
6
D. Manfaat Penulisan
Dengan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat antara lain :
1. Bagi Rumah Sakit
a. Klien lebih terkelola dengan baik.
b. Dapat mengembangkan proses asuhan keperawatan pada klien dengan
masalah utama : Isolasi sosial menarik diri.
c. Dapat meningkatkan mutu pelayanan.
2. Bagi Perawat
a. Perawat dapat mengelola pasien dengan baik.
b. Dapat mengembangkan asuhan keperawatan dengan optimal.
3. Bagi Instansi Akademik
Sebagai bahan masukan bagi Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk menambah referensi bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas kerja perawat dalam menjalankan tugas melayani para klien
dengan masalah utama : Isolasi sosial menarik diri.
4. Bagi Pasien dan Keluarga
a. Pasien dan keluarga mengerti apa itu menarik diri.
b. Pasien dan keluarga dapat melakukan cara menangani supaya pasien
dapat terbuka dengan orang lain.
7
c. Sebagai bahan masukan bagi pasien dan keluarga dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapinya juga dapat memberikan kepuasan bagi
keluarga atas asuhan keperawatan yang diberikan.
5. Bagi Pembaca
Sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan tentang asuhan keperawatan dengan masalah utama : Isolasi
sosial menarik diri.
4. 6. Bagi Penulis
Dapat mengembangkan pengetahuan, ilmu dan teori yang dimiliki
penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah utama:
Isolasi sosial menarik diri.