SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Magang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilakukan diluar lingkungan 
kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang berhubungan dengan 
bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, terutama dalam bidang Epidemiologi, melalui 
metode observasi dan partisipasi (FKM,2014). 
Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan 
fungsional pada Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang. Melalui 
pelaksanaan kegiatan magang yang berbobot 3 SKS sebagai salah satu mata 
kuliah wajib dalam kurikulum Sarjana Kesehatan Masyarakat diharapkan para 
lulusan Fakultas Keshatan Masyarakat memiliki bekal pengalaman yang bersifat 
akademik dan profesional sehingga lebih kompetitif atau mampu bersaing dalam 
pasar kerja yang ada (FKM,2014). 
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, 
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual dan sosial yang 
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis 
(Azwar, 2010). Seiring dengan perkembagan zaman, perhatian terhadap 
perkembangan penyakit tidak menular semakin meningkat seiring dengan 
meningkatnya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Perubahan pola struktur 
masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil pada perubahan 
pola fertilitas, gaya hidup dan sosial ekonomi, yang akhirnya memicu peningkatan 
penyakit tidak menular (Bustan,2007). 
Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang patut di waspadai. 
Di Indonesia, selain karena prevalensinya yang tinggi, hipertensi merupakan 
masalah yang serius karena penyakit yang diakibatkan sangat fatal, seperti 
penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan lain-lain (Sugiharto dkk,2006). 
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif dengan prevalensi 8-18% di Asia dan 
Indonesia sebesar 15-20% pada tahun 2009 (Ariani,2013). Hipertensi merupakan 
silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan 
hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Diperkirakan terdapat 15 juta 
penderita dan hanya 4% dengan hipertensi terkontrol, 50% penderita hipertensi
tidak menyadari diri bahwa menderita hipertensi. Sebanyak 90% adalah penderita 
hipertensi esensial yang tidak diketahui seluk-beluk penyebabnya (Bustan,2007). 
1.2 Tujuan Magang 
1. Tujuan Umum 
Diharapkan selesai mengikuti kegiatan magang, peserta mgang telah mampu dan 
terampil dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan praktik yang diperoleh 
pselama menempuh pendidikan di FKM-Unsrat, serta memperoleh gambaran 
mengenai tugas, fungsi dan tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat di 
instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta. 
2 
2. Tujuan Khusus 
a. Bagi Peserta Magang 
1. Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan tentang organisasi, sistem 
manajemen, prosedur kerja dan ruang lingkup pelayanan di tempat 
magang khususnya di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa Prof. 
dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara. 
2. Mampu mengidentifikasi masalah, merumuskan dan memberikan 
alternatif pemecahan masalah (problem solving) di tempat magang. 
3. Mampu melakukan tindakan-tindakan standar yang umum dilaksanakan 
dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, ditekankan pada bidang 
minat yang digeluti. 
4. Mampu bekerja sama dengan orang lain dalam satu tim sehingga 
diperoleh manfaat bersama baik bagi peserta magang maupun instansi 
tempat magang. 
b. Bagi Fakultas dan Tempat Magang 
1. Fakultas mendapat masukan yang berguna untuk penyempurnaan 
kurikulum dalam upaya mendekatkan diri dengan kebutuhan pasar 
kerja. 
2. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi tempat magang.
3. Membina dan meningkatkan kerja sama antara FKM dengan 
instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta tempat mahasiswa 
melaksanakan magang. 
4. Membuka peluang kerja bagi para lulusan untuk berkarir di instansi/unit 
3 
kerja pemerintah maupun swasta. 
1.3 Manfaat Magang 
a. Bagi Mahasiswa 
1. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan dengan 
Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, terutama di bidang Epidemiologi. 
2. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman kerja di lapangan. 
3. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang 
tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di tempat magang. 
4. Memperkaya kajian dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat 
terutama sesuai bidang minat yang digeluti. 
5. Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat 
pemecahan masalah kesehatan. 
6. Memperoleh gambaran peluang kerja bagi Sarjana Kesehatan 
Masyarakat. 
7. Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karya ilmiah. 
b. Bagi Tempat Magang 
1. Tempat magang dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu 
penyelesaian tugas-tugas yang ada sesuai kebutuhan di unit kerja 
masing-masing. 
2. Tempat magang mendapatkan alternatif calon pegawai/karyawan yang 
telah dikenal kualitas dan kredibilitasnya. 
3. Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan 
tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil dan 
memiliki pengalaman kerja. 
c. Bagi Fakultas 
1. Laporan magang dapat menjadi salah satu bahan audit internal kualitas 
pengajaran.
2. Memperkenalkan program kepada stakeholders terkait. 
3. Mendapatkan masukan bagi pengembangan program. 
4. Terbinanya jaringan kerja sama dengan tempat magang dalam upaya 
meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik 
dengan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam 
pembangunan kesehatan masyarakat (FKM,2014). 
4
5 
BAB II 
GAMBARAN UMUM 
2.1 Analisis Situasi Umum 
2.1.1 Sejarah 
Rumah Sakit Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara bermula dari 
sebuah rumah sakit yang didirikan sekitar tahun 1934 dengan nama 
“Doorgangshuis Voor Krankzinnigen” dengan kapasitas keseluruhan 46 tempat 
tidur (TT), yang oleh masyarakat lebih dikenal dengan “Rumah Putih” atau “Witte 
Huis” yang tenaganya terdiri dari tentara Belanda dibantu oleh para petugas dari 
Rumah Sakit Umum Manado. Tempat perawatan ini merupakan tempat 
penampungan sementara para penderita gangguan jiwa, karena sewaktu-waktu 
para pasien diangkut/dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Lawang (Annonymous. 
2011) 
Pada tahun 1951, atas perjuangan Prof. dr. V.L. Ratumbuysang sebagai 
Psikiater pertama putra daerah ini, Rumah Sakit memperoleh status menjadi 
Rumah Sakit Jiwa Manado (RSJ Manado) dan Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 
diangkat menjadi Direktur pertama (Annonymous. 2011). 
Dalam perkembangannya RSJ Manado menjadi Rumah Sakit Jiwa Pusat 
(RSJP) Manado Kelas A, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal 
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, dengan kapasitas 250 tempat tidur 
(TT). Tahun 2000 RSJP Manado diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi 
Utara sebagai tindak lanjut pemberlakuan otonomi daerah. Dalam Perda Provinsi 
Sulawesi Utara No.15 tahun 2002 yang mengatur legalitas lembaga ini sebagai 
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Utara maka ditetapkan 
nomenklatur Rumah Sakit Umum Prof. dr. V.L. Ratumbuysang. Nama 
Ratumbuysang dipakai untuk menghormati Prof. dr. V.L. Ratumbuysang sebagai 
tokoh yang berjasa dalam merintis keberadaan lembaga ini (Annonymous. 2012). 
Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah melalui Surat Keputusan 
Gubernur No. 74 tahun 2003, rumah sakit telah berupaya mengembangkan 
pelayanan menjadi dua bagian besar yakni pelayanan kesehatan jiwa dan napza 
dan pelayanan kesehatan umum sebagai jawaban atas tuntutan masyarakat.
Sebagai rumah sakit rujukan bidang kesehatan jiwa di Provinsi Sulawesi Utara, 
Rumah Sakit Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara memiliki 
wilayah cakupan meliputi daerah lintas Provinsi Sulawesi Utara antara lain 
Provinsi Gorontalo, Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Papua Bagian Utara 
(Annonymous, 2012). 
Dalam pemberlakuan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 dan 
Peraturan Daerah No. 4 tahun 2008, telah ditetapkan pembentukan Rumah Sakit 
Khusus Daerah Kelas A dengan tingkat Eselon II B sebagai Satuan Kerja 
Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Utara dengan direktur yang bertanggung 
jawab terhadap Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi. Pada tahun 2012 
melalui Peraturan Daerah No. 6 tahun 2011 nomenklatur kembali berubah dengan 
nama Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara 
(Annonymous, 2012). 
2.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit 
Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara memiliki 
Visi dan Misi sebagai berikut: 
a. Visi : 
“Terwujudnya Rumah Sakit yang Bermutu dan Mandiri” 
b. Misi : 
1) Menjadikan Rumah Sakit unggulan dan terakreditasi dalam pelayanan 
6 
kesehatan, khususnya kesehatan jiwa. 
2) Memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas. 
3) Menciptakan lingkungan rumah sakit yang aman, nyaman dan sehat. 
Dengan komitmen Visi dan Misi Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. 
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara tersebut dituntut untuk semakin peka 
terhadap segala bentuk keluhan masyarakat, khususnya di wilayah cakupannya 
sehingga secara terus menerus dapat meningkatkan mutu pelayanan dan pada 
akhirnya pelayanan yang diberikan akan berorientasi pada kepuasan pelanggan 
(Costumer Satisfaction).
Pelayanan kesehatan rumah sakit berkembang dari wahana pengobatan 
menjadi pemeliharaan kesehatan sebagai tuntutan agar semakin proaktif dalam 
menunjang upaya kesehatan.Pelayanan yang dilakukan tidak hanya di lingkungan 
rumah sakit tetapi juga memberikan bimbingan dan rujukan kepada pelayanan 
kesehatan dasar. Dengan demikian Rumah Sakit berfungsi sebagai pusat sumber 
daya yang bertanggung jawab terhadap pembinaan jaringan rujukan di wilayah 
kerjanya (Center of Excellence). 
Seiring dengan kemajuan teknologi sebagai informasi yang diterima 
dengan cepat oleh masyarakat, bidang kesehatan pun menjadi perhatian tersendiri. 
Informasi tentang pelayanan kesehatan merupakan salah satu kemajuan bidang 
kesehatan yang diharapkan masyarakat. Pelayanan rumah sakit yang lebih maju 
menjadi tolak ukur masyarakat untuk pelayanan kesehatan di rumah sakit lainnya 
atau di setiap institusi pelayanan yang ada. Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. 
Ratumbuysang dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat berusaha 
untuk dapat memberikan pelayanan yang diharapkan berdasarkan kemampuan 
yang ada sesuai visi dan misi (Annonymous, 2012). 
2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi 
Sesuai ketentuan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2008 Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. 
V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara dengan tingkat eselon II B sebagai 
Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan Direktur yang bertanggung jawab kepada 
Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi memiliki tugas pokok dalam 
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya saing dan berhasil guna promotif, 
preventif, kuratif dan rehabilitatif di bidang kesehatan jiwa, napza dan umum serta 
upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan tugas 
pokok seperti tersebut diatas, Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 
Provinsi Sulawesi Utara memiliki fungsi sebagai berikut : 
1) Perumusan kebijakan teknis, 
2) Penyusunan perencanaan, pengkoordinasian, dan pembinaan pelaksanaan 
7 
tugas, 
3) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang 
Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara,
4) Penyelenggaraan pelayanan medik jiwa, napza dan umum, 
5) Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik, 
6) Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan, 
7) Penyelenggaraan pelayanan rujukan, 
8) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, 
9) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan, 
10) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan, 
11) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur (Annonymous. 
8 
2012). 
2.1.4 Struktur Organisasi 
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. 
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara memiliki struktur organisasi sebagai 
berikut : 
1. Direktur : dr. Jemmy J.R. Lampus 
2. Wakil Direktur Umum dan keuangan : Herry Pohajow, S.Sos, M.Si 
3. Wakil direktur pelayanan medis dan perawatan : dr. Enricho H. Rawung, 
MARS 
4. Kepala bagian tata usaha: Deane G. Suwuh, S.Sos 
Kepala sub bagian hukum dan kepegawaian : Marhana Piay, S.Sos 
Kepala sub bagian umum dan perlengkapan : Ruddy H. Karundeng 
5. Kepala bagian perencanaan dan program: Dra. Helena Kano 
Kepala sub bagian perencanaan dan penyusunan anggaran : 
Jantje Rantung, S.Sos 
Kepala sub bagian pengolahan data dan pelaporan : E. Ratnawati, S.Psi, M.Si 
6. Kepala bagian keuangan : Jurike G.P. Moningka, S.Sos, M.Si 
Kepala sub bagian perbendaharaan : Veronika Piri, SE 
Kepala sub bagian akuntansi dan verifikasi : Johan Walangitan, SE 
7. Kepala bidang pelayanan medis : dr. Jefry Dengah 
Kepala seksi pelayanan rekam medis : Arman Bukasa, AMdKep 
Kepala seksi pelayanan medis : dr. Earlyna Ombuh 
8. Kepala bidang keperawatan : Ns. Nofie Rumampuk, S.Kep
9 
Kepala seksi asuhan dan mutu perawatan : Ns.Telly Pola, S.Kep 
Kepala seksi tenaga dan sarana keperawatan : Melania Lumeno, S.Kep 
9. Kepala bidang penunjang medis : Didik Djunaedi, SE 
Kepala seksi penunjang medis : Linda Paudi, S.Psi 
Kepala seksi pengembangan rumah sakit : Ineke Ratulolos, M.Kes 
10. Komite medik dan komite perawatan 
11. Satuan pengawas intern 
12. Instalasi penunjang medik dan non medik 
2.1.5 Sumber Daya Kesehatan 
2.1.5.1 Sarana Prasarana 
Gedung yang tersedia di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi 
Sulawesi Utara menempati lahan seluas ± 4,34 Ha (43.420 m2) dengan perincian 
masing-masing gedung sebagai berikut: 
Tabel 1. Luas Gedung Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 
No 
Nama Gedung 
Luas 
m² 
Kondisi 
Baik Rusak 
Ringan 
Rusak 
Berat 
1 Instalasi Rawat Inap Psikiatri 2011 √ 
2 Instalasi R. Inap Med Umum 300 √ 
3 Instalasi Obsgin 334,5 √ 
4 Instalasi Rawat Darurat 529 √ 
5 Instalasi Gawat Darurat Umum 246 √ 
6 Instalasi Gawat Darurat Psikiatri 470 √ 
7 Instalasi Rawat Rawat Jalan 381 √ 
8 Ruang Poli Kesehatan Gigi & 
Mulut 
112 √ 
9 Instalasi Rawat Inap Anak 275 √ 
10 Instalasi Farmasi 300 √ 
11 Instalasi Laboratorium 80 √ 
12 Instalasi Radiologi 72 √
10 
13 Instalasi Gizi & Dapur 228 √ 
14 Rehabilitasi Psikiatri & IPSRS 200 √ 
15 Gedung Klinik Aesculap (Napza) 240 √ 
16 Laundry & Linen 60 √ 
17 Kamar Jenazah (Pemulasaraan) 12 √ 
18 Gudang Perlengkapan 60 √ 
19 Ruang Kantor & Aula 260 √ 
20 Rumah Kompleks 1940 √ 
21 Pos Jaga 24 √ 
Jumlah 8134,5 
Sumber : LPPD 2012 
Untuk kendaraan bermotor Rumah Sakit yang layak pakai relatif sedikit yaitu 6 
(enam) unit mobil, 4 (empat) unit mobil diantaranya dalam kondisi baik 
sedangkan 2 (dua) unit mobil lainnya mengalami rusak ringan, namun masih 
dapat digunakan (Annonymous. 2012). 
2.1.5.2 Ketenagaan 
Terselenggaranya seluruh kegiatan didukung oleh ketersediaan tenaga sebagai 
berikut : 
Tabel 2. Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L. Ratumbuysang 
Pendidikan Jumlah 
Spesialis Penyakit Jiwa 2 orang 
Spesialis Anak 5 orang 
Spesialis OBS-GIN (Kebidanan dan kandungan) 3 orang 
Spesialis Mata 2 orang 
Spesialis Saraf 2 orang 
Spesialis Radiologi 1 orang 
Spesialis Penyakit Dalam 2 orang 
Spesialis Kulit Kelamin 1 orang 
Dokter Umum 29 orang 
Dokter Gigi 3 orang 
Sarjana Keperawatan 9 orang
11 
Nurse 10 orang 
D3 Keperawatan 54 orang 
D1 SPK Spesialis Jiwa 3 orang 
SPRB 1 orang 
SPK 54 orang 
Pembantu Paramedis 1 orang 
Penjenang Kesehatan 1 orang 
D3 Kebidanan 9 orang 
D1 Bidan 1 orang 
Bidan 12 orang 
SPR Gigi 7 orang 
Apoteker 5 orang 
SMF 13 orang 
D3 Fisioterapi 3 orang 
D3 Kesehatan Lingkungan 5 orang 
D3 Gizi 7 orang 
D3 Analisis Kesehatan 1 orang 
D3 Teknik Elektromedik 1 orang 
SPAG 1 orang 
Pekarya Kesehatan 2 orang 
Magister Kesehatan 3 orang 
Magister Sains 3 orang 
Magister Pendidikan 1 orang 
Sarjana Psikologi 3 orang 
Sarjana Kesehatan Masyarakat 4 orang 
Sarjana Sains 1 orang 
Sarjana Hukum 2 orang 
Sarjana Ekonomi 5 orang 
Sarjana Ilmu Komunikasi 1 orang 
Sarjana Sosial 6 orang 
Sarjana Pendidikan 2 orang 
D3 Teknik Elektro 2 orang
12 
D3 Perbankan 1 orang 
D3 Komputer 1 orang 
SMA 24 orang 
STM Listrik 2 orang 
SKKA/Tata Boga 1 orang 
KPAA 2 orang 
SMP 2 orang 
Jumlah 317 Orang 
Sumber : Profil Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L. Ratumbuysang Manado 2011 
2.1.6 Pokok Kegiatan 
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit sebagaimana 
tersebut diatas, maka dijabarkan pokok-pokok kegiatan Rumah Sakit sebagai 
berikut : 
1. Kegiatan Intramural (di dalam tembok Rumah Sakit) : 
a. Pelayanan kedaruratan 
b. Pelayanan rawat jalan 
c. Pelayanan rawat inap 
d. Pelayanan rehabilitasi pasien mental / psikososial 
e. Pelayanan penunjang lainnya. 
2. Kegiatan Ekstramural (di luar tembok Rumah Sakit) : 
a. Pelayanan kesehatan jiwa konsultatif di RSU dan Puskesmas 
b. Penyuluhan kesehatan jiwa 
c. Kunjungan rumah 
d. Penjaringan dan penanggulangan gelandangan psikotik 
e. Pendidikan pelatihan dan penelitian kesehatan jiwa 
f. Kerjasama lintas sektor 
2.1.7 Fasilitas Pelayanan 
Fasilitas pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit Jiwa Prof.dr. V.L. 
Ratumbuysang antara lain: 
1. Pelayanan rawat jalan
a. Psikiatri dan Ketergantungan Napza 
b. Gigi dan Mulut 
c. Umum dan Spesialistik (Penyakit Dalam, Kebidanan & Kandungan, 
13 
Anak, Saraf, THT, Bedah, Kulit& Kelamin dan Mata). 
d. Poliklinik Psikologi 
e. Poliklinik fisioterapi/Rehabilitasi Medik 
f. Gawat Darurat Psikiatri 
g. Gawat Darurat Umum 
2. Pelayanan rawat inap 
a. Kesehatan jiwa dewasa dan usia lanjut 
b. Kesehatan jiwa anak dan remaja 
c. Kesehatan jiwa gangguan mental organik 
d. Kebidanan dan Kandungan 
e. Perawatan Penyakit dalam 
f. Perawatan Bedah 
3. Pelayanan Penunjang 
a. Penunjang Diagnostik (Radiologi dan Laboratorium) 
b. Apotik / Farmasi 
c. Instalasi Gizi 
d. Laundry 
e. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) 
f. Pemulasaran jenazah 
g. Pendidikan dan latihan di bidang kesehatan (khususnya bidang kesehatan 
jiwa) 
h. Pelatihan Teknis Kesehatan Jiwa untuk tenaga kesehatan umum 
i. Pelatihan Untuk Pendidikan Tenaga Kesehatan (Annonymous. 2011). 
2.2 Analisis Situasi Khusus 
2.2.1 Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan Rekam Medik 
a. Visi : 
“Terciptanya penyelenggaraan sistem rekam medis yang berkualitas, up to 
date, dan terpercaya.”
14 
b. Misi : 
1. Memberikan kepuasan pelayanan bagi pengguna jasa Rumah Sakit 
2. Menjaga kualitas data rekam medis 
3. Membantu manajemen Rumah Sakit dalam pengambilan 
keputusan. 
c. Falsafah : Mengutamakan pelayanan bagi pengguna jasa Rekam Medis. 
d. Tujuan : Menjadikan Rekam Medis sebagai pusat data dan informasi 
(Annonymous, 2011) 
2.2.2 Penyelenggaraan Rekam Medis 
Untuk memberi mutu layanan yang baik dan benar, rumah sakit perlu 
ditunjang oleh Rekam Medis yang baik dan benar, agar indikator pelayanan medis 
yang diberikan oleh rumah sakit menjadi baik dan benar. Organisasi 
penyelenggaraan Rekam Medis memiliki lingkup kerjasama antara satuan kerja 
yang sangat luas, dimulai dengan pimpinan rumah sakit, komite medik, dokter dan 
perawat sampai dengan tenaga kesehatan lainnya. Selain lingkup satuan kerja, 
ruang lingkup kegiatan Rekam Medis juga luas yaitu mulai saat pertama 
menerima pasien di Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan, Gawat Darurat, 
maupun Rawat Inap, diteruskan dengan kegiatan pencatatan data rekam medis 
pasien selama mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. 
Ratumbuysang, setelah itu dilanjutkan dengan perakitan rekam medis, pemberian 
kode diagnosa dan pengelolaannya (Annonymous, 2011). 
2.2.3 Jumlah Pegawai Instalasi Rekam Medik 
Tabel 3. Distribusi Jumlah Pegawai Instalasi Rekam Medik Berdasarkan Jenis 
Kelamin 
Jenis Kelamin n % 
Laki-laki 9 52.94 
Perempuan 8 47.06 
Jumlah 17 100
Berdasarkan tabel 3, jumlah pegawai di Instalasi Rekam Medik terdiri atas 9 
orang laki-laki dan 8 orang perempuan dengan tugas dan tanggung jawab yang 
berbeda. 
2.2.4 Struktur Organisasi 
Tugas dan fungsi penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. 
V.L. Ratumbuysang dilakukan oleh satuan kerja dalam bentuk instalasi yang 
terdiri atas 3 orang penanggungjawab dan staf. Berikut struktur organisasi 
Instalasi Rekam Medik di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang : 
15 
DIREKTUR 
dr. Jemmy J. R. Lampus 
WAKIL DIREKTUR 
dr. Enrico H. Rawung, MARS 
KA. INSTALASI REKAM MEDIS 
Yousi F. Tendean, A.Md.PK, S.Psi 
P.J. PENDAFTARAN PASIEN, 
PENYIMPANAN RM & 
Gambar 1. Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Jiwa 
Prof. dr. V. L. Ratumbuysang Manado 
PRODUKSI 
Christin Moningka 
TPP RJ, RI & GD 
Christin Moningka 
Andre Lope 
PENYIMPANAN RM & 
DISTRIBUSI RM 
Treisye Rumengan 
Anton Mamahit 
Dona Kaunang, Amd.AK 
PRODUKSI 
Debby Manoppo 
Jei fi Mintje 
P.J. PENGOLAHAN 
DATA & BERKAS 
REKAM MEDIS 
Sri Setyawati, SE 
ASSEMBLING & 
ANALISA 
Jei fi Mintje 
Debby Manopo 
KODING & INDEKSING 
Y. Tendean, A.Md.PK, 
S.Psi 
Jusuf Esing, SKM 
SENSUS HARIAN R. I. 
Sri Setyawati, SE 
P.J. PENGUMPULAN DATA, 
PELAPORAN, PENYAJIAN 
DATA & SKM 
Jusuf Esing, SKM 
RL 1 & RL 2 
Christian Temponbuka 
RL 3, RL 4, RL 5, RL 6 
Michael Komimbin 
Dona Kaunang, Amd.AK 
STATISTIK 
Sri Setyawati, SE 
SURAT KETERANGAN 
MEDIS 
Michael Komimbin
2.2.5 Distribusi Penyakit Menonjol di Poliklinik Interna Rumah Sakit Jiwa Prof. 
16 
dr. V.L. Ratumbuysang selama bulan Juli – Desember 2013 
Berdasarkan data registrasi yang dilakukan di Poliklinik Interna, diperoleh 
distribusi penyakit menonjol selama bulan Juli – Desember 2013, yaitu sebagai 
berikut : 
Tabel 4. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan Juli 2013 
No. Penyakit Jumlah 
1 Hipertensi 243 
2 Diabetes Melitus 80 
3 ISPA 58 
4 Dyspepsia 42 
5 Hiperurisemia 39 
6 Dislipidemia 28 
7 Tuberculosis Paru 24 
8 Myalgia 23 
9 Hiperkolesterolemia 22 
10 Asthma Bronchiale 20 
Tabel 5. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan Agustus 2013 
No. Penyakit Jumlah 
1 Hipertensi 216 
2 Diabetes Melitus 78 
3 Dyspepsia 43 
4 ISPA 35 
5 Tuberculosis Paru 20 
6 Asthma Bronchiale 15 
7 Hiperurisemia 11 
8 Myalgia 10 
9 Hiperkolesterolemia 7 
10 Dislipidemia 6
17 
Tabel 6. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan September 2013 
No. Penyakit Jumlah 
1 Hipertensi 173 
2 Diabetes Melitus 80 
3 ISPA 53 
4 Dyspepsia 29 
5 Dislipidemia 27 
6 Tuberculosis Paru 26 
7 Hiperurisemia 15 
8 Asthma Bronchiale 14 
9 Myalgia 12 
10 CKD 10 
Tabel 7. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan Oktober 2013 
No. Penyakit Jumlah 
1 Hipertensi 167 
2 Diabetes Melitus 89 
3 Dyspepsia 26 
4 ISPA 19 
5 Hiperurisemia 18 
6 Dislipidemia 16 
7 Tuberculosis Paru 15 
8 Asthma Bronchiale 13 
9 Myalgia 11 
10 CKD 8 
Tabel 8. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan November 2013 
No. Penyakit Jumlah 
1 Hipertensi 95 
2 Diabetes Melitus 58 
3 Dislipidemia 28 
4 Tuberculosis Paru 17 
5 ISK/UTI 13 
6 Hiperurisemia 12 
7 ISPA 12 
8 Asthma Bronchiale 11 
9 Dyspepsia 8 
10 Gastritis 7
Tabel 9. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan Desember 2013 
No. Penyakit Jumlah 
1 Hipertensi 148 
2 Diabetes Melitus 49 
3 Dislipidemia 23 
4 ISPA 14 
5 Tuberculosis Paru 12 
6 Dyspepsia 12 
7 Asthma Bronchiale 11 
8 Hiperurisemia 11 
9 ISK/UTI 9 
10 CKD 7 
Sumber: Data Registrasi Poliklinik Interna RSJ Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 
18 
2013
19 
BAB III 
HASIL KEGIATAN 
3.1 Uraian Kegiatan 
Pelaksanaan magang yang dilaksanakan selama empat minggu, yaitu mulai dari 
tanggal 13 Januari 2014 - 13 Februari 2014 di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. 
Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara, penulis ditempatkan di Instalasi Rekam 
Medis. Kegiatan magang ini dilaksanakan 6 hari per minggu yaitu dari hari Senin- 
Kamis pada pukul 08.00-14.00 dan pada hari Jumat-Sabtu pada pukul 08.00- 
12.00.Adapun kegiatan yang dilakukan Penulis selama magang sebagai berikut: 
1. Melapor ke bagian Diklit Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 
2. Menerima pengarahan yang disampaikan oleh bagian Diklit Rumah Sakit 
Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 
3. Observasi dan diskusi di tempat magang 
4. Membersihkan ruangan rekam medik 
5. Membantu registrasi pasien di Instalasi Rekam Medik sebagai bentuk 
partisipasi terhadap tempat magang, kegiatan ini dilakukan setiap hari. 
6. Membantu mencatat berkas rekam medik yang di kembalikan oleh 
poliklinik jiwa, poliklinik gigi, poliklinik obs-gyn dan UGD 
7. Membantu pengambilan berkas rekam medik dan mengantarkannya ke 
poliklinik, kegiatan ini dilakukan hampir setiap hari sebagai bentuk 
partisipasi terhadap tempat magang 
8. Membantu mengetik rekapitulasi kebutuhan rekam medik dan 
9. Melakukan konsultasi dengan DPL selama pelaksanaan kegiatan magang, 
diantaranya mengenai kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan 
magang, masalah yang ditemukan di instalasi rekam medik, dan 
lingkungan rumah sakit 
10. Melakukan tanya jawab dengan pasien umum tentang jaminan kesehatan 
yang digunakan, pelayanan yang didapatkan 
11. Bakti Sosial bersama staf Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 
membersihkan kota Manado pasca bencana banjir bandang.
3.2 Identifikasi dan Prioritas Masalah 
Hasil kegiatan magang yang dilakukan dari tanggal 13 Januari – 13 Februari 2014 
di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Manado adalah ditemukannya 
kasus penyakit tertinggi sesuai data 10 penyakit menonjol selama bulan Juli- 
Desember 2013 di Poliklinik Interna. 
Tabel 10. Distribusi kasus penyakit menonjol selama bulan Juli-Desember 2013 di 
Poliklinik Interna. 
No. Penyakit Jumlah 
1 Hipertensi 1042 
2 Diabetes Melitus 434 
3 ISPA 191 
4 Dispepsia 160 
5 Dislipidemia 128 
6 Tuberculosis Paru 114 
7 Hiperurisemia 106 
8 Asthma Bronchiale 84 
9 Myalgia 56 
10 Hiperkolesterolemia 29 
Sumber: Data Registrasi Poliklinik Interna RSJ Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 
20 
2013 
Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Prof. 
dr. V.L Ratumbuysang Manado, dengan melalui wawancara, observasi dan 
penelusuran dokumen kepada perawat di Poliklinik Interna maka penulis 
mengambil judul tentang Frekuensi Kasus Hipertensi di Poliklinik Interna Juli- 
Desember 2013.
243 
Distribusi Kasus Hipertensi Juli- 
216 
Desember 2013 
Hipertensi 
173 167 
95 
148 
Juli Agustus September Oktober November Desember 
Sumber: Data Registrasi Poliklinik Interna RSJ Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 
21 
2013 
Gambar 2. Distribusi Kasus Hipertensi Juli-Desember 2013 
Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat jumlah kasus hipertensi yang 
tinggi dengan jumlah penderita selama bulan Juli-Desember 2013 sejumlah 1.042, 
dimana pada bulan Juli terdapat 243 penderita, bulan Agustus terdapat 216 
penderita, bulan September 173 penderita, Oktober 167 penderita, dan menurun 
menjadi 95 penderita di bulan November dan meningkat kembali di bulan 
Desember menjadi 148 penderita.
Meningkatnya angka 
22 
3.3 Alternatif Pemecahan Masalah 
Analisis pohon masalah (problem tree analysis) terhadap kasus hipertensi adalah 
sebagai berikut : 
Meningkatnya biaya kematian 
Menurunya 
produktifitas kerja 
HIPERTENSI 
kesehatan 
Meningkatnya angka 
kesakitan 
Kebiasaan 
merokok 
& minum 
alkohol 
Obesitas 
Kurang 
aktifitas fisik 
Tingginya 
konsumsi 
garam 
& makanan 
tinggi lemak, 
serta kurang 
konsumsi 
makanan 
berserat 
Stress 
Gaya hidup 
masyarakat 
Budaya 
masyarakat 
Masalah 
ekonomi 
Tidak ada 
pekerjaan tetap 
Gambar 3. Analisis Pohon Masalah Terhadap Kasus Hipertensi 
Kurangnya 
pengetahuan 
masyarakat 
tentang 
hipertensi 
Kurangnya 
penyuluhan 
Kurangnya 
sosialisasi 
Berdasarkan analisis pohon masalah terhadap kasus hipertensi di Poliklinik 
Interna Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang, ditemukan empat 
penyebab terjadinya penyakit hipertensi, yaitu : 
Genetik
1. Budaya masyarakat, yang mendorong perubahan gaya hidup masyarakat 
seperti tinginya konsumsi garam dan makanan tinggi lemak serta kurang 
mengkonsumsi makanan berserat, kurangnya aktifitas fisik masyarakat 
yang lebih banyak menggunakan kendaraan dibandingkan berjalan kaki, 
serta tingkat kesibukan masyarakat yang cukup tinggi sehingga tak 
memiliki cukup waktu untuk berolahraga, yang akhirnya menyebabkan 
obesitas, serta konsumsi rokok dan minuman beralkohol yang juga 
merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi yang cukup tinggi. 
2. Pekerjaan yang tidak tepat bagi masyarakat memicu munculnya masalah 
ekonomi guna pemenuhan kebutuhan keluarga, karena kebutuhan keluarga 
tidak terpenuhi seluruhnya maka menyebabkan masyarakat mengalami 
stress. Stress yang tidak terkontrol dapat memicu terjadinya hipertensi. 
3. Kurangnya sosialisasi berupa penyuluhan oleh petugas kesehatan 
menyebabkan masyarakat kurang mengetahui tentang hipertensi, baik 
faktor risiko, tanda dan gejala sehingga upaya pencegahan sulit dilakukan. 
23 
4. Faktor genetik atau riwayat keluarga hipertensi 
Berdasarkan hasil yang didapatkan dengan menggunakan metode analisis pohon 
masalah terhadap kasus hipertensi di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L. 
Ratumbuysang, maka alternatif pemecahan masalah yang didapatkan adalah 
sebagai beikut : 
1. Mendorong masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri 
(secara mandiri) guna pemenuhan kebutuhan keluarga, dan menghindari 
keadaan stress karena ekonomi. 
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan 
kepada masyarakat tentang hipertensi, yang bertujuan untuk mengubah 
gaya hidup masyarakat dalam hal konsumsi makanan, meningkatkan 
aktifitas fisik, menghindari konsumsi rokok dan minuman beralkohol, serta 
mengajak masyarakat dengan riwayat keluarga hipertensi untuk rutin 
melakukan pemeriksaan tekanan darah. 
3. Menyediakan poster dan leaflet mengenai faktor risiko hipertensi sebagai 
upaya promotif dan preventif.
24 
3.4 Kontribusi bagi Instansi dan Peserta Magang 
3.4.1 Bagi Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 
1. Instansi mendapat tenaga terdidik yang dapat membantu penyelesaian 
tugas-tugas yang ada di Instalasi Rekam Medik 
2. Instansi mendapatkan alternatif calon pegawai/karyawan yang telah 
dikenal kualitas dan kredibilitasnya. 
3. Instansi dapat menjalin kerjasama yang saling membutuhkan dan 
bermanfaat dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam 
Ratulangi Manado. 
3.4.2 Bagi peserta magang 
1. Melalui kegiatan magang ini mahasiswa mampu mendapat pengetahuan 
dan pengalaman belajar di lapangan khususnya bidang Epidemiologi serta 
mendapat bahan perbandingan antara ilmu yang didapatkan di kampus dan 
kenyataan dilapangan. 
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memberikan 
alternatif pemecahan masalah yang telah dipaparkan.
25 
BAB IV 
PEMBAHASAN 
4.1 Hipertensi 
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140mmHg dan 
tekanan diastoliknya lebih dari 90 mmHg, yang diukur menggunakan 
spymomanometer (Anggreany dkk,2009). 
4.2 Jenis dan Klasifikasi Hipertensi 
Jenis Hipertensi : 
Dikenal berbagai pengelompokan hipertensi : 
1. Menurut kausanya 
a. Hipertensi esensil (hipertensi primer), hipertensi yang tidak jelas 
penyebabnya 
b. Hipertensi sekunder, hipertensi kausa tertentu 
2. Menurut gangguan tekanan darah 
a. Hipertensi sistolik, peningkatan tekanan darah sistolik saja 
b. Hipertensi diastolik, peningkatan tekanan diastolik saja 
3. Menurut beratnya atau tingginya peningkatan tekanan darah 
a. Hipertensi ringan 
b. Hipertensi sedang 
c. Hipertensi berat 
Dikenal berbagai macam batasan tingginya tekanan darah untuk dapat 
disebut hipertensi. Untuk itu WHO memakai batasan berikut. HT jika TDS > 160 
mm Hg atau TDD > 95 mm Hg. Macam hipertensi yaitu : HT ringan : TDD 90- 
110, HT sedang : TDD 110-130, HT berat : TDD >130. 
Menurut WHO, tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85 
mmHg, dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, da diantara nilai 
tersebut digolongkan normal tinggi. Seventh Report of the Joint National 
Committee VII (JNC VII) on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of 
High Blood Pressure memberikan klasifikasi tekanan darah tinggi dan tidak 
menderita penyakit serius dalam jangka waktu tertentu.
26 
Tabel 11. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII 
KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK 
Normal <120 <80 
Pra Hipertensi 120-139 80-89 
Hipertensi ≥140 ≥90 
Stadium 1 140-159 90-99 
Stadium 2 160-≥180 100-≥110 
4.3 Epidemiologi 
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi 
gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit 
jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit 
ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di 
Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Semakin meningkatnya 
populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar 
juga akan bertambah. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi 
terutama di negara berkembang pada tahun 2025. Menurut WHO dan the 
International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita 
hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. 
Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara 
adekuat. 
Dalam penelitian Ekowati Rahajeng, Sulistyowati Tuminah tentang 
Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia yang merupakan hasil 
analisis data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 dimana ditemukan bahwa 
prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran termasuk kasus yang sedang minum 
obat, secara nasional adalah 32,2% dan prevalensi tertinggi ditemukan di Provinsi 
Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%).Prevalensi 
hipertensi nasional berdasarkan pengukuran saja adalah 28,3%, Provinsi dengan 
prevalensi tertinggi tetap Kalimantan Selatan (35,0%) dan terendah Papua Barat 
(17,6). Berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau minum obat, 
prevalensi secara nasional hanya 7,7% dan yang tertinggi didapatkan di Provinsi 
Sulawesi Utara (11,4%) serta yang terendah di Papua (4,2%). Sedangkan untuk
cakupan tenaga kesehatannya secara nasional sebesar 24,2% dimana Sulawesi 
Utara (37,4%) dan Papua Barat (35,3%) adalah cukup tinggi dibandingkan 
Sulawesi Barat yang hanya sebesar 13,9% (Rahajeng,Tuminah,2009). Sebagian 
besar kasus hipertensi belum terdiagnosis, dapat dilihat dari pengukuran tekanan 
darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia 
sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% saja yang sudah mengetahui tentang hipertensi 
dan hanya 0,4 kasus yang minum obat hipertensi (Kemenkes,2012). 
4.4 Faktor Risiko 
Dalam berbagai penelitian faktor risiko hipertensi dapat di bedakan menjadi dua 
yaitu faktor yang dapat dikontrol seperti konsumsi makanan yang mengandung 
natrium dan lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya aktifitas fisik, dan 
untuk faktor yang tidak dapat dikontrol yaitu riwayat keluarga, jenis kelamain, 
dan umur (Kartikasari,2009). Dalam penelitian Sigarlaki (2006) di Desa Bocor, 
Jawa Tengah, faktor risiko hipertensi adalah umur, jenis kelamin, tingkat 
pendidikan, pekerjaan, jumlah penghasilan, jumlah anak dan faktor stress. 
Dari hasil penelitian diungkapkan bahwa jika seseorang mempunyai orang 
tua atau salah satunya menderita hipertensi maka orang tersebut mempunyai risiko 
lebih besar untuk terkena hipertensi. Jenis kelamin juga berpengarih terjadinya 
hipertensi karena laki-laki secara umum memiliki tekanan darah lebih tinggi 
dibandingkan wanita, hal ini berkaitan dengan hormone seks yang mempengaruhi 
sistem rennin angiotensin. Umur pasien yang telah memasuki usia lanjut 
mendukung terjadinya hipertensi akan bertambah seiring bertambahnya umur. 
Riwayat merokok menjadi faktor penyebab hipertensi selanjutnya, sebab merokok 
dapat meningkatkan beban kerja jantung serta menaikkan tekanan darah 
(Ariani,2013). 
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Margaret M. Harris, dkk. 
menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi lemak 
jenuh akan berisiko terserang hipertensi sebesar 7,72 kali dibandingkan orang 
yang tidak biasa mengkonsumsi lemak jenuh. Untuk aktifitas fisik, dalam 
penelitian Aris Sugiharto bahwa orang yang tidak biasa berolahraga memiliki 
risiko terkena hipertensi sebesar 4,73 kali dibandingkan dengan orang yang 
27
memiliki kebiasaan olahraga ideal dan orang yang biasa melakukan olahraga tidak 
ideal memiliki risiko terkena hipertensi sebesar 3,46 kali dibandingkan dengan 
orang yang memiliki kebiasaan olahraga ideal (Kartikasari,2009). 
28 
Berdasarkan analisis po 
4.5 Pencegahan Hipertensi 
Tabel 12. Pencegahan Hipertensi Berdasarkan Level Patogenesis 
Level 
Patogenesis 
Level Pencegahan Perjalanan HT Intervensi Pencegahan 
Prepatogenesis 
Level I : 
- Primordial 
- Promotif 
- Proteksi 
spesifik 
-Sehat/normal 
-Interaksi trias 
epidemiolgi 
-Belum ada 
gejala tapi ada 
resiko 
-Meningkatkan derajat 
kesehatan dengan gizi 
dan perilaku hidup sehat 
-Pertahankan 
keseimbangan trias 
epidemiologi 
-Turunkan atau hindari 
risiko 
Patogenesis 
Level II : 
-Diagnosa awal 
-Pengobatan yang 
tepat 
- HT 
Ringan 
- Ht 
Sedang 
- Ht 
Berat 
- Pemeriksaan 
periodik tekanan 
darah 
- Hindari 
lingkungan yang 
stres 
Post- 
Patogenesis 
Level III : 
Rehabilitasi 
- Komplikasi 
- Kronis 
- Meninggal 
- Jaga Kualitas 
hidup optimum 
Sumber : Bustan,2007 
Adapun perencanaan manajemen pelayanan kesehatan dalam upaya 
pencegahan dan manajemen hipertensi dalam komunitas dapat dilihat pada Tabel 
13 berikut. 
Tabel 13. Perencanaan Manajemen Pelayanan Kesehatan 
1 Besar masalah Survei populasi tekanan darah dan kontrol hipertensi 
2 Etiologi Penelitian ekologi (garam dan tekanan darah) 
Penelitian observasional (berat badan dan tekanan 
darah) 
Penelitian eksperimental (penurunan berat badan) 
Randomized controlled trials
29 
3 Efektivitas Evaluation program screening 
Studi kepatuhan (complience) 
4 Efisiensi Penelitian cost-effectiveness 
5 Implementasi Pengendalian pelaksanaannya di lapangan 
6 Monitoring Program kontrol nasional 
7 Reassesment Assessment personal dan peralatan 
Efek kualitas hidup 
Pengukuran kembali tingkat tekanan darah populasi 
Sumber : Bustan,2007 
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membuat kebijakan untuk 
mengelolah penyakit hipertensi dan penyakit tidak menular lainnya yaitu: 
1. Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara 
aktif (skrining) 
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui 
Posbindu PTM 
3. Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui 
revitalisasi Puskesmas untuk pengendalian PTM melalui peningkatan 
sumberdaya tenaga kesehatan yang professional dan kompeten dalam 
upaya pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas 
pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas, peningkatan manajemen 
pengendalian PTM secara komprehensif (terutama promotif dan preventif) 
dan holistik, serta peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana 
promotif-preventif, maupun sarana diagnostik dan pengobatan (Kemenkes 
RI, 2012).
30 
BAB V 
PENUTUP 
5.1 Kesimpulan 
1. Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang paling tinggi berdasarkan data 
yang diperoleh dari Poliklinik Interna Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. 
Ratumbuysang selama bulan Juli-Desember 2013 yaitu sebanyak 1042 
penderita. 
2. Adapun alternatif pemecahan masalah yang perlu dilakukan oleh Rumah 
Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang melalui hasil analisis pohon masalah 
adalah sebagai berikut: 
a) Bagi Rumah Sakit, Dinas Kesehatan dan pihak terkait lainnya, 
mendorong masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri 
(secara mandiri) guna pemenuhan kebutuhan keluarga, dan 
menghindari keadaan stress karena ekonomi, serta dapat 
meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan 
penyuluhan kepada masyarakat tentang hipertensi, yang bertujuan 
untuk mengubah gaya hidup masyarakat dalam hal konsumsi 
makanan, meningkatkan aktifitas fisik, menghindari konsumsi rokok 
dan minuman beralkohol, serta mengajak masyarakat dengan riwayat 
keluarga hipertensi untuk rutin melakukan pemeriksaan tekanan 
darah. 
b) Bagi Rumah Sakit, kiranya dapat menyediakan poster dan leaflet 
mengenai faktor risiko hipertensi sebagai upaya promotif dan 
preventif. 
5.2 Saran 
Melalui laporan pelaksanaan magang ini, saran penulis bagi oleh Rumah Sakit 
Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang serta kepada instansi terkait dalam 
menanggulangi penyakit hipertensi, yaitu dengan 
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan di Poliklinik Interna, khususnya 
kepada pasien hipertensi yang berkunjung dalam hal melakukan kontrol 
rutin dan pengobatan secara tepat,
2. Memanfaatkan sumber daya kesehatan di Instalasi Rekam Medis untuk 
ikut serta melaksanakan upaya promotif dan preventif seperti pembagian 
leaflet yang berisi informasi hipertensi bagi pasien yang berkunjung di 
Instalasi Rekam Medis RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang. 
31
32 
DAFTAR PUSTAKA 
Anggraini, A D dkk. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian 
Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas 
Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008. Riau: Fakultas 
Kedokteran Universitas Riau 
Annonymous. 2011. Profil Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang. 
Manado. 
Annonymous. 2011. Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis RSJ. Prof. 
Dr. V.L. Ratumbuysang, Buku 1. Manado 
Annonymous. 2012. LPPD Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang. 
Manado. 
Ariani,AD.2013. Hipertensi Grade II dengan Prediabetes pada Pasien Laki-Laki 
Lanjut Usia. Lampung : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 
Azwar, Azrul.2007.Pengantar Administrasi Kebijakan Kesehatan Edisi Ketiga. 
Tangerang: Bina Rupa Aksara. 
Bustan M M. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta 
Data Registrasi Poliklinik Interna RSJ Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Tahun 2013 
Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2014. Buku Panduan Magang Fakultas 
Kesehatan Masyarakat Unsrat. Manado: FKM Unsrat. 
Kartikasari,A.N.2009.Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa 
Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang. Semarang: Universitas 
Diponogoro 
Kementerian Kesehatan RI.2012. Masalah Hipertensi di Indonesia. (online) 
diakses http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=1909 pada 27 
Februari 2013 
Rahajeng, Tuminah.2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di 
Indonesia. Jakarta : Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan 
Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Sugiharto, Aris dkk. 2013. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II pada 
Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Semarang : 
Universitas Diponogoro 
33

More Related Content

What's hot

Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
5 m (man, material, method,
5 m (man, material, method,5 m (man, material, method,
5 m (man, material, method,Amnita Ginting
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanCsii M'py
 
Sistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatanSistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatanSutopo Patriajati
 
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatanEtika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehataniyandri tiluk wahyono
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalanNindra Ayu
 
Alur Pelayanan di Rumah Sakit
Alur Pelayanan di Rumah SakitAlur Pelayanan di Rumah Sakit
Alur Pelayanan di Rumah SakitHasan Rahim
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obatpjj_kemenkes
 
Jenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis PertanyaanJenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis Pertanyaanachmadk12
 
Template PPT Skripsi.pptx
Template PPT Skripsi.pptxTemplate PPT Skripsi.pptx
Template PPT Skripsi.pptxMeliPurba
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanPembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanSutopo Patriajati
 
(4) lead term &amp; tata cara koding icd 10
(4) lead term &amp; tata cara koding icd 10(4) lead term &amp; tata cara koding icd 10
(4) lead term &amp; tata cara koding icd 10Imelda Wijaya
 
Spo rekam medik
Spo rekam medikSpo rekam medik
Spo rekam medikkhusnuleza
 
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam MedisAnalisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam MedisFahmi Hakam
 

What's hot (20)

Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
5 m (man, material, method,
5 m (man, material, method,5 m (man, material, method,
5 m (man, material, method,
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
 
Kul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi KesehatanKul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi Kesehatan
 
Sistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatanSistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatan
 
KPSP & DDST
KPSP & DDST KPSP & DDST
KPSP & DDST
 
Biodata penulis buku
Biodata penulis bukuBiodata penulis buku
Biodata penulis buku
 
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatanEtika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
 
Alur Pelayanan di Rumah Sakit
Alur Pelayanan di Rumah SakitAlur Pelayanan di Rumah Sakit
Alur Pelayanan di Rumah Sakit
 
Standar pelayanan minimal_rumah_sakit
Standar pelayanan minimal_rumah_sakitStandar pelayanan minimal_rumah_sakit
Standar pelayanan minimal_rumah_sakit
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 
Jenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis PertanyaanJenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis Pertanyaan
 
Template PPT Skripsi.pptx
Template PPT Skripsi.pptxTemplate PPT Skripsi.pptx
Template PPT Skripsi.pptx
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanPembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
 
(4) lead term &amp; tata cara koding icd 10
(4) lead term &amp; tata cara koding icd 10(4) lead term &amp; tata cara koding icd 10
(4) lead term &amp; tata cara koding icd 10
 
Spo rekam medik
Spo rekam medikSpo rekam medik
Spo rekam medik
 
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam MedisAnalisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
Analisis Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis
 

Similar to SEHATJIWA (20)

227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas
 
227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas
 
227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas227377503 makalah-puskesmas
227377503 makalah-puskesmas
 
Skripsi nikmon bauru refisi
Skripsi nikmon bauru refisiSkripsi nikmon bauru refisi
Skripsi nikmon bauru refisi
 
Makalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmasMakalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmas
 
praktek Puskesmas
praktek Puskesmaspraktek Puskesmas
praktek Puskesmas
 
Alifia
AlifiaAlifia
Alifia
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1(1)
Makalah kelompok 1(1)Makalah kelompok 1(1)
Makalah kelompok 1(1)
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
MAKALAH KEL 1
MAKALAH KEL 1MAKALAH KEL 1
MAKALAH KEL 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 
Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1Makalah kelompok 1
Makalah kelompok 1
 

Recently uploaded

PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhuntung untung edi purwanto
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 

Recently uploaded (14)

PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 

SEHATJIWA

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilakukan diluar lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja praktis yang berhubungan dengan bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, terutama dalam bidang Epidemiologi, melalui metode observasi dan partisipasi (FKM,2014). Kegiatan magang dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional pada Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang. Melalui pelaksanaan kegiatan magang yang berbobot 3 SKS sebagai salah satu mata kuliah wajib dalam kurikulum Sarjana Kesehatan Masyarakat diharapkan para lulusan Fakultas Keshatan Masyarakat memiliki bekal pengalaman yang bersifat akademik dan profesional sehingga lebih kompetitif atau mampu bersaing dalam pasar kerja yang ada (FKM,2014). Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Azwar, 2010). Seiring dengan perkembagan zaman, perhatian terhadap perkembangan penyakit tidak menular semakin meningkat seiring dengan meningkatnya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil pada perubahan pola fertilitas, gaya hidup dan sosial ekonomi, yang akhirnya memicu peningkatan penyakit tidak menular (Bustan,2007). Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang patut di waspadai. Di Indonesia, selain karena prevalensinya yang tinggi, hipertensi merupakan masalah yang serius karena penyakit yang diakibatkan sangat fatal, seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan lain-lain (Sugiharto dkk,2006). Hipertensi merupakan penyakit degeneratif dengan prevalensi 8-18% di Asia dan Indonesia sebesar 15-20% pada tahun 2009 (Ariani,2013). Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Diperkirakan terdapat 15 juta penderita dan hanya 4% dengan hipertensi terkontrol, 50% penderita hipertensi
  • 2. tidak menyadari diri bahwa menderita hipertensi. Sebanyak 90% adalah penderita hipertensi esensial yang tidak diketahui seluk-beluk penyebabnya (Bustan,2007). 1.2 Tujuan Magang 1. Tujuan Umum Diharapkan selesai mengikuti kegiatan magang, peserta mgang telah mampu dan terampil dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan praktik yang diperoleh pselama menempuh pendidikan di FKM-Unsrat, serta memperoleh gambaran mengenai tugas, fungsi dan tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat di instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta. 2 2. Tujuan Khusus a. Bagi Peserta Magang 1. Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan tentang organisasi, sistem manajemen, prosedur kerja dan ruang lingkup pelayanan di tempat magang khususnya di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara. 2. Mampu mengidentifikasi masalah, merumuskan dan memberikan alternatif pemecahan masalah (problem solving) di tempat magang. 3. Mampu melakukan tindakan-tindakan standar yang umum dilaksanakan dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, ditekankan pada bidang minat yang digeluti. 4. Mampu bekerja sama dengan orang lain dalam satu tim sehingga diperoleh manfaat bersama baik bagi peserta magang maupun instansi tempat magang. b. Bagi Fakultas dan Tempat Magang 1. Fakultas mendapat masukan yang berguna untuk penyempurnaan kurikulum dalam upaya mendekatkan diri dengan kebutuhan pasar kerja. 2. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi tempat magang.
  • 3. 3. Membina dan meningkatkan kerja sama antara FKM dengan instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta tempat mahasiswa melaksanakan magang. 4. Membuka peluang kerja bagi para lulusan untuk berkarir di instansi/unit 3 kerja pemerintah maupun swasta. 1.3 Manfaat Magang a. Bagi Mahasiswa 1. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan dengan Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, terutama di bidang Epidemiologi. 2. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman kerja di lapangan. 3. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di tempat magang. 4. Memperkaya kajian dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat terutama sesuai bidang minat yang digeluti. 5. Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat pemecahan masalah kesehatan. 6. Memperoleh gambaran peluang kerja bagi Sarjana Kesehatan Masyarakat. 7. Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karya ilmiah. b. Bagi Tempat Magang 1. Tempat magang dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu penyelesaian tugas-tugas yang ada sesuai kebutuhan di unit kerja masing-masing. 2. Tempat magang mendapatkan alternatif calon pegawai/karyawan yang telah dikenal kualitas dan kredibilitasnya. 3. Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil dan memiliki pengalaman kerja. c. Bagi Fakultas 1. Laporan magang dapat menjadi salah satu bahan audit internal kualitas pengajaran.
  • 4. 2. Memperkenalkan program kepada stakeholders terkait. 3. Mendapatkan masukan bagi pengembangan program. 4. Terbinanya jaringan kerja sama dengan tempat magang dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik dengan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat (FKM,2014). 4
  • 5. 5 BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Analisis Situasi Umum 2.1.1 Sejarah Rumah Sakit Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara bermula dari sebuah rumah sakit yang didirikan sekitar tahun 1934 dengan nama “Doorgangshuis Voor Krankzinnigen” dengan kapasitas keseluruhan 46 tempat tidur (TT), yang oleh masyarakat lebih dikenal dengan “Rumah Putih” atau “Witte Huis” yang tenaganya terdiri dari tentara Belanda dibantu oleh para petugas dari Rumah Sakit Umum Manado. Tempat perawatan ini merupakan tempat penampungan sementara para penderita gangguan jiwa, karena sewaktu-waktu para pasien diangkut/dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Lawang (Annonymous. 2011) Pada tahun 1951, atas perjuangan Prof. dr. V.L. Ratumbuysang sebagai Psikiater pertama putra daerah ini, Rumah Sakit memperoleh status menjadi Rumah Sakit Jiwa Manado (RSJ Manado) dan Prof. dr. V.L. Ratumbuysang diangkat menjadi Direktur pertama (Annonymous. 2011). Dalam perkembangannya RSJ Manado menjadi Rumah Sakit Jiwa Pusat (RSJP) Manado Kelas A, sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, dengan kapasitas 250 tempat tidur (TT). Tahun 2000 RSJP Manado diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara sebagai tindak lanjut pemberlakuan otonomi daerah. Dalam Perda Provinsi Sulawesi Utara No.15 tahun 2002 yang mengatur legalitas lembaga ini sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Sulawesi Utara maka ditetapkan nomenklatur Rumah Sakit Umum Prof. dr. V.L. Ratumbuysang. Nama Ratumbuysang dipakai untuk menghormati Prof. dr. V.L. Ratumbuysang sebagai tokoh yang berjasa dalam merintis keberadaan lembaga ini (Annonymous. 2012). Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah melalui Surat Keputusan Gubernur No. 74 tahun 2003, rumah sakit telah berupaya mengembangkan pelayanan menjadi dua bagian besar yakni pelayanan kesehatan jiwa dan napza dan pelayanan kesehatan umum sebagai jawaban atas tuntutan masyarakat.
  • 6. Sebagai rumah sakit rujukan bidang kesehatan jiwa di Provinsi Sulawesi Utara, Rumah Sakit Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara memiliki wilayah cakupan meliputi daerah lintas Provinsi Sulawesi Utara antara lain Provinsi Gorontalo, Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Papua Bagian Utara (Annonymous, 2012). Dalam pemberlakuan Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 dan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2008, telah ditetapkan pembentukan Rumah Sakit Khusus Daerah Kelas A dengan tingkat Eselon II B sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Utara dengan direktur yang bertanggung jawab terhadap Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi. Pada tahun 2012 melalui Peraturan Daerah No. 6 tahun 2011 nomenklatur kembali berubah dengan nama Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara (Annonymous, 2012). 2.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: a. Visi : “Terwujudnya Rumah Sakit yang Bermutu dan Mandiri” b. Misi : 1) Menjadikan Rumah Sakit unggulan dan terakreditasi dalam pelayanan 6 kesehatan, khususnya kesehatan jiwa. 2) Memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas. 3) Menciptakan lingkungan rumah sakit yang aman, nyaman dan sehat. Dengan komitmen Visi dan Misi Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara tersebut dituntut untuk semakin peka terhadap segala bentuk keluhan masyarakat, khususnya di wilayah cakupannya sehingga secara terus menerus dapat meningkatkan mutu pelayanan dan pada akhirnya pelayanan yang diberikan akan berorientasi pada kepuasan pelanggan (Costumer Satisfaction).
  • 7. Pelayanan kesehatan rumah sakit berkembang dari wahana pengobatan menjadi pemeliharaan kesehatan sebagai tuntutan agar semakin proaktif dalam menunjang upaya kesehatan.Pelayanan yang dilakukan tidak hanya di lingkungan rumah sakit tetapi juga memberikan bimbingan dan rujukan kepada pelayanan kesehatan dasar. Dengan demikian Rumah Sakit berfungsi sebagai pusat sumber daya yang bertanggung jawab terhadap pembinaan jaringan rujukan di wilayah kerjanya (Center of Excellence). Seiring dengan kemajuan teknologi sebagai informasi yang diterima dengan cepat oleh masyarakat, bidang kesehatan pun menjadi perhatian tersendiri. Informasi tentang pelayanan kesehatan merupakan salah satu kemajuan bidang kesehatan yang diharapkan masyarakat. Pelayanan rumah sakit yang lebih maju menjadi tolak ukur masyarakat untuk pelayanan kesehatan di rumah sakit lainnya atau di setiap institusi pelayanan yang ada. Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat berusaha untuk dapat memberikan pelayanan yang diharapkan berdasarkan kemampuan yang ada sesuai visi dan misi (Annonymous, 2012). 2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai ketentuan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2008 Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara dengan tingkat eselon II B sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan Direktur yang bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi memiliki tugas pokok dalam melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya saing dan berhasil guna promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di bidang kesehatan jiwa, napza dan umum serta upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan tugas pokok seperti tersebut diatas, Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara memiliki fungsi sebagai berikut : 1) Perumusan kebijakan teknis, 2) Penyusunan perencanaan, pengkoordinasian, dan pembinaan pelaksanaan 7 tugas, 3) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara,
  • 8. 4) Penyelenggaraan pelayanan medik jiwa, napza dan umum, 5) Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik, 6) Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan, 7) Penyelenggaraan pelayanan rujukan, 8) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, 9) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan, 10) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan, 11) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur (Annonymous. 8 2012). 2.1.4 Struktur Organisasi Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara memiliki struktur organisasi sebagai berikut : 1. Direktur : dr. Jemmy J.R. Lampus 2. Wakil Direktur Umum dan keuangan : Herry Pohajow, S.Sos, M.Si 3. Wakil direktur pelayanan medis dan perawatan : dr. Enricho H. Rawung, MARS 4. Kepala bagian tata usaha: Deane G. Suwuh, S.Sos Kepala sub bagian hukum dan kepegawaian : Marhana Piay, S.Sos Kepala sub bagian umum dan perlengkapan : Ruddy H. Karundeng 5. Kepala bagian perencanaan dan program: Dra. Helena Kano Kepala sub bagian perencanaan dan penyusunan anggaran : Jantje Rantung, S.Sos Kepala sub bagian pengolahan data dan pelaporan : E. Ratnawati, S.Psi, M.Si 6. Kepala bagian keuangan : Jurike G.P. Moningka, S.Sos, M.Si Kepala sub bagian perbendaharaan : Veronika Piri, SE Kepala sub bagian akuntansi dan verifikasi : Johan Walangitan, SE 7. Kepala bidang pelayanan medis : dr. Jefry Dengah Kepala seksi pelayanan rekam medis : Arman Bukasa, AMdKep Kepala seksi pelayanan medis : dr. Earlyna Ombuh 8. Kepala bidang keperawatan : Ns. Nofie Rumampuk, S.Kep
  • 9. 9 Kepala seksi asuhan dan mutu perawatan : Ns.Telly Pola, S.Kep Kepala seksi tenaga dan sarana keperawatan : Melania Lumeno, S.Kep 9. Kepala bidang penunjang medis : Didik Djunaedi, SE Kepala seksi penunjang medis : Linda Paudi, S.Psi Kepala seksi pengembangan rumah sakit : Ineke Ratulolos, M.Kes 10. Komite medik dan komite perawatan 11. Satuan pengawas intern 12. Instalasi penunjang medik dan non medik 2.1.5 Sumber Daya Kesehatan 2.1.5.1 Sarana Prasarana Gedung yang tersedia di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara menempati lahan seluas ± 4,34 Ha (43.420 m2) dengan perincian masing-masing gedung sebagai berikut: Tabel 1. Luas Gedung Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang No Nama Gedung Luas m² Kondisi Baik Rusak Ringan Rusak Berat 1 Instalasi Rawat Inap Psikiatri 2011 √ 2 Instalasi R. Inap Med Umum 300 √ 3 Instalasi Obsgin 334,5 √ 4 Instalasi Rawat Darurat 529 √ 5 Instalasi Gawat Darurat Umum 246 √ 6 Instalasi Gawat Darurat Psikiatri 470 √ 7 Instalasi Rawat Rawat Jalan 381 √ 8 Ruang Poli Kesehatan Gigi & Mulut 112 √ 9 Instalasi Rawat Inap Anak 275 √ 10 Instalasi Farmasi 300 √ 11 Instalasi Laboratorium 80 √ 12 Instalasi Radiologi 72 √
  • 10. 10 13 Instalasi Gizi & Dapur 228 √ 14 Rehabilitasi Psikiatri & IPSRS 200 √ 15 Gedung Klinik Aesculap (Napza) 240 √ 16 Laundry & Linen 60 √ 17 Kamar Jenazah (Pemulasaraan) 12 √ 18 Gudang Perlengkapan 60 √ 19 Ruang Kantor & Aula 260 √ 20 Rumah Kompleks 1940 √ 21 Pos Jaga 24 √ Jumlah 8134,5 Sumber : LPPD 2012 Untuk kendaraan bermotor Rumah Sakit yang layak pakai relatif sedikit yaitu 6 (enam) unit mobil, 4 (empat) unit mobil diantaranya dalam kondisi baik sedangkan 2 (dua) unit mobil lainnya mengalami rusak ringan, namun masih dapat digunakan (Annonymous. 2012). 2.1.5.2 Ketenagaan Terselenggaranya seluruh kegiatan didukung oleh ketersediaan tenaga sebagai berikut : Tabel 2. Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L. Ratumbuysang Pendidikan Jumlah Spesialis Penyakit Jiwa 2 orang Spesialis Anak 5 orang Spesialis OBS-GIN (Kebidanan dan kandungan) 3 orang Spesialis Mata 2 orang Spesialis Saraf 2 orang Spesialis Radiologi 1 orang Spesialis Penyakit Dalam 2 orang Spesialis Kulit Kelamin 1 orang Dokter Umum 29 orang Dokter Gigi 3 orang Sarjana Keperawatan 9 orang
  • 11. 11 Nurse 10 orang D3 Keperawatan 54 orang D1 SPK Spesialis Jiwa 3 orang SPRB 1 orang SPK 54 orang Pembantu Paramedis 1 orang Penjenang Kesehatan 1 orang D3 Kebidanan 9 orang D1 Bidan 1 orang Bidan 12 orang SPR Gigi 7 orang Apoteker 5 orang SMF 13 orang D3 Fisioterapi 3 orang D3 Kesehatan Lingkungan 5 orang D3 Gizi 7 orang D3 Analisis Kesehatan 1 orang D3 Teknik Elektromedik 1 orang SPAG 1 orang Pekarya Kesehatan 2 orang Magister Kesehatan 3 orang Magister Sains 3 orang Magister Pendidikan 1 orang Sarjana Psikologi 3 orang Sarjana Kesehatan Masyarakat 4 orang Sarjana Sains 1 orang Sarjana Hukum 2 orang Sarjana Ekonomi 5 orang Sarjana Ilmu Komunikasi 1 orang Sarjana Sosial 6 orang Sarjana Pendidikan 2 orang D3 Teknik Elektro 2 orang
  • 12. 12 D3 Perbankan 1 orang D3 Komputer 1 orang SMA 24 orang STM Listrik 2 orang SKKA/Tata Boga 1 orang KPAA 2 orang SMP 2 orang Jumlah 317 Orang Sumber : Profil Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L. Ratumbuysang Manado 2011 2.1.6 Pokok Kegiatan Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit sebagaimana tersebut diatas, maka dijabarkan pokok-pokok kegiatan Rumah Sakit sebagai berikut : 1. Kegiatan Intramural (di dalam tembok Rumah Sakit) : a. Pelayanan kedaruratan b. Pelayanan rawat jalan c. Pelayanan rawat inap d. Pelayanan rehabilitasi pasien mental / psikososial e. Pelayanan penunjang lainnya. 2. Kegiatan Ekstramural (di luar tembok Rumah Sakit) : a. Pelayanan kesehatan jiwa konsultatif di RSU dan Puskesmas b. Penyuluhan kesehatan jiwa c. Kunjungan rumah d. Penjaringan dan penanggulangan gelandangan psikotik e. Pendidikan pelatihan dan penelitian kesehatan jiwa f. Kerjasama lintas sektor 2.1.7 Fasilitas Pelayanan Fasilitas pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit Jiwa Prof.dr. V.L. Ratumbuysang antara lain: 1. Pelayanan rawat jalan
  • 13. a. Psikiatri dan Ketergantungan Napza b. Gigi dan Mulut c. Umum dan Spesialistik (Penyakit Dalam, Kebidanan & Kandungan, 13 Anak, Saraf, THT, Bedah, Kulit& Kelamin dan Mata). d. Poliklinik Psikologi e. Poliklinik fisioterapi/Rehabilitasi Medik f. Gawat Darurat Psikiatri g. Gawat Darurat Umum 2. Pelayanan rawat inap a. Kesehatan jiwa dewasa dan usia lanjut b. Kesehatan jiwa anak dan remaja c. Kesehatan jiwa gangguan mental organik d. Kebidanan dan Kandungan e. Perawatan Penyakit dalam f. Perawatan Bedah 3. Pelayanan Penunjang a. Penunjang Diagnostik (Radiologi dan Laboratorium) b. Apotik / Farmasi c. Instalasi Gizi d. Laundry e. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) f. Pemulasaran jenazah g. Pendidikan dan latihan di bidang kesehatan (khususnya bidang kesehatan jiwa) h. Pelatihan Teknis Kesehatan Jiwa untuk tenaga kesehatan umum i. Pelatihan Untuk Pendidikan Tenaga Kesehatan (Annonymous. 2011). 2.2 Analisis Situasi Khusus 2.2.1 Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan Rekam Medik a. Visi : “Terciptanya penyelenggaraan sistem rekam medis yang berkualitas, up to date, dan terpercaya.”
  • 14. 14 b. Misi : 1. Memberikan kepuasan pelayanan bagi pengguna jasa Rumah Sakit 2. Menjaga kualitas data rekam medis 3. Membantu manajemen Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan. c. Falsafah : Mengutamakan pelayanan bagi pengguna jasa Rekam Medis. d. Tujuan : Menjadikan Rekam Medis sebagai pusat data dan informasi (Annonymous, 2011) 2.2.2 Penyelenggaraan Rekam Medis Untuk memberi mutu layanan yang baik dan benar, rumah sakit perlu ditunjang oleh Rekam Medis yang baik dan benar, agar indikator pelayanan medis yang diberikan oleh rumah sakit menjadi baik dan benar. Organisasi penyelenggaraan Rekam Medis memiliki lingkup kerjasama antara satuan kerja yang sangat luas, dimulai dengan pimpinan rumah sakit, komite medik, dokter dan perawat sampai dengan tenaga kesehatan lainnya. Selain lingkup satuan kerja, ruang lingkup kegiatan Rekam Medis juga luas yaitu mulai saat pertama menerima pasien di Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan, Gawat Darurat, maupun Rawat Inap, diteruskan dengan kegiatan pencatatan data rekam medis pasien selama mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang, setelah itu dilanjutkan dengan perakitan rekam medis, pemberian kode diagnosa dan pengelolaannya (Annonymous, 2011). 2.2.3 Jumlah Pegawai Instalasi Rekam Medik Tabel 3. Distribusi Jumlah Pegawai Instalasi Rekam Medik Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin n % Laki-laki 9 52.94 Perempuan 8 47.06 Jumlah 17 100
  • 15. Berdasarkan tabel 3, jumlah pegawai di Instalasi Rekam Medik terdiri atas 9 orang laki-laki dan 8 orang perempuan dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda. 2.2.4 Struktur Organisasi Tugas dan fungsi penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang dilakukan oleh satuan kerja dalam bentuk instalasi yang terdiri atas 3 orang penanggungjawab dan staf. Berikut struktur organisasi Instalasi Rekam Medik di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang : 15 DIREKTUR dr. Jemmy J. R. Lampus WAKIL DIREKTUR dr. Enrico H. Rawung, MARS KA. INSTALASI REKAM MEDIS Yousi F. Tendean, A.Md.PK, S.Psi P.J. PENDAFTARAN PASIEN, PENYIMPANAN RM & Gambar 1. Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L. Ratumbuysang Manado PRODUKSI Christin Moningka TPP RJ, RI & GD Christin Moningka Andre Lope PENYIMPANAN RM & DISTRIBUSI RM Treisye Rumengan Anton Mamahit Dona Kaunang, Amd.AK PRODUKSI Debby Manoppo Jei fi Mintje P.J. PENGOLAHAN DATA & BERKAS REKAM MEDIS Sri Setyawati, SE ASSEMBLING & ANALISA Jei fi Mintje Debby Manopo KODING & INDEKSING Y. Tendean, A.Md.PK, S.Psi Jusuf Esing, SKM SENSUS HARIAN R. I. Sri Setyawati, SE P.J. PENGUMPULAN DATA, PELAPORAN, PENYAJIAN DATA & SKM Jusuf Esing, SKM RL 1 & RL 2 Christian Temponbuka RL 3, RL 4, RL 5, RL 6 Michael Komimbin Dona Kaunang, Amd.AK STATISTIK Sri Setyawati, SE SURAT KETERANGAN MEDIS Michael Komimbin
  • 16. 2.2.5 Distribusi Penyakit Menonjol di Poliklinik Interna Rumah Sakit Jiwa Prof. 16 dr. V.L. Ratumbuysang selama bulan Juli – Desember 2013 Berdasarkan data registrasi yang dilakukan di Poliklinik Interna, diperoleh distribusi penyakit menonjol selama bulan Juli – Desember 2013, yaitu sebagai berikut : Tabel 4. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan Juli 2013 No. Penyakit Jumlah 1 Hipertensi 243 2 Diabetes Melitus 80 3 ISPA 58 4 Dyspepsia 42 5 Hiperurisemia 39 6 Dislipidemia 28 7 Tuberculosis Paru 24 8 Myalgia 23 9 Hiperkolesterolemia 22 10 Asthma Bronchiale 20 Tabel 5. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan Agustus 2013 No. Penyakit Jumlah 1 Hipertensi 216 2 Diabetes Melitus 78 3 Dyspepsia 43 4 ISPA 35 5 Tuberculosis Paru 20 6 Asthma Bronchiale 15 7 Hiperurisemia 11 8 Myalgia 10 9 Hiperkolesterolemia 7 10 Dislipidemia 6
  • 17. 17 Tabel 6. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan September 2013 No. Penyakit Jumlah 1 Hipertensi 173 2 Diabetes Melitus 80 3 ISPA 53 4 Dyspepsia 29 5 Dislipidemia 27 6 Tuberculosis Paru 26 7 Hiperurisemia 15 8 Asthma Bronchiale 14 9 Myalgia 12 10 CKD 10 Tabel 7. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan Oktober 2013 No. Penyakit Jumlah 1 Hipertensi 167 2 Diabetes Melitus 89 3 Dyspepsia 26 4 ISPA 19 5 Hiperurisemia 18 6 Dislipidemia 16 7 Tuberculosis Paru 15 8 Asthma Bronchiale 13 9 Myalgia 11 10 CKD 8 Tabel 8. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan November 2013 No. Penyakit Jumlah 1 Hipertensi 95 2 Diabetes Melitus 58 3 Dislipidemia 28 4 Tuberculosis Paru 17 5 ISK/UTI 13 6 Hiperurisemia 12 7 ISPA 12 8 Asthma Bronchiale 11 9 Dyspepsia 8 10 Gastritis 7
  • 18. Tabel 9. Distribusi 10 Penyakit Menonjol Bulan Desember 2013 No. Penyakit Jumlah 1 Hipertensi 148 2 Diabetes Melitus 49 3 Dislipidemia 23 4 ISPA 14 5 Tuberculosis Paru 12 6 Dyspepsia 12 7 Asthma Bronchiale 11 8 Hiperurisemia 11 9 ISK/UTI 9 10 CKD 7 Sumber: Data Registrasi Poliklinik Interna RSJ Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 18 2013
  • 19. 19 BAB III HASIL KEGIATAN 3.1 Uraian Kegiatan Pelaksanaan magang yang dilaksanakan selama empat minggu, yaitu mulai dari tanggal 13 Januari 2014 - 13 Februari 2014 di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara, penulis ditempatkan di Instalasi Rekam Medis. Kegiatan magang ini dilaksanakan 6 hari per minggu yaitu dari hari Senin- Kamis pada pukul 08.00-14.00 dan pada hari Jumat-Sabtu pada pukul 08.00- 12.00.Adapun kegiatan yang dilakukan Penulis selama magang sebagai berikut: 1. Melapor ke bagian Diklit Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 2. Menerima pengarahan yang disampaikan oleh bagian Diklit Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 3. Observasi dan diskusi di tempat magang 4. Membersihkan ruangan rekam medik 5. Membantu registrasi pasien di Instalasi Rekam Medik sebagai bentuk partisipasi terhadap tempat magang, kegiatan ini dilakukan setiap hari. 6. Membantu mencatat berkas rekam medik yang di kembalikan oleh poliklinik jiwa, poliklinik gigi, poliklinik obs-gyn dan UGD 7. Membantu pengambilan berkas rekam medik dan mengantarkannya ke poliklinik, kegiatan ini dilakukan hampir setiap hari sebagai bentuk partisipasi terhadap tempat magang 8. Membantu mengetik rekapitulasi kebutuhan rekam medik dan 9. Melakukan konsultasi dengan DPL selama pelaksanaan kegiatan magang, diantaranya mengenai kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan magang, masalah yang ditemukan di instalasi rekam medik, dan lingkungan rumah sakit 10. Melakukan tanya jawab dengan pasien umum tentang jaminan kesehatan yang digunakan, pelayanan yang didapatkan 11. Bakti Sosial bersama staf Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang membersihkan kota Manado pasca bencana banjir bandang.
  • 20. 3.2 Identifikasi dan Prioritas Masalah Hasil kegiatan magang yang dilakukan dari tanggal 13 Januari – 13 Februari 2014 di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Manado adalah ditemukannya kasus penyakit tertinggi sesuai data 10 penyakit menonjol selama bulan Juli- Desember 2013 di Poliklinik Interna. Tabel 10. Distribusi kasus penyakit menonjol selama bulan Juli-Desember 2013 di Poliklinik Interna. No. Penyakit Jumlah 1 Hipertensi 1042 2 Diabetes Melitus 434 3 ISPA 191 4 Dispepsia 160 5 Dislipidemia 128 6 Tuberculosis Paru 114 7 Hiperurisemia 106 8 Asthma Bronchiale 84 9 Myalgia 56 10 Hiperkolesterolemia 29 Sumber: Data Registrasi Poliklinik Interna RSJ Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 20 2013 Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L Ratumbuysang Manado, dengan melalui wawancara, observasi dan penelusuran dokumen kepada perawat di Poliklinik Interna maka penulis mengambil judul tentang Frekuensi Kasus Hipertensi di Poliklinik Interna Juli- Desember 2013.
  • 21. 243 Distribusi Kasus Hipertensi Juli- 216 Desember 2013 Hipertensi 173 167 95 148 Juli Agustus September Oktober November Desember Sumber: Data Registrasi Poliklinik Interna RSJ Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 21 2013 Gambar 2. Distribusi Kasus Hipertensi Juli-Desember 2013 Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat jumlah kasus hipertensi yang tinggi dengan jumlah penderita selama bulan Juli-Desember 2013 sejumlah 1.042, dimana pada bulan Juli terdapat 243 penderita, bulan Agustus terdapat 216 penderita, bulan September 173 penderita, Oktober 167 penderita, dan menurun menjadi 95 penderita di bulan November dan meningkat kembali di bulan Desember menjadi 148 penderita.
  • 22. Meningkatnya angka 22 3.3 Alternatif Pemecahan Masalah Analisis pohon masalah (problem tree analysis) terhadap kasus hipertensi adalah sebagai berikut : Meningkatnya biaya kematian Menurunya produktifitas kerja HIPERTENSI kesehatan Meningkatnya angka kesakitan Kebiasaan merokok & minum alkohol Obesitas Kurang aktifitas fisik Tingginya konsumsi garam & makanan tinggi lemak, serta kurang konsumsi makanan berserat Stress Gaya hidup masyarakat Budaya masyarakat Masalah ekonomi Tidak ada pekerjaan tetap Gambar 3. Analisis Pohon Masalah Terhadap Kasus Hipertensi Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hipertensi Kurangnya penyuluhan Kurangnya sosialisasi Berdasarkan analisis pohon masalah terhadap kasus hipertensi di Poliklinik Interna Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang, ditemukan empat penyebab terjadinya penyakit hipertensi, yaitu : Genetik
  • 23. 1. Budaya masyarakat, yang mendorong perubahan gaya hidup masyarakat seperti tinginya konsumsi garam dan makanan tinggi lemak serta kurang mengkonsumsi makanan berserat, kurangnya aktifitas fisik masyarakat yang lebih banyak menggunakan kendaraan dibandingkan berjalan kaki, serta tingkat kesibukan masyarakat yang cukup tinggi sehingga tak memiliki cukup waktu untuk berolahraga, yang akhirnya menyebabkan obesitas, serta konsumsi rokok dan minuman beralkohol yang juga merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi yang cukup tinggi. 2. Pekerjaan yang tidak tepat bagi masyarakat memicu munculnya masalah ekonomi guna pemenuhan kebutuhan keluarga, karena kebutuhan keluarga tidak terpenuhi seluruhnya maka menyebabkan masyarakat mengalami stress. Stress yang tidak terkontrol dapat memicu terjadinya hipertensi. 3. Kurangnya sosialisasi berupa penyuluhan oleh petugas kesehatan menyebabkan masyarakat kurang mengetahui tentang hipertensi, baik faktor risiko, tanda dan gejala sehingga upaya pencegahan sulit dilakukan. 23 4. Faktor genetik atau riwayat keluarga hipertensi Berdasarkan hasil yang didapatkan dengan menggunakan metode analisis pohon masalah terhadap kasus hipertensi di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V. L. Ratumbuysang, maka alternatif pemecahan masalah yang didapatkan adalah sebagai beikut : 1. Mendorong masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri (secara mandiri) guna pemenuhan kebutuhan keluarga, dan menghindari keadaan stress karena ekonomi. 2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang hipertensi, yang bertujuan untuk mengubah gaya hidup masyarakat dalam hal konsumsi makanan, meningkatkan aktifitas fisik, menghindari konsumsi rokok dan minuman beralkohol, serta mengajak masyarakat dengan riwayat keluarga hipertensi untuk rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah. 3. Menyediakan poster dan leaflet mengenai faktor risiko hipertensi sebagai upaya promotif dan preventif.
  • 24. 24 3.4 Kontribusi bagi Instansi dan Peserta Magang 3.4.1 Bagi Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang 1. Instansi mendapat tenaga terdidik yang dapat membantu penyelesaian tugas-tugas yang ada di Instalasi Rekam Medik 2. Instansi mendapatkan alternatif calon pegawai/karyawan yang telah dikenal kualitas dan kredibilitasnya. 3. Instansi dapat menjalin kerjasama yang saling membutuhkan dan bermanfaat dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. 3.4.2 Bagi peserta magang 1. Melalui kegiatan magang ini mahasiswa mampu mendapat pengetahuan dan pengalaman belajar di lapangan khususnya bidang Epidemiologi serta mendapat bahan perbandingan antara ilmu yang didapatkan di kampus dan kenyataan dilapangan. 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi, menganalisis dan memberikan alternatif pemecahan masalah yang telah dipaparkan.
  • 25. 25 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hipertensi Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 90 mmHg, yang diukur menggunakan spymomanometer (Anggreany dkk,2009). 4.2 Jenis dan Klasifikasi Hipertensi Jenis Hipertensi : Dikenal berbagai pengelompokan hipertensi : 1. Menurut kausanya a. Hipertensi esensil (hipertensi primer), hipertensi yang tidak jelas penyebabnya b. Hipertensi sekunder, hipertensi kausa tertentu 2. Menurut gangguan tekanan darah a. Hipertensi sistolik, peningkatan tekanan darah sistolik saja b. Hipertensi diastolik, peningkatan tekanan diastolik saja 3. Menurut beratnya atau tingginya peningkatan tekanan darah a. Hipertensi ringan b. Hipertensi sedang c. Hipertensi berat Dikenal berbagai macam batasan tingginya tekanan darah untuk dapat disebut hipertensi. Untuk itu WHO memakai batasan berikut. HT jika TDS > 160 mm Hg atau TDD > 95 mm Hg. Macam hipertensi yaitu : HT ringan : TDD 90- 110, HT sedang : TDD 110-130, HT berat : TDD >130. Menurut WHO, tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg, dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, da diantara nilai tersebut digolongkan normal tinggi. Seventh Report of the Joint National Committee VII (JNC VII) on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure memberikan klasifikasi tekanan darah tinggi dan tidak menderita penyakit serius dalam jangka waktu tertentu.
  • 26. 26 Tabel 11. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK Normal <120 <80 Pra Hipertensi 120-139 80-89 Hipertensi ≥140 ≥90 Stadium 1 140-159 90-99 Stadium 2 160-≥180 100-≥110 4.3 Epidemiologi Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang pada tahun 2025. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. Dalam penelitian Ekowati Rahajeng, Sulistyowati Tuminah tentang Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia yang merupakan hasil analisis data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 dimana ditemukan bahwa prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran termasuk kasus yang sedang minum obat, secara nasional adalah 32,2% dan prevalensi tertinggi ditemukan di Provinsi Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%).Prevalensi hipertensi nasional berdasarkan pengukuran saja adalah 28,3%, Provinsi dengan prevalensi tertinggi tetap Kalimantan Selatan (35,0%) dan terendah Papua Barat (17,6). Berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau minum obat, prevalensi secara nasional hanya 7,7% dan yang tertinggi didapatkan di Provinsi Sulawesi Utara (11,4%) serta yang terendah di Papua (4,2%). Sedangkan untuk
  • 27. cakupan tenaga kesehatannya secara nasional sebesar 24,2% dimana Sulawesi Utara (37,4%) dan Papua Barat (35,3%) adalah cukup tinggi dibandingkan Sulawesi Barat yang hanya sebesar 13,9% (Rahajeng,Tuminah,2009). Sebagian besar kasus hipertensi belum terdiagnosis, dapat dilihat dari pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% saja yang sudah mengetahui tentang hipertensi dan hanya 0,4 kasus yang minum obat hipertensi (Kemenkes,2012). 4.4 Faktor Risiko Dalam berbagai penelitian faktor risiko hipertensi dapat di bedakan menjadi dua yaitu faktor yang dapat dikontrol seperti konsumsi makanan yang mengandung natrium dan lemak, perilaku merokok, obesitas, dan kurangnya aktifitas fisik, dan untuk faktor yang tidak dapat dikontrol yaitu riwayat keluarga, jenis kelamain, dan umur (Kartikasari,2009). Dalam penelitian Sigarlaki (2006) di Desa Bocor, Jawa Tengah, faktor risiko hipertensi adalah umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah penghasilan, jumlah anak dan faktor stress. Dari hasil penelitian diungkapkan bahwa jika seseorang mempunyai orang tua atau salah satunya menderita hipertensi maka orang tersebut mempunyai risiko lebih besar untuk terkena hipertensi. Jenis kelamin juga berpengarih terjadinya hipertensi karena laki-laki secara umum memiliki tekanan darah lebih tinggi dibandingkan wanita, hal ini berkaitan dengan hormone seks yang mempengaruhi sistem rennin angiotensin. Umur pasien yang telah memasuki usia lanjut mendukung terjadinya hipertensi akan bertambah seiring bertambahnya umur. Riwayat merokok menjadi faktor penyebab hipertensi selanjutnya, sebab merokok dapat meningkatkan beban kerja jantung serta menaikkan tekanan darah (Ariani,2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Margaret M. Harris, dkk. menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh akan berisiko terserang hipertensi sebesar 7,72 kali dibandingkan orang yang tidak biasa mengkonsumsi lemak jenuh. Untuk aktifitas fisik, dalam penelitian Aris Sugiharto bahwa orang yang tidak biasa berolahraga memiliki risiko terkena hipertensi sebesar 4,73 kali dibandingkan dengan orang yang 27
  • 28. memiliki kebiasaan olahraga ideal dan orang yang biasa melakukan olahraga tidak ideal memiliki risiko terkena hipertensi sebesar 3,46 kali dibandingkan dengan orang yang memiliki kebiasaan olahraga ideal (Kartikasari,2009). 28 Berdasarkan analisis po 4.5 Pencegahan Hipertensi Tabel 12. Pencegahan Hipertensi Berdasarkan Level Patogenesis Level Patogenesis Level Pencegahan Perjalanan HT Intervensi Pencegahan Prepatogenesis Level I : - Primordial - Promotif - Proteksi spesifik -Sehat/normal -Interaksi trias epidemiolgi -Belum ada gejala tapi ada resiko -Meningkatkan derajat kesehatan dengan gizi dan perilaku hidup sehat -Pertahankan keseimbangan trias epidemiologi -Turunkan atau hindari risiko Patogenesis Level II : -Diagnosa awal -Pengobatan yang tepat - HT Ringan - Ht Sedang - Ht Berat - Pemeriksaan periodik tekanan darah - Hindari lingkungan yang stres Post- Patogenesis Level III : Rehabilitasi - Komplikasi - Kronis - Meninggal - Jaga Kualitas hidup optimum Sumber : Bustan,2007 Adapun perencanaan manajemen pelayanan kesehatan dalam upaya pencegahan dan manajemen hipertensi dalam komunitas dapat dilihat pada Tabel 13 berikut. Tabel 13. Perencanaan Manajemen Pelayanan Kesehatan 1 Besar masalah Survei populasi tekanan darah dan kontrol hipertensi 2 Etiologi Penelitian ekologi (garam dan tekanan darah) Penelitian observasional (berat badan dan tekanan darah) Penelitian eksperimental (penurunan berat badan) Randomized controlled trials
  • 29. 29 3 Efektivitas Evaluation program screening Studi kepatuhan (complience) 4 Efisiensi Penelitian cost-effectiveness 5 Implementasi Pengendalian pelaksanaannya di lapangan 6 Monitoring Program kontrol nasional 7 Reassesment Assessment personal dan peralatan Efek kualitas hidup Pengukuran kembali tingkat tekanan darah populasi Sumber : Bustan,2007 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membuat kebijakan untuk mengelolah penyakit hipertensi dan penyakit tidak menular lainnya yaitu: 1. Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif (skrining) 2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui Posbindu PTM 3. Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi Puskesmas untuk pengendalian PTM melalui peningkatan sumberdaya tenaga kesehatan yang professional dan kompeten dalam upaya pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas, peningkatan manajemen pengendalian PTM secara komprehensif (terutama promotif dan preventif) dan holistik, serta peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana promotif-preventif, maupun sarana diagnostik dan pengobatan (Kemenkes RI, 2012).
  • 30. 30 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang paling tinggi berdasarkan data yang diperoleh dari Poliklinik Interna Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang selama bulan Juli-Desember 2013 yaitu sebanyak 1042 penderita. 2. Adapun alternatif pemecahan masalah yang perlu dilakukan oleh Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang melalui hasil analisis pohon masalah adalah sebagai berikut: a) Bagi Rumah Sakit, Dinas Kesehatan dan pihak terkait lainnya, mendorong masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri (secara mandiri) guna pemenuhan kebutuhan keluarga, dan menghindari keadaan stress karena ekonomi, serta dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang hipertensi, yang bertujuan untuk mengubah gaya hidup masyarakat dalam hal konsumsi makanan, meningkatkan aktifitas fisik, menghindari konsumsi rokok dan minuman beralkohol, serta mengajak masyarakat dengan riwayat keluarga hipertensi untuk rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah. b) Bagi Rumah Sakit, kiranya dapat menyediakan poster dan leaflet mengenai faktor risiko hipertensi sebagai upaya promotif dan preventif. 5.2 Saran Melalui laporan pelaksanaan magang ini, saran penulis bagi oleh Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang serta kepada instansi terkait dalam menanggulangi penyakit hipertensi, yaitu dengan 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan di Poliklinik Interna, khususnya kepada pasien hipertensi yang berkunjung dalam hal melakukan kontrol rutin dan pengobatan secara tepat,
  • 31. 2. Memanfaatkan sumber daya kesehatan di Instalasi Rekam Medis untuk ikut serta melaksanakan upaya promotif dan preventif seperti pembagian leaflet yang berisi informasi hipertensi bagi pasien yang berkunjung di Instalasi Rekam Medis RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang. 31
  • 32. 32 DAFTAR PUSTAKA Anggraini, A D dkk. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni 2008. Riau: Fakultas Kedokteran Universitas Riau Annonymous. 2011. Profil Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang. Manado. Annonymous. 2011. Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang, Buku 1. Manado Annonymous. 2012. LPPD Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L. Ratumbuysang. Manado. Ariani,AD.2013. Hipertensi Grade II dengan Prediabetes pada Pasien Laki-Laki Lanjut Usia. Lampung : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Azwar, Azrul.2007.Pengantar Administrasi Kebijakan Kesehatan Edisi Ketiga. Tangerang: Bina Rupa Aksara. Bustan M M. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta Data Registrasi Poliklinik Interna RSJ Prof. dr. V.L. Ratumbuysang Tahun 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat. 2014. Buku Panduan Magang Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat. Manado: FKM Unsrat. Kartikasari,A.N.2009.Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang. Semarang: Universitas Diponogoro Kementerian Kesehatan RI.2012. Masalah Hipertensi di Indonesia. (online) diakses http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=1909 pada 27 Februari 2013 Rahajeng, Tuminah.2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Jakarta : Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
  • 33. Sugiharto, Aris dkk. 2013. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Semarang : Universitas Diponogoro 33