SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alat kesehatan meliputi barang, instrumen atau alat lain yang
termasuk tiap komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi,
dijual atau dimaksudkan untuk digunakan dalam pemeliharaan dan
perawatan, diagnosis, pemulihan, perbaikan, penyembuhan dan lain-lain
(Hartono, 1985). Semua alat kesehatan yang kontak langsung dengan pasien
dapat menjadi sumber infeksi. Oleh karena itu, persediaan dari barang steril
cukup memainkan peran penting dalam mengurangi penyebaran penyakit
dalam pelayanan kesehatan.
Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di
rumah sakit atau klinik, dihadapkan kepada resiko terinfeksi, kecuali
dilakukan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya infeksi. Petugas
kesehatan yang melayani pasien dan staf pendukung (seperti staf rumah
tangga, pembuangan sampah dan staf laboratorium) semuanya dihadapkan
kepada resiko infeksi. Infeksi yang terdapat di rumah sakit atau yang
disebut dengan istilah infeksi nosokomial merupakan fokus penting di
semua negara. Namun di negara berkembang infeksi ini merupakan
penyebab utama penyakit dan kematian. Organisme penyebab infeksi
nosokomial biasanya datang dari tubuh pasien sendiri (flora endogen),
kontak dengan staf (kontaminasi silang), instrumen dan jarum yang
terkontaminasi, dan lingkungan (flora eksogen). Infeksi ini juga dapat
terjadi pada pasien yang umumnya selalu berpindah-pindah dan waktu
rawat di rumah sakit lebih pendek, pasien sering dipulangkan sebelum
infeksi ini menjadi nyata atau timbul gejala. Kenyataannya sebagian besar
infeksi nosokomial pada pasien rawat inap dan rawat jalan menjadi nyata
2
setelah mereka pulang. Di negara berkembang, infeksi ini jauh lebih tinggi,
karena kurangnya pengawasan, praktik pencegahan infeksi yang buruk,
pemakaian sumber terbatas yang tidak tepat dan rumah sakit yang penuh
sesak (Tietjen et al., 2004).
Suatu penelitian infeksi nosokomial di rumah sakit khusus penyakit
menular di Jakarta menunjukkan, dari 723 pasien, didapatkan 191 (26,4%)
pasien dengan 285 infeksi menurut lokasi anatomi. Dari 285 infeksi, tingkat
infeksi nosokomial tertinggi adalah infeksi saluran kemih (15,9%), diikuti
infeksi bakteri (10,8%), infeksi saluran pernafasan bawah (4,7%), infeksi
saluran pencernaan (2,6%), infeksi kulit (2,4%), infeksi selaput lendir oral
(1,4%), infeksi jarum infus dan tingkat terendah adalah infeksi saluran
pernapasan atas (0,6%) (Janas et al., 1992).
Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan
berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas
di rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah
sakit adalah rendahnya angka infeksi nokosomial dan untuk mencapai
keberhasilan tersebut, maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah
sakit (Depkes RI, 2001).
Sarung tangan merupakan suatu alat medis yang merupakan
komponen penting dalam meminimalkan penularan penyakit, serta
mempertahankan lingkungan bebas infeksi. Sarung tangan dipakai oleh
petugas dalam hubungan dengan pasien di rumah sakit untuk mencegah
terjadinya kontaminasi silang antara pasien dengan petugas. Sarung tangan
meskipun telah berulang kali diproses, terbukti sangat efektif mencegah
kontaminasi pada tangan petugas kesehatan, tetapi tetap tidak dapat
menggantikan perlunya cuci tangan. Sarung tangan kualitas terbaik pun
mungkin mempunyai kerusakan kecil yang tidak terlihat dan juga sarung
3
tangan dapat robek, sehingga tangan dapat terkontaminasi sewaktu
melepaskan sarung tangan (Tietjen et al., 2004).
Sarung tangan dapat terbuat dari lateks, vinil atau nitril. Bahan
lateks adalah yang paling banyak digunakan karena memiliki elastisitas
yang baik, sensitif, tahan lama dan dapat disesuaikan dengan ukuran tangan.
Nitril juga sama baiknya dengan lateks. Bahan ini dikembangkan karena
meningkatnya alergi terhadap bahan lateks. Oleh karena berbahan utama
karet, sarung tangan tidak tahan terhadap pemanasan yang tinggi (Tietjen et
al., 2004).
Sarung tangan termasuk dalam barang sekali pakai (single use
device). Oleh karena itu, setelah digunakan langsung dibuang. Namun
dikarenakan meningkatnya sampah medis dan polusi lingkungan apabila
menggunakan barang sekali pakai. Hal ini ditunjukkan bahwa sarung tangan
merupakan sampah rumah sakit kelas menengah terbanyak (28%) dengan
semprit (25%) di rumah sakit kelas menengah di Jerman setiap tahunnya.
Persediaan barang yang terbatas dan permintaan yang tinggi dan semakin
meningkatnya teknologi medis yang menimbulkan kompleksitas alat,
sehingga menimbulkan harga yang mahal. Untuk mengurangi sampah
medis, polusi serta penghematan biaya dilakukan suatu proses reuse.
Sarung tangan yang di reuse, mungkin tidak terlalu aman (lubang atau
robekan halus), sehingga panduan penggunaan yang tepat untuk sarung
tangan pakai ulang harus sangat jelas, apabila sarung tangan itu akan
digunakan kembali (Mayhall, 2004; Tietjen et al., 2004).
Reuse merupakan suatu proses dekontaminasi, rakit ulang,
pembersihan, inspeksi, penyajian, pembungkusan, pelabelan kembali dan
sterilisasi alat yang telah dipakai. Keuntungan dari proses ini salah satunya
adalah penghematan biaya. Kenyataannya, di Amerika Serikat diperkirakan
reuse dapat menghemat 700 juta dolar setiap tahunnya, apabila fasilitas
4
mengambil peluang penuh dalam praktik reuse (Tietjen et al., 2004).
Barang-barang reuse harus dapat digunakan dengan aman dan tepat seperti
pertama penggunaan. Rumah sakit sebagai pihak yang melakukan reuse
harus memiliki kemampuan untuk monitor atas semua proses yang
dilakukan, tidak terkecuali di RSUD Dr. Soetomo yang juga melakukan
reuse.
Pusat sterilisasi atau dikenal dengan istilah Central Sterile Supply
Department (CSSD) merupakan salah satu bagian dalam rumah sakit yang
penting untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan
kejadian infeksi. Fungsi utama CSSD adalah bertanggung jawab dalam
menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan di rumah
sakit. Secara lebih rinci fungsi dari pusat sterilisasi adalah menerima,
memproses, memproduksi, mensterilkan, menyimpan, serta
mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk
kepentingan perawatan pasien. Tanggung jawab Pusat Sterilisasi bervariasi
tergantung dari besar kecilnya rumah sakit, struktur organisasi dan proses
sterilisasi. Setiap rumah sakit harus memiliki Pusat Sterilisasi yang mampu
memberikan pelayanan sterilisasi di rumah sakit dengan baik (Depkes RI,
2001). Reuse sarung tangan dapat juga dilakukan di CSSD.
CSSD di RSUD Dr.Soetomo sendiri dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu CSSD-GBPT yang memiliki tanggung jawab terutama dalam
melakukan sterilisasi seluruh alat-alat yang diperlukan oleh semua instalasi
yang ada di RSUD Dr.Soetomo. CSSD pusat yang bertugas untuk
melakukan sterilisasi sarung tangan yang digunakan oleh seluruh rumah
sakit dan CSSD-Instalasi Rawat Darurat (IRD) yang bertanggung jawab
secara penuh terhadap seluruh kebutuhan alat-alat steril IRD.
Saat ini di CSSD RSUD Dr.Soetomo untuk reuse sarung tangan
menggunakan dua macam metode sterilisasi, yaitu sterilisasi menggunakan
5
tablet formaldehid pada suhu kamar dan sterilisasi panas kering (oven)
dengan tablet formaldehid pada suhu 60°C selama 8 jam. Pada penelitian ini
selain menggunakan kedua metode sterilisasi di atas, juga menggunakan
tiga metode sterilisasi lainnya, yaitu: sterilisasi gas etilen oksida (ETO),
sterilisasi suhu rendah uap-formaldehid (Low Temperature Steam-
Formaldehyde) dan sterilisasi uap. Ketiga metode tersebut merupakan
metode yang sebelumnya pernah dilakukan di CSSD RSUD Dr. Soetomo
untuk sterilisasi sarung tangan reuse. Kelima metode sterilisasi di atas
digunakan dalam penelitian adalah untuk membandingkan metode sterilisasi
yang sesuai untuk reuse sarung tangan.
Sarung tangan reuse harus dapat digunakan sama baiknya dan aman
seperti awal penggunaannya, sehingga dapat mencegah timbulnya infeksi.
Oleh karena itu, metode sterilisasi yang digunakan untuk sarung tangan
reuse harus baik dan memenuhi persyaratan uji sterilitas. Pengujian
sterilitas dari sarung tangan yang mengalami reuse belum pernah
dilaksanakan di RSUD Dr. Soetomo.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah reuse sarung tangan menggunakan beberapa metode
sterilisasi memenuhi persyaratan sterilitas dan membandingkan metode
sterilisasi manakah yang baik dan sesuai untuk sterilisasi sarung tangan
reuse.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hasil sarung tangan
reuse menggunakan beberapa metode sterilisasi, yaitu sterilisasi
6
menggunakan tablet formaldehid pada suhu kamar, panas kering dengan
tablet formaldehid pada suhu 60°C selama 8 jam, suhu rendah uap-
formaldehid, gas etilen oksida, dan sterilisasi uap memenuhi persyaratan uji
sterilitas dan mengetahui sterilisasi yang baik dan sesuai untuk sterilisasi
sarung tangan reuse. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat
diperoleh suatu metode proses sterilisasi yang baik dan sesuai untuk
sterilisasi sarung tangan reuse dan sebagai monitor proses sterilisasi sarung
tangan reuse berlangsung secara efektif dan sebagai jaminan kualitas proses
sterilisasi yang dilakukan di RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
1.4. Hipotesis Penelitian
Hasil reuse sarung tangan menggunakan lima metode sterilisasi
memenuhi persyaratan sterilitas.

More Related Content

Similar to BAB 1.pdf

Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiMakalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Septian Muna Barakati
 
Unit Pelayanan Sterilisasi.docx
Unit Pelayanan Sterilisasi.docxUnit Pelayanan Sterilisasi.docx
Unit Pelayanan Sterilisasi.docx
sutaatmaja2
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Septian Muna Barakati
 
Occupational Safety & Health in CIVID-19 Countermeasures (PPE Used in SARS-Co...
Occupational Safety & Health in CIVID-19 Countermeasures (PPE Used in SARS-Co...Occupational Safety & Health in CIVID-19 Countermeasures (PPE Used in SARS-Co...
Occupational Safety & Health in CIVID-19 Countermeasures (PPE Used in SARS-Co...
JavaGreen1
 

Similar to BAB 1.pdf (20)

Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptxSOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksiMakalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi
 
draft pelayanan CSSD.docx
draft pelayanan CSSD.docxdraft pelayanan CSSD.docx
draft pelayanan CSSD.docx
 
Unit Pelayanan Sterilisasi.docx
Unit Pelayanan Sterilisasi.docxUnit Pelayanan Sterilisasi.docx
Unit Pelayanan Sterilisasi.docx
 
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
Makalah mikrobiologi steriliasi dan disinfeksi AKBID PARAMATA KAB. MUNA
 
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptxPRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI 1_KDK_Mulyanti.pptx
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Kb2 (1)
Kb2 (1)Kb2 (1)
Kb2 (1)
 
Modul 2 kdk 1
Modul 2 kdk 1Modul 2 kdk 1
Modul 2 kdk 1
 
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
 
Occupational Safety & Health in CIVID-19 Countermeasures (PPE Used in SARS-Co...
Occupational Safety & Health in CIVID-19 Countermeasures (PPE Used in SARS-Co...Occupational Safety & Health in CIVID-19 Countermeasures (PPE Used in SARS-Co...
Occupational Safety & Health in CIVID-19 Countermeasures (PPE Used in SARS-Co...
 

More from IsmedsyahSyah1

Identifikasi Tumbuhan Obat Herbal Berdasarkan Citra Daun Menggunakan Algoritm...
Identifikasi Tumbuhan Obat Herbal Berdasarkan Citra Daun Menggunakan Algoritm...Identifikasi Tumbuhan Obat Herbal Berdasarkan Citra Daun Menggunakan Algoritm...
Identifikasi Tumbuhan Obat Herbal Berdasarkan Citra Daun Menggunakan Algoritm...
IsmedsyahSyah1
 
Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder Lamun Thalassodendron ciliatum Pada Pela...
Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder Lamun Thalassodendron ciliatum Pada Pela...Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder Lamun Thalassodendron ciliatum Pada Pela...
Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder Lamun Thalassodendron ciliatum Pada Pela...
IsmedsyahSyah1
 
Strategi Transformasi Digital Pada Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk – Royyana A ...
Strategi Transformasi Digital Pada Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk – Royyana A ...Strategi Transformasi Digital Pada Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk – Royyana A ...
Strategi Transformasi Digital Pada Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk – Royyana A ...
IsmedsyahSyah1
 
EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JERUK PURUT TERHADAP BAKTERI Streptococcus muta...
EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JERUK PURUT TERHADAP BAKTERI Streptococcus muta...EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JERUK PURUT TERHADAP BAKTERI Streptococcus muta...
EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JERUK PURUT TERHADAP BAKTERI Streptococcus muta...
IsmedsyahSyah1
 
aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...
aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...
aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...
IsmedsyahSyah1
 
aaOPTIMASI FORMULASI GEL ANTIACNE EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH.pdf
aaOPTIMASI FORMULASI GEL ANTIACNE EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH.pdfaaOPTIMASI FORMULASI GEL ANTIACNE EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH.pdf
aaOPTIMASI FORMULASI GEL ANTIACNE EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH.pdf
IsmedsyahSyah1
 
7. FORMULASI SEDIAAN GEL HANDSANITIZER DARI EKSTRAK DAUN KERSEN.pdf
7. FORMULASI SEDIAAN GEL HANDSANITIZER DARI EKSTRAK DAUN KERSEN.pdf7. FORMULASI SEDIAAN GEL HANDSANITIZER DARI EKSTRAK DAUN KERSEN.pdf
7. FORMULASI SEDIAAN GEL HANDSANITIZER DARI EKSTRAK DAUN KERSEN.pdf
IsmedsyahSyah1
 
Buku Katalog - Farmasi.pdf
Buku Katalog - Farmasi.pdfBuku Katalog - Farmasi.pdf
Buku Katalog - Farmasi.pdf
IsmedsyahSyah1
 
Monograf - Hidrolisat Protein dari Kacang polong (Pisum sativum. L) untuk Ter...
Monograf - Hidrolisat Protein dari Kacang polong (Pisum sativum. L) untuk Ter...Monograf - Hidrolisat Protein dari Kacang polong (Pisum sativum. L) untuk Ter...
Monograf - Hidrolisat Protein dari Kacang polong (Pisum sativum. L) untuk Ter...
IsmedsyahSyah1
 
PRODUK FERMENTASI BAKTERI ASAM ASETAT.pptx
PRODUK FERMENTASI BAKTERI ASAM ASETAT.pptxPRODUK FERMENTASI BAKTERI ASAM ASETAT.pptx
PRODUK FERMENTASI BAKTERI ASAM ASETAT.pptx
IsmedsyahSyah1
 
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdfBakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
IsmedsyahSyah1
 

More from IsmedsyahSyah1 (11)

Identifikasi Tumbuhan Obat Herbal Berdasarkan Citra Daun Menggunakan Algoritm...
Identifikasi Tumbuhan Obat Herbal Berdasarkan Citra Daun Menggunakan Algoritm...Identifikasi Tumbuhan Obat Herbal Berdasarkan Citra Daun Menggunakan Algoritm...
Identifikasi Tumbuhan Obat Herbal Berdasarkan Citra Daun Menggunakan Algoritm...
 
Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder Lamun Thalassodendron ciliatum Pada Pela...
Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder Lamun Thalassodendron ciliatum Pada Pela...Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder Lamun Thalassodendron ciliatum Pada Pela...
Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder Lamun Thalassodendron ciliatum Pada Pela...
 
Strategi Transformasi Digital Pada Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk – Royyana A ...
Strategi Transformasi Digital Pada Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk – Royyana A ...Strategi Transformasi Digital Pada Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk – Royyana A ...
Strategi Transformasi Digital Pada Pt. Kimia Farma (Persero) Tbk – Royyana A ...
 
EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JERUK PURUT TERHADAP BAKTERI Streptococcus muta...
EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JERUK PURUT TERHADAP BAKTERI Streptococcus muta...EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JERUK PURUT TERHADAP BAKTERI Streptococcus muta...
EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN JERUK PURUT TERHADAP BAKTERI Streptococcus muta...
 
aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...
aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...
aaEFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH thdp Enterococcus faecalis scr ...
 
aaOPTIMASI FORMULASI GEL ANTIACNE EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH.pdf
aaOPTIMASI FORMULASI GEL ANTIACNE EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH.pdfaaOPTIMASI FORMULASI GEL ANTIACNE EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH.pdf
aaOPTIMASI FORMULASI GEL ANTIACNE EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH.pdf
 
7. FORMULASI SEDIAAN GEL HANDSANITIZER DARI EKSTRAK DAUN KERSEN.pdf
7. FORMULASI SEDIAAN GEL HANDSANITIZER DARI EKSTRAK DAUN KERSEN.pdf7. FORMULASI SEDIAAN GEL HANDSANITIZER DARI EKSTRAK DAUN KERSEN.pdf
7. FORMULASI SEDIAAN GEL HANDSANITIZER DARI EKSTRAK DAUN KERSEN.pdf
 
Buku Katalog - Farmasi.pdf
Buku Katalog - Farmasi.pdfBuku Katalog - Farmasi.pdf
Buku Katalog - Farmasi.pdf
 
Monograf - Hidrolisat Protein dari Kacang polong (Pisum sativum. L) untuk Ter...
Monograf - Hidrolisat Protein dari Kacang polong (Pisum sativum. L) untuk Ter...Monograf - Hidrolisat Protein dari Kacang polong (Pisum sativum. L) untuk Ter...
Monograf - Hidrolisat Protein dari Kacang polong (Pisum sativum. L) untuk Ter...
 
PRODUK FERMENTASI BAKTERI ASAM ASETAT.pptx
PRODUK FERMENTASI BAKTERI ASAM ASETAT.pptxPRODUK FERMENTASI BAKTERI ASAM ASETAT.pptx
PRODUK FERMENTASI BAKTERI ASAM ASETAT.pptx
 
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdfBakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
Bakteri asam laktat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.pdf
 

Recently uploaded

prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
aji guru
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
susilowati82
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 

Recently uploaded (20)

Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPASSK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
SK PANITIA PELAKSANA IHT SMPN 2 KEMPAS KECAMATAN KEMPAS
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

BAB 1.pdf

  • 1. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat kesehatan meliputi barang, instrumen atau alat lain yang termasuk tiap komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan dalam pemeliharaan dan perawatan, diagnosis, pemulihan, perbaikan, penyembuhan dan lain-lain (Hartono, 1985). Semua alat kesehatan yang kontak langsung dengan pasien dapat menjadi sumber infeksi. Oleh karena itu, persediaan dari barang steril cukup memainkan peran penting dalam mengurangi penyebaran penyakit dalam pelayanan kesehatan. Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah sakit atau klinik, dihadapkan kepada resiko terinfeksi, kecuali dilakukan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya infeksi. Petugas kesehatan yang melayani pasien dan staf pendukung (seperti staf rumah tangga, pembuangan sampah dan staf laboratorium) semuanya dihadapkan kepada resiko infeksi. Infeksi yang terdapat di rumah sakit atau yang disebut dengan istilah infeksi nosokomial merupakan fokus penting di semua negara. Namun di negara berkembang infeksi ini merupakan penyebab utama penyakit dan kematian. Organisme penyebab infeksi nosokomial biasanya datang dari tubuh pasien sendiri (flora endogen), kontak dengan staf (kontaminasi silang), instrumen dan jarum yang terkontaminasi, dan lingkungan (flora eksogen). Infeksi ini juga dapat terjadi pada pasien yang umumnya selalu berpindah-pindah dan waktu rawat di rumah sakit lebih pendek, pasien sering dipulangkan sebelum infeksi ini menjadi nyata atau timbul gejala. Kenyataannya sebagian besar infeksi nosokomial pada pasien rawat inap dan rawat jalan menjadi nyata
  • 2. 2 setelah mereka pulang. Di negara berkembang, infeksi ini jauh lebih tinggi, karena kurangnya pengawasan, praktik pencegahan infeksi yang buruk, pemakaian sumber terbatas yang tidak tepat dan rumah sakit yang penuh sesak (Tietjen et al., 2004). Suatu penelitian infeksi nosokomial di rumah sakit khusus penyakit menular di Jakarta menunjukkan, dari 723 pasien, didapatkan 191 (26,4%) pasien dengan 285 infeksi menurut lokasi anatomi. Dari 285 infeksi, tingkat infeksi nosokomial tertinggi adalah infeksi saluran kemih (15,9%), diikuti infeksi bakteri (10,8%), infeksi saluran pernafasan bawah (4,7%), infeksi saluran pencernaan (2,6%), infeksi kulit (2,4%), infeksi selaput lendir oral (1,4%), infeksi jarum infus dan tingkat terendah adalah infeksi saluran pernapasan atas (0,6%) (Janas et al., 1992). Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas di rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nokosomial dan untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit (Depkes RI, 2001). Sarung tangan merupakan suatu alat medis yang merupakan komponen penting dalam meminimalkan penularan penyakit, serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi. Sarung tangan dipakai oleh petugas dalam hubungan dengan pasien di rumah sakit untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang antara pasien dengan petugas. Sarung tangan meskipun telah berulang kali diproses, terbukti sangat efektif mencegah kontaminasi pada tangan petugas kesehatan, tetapi tetap tidak dapat menggantikan perlunya cuci tangan. Sarung tangan kualitas terbaik pun mungkin mempunyai kerusakan kecil yang tidak terlihat dan juga sarung
  • 3. 3 tangan dapat robek, sehingga tangan dapat terkontaminasi sewaktu melepaskan sarung tangan (Tietjen et al., 2004). Sarung tangan dapat terbuat dari lateks, vinil atau nitril. Bahan lateks adalah yang paling banyak digunakan karena memiliki elastisitas yang baik, sensitif, tahan lama dan dapat disesuaikan dengan ukuran tangan. Nitril juga sama baiknya dengan lateks. Bahan ini dikembangkan karena meningkatnya alergi terhadap bahan lateks. Oleh karena berbahan utama karet, sarung tangan tidak tahan terhadap pemanasan yang tinggi (Tietjen et al., 2004). Sarung tangan termasuk dalam barang sekali pakai (single use device). Oleh karena itu, setelah digunakan langsung dibuang. Namun dikarenakan meningkatnya sampah medis dan polusi lingkungan apabila menggunakan barang sekali pakai. Hal ini ditunjukkan bahwa sarung tangan merupakan sampah rumah sakit kelas menengah terbanyak (28%) dengan semprit (25%) di rumah sakit kelas menengah di Jerman setiap tahunnya. Persediaan barang yang terbatas dan permintaan yang tinggi dan semakin meningkatnya teknologi medis yang menimbulkan kompleksitas alat, sehingga menimbulkan harga yang mahal. Untuk mengurangi sampah medis, polusi serta penghematan biaya dilakukan suatu proses reuse. Sarung tangan yang di reuse, mungkin tidak terlalu aman (lubang atau robekan halus), sehingga panduan penggunaan yang tepat untuk sarung tangan pakai ulang harus sangat jelas, apabila sarung tangan itu akan digunakan kembali (Mayhall, 2004; Tietjen et al., 2004). Reuse merupakan suatu proses dekontaminasi, rakit ulang, pembersihan, inspeksi, penyajian, pembungkusan, pelabelan kembali dan sterilisasi alat yang telah dipakai. Keuntungan dari proses ini salah satunya adalah penghematan biaya. Kenyataannya, di Amerika Serikat diperkirakan reuse dapat menghemat 700 juta dolar setiap tahunnya, apabila fasilitas
  • 4. 4 mengambil peluang penuh dalam praktik reuse (Tietjen et al., 2004). Barang-barang reuse harus dapat digunakan dengan aman dan tepat seperti pertama penggunaan. Rumah sakit sebagai pihak yang melakukan reuse harus memiliki kemampuan untuk monitor atas semua proses yang dilakukan, tidak terkecuali di RSUD Dr. Soetomo yang juga melakukan reuse. Pusat sterilisasi atau dikenal dengan istilah Central Sterile Supply Department (CSSD) merupakan salah satu bagian dalam rumah sakit yang penting untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi. Fungsi utama CSSD adalah bertanggung jawab dalam menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsi dari pusat sterilisasi adalah menerima, memproses, memproduksi, mensterilkan, menyimpan, serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien. Tanggung jawab Pusat Sterilisasi bervariasi tergantung dari besar kecilnya rumah sakit, struktur organisasi dan proses sterilisasi. Setiap rumah sakit harus memiliki Pusat Sterilisasi yang mampu memberikan pelayanan sterilisasi di rumah sakit dengan baik (Depkes RI, 2001). Reuse sarung tangan dapat juga dilakukan di CSSD. CSSD di RSUD Dr.Soetomo sendiri dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu CSSD-GBPT yang memiliki tanggung jawab terutama dalam melakukan sterilisasi seluruh alat-alat yang diperlukan oleh semua instalasi yang ada di RSUD Dr.Soetomo. CSSD pusat yang bertugas untuk melakukan sterilisasi sarung tangan yang digunakan oleh seluruh rumah sakit dan CSSD-Instalasi Rawat Darurat (IRD) yang bertanggung jawab secara penuh terhadap seluruh kebutuhan alat-alat steril IRD. Saat ini di CSSD RSUD Dr.Soetomo untuk reuse sarung tangan menggunakan dua macam metode sterilisasi, yaitu sterilisasi menggunakan
  • 5. 5 tablet formaldehid pada suhu kamar dan sterilisasi panas kering (oven) dengan tablet formaldehid pada suhu 60°C selama 8 jam. Pada penelitian ini selain menggunakan kedua metode sterilisasi di atas, juga menggunakan tiga metode sterilisasi lainnya, yaitu: sterilisasi gas etilen oksida (ETO), sterilisasi suhu rendah uap-formaldehid (Low Temperature Steam- Formaldehyde) dan sterilisasi uap. Ketiga metode tersebut merupakan metode yang sebelumnya pernah dilakukan di CSSD RSUD Dr. Soetomo untuk sterilisasi sarung tangan reuse. Kelima metode sterilisasi di atas digunakan dalam penelitian adalah untuk membandingkan metode sterilisasi yang sesuai untuk reuse sarung tangan. Sarung tangan reuse harus dapat digunakan sama baiknya dan aman seperti awal penggunaannya, sehingga dapat mencegah timbulnya infeksi. Oleh karena itu, metode sterilisasi yang digunakan untuk sarung tangan reuse harus baik dan memenuhi persyaratan uji sterilitas. Pengujian sterilitas dari sarung tangan yang mengalami reuse belum pernah dilaksanakan di RSUD Dr. Soetomo. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah reuse sarung tangan menggunakan beberapa metode sterilisasi memenuhi persyaratan sterilitas dan membandingkan metode sterilisasi manakah yang baik dan sesuai untuk sterilisasi sarung tangan reuse. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hasil sarung tangan reuse menggunakan beberapa metode sterilisasi, yaitu sterilisasi
  • 6. 6 menggunakan tablet formaldehid pada suhu kamar, panas kering dengan tablet formaldehid pada suhu 60°C selama 8 jam, suhu rendah uap- formaldehid, gas etilen oksida, dan sterilisasi uap memenuhi persyaratan uji sterilitas dan mengetahui sterilisasi yang baik dan sesuai untuk sterilisasi sarung tangan reuse. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat diperoleh suatu metode proses sterilisasi yang baik dan sesuai untuk sterilisasi sarung tangan reuse dan sebagai monitor proses sterilisasi sarung tangan reuse berlangsung secara efektif dan sebagai jaminan kualitas proses sterilisasi yang dilakukan di RSUD Dr.Soetomo Surabaya. 1.4. Hipotesis Penelitian Hasil reuse sarung tangan menggunakan lima metode sterilisasi memenuhi persyaratan sterilitas.