SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
HISAB 
AWAL WAKTU SALAT 
Awal Waktu Salat  Rumus Hisab 
Zuhur  (WKM dalam WIB + Jam SD) + WI 
Ashar-Magrib-Isyak  (WKM dalam WIB + Jam t) + WI 
Subuh  (WKM dalam WIB − Jam t) + WI 
WI (Waktu Ikhtiyati) ialah waktu yang ditambahkan supaya awal 
waktu salat hasil hisab yang mengacu pada titik tertentu (lokasi 
pengamat/observer) di permukaan Bumi dapat diberlakukan untuk 
wilayah yang lebih luas, misalnya satu wilayah kabupaten/kota. 
Untuk wilayah seluas kabupaten/kota, harga WI dibakukan sebesar 
1 − 2 menit dengan ketentuan bahwa angka WI yang ditambahkan 
itu sekaligus berfungsi sebagai pembulat angka detik ke dalam 
angka menit (angka detik hilang).
1. Awal Waktu Zuhur 
Ditandai oleh peristiwa tergelincirnya Matahari (zawal) 
Dikatakan TERGELINCIR atau ZAWAL manakala, dari kedudukannya 
pada saat Kulminasi, Matahari telah bergeser sebesar semi diameter 
(SD) nya sehingga tepi-timur piringannya berhimpit dengan Meridian. 
Kulminasi 
Zawal 
Meridian Surabaya
Contoh Hisab 
Awal Zuhur dalam WIB 
Untuk Surabaya 
2 September 2006 
 = -7º 15’ 
 = 112º 45’ T 
e (05 GMT) = 0j 0m 11d 
SD (05 GMT) = 0º 15’ 51.06” 
KWD = ( WIB −  Surabaya) /15  (105º − 112º 45’) /15 = −00:31 
Awal Zuhur = (WKM dalam WIB + Jam SD) + WI  
WKM-WIB = 12-e+KWD  12 − 00:00:11 + −00:31 = 11:28:49 
0º 15’ 51.06” : 15 + 
Jam SD = SD/15  = 00:01:3.44 
Zuhur Lokal Observer ----------------------------------- = 11:29:52.44 
WI 1-2 menit ----------------------------------- = 00:01:7.56 
Awal Zuhur Surabaya ----------------------------------- = 11:31 WIB 
+
2. Awal Waktu Ashar 
Dintandai oleh bayang-bayang benda pada saat kulminasi 
TELAH BERTAMBAH DENGAN SEPANJANG BENDANYA. 
Jika ketika kulminasi tongkat 60 cm berbayang-bayang 20 cm, 
maka Awal Ashar tiba ketika yang 20 cm itu telah menjadi 80 cm. 
Meridian Surabaya 
Ketinggian (h) Matahari pada keadaan seperti ini dihisab dengan 
rumus  Cotan h-a = tan zm + 1, di mana zm = | − |
Di Awal Ashar, 
L. Deklinasi 
Matahari 
membuat sudut 
dengan L. Meridian 
yang dinamakan 
Sudut Waktu (t) 
Ashar 
Meridian 
Zuhur 
Nilai t Ashar 
dibagi 15 sama 
dengan Jam t, 
yakni waktu yang 
membentang 
antara WKM dan 
Awal Ashar 
WKM + Jam t Ashar = 
Awal Waktu Ashar 
Nilai t  Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
Contoh Hisab 
Awal Ashar dalam WIB 
Untuk Surabaya 
2 September 2006 
 = -7º 15’ 
 = 112º 45’ T 
 (08 GMT) = 7º 55’ 25” 
h Ashar = 
Hisab h Ashar  
zm = | − |  |-7º 15’ − 7º 55’ 25”| = 15º 10’ 25” 
Cotan h-a = tan zm + 1  tan 15º 10’ 25” + 1 = 1.271199477 
X-1 = Shift tan ANS = Shift º’”  
38º 11’ 26.39” 
Konv Cotan ke Derajat 
38º 11’ 26.39” 
Hisab t Ashar   Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos  
Cos t 
= −tan -7º 15’ x tan 7º 55’ 25” + sin 38º 11’ 26.39” 
: cos -7º 15’ : cos 7º 55’ 25” = 0.646977303 
t  Konv Cos ke Derajat Shift cos ANS = Shift º’”  49º 41’ 9.28” 
Hisab Awal Ashar   (WKM dalam WIB + Jam t) + WI 
WKM-WIB (Lihat Zuhur) ----------------------------------- = 11:28:49 
Jam t = t/15  49º 41’ 9.28” : 15 = 03:18:44.62 
Ashar Lokal Observer ----------------------------------- = 14:47:33.62 
WI 1-2 menit ----------------------------------- = 00:01:26.38 
Ashar Kota Surabaya ----------------------------------- = 14:49 WIB 
+ 
+
3. Awal Waktu Magrib 
Dintandai oleh peristiwa terbenam (ghurub) Matahari. 
Matahari dikatakan TERBENAM jika tepi-atas piringannya berhimpit 
dengan Ufuk Mar’i (titik pusatnya berjarak sebesar SD dari Ufuk 
Mar’i). Nilai rata-rata SD Matahari adalah 0º 16’. 
Fenomena REFRAKSI membuat 
Matahari tampak lebih tinggi dari 
posisi sebenarnya. Refraksi benda 
langit di Ufuk adalah 0º 34.5’. 
Ketika tampak terbenam, titik 
pusat Matahari berjarak sebesar 
SD + Refr dari Ufuk Mar’i 
Tempat dengan ketinggian >0 
meter di atas permukaan laut 
mengalami penurunan atau 
Kerendahan Ufuk Mar’i (D’) sebesar 
(1.76 x meter) : 60. 
Jadi, h Matahari Awal Magrib adalah  0º − SD − Refr − D’.
Ketika Matahari 
dalam posisi 
h Magrib, 
L. Deklinasi 
Matahari 
dan L. Meridian 
membentuk Sudut 
Waktu (t) Magrib. 
Meridian 
Zuhur 
Nilai t Magrib 
dibagi 15 sama 
dengan Jam t, 
yakni waktu yang 
membentang 
antara WKM dan 
Awal Magrib 
WKM + Jam t Magrib = 
Awal Waktu Magrib 
Nilai t  Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
Contoh Hisab 
Awal Magrib dalam WIB 
Untuk Surabaya 30 meter 
2 September 2006 
 = -7º 15’ 
 = 112º 45’ T 
 (11 GMT) = 7º 52’ 41” 
h Magrib = 
−1º 0’ 8.4” 
Hisab h Magrib  SD Matahari = 0º 16’ 
Refraksi = 0º 34,5’ 
D’  (1.76 x 30) : 60 = 0º 9’ 38.4” 
h = 0º − SD − Refr − D’  0º− 0º16’−0º 34,5’−0º 9’ 38.4” = −1º 0’ 8.4” 
Hisab t Magrib   Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos  
Cos t = −tan -7º 15’ x tan 7º 52’ 41” + sin −1º 0’ 8.4” 
: cos -7º 15” : cos 7º 52’ 41” = 1990975028−04 
t  Konv Cos ke Derajat Shift cos ANS = Shift º’”  90º 0’ 41.07” 
Hisab Awal Magrib   (WKM dalam WIB + Jam t) + WI 
WKM-WIB (Lihat Zuhur) ----------------------------------- = 11:28:49 
Jam t = t/15  90º 0’ 41.07” : 15 = 06:00:02.74 
Magrib Lokal Observer ----------------------------------- = 17:28:51.74 
WI 1-2 menit ----------------------------------- = 00:01:08.26 
Magrib Kota Surabaya ----------------------------------- = 17:30 WIB 
+ 
+
4. Awal Waktu Isyak 
Dintandai oleh peristiwa hilangnya mega (syafaq) merah dari 
latar langit ufuk barat paska terbenam Matahari. 
Astronomi umum membagi masa setelah terbenam Matahari 
menjadi tiga bagian: 
Civil Twilight sampai h Matahari −6. Benda2 di 
ruang terbuka masih tampak batas bentuknya 
dan bintang paling terang dapat dilihat. 
Astronomical Twilight 
sampai Matahari −18. 
Nautical Twilight sampai h Matahari −12. 
Garis Ufuk di laut hampir tidak kelihatan dan 
semua bintang terang dapat dilihat. 
Di akhir Astro-Twilight, 
mega merah lenyap dan 
waktu Isyak masuk. 
Jadi, nilai h Matahari Awal Isyak adalah  0º − 18º − D’.
Ketika Matahari 
dalam posisi 
h Isyak, L. Deklinasi 
Matahari dan 
L. Meridian 
membentuk Sudut 
Waktu (t) Isyak. 
Meridian 
Zuhur 
Nilai t Isyak 
dibagi 15 sama 
dengan Jam t, 
yakni waktu yang 
membentang 
antara WKM dan 
Awal Isyak 
WKM + Jam t Isyak = 
Awal Waktu Isyak 
Nilai t  Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
Contoh Hisab 
Awal Isyak dalam WIB 
Untuk Surabaya 30 meter 
2 September 2006 
 = -7º 15’ 
 = 112º 45’ T 
 (12 GMT) = 7º 51’ 46” 
h Isyak = 
−18º 9’ 38.4” 
Hisab h Isyak  D’  (1.76 x 30) : 60 = 0º 9’ 38.4” 
h = 0º − 18º − D’  0º − 18º − 0º 9’ 38.4” = −18º 9’ 38.4” 
Hisab t Isyak   Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos  
Cos t = −tan -7º 15’ x tan 7º 51’ 46” + sin −18º 9’ 38.4” 
: cos -7º 15” : cos 7º 51’ 46” = -0.299608158 
t  Konv Cos ke Derajat Shift cos ANS = Shift º’”  107º 26’ 2.65” 
Hisab Awal Isyak   (WKM dalam WIB + Jam t) + WI 
WKM-WIB (Lihat Zuhur) ----------------------------------- = 11:28:49 
Jam t = t/15  107º 26’ 2.65” : 15 = 07:09:44.18 
Isyak Lokal Observer ----------------------------------- = 18:38:33.18 
WI 1-2 menit (+) ----------------------------------- = 00:01:26.82 
Isyak Kota Surabaya ----------------------------------- = 18:40 WIB 
+ 
+
5. Awal Waktu Subuh 
Ditandai oleh peristiwa terbitnya FAJAR SHADIQ (BENANG 
PUTIH yang memanjang horizontal) di ufuk timur. 
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَىتَّ ي تََبَ ىيََّ لَكُمُ ا خ لَْخيطُ الأبخ يَضُ مِنَ الَْْيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الْفَ جْرِ 
Makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, 
yaitu fajar (al-Baqarah: 187). 
اَلْفَجْرُ فَجْرَانِ فَأَىما الْفَجْرُ الىذِي يَكُ ونُ كَذَنَبِ ال سرْحَانِ فَل يُُِ ل ال ى صلَة وَل يَُُ رِمُ 
الطىعَامَ وَأَىما الَّذِي يَ خ ذهَبُ مُ خ ستَطِخيل ا فِ اخلأُفُقِ فَإِنىه يُُِ ل ال ى ص لَة وَيَُُ رِمُ الطىعَامَ )رواه 
الحاكم والبيهقي عن جابر( 
Fajar itu ada dua. Fajar yang seperti ekor serigala tidak menghalalkan salat 
dan tidak mengharamkan makan. Adapun fajar yang memanjang di ufuk 
itulah yang menghalalkan salat dan mengharamkan makan. 
Di akhir malam semburan cahaya Matahari menimpa atmosfir ketika 
posisinya −20º hingga terbentuk citra Benang Putih yang memanjang 
horizontal di ufuk dan berbatas Benang Hitam (garis ufuk yang gelap). 
Jadi, nilai h Matahari Awal Subuh adalah  0º − 20º − D’.
(Zodiacal Light) 
Hamburan 
cahaya 
matahari oleh 
debu antar 
planet yang 
tersebar di 
bidang 
Ekliptika. 
FAJAR KAZIB tegak 
vertikal seperti 
ekor serigala.
Hamburan 
cahaya 
matahari oleh 
atmosfer Ufuk 
Timur. 
h Matahari -12º h Matahari -17º 
FAJAR SADIQ 
memanjang 
horizontal di 
Ufuk dekat 
Matahari 
akan terbit. 
Lokasi Foto: Kawasan Pedesaan di Surakarta 
h Matahari -18º
Ketika Matahari 
dalam posisi 
h Subuh, 
L. Deklinasi 
Matahari dan 
L. Meridian 
membentuk Sudut 
Waktu (t) Subuh. 
Meridian 
Zuhur 
Nilai t Subuh 
dibagi 15 sama 
dengan Jam t, 
yakni waktu yang 
membentang 
antara WKM dan 
Awal Subuh 
WKM − Jam t Subuh = 
Awal Waktu Subuh 
Nilai t  Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
Contoh Hisab 
Awal Subuh dalam WIB 
Untuk Surabaya 30 meter 
2 September 2006 
 = -7º 15’ 
 = 112º 45’ T 
 21 GMT, 1 Sept = 8º 5’ 26” 
h Subuh = 
−20º 9’ 38.4” 
Hisab h Subuh  D’  (1.76 x 30) : 60 = 0º 9’ 38.4” 
h = 0º − 20º − D’  0º − 20º − 0º 9’ 38.4” = −20º 9’ 38.4” 
Hisab t Subuh   Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos  
Cos t = −tan -7º 15’ x tan 8º 5’ 26” + sin −20º 9’ 38.4” 
: cos -7º 15” : cos 8º 5’ 26” = -0.332840241 
t  Konv Cos ke Derajat Shift cos ANS = Shift º’”  109º 26’ 28.5” 
Hisab Awal Subuh   (WKM dalam WIB − Jam t) + WI 
WKM-WIB (Lihat Zuhur) ----------------------------------- = 11:28:49 
Jam t = t/15  109º 26’ 28.5” : 15 = 07:17:45.9 
Subuh Lokal Observer ----------------------------------- = 04:11:3.1 
WI 1-2 menit ----------------------------------- = 00:01:56.9 
Subuh Kota Surabaya ----------------------------------- = 04:13 WIB 
− 
+
Meridian 
Zuhur 
Nilai t  Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos 

More Related Content

What's hot

Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehiCara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehiUniversitas Siliwangi
 
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinSistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinIzzatul Ulya
 
8. KD 3.2 Teorema Sisa 3.pptx
8. KD 3.2 Teorema Sisa 3.pptx8. KD 3.2 Teorema Sisa 3.pptx
8. KD 3.2 Teorema Sisa 3.pptxshihwashihwa
 
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyaBeberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyakipanji
 
Bola langit dan tata koordinat
Bola langit dan tata koordinatBola langit dan tata koordinat
Bola langit dan tata koordinatRISCASHINTYA
 
Pengertian statistik - Definisi, Jenis, Manfaat, Hingga Cabang Ilmu
Pengertian statistik - Definisi, Jenis, Manfaat, Hingga Cabang IlmuPengertian statistik - Definisi, Jenis, Manfaat, Hingga Cabang Ilmu
Pengertian statistik - Definisi, Jenis, Manfaat, Hingga Cabang IlmuYuva Lianda
 
Locus Delictie dalam Hukum Pidana
Locus Delictie dalam Hukum PidanaLocus Delictie dalam Hukum Pidana
Locus Delictie dalam Hukum PidanaIzzatul Ulya
 
Pengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologiPengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologiRifan Adriansyah
 
Soal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan IslamSoal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan IslamAnas Wibowo
 
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalAlan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalFachran Arifin
 
Pengukuran Sudut Trigonometri
Pengukuran Sudut TrigonometriPengukuran Sudut Trigonometri
Pengukuran Sudut Trigonometriintanmutiara56
 
Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)
Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)
Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)sisca yulia
 
trigonometri
 trigonometri trigonometri
trigonometrimfebri26
 
Biografi Johann Carl Friedrich Gauss (Bahasa)
Biografi Johann Carl Friedrich Gauss (Bahasa)Biografi Johann Carl Friedrich Gauss (Bahasa)
Biografi Johann Carl Friedrich Gauss (Bahasa)Nidya Milano
 

What's hot (20)

Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehiCara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
Cara mengkonversi kalender hijriyah ke kalender masehi
 
Takor equator
Takor equatorTakor equator
Takor equator
 
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinSistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
 
8. KD 3.2 Teorema Sisa 3.pptx
8. KD 3.2 Teorema Sisa 3.pptx8. KD 3.2 Teorema Sisa 3.pptx
8. KD 3.2 Teorema Sisa 3.pptx
 
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnyaBeberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
Beberapa metode pengukuran arah kiblat dan plus minusnya
 
Waktu sholat
Waktu sholatWaktu sholat
Waktu sholat
 
Bola langit dan tata koordinat
Bola langit dan tata koordinatBola langit dan tata koordinat
Bola langit dan tata koordinat
 
Trigonometri - KELAS X
Trigonometri - KELAS XTrigonometri - KELAS X
Trigonometri - KELAS X
 
Pengertian statistik - Definisi, Jenis, Manfaat, Hingga Cabang Ilmu
Pengertian statistik - Definisi, Jenis, Manfaat, Hingga Cabang IlmuPengertian statistik - Definisi, Jenis, Manfaat, Hingga Cabang Ilmu
Pengertian statistik - Definisi, Jenis, Manfaat, Hingga Cabang Ilmu
 
006 elips kesalahan
006 elips kesalahan006 elips kesalahan
006 elips kesalahan
 
Locus Delictie dalam Hukum Pidana
Locus Delictie dalam Hukum PidanaLocus Delictie dalam Hukum Pidana
Locus Delictie dalam Hukum Pidana
 
Pengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologiPengertian & obyek kajian kriminologi
Pengertian & obyek kajian kriminologi
 
Soal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan IslamSoal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan Islam
 
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalAlan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
 
pengantar fotogrametri kuliah 1
pengantar fotogrametri kuliah 1pengantar fotogrametri kuliah 1
pengantar fotogrametri kuliah 1
 
Pengukuran Sudut Trigonometri
Pengukuran Sudut TrigonometriPengukuran Sudut Trigonometri
Pengukuran Sudut Trigonometri
 
Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)
Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)
Agama ( IMAN KEPADA HARI AKHIR)
 
Turunan Fungsi Trigonometri
Turunan Fungsi TrigonometriTurunan Fungsi Trigonometri
Turunan Fungsi Trigonometri
 
trigonometri
 trigonometri trigonometri
trigonometri
 
Biografi Johann Carl Friedrich Gauss (Bahasa)
Biografi Johann Carl Friedrich Gauss (Bahasa)Biografi Johann Carl Friedrich Gauss (Bahasa)
Biografi Johann Carl Friedrich Gauss (Bahasa)
 

Similar to Hisab waktu shalat

Sistem koordinat benda langit.pptx
Sistem koordinat benda langit.pptxSistem koordinat benda langit.pptx
Sistem koordinat benda langit.pptxssuser9a63291
 
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptxEPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptxIsna83
 
Mtk Trigonometri
Mtk TrigonometriMtk Trigonometri
Mtk Trigonometri555
 
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langiteli priyatna laidan
 
koordinat CIS, transformasikan ke CTS.
koordinat CIS, transformasikan ke  CTS.koordinat CIS, transformasikan ke  CTS.
koordinat CIS, transformasikan ke CTS.masykurgeospasia
 
Trigonometri X-IPA
Trigonometri X-IPATrigonometri X-IPA
Trigonometri X-IPAthisismexipa
 
konsep waktu itb.pdf
konsep waktu itb.pdfkonsep waktu itb.pdf
konsep waktu itb.pdfcyndimaulina
 
Ilmu pelayaran datar
Ilmu pelayaran datarIlmu pelayaran datar
Ilmu pelayaran datarAika Hartini
 
Dasar radiasi matahari
Dasar radiasi matahariDasar radiasi matahari
Dasar radiasi matahariDedep Tohpati
 

Similar to Hisab waktu shalat (10)

Sistem koordinat benda langit.pptx
Sistem koordinat benda langit.pptxSistem koordinat benda langit.pptx
Sistem koordinat benda langit.pptx
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptxEPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
EPHEMERIS HISAB RUKYAT.pptx
 
Mtk Trigonometri
Mtk TrigonometriMtk Trigonometri
Mtk Trigonometri
 
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
 
koordinat CIS, transformasikan ke CTS.
koordinat CIS, transformasikan ke  CTS.koordinat CIS, transformasikan ke  CTS.
koordinat CIS, transformasikan ke CTS.
 
Trigonometri X-IPA
Trigonometri X-IPATrigonometri X-IPA
Trigonometri X-IPA
 
konsep waktu itb.pdf
konsep waktu itb.pdfkonsep waktu itb.pdf
konsep waktu itb.pdf
 
Ilmu pelayaran datar
Ilmu pelayaran datarIlmu pelayaran datar
Ilmu pelayaran datar
 
Dasar radiasi matahari
Dasar radiasi matahariDasar radiasi matahari
Dasar radiasi matahari
 

Recently uploaded

Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfsrengseng1c
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxWahyudinHioda
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDAprihatiningrum Hidayati
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxArdianAlaziz
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 

Recently uploaded (13)

Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
 
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptxBUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT ORANG ARAB.pptx
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SDKISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
KISAH NABI MUSA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK SD
 
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptxPendidikan agama islam syirik modern.pptx
Pendidikan agama islam syirik modern.pptx
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 

Hisab waktu shalat

  • 1. HISAB AWAL WAKTU SALAT Awal Waktu Salat  Rumus Hisab Zuhur  (WKM dalam WIB + Jam SD) + WI Ashar-Magrib-Isyak  (WKM dalam WIB + Jam t) + WI Subuh  (WKM dalam WIB − Jam t) + WI WI (Waktu Ikhtiyati) ialah waktu yang ditambahkan supaya awal waktu salat hasil hisab yang mengacu pada titik tertentu (lokasi pengamat/observer) di permukaan Bumi dapat diberlakukan untuk wilayah yang lebih luas, misalnya satu wilayah kabupaten/kota. Untuk wilayah seluas kabupaten/kota, harga WI dibakukan sebesar 1 − 2 menit dengan ketentuan bahwa angka WI yang ditambahkan itu sekaligus berfungsi sebagai pembulat angka detik ke dalam angka menit (angka detik hilang).
  • 2.
  • 3. 1. Awal Waktu Zuhur Ditandai oleh peristiwa tergelincirnya Matahari (zawal) Dikatakan TERGELINCIR atau ZAWAL manakala, dari kedudukannya pada saat Kulminasi, Matahari telah bergeser sebesar semi diameter (SD) nya sehingga tepi-timur piringannya berhimpit dengan Meridian. Kulminasi Zawal Meridian Surabaya
  • 4. Contoh Hisab Awal Zuhur dalam WIB Untuk Surabaya 2 September 2006  = -7º 15’  = 112º 45’ T e (05 GMT) = 0j 0m 11d SD (05 GMT) = 0º 15’ 51.06” KWD = ( WIB −  Surabaya) /15  (105º − 112º 45’) /15 = −00:31 Awal Zuhur = (WKM dalam WIB + Jam SD) + WI  WKM-WIB = 12-e+KWD  12 − 00:00:11 + −00:31 = 11:28:49 0º 15’ 51.06” : 15 + Jam SD = SD/15  = 00:01:3.44 Zuhur Lokal Observer ----------------------------------- = 11:29:52.44 WI 1-2 menit ----------------------------------- = 00:01:7.56 Awal Zuhur Surabaya ----------------------------------- = 11:31 WIB +
  • 5. 2. Awal Waktu Ashar Dintandai oleh bayang-bayang benda pada saat kulminasi TELAH BERTAMBAH DENGAN SEPANJANG BENDANYA. Jika ketika kulminasi tongkat 60 cm berbayang-bayang 20 cm, maka Awal Ashar tiba ketika yang 20 cm itu telah menjadi 80 cm. Meridian Surabaya Ketinggian (h) Matahari pada keadaan seperti ini dihisab dengan rumus  Cotan h-a = tan zm + 1, di mana zm = | − |
  • 6. Di Awal Ashar, L. Deklinasi Matahari membuat sudut dengan L. Meridian yang dinamakan Sudut Waktu (t) Ashar Meridian Zuhur Nilai t Ashar dibagi 15 sama dengan Jam t, yakni waktu yang membentang antara WKM dan Awal Ashar WKM + Jam t Ashar = Awal Waktu Ashar Nilai t  Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
  • 7. Contoh Hisab Awal Ashar dalam WIB Untuk Surabaya 2 September 2006  = -7º 15’  = 112º 45’ T  (08 GMT) = 7º 55’ 25” h Ashar = Hisab h Ashar  zm = | − |  |-7º 15’ − 7º 55’ 25”| = 15º 10’ 25” Cotan h-a = tan zm + 1  tan 15º 10’ 25” + 1 = 1.271199477 X-1 = Shift tan ANS = Shift º’”  38º 11’ 26.39” Konv Cotan ke Derajat 38º 11’ 26.39” Hisab t Ashar   Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos  Cos t = −tan -7º 15’ x tan 7º 55’ 25” + sin 38º 11’ 26.39” : cos -7º 15’ : cos 7º 55’ 25” = 0.646977303 t  Konv Cos ke Derajat Shift cos ANS = Shift º’”  49º 41’ 9.28” Hisab Awal Ashar   (WKM dalam WIB + Jam t) + WI WKM-WIB (Lihat Zuhur) ----------------------------------- = 11:28:49 Jam t = t/15  49º 41’ 9.28” : 15 = 03:18:44.62 Ashar Lokal Observer ----------------------------------- = 14:47:33.62 WI 1-2 menit ----------------------------------- = 00:01:26.38 Ashar Kota Surabaya ----------------------------------- = 14:49 WIB + +
  • 8. 3. Awal Waktu Magrib Dintandai oleh peristiwa terbenam (ghurub) Matahari. Matahari dikatakan TERBENAM jika tepi-atas piringannya berhimpit dengan Ufuk Mar’i (titik pusatnya berjarak sebesar SD dari Ufuk Mar’i). Nilai rata-rata SD Matahari adalah 0º 16’. Fenomena REFRAKSI membuat Matahari tampak lebih tinggi dari posisi sebenarnya. Refraksi benda langit di Ufuk adalah 0º 34.5’. Ketika tampak terbenam, titik pusat Matahari berjarak sebesar SD + Refr dari Ufuk Mar’i Tempat dengan ketinggian >0 meter di atas permukaan laut mengalami penurunan atau Kerendahan Ufuk Mar’i (D’) sebesar (1.76 x meter) : 60. Jadi, h Matahari Awal Magrib adalah  0º − SD − Refr − D’.
  • 9. Ketika Matahari dalam posisi h Magrib, L. Deklinasi Matahari dan L. Meridian membentuk Sudut Waktu (t) Magrib. Meridian Zuhur Nilai t Magrib dibagi 15 sama dengan Jam t, yakni waktu yang membentang antara WKM dan Awal Magrib WKM + Jam t Magrib = Awal Waktu Magrib Nilai t  Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
  • 10. Contoh Hisab Awal Magrib dalam WIB Untuk Surabaya 30 meter 2 September 2006  = -7º 15’  = 112º 45’ T  (11 GMT) = 7º 52’ 41” h Magrib = −1º 0’ 8.4” Hisab h Magrib  SD Matahari = 0º 16’ Refraksi = 0º 34,5’ D’  (1.76 x 30) : 60 = 0º 9’ 38.4” h = 0º − SD − Refr − D’  0º− 0º16’−0º 34,5’−0º 9’ 38.4” = −1º 0’ 8.4” Hisab t Magrib   Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos  Cos t = −tan -7º 15’ x tan 7º 52’ 41” + sin −1º 0’ 8.4” : cos -7º 15” : cos 7º 52’ 41” = 1990975028−04 t  Konv Cos ke Derajat Shift cos ANS = Shift º’”  90º 0’ 41.07” Hisab Awal Magrib   (WKM dalam WIB + Jam t) + WI WKM-WIB (Lihat Zuhur) ----------------------------------- = 11:28:49 Jam t = t/15  90º 0’ 41.07” : 15 = 06:00:02.74 Magrib Lokal Observer ----------------------------------- = 17:28:51.74 WI 1-2 menit ----------------------------------- = 00:01:08.26 Magrib Kota Surabaya ----------------------------------- = 17:30 WIB + +
  • 11. 4. Awal Waktu Isyak Dintandai oleh peristiwa hilangnya mega (syafaq) merah dari latar langit ufuk barat paska terbenam Matahari. Astronomi umum membagi masa setelah terbenam Matahari menjadi tiga bagian: Civil Twilight sampai h Matahari −6. Benda2 di ruang terbuka masih tampak batas bentuknya dan bintang paling terang dapat dilihat. Astronomical Twilight sampai Matahari −18. Nautical Twilight sampai h Matahari −12. Garis Ufuk di laut hampir tidak kelihatan dan semua bintang terang dapat dilihat. Di akhir Astro-Twilight, mega merah lenyap dan waktu Isyak masuk. Jadi, nilai h Matahari Awal Isyak adalah  0º − 18º − D’.
  • 12. Ketika Matahari dalam posisi h Isyak, L. Deklinasi Matahari dan L. Meridian membentuk Sudut Waktu (t) Isyak. Meridian Zuhur Nilai t Isyak dibagi 15 sama dengan Jam t, yakni waktu yang membentang antara WKM dan Awal Isyak WKM + Jam t Isyak = Awal Waktu Isyak Nilai t  Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
  • 13. Contoh Hisab Awal Isyak dalam WIB Untuk Surabaya 30 meter 2 September 2006  = -7º 15’  = 112º 45’ T  (12 GMT) = 7º 51’ 46” h Isyak = −18º 9’ 38.4” Hisab h Isyak  D’  (1.76 x 30) : 60 = 0º 9’ 38.4” h = 0º − 18º − D’  0º − 18º − 0º 9’ 38.4” = −18º 9’ 38.4” Hisab t Isyak   Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos  Cos t = −tan -7º 15’ x tan 7º 51’ 46” + sin −18º 9’ 38.4” : cos -7º 15” : cos 7º 51’ 46” = -0.299608158 t  Konv Cos ke Derajat Shift cos ANS = Shift º’”  107º 26’ 2.65” Hisab Awal Isyak   (WKM dalam WIB + Jam t) + WI WKM-WIB (Lihat Zuhur) ----------------------------------- = 11:28:49 Jam t = t/15  107º 26’ 2.65” : 15 = 07:09:44.18 Isyak Lokal Observer ----------------------------------- = 18:38:33.18 WI 1-2 menit (+) ----------------------------------- = 00:01:26.82 Isyak Kota Surabaya ----------------------------------- = 18:40 WIB + +
  • 14. 5. Awal Waktu Subuh Ditandai oleh peristiwa terbitnya FAJAR SHADIQ (BENANG PUTIH yang memanjang horizontal) di ufuk timur. وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَىتَّ ي تََبَ ىيََّ لَكُمُ ا خ لَْخيطُ الأبخ يَضُ مِنَ الَْْيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الْفَ جْرِ Makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar (al-Baqarah: 187). اَلْفَجْرُ فَجْرَانِ فَأَىما الْفَجْرُ الىذِي يَكُ ونُ كَذَنَبِ ال سرْحَانِ فَل يُُِ ل ال ى صلَة وَل يَُُ رِمُ الطىعَامَ وَأَىما الَّذِي يَ خ ذهَبُ مُ خ ستَطِخيل ا فِ اخلأُفُقِ فَإِنىه يُُِ ل ال ى ص لَة وَيَُُ رِمُ الطىعَامَ )رواه الحاكم والبيهقي عن جابر( Fajar itu ada dua. Fajar yang seperti ekor serigala tidak menghalalkan salat dan tidak mengharamkan makan. Adapun fajar yang memanjang di ufuk itulah yang menghalalkan salat dan mengharamkan makan. Di akhir malam semburan cahaya Matahari menimpa atmosfir ketika posisinya −20º hingga terbentuk citra Benang Putih yang memanjang horizontal di ufuk dan berbatas Benang Hitam (garis ufuk yang gelap). Jadi, nilai h Matahari Awal Subuh adalah  0º − 20º − D’.
  • 15. (Zodiacal Light) Hamburan cahaya matahari oleh debu antar planet yang tersebar di bidang Ekliptika. FAJAR KAZIB tegak vertikal seperti ekor serigala.
  • 16. Hamburan cahaya matahari oleh atmosfer Ufuk Timur. h Matahari -12º h Matahari -17º FAJAR SADIQ memanjang horizontal di Ufuk dekat Matahari akan terbit. Lokasi Foto: Kawasan Pedesaan di Surakarta h Matahari -18º
  • 17. Ketika Matahari dalam posisi h Subuh, L. Deklinasi Matahari dan L. Meridian membentuk Sudut Waktu (t) Subuh. Meridian Zuhur Nilai t Subuh dibagi 15 sama dengan Jam t, yakni waktu yang membentang antara WKM dan Awal Subuh WKM − Jam t Subuh = Awal Waktu Subuh Nilai t  Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos 
  • 18. Contoh Hisab Awal Subuh dalam WIB Untuk Surabaya 30 meter 2 September 2006  = -7º 15’  = 112º 45’ T  21 GMT, 1 Sept = 8º 5’ 26” h Subuh = −20º 9’ 38.4” Hisab h Subuh  D’  (1.76 x 30) : 60 = 0º 9’ 38.4” h = 0º − 20º − D’  0º − 20º − 0º 9’ 38.4” = −20º 9’ 38.4” Hisab t Subuh   Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos  Cos t = −tan -7º 15’ x tan 8º 5’ 26” + sin −20º 9’ 38.4” : cos -7º 15” : cos 8º 5’ 26” = -0.332840241 t  Konv Cos ke Derajat Shift cos ANS = Shift º’”  109º 26’ 28.5” Hisab Awal Subuh   (WKM dalam WIB − Jam t) + WI WKM-WIB (Lihat Zuhur) ----------------------------------- = 11:28:49 Jam t = t/15  109º 26’ 28.5” : 15 = 07:17:45.9 Subuh Lokal Observer ----------------------------------- = 04:11:3.1 WI 1-2 menit ----------------------------------- = 00:01:56.9 Subuh Kota Surabaya ----------------------------------- = 04:13 WIB − +
  • 19. Meridian Zuhur Nilai t  Cos t = −tan  x tan  + sin h / cos  / cos 