1. UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
SELAMAT DATANG
SELAMAT DATANG
DI KELAS ILMU FALAK FAKULTAS SYARIAH
2. Sebelum manusia
menemukan
hisab/perhitungan
falak/astronomi, pada zaman
Rasulullah waktu shalat
ditentukan berdasarkan
observasi terhadap gejala
alam dengan melihat
langsung matahari. Lalu
berkembang dengan
dibuatnya Jam Surya atau Jam
Matahari serta Jam Istiwa
atau sering disebut Tongkat
Istiwa dengan kaidah
bayangan matahari.
http://rukyatulhilal.org/waktu-shalat/index.html
3.
4. Waktu Subuh
Waktunya diawali saat Fajar Shiddiq sampai matahari terbit (syuruk). Fajar
Shiddiq ialah terlihatnya cahaya putih yang melintang mengikut garis lintang
ufuk di sebelah Timur akibat pantulan cahaya matahari oleh
atmosfer. Menjelang pagi hari, fajar ditandai dengan adanya cahaya samar yang
menjulang tinggi (vertikal) di horizon Timur yang disebut Fajar Kidzib atau
Fajar Semu yang terjadi akibat pantulan cahaya matahari oleh debu partikel
antar planet yang terletak antara Bumi dan Matahari. Setelah cahaya ini muncul
beberapa menit kemudian cahaya ini hilang dan langit gelap kembali. Saat
berikutnya barulah muncul cahaya menyebar di cakrawala secara horizontal, dan
inilah dinamakan Fajar Shiddiq. Secara astronomis Subuh dimulai saat
kedudukan matahari (s°) sebesar 18° di bawah horizon Timur atau disebut
dengan "astronomical twilight" sampai sebelum piringan atas matahari
menyentuh horizon yang terlihat (ufuk Hakiki / visible horizon). Di Indonesia
khususnya Departemen Agama menganut kriteria sudut s=20° dengan alasan
kepekaan mata manusia lebih tinggi saat pagi hari karena perubahan terjadi dari
gelap ke terang.
5. Waktu Zuhur
Disebut juga waktu Istiwa (zawaal) terjadi ketika matahari berada
di titik tertinggi. Istiwa juga dikenal dengan sebutan Tengah Hari
(midday/noon). Pada saat Istiwa, mengerjakan ibadah shalat (baik
wajib maupun sunnah) adalah haram. Waktu Zuhur tiba sesaat
setelah Istiwa, yakni ketika matahari telah condong ke arah Barat.
Waktu tengah hari dapat dilihat pada almanak astronomi atau
dihitung dengan menggunakan algoritma tertentu. Secara
astronomis, waktu Zuhur dimulai ketika tepi piringan matahari
telah keluar dari garis zenith, yakni garis yang menghubungkan
antara pengamat dengan pusat letak matahari ketika berada di titik
tertinggi (Istiwa). Secara teoretis, antara Istiwa dengan masuknya
Zuhur ( z° ) membutuhkan waktu 2 menit, dan untuk faktor
keamanan biasanya pada jadwal shalat waktu Zuhur adalah 4 menit
setelah Istiwa terjadi atau z=1°
6. Waktu Ashar
Menurut Mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hambali, waktu Ashar
diawali jika panjang bayang-bayang benda melebihi panjang
benda itu sendiri. Sementara Madzab Imam Hanafi mendefinisikan
waktu Ashar jika panjang bayang-bayang benda dua kali melebihi
panjang benda itu sendiri. Waktu Ashar dapat dihitung dengan
algoritma tertentu yang menggunakan trigonometri tiga dimensi.
Secara astronomis ketinggian matahari saat awal waktu Ashar
dapat bervariasi tergantung posisi gerak tahunan matahari/gerak
musim. Di Indonesia khususnya Departemen Agama menganut
kriteria waktu Ashar adalah saat panjang bayangan = panjang
benda + panjang bayangan saat istiwa. Dengan demikian besarnya
sudut tinggi matahari waktu Ashar ( a° ) bervariasi dari hari ke
hari.
7. Waktu Maghrib
Diawali saat matahari terbenam di ufuk sampai
hilangnya cahaya merah di langit Barat. Secara
astronomis waktu maghrib dimulai saat seluruh
piringan matahari masuk ke horizon yang terlihat
(ufuk Mar'i / visible horizon) sampai waktu Isya
yaitu saat kedudukan matahari sebesar i° di
bawah horizon Barat. Di Indonesia khususnya
Departemen Agama menganut kriteria sudut
i=18° di bawah horison Barat.
8. Waktu ‘Isya
Diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq)
di langit Barat, hingga terbitnya Fajar Shiddiq di
Langit Timur. Secara astronomis, waktu
Isya merupakan kebalikan dari waktu Subuh
yaitu dimulai saat kedudukan matahari sebesar i°
di bawah horizon Barat sampai sebelum posisi
matahari sebesar s° di bawah horizon Timur.
9. Waktu Imsak
adalah awal waktu berpuasa. Diawali 10 menit
sebelum Waktu Subuh dan berakhir saat Waktu
Subuh. Ijtihad 10 menit adalah perkiraan waktu
saat Rasulullah membaca Al Qur'an sebanyak 50
ayat waktu itu.
10. Shalat Dhuha
Dilakukan ketika waktu matahari baru naik
(mengikut pandangan beberapa ulama, pada
ketinggian segalah atau tujuh hasta) atau sekitar
3,5° ketinggian Matahari.
12. Waktu Ihtiyath
Demi menjaga "keamanan" terhadap jadwal
waktu shalat yang biasanya diberlakukan untuk
suatu kawasan tertentu, maka dalam hal ini setiap
awal waktu shalat menggunakan kaidah "ihtiyati"
yaitu menambahkan atau mengurangi beberapa
menit dari waktu yang sebenarnya. Besarnya
ihtiyati ini biasanya ditambahkan 2 menit di awal
waktu shalat dan dikurangkan 2 menit sebelum
akhir waktu shalat.
13. DATA DAN RUMUS
YANG DIGUNAKAN
DATA YANG HARUS DIKETAHUI
1. Lintang Tempat ()
2. Bujur Tempat ()
3. Deklinasi Matahari (o)
4. Equation of Time/Perata Waktu (eo)
5. Tinggi Matahari (ho)
6. Koreksi Waktu Daerah (Kwd) :
(dh - )/15
7. Ikhtiyat
14. Deklinasi Matahari
Deklinasi matahari/mail al syams/declination of the sun,
simbol δo (delta). jarak Matahari dari Equator. Nilai
deklinasi positip berarti Matahari berada di sebelah Utara
Equator, dengan tanda (+) dalam penulisanya tanda (+)
tidak perlu ditulis. Sebaliknya Nilai Deklinasi negatif
berarti Matahari berada di sebelah Selatan Equator,
dengan tanda (-). Data ini diperlukan dalam penentuan
bayang-bayang kiblat, waktu shalat, ijtima, ketinggian
hilal, gerhana dan sebagainya
15. LANJUTAN
Nilai deklinasi setiap hari terus berubah namun setiap
tahun relatif sama. Setiap tanggal 21 Maret deklinasi
bernilai 0o matahari persis di ekuator, kemudian dari hari
ke hari terus bergerak ke Utara sampai sekitar 21 Juni
deklinasi matahari mencapai nilai maksimum positif
sekitar 23o 27’. Kemudian setelah itu kembali bergerak
ke Selatan sampai sekitar tangal 23 September nilai
deklinasi kembali 0o. Selanjutnya matahari terus bergerak
ke Selatan sampai sekitar tanggal 22 Desember nilai
deklinasi mencapai maksimum negatif sekitar -23o 27’.
16. Equation of Time
Perata waktu matahari, ta’dil al zaman, ta’dil al
waqt, ta’dil al waqt li al syams, equation of time
the sun, simbol eo. Selisih antara waktu kulminasi
matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari
rata-rata. Data ini biasanya dinyatakan dengan
huruf "e" kecil dan diperlukan dalam menghisab
bayang-bayang kiblat, waktu shalat dan awal
bulan
17. Tinggi matahari
Tinggi matahari, irtifa’al syams, hight of the sun,
simbol ho. Jarak busur sepanjang lingkaran
vertikal yang dihitung dari ufuk sampai matahari.
Tinggi matahari bertanda positip (+) apabila
posisi matahari berada di atas ufuk. Sebaliknya
bertanda negatip (-) apabila posisi matahari
berada di bawah ufuk.
18. Sudut waktu matahari
Sudut waktu matahari, fadhl al dair li al syams,
hour angle of the sun, simbol to. Sudut matahari
pada kutub langit selatan atau utara yang diapit
oleh garis meridian dan lingkaran deklinasi yang
melewati matahari. Atau dengan istilah lain
adalah busur sepanjang lingkaran harian matahari
yang dihitung dari titik kulminasi atas sampai
dimana tempat posisi matahari.
19. KWD
Waktu daerah atau disebut dengan koreksi waktu
daerah yang disingkat dengan KWD adalah
pembagian waktu yang ditetapkan dan
diberlakukan berdasarkan satu kesatuan wilayah
waktu tertentu yang berpedoman pada bujur
tempat
Rumus : Kwd = (dh - )/15
20. Berdasarkan keputusan presiden nomor 41 tahun
1987 tanggal 26 november 1987 indonesia dibagi
tiga wilayah waktu :
• Waktu Indonesia Barat (WIB) yang berpedoman
pada bujur 105o BT (GMT + 7 jam).
• Waktu Indonesia Tengah (WITA) yang berpedoman
pada bujur 120o BT (GMT + 8 jam).
• Waktu Indonesia Timus (WIT) yang berpedoman
pada bujur 135o BT (GMT + 9 jam)
21. DATA DAN RUMUS YANG DIGUNAKAN
1. Rumus sudut waktu matahari
Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos
2. Rumus awal waktu
(12 – e) + (t/15) + Kwd + i
3. Rumus tinggi matahari (ho)
Ashar : Cotan h = tan [ – ] + 1
Maghrib : - 1o
Isya : - 18o
Imsak : - 22o 30’
Subuh : - 20 / 18
Terbit/Thulu’ : -1o
Dhuha : 4o 30’ / 3o 30’
4. Rumus koreksi waktu daerah : Kwd = (dh - )/15
Contoh KWD UIN Malang = (105o - 112o 36’)/15
22. RUMUS AWAL WAKTU SHALAT
1. Dhuhur = (12 – e) + Kwd + i
2. Ashar = (12 – e) + (t/15) + Kwd + i
3. Maghrib, Isya’ =(12–e) +(t/15) + Kwd + i
4. Imsak = (12 – e) – (t/15) + Kwd + i
4. Subuh = (12 – e) – (t/15) + Kwd + i
5. Terbit = (12 – e) – (t/15)+ Kwd - i
6. Dhuha = (12 – e) – (t/15)+ Kwd + i
23. PROSEDUR DALAM PERHITUNGAN
1. Tempat dan Tanggal yg akan dihitung
awal waktunya
2. Data lintang dan bujur tempat (, )
3. Data matahari dan perata waktu (o, eo)
4. Data tinggi matahari (ho)
5. Data koreksi waktu daerah (Kwd)
6. Rumus yang digunakan
24. DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang (): - 7° 57' LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d
Rumus yang Digunakan :
Awal waktu Dzuhur : 12 - e + KWD + i
Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu
Shalat Dzuhur di UIN Malang pada Tanggal 20
April 2022 ?
25. Awal Waktu Shalat Dzuhur di UIN
Malang pada Tanggal 20 April 2022?
Prosedur perhitungan dan hasilnya :
(12-e) + (KWD) + i
(12- 0j 01m 07d) + ((105- 112° 36‘)/15) + 0j 02m
Awal Dzuhur : 11 : 30 : 29 WIB.
26. Hitunglah Awal Waktu Shalat Ashar
Tanggal 20 April 2022 di UIN Malang?
DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Deklinasi matahari (o) : 11 37' 11"
Eq. of time (eo ) : 0j 01m 07d
Rumus yang Digunakan
Cotan h = tan ( - ) + 1
Cos t = - Tan tan + sin h / cos / cos
Awal waktu Ashar : (12 - e) + (t/15) + kwd + i
27. Rumus yang Digunakan
1. Mencari tinggi matahari
Cotan h = tan ( - ) + 1
Cotan h =sift tan (1/(tan (Abs [-7 57' - 11 37' 11“]) + 1))
ho = 36o 25‘ 3.82“
Jika positif dan kalkulator tidak ada fungsi Abs maka
( - ) harus dihitung dulu dan nilai negatifnya harus
diabaikan
2. Mencari sudut waktu matahari
Cos t = - Tan tan + sin h / cos / cos
Shift Cos (-tan (-7 57‘) x tan(11 37' 11“) + sin(36o 25‘ 3.82“)
/cos (-7 57‘)/cos(11 37' 11")
t= 52° 16’ 4,33"
28. Awal Waktu Shalat Ashar di UIN Malang pada
Tanggal 20 April 2022?
Hasil hitungan
(12-e) + (t/15) + (KWD) + I
(12- 0j 01m 07d) + (52° 16’ 4,33"/15) + ((105° -112°
36’)/15) + 0j 02m
Awal Ashar :14 : 59: 33 WIB.
29. Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Shalat
Maghrib di UIN Malang Tanggal 20 April 2022?
DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Deklinasi matahari (o) : 11 37' 11"
Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d
Rumus yang Digunakan
Sudut waktu matahari :
Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos
Awal waktu Maghrib : (12 – e) + (t/15) + kwd + i
h° = - 1°
30. Prosedur Perhitungan dan Hasilnya :
Mencari sudut waktu matahari
Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos
Shift Cos (-tan (-7 57‘) x tan (11 37' 11“) + sin (-1) / cos (-7
57' / cos 11 37' 11")
t = 91 1‘’50,99“
31. Awal Waktu Shalat Maghrib di UIN
Malang pada Tanggal 20 April 2022?
Hasil hitungan
(12-e) + (t/15) + (KWD) + I
(12- 0j 01m 07d) + (91 1‘’50,99“/15) + ((105° -112°
36’)/15) + 0j 02m
Awal Maghrib : 17 : 34 : 36 WIB
32. Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Shalat
Isya’ di UIN Malang Tanggal 20 April 2022?
DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Deklinasi matahari (o) : 11° 37' 11"
Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d
Rumus Sudut Waktu
Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos
h = - 18°
33. Prosedur Perhitungan dan Hasilnya :
Rumus Sudut Waktu
Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos
h = -18°
Shift Cos (-tan(-7 57‘) x tan(11° 37' 11“) + sin(-18) /
cos(-7 57'/cos(11° 37' 11")
= 108 34’ 29,6“
34. Awal Waktu Shalat Isya’ di UIN Malang
pada Tanggal 20 April 2022?
Hasil Hitungan
(12-e) + (t/15) + (KWD) + I
(12- 0j 01m 07d) + (108 34’ 29,6“ /15 ) + ((105° -112°
36’)/15) + 0j 02m
Awal Isya' : 18 : 45 WIB
35. Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Shalat
Subuh di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022?
DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Deklinasi matahari (o) : 11° 37' 11"
Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d
RUMUS SUDUT WAKTU
Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos
h° = - 20°
36. Prosedur Perhitungan dan Hasilnya :
Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos
h° = - 20°
Shift Cos (-tan(-7° 57‘) x tan(11° 37' 11“) + sin(-20°) /
cos(-7° 57‘)/ cos(-11° 37' 11")
t = 110° 38’ 39,33"
37. Awal Waktu Shalat Subuh di UIN Malang pada
Tanggal 20 April 2022?
Hasil Hitungan :
(12 - e) - (t/15) + kwd + i
(12- 0j 01m 07d) - (110° 38’ 39,33“/15) + ((105° -112°
36’)/15) + 0j 02m
Awal Subuh : 04 : 7: 54 WIB
38. Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu
Syuruq/Thulu’ di UIN Malang Tanggal 20 April 2022?
DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Deklinasi matahari (o) : 11 37' 11"
Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d
Rumus Sudut waktu
Sudut waktu matahari :
Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos
h° = - 1°
39. Prosedur Perhitungan dan Hasilnya :
Mencari sudut waktu matahari
Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos
Shift Cos (-tan (-7 57‘) x tan (11 37' 11“) + sin (-1) / cos (-7
57' / cos 11 37' 11")
t = 91 1‘’50,99“
40. Awal Waktu Syuruq di UIN Malang pada
Tanggal 20 April 2022?
Hasil hitungan
(12-e) - (t/15) + (KWD) - I
(12- 0j 01m 07d) - (91 1‘’50,99“/15) + ((105° -112°
36’)/15) - 0j 02m
Waktu Syuruq = 05 : 26 : 21,6 WIB
41. Contoh Perhitungan Hitunglah Awal Waktu Shalat
Dluha di UIN Malang pada Tanggal 20 April 2022?
DATA DIKETAHUI
Lintang tempat UIN Malang ( ): -7° 57'LS.
Bujur tempat UIN Malang (): 112° 36' BT.
Deklinasi matahari (o) : 11° 37' 11"
Eq. of time (eo) : 0j 01m 07d
RUMUS SUDUT WAKTU
Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos
h° = 3° 30’
42. Prosedur Perhitungan dan Hasilnya :
Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos
h° = 3° 30’
Shift Cos (-tan(-7° 57‘) x tan(11° 37' 11“) + sin(3°30’) /
cos(-7° 57‘)/ cos(-11° 37' 11")
t = 86° 23’ 31.03"
43. Awal Waktu Shalat Subuh di UIN Malang pada
Tanggal 20 April 2022?
Hasil Hitungan :
(12 - e) - (t/15) + kwd + i
(12- 0j 01m 07d) - (86° 23’ 31.03"/15) + ((105° -112°
36’)/15) + 0j 02m
Awal Subuh : 05 : 44: 54 WIB