SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
MAKALAH
KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
Teknik Elektro dengan dosen pengampu Prof. Dr. H. Mukhidin, S.T.,
M.Pd.
Disusun oleh kelompok 6:
Fahmi Jabbar NIM 1801389
Gaia Tri Meilawati NIM 1805336
Ibrohim NIM 1806068
Mukhammad Fajrin F. NIM 1806473
Sultan Kevini Tanjilal NIM 1804656
Taufik Ramdhani NIM 1800387
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO - A
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
i
Kata Pengantar
Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, karena dengan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga
kami bisa menyelesaikam makalah mengenai komponen pasif ini .
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Teknik
Elektro di program studi Pendidikan Teknik Elektro pada Universitas Pendidikan Indonesia.
Kami berharap makalah semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih banyak sekali
kekurangan yang terdapat di makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini selanjutnya, kami buka tangan
selebar-lebarnya untuk spresiasi tersebut dengan hati yang terbuka dan ucapan terimakasih.
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................................................i
Daftar Isi ...................................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................................1
BAB II: PEMBAHASAN .........................................................................................................2
A. Pengertian dan Karakteristik Komponen Pasif...............................................................2
1. Resistor (R) .................................................................................................................2
2. Induktor .......................................................................................................................3
3. Kapasitor .....................................................................................................................3
B. Jenis – Jenis Komponen Pasif.........................................................................................4
1. Jenis-jenis Resistor......................................................................................................4
2. Jenis-jenis Induktor .....................................................................................................7
3. Jenis – Jenis Kapasitor ................................................................................................7
C. Pembacaan Kode Nilai Komponen Pasif......................................................................10
1. Resistor......................................................................................................................10
2. Induktor .....................................................................................................................12
3. Kapasitor ...................................................................................................................13
D. Rangkaian Komponen Pasif dan Perhitunganya...........................................................15
1. Resistor......................................................................................................................15
2. Induktor .....................................................................................................................17
3. Kapasitor ...................................................................................................................19
4. Rangkaian RLC seri ..................................................................................................21
5. Rangkaian RLC paralel.............................................................................................22
E. Aplikasi Komponen Pasif Dalam Berbagai Alat Elektronika.......................................24
1. Pengantar penguat operasi.........................................................................................24
2. Piranti Filter...............................................................................................................25
BAB III: PENUTUP ...............................................................................................................26
A. Kesimpulan ...................................................................................................................26
Daftar Pustaka..........................................................................................................................27
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mungkin anda tidak asing dengan kata yang satu ini “Electronic”. Elektronika
merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan
cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti
komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu
yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara
bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro,
teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi.
Memperlajari elektronika memiliki banyak manfaat, karena dizaman yang serba
menggunakan internet ini (industri 4.0) pasti tak akan terlepas dari barang-barang
elektronik dan setiap barang elektronik ini pasti didalamnya terdiri dari komponen-
komponen elektronika. Oleh karena itu untuk bisa mempelajarinya kita terlebih dahulu
harus memahami komponen elektronika tersebut.
Komponen elektronika ini terdrir dari komponen pasif dan komponen aktif.
Komponen pasif adalah komponen yang tidak membutuhkan arus listrik untuk bekerja,
sedangkan komponen aktif adalah komponen yang membutuhkan arus listrik untuk
bekerja. Contohnya komponen pasif: ressitor, induktor, dan kapasitor. Sedangkan
contohnya komponen aktif: Transistor, dioda, IC, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu komponen pasif?
2. Bagaimana jenis dan karakteristik komponen pasif?
3. Bagaimana Cara mengetahui nilai pada komponen pasif?
4. Bagaimana cara menghitung rangkaian pada komponenpasif?
5. Apa penerapan komponenpasif dalam alat elekronika sehari-hari?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dan karakteristik komponen pasif;
2. Memahami jenis – jenis komponen pasif;
3. Dapat membaca kode nilai pada komponen pasif
4. Memahami rangkaian komponen pasif dan perhitunganya;
5. Mengetahui penerapan (aplikasi) komponen pasif dalam alat elektronika.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Komponen Pasif
Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang tidak memerlukan sumber
arus listrik eksternal untuk pengoperasiannya. Komponen pasif terdiri 3 jenis, yaitu :
1. Resistor (R)
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi
jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Resistor secara umum
dilambangkan sebagai berikut:
Gambar: Simbol Resistor.
Karakteristik berbagai macam resistor dipengaruhi oleh bahan yang digunakan.
Resistansi resistor komposisi tidak stabil disebabkan pengaruh suhu, jika suhu
naik maka resistansi turun. Kurang sesuai apabila digunakan dalam rangkaian
elektronika tegangan tinggi dan arus besar. Resistansi sebuah resistor komposisi
berbeda antara kenyataan dari resistansi nominalnya. Jika perbedaan nilai sampai
10 % tentu kurang baik pada rangkaian yang memerlukan ketepatan tinggi.
Resistor variabel resistansinya berubah-ubah sesuai dengan perubahan dari
pengaturannya. Resistor variabel dengan pengatur mekanik, pengaturan oleh
cahaya, pengaturan oleh temperature suhu atau pengaturan lainnya. Jika
perubahan nilai, resistansi potensiometer sebanding dengan kedudukan kontak
gesernya maka potensiometer semacam ini disebut potensiometer linier. Tetapi
jika perubahan nilai resistansinya tidak sebanding dengan kedudukan kontak
gesernya disebut potensio logaritmis.
Secara teori sebuah resistor dinyatakan memiliki resistansi murni akan tetapi pada
prakteknya sebuah resistor mempunyai sifat tambahan yaitu sifat induktif dan
kapasitif. Pada dasarnya bernilai rendah resistor cenderung mempunyai sifat
induktif dan resistor bernilai tinggi resistor tersebut mempunyai sifat tambahan
kapasitif. Suhu memiliki pengaruh yang cukup berarti terhadap suatu hambatan.
Didalam penghantar ada electron bebas yang jumlahnya sangat besar sekali, dan
sembarang energi panas yang dikenakan padanya akan memiliki dampak yang
sedikit pada jumlah total pembawa bebas. Kenyataannya energi panas hanya akan
meningkatkan intensitas gerakan acak dari partikel yang berada dalam bahan yang
membuatnya semakin sulit bagi aliran electron secara umum pada sembarang satu
arah yang ditentukan. Hasilnya adalah untuk penghantar yang bagus, peningkatan
suhu akan menghasilkan peningkatan harga tahanan. Akibatnya, penghantar
memiliki koefisien suhu positif.
3
2. Induktor
Induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan
berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Berikut beberapa inductor:
Gambar: Simbol Induktor.
Karakteristik dari induktor adalah komponen elektronika pasif (kebanyakan
berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk
menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry.
Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi
kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam
kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Fungsi utama dari induktor di
dalam suatu rangkaian adalah untuk melawan fluktuasi arus yang melewatinya.
3. Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan
melepaskan muatan listrik atau energy listrik Berikut merupakan beberapa simbol
kapasitor:
Gambar: Simbol Kapasitor.
Karakteristik Kapasitor yakni pada saat arus berubah arah electron-elektron harus
meningkatkan dielektrikum. Perubahan arah arus yang terjadi pada saat kapasitor
terhalangi oleh ringtangan yang disebut hysteresis kapasitif.
- Terhadap tegangan DC merupakan hambatan yang sangat besar
4
- Terhadap tengan AC mempunyai resistansi yang berubah-ubah sesuai denga
frekuensi kerja
- Terhadap tegangan AC akan menimbulkan pergeseran fasa, dimana arus 90º
mendahului tegangannya.
Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat
menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1
coulomb = 6.25 x 10^18 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat
bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan
tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan
rumus dapat ditulis:
Q = C . V
Ket :
C = Capasitansi
Q = Muatan
V = Tegangan
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas
area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan
konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis sebagai berikut :
C = (8.85 x 10^12) (k A/t)
Berdasarkan kegunaannya kondensator di bagi menjadi : Kondensator tetap (nilai
kapasitasnya tetap tidak dapat diubah). Kondensator elektrolit (Electrolit
Condenser = Elco). Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)
Selain kapasitansi, Tegangan kerja dan Suhu maksimum merupakan karakteristik
yang tertera pada setiap kapasitor.
B. Jenis – Jenis Komponen Pasif
1. Jenis-jenis Resistor
Pada umumnya Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah Fixed Resistor, Variable Resistor, Thermistor dan LDR.
a. Fixed Resistor
Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap.
Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode
warna ataupun kode Angka. Berikut beberapa bentuk Fixed Resistor (resistor
tetap):
1) Resistor karbon
Resistor ini terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur dengan
bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai
resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya semakin
rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya. Nilai Resistansi yang
sering ditemukan di pasaran untuk Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω
sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.
2) Resistor film karbon
5
Resistor Film Karbon ini terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan
Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya
tergantung pada proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan
karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya. Keuntungan Resistor
ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah
dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dengan
Resistor karbon.
Nilai Resistansi Resistor ini yang tersedia di pasaran biasanya berkisar
diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena
rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di
suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.
3) Resistor Film logam
Resistor film logam adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam
yang tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai
Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan spiral logam.
Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik
diantara jenis-jenis Resistor yang ada.
Gambar: Simbol dan bentuk Fixed Resistor.
b. Variabel resistor
Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah
dan diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi
menjadi Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.
1) Potensiometer
Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya
dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas
yang terdapat pada Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya
tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.
2) Rheostat
Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada
Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif
dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak
pada bagian atas Toroid.
3) Preset Resistor (Trimpot)
Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer
Potensiometer) adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti
Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki
6
Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti
Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.
Gambar: Simbol dan bentuk Variabel Resistor.
c. Thermistor (Thermal Resistor)
Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi
oleh suhu (Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal
Resistor”. Terdapat dua jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative
Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature
Coefficient).
Gambar: Simbol dan Bentuk Thermistor.
d. LDR (Light Dependent Resistor)
LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai
Resistansinya dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya.
Gambar: Simbol dan Bentuk LDR.
7
2. Jenis-jenis Induktor
a. Induktor inti udara
Induktor dengan inti udara bisa dikatakan sama sekali tidak memiliki inti.
Artinya ditengah lilitan kumparan ini hanyalah ruang kosong yang berisi
udara. Maka dari itulah jenis lilitan ini dinamakan induktor inti udara.
Biasanya induktor dengan inti udara memiliki kerapatan fluks yang tinggi
sehingga banyak dipakai pada rangkaian frekuensi radio dan televisi.
b. Induktor inti ferrit
Induktor inti ferit memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan
induktor dengan inti besi, yakni soal efisiensi yang lebih baik karena dapat
mengurangi kerugian histerisis yang biasa terjadi pada induktor. Selain itu
induktor inti ferit dapat bekerja dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi.
Kegunaan induktor inti ferit banyak terdapat pada rangkaian radio dan televisi
yang bekerja pada frekuensi tinggi. Selain itu induktor dengan inti ferit juga
banyak diaplikasikan pada berbagai catu daya swithing seperti power supply
komputer, charger laptop, dan lain sebagainya.
c. Induktor inti besi/logam
Jenis induktor inti besi banyak dipakai pada transformator yang bekerja pada
frekuensi rendah seperti trafo catu daya yang berhubungan dengan tegangan
AC yang memiliki frekuensi rendah. Bahan inti besi pada induktor ini bukan
dari bahan inti besi biasa, melainkan dari inti besi lunak. Selain itu induktor
dengan inti besi juga banyak terdapat pada transformator input atau input yang
berfungsi sebagai kopling loudspeaker yang banyak diterapkan pada amplifier
merk TOA.
d. Induktor variabel
Variable Inductor adalah jenis induktor yang besar kecilnya nilai induktansi
dapat diatur sesuai dengan keinginan. Biasanya induktor yang satu ini
menggunakan bahan ferit. Dan sering diterapkan pada rangkaian radio.
Gambar: Jenis dan Simbol induktor.
3. Jenis – Jenis Kapasitor
8
Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis
yaitu Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan
untuk masing-masing jenis Kapasitor:
a. Kapasitor nilai tetap (fixed capacitor)
Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya
konstan atau tidak berubah-ubah.
1) Kapasitor Keramik
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari
Keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor
Keramik tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-
balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor
Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.
2) Kapasitor Polyester
Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari
Polyester dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat
dipasang terbalik dalam rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas
arah).
3) Kapasitor Kertas
Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan
pada umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF.
Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak-
balik dalam rangkaian elektronika.
4) Kapasitor Mika
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan
Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai
0.02µF. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak
memiliki polaritas arah.
5) Kapasitor Elektrolit
Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari
Elektrolit (Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor
Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian
Elektronika yang memerlukan Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi.
Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (-) dan Negatif (-)
ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus
sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit
berkisar dari 0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan
Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan
(Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan,
Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya
terbalik dan melampui batas kamampuan tegangannya.
6) Kapasitor Tantalum
Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-)
seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari
Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini
memakai bahan Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+).
Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi
9
dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki
kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih
kecil dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis
Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya dipakai pada peralatan
Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop.
Gambar: Bentuk dan Simbol Kapasitor nilai tetap.
b. Kapasitor Variabel
Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur
atau berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis
yaitu :
1) VARCO (Variable Condensator)
VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran
yang lebih besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih Gelombang
Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan
Spul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai
500pF.
2) Trimmer
Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil
sehingga memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros
pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh
selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua
pelat logam tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah.
Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi untuk menepatkan
pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer
hanya maksimal sampai 100pF.
10
Gambar: Bentuk dan Simbol Kapasito variabel
C. Pembacaan Kode Nilai Komponen Pasif
1. Resistor
Tabel nilai-nilai Resistor
11
a. Cara membaca resistor berdasarkan warna gelanng
Jika resistornya 4 gelang warna, maka gelang ke satu dan kedua merupakan
angka berjajar, dan yang ketiga merupakan jumlah dari 0 atau pengali, dan
gelang yang terakhir berfungsi sebagai toleransi atau nilai kerja resistor dari
batas bawah sampai batas maksimum.
b. Cara mengukur Resistor dengan Ohm meter
1) Analog
a) Pastikan multimeter sudah terkalibrasi
b) Putar selektor multimeter disesuaikan dengan perkiraan nilai resistor
c) Hubungkan probe merah dan hitam ke tiap kaki resistor
d) Kemudian baca dijarum indikator dengan posisi tegap
e) Dan itu nilai resistornya
2) Digital
a) Putar selektor pada posisi R
b) Tentukan nilai selektor disesuaikan dengan perkiraan nilai resistor
c) Pasang probe pada tiap kaki resistor
12
d) Dan hasil akan muncul pada display multimeter
2. Induktor
Untuk pembacaan nilai induktor sendiri, terdiri dari 2 yakni pada induktor nilai
tetap dan induktor nilai tidak tetap.
a. Induktor nilai tetap
1) Pembacaan dengan kode warna
Kode warna yang ditetapkan oleh RMA ( Radio Manufactures
Association)ini menentukan besarnya nilai induktansi dari induktor dalam
micro henry ( uH ).
Gambar: Tebel warna Induktor.
Contoh:
Diketahui:
Cincin 1 : Merah
Cincin 2 : Ungu
Cincin 3 : Orange
Cincin 4 : Emas
Ditanya: nilai induktor dan jangkauan nilainya?
Jawab:
Berarti nilainya 27000 microhenry ± 5%
Nilai induktansi toleransinya: ( 5/100 ) x 27.000 =1350 microhenry
Nilai induktansi terbesar : 27.000 + 1350 = 28.350 microhenry
Nilai induktansi terkecil: 27.000 – 1350 = 25.650 microhenry
13
Maka jangkauan nilainya berkisar antara 25.650 microhenry hingga 28.350
microhenry.
2) Dengan kode angka
Satuan untuk induktor dengan kode huruf dan angka dalam MikroHenry (
uH ) dengan tiga angka:
 Angka pertama dan kedua merupakan nilai awal induktansi.
 Angka ketiga merupakan faktor pengali atau banyaknya nol.
 Huruf awal “R” menghadirkan tanda desimal.
 Huruf akhir merupakan nilai toleransi dimana “J = 5% ; K= 10%; M =
20% “
Induktansi induktor = nilai awal induktansi x faktor pengali
Contoh :
Diketahui : Tertulis di badan beberapa induktor ialah
R10,1R0,100,101,102,103
Ditanya: Berapa nilai induktansinya ?
Jawab:
R10 = 0.1 uH
1R0 = 1 uH
100 = 10 uH
101 = 100 uH
102 = 1000 uH ( 1mH)
103 = 10000 uH (10mH)
b. Induktor nilai tidak tetap
Yaitu induktor yang nilai induktansinya berubah dengan cara memutar asnya.
c. Dengan multimeter
Pengujian dengan multimeter dilakukan hanya untuk mengecek apakah
induktor tersebut masih bagus atau tidak. Hal ini dilakukan dengan cara
menyambungkan dua kutub induktor pada probe multimeter lalu mengujuinya
dengan selektor ke arah OHM meter (selektor pengali disesuaikan). Apa bila
jarum tidak bergerak maka induktor bagus. Apa bila jarum bergerak maka
induktor putus. Bila jarum tidak bergerak jauh berarti induktor kemungkinan
induktor bocor untuk lebih akurat pengujian Bocor atau hubung singkat antar
kawat emailnya atau antar gulungan hanya dapat dilihat dengan osiloskop
dengan bantuan menginjeksikan isyarat bentuk blok.
3. Kapasitor
Berikut ini adalah ukuran turunan Farad yang umum digunakan dalam
menentukan Nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor :
Farad = 1.000.000µF (mikro Farad)
1µF = 1.000nF (nano Farad)
1µF = 1.000.000pF (piko Farad)
1nF = 1.000pF (piko Farad)
Cara membacakapasitor
a. Non-Polar
14
Untuk Kapasitor Keramik, Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor
Polyester atau Kapasitor Non-Polaritas lainnya, pada umumnya dituliskan
Kode Nilai dibadannya. Seperti 104J, 202M, 473K dan lain sebagainya. Maka
kita perlu menghitungnya ke dalam nilai Kapasitansi Kapasitor yang
sebenarnya.
Contoh untuk membaca Nilai Kode untuk Kapasitor Keramik diatas dengan
Tulisan Kode 473Z. Cara menghitung Nilai Kapasitor berdasarkan kode
tersebut adalah sebagai berikut :
Kode : 473Z
Nilai Kapasitor = 47 x 103
Nilai Kapasitor = 47 x 1000
Nilai Kapasitor = 47.000pF atau 47nF atau 0,047µF
Huruf dibelakang angka menandakan Toleransi dari Nilai Kapasitor tersebut.
473Z = 47,000pF +80% dan -20% atau berkisar antara 37.600 pF ~ 84.600 pF.
b. Elko
Untuk Kapasitor Elektrolit atau ELCO, nilai Kapasitansinya telah tertera di
label badannya dengan jelas. Jadi sangat mudah untuk menentukan nilainya.
Contoh 100µF 16V, 470µF 10V, 1000µF 6.3V ataupun 3300µF 16V.
15
D. Rangkaian Komponen Pasif dan Perhitunganya
1. Resistor
Ketika sebuah resistor dilewati oleh sebuah arus searah, maka pada kedua ujung
resistor tersebut akan timbul beda potensial atau tegangan. Sehingga akan berlaku
hukum OHM:
𝑉𝑅 = 𝐼 𝐷𝐶 ⋅ 𝑅 = 𝐼. 𝑅
𝐼 𝐷𝐶 =
𝑉𝑅
𝑅
𝑅 =
𝑉𝑅
𝐼 𝐷𝐶
Dimana nilai R, bergantung pada hambatan jenis, panjang dari bahan resistor dan
luas penampang dari resistor yang hubunganya adalah:
𝑅 = 𝜌
𝑙
𝐴
Dengan:
R = Hambatan resistor (Ohm)
𝐼 𝐷𝐶= Arus DC (Ampere)
𝑉𝑅 = Tegangan pada resistor (Volt)
𝜌= Hambatan jenis
𝑙= Panjang bahan resistor (m)
𝐴= Luas penampang bahan resistor (m2)
Sedangkan ketika sebuah resistor dihubungkan dengan sumber tegangan
(generator) bolak-balik, arus listrik akan mengalir melalui resistor. Tegangan
pada resistor sama dengan tegangan sumber, yaitu:
Sesuai dengan Hukum Ohm, arus yang mengalir melalui resistor adalah:
Dua persamaan diatas menunjukkan bahwa tegangan dan arus pada resistor
memiliki sudut fase yang sama, yakni ꞷt . Grafik tegangan dan arus
terhadap waktu diperlihatkan pada Gambar 1. Sementara itu, fasor tegangan
dan arus pada resistor diperlihatkan pada Gambar 5.20(c). Fasor tegangan dan
arus pada resistor berimpit karena arus dan tegangan sefase (memiliki sudut fase
yang sama).
16
Gambar: a). Rangkaian resistor dan sumber tegangan AC. b) grafik tegangan dan
arus terhadap waktu. c). Diagram fasor tegangan dan arus pada resistor.
Nah, dengan menggunakan hukum OHM lagi, maka kita akan memperoleh
hambatan resistor atau disebut juga resistansinya:
𝑅 =
𝑉𝑅
𝐼 𝑅
=
𝑉𝑚 𝑆𝑖𝑛ꞷt
𝐼 𝑚 𝑆𝑖𝑛ꞷt
=
𝑉𝑚
𝐼 𝑚
 Untuk perhitungan pada rangkaian hambatan seri resisror berlaku:
1. Tegangan total rangkaian adalah penjumlahan dari tegangan seluruh
resistor.
V = V1 + V2 + V3 + …Vn
2. Kuat arus listrik rangkaian di seluruh bagian rangkaian sama.
I = I1 = I2 = I3 = …In
3. Tahanan resistor pengganti rangkaian sama dengan penjumlahan dari nilai
tahanan resistor rangkaian.
Rs = R1 + R2 + R3 + …Rn
 Untuk perhitungan pada rangkaian hambatan seri resisror berlaku:
1. Tegangan di seluruh resistor adalah sama.
V = V1 = V2 = V3 = …
2. Kuat arus listrik total rangkaian adalah penjumlahan dari arus listrik yang
mengalir ke masing-masing resistor.
I = I1 = I2 = I3 = …
17
3. Kebalikan nilai tahanan resistor pengganti rangkaian sama dengan jumlah
kebalikan nilai tahanan seluruh resistor.
2. Induktor
Jika induktor dipasang pada arus yang konstan (DC), maka tegangannya sama
dengan nol, sehingga induktor bertindak sebagai rangkaian hubung singkat (short
circuit). Rangkaian ini (hubung singkat) mempunyai sifat bahwa nilai tegangan
pada kedua ujung induktor sama dengan nol, sehingga nilai tahanan pada
rangkaian ini sangat kecil sekali. Rangkaian ini, tidak tergantung dari arus I yang
mengalir pada rangkaiam tersebut.
𝑉𝑎𝑏 = 0
𝑅 𝐷 = 0
Gambar induktor menjadi rangkaian short circuit ketika dihubungkan dengan
arus DC
Sedangkan induktor yang dihubungkan ke sumber tegangan AC. Arus yang
mengalir pada induktor akan menimbulkan GGL induksi pada induktor yang
berlawanan dengan sumbernya. Dengan menerapkan Hukum Kirchhoff tentang
tegangan pada loop, diperoleh bahwa tegangan pada induktor sama dengan
tegangan sumber, yakni:
Selanjutnya, karena 𝑉𝐿 = 𝐿
𝑑𝑖
𝑑𝑡
, maka:
18
𝐿
𝑑𝑖
𝑑𝑡
= 𝑉𝑚 𝑆𝑖𝑛ꞷt
𝑑𝑖 =
𝑉𝑚
𝐿
𝑆𝑖𝑛ꞷt(dt)
sehingga dengan mengintgralkan kedua ruas, diperole arus IL:
𝐼𝐿 = ∫ 𝑑𝑖 = ∫
𝑉𝑚
𝐿
𝑆𝑖𝑛ꞷt(dt) = −
𝑉𝑚
ꞷ𝐿
𝐶𝑜𝑠 ꞷt(dt)
Dari trigonometri dari matematika, 𝐶𝑜𝑠 ꞷt = 𝑆𝑖𝑛 (ꞷt −
1
2
𝜋), sehingga menjadi:
Dari kedua persamaan diatas, terlihat bahwa arus yang mengalir pada induktor
akan tertingga dari tegananya (tegangan mendahului arus), hal ini disebabkan
karena arusnya akan diubah menjadi medan magnet terlebih dahulu.
Gambar: (a) Rangkaian induktor dan sumber tegangan AC. (b) Grafik tegangan
dan arus terhadap waktu. (c) Diagram fasor tegangan dan arus pada induktor.
Nah, dengan menggunakan hukum OHM maka kita akan memperoleh
hambatan indutornya yang disebut reaktansi induktif (XL) yakni:
Persamaa reaktansi induktif tersebut diperoleh dengan menganggap induktor
sebagai induktor murni, yakni induktor yang tidak memiliki resistansi. Pada
kenyataannya, induktor dapat memiliki resistansi. Ketika resistansi tersebut cukup
besar (tidak dapat diabaikan), resistansi itu harus dilibatkan dalam perhitungan.
 Untuk perhitungan pada rangkaian induktif seri berlaku:
Rangkaian Seri Induktor ini menghasilkan nilai Induktansi yang
merupakan penjumlahan dari semua Induktor yang dirangkai secara seri.
Ltotal = L1 + L2 + L3 + ….. + Ln
Dengan: L= Induktansi (Henri)
19
 Untuk perhitungan pada rangkaian induktif paralel berlaku
Dengan: L=Induktansi (Henri)
3. Kapasitor
Jika kapasitor dipasang pada tegangan searah/DC, maka arusnya sama dengan nol.
Sehingga kapasitor bertindak sebagai rangkaian terbuka (open circuit) untuk
tegangan DC. Rangkaian terbuka ini mempunyai sifat bahwa arus yang melalui
rangkaian tersebut selalu sama dengan nol, sehingga nilai tahanan rangkaian
tersebut besar sekali. Rangkaian terbuka, tidak tergantung dari nilai tegangan pada
kedua titik rangkaia tersebut (kedua ujung kapasitor).
I = 0
Rd = ∞
Gambar rangkaian kapasitor menjadi terbuka ketika dihubungkan arus DC
Sedangkan rangkaian kapasitor dan sumber tegangan AC memiliki Tegangan pada
kapasitor yang sama dengan tegangan sumber, yakni:
Selanjutnya, arus yang mengalir melalui kapasitor ditentukan sebagai berikut:
Nah kedua persamaan tersebut menunjukkan bahwa tegangan dan arus
berbeda fase
1
2
𝜋 rad, dengan arus mendahului tegangan, hal ini disebabkan karena
tegangan sumber harus disimpan dulu ke kapasitor hingga muatnya penuh.
20
Gambar: (a) Rangkaian kapasitor dan sumber tegangan AC. (b) Grafik tegangan
dan arus terhadap waktu. (c) Diagram fasor tegangan dan arus pada pada
kapasitor.
Nah dengan menggunakan hukum OHM, maka kita akan menemukan
hambatan pada kapasitor yang disebut Reaktansi kapasitf (XC), yakni:
 Untuk perhitungan pada rangkaian kapasitor seri berlaku:
1. Potensial total rangkaian adalah penjumlahan dari potensial seluruh
kapasitor.
V = V1 + V2 + V3 + …Vn
2. Muatan listrik yang mengalir melalui tiap kapasitor adalah sama.
q = q1 = q2 = q3 = …qn
3. Kebalikan kapasitas kapasitor pengganti seri sama dengan jumlah
kebalikan nilai kapasitas seluruh kapasitor.
 Untuk perhitungan pada rangkaian kapasitor seri berlaku:
1. Potensial di seluruh kapasitor adalah sama.
V = V1 = V2 = V3 = …Vn
2. Muatan listrik total kapasitor adalah penjumlahan dari muatan listrik yang
mengalir ke masing-masing kapasitor.
q = q1 + q2 + q3 …
3. Kapasitas kapasitor pengganti paralel sama dengan penjumlahan dari
kapasitas seluruh kapasitor.
Denganmuatanpada kapasitor:
Dimana:
q = besarmuatanlistrik(C
C = kapasitansi (C/V ataufarad)
V = tegangan(Volt)
21
Cp = C1 + C2 + C3 + …Cn
4. Rangkaian RLC seri
A. Pada listrik DC
Rangkaian RLC seri pada listrik DC ini hanya bisa dihitung pada rangkaian
RL saja, karena untuk rangkian RC atau RLC akan menjadi open circuit
sehingga nilai arus sama dengan nol dan hambatanya menjadi tak hingga.
Untuk perhitungan rangkaian RL itu sendiri hanya dihitung pada rangkaian R
(resistor)-nya saja karena L (induktor) pada rangkiaan tersebut short circuit.
B. Pada listrik AC
Gambar : Rangkaian AC RLC seri
Pada rangkaian listrik AC RLC, arus listrik pada setiap komponen adalah
sama (IR=IL=IC) sehingga kita anggap I-nya adalah 𝐼 = 𝐼 𝑚 𝑆𝑖𝑛 (ꞷt) , sehingga
teganganya: 𝑉 = 𝑉𝑚 𝑆𝑖𝑛(ꞷt + φ). Sehingga untuk menentukan hubungan VR,
VL, dan VCnya kita harus menggunakan analisis fasor. Dari pembahasan
sebelumnya, diketahui bahwa:
1) Pada resistor, arus dan tegangan sefase maka fasor IR dan VR berimpit;
2) Pada induktor, arus tertinggal oleh tegangan (atau tegangan mendahului
arus) dengan beda fase
1
2
𝜋 rad maka fasor IL dan VL saling tegak lurus;
3) Pada kapasitor, arus mendahului tegangan (atau tegangan tertinggal oleh
arus) dengan beda fase
1
2
𝜋 rad maka fasor IC dan VC saling tegak lurus.
Denganmuatanpada kapasitor:
Dimana:
q = besarmuatanlistrik(C
C = kapasitansi (C/V ataufarad)
V = tegangan(Volt)
22
Gambar: (a) Diagram fasor tegangan pada rangkaian AC RLC seri. (b)
Fasor tegangan total V merupakan resultan dari fasor VR dan fasor VL – VC .
Sehingga, berlaku hubungan:
Sedangkan hambatanya sendiri disebut dengan impedansi (Pada listrik AC)
dengan masing-masing impedansi komponenya adalah
Dan hubungan masing-masing impedansi digambarkan dengan diagram fasor:
Gambar: Diagram fasor impedansi.Sehingga diperoleh impedansi total
Dan sudut fasenya dapat dicari dengan persamaan:
atau
Persamaan tan 𝜑 juga menunjukkan bahwa sifat rangkaian dapat diketahui
dengan membandingkan besar XL dan XC. Jika XL > XC, rangkaian bersifat
induktif, jika XL < XC, rangkaian bersifat kapasitif, dan jika XL = XC,
beresonansi.
5. Rangkaian RLC paralel
23
a. Pada listrik DC
Rangkaian RLC paralel pada listrik DC ini hanya bisa dihitung pada rangkaian
RC saja, karena pada rangkaian RL atau RLC rangkaianya akan bersifat short
circuit sebab adanya induktor sehingga tegangan dan hambatannya sama
dengan nol. Untuk perhitungan rangkaian RC sendiri itu hanya menghitung
nilai pada R (resistor)-nya saja.
b. Pada listrik AC
Gambar: Rangkaian AC RLC paralel.
Pada rangkaian listrik AC RLC paralel, tegangan listrik pada setiap komponen
adalah sama (VR=VL=VC) sehingga kita anggap V-nya adalah
𝑉 = 𝑉𝑚 𝑆𝑖𝑛 (ꞷt), sehingga arusnya: 𝐼 = 𝐼 𝑚 𝑆𝑖𝑛(ꞷt + φ). Sehingga untuk
menentukan hubungan IR, IL, dan IC-nya kita harus menggunakan analisis
fasor. Dari pembahasan sebelumnya, diketahui bahwa:
1) Pada resistor, arus dan tegangan sefase maka fasor IR dan VR berimpit;
2) Pada induktor, arus tertinggal oleh tegangan (atau tegangan mendahului
arus) dengan beda fase
1
2
𝜋 rad maka fasor IL dan VL saling tegak lurus;
3) Pada kapasitor, arus mendahului tegangan (atau tegangan tertinggal oleh
arus) dengan beda fase
1
2
𝜋 rad maka fasor IC dan VC saling tegak lurus
Gambar: Diagram fasor tegangan pada rangkaian AC RLC paralel
dimana Fasor tegangan total Is merupakan resultan dari fasor IR dan fasor
IL – IC .
Sehingga berlaku hubungan:
24
Dan hubungan masing-masing impedansinya:
Dan sudut fasenya dapat dicari dengan persamaan:
𝑇𝑎𝑛 𝜃 =
( 𝐼𝐿 − 𝐼𝐶 )
𝐼 𝑅
Persamaan tan 𝜑 juga menunjukkan bahwa sifat rangkaian dapat diketahui
dengan membandingkan besar IL dan IC. Jika IL > IC, rangkaian bersifat
induktif, jika IL < IC, rangkaian bersifat kapasitif, dan jika IL = IC, maka
beresonansi.
E. Aplikasi Komponen Pasif Dalam Berbagai Alat Elektronika
1. Pengantar penguat operasi
Komponen elektronik penguat operasi (operational amplifier) juga sering discbut
dengan singkatan opamp atau op-amp memiliki peranan yang sangat panting
untuk membangun komponen sub-sistem pada sistem kontrol sccara analog. Op-
amp membentuk rangkaian elektronik bersama dengan komponen pasif — resistor
(R), induktor (L) dan kapasitor — sehingga dapat memodelkan fungsi alih domain
s. Pada sistem kontrol secara analog, terutama kontroler dibangun dengan
menggunakan komponen elektronik yang terdiri dad komponen aktif dan
komponen pasif. Sebagai komponen aktif digunakan komponen op-amp yang
dikemas dalam bentuk rangkaian terintegrasi juga disebut sebagai IC (integrated
circuit). Terdapat banyak tipe op-amp yang dapat dijumpai di pasaran umum,
namun secara umum op-amp standar yang sering digunakan dalam aplikasi
clektronika analog adalah tipe LM741 seperti yang diperlihatkan dalam gambar
4.1. Seen fisik komponen op-amp LM741 memiliki jumlah pcnyemat sebanyak 8
yang terdiri dari: dua penyemat catudaya. dua penyemat saluran masukan. saw
penyemat keluaran, dua penyemat offset null. (Siswojo, 2017:59)
25
2. Piranti Filter
Aplikasi-aplikasi lainnya untuk rangkaian RLC paralel) adalah penggunaannya di
dalam proses multiplexing dan pada filter-filter (atau piranti tapis) yang
menyaring sinyal-sinyal harmonik. Akan tetapi, diskusi yang lebih jauh hingga ke
hal-hal ini mempersyaratkan kita memahami konsep-konsep semisal resonansi,
tanggapan frekuensi, dan impedansi, yang hingga sejauh ini belum kita sentuh.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan kiranya bahwa pemahaman yang memadai
mengenai karakteristik-karakteristik dasar rangkaian RLC sangat penting bagi
studi di bidang jaringan telekomunikasi dan rancang-bangun piranti filter,
sebagaimana juga halnya bagi sejumlah besar aplikasi lainnya. (Hayt, :20)
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang tidak memerlukan sumber
arus listrik eksternal untuk pengoperasiannya. Komponen pasif terdiri 3 jenis, yaitu
Resistor, Induktor, dan Kapasitor. Di makalah ini dijelaskan secara detail mengenai apa
jenis dan karakteristik dari komponen pasif (RLC), mengenai cara mengetahui nilai dari
komponen pasif (RLC), dan juga mengenai cara menghitung rangkaian komponen pasif
(RLC) secara detail. Pada hakikatnya komponen pasif sangatlah bermanfaat dalam
kehidupan sehari hari. Terutama dalam bidang filtering, karena komponen komponen
elektronika saat ini hanya membutuhkan tegangan yang kecil. Sehingga tegangan dari
PLN harus diturunkan dan di filter terlebih dahulu.
27
Daftar Pustaka
Abdul. (2019, Agustus 06). Rangkaian RLC. Diambil kembali dari Abdul Elektro:
https://abdulelektro.blogspot.com/2019/06/rangkaian-rlc-paralel.html
Asep. (2015, 09 11). Pengertian Resistor dan Jenis-jenisnya. Diambil kembali dari Teknik
Elektro: https://teknikelektronika.com/pengertian-resistor-jenis-jenis-resistor/
Genie. (2019, 08 01). Jenis-jenis Komponen Elektronika beserta Fungsi dan Simbolnya .
Diambil kembali dari Teknik Elektronika: https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-
komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya/
Hayt, W. (2006). Rangkaian Listrik Jilid 1 Edisi 6. Bandung: Erlangga.
Jakarta, S. 7. (2014, September 07). Listrik Bolak Balik. Diambil kembali dari SMA Negri 78
Jakarta: Sma78.co.nr/
Jenis-Jenis Komponen Elektronika Beserta Fungsi dan Simbolnya. (t.thn.). Diambil kembali
dari Teknik Elektronika: https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-
elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya/
Job, B. (2011, Agustus 08). Kumparan ( induktor ). Diambil kembali dari Web Anak Elektro:
http://basejob.blogspot.com/2011/08/kumparan.html
Mohanshori. (2011, November 17). Karakteristk Induktor. Diambil kembali dari wordpress:
https://mohanshori.wordpress.com/2011/11/17/karakteristik-induktor/
Nerdi. (2019, 06 23). Bahan dan Karakterisktik dari Resistor. Diambil kembali dari Geo
Cities:
http://www.geocities.ws/handounimed/medianerdi/bahan_dasar_dan_karakteristik_res
istor.html
Pangestu, N. (2019, Juli 17). Resistor. Diambil kembali dari Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor
Purnama, A. (2019, Februari 06). Definisi Kapasitor . Diambil kembali dari Elektronika
Dasar: https://elektronika-dasar.web.id/definisi-kapasitor
Ramdhani, M. (2008). Rangkaian Listrik. Bandung: Erlangga.
Rangkaian R-L-C Paralel. (2019, September 15). Diambil kembali dari Elektronika Dasae:
http://elektronika-dasar.web.id/rangkaian-r-l-c-paralel/
Saipul. (2016, Juni 20). Dasar Elektronika 3. Diambil kembali dari Instrument elektronika:
http://secureinstruments.blogspot.com/2015/06/dasar-elektronika-3-induktor.html
Saripudin, A. (2009). Praktis Belajar Fisika 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Saripudin, A. (2009). Praktis Belajar Fisika 3. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Siswojo, B. (2017). Elektronika Kontrol: Pengantar Desain, Analisis dan Aplikasi Sistem
Kontrol. Malang: UB Media.

More Related Content

What's hot

Modul Dasar Elektronika
Modul Dasar ElektronikaModul Dasar Elektronika
Modul Dasar ElektronikaAbel Tasfir
 
Makalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika IndustriMakalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika Industriydwd11
 
Komponen pasif induktor
Komponen pasif induktorKomponen pasif induktor
Komponen pasif induktorBeny Abd
 
Mengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaMengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaachmad yani
 
Pengenalan elektronika dan_komponen_dasa
Pengenalan elektronika dan_komponen_dasaPengenalan elektronika dan_komponen_dasa
Pengenalan elektronika dan_komponen_dasaElka Pranika
 
ebook ELEKTRONIKA DASAR
ebook ELEKTRONIKA DASAR ebook ELEKTRONIKA DASAR
ebook ELEKTRONIKA DASAR Rinanda S
 
Komponen listrik aktif & pasif
Komponen listrik aktif & pasifKomponen listrik aktif & pasif
Komponen listrik aktif & pasifselvynurazizah
 
Komponen elektronika
Komponen elektronikaKomponen elektronika
Komponen elektronikaherman_lita
 
Konsep dasar-listrik-1
Konsep dasar-listrik-1Konsep dasar-listrik-1
Konsep dasar-listrik-1Aji Setiawan
 
Pengenalan komponen elektronika
Pengenalan komponen elektronikaPengenalan komponen elektronika
Pengenalan komponen elektronikatugassiswapkwu
 
Contoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaContoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaMuhammad Kennedy Ginting
 
Teknik dasar elektronika
Teknik dasar elektronikaTeknik dasar elektronika
Teknik dasar elektronikaNAFIRI Nafiri
 
Bahan ajar elektronika dasar
Bahan ajar elektronika dasarBahan ajar elektronika dasar
Bahan ajar elektronika dasarvnoy
 
Mengidentifikasi Komponen
Mengidentifikasi KomponenMengidentifikasi Komponen
Mengidentifikasi Komponenfairuz059
 
Komponen elektronika
Komponen elektronikaKomponen elektronika
Komponen elektronikaDian Arifin
 
komponen aktif dan pasif
komponen aktif dan pasifkomponen aktif dan pasif
komponen aktif dan pasifLiasa Irma
 

What's hot (20)

Modul Dasar Elektronika
Modul Dasar ElektronikaModul Dasar Elektronika
Modul Dasar Elektronika
 
Makalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika IndustriMakalah Elektronika Industri
Makalah Elektronika Industri
 
Komponen pasif induktor
Komponen pasif induktorKomponen pasif induktor
Komponen pasif induktor
 
Mengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaMengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronika
 
Pengenalan elektronika dan_komponen_dasa
Pengenalan elektronika dan_komponen_dasaPengenalan elektronika dan_komponen_dasa
Pengenalan elektronika dan_komponen_dasa
 
ebook ELEKTRONIKA DASAR
ebook ELEKTRONIKA DASAR ebook ELEKTRONIKA DASAR
ebook ELEKTRONIKA DASAR
 
Komponen listrik aktif & pasif
Komponen listrik aktif & pasifKomponen listrik aktif & pasif
Komponen listrik aktif & pasif
 
Komponen elektronika
Komponen elektronikaKomponen elektronika
Komponen elektronika
 
Konsep dasar-listrik-1
Konsep dasar-listrik-1Konsep dasar-listrik-1
Konsep dasar-listrik-1
 
Pengenalan komponen elektronika
Pengenalan komponen elektronikaPengenalan komponen elektronika
Pengenalan komponen elektronika
 
0. cover
0. cover0. cover
0. cover
 
Contoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaContoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhana
 
Robot line follower sederhana menggunakan transisto dan photo dioda
Robot line follower sederhana menggunakan transisto dan photo diodaRobot line follower sederhana menggunakan transisto dan photo dioda
Robot line follower sederhana menggunakan transisto dan photo dioda
 
Teknik dasar elektronika
Teknik dasar elektronikaTeknik dasar elektronika
Teknik dasar elektronika
 
Bahan ajar elektronika dasar
Bahan ajar elektronika dasarBahan ajar elektronika dasar
Bahan ajar elektronika dasar
 
Mengidentifikasi Komponen
Mengidentifikasi KomponenMengidentifikasi Komponen
Mengidentifikasi Komponen
 
Komponen elektronika
Komponen elektronikaKomponen elektronika
Komponen elektronika
 
Induktor
InduktorInduktor
Induktor
 
komponen aktif dan pasif
komponen aktif dan pasifkomponen aktif dan pasif
komponen aktif dan pasif
 
Elektronika 1
Elektronika 1Elektronika 1
Elektronika 1
 

Similar to Makalah

Modul Elektro Dasar
Modul Elektro DasarModul Elektro Dasar
Modul Elektro Dasarreza aditya
 
Mengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaMengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaEko Supriyadi
 
BelajarArduinoWidodo.pdf
BelajarArduinoWidodo.pdfBelajarArduinoWidodo.pdf
BelajarArduinoWidodo.pdfglobalkomputer
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamisrajanya
 
CIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTORCIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTORsuyono fis
 
05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri
05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri
05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industriNanang Kurniawan
 
05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri
05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri
05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industrioelm03
 
Karya ilmiah kontaktor
Karya ilmiah kontaktorKarya ilmiah kontaktor
Karya ilmiah kontaktorSteinerPailah
 
6 materi komponen elektronika
6 materi komponen elektronika6 materi komponen elektronika
6 materi komponen elektronikaEdi Sutanto
 
Komponen pasif elektronika
Komponen pasif elektronikaKomponen pasif elektronika
Komponen pasif elektronikaIlham Khoir
 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Dandi Ardiansyah Putra
 
MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITAL
MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITALMAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITAL
MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITALSTMIK KHARISMA MAKASSAR
 
SENSOR and TRANDUCER
SENSOR and TRANDUCERSENSOR and TRANDUCER
SENSOR and TRANDUCERDedi Supardi
 
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahayaLaporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahayafikar zul
 
jenis-jenis-komponen-elektronika.ppt
jenis-jenis-komponen-elektronika.pptjenis-jenis-komponen-elektronika.ppt
jenis-jenis-komponen-elektronika.pptDhonjiTV
 
jenis-jenis-komponen-elektronika.ppt
jenis-jenis-komponen-elektronika.pptjenis-jenis-komponen-elektronika.ppt
jenis-jenis-komponen-elektronika.pptAbdulRohman153725
 

Similar to Makalah (20)

Modul Elektro Dasar
Modul Elektro DasarModul Elektro Dasar
Modul Elektro Dasar
 
Eldas
EldasEldas
Eldas
 
Mengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaMengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronika
 
BelajarArduinoWidodo.pdf
BelajarArduinoWidodo.pdfBelajarArduinoWidodo.pdf
BelajarArduinoWidodo.pdf
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Materi Transduser
Materi TransduserMateri Transduser
Materi Transduser
 
CIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTORCIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTOR
 
05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri
05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri
05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri
 
05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri
05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri
05 012 silabus_kompetensi kejuruan_teknik_otomasi industri
 
Karya ilmiah kontaktor
Karya ilmiah kontaktorKarya ilmiah kontaktor
Karya ilmiah kontaktor
 
6 materi komponen elektronika
6 materi komponen elektronika6 materi komponen elektronika
6 materi komponen elektronika
 
Komponen pasif elektronika
Komponen pasif elektronikaKomponen pasif elektronika
Komponen pasif elektronika
 
Bu dwi !
Bu dwi !Bu dwi !
Bu dwi !
 
Basic electronic
Basic electronicBasic electronic
Basic electronic
 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
 
MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITAL
MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITALMAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITAL
MAKALAH KOMPONEN ELEKTRONIKA - SISTEM DIGITAL
 
SENSOR and TRANDUCER
SENSOR and TRANDUCERSENSOR and TRANDUCER
SENSOR and TRANDUCER
 
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahayaLaporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
 
jenis-jenis-komponen-elektronika.ppt
jenis-jenis-komponen-elektronika.pptjenis-jenis-komponen-elektronika.ppt
jenis-jenis-komponen-elektronika.ppt
 
jenis-jenis-komponen-elektronika.ppt
jenis-jenis-komponen-elektronika.pptjenis-jenis-komponen-elektronika.ppt
jenis-jenis-komponen-elektronika.ppt
 

More from Ibrohim Ibrohim

More from Ibrohim Ibrohim (20)

Tugas kuis spte
Tugas kuis spteTugas kuis spte
Tugas kuis spte
 
Kuis spte
Kuis spteKuis spte
Kuis spte
 
1806068 ibrohim - pte a
1806068   ibrohim - pte a1806068   ibrohim - pte a
1806068 ibrohim - pte a
 
1806068 ibrohim - pte a
1806068   ibrohim - pte a1806068   ibrohim - pte a
1806068 ibrohim - pte a
 
1806068 ibrohim - pte a
1806068   ibrohim - pte a1806068   ibrohim - pte a
1806068 ibrohim - pte a
 
Pdte praktikum 4
Pdte   praktikum 4Pdte   praktikum 4
Pdte praktikum 4
 
Pdte praktikum 3
Pdte   praktikum 3Pdte   praktikum 3
Pdte praktikum 3
 
1806068 ibrohim - pte a
1806068   ibrohim - pte a1806068   ibrohim - pte a
1806068 ibrohim - pte a
 
1806068 ibrohim - pte a
1806068   ibrohim - pte a1806068   ibrohim - pte a
1806068 ibrohim - pte a
 
1806068 ibrohim - pte a
1806068   ibrohim - pte a1806068   ibrohim - pte a
1806068 ibrohim - pte a
 
Instalasi listrik penerangan lanjutan
Instalasi listrik penerangan lanjutanInstalasi listrik penerangan lanjutan
Instalasi listrik penerangan lanjutan
 
Instalasi listrik penerangan lanjutan 1
Instalasi listrik penerangan lanjutan 1Instalasi listrik penerangan lanjutan 1
Instalasi listrik penerangan lanjutan 1
 
1806068 ibrohim - pte a
1806068   ibrohim - pte a1806068   ibrohim - pte a
1806068 ibrohim - pte a
 
1806068 ibrohim - pte a
1806068   ibrohim - pte a1806068   ibrohim - pte a
1806068 ibrohim - pte a
 
Ubedd
UbeddUbedd
Ubedd
 
1806068 ibrohim - pte a
1806068   ibrohim - pte a1806068   ibrohim - pte a
1806068 ibrohim - pte a
 
Tugas pdte
Tugas pdteTugas pdte
Tugas pdte
 
1806068 ibrohim - pte a
1806068   ibrohim - pte a1806068   ibrohim - pte a
1806068 ibrohim - pte a
 
8380 jobsheet praktikum
8380 jobsheet praktikum8380 jobsheet praktikum
8380 jobsheet praktikum
 
Essay praktikum dasar teknik elektro
Essay praktikum dasar teknik elektroEssay praktikum dasar teknik elektro
Essay praktikum dasar teknik elektro
 

Recently uploaded

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 

Recently uploaded (8)

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 

Makalah

  • 1. MAKALAH KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Teknik Elektro dengan dosen pengampu Prof. Dr. H. Mukhidin, S.T., M.Pd. Disusun oleh kelompok 6: Fahmi Jabbar NIM 1801389 Gaia Tri Meilawati NIM 1805336 Ibrohim NIM 1806068 Mukhammad Fajrin F. NIM 1806473 Sultan Kevini Tanjilal NIM 1804656 Taufik Ramdhani NIM 1800387 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO - A DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
  • 2. i Kata Pengantar Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena dengan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikam makalah mengenai komponen pasif ini . Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Teknik Elektro di program studi Pendidikan Teknik Elektro pada Universitas Pendidikan Indonesia. Kami berharap makalah semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, masih banyak sekali kekurangan yang terdapat di makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini selanjutnya, kami buka tangan selebar-lebarnya untuk spresiasi tersebut dengan hati yang terbuka dan ucapan terimakasih.
  • 3. ii Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................................................................................i Daftar Isi ...................................................................................................................................ii BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................................................1 A. Latar Belakang................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1 C. Tujuan .............................................................................................................................1 BAB II: PEMBAHASAN .........................................................................................................2 A. Pengertian dan Karakteristik Komponen Pasif...............................................................2 1. Resistor (R) .................................................................................................................2 2. Induktor .......................................................................................................................3 3. Kapasitor .....................................................................................................................3 B. Jenis – Jenis Komponen Pasif.........................................................................................4 1. Jenis-jenis Resistor......................................................................................................4 2. Jenis-jenis Induktor .....................................................................................................7 3. Jenis – Jenis Kapasitor ................................................................................................7 C. Pembacaan Kode Nilai Komponen Pasif......................................................................10 1. Resistor......................................................................................................................10 2. Induktor .....................................................................................................................12 3. Kapasitor ...................................................................................................................13 D. Rangkaian Komponen Pasif dan Perhitunganya...........................................................15 1. Resistor......................................................................................................................15 2. Induktor .....................................................................................................................17 3. Kapasitor ...................................................................................................................19 4. Rangkaian RLC seri ..................................................................................................21 5. Rangkaian RLC paralel.............................................................................................22 E. Aplikasi Komponen Pasif Dalam Berbagai Alat Elektronika.......................................24 1. Pengantar penguat operasi.........................................................................................24 2. Piranti Filter...............................................................................................................25 BAB III: PENUTUP ...............................................................................................................26 A. Kesimpulan ...................................................................................................................26 Daftar Pustaka..........................................................................................................................27
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mungkin anda tidak asing dengan kata yang satu ini “Electronic”. Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan instrumentasi. Memperlajari elektronika memiliki banyak manfaat, karena dizaman yang serba menggunakan internet ini (industri 4.0) pasti tak akan terlepas dari barang-barang elektronik dan setiap barang elektronik ini pasti didalamnya terdiri dari komponen- komponen elektronika. Oleh karena itu untuk bisa mempelajarinya kita terlebih dahulu harus memahami komponen elektronika tersebut. Komponen elektronika ini terdrir dari komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif adalah komponen yang tidak membutuhkan arus listrik untuk bekerja, sedangkan komponen aktif adalah komponen yang membutuhkan arus listrik untuk bekerja. Contohnya komponen pasif: ressitor, induktor, dan kapasitor. Sedangkan contohnya komponen aktif: Transistor, dioda, IC, dan lain sebagainya. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu komponen pasif? 2. Bagaimana jenis dan karakteristik komponen pasif? 3. Bagaimana Cara mengetahui nilai pada komponen pasif? 4. Bagaimana cara menghitung rangkaian pada komponenpasif? 5. Apa penerapan komponenpasif dalam alat elekronika sehari-hari? C. Tujuan 1. Memahami pengertian dan karakteristik komponen pasif; 2. Memahami jenis – jenis komponen pasif; 3. Dapat membaca kode nilai pada komponen pasif 4. Memahami rangkaian komponen pasif dan perhitunganya; 5. Mengetahui penerapan (aplikasi) komponen pasif dalam alat elektronika.
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan Karakteristik Komponen Pasif Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang tidak memerlukan sumber arus listrik eksternal untuk pengoperasiannya. Komponen pasif terdiri 3 jenis, yaitu : 1. Resistor (R) Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Resistor secara umum dilambangkan sebagai berikut: Gambar: Simbol Resistor. Karakteristik berbagai macam resistor dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Resistansi resistor komposisi tidak stabil disebabkan pengaruh suhu, jika suhu naik maka resistansi turun. Kurang sesuai apabila digunakan dalam rangkaian elektronika tegangan tinggi dan arus besar. Resistansi sebuah resistor komposisi berbeda antara kenyataan dari resistansi nominalnya. Jika perbedaan nilai sampai 10 % tentu kurang baik pada rangkaian yang memerlukan ketepatan tinggi. Resistor variabel resistansinya berubah-ubah sesuai dengan perubahan dari pengaturannya. Resistor variabel dengan pengatur mekanik, pengaturan oleh cahaya, pengaturan oleh temperature suhu atau pengaturan lainnya. Jika perubahan nilai, resistansi potensiometer sebanding dengan kedudukan kontak gesernya maka potensiometer semacam ini disebut potensiometer linier. Tetapi jika perubahan nilai resistansinya tidak sebanding dengan kedudukan kontak gesernya disebut potensio logaritmis. Secara teori sebuah resistor dinyatakan memiliki resistansi murni akan tetapi pada prakteknya sebuah resistor mempunyai sifat tambahan yaitu sifat induktif dan kapasitif. Pada dasarnya bernilai rendah resistor cenderung mempunyai sifat induktif dan resistor bernilai tinggi resistor tersebut mempunyai sifat tambahan kapasitif. Suhu memiliki pengaruh yang cukup berarti terhadap suatu hambatan. Didalam penghantar ada electron bebas yang jumlahnya sangat besar sekali, dan sembarang energi panas yang dikenakan padanya akan memiliki dampak yang sedikit pada jumlah total pembawa bebas. Kenyataannya energi panas hanya akan meningkatkan intensitas gerakan acak dari partikel yang berada dalam bahan yang membuatnya semakin sulit bagi aliran electron secara umum pada sembarang satu arah yang ditentukan. Hasilnya adalah untuk penghantar yang bagus, peningkatan suhu akan menghasilkan peningkatan harga tahanan. Akibatnya, penghantar memiliki koefisien suhu positif.
  • 6. 3 2. Induktor Induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Berikut beberapa inductor: Gambar: Simbol Induktor. Karakteristik dari induktor adalah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian adalah untuk melawan fluktuasi arus yang melewatinya. 3. Kapasitor Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik atau energy listrik Berikut merupakan beberapa simbol kapasitor: Gambar: Simbol Kapasitor. Karakteristik Kapasitor yakni pada saat arus berubah arah electron-elektron harus meningkatkan dielektrikum. Perubahan arah arus yang terjadi pada saat kapasitor terhalangi oleh ringtangan yang disebut hysteresis kapasitif. - Terhadap tegangan DC merupakan hambatan yang sangat besar
  • 7. 4 - Terhadap tengan AC mempunyai resistansi yang berubah-ubah sesuai denga frekuensi kerja - Terhadap tegangan AC akan menimbulkan pergeseran fasa, dimana arus 90º mendahului tegangannya. Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 10^18 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis: Q = C . V Ket : C = Capasitansi Q = Muatan V = Tegangan Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis sebagai berikut : C = (8.85 x 10^12) (k A/t) Berdasarkan kegunaannya kondensator di bagi menjadi : Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah). Kondensator elektrolit (Electrolit Condenser = Elco). Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah) Selain kapasitansi, Tegangan kerja dan Suhu maksimum merupakan karakteristik yang tertera pada setiap kapasitor. B. Jenis – Jenis Komponen Pasif 1. Jenis-jenis Resistor Pada umumnya Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah Fixed Resistor, Variable Resistor, Thermistor dan LDR. a. Fixed Resistor Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka. Berikut beberapa bentuk Fixed Resistor (resistor tetap): 1) Resistor karbon Resistor ini terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya. Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W. 2) Resistor film karbon
  • 8. 5 Resistor Film Karbon ini terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya. Keuntungan Resistor ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dengan Resistor karbon. Nilai Resistansi Resistor ini yang tersedia di pasaran biasanya berkisar diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C. 3) Resistor Film logam Resistor film logam adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan spiral logam. Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara jenis-jenis Resistor yang ada. Gambar: Simbol dan bentuk Fixed Resistor. b. Variabel resistor Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi Potensiometer, Rheostat dan Trimpot. 1) Potensiometer Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka. 2) Rheostat Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid. 3) Preset Resistor (Trimpot) Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki
  • 9. 6 Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya. Gambar: Simbol dan bentuk Variabel Resistor. c. Thermistor (Thermal Resistor) Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu (Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”. Terdapat dua jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient). Gambar: Simbol dan Bentuk Thermistor. d. LDR (Light Dependent Resistor) LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya. Gambar: Simbol dan Bentuk LDR.
  • 10. 7 2. Jenis-jenis Induktor a. Induktor inti udara Induktor dengan inti udara bisa dikatakan sama sekali tidak memiliki inti. Artinya ditengah lilitan kumparan ini hanyalah ruang kosong yang berisi udara. Maka dari itulah jenis lilitan ini dinamakan induktor inti udara. Biasanya induktor dengan inti udara memiliki kerapatan fluks yang tinggi sehingga banyak dipakai pada rangkaian frekuensi radio dan televisi. b. Induktor inti ferrit Induktor inti ferit memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan induktor dengan inti besi, yakni soal efisiensi yang lebih baik karena dapat mengurangi kerugian histerisis yang biasa terjadi pada induktor. Selain itu induktor inti ferit dapat bekerja dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi. Kegunaan induktor inti ferit banyak terdapat pada rangkaian radio dan televisi yang bekerja pada frekuensi tinggi. Selain itu induktor dengan inti ferit juga banyak diaplikasikan pada berbagai catu daya swithing seperti power supply komputer, charger laptop, dan lain sebagainya. c. Induktor inti besi/logam Jenis induktor inti besi banyak dipakai pada transformator yang bekerja pada frekuensi rendah seperti trafo catu daya yang berhubungan dengan tegangan AC yang memiliki frekuensi rendah. Bahan inti besi pada induktor ini bukan dari bahan inti besi biasa, melainkan dari inti besi lunak. Selain itu induktor dengan inti besi juga banyak terdapat pada transformator input atau input yang berfungsi sebagai kopling loudspeaker yang banyak diterapkan pada amplifier merk TOA. d. Induktor variabel Variable Inductor adalah jenis induktor yang besar kecilnya nilai induktansi dapat diatur sesuai dengan keinginan. Biasanya induktor yang satu ini menggunakan bahan ferit. Dan sering diterapkan pada rangkaian radio. Gambar: Jenis dan Simbol induktor. 3. Jenis – Jenis Kapasitor
  • 11. 8 Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis yaitu Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing jenis Kapasitor: a. Kapasitor nilai tetap (fixed capacitor) Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya konstan atau tidak berubah-ubah. 1) Kapasitor Keramik Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak- balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF. 2) Kapasitor Polyester Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas arah). 3) Kapasitor Kertas Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak- balik dalam rangkaian elektronika. 4) Kapasitor Mika Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah. 5) Kapasitor Elektrolit Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit (Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan, Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan melampui batas kamampuan tegangannya. 6) Kapasitor Tantalum Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi
  • 12. 9 dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop. Gambar: Bentuk dan Simbol Kapasitor nilai tetap. b. Kapasitor Variabel Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu : 1) VARCO (Variable Condensator) VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF. 2) Trimmer Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.
  • 13. 10 Gambar: Bentuk dan Simbol Kapasito variabel C. Pembacaan Kode Nilai Komponen Pasif 1. Resistor Tabel nilai-nilai Resistor
  • 14. 11 a. Cara membaca resistor berdasarkan warna gelanng Jika resistornya 4 gelang warna, maka gelang ke satu dan kedua merupakan angka berjajar, dan yang ketiga merupakan jumlah dari 0 atau pengali, dan gelang yang terakhir berfungsi sebagai toleransi atau nilai kerja resistor dari batas bawah sampai batas maksimum. b. Cara mengukur Resistor dengan Ohm meter 1) Analog a) Pastikan multimeter sudah terkalibrasi b) Putar selektor multimeter disesuaikan dengan perkiraan nilai resistor c) Hubungkan probe merah dan hitam ke tiap kaki resistor d) Kemudian baca dijarum indikator dengan posisi tegap e) Dan itu nilai resistornya 2) Digital a) Putar selektor pada posisi R b) Tentukan nilai selektor disesuaikan dengan perkiraan nilai resistor c) Pasang probe pada tiap kaki resistor
  • 15. 12 d) Dan hasil akan muncul pada display multimeter 2. Induktor Untuk pembacaan nilai induktor sendiri, terdiri dari 2 yakni pada induktor nilai tetap dan induktor nilai tidak tetap. a. Induktor nilai tetap 1) Pembacaan dengan kode warna Kode warna yang ditetapkan oleh RMA ( Radio Manufactures Association)ini menentukan besarnya nilai induktansi dari induktor dalam micro henry ( uH ). Gambar: Tebel warna Induktor. Contoh: Diketahui: Cincin 1 : Merah Cincin 2 : Ungu Cincin 3 : Orange Cincin 4 : Emas Ditanya: nilai induktor dan jangkauan nilainya? Jawab: Berarti nilainya 27000 microhenry ± 5% Nilai induktansi toleransinya: ( 5/100 ) x 27.000 =1350 microhenry Nilai induktansi terbesar : 27.000 + 1350 = 28.350 microhenry Nilai induktansi terkecil: 27.000 – 1350 = 25.650 microhenry
  • 16. 13 Maka jangkauan nilainya berkisar antara 25.650 microhenry hingga 28.350 microhenry. 2) Dengan kode angka Satuan untuk induktor dengan kode huruf dan angka dalam MikroHenry ( uH ) dengan tiga angka:  Angka pertama dan kedua merupakan nilai awal induktansi.  Angka ketiga merupakan faktor pengali atau banyaknya nol.  Huruf awal “R” menghadirkan tanda desimal.  Huruf akhir merupakan nilai toleransi dimana “J = 5% ; K= 10%; M = 20% “ Induktansi induktor = nilai awal induktansi x faktor pengali Contoh : Diketahui : Tertulis di badan beberapa induktor ialah R10,1R0,100,101,102,103 Ditanya: Berapa nilai induktansinya ? Jawab: R10 = 0.1 uH 1R0 = 1 uH 100 = 10 uH 101 = 100 uH 102 = 1000 uH ( 1mH) 103 = 10000 uH (10mH) b. Induktor nilai tidak tetap Yaitu induktor yang nilai induktansinya berubah dengan cara memutar asnya. c. Dengan multimeter Pengujian dengan multimeter dilakukan hanya untuk mengecek apakah induktor tersebut masih bagus atau tidak. Hal ini dilakukan dengan cara menyambungkan dua kutub induktor pada probe multimeter lalu mengujuinya dengan selektor ke arah OHM meter (selektor pengali disesuaikan). Apa bila jarum tidak bergerak maka induktor bagus. Apa bila jarum bergerak maka induktor putus. Bila jarum tidak bergerak jauh berarti induktor kemungkinan induktor bocor untuk lebih akurat pengujian Bocor atau hubung singkat antar kawat emailnya atau antar gulungan hanya dapat dilihat dengan osiloskop dengan bantuan menginjeksikan isyarat bentuk blok. 3. Kapasitor Berikut ini adalah ukuran turunan Farad yang umum digunakan dalam menentukan Nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor : Farad = 1.000.000µF (mikro Farad) 1µF = 1.000nF (nano Farad) 1µF = 1.000.000pF (piko Farad) 1nF = 1.000pF (piko Farad) Cara membacakapasitor a. Non-Polar
  • 17. 14 Untuk Kapasitor Keramik, Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyester atau Kapasitor Non-Polaritas lainnya, pada umumnya dituliskan Kode Nilai dibadannya. Seperti 104J, 202M, 473K dan lain sebagainya. Maka kita perlu menghitungnya ke dalam nilai Kapasitansi Kapasitor yang sebenarnya. Contoh untuk membaca Nilai Kode untuk Kapasitor Keramik diatas dengan Tulisan Kode 473Z. Cara menghitung Nilai Kapasitor berdasarkan kode tersebut adalah sebagai berikut : Kode : 473Z Nilai Kapasitor = 47 x 103 Nilai Kapasitor = 47 x 1000 Nilai Kapasitor = 47.000pF atau 47nF atau 0,047µF Huruf dibelakang angka menandakan Toleransi dari Nilai Kapasitor tersebut. 473Z = 47,000pF +80% dan -20% atau berkisar antara 37.600 pF ~ 84.600 pF. b. Elko Untuk Kapasitor Elektrolit atau ELCO, nilai Kapasitansinya telah tertera di label badannya dengan jelas. Jadi sangat mudah untuk menentukan nilainya. Contoh 100µF 16V, 470µF 10V, 1000µF 6.3V ataupun 3300µF 16V.
  • 18. 15 D. Rangkaian Komponen Pasif dan Perhitunganya 1. Resistor Ketika sebuah resistor dilewati oleh sebuah arus searah, maka pada kedua ujung resistor tersebut akan timbul beda potensial atau tegangan. Sehingga akan berlaku hukum OHM: 𝑉𝑅 = 𝐼 𝐷𝐶 ⋅ 𝑅 = 𝐼. 𝑅 𝐼 𝐷𝐶 = 𝑉𝑅 𝑅 𝑅 = 𝑉𝑅 𝐼 𝐷𝐶 Dimana nilai R, bergantung pada hambatan jenis, panjang dari bahan resistor dan luas penampang dari resistor yang hubunganya adalah: 𝑅 = 𝜌 𝑙 𝐴 Dengan: R = Hambatan resistor (Ohm) 𝐼 𝐷𝐶= Arus DC (Ampere) 𝑉𝑅 = Tegangan pada resistor (Volt) 𝜌= Hambatan jenis 𝑙= Panjang bahan resistor (m) 𝐴= Luas penampang bahan resistor (m2) Sedangkan ketika sebuah resistor dihubungkan dengan sumber tegangan (generator) bolak-balik, arus listrik akan mengalir melalui resistor. Tegangan pada resistor sama dengan tegangan sumber, yaitu: Sesuai dengan Hukum Ohm, arus yang mengalir melalui resistor adalah: Dua persamaan diatas menunjukkan bahwa tegangan dan arus pada resistor memiliki sudut fase yang sama, yakni ꞷt . Grafik tegangan dan arus terhadap waktu diperlihatkan pada Gambar 1. Sementara itu, fasor tegangan dan arus pada resistor diperlihatkan pada Gambar 5.20(c). Fasor tegangan dan arus pada resistor berimpit karena arus dan tegangan sefase (memiliki sudut fase yang sama).
  • 19. 16 Gambar: a). Rangkaian resistor dan sumber tegangan AC. b) grafik tegangan dan arus terhadap waktu. c). Diagram fasor tegangan dan arus pada resistor. Nah, dengan menggunakan hukum OHM lagi, maka kita akan memperoleh hambatan resistor atau disebut juga resistansinya: 𝑅 = 𝑉𝑅 𝐼 𝑅 = 𝑉𝑚 𝑆𝑖𝑛ꞷt 𝐼 𝑚 𝑆𝑖𝑛ꞷt = 𝑉𝑚 𝐼 𝑚  Untuk perhitungan pada rangkaian hambatan seri resisror berlaku: 1. Tegangan total rangkaian adalah penjumlahan dari tegangan seluruh resistor. V = V1 + V2 + V3 + …Vn 2. Kuat arus listrik rangkaian di seluruh bagian rangkaian sama. I = I1 = I2 = I3 = …In 3. Tahanan resistor pengganti rangkaian sama dengan penjumlahan dari nilai tahanan resistor rangkaian. Rs = R1 + R2 + R3 + …Rn  Untuk perhitungan pada rangkaian hambatan seri resisror berlaku: 1. Tegangan di seluruh resistor adalah sama. V = V1 = V2 = V3 = … 2. Kuat arus listrik total rangkaian adalah penjumlahan dari arus listrik yang mengalir ke masing-masing resistor. I = I1 = I2 = I3 = …
  • 20. 17 3. Kebalikan nilai tahanan resistor pengganti rangkaian sama dengan jumlah kebalikan nilai tahanan seluruh resistor. 2. Induktor Jika induktor dipasang pada arus yang konstan (DC), maka tegangannya sama dengan nol, sehingga induktor bertindak sebagai rangkaian hubung singkat (short circuit). Rangkaian ini (hubung singkat) mempunyai sifat bahwa nilai tegangan pada kedua ujung induktor sama dengan nol, sehingga nilai tahanan pada rangkaian ini sangat kecil sekali. Rangkaian ini, tidak tergantung dari arus I yang mengalir pada rangkaiam tersebut. 𝑉𝑎𝑏 = 0 𝑅 𝐷 = 0 Gambar induktor menjadi rangkaian short circuit ketika dihubungkan dengan arus DC Sedangkan induktor yang dihubungkan ke sumber tegangan AC. Arus yang mengalir pada induktor akan menimbulkan GGL induksi pada induktor yang berlawanan dengan sumbernya. Dengan menerapkan Hukum Kirchhoff tentang tegangan pada loop, diperoleh bahwa tegangan pada induktor sama dengan tegangan sumber, yakni: Selanjutnya, karena 𝑉𝐿 = 𝐿 𝑑𝑖 𝑑𝑡 , maka:
  • 21. 18 𝐿 𝑑𝑖 𝑑𝑡 = 𝑉𝑚 𝑆𝑖𝑛ꞷt 𝑑𝑖 = 𝑉𝑚 𝐿 𝑆𝑖𝑛ꞷt(dt) sehingga dengan mengintgralkan kedua ruas, diperole arus IL: 𝐼𝐿 = ∫ 𝑑𝑖 = ∫ 𝑉𝑚 𝐿 𝑆𝑖𝑛ꞷt(dt) = − 𝑉𝑚 ꞷ𝐿 𝐶𝑜𝑠 ꞷt(dt) Dari trigonometri dari matematika, 𝐶𝑜𝑠 ꞷt = 𝑆𝑖𝑛 (ꞷt − 1 2 𝜋), sehingga menjadi: Dari kedua persamaan diatas, terlihat bahwa arus yang mengalir pada induktor akan tertingga dari tegananya (tegangan mendahului arus), hal ini disebabkan karena arusnya akan diubah menjadi medan magnet terlebih dahulu. Gambar: (a) Rangkaian induktor dan sumber tegangan AC. (b) Grafik tegangan dan arus terhadap waktu. (c) Diagram fasor tegangan dan arus pada induktor. Nah, dengan menggunakan hukum OHM maka kita akan memperoleh hambatan indutornya yang disebut reaktansi induktif (XL) yakni: Persamaa reaktansi induktif tersebut diperoleh dengan menganggap induktor sebagai induktor murni, yakni induktor yang tidak memiliki resistansi. Pada kenyataannya, induktor dapat memiliki resistansi. Ketika resistansi tersebut cukup besar (tidak dapat diabaikan), resistansi itu harus dilibatkan dalam perhitungan.  Untuk perhitungan pada rangkaian induktif seri berlaku: Rangkaian Seri Induktor ini menghasilkan nilai Induktansi yang merupakan penjumlahan dari semua Induktor yang dirangkai secara seri. Ltotal = L1 + L2 + L3 + ….. + Ln Dengan: L= Induktansi (Henri)
  • 22. 19  Untuk perhitungan pada rangkaian induktif paralel berlaku Dengan: L=Induktansi (Henri) 3. Kapasitor Jika kapasitor dipasang pada tegangan searah/DC, maka arusnya sama dengan nol. Sehingga kapasitor bertindak sebagai rangkaian terbuka (open circuit) untuk tegangan DC. Rangkaian terbuka ini mempunyai sifat bahwa arus yang melalui rangkaian tersebut selalu sama dengan nol, sehingga nilai tahanan rangkaian tersebut besar sekali. Rangkaian terbuka, tidak tergantung dari nilai tegangan pada kedua titik rangkaia tersebut (kedua ujung kapasitor). I = 0 Rd = ∞ Gambar rangkaian kapasitor menjadi terbuka ketika dihubungkan arus DC Sedangkan rangkaian kapasitor dan sumber tegangan AC memiliki Tegangan pada kapasitor yang sama dengan tegangan sumber, yakni: Selanjutnya, arus yang mengalir melalui kapasitor ditentukan sebagai berikut: Nah kedua persamaan tersebut menunjukkan bahwa tegangan dan arus berbeda fase 1 2 𝜋 rad, dengan arus mendahului tegangan, hal ini disebabkan karena tegangan sumber harus disimpan dulu ke kapasitor hingga muatnya penuh.
  • 23. 20 Gambar: (a) Rangkaian kapasitor dan sumber tegangan AC. (b) Grafik tegangan dan arus terhadap waktu. (c) Diagram fasor tegangan dan arus pada pada kapasitor. Nah dengan menggunakan hukum OHM, maka kita akan menemukan hambatan pada kapasitor yang disebut Reaktansi kapasitf (XC), yakni:  Untuk perhitungan pada rangkaian kapasitor seri berlaku: 1. Potensial total rangkaian adalah penjumlahan dari potensial seluruh kapasitor. V = V1 + V2 + V3 + …Vn 2. Muatan listrik yang mengalir melalui tiap kapasitor adalah sama. q = q1 = q2 = q3 = …qn 3. Kebalikan kapasitas kapasitor pengganti seri sama dengan jumlah kebalikan nilai kapasitas seluruh kapasitor.  Untuk perhitungan pada rangkaian kapasitor seri berlaku: 1. Potensial di seluruh kapasitor adalah sama. V = V1 = V2 = V3 = …Vn 2. Muatan listrik total kapasitor adalah penjumlahan dari muatan listrik yang mengalir ke masing-masing kapasitor. q = q1 + q2 + q3 … 3. Kapasitas kapasitor pengganti paralel sama dengan penjumlahan dari kapasitas seluruh kapasitor. Denganmuatanpada kapasitor: Dimana: q = besarmuatanlistrik(C C = kapasitansi (C/V ataufarad) V = tegangan(Volt)
  • 24. 21 Cp = C1 + C2 + C3 + …Cn 4. Rangkaian RLC seri A. Pada listrik DC Rangkaian RLC seri pada listrik DC ini hanya bisa dihitung pada rangkaian RL saja, karena untuk rangkian RC atau RLC akan menjadi open circuit sehingga nilai arus sama dengan nol dan hambatanya menjadi tak hingga. Untuk perhitungan rangkaian RL itu sendiri hanya dihitung pada rangkaian R (resistor)-nya saja karena L (induktor) pada rangkiaan tersebut short circuit. B. Pada listrik AC Gambar : Rangkaian AC RLC seri Pada rangkaian listrik AC RLC, arus listrik pada setiap komponen adalah sama (IR=IL=IC) sehingga kita anggap I-nya adalah 𝐼 = 𝐼 𝑚 𝑆𝑖𝑛 (ꞷt) , sehingga teganganya: 𝑉 = 𝑉𝑚 𝑆𝑖𝑛(ꞷt + φ). Sehingga untuk menentukan hubungan VR, VL, dan VCnya kita harus menggunakan analisis fasor. Dari pembahasan sebelumnya, diketahui bahwa: 1) Pada resistor, arus dan tegangan sefase maka fasor IR dan VR berimpit; 2) Pada induktor, arus tertinggal oleh tegangan (atau tegangan mendahului arus) dengan beda fase 1 2 𝜋 rad maka fasor IL dan VL saling tegak lurus; 3) Pada kapasitor, arus mendahului tegangan (atau tegangan tertinggal oleh arus) dengan beda fase 1 2 𝜋 rad maka fasor IC dan VC saling tegak lurus. Denganmuatanpada kapasitor: Dimana: q = besarmuatanlistrik(C C = kapasitansi (C/V ataufarad) V = tegangan(Volt)
  • 25. 22 Gambar: (a) Diagram fasor tegangan pada rangkaian AC RLC seri. (b) Fasor tegangan total V merupakan resultan dari fasor VR dan fasor VL – VC . Sehingga, berlaku hubungan: Sedangkan hambatanya sendiri disebut dengan impedansi (Pada listrik AC) dengan masing-masing impedansi komponenya adalah Dan hubungan masing-masing impedansi digambarkan dengan diagram fasor: Gambar: Diagram fasor impedansi.Sehingga diperoleh impedansi total Dan sudut fasenya dapat dicari dengan persamaan: atau Persamaan tan 𝜑 juga menunjukkan bahwa sifat rangkaian dapat diketahui dengan membandingkan besar XL dan XC. Jika XL > XC, rangkaian bersifat induktif, jika XL < XC, rangkaian bersifat kapasitif, dan jika XL = XC, beresonansi. 5. Rangkaian RLC paralel
  • 26. 23 a. Pada listrik DC Rangkaian RLC paralel pada listrik DC ini hanya bisa dihitung pada rangkaian RC saja, karena pada rangkaian RL atau RLC rangkaianya akan bersifat short circuit sebab adanya induktor sehingga tegangan dan hambatannya sama dengan nol. Untuk perhitungan rangkaian RC sendiri itu hanya menghitung nilai pada R (resistor)-nya saja. b. Pada listrik AC Gambar: Rangkaian AC RLC paralel. Pada rangkaian listrik AC RLC paralel, tegangan listrik pada setiap komponen adalah sama (VR=VL=VC) sehingga kita anggap V-nya adalah 𝑉 = 𝑉𝑚 𝑆𝑖𝑛 (ꞷt), sehingga arusnya: 𝐼 = 𝐼 𝑚 𝑆𝑖𝑛(ꞷt + φ). Sehingga untuk menentukan hubungan IR, IL, dan IC-nya kita harus menggunakan analisis fasor. Dari pembahasan sebelumnya, diketahui bahwa: 1) Pada resistor, arus dan tegangan sefase maka fasor IR dan VR berimpit; 2) Pada induktor, arus tertinggal oleh tegangan (atau tegangan mendahului arus) dengan beda fase 1 2 𝜋 rad maka fasor IL dan VL saling tegak lurus; 3) Pada kapasitor, arus mendahului tegangan (atau tegangan tertinggal oleh arus) dengan beda fase 1 2 𝜋 rad maka fasor IC dan VC saling tegak lurus Gambar: Diagram fasor tegangan pada rangkaian AC RLC paralel dimana Fasor tegangan total Is merupakan resultan dari fasor IR dan fasor IL – IC . Sehingga berlaku hubungan:
  • 27. 24 Dan hubungan masing-masing impedansinya: Dan sudut fasenya dapat dicari dengan persamaan: 𝑇𝑎𝑛 𝜃 = ( 𝐼𝐿 − 𝐼𝐶 ) 𝐼 𝑅 Persamaan tan 𝜑 juga menunjukkan bahwa sifat rangkaian dapat diketahui dengan membandingkan besar IL dan IC. Jika IL > IC, rangkaian bersifat induktif, jika IL < IC, rangkaian bersifat kapasitif, dan jika IL = IC, maka beresonansi. E. Aplikasi Komponen Pasif Dalam Berbagai Alat Elektronika 1. Pengantar penguat operasi Komponen elektronik penguat operasi (operational amplifier) juga sering discbut dengan singkatan opamp atau op-amp memiliki peranan yang sangat panting untuk membangun komponen sub-sistem pada sistem kontrol sccara analog. Op- amp membentuk rangkaian elektronik bersama dengan komponen pasif — resistor (R), induktor (L) dan kapasitor — sehingga dapat memodelkan fungsi alih domain s. Pada sistem kontrol secara analog, terutama kontroler dibangun dengan menggunakan komponen elektronik yang terdiri dad komponen aktif dan komponen pasif. Sebagai komponen aktif digunakan komponen op-amp yang dikemas dalam bentuk rangkaian terintegrasi juga disebut sebagai IC (integrated circuit). Terdapat banyak tipe op-amp yang dapat dijumpai di pasaran umum, namun secara umum op-amp standar yang sering digunakan dalam aplikasi clektronika analog adalah tipe LM741 seperti yang diperlihatkan dalam gambar 4.1. Seen fisik komponen op-amp LM741 memiliki jumlah pcnyemat sebanyak 8 yang terdiri dari: dua penyemat catudaya. dua penyemat saluran masukan. saw penyemat keluaran, dua penyemat offset null. (Siswojo, 2017:59)
  • 28. 25 2. Piranti Filter Aplikasi-aplikasi lainnya untuk rangkaian RLC paralel) adalah penggunaannya di dalam proses multiplexing dan pada filter-filter (atau piranti tapis) yang menyaring sinyal-sinyal harmonik. Akan tetapi, diskusi yang lebih jauh hingga ke hal-hal ini mempersyaratkan kita memahami konsep-konsep semisal resonansi, tanggapan frekuensi, dan impedansi, yang hingga sejauh ini belum kita sentuh. Oleh karena itu, dapat disimpulkan kiranya bahwa pemahaman yang memadai mengenai karakteristik-karakteristik dasar rangkaian RLC sangat penting bagi studi di bidang jaringan telekomunikasi dan rancang-bangun piranti filter, sebagaimana juga halnya bagi sejumlah besar aplikasi lainnya. (Hayt, :20)
  • 29. 26 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang tidak memerlukan sumber arus listrik eksternal untuk pengoperasiannya. Komponen pasif terdiri 3 jenis, yaitu Resistor, Induktor, dan Kapasitor. Di makalah ini dijelaskan secara detail mengenai apa jenis dan karakteristik dari komponen pasif (RLC), mengenai cara mengetahui nilai dari komponen pasif (RLC), dan juga mengenai cara menghitung rangkaian komponen pasif (RLC) secara detail. Pada hakikatnya komponen pasif sangatlah bermanfaat dalam kehidupan sehari hari. Terutama dalam bidang filtering, karena komponen komponen elektronika saat ini hanya membutuhkan tegangan yang kecil. Sehingga tegangan dari PLN harus diturunkan dan di filter terlebih dahulu.
  • 30. 27 Daftar Pustaka Abdul. (2019, Agustus 06). Rangkaian RLC. Diambil kembali dari Abdul Elektro: https://abdulelektro.blogspot.com/2019/06/rangkaian-rlc-paralel.html Asep. (2015, 09 11). Pengertian Resistor dan Jenis-jenisnya. Diambil kembali dari Teknik Elektro: https://teknikelektronika.com/pengertian-resistor-jenis-jenis-resistor/ Genie. (2019, 08 01). Jenis-jenis Komponen Elektronika beserta Fungsi dan Simbolnya . Diambil kembali dari Teknik Elektronika: https://teknikelektronika.com/jenis-jenis- komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya/ Hayt, W. (2006). Rangkaian Listrik Jilid 1 Edisi 6. Bandung: Erlangga. Jakarta, S. 7. (2014, September 07). Listrik Bolak Balik. Diambil kembali dari SMA Negri 78 Jakarta: Sma78.co.nr/ Jenis-Jenis Komponen Elektronika Beserta Fungsi dan Simbolnya. (t.thn.). Diambil kembali dari Teknik Elektronika: https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen- elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya/ Job, B. (2011, Agustus 08). Kumparan ( induktor ). Diambil kembali dari Web Anak Elektro: http://basejob.blogspot.com/2011/08/kumparan.html Mohanshori. (2011, November 17). Karakteristk Induktor. Diambil kembali dari wordpress: https://mohanshori.wordpress.com/2011/11/17/karakteristik-induktor/ Nerdi. (2019, 06 23). Bahan dan Karakterisktik dari Resistor. Diambil kembali dari Geo Cities: http://www.geocities.ws/handounimed/medianerdi/bahan_dasar_dan_karakteristik_res istor.html Pangestu, N. (2019, Juli 17). Resistor. Diambil kembali dari Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor Purnama, A. (2019, Februari 06). Definisi Kapasitor . Diambil kembali dari Elektronika Dasar: https://elektronika-dasar.web.id/definisi-kapasitor Ramdhani, M. (2008). Rangkaian Listrik. Bandung: Erlangga. Rangkaian R-L-C Paralel. (2019, September 15). Diambil kembali dari Elektronika Dasae: http://elektronika-dasar.web.id/rangkaian-r-l-c-paralel/ Saipul. (2016, Juni 20). Dasar Elektronika 3. Diambil kembali dari Instrument elektronika: http://secureinstruments.blogspot.com/2015/06/dasar-elektronika-3-induktor.html Saripudin, A. (2009). Praktis Belajar Fisika 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Saripudin, A. (2009). Praktis Belajar Fisika 3. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Siswojo, B. (2017). Elektronika Kontrol: Pengantar Desain, Analisis dan Aplikasi Sistem Kontrol. Malang: UB Media.