1) Asesmen komunikasi personal merupakan salah satu teknik asesmen alternatif untuk memperoleh informasi tentang prestasi siswa melalui berkomunikasi langsung dengan siswa, tidak hanya prestasi belajar tetapi juga proses pembelajaran.
2) Teknik ini dapat digunakan untuk menilai pengetahuan, reasoning, keterampilan, produk, dan afektif siswa dengan beberapa prinsip penting seperti bahasa yang mudah dipahami s
1. 1
KK-10 Asesmen Komunikasi Personal
Nama : Irfan Fathurrohman
NIM : 2208148
1. Apakah yang dimaksud dengan asesmen Komunikasi Personal?
Asesmen komunikasi personal merupakan salah satu contoh dari asesmen alternatif. Asesmen
komunikasi personal digunakan untuk memperoleh informasi penting tentang prestasi siswa
dengan cara berkomunikasi dengan siswa. Dalam hal ini, prestasi siswa tidak hanya meliputi
prestasi belajar semata tetapi juga prestasi siswa dalam proses pembelajaran. Asesmen komunikasi
personal dapat digunakan untuk menilai pengetahuan reasoning, keterampilan dan produk serta
afektif siswa.
2. Apakah tujuan dari Asesmen Komunikasi Personal?
[1] alat cek ganda asesmen lain, [2] memantau apakah kelas/individu berjalan sebagaimana
mestinya, [3] mendorong dan mengevaluasi penalaran dan pemecahan masalah siswa, dan [4]
menilai prestasi siswa dalam partisipasinya dalam diskusi kelas.
3. Target penilaian apakah yang dapat dinilai dengan Asesmen Komunikasi Personal?
a. Menilai pengetahuan
Pengetahuan dapat dinilai dengan komaunikasi personal tapi harus hati-hati. Kita dapat
bertanya kepada siswa untuk melihat apakah mereka menguasai materi melalui ingatan
dan/atau melalui penggunaan material acuan yang efktif.
b. Menilai reasoning
Penanya yang mahir dapat mengukur resoning siswa dan problem solving ketika proses
berpikir sedang berlangsung dan secara retrospektif, untuk menganalisis bagaimana siswa
memperoleh jalan keluarnya. Yang lebih menarik, adalah kita dapat menggunakan pertanyaan
proses untuk membantu siswa memahami dan meningkatkan reasoning mereka.
c. Menilai keterampilan dan produk
Untuk menilai keterampilan dan produk, kita dapat meminta siswa untuk “melakukan dan
membuat” sesuatu dan membandingkannya dengan kualitas standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tapi untuk melakukan hal tersebut membutuhkan biaya yang besar dan waktu
yang lama. Untuk mengatsinya guru dapat berbicara dan bertanya kepada siswa beberapa
pertanyaan. Berdasarkan tingkat pencapaian yang tergambarkan dari jawaban siswa, guru
dapat memperkirakan kompetensinya. Jika dibandingkan, maka komunikasi personal
kualitasnya lebih rendah dari pada penilaian pencapaian yang nyata.
d. Menilai afektif
Kelebihan lain dari komunikasi personal sebagai assessmen adalah dapat menentukan arah
dan intensitas sikap, minat, nilai, atau motivasi siswa dengan cara bertanya kepada mereka.
Satu pola yang berkelanjutan dalam pertukaran pandangan antara guru dan siswa dapat
memberikan kontribusi dalam menciptakan lingkungan belajar yang sesuai. Kunci untuk
membuat komunikasi personal bekerja dalam menilai affect siswa adalah dengan
mempercayai dan membuka akses komunikasi. Jika siswa merasa nyaman untuk mengatakan
apa yang mereka pikirkan dan rasakan, maka mereka akan melakukannya.
2. 2
4. Apa prinsip-prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam Asesmen Komunikasi Personal?
Prinsip konteks yang penting untuk diperhatikan oleh penilai dalam menggunakan komunikasi
personal sebagai asesmen adalah :
a. Faktor pertimbangan lain. Hampir semua assessmen kelas yang menggunakan komunikasi
personal tidak tunduk pada verifikasi luar, maksudnya tidak seorangpun selain guru yang dapat
memeriksa apakah guru melakukan pekerjaan dengan baik
b. Bahasa yang umum Jika kita menilai menggunakan komunikasi personal, kita harus tahu
bagaimana menyampaikan maksud dalam bahasa dan kultur siswa. Ketika tidak ada
pemahaman, maka kesalahan pengukuran akan terjadi.
c. Kelancaran lisan yang cukup Kelancaran lisan ini tidak sama dengan bahasa yang umum, siswa
harus mampu mengekspresikan diri mereka secara fasih. Jika siswa tidak fasih maka akan
terjadi kesalahan interpretasi dan penarikan kesimpulan yang keliru.
d. Kepribadian siswa Siswa yang pemalu tidak dapat menunjukkan dengan baik prestasi mereka
jika menggunakan asesmen komunikasi personal. Untuk mengatasinya dapat dilaukan dengan
cara memasangkan siswa pemalu dengan siswa yang lainnya. Sedangkan siswa dengan
kepribadian yang sangat ramah dan agresif dapat mengelabui asesor dan menyamarkan prestasi
mereka yang sebenarnya.
e. Waktu yang memadai Jika penilaian dilakukan terhadap masing-masing siswa, waktu yang
digunakan harus dipertimbangkan. Ketika cakupan target yang akan dinilai sempit dan
siswanya sedikit, waktu tidaklah menjadi masalah. Satu atau dua pertanyaan mungkin cukup
untuk memberikan pandangan yang sekilas tentang pencapain. Akan tetapi jika target meluas
dan jumlah siswanya meningkat, waktu menjadi ukuran yang penting. Harus ada waktu yang
cukup untuk kita berinteraksi dengan siswa yang pencapainnya akan dinilai dan harus ada
waktu yang cukup dengan setiap siswa untuk memperoleh informasi pencapaian yang sesuai.
Jika waktu ini tidak tersedia, lebih baik menggunakan assessmen lain yang tidak membutuhkan
penilain satu persatu.
f. Keamanan lingkungan Komunikasi personal akan berjalan baik ketika siswa merasa belajar di
lingkungan yang aman. Salah satu cara untuk membuat siswa merasa berada di lingkungan
yang aman adalah dengan tidak mempermalukan siswa di depan umum karna kegagalannya.
Cara lainnya adalah memberikan kesempatan untuk belajar lebih dan tampil lagi kemudian
dengan perjanjian keberhasilan yang dicapai akan lebih baik.
g. Pemahaman siswa tentang pentingnya menunjukkan prestasi yang sebenarnya Personal
komunikasi bekerja dengan baik sebagai asesmen ketika siswa memahami bahwa guru
memerlukan jawaban yang jujur dan bukan mengira-ngira jawaban yang diinginkan guru.
h. Catatan yang akurat Karena tidak ada hasil yang nyata melalui asesmen komunikasi personal
maka catatan pencapaian dapat hilang. Jika siswa yang dinilai sedikit tidak akan menjadi
masalah karena guru masih dapat mengingatnya, tetapi jika jumlah siswa banyak, maka kita
membutuhkan alat penyimpanan pencapaian siswa seperti catatan atau alat perekam lainnya.
5. Apa sajakah bentuk/teknik penilaian untuk menilai Komunikasi Personal?
Komunikasi personal memiliki beberapa teknik yang dapat digunakan dalam asseamen, yaitu :
a. Membuat hubungan yang jelas dan kompleks antara strategi dan fokus pertanyaan pada
pengajaran.
b. Pertanyan yang sukar dapat diulang untuk menggali lebih dalam bagaimana pemikiran siswa.
c. Asesmen komunikasi personal dapat dilakukan secara spontan, memberikan keuntungan untuk
menilai dan mempertimbangkan pencapaian, yaitu ketika kita merasa perlu untuk memperoleh
informasi yang lebih tentang pemikiran siswa, kita dapat menggunakan kesempatan dengan
baik dan mengambil keuntungan dari kesempatan yang dapat diajarkan
3. 3
d. Komunikasi personal hampir tidak terbatas kefleksibelannya dalam hal aplikasinya sebagai
asesmen kelas. Komunikasi personal dapat fokus pada nilai outcomes, penilaian mikroskopik
masing-masing siswa atau kelompok. Siswa dapat merespon dengan sukarela atau kita
menyuruhnya, interaksi dapat secara terbuka atau pribadi, dan pertanyaan dapat berasal dari
siswa atau guru.
e. Untuk pengguna assessmen komunikasi personal yang penuh perhatian, reaksi siswa yang
nonverbal dapat memberikan arti yang mendalam tentang pencapaian dan perasaan siswa
terhadap materi yang dipelajari.
6. Bagaimanakah mengembangkan perangkat penilaian Asesmen Komunikasi Personal?
Proses pelaksanaan di kelas, ada tiga tahapan yang dilakukan yaitu tahap persiapan, diskusi dan
proses asesmen, dan umpan balik. Dalam tahap persiapan dilakukan pembuatan indikator kegiatan
dan skornya. Tahap ini dapat dilakukan dengan curah pendapat tentang perilaku positif yang
memberikan sumbangan pada diskusi kelas yang produktif. Misalnya hasil curah pendapat tersebut
adalah
a. membuat konstribusi yang berkualitas tinggi yang sesuai dengan topik
b. mendengarkan secara intensif ketika yang lain memberikan konstribusi
c. bertindak untuk membawa temannya dalam diskusi
d. mengklarifikasi pertanyaan
e. tidak takut (berani) berdebat dan mempertahankannya
f. membuat pernyataan-pernyataannya jelas dan ringkas.
Selanjutnya siswa diminta mengidentifikasi tiga atau empat kecakapan interaksi tersebut yang
dinilai lebih penting untuk mencapai diskusi yang produktif dan memberinya skor dua (2). Sisanya
diseleksi kembali untuk menentukan kecakapan yang dianggap penting, tetapi tidak cukup penting
dibandingkan kelompok pertama dan memberinya skor satu (1). Siswa juga
diminta curah pendapat mengenai pola interaksi yang kontraproduktif dalam sebuah diskusi.
Misalnya dihasilkan perilaku kontraproduktif diantaranya
a. menyebabkan peserta diskusi lain tidak mengemukakan ide-idenya
b. tidak berpartisipasi
c. tidak mendengarkan dengan penuh perhatian
d. menginterupsi ketika yang lain berbicara
e. mendominasi dalam diskusi
f. memberikan konstribusi di luar topik
Seperti halnya pada perilaku produktif, siswa diminta menentukan prioritas diantara perilaku
kontraproduktif serta memberi skor dengan nilai poin minus dua (-2) dan minus satu (-1). Diskusi
dan Proses asesmen. Pada tahap ini siswa dibagi dalam dua kelompok secara random dan diberi
nama, misalnya satu kelompok diberi nama “innie”, yang lain diberi nama “outie”.
Para siswa duduk dalam lingkaran, outies duduk di sisi kanan innie partnernya, lembar skor di
pegang. Innies membaca sepenggal pada topic kontroversial (mungkin editorial suratkabar pada
isu politik) dan mendiskusikannya diantara mereka sendiri. Setiap waktu partnernya menunjukkan
satu dari perilaku yang didaftar pada lembar skor, outies mencatatnya (tally).
Nantinya hasil catatan dihitung untuk menemukan frekuensi kemunculan berbagai target, hasilnya
dikalikan dengan point untuk mengasilkan skor. Innies dan outies kemudian berganti peran.
Umpan balik – melalui komunikasi personal. Setelah diskusi, para partner bertemu untuk berbagi
dan mendiskusikan hasil. Tugasnya adalah membicarakan satu sama lain tentang kualitas dan
pengaruh konstribusinya kepada interaksi kelompok. Mereka mengindentifikasi perilaku positif
dan pola produktif sebagai cara untuk meningkatkan/perbaikan. Partner diminta memberikan
4. 4
contoh-contoh khusus dari sesuatu hal-hal yang tampaknya untuk kerja baik dan tidak. Jika terjadi
misinterpretasi, peserta diberi kesempatan untuk menjelaskan apa mereka lakukan. Pendeknya,
partner memberikan umpan balik pada hasil, tidak hanya sebagai skor, tetapi sebagai komunikasi
personal mengenai asesmen dan hasilnya. Berikutnya, kelas secara keseluruhan mendiskusikan
implikasi aktivitas ini untuk mencapai tujuan-tujuan tanggungjawab sebagai peserta diskusi.
Ketika selesai dari aktivitas ini mereka berusaha untuk mematuhi/mengikuti teknik-teknik diskusi
yang baik.
e. Apa kekuatan dan kelemahan dalam teknik-teknik penilaian tersebut?
Kelebihan menggunakan komunikasi personal sebagai asesmen jika dibandingkan dengan bentuk
assesmen lainnya adalah :
a. Asesmen menggunakan komunikasi personal dapat dilakukan secara cepat dan efisien.
b. Koneksi yang cepat dapat terjadi antara asesmen dan pengajaran.
c. Metodenya fleksibel.
d. Asesmen dapat berupa respon nonverbal.
e. Suatu cara paling baik untuk membedakan orientasi dan kelebihan siswa yang berhubungan
dengan sikap, hobi, norma/kecenderungan motivasi dengan cara bertanya kepada siswa.
f. Adanya kejujuran antara siswa dan guru. Kekurangan penggunaan komunikasi personal
sebagai asesmen adalah : Terkadang bermasalah dengan penyimpanan sampel. Kurang
cocok untuk menilai keterampilan dan produk yang berupa hasil karya.
f. Bagaimanakah validitas dan realiabilitas perangkat penilaian Komunikasi Personal?
a. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau
instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai
tes tersebut. Validitas isi mengukur derajat kemampuan tes dalam mengukur cakupan substansi
elemen yang ingin diukur (Azwar, 1997:74). Validitas isi digunakan untuk mengukur
kemampuan belajar, hasil belajar atau prestasi belajar.
b. Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas Konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir tes
mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau
definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas konstruk (construct) berkaitan dengan
fenomena dan objek yang abstrak, tetapi gejalanya dapat di amati dan dapat di ukur (Kusaeri,
2012:81).
Validitas Konstruk dapat digunakan untuk mengukur sikap, minat konsep diri, lokus kontrol,
gaya kepemimpinan, motivasi berprestasi, dan lain-lain, maupun yang sifatnya performa
maksimum seperti instrumen untuk mengukur bakat (tes bakat), inteligensi (kecerdasan
intelektual), kecerdasan, emosional dan lain-lain.