SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
BAB 2 
Otonomi Daerah 
Disusun oleh : Kelompok 2 
Intan Kusuma Ratnasari (18) 
Nurani Mutiara Hafizhah (24) 
Raditya Ari Prakoso (25) 
Sukma Putri Pertiwi (29)
A. Pengertian Otonomi Daerah 
1. Arti Otonomi Daerah 
2. Istilah-istilah Penting di dalam 
Pelaksanaan Otonomi Daerah 
3. Hakikat dan Arti Penting 
Otonomi Daerah 
4. Prinsip-prinsip Otonomi 
Daerah 
5. Dasar Hukum Pelaksanaan 
Otonomi Daerah 
7. Tujuan Otonomi Daerah 
9. Penyelenggara Pemerintahan 
dalam Pelaksanaan Otonomi 
Daerah 
10. Hak dan Kewajiban Daerah 
11. Tugas, Hak danWewenang 
Kepala Daerah dn DPRD 
12. Dampak dari Pelaksanaan 
Otonomi Daerah 
13. Faktor yang Mempengaruhi 
Pelaksanaan Otonomi Daerah 
14. Faktor Penghambat 
Pelaksanaan Otonomi Daerah 
15. Langkah-langkah di dalam 
mengatasi masalah-masalah yang 
berkaitan dengan Otonomi daerah 
6. Makna Otonomi Daerah 
8. Asas-asas yang Dipakai Otonomi 
Daerah
1. Arti Otonomi Daerah 
Secara etimologi kata “Otonomi” berasal dari bahasa Yunani 
“autos” yang berarti sendiri dan “nomos” yang berarti 
aturan. Jadi, Otonomi daerah dapat diartikan mengatur 
sendiri 
Menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah 
pada Pasal 1 ayat (5), Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan 
kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri pemerintahan 
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan 
perundang-undangan. 
Secara resmi Otonomi daerah dilaksanakan sejak 1 Januari 2001
2. Istilah-istilah Penting di dalam 
Pelaksanaan Otonomi Daerah 
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada 
Gubernur sebagaiWakil Pemerintahan dan atau perangkat pusat di daerah 
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa 
serta dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai 
pembiayaan, sarana, prasarana serta SDM dengan kewajiban melaporkan 
pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskan 
Wilayah Administrasi adalah wilayah kerja Gubernur selaku wakil pemerintah
Instansi Vertikal adalah perangkat departemen dan atau lembaga 
pemerintah non departemen di daerah 
Pejabat yang berwenang adalah pejabat pemerintah di tingkat pusat dan 
atau pejabat pemerintah di daerah propinsi yang berwenang membina dan 
mengawasi penyalenggaran Pemerintah Daerah 
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh 
Pemerintah (Pusat) kepada Daerah Otonomi untuk mengatur dan 
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Negara 
Indonesia
1. Mendorong untuk memberdayakan 
masyarakat 
2. Menumbuhkan prakarsa dan 
kreativitas masyarakat 
3. Meningkatkan peran serta 
masyarakat 
4. Mengembangkan peran dan fungsi 
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 
3. Hakikat dan Arti Penting 
Otonomi Daerah 
Kemandirian rakyat di 
daerah untuk mengatur 
penyelelenggaraan 
pemerintahan dan 
melaksanakan 
pembangunan di daerah 
Hakikat Otonomi 
Daerah 
Makna dan Arti 
penting dari 
Otonomi Daerah
4. Prinsip-prinsip Otonomi 
Daerah 
Pelaksanaan Otonomi Daerah harus : 
1. Dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, serta 
potensi dan keanekaragaman daerah. 
2. Didasarkan pada Otonomi luas, nyata, dan bertanggungjawab. 
3. Sesuai dengan konstitusi. 
4. Lebih meningkatkan kemandirian daerah. 
5. Lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif di daerah.
5. Dasar Hukum Pelaksanaan 
Otonomi Daerah 
Pasal 18 ini mengandung 4 (empat) pengertian pokok, yaitu : 
1. Negara Kesatuan RI menganut sistem desentrialisasi di samping sistem 
Landasan hukum melaksanakan Otonomi daerah adalah Pasal 18 
UUD 1945 
dekonsentrasi. 
2. Menghendaki adanya Undang-Undang organik tentang pemerintah 
daerah. 
3. Menghendaki adanya DPRD sebagai cerminan daripada pemerintahan 
Sebagai implementasi Otonomi daerah, dibentuk Undang-undang No. 22 
Tahun 1999 yang direvisi dengan keluarnya Undang-Undang No. 18 Tahun 
2004 tentang Pemerintahan Daerah 
demokratis yang dilaksanakan dengan permusyawaratan/perwakilan. 
4. Dihormati dan diakuinya hak asal-usul dan kedudukan daerah-daerah 
yang bersifat istimewa.
6. Makna Otonomi Daerah 
1. Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan 
pemerintahan dalam hubungan domestik kepada 
daerah kecuali untuk bidang keuangan dan moneter, 
politik 2. Penguatan luar negeri, peran peradilan, DPRD dalam pertahanan, pemilihan keagaman, 
dan 
3. Pembangunan tradisi politik yang lebih sesuai 
dengan kultur (budaya) setempat demi menjamin 
tampilnya kepemimpinan pemerintahan yang 
berkualifikasi tinggi dengan tingkat kepercayaan 
penetapan kepala daerah : menilai keberhasilan atau 
serta kebijakan pemerintah pusat yang bersifat 
kegagalan kepemimpinan kepala daerah. 
strategis nasional. 
4. Peningkatan efektifitas fungsi-fungsi pelayanan 
eksekutif melalui organisasi institusi yang dimiliki agra 
lebih sesuai dengan ruang yang tinggi. 
lingkup kewenangan yang 
5. Peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah 
serta pengaturan telah yang didesentralisasikan. 
lebih jelas atas sumber-sumber 
6. Perwujudpanenddeaspeanttaranlinseagsiafrias.kal melalui 
pembesaran alokasi subsidi pusat yang bersifat block 
7. Pembinaan dan pemberdayaan lembaga-lembaga 
grant. 
dan nilai-nilai lokal yang bersifat kondusif terhadap 
upaya memelihara harmoni sosial.
7. Tujuan Otonomi Daerah 
Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan Otonomi daerah antara lain 
adalah membebaskan pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak 
perlu dalam menangani urusan daerah 
Tujuan pemberian Otonomi daerah kepada daerah antara lain : 
1. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik 
2. Pengembangan kehidupan demokrasi 
3. Keadilan 
4. Pemerataan 
5. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar 
daerah dalam rangka keutuhan NKRI 
6. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat 
7. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas 
8. Meningkatkan peran serta masyarakat 
9. Mengembangkan peran dan fungsi DPRD
8. Asas-asas yang Dipakai 
Otonomi Daerah 
Desentralisasi : adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh 
pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus 
urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
Dekonsentrasi : adalah pelimpahan wewenang pemerintahan 
oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagi wakil pemerintah dan 
atau instansi vertikal di wilayah tertentu. 
Asas Tugas Perbantuan : adalah penugasan dari pemerintah 
kepada daerah tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu
9. Penyelenggara Pemerintahan 
dalam Pelaksanaan Otonomi 
Daerah 
Penyelenggara 
Pemerintahan 
Pusat : Presiden yang dibantuWakil 
Presiden dan para Menteri yang 
tergabung dalam kabinet 
Propinsi : Gubernur (kepala daerah), wakil 
Gubernur, dan perangkat pemerintahan 
propinsi 
Kabupaten / Kota : Bupati / Walikota, 
Wakil Bupati / WakilWalikota, dan 
perangkat kabupaten / kota
10. Hak dan Kewajiban 
Daerah 
Pasal 21 UU No. 32 tahun 2004 menjelaskan sebagai berikut : 
Dalam menyelenggarakan Otonomi, daerah memiliki hak : 
a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya 
b. Memilih pemimpin daerahnya 
c. Mengatur aparatur daerah 
d. Mengelola kekayaan daerah 
e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah 
f. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan SDA dan sumber daya 
lainnya yang ada di daerah 
g. Mendapat hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
Dalam penyelenggaraan Otonomi daerah, daerah memiliki kewajiban : 
a. Melindungi masyarakat , menjaga persatuan 
kesatuan dan kerukunan nasional, serta 
keutuhan NKRI 
f. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan 
g. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum 
b. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat 
c. Mengembangkan kehidupan demokratis 
d. Mewujudkan yang keadilan layak 
dan pemerataan 
e. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan 
h. Mengembangkan sitem jaminan sosial 
i. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah 
j. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah 
k. Melestarikan lingkungan hidup 
l. Mengelola administrasi kependudukan 
m.Melestarikan nilai-nilai sosial budaya 
n. Membentuk dan menerapkan peratura 
Perundang-Undangan 
sesuai dengan kewenangannya 
o. Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan 
Perundang-Undangan
11. Tugas, Hak danWewenang 
Kepala Daerah dan DPRD 
1. Kepala Daerah 
Kepala Daerah Kabupaten disebut Bupati, Kepala Daerah Kota disebut 
Walikota. 
Kepala Daerah mempunyai masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih 
kembali haynya untuk satu kali masa jabatan. 
Kepala Daerah mempimpin penyelenggaraan Pemerintah Daerah 
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan yang ditetapkan bersama DPRD. 
UU No. 32 Tahun 2004, pasal 25 ; Kepala Daerah mempunyai tugas dan wewenang : 
Memimpin penyelenggaraan pemerintah daerah berdasarkan kebijakan yang 
ditetapkan bersama DPRD. 
Mengajukan rancangan Perda. 
Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan DPRD. 
Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk 
dibahas dan ditetapkan. 
Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah. 
Mewakili daerahnya di dalam dan di lua pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa 
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 
Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuia dengan peraturan perundang - 
undangan
UU No. 32 Tahun 2004, pasal 25 dan 26 ; Kepala Daerah dan wakil kepala daerah 
mempunyai kewajiban : 
Menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan 
Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat 
Mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI 
Memegang teguh Pancasila dan UUD 1945 
Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat 
Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah 
Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah 
Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah semua 
perangkat daerah 
Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada pemerintah 
Memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD 
Menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada 
masyarakat
2. DPRD 
Anggota DPRD dipilih oleh rakyat di daerah melalui pemilihan umum. 
Masa jabatan anggota DPRD adalah lima tahun. DPRD merupakan 
lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur 
penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD memnpunyai fungsi 
legislasi, anggaran, dan pengawasan. 
DPRD mempunyai tugas dan wewenang : 
Bersama kepala daerah membentuk Perda 
Bersama kepala daerah menetapkan APBD 
Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan semua peraturan perundangan 
yang berlaku di daerah serta pelaksanaan APBD 
Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah terhadap 
perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan daerah 
Memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala 
daerah 
Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam 
penyelenggaraan pemerintahan daerah 
Membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah 
Melaksanakan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan 
pemilihan kepala daerah 
Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/ wakil kepala 
daerah kepada presiden melalui menteri dalam negeri bagi DPRD Propinsi dan 
kepada menteri dalam negeri melalui gubernur bagi DPRD kabupaten/kota
Anggota DPRD mempunyai hak 
Mengajukan rancangan perda 
Mengajukan pertanyaan 
Menyampaikan usul dan 
pendapat 
memilih dan dipilih 
Membela diri 
Imunitas (kekebalan hukum) 
Protokoler 
Keuangan dan administratif 
DPRD sebagai badan legislatif daerah mempunyai kewajiban : 
¤ Mentaati peraturan tata tertib, kode etik, dan sumpah /janji DPRD 
¤ Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga 
¤ Mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI 
¤ Mengamalkan Pancasila dan UUD 1945, serta mentaati segala peraturan 
perundang-undangan 
¤ Melaksanakan kehidupn demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah 
¤ Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah 
¤ Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat 
¤ Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi/golongan 
¤ Memberikan pertanggungjawaban atas tugas dan kinerjanya selaku anggta DPRD 
sebagai wujud tanggungjawab moral dan politis terhadap daerah pemilihannya 
Suasana sidang DPRD
12. Dampak dari Pelaksanaan 
Otonomi Daerah 
Dampak Positif 
Masyarakat di daerah akan lebih mengembangkan potensinya 
karena ada semangat bersaing dengan masyarakat daerah lain 
Pelayanan aparat pemerintahan menjadi lebih mudah dan cepat 
Perkembangan pembangunan ekonomi daerah terutama daerah 
luar pulau jawa lebih baik sebelum dari sebelum pelaksanaan 
Otonomi daerah 
Pembangunan fasilitas umum semakin meningkat 
Iklim berusaha dan usaha masyarakat lebih kondusif dan 
berkembang 
Aspirasi masyarakat akan lebih diperhatikan oleh pemerintah 
daerah karena mempunyai wewenang yang lebih besar daripada 
sistem terpusat 
Kesejahteraan warga daerah dirasakan semakin meningkat
Para pejabat daerah yang mempunyai kewenangan yang besar & 
kurang kontrol apabila tidak memiliki keimanan yang kuat akan 
cenderung menyalahgunakan kekuasaan 
Munculnya sifat egosentrisme di daerah 
Menimbulkan kesenjangan antara daerah yang miskin dengan 
kaya 
Daerah yang merasa kuat apabila tidak ada pembinaan yang baik 
dari pusat mendorong untuk hidup mandiri , tidak membantu 
masyarakat daerah lain bahkan dapat mengarah kepada 
separatisme 
Dampak Negatif 
Merebaknya Korupsi , Kolusi , & Nepotisme di daerah 
Meningkatnya kriminalitas di daerah
13. Faktor yang Mempengaruhi 
Pelaksanaan Otonomi Daerah 
Sumber Daya Manusia 
SDM memiliki peranan sangat menentukan dalam pelaksanaan Otonomi daerah 
karena manusia merupakan penyusun program , pelaksana sekaligus pengawas 
jalannya suatu kegiatan . SDM meliputi sikap mental (Budi Pekerti) , Kecerdasan , 
Keterampilan dan nilai–nilai potensial yang dimiliki manusia 
Kesediaan Dana 
Dengan adanya Otonomi daerah, daerah mempunyai kewenangan yang lebih besar 
untuk menggali sumbe–sumber dana yang ada di daerah .Sumber dana tersebut 
dapat diperoleh dari retribusi daerah, keuntungan perusahaan daerah, hasil bagi 
pengelolaan SDA di daerah dan pendapatan lain sesuai kewenangan daerah. 
Pemerintah daerah hendaknya pandai–pandai menggali sumber keuangan di 
daerah tidak lagi menggantungkan bantuan dari pusat 
Sumber Daya Alam 
Suatu yang memiliki SDA yang berupa kekayaan alam , Keindahan alam , Kesuburan 
tanah, dan potensi alam lainnya akan sangat mendorong keberhasilan pelaksanaan 
Otonomi daerah
Sarana dan Prasarana yang tersedia 
Suatu daerah yang memiliki sarana dan prasarana yang cukup akan memperlancar 
pelaksanaan Otonomi daerah. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan Otonomi 
daerah adalah setiap benda atau alat yang dapat digunakan untuk memperlancar 
pekerjaan atau kegiatan Pemerintahan Daerah, seperti alat–alat kantor, alat 
komunikasi dan transportasi 
Pengawasan dan pembinaan 
Pembinaan lebih ditekankan pada memfasilitasi dalam upaya pemberdayaan 
daerah otonom, sedangkan pengawasan lebih ditekankan pada pengawasan 
represif untuk lebih memberikan kebebasan kepada daerah 
Manajemen pengelolaan 
Agar pelaksanaan Otonomi daerah berjalan dengan lancar dan dapat meningkatkan 
kesejahteraan rakyat di daerah perlu adanya pengorganisasian yang baik pada para 
pelaku Otonomi daerah khususnya pemerintah daerah dan lembaga-lembaga 
pemerintahan di daerah.
14. Faktor Penghambat 
Pelaksanaan Otonomi Daerah 
a. Tidak semua daerah otonom di Indonesia memiliki sumber daya 
manusia yang tinggi sehingga masih memerlukan bantuan dari pusat 
atau daerah lain. 
b. Tidak semua daerah otonom di Indonesia memiliki sumber daya alam 
yang memadai sehingga sulit untuk menggali dana dari potensi alam. 
c. Masih adanya daya tarik menarik antara pemerintah pusat dan daerah 
tentang kewenangan masalah tertentu misalnya pembagian 
pendapatan pengelolaan sumber daya alam, pengangkatan pegawai 
negeri, dan lain-lain. 
d. Adanya pembiasaan sentralisasi/terpusat sehingga kreatifitas daerah 
sulit berkembang. 
e. Sebagian besar daerah otonom masih membiasakan diri dan tergantung 
kepada pusat terutama masalah dana/keuangan sehingga sulit untuk 
mandiri. 
f. Timbulnya kesulitan dalam mengatur sumber daya alam yang dimiliki 
beberapa daerah yang berbatasan misalnya sumber air minum/mata 
air/sungai dan lain-lain.
15. Langkah-langkah di dalam 
mengatasi masalah-masalah yang 
berkaitan dengan Otonomi daerah 
a. Meningkatkan sistem pengamanan di daerah dengan melibatkan partisipasi warga 
masyarakat. 
b. Meningkatkan sumber daya manusia, pengelolaan sumber daya alam. 
c. Meningkatkan penggalian dana, sarana/prasarana dan manajemen. 
d. Meningkatkan pengawasan di berbagai penyelewengan seperti korupsi, kolusi, 
dan nepotisme. 
e. Mengembangkan kreativitas daerah untuk bersaing dengan daerah lain yang lebih 
maju. 
f. Menciptakan peraturan perundang-undangan yang lebih jelas tentang pengaturan 
sumber daya alam, perpajakan dan lain-lain sehingga tidak terjadi tarik-menarik 
antar kepentingan daerah dengan pusat dan daerah dengan daerah lain. 
g. Mengembangkan iklim usaha dan investasi di daerah agar pembangunan daerah 
cepat maju tidak hanya memusat di ibukota negara saja.
B. Pentingnya Partisipasi Masyarakat 
dalam Perumusan Kebijakan Publik 
Pengertian Partisipasi 
dalam Pelaksanaaan 
Otonomi Daerah 
Wujud Partisipasi dalam 
Pelaksanaaan Otonomi 
Daerah 
Pengertian Kebijakan 
Publik 
Proses Pembuatan 
Kebijakan Publik 
Macam, Jenis, dan 
Bentuk Kebijakan Publik 
Pembuat Kebijakan 
Publik 
Makna dan Pentingnya 
Aspirasi 
Manfaat Partisipasi 
Masyarakat dalam 
Kebijakan Publik 
Penghambat Partisipasi 
Masyarakat Terhadap 
Kebijakan Publik 
Konsekuensi Tidak Aktifnya 
Masyarakat dalam 
Perumusan dan Pelaksanaan 
Kebijakan Publik
Partisipasi warga negara tidak hanya mendukung dan mendorong agar daerah semakin 
maju dan mandiri, tetapi juga membantu negara/pemerintah agar mampu mengatasi 
permasalahan-permasalahan yang timbul akibat pelaksanaan Otonomi daerah, 
menghilangkan dampak negatif Otonomi daerah, mengembangkan dampak positif 
Otonomi daerah 
Pengertian Partisipasi 
dalam Pelaksanaaan 
Otonomi Daerah 
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘partisipasi ‘ berarti berperan serta (di suatu 
kegiatan), ikut serta : seluruh masyarakat harus menyukseskan pembangunan bangsa 
dan negara. 
Partisipasi dalam pelaksanaan Otonomi daerah dapat diartikan sebagi 
kegiatan/peran serta warga negara demi suksenya pelaksanaan Otonomi 
daerah
3. Partisipasi harta benda dan uang/modal 
Partisipasi harta benda dan uang/modal dapat dilakukan dengan cara 
memberikan sumbangan kepaa pemerintah atau badan/lembaga tertentu, 
ataun menabung uang di bank-bank pemerintah, untuk menunjang dan 
mendorong agar otonomi daerah berjalan lancar dan pembangunan 
berjalan sesuai program pemerintah 
4. Partisipasi keterampilan 
Partisipasi keterampilan dapat dilakukan dengan menyumbangkan 
keterampilan/keahliannya kepada pemerintah demi kelancaran otonomi 
daerah / pembangunan nasional 
Wujud Partisipasi dalam 
Pelaksanaaan Otonomi 
Daerah 
1. Partisipasi tenaga 
partisipasi tenaga dapat dilakukan dengan cara menyumbangkan tenaganya, 
misalnya aktif dalam kegiatan gotong royong untuk memperlancar 
pembangunan di daerah-daerah 
2. Partisipasi buah pikiran 
Partisipasi buah pikiran dapat dilakukan dengan cara memberikan saran, 
gagasan, pendapat baik secara lisan ataupun tertulis kepada pihak-pihak 
yang berwenang agar Otonomi daerah dapat berjalan dengan lancar, 
sesuai harapan
Pengertian Kebijakan 
Publik 
Kebijakan publik pada dasarnya adalah kebijakan yang dinyatakan, dikeluarkan, dilakukan 
ataupun yang tidak dilakukan oleh pemerinah yang memuat program dan kegiatan atau 
program pembangunan yang dijalankan 
Secara etimologi istilah kebijakan publik terdiri dari dua kata yaitu kebijakan dan 
publik. 
Kebijakan merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil seserang/badan/lembaga 
yang pada umumnya memegang kekuasaan untuk mengatasi masalah atau tujuan 
tertentu terutama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 
Publik artinya hal yang berkenaan dengan masyarakat luas atau umum.
Definisi kebijakan publik menurut beberapa ahli: 
dye Kebijakan Publik adalah apapun yang pemerintah pilih untuk 
melakukan atau tidak melakukan 
Edward III 
Kebijakan Publik adalah apa yang pemerintah katakan dan 
lakukan atau tidak dilakukan. Kebijakan merupakan serngkaian 
tujuan dan sasaran dari program-program pemerintah 
Anderson 
Kebijakan Publik adalah serangkaian tindakan yang mempunyai 
tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh pelaku atau 
sekelompok pelaku guna memecahkan masalah tertentu 
Kartasasmita 
Kebijakan Publik merupakan upaya untuk memahami dan 
mengartikan (1) apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh 
pemerintah mengenai suatu wilayah (2) apa yang 
menyebabkannya (3) apa pengaruhnya
Proses Pembuatan 
Kebijakan Publik 
1. Isu/Masalah Publik 
2. Perumusan 
Kebijakan Publik 
3. Penerapan Kebijakan 
Publik 
4. Evaluasi Kebijakan 
Publik 
Keterangan : 
1. Sebuah isu (masalah publik) yang menyangkut masalah orang banyak dan tidak 
dapat diselesaikan menuntut penyelesian dari pemerintah. 
2. Pemerintah merumuskan kebijakan publik untuk menyelesaikan masalah tersebut. 
3. Kebijakan publik diimplementasikan atau dilaksanakan oleh pemerintah dan 
warga negara/warga masyarakat secara bersama-sama 
4. Setelah kebijakan publik dibuat, dilakukan evaluasi, apakah dapat menyelesaikan 
masalah atau justru sebaliknya. Apabila kebijakan publik itu tidak menyelesaikan 
masalah, kebijakan itu dapat menjadi isu baru dan dapat kembali dikeluarkan 
kebijakan publik yang baru
Macam, Jenis, dan 
Bentuk Kebijakan Publik 
Kebijakan Publik Ditinjau 
dari Pembuatnya 
Pusat 
Dibuat oleh pemerintah 
atau lembaga negara di 
pusat yang mengatur 
seluruh warga negara dan 
seluruh wilayah Indonesia 
Kebijakan Publik Dalam 
Daerah 
Dibuat oleh pemerintah/ 
pejabat atau lembaga di 
daerah untuk mengatur 
daerahnya masing-masing 
Arti Luas 
Peraturan perundang-undangan 
yang bersifat 
tertulis: berbentuk 
peraturan perundang-undangan 
seperti Undang- 
Undang, Peratuuan Daerah, 
SK Presiden, Gubernur atau 
Bupati 
Peraturan-Peraturan yang 
tidak tertulis namun 
disepakati dan dipatuhi 
yang disebut dengan 
konvensi
Kebijakan Publik 
menurut Sifat 
Bersifat ekstratif 
Kebijakan publik yang berupa penyerapan sumber-sumber 
materialdari masyarakat luas. Contoh : kebijakan bea cukai 
tembakau 
Bersifat distributif 
Kebijakan publik yang bermaksud membagi dan 
mengalokasikan sumber-sumber material yang telah 
didapatkan tersebut kepada masyarakat luas. Contoh : 
kebijakan pemerintah membagikan kartu sehat bagi warga 
miskin 
Bersifat regulatif 
Adalah kebijakan yang isinya sejumlah peaturan dan kewajiban 
yang harus ditaati warga negara maupun oleh penyelenggara 
negara bertujuan untuk menciptakan ketertiban, kelancaran 
pembangunan, jaminan hak asasi warga negara dan untuk 
mencegah penyalahgunaan kekuasaan. Kebijakan ini berguna 
agar kebijakan baik ekstratif dan distributif dapat berjalan 
efektif. Contoh : kebijakan UMR
Norma dalam 
masyarakat 
Agama 
Ketentuan yang 
mengatur cara hidup 
kita sebagai makhluk 
Tuhan Yang Maha Esa 
Hukum 
Ketentuan yang mengatur 
kehidupan bermasyarakat, 
berbangsa dan bernegara yang 
ditetapkan oleh lembaga yang 
berwenang 
Kesusilaan 
Ketentuan dan pedoman hidup 
yang tumbuh dari hati sanubari 
manusia dan diakui universal. 
Kepada pelanggarnya merasa 
menyesal, takut kepada diri 
sendiri, bertentangan dengan hati 
sanubari 
Kesopanan 
ketentuan-ketentuan dai 
sekelompok masyarakat pada 
daerah tertentu yang dipatuhi oleh 
warga masyarakat kepada 
pelanggarnya dianggap kurang 
sopan, tidak tahu tata krama 
sehingga menjadi bahan 
pergunjingan masyarakat 
Bentuk-bentuk kebijakan publik : 
Gerakan; contoh gerakan orang tua asuh (GNOTA), gerakan kembali ke desa, gerakan 
penghijauan. 
peraturan perundangan ; contoh Undang-Undang tentang Lalu Lintas. 
Pidato atau pernyataan pejabat ; contoh pidato presiden tanggal 16 Agustus. 
Program ; contoh : program Keluarga Berencana, Program imunisasi. 
Proyek ; contoh proyek padat karya. 
Tindakan pejabat atau penyelenggara pemerintahan; contoh pembukan hubungan 
diplomatik, perluasan ekspor.
Pembuat Kebijakan 
Publik 
Kebijakan Publik 
Disusun oleh mereka yang 
memegang kekuasaan atau 
para penyelenggara 
pemerintahan 
Kebijakan publik dari pusat dibuat oleh 
pemerintah pusat misalnya kebijakan 
nasional yaitu prgram transmigrasi dan 
keluarga berencana 
Kebijakan publik yang bersifat lokal atau 
daerah dibuat oleh pemerintah daerah yang 
berlaku untuk daerah masing-masing
Manfaat Partisipasi 
Masyarakat dalam 
Kebijakan Publik 
Ada banyak manfaat seserang ikut serta dalam kebijakan publik 
antara lain : 
Dapat membentuk perilaku atau budaya demokrasi 
Dapat membentuk masyarakat hukum 
Dapat membentuk masyarakat yang bermral dan berakhlak mulia 
Dapat membentuk masyarakat madani. Yaitu masyarakat yang 
memiliki kesukarelaan, tidak menggantungkan pada orang lain 
(keswasembadaan), tidak menggantunkan diri pada negara 
(kemandirian), keterkaitan pada nilai-nilai yang disepakati
Penghambat Partisipasi 
Masyarakat Terhadap 
Kebijakan Publik 
Faktor internal : 
1) Masyarakat masihterbiasa pada pola lama yaitu 
peraturan-peraturan tanpa partisipasi warga, warga 
tinggal menerima dan melaksanakannya. 
2) Masyarakat tidak tahu adanya kesempatan untuk 
berpartisipasi. 
3) Masyarakt tidak tahu prosedur partisipasi. 
4) Rendahnya kesadaran hukum di kalangan 
masyarakat. 
5) Rendahnya sanksi hukum kepada pelanggar 
kebijakan publik. 
Faktor eksternal : 
1) Kadang-kadang tidak dibuka kesempata kepada 
masyarakat untuk berpartisipasi. 
2) Masih adanya anggapan sentralistik yang tidak 
sesuai dengan Otonomi Daerah. 
3) Adanya anggapan bawa partisipasi masyarakat akan 
memperlambat pembuatan kebijakan publik. 
4) Kebijakan publik yang dibuat kadang-kadang belum 
menyentuh kepentingan masyarakat secara 
langsung. 
5) Kadang kala kebijakan publik tidak memihak 
kepada kepentingan rakyat.
Konsekuensi Tidak Aktifnya 
Masyarakat dalam 
Perumusan dan Pelaksanaan 
Kebijakan Publik 
Apabila masyarakat tidak aktif dalam perumusan kebijakan publik akan 
Berakibat sebagai berikut : 
a. Kebijakan publik yang dibuat badan yang berwenang tidak dapat diterapkan Dengan 
baik sebab tidak ada dukungan dari masyarakat. 
b. Akan menimbulkan kekerasan, kekecewaan masyarakat bahkan dapat menimbulkan 
perselisihan dan kekacauan. 
c. Akan timbul berbagai penolakan terhada kebijakan publik misalnya 
demonstrasi/unjuk rasa secara besar-besaran. 
d. Kebijakan publik yang telah dibuat oleh badan yang berwenang tidak sesuai dengan 
aspirasi masyarakat. 
e. Kebijakan publik yang dibuat oleh badan yang berwenang tidak mneyelesaikan 
permasalahan yang justru menimbulkan masalal baru.
Otoda

More Related Content

What's hot

Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945
Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945
Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945
Titania Intan Permatasari
 
Hubungan Fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah
Hubungan Fungsional Pemerintahan Pusat dan DaerahHubungan Fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah
Hubungan Fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah
ani anjaswati
 
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi DareahMasalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
Miftah Ridho
 
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerahHubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
natal kristiono
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Dadang DjokoKaryanto
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
farid miftah
 
kepala daerahLatar belakang
kepala daerahLatar belakangkepala daerahLatar belakang
kepala daerahLatar belakang
Gerai Brozzie
 
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
Azizahluthfi
 

What's hot (19)

Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945
Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945
Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945
 
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
 
Hubungan Fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah
Hubungan Fungsional Pemerintahan Pusat dan DaerahHubungan Fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah
Hubungan Fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah
 
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan  pemerintah kabupaten/kotaHubungan hierarki pemerintah provinsi dengan  pemerintah kabupaten/kota
Hubungan hierarki pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi DareahMasalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
Masalah hukum dan Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Konteks Otonomi Dareah
 
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan DaerahSistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
 
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerahHubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
Hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Makalah wewenang pemerintah daerah
Makalah wewenang pemerintah daerahMakalah wewenang pemerintah daerah
Makalah wewenang pemerintah daerah
 
Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX
Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IXMs.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX
Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
kepala daerahLatar belakang
kepala daerahLatar belakangkepala daerahLatar belakang
kepala daerahLatar belakang
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
 
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
 

Similar to Otoda

Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Scout Dan
 

Similar to Otoda (20)

Pkn bab 2 otonomi daerah Kelas 9
Pkn bab 2 otonomi daerah Kelas 9Pkn bab 2 otonomi daerah Kelas 9
Pkn bab 2 otonomi daerah Kelas 9
 
2784873.ppt
2784873.ppt2784873.ppt
2784873.ppt
 
Otonomi daerah uraian
Otonomi daerah   uraianOtonomi daerah   uraian
Otonomi daerah uraian
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
12629167.ppt
12629167.ppt12629167.ppt
12629167.ppt
 
12629167.ppt
12629167.ppt12629167.ppt
12629167.ppt
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi Daerah
Otonomi Daerah
 
Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah BagusMakalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
 
Uu perda
Uu perdaUu perda
Uu perda
 
SOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptx
SOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptxSOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptx
SOAL TWK OTONOMI DAERAH (1).pptx
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Makalah pemerintahan
Makalah pemerintahanMakalah pemerintahan
Makalah pemerintahan
 
Makalah pemerintahan
Makalah pemerintahanMakalah pemerintahan
Makalah pemerintahan
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Makalah pemerintahan
Makalah pemerintahanMakalah pemerintahan
Makalah pemerintahan
 
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
 
UU no 32_2004
UU no 32_2004UU no 32_2004
UU no 32_2004
 

Recently uploaded

Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 

Recently uploaded (20)

PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 

Otoda

  • 1.
  • 2. BAB 2 Otonomi Daerah Disusun oleh : Kelompok 2 Intan Kusuma Ratnasari (18) Nurani Mutiara Hafizhah (24) Raditya Ari Prakoso (25) Sukma Putri Pertiwi (29)
  • 3. A. Pengertian Otonomi Daerah 1. Arti Otonomi Daerah 2. Istilah-istilah Penting di dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah 3. Hakikat dan Arti Penting Otonomi Daerah 4. Prinsip-prinsip Otonomi Daerah 5. Dasar Hukum Pelaksanaan Otonomi Daerah 7. Tujuan Otonomi Daerah 9. Penyelenggara Pemerintahan dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah 10. Hak dan Kewajiban Daerah 11. Tugas, Hak danWewenang Kepala Daerah dn DPRD 12. Dampak dari Pelaksanaan Otonomi Daerah 13. Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Otonomi Daerah 14. Faktor Penghambat Pelaksanaan Otonomi Daerah 15. Langkah-langkah di dalam mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan Otonomi daerah 6. Makna Otonomi Daerah 8. Asas-asas yang Dipakai Otonomi Daerah
  • 4. 1. Arti Otonomi Daerah Secara etimologi kata “Otonomi” berasal dari bahasa Yunani “autos” yang berarti sendiri dan “nomos” yang berarti aturan. Jadi, Otonomi daerah dapat diartikan mengatur sendiri Menurut Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah pada Pasal 1 ayat (5), Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara resmi Otonomi daerah dilaksanakan sejak 1 Januari 2001
  • 5. 2. Istilah-istilah Penting di dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada Gubernur sebagaiWakil Pemerintahan dan atau perangkat pusat di daerah Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa serta dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana, prasarana serta SDM dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskan Wilayah Administrasi adalah wilayah kerja Gubernur selaku wakil pemerintah
  • 6. Instansi Vertikal adalah perangkat departemen dan atau lembaga pemerintah non departemen di daerah Pejabat yang berwenang adalah pejabat pemerintah di tingkat pusat dan atau pejabat pemerintah di daerah propinsi yang berwenang membina dan mengawasi penyalenggaran Pemerintah Daerah Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah (Pusat) kepada Daerah Otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Negara Indonesia
  • 7. 1. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat 2. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas masyarakat 3. Meningkatkan peran serta masyarakat 4. Mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 3. Hakikat dan Arti Penting Otonomi Daerah Kemandirian rakyat di daerah untuk mengatur penyelelenggaraan pemerintahan dan melaksanakan pembangunan di daerah Hakikat Otonomi Daerah Makna dan Arti penting dari Otonomi Daerah
  • 8. 4. Prinsip-prinsip Otonomi Daerah Pelaksanaan Otonomi Daerah harus : 1. Dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, serta potensi dan keanekaragaman daerah. 2. Didasarkan pada Otonomi luas, nyata, dan bertanggungjawab. 3. Sesuai dengan konstitusi. 4. Lebih meningkatkan kemandirian daerah. 5. Lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif di daerah.
  • 9. 5. Dasar Hukum Pelaksanaan Otonomi Daerah Pasal 18 ini mengandung 4 (empat) pengertian pokok, yaitu : 1. Negara Kesatuan RI menganut sistem desentrialisasi di samping sistem Landasan hukum melaksanakan Otonomi daerah adalah Pasal 18 UUD 1945 dekonsentrasi. 2. Menghendaki adanya Undang-Undang organik tentang pemerintah daerah. 3. Menghendaki adanya DPRD sebagai cerminan daripada pemerintahan Sebagai implementasi Otonomi daerah, dibentuk Undang-undang No. 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan keluarnya Undang-Undang No. 18 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah demokratis yang dilaksanakan dengan permusyawaratan/perwakilan. 4. Dihormati dan diakuinya hak asal-usul dan kedudukan daerah-daerah yang bersifat istimewa.
  • 10. 6. Makna Otonomi Daerah 1. Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pemerintahan dalam hubungan domestik kepada daerah kecuali untuk bidang keuangan dan moneter, politik 2. Penguatan luar negeri, peran peradilan, DPRD dalam pertahanan, pemilihan keagaman, dan 3. Pembangunan tradisi politik yang lebih sesuai dengan kultur (budaya) setempat demi menjamin tampilnya kepemimpinan pemerintahan yang berkualifikasi tinggi dengan tingkat kepercayaan penetapan kepala daerah : menilai keberhasilan atau serta kebijakan pemerintah pusat yang bersifat kegagalan kepemimpinan kepala daerah. strategis nasional. 4. Peningkatan efektifitas fungsi-fungsi pelayanan eksekutif melalui organisasi institusi yang dimiliki agra lebih sesuai dengan ruang yang tinggi. lingkup kewenangan yang 5. Peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah serta pengaturan telah yang didesentralisasikan. lebih jelas atas sumber-sumber 6. Perwujudpanenddeaspeanttaranlinseagsiafrias.kal melalui pembesaran alokasi subsidi pusat yang bersifat block 7. Pembinaan dan pemberdayaan lembaga-lembaga grant. dan nilai-nilai lokal yang bersifat kondusif terhadap upaya memelihara harmoni sosial.
  • 11. 7. Tujuan Otonomi Daerah Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan Otonomi daerah antara lain adalah membebaskan pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan daerah Tujuan pemberian Otonomi daerah kepada daerah antara lain : 1. Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik 2. Pengembangan kehidupan demokrasi 3. Keadilan 4. Pemerataan 5. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI 6. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat 7. Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas 8. Meningkatkan peran serta masyarakat 9. Mengembangkan peran dan fungsi DPRD
  • 12. 8. Asas-asas yang Dipakai Otonomi Daerah Desentralisasi : adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dekonsentrasi : adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagi wakil pemerintah dan atau instansi vertikal di wilayah tertentu. Asas Tugas Perbantuan : adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu
  • 13. 9. Penyelenggara Pemerintahan dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Penyelenggara Pemerintahan Pusat : Presiden yang dibantuWakil Presiden dan para Menteri yang tergabung dalam kabinet Propinsi : Gubernur (kepala daerah), wakil Gubernur, dan perangkat pemerintahan propinsi Kabupaten / Kota : Bupati / Walikota, Wakil Bupati / WakilWalikota, dan perangkat kabupaten / kota
  • 14. 10. Hak dan Kewajiban Daerah Pasal 21 UU No. 32 tahun 2004 menjelaskan sebagai berikut : Dalam menyelenggarakan Otonomi, daerah memiliki hak : a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya b. Memilih pemimpin daerahnya c. Mengatur aparatur daerah d. Mengelola kekayaan daerah e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah f. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan SDA dan sumber daya lainnya yang ada di daerah g. Mendapat hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
  • 15. Dalam penyelenggaraan Otonomi daerah, daerah memiliki kewajiban : a. Melindungi masyarakat , menjaga persatuan kesatuan dan kerukunan nasional, serta keutuhan NKRI f. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan g. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum b. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat c. Mengembangkan kehidupan demokratis d. Mewujudkan yang keadilan layak dan pemerataan e. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan h. Mengembangkan sitem jaminan sosial i. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah j. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah k. Melestarikan lingkungan hidup l. Mengelola administrasi kependudukan m.Melestarikan nilai-nilai sosial budaya n. Membentuk dan menerapkan peratura Perundang-Undangan sesuai dengan kewenangannya o. Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan Perundang-Undangan
  • 16. 11. Tugas, Hak danWewenang Kepala Daerah dan DPRD 1. Kepala Daerah Kepala Daerah Kabupaten disebut Bupati, Kepala Daerah Kota disebut Walikota. Kepala Daerah mempunyai masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih kembali haynya untuk satu kali masa jabatan. Kepala Daerah mempimpin penyelenggaraan Pemerintah Daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan yang ditetapkan bersama DPRD. UU No. 32 Tahun 2004, pasal 25 ; Kepala Daerah mempunyai tugas dan wewenang : Memimpin penyelenggaraan pemerintah daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD. Mengajukan rancangan Perda. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan DPRD. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah. Mewakili daerahnya di dalam dan di lua pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuia dengan peraturan perundang - undangan
  • 17. UU No. 32 Tahun 2004, pasal 25 dan 26 ; Kepala Daerah dan wakil kepala daerah mempunyai kewajiban : Menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat Mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI Memegang teguh Pancasila dan UUD 1945 Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah semua perangkat daerah Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada pemerintah Memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD Menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada masyarakat
  • 18. 2. DPRD Anggota DPRD dipilih oleh rakyat di daerah melalui pemilihan umum. Masa jabatan anggota DPRD adalah lima tahun. DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD memnpunyai fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPRD mempunyai tugas dan wewenang : Bersama kepala daerah membentuk Perda Bersama kepala daerah menetapkan APBD Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan semua peraturan perundangan yang berlaku di daerah serta pelaksanaan APBD Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah terhadap perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan daerah Memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah Melaksanakan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/ wakil kepala daerah kepada presiden melalui menteri dalam negeri bagi DPRD Propinsi dan kepada menteri dalam negeri melalui gubernur bagi DPRD kabupaten/kota
  • 19. Anggota DPRD mempunyai hak Mengajukan rancangan perda Mengajukan pertanyaan Menyampaikan usul dan pendapat memilih dan dipilih Membela diri Imunitas (kekebalan hukum) Protokoler Keuangan dan administratif DPRD sebagai badan legislatif daerah mempunyai kewajiban : ¤ Mentaati peraturan tata tertib, kode etik, dan sumpah /janji DPRD ¤ Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga ¤ Mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI ¤ Mengamalkan Pancasila dan UUD 1945, serta mentaati segala peraturan perundang-undangan ¤ Melaksanakan kehidupn demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah ¤ Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah ¤ Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat ¤ Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi/golongan ¤ Memberikan pertanggungjawaban atas tugas dan kinerjanya selaku anggta DPRD sebagai wujud tanggungjawab moral dan politis terhadap daerah pemilihannya Suasana sidang DPRD
  • 20. 12. Dampak dari Pelaksanaan Otonomi Daerah Dampak Positif Masyarakat di daerah akan lebih mengembangkan potensinya karena ada semangat bersaing dengan masyarakat daerah lain Pelayanan aparat pemerintahan menjadi lebih mudah dan cepat Perkembangan pembangunan ekonomi daerah terutama daerah luar pulau jawa lebih baik sebelum dari sebelum pelaksanaan Otonomi daerah Pembangunan fasilitas umum semakin meningkat Iklim berusaha dan usaha masyarakat lebih kondusif dan berkembang Aspirasi masyarakat akan lebih diperhatikan oleh pemerintah daerah karena mempunyai wewenang yang lebih besar daripada sistem terpusat Kesejahteraan warga daerah dirasakan semakin meningkat
  • 21. Para pejabat daerah yang mempunyai kewenangan yang besar & kurang kontrol apabila tidak memiliki keimanan yang kuat akan cenderung menyalahgunakan kekuasaan Munculnya sifat egosentrisme di daerah Menimbulkan kesenjangan antara daerah yang miskin dengan kaya Daerah yang merasa kuat apabila tidak ada pembinaan yang baik dari pusat mendorong untuk hidup mandiri , tidak membantu masyarakat daerah lain bahkan dapat mengarah kepada separatisme Dampak Negatif Merebaknya Korupsi , Kolusi , & Nepotisme di daerah Meningkatnya kriminalitas di daerah
  • 22. 13. Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Otonomi Daerah Sumber Daya Manusia SDM memiliki peranan sangat menentukan dalam pelaksanaan Otonomi daerah karena manusia merupakan penyusun program , pelaksana sekaligus pengawas jalannya suatu kegiatan . SDM meliputi sikap mental (Budi Pekerti) , Kecerdasan , Keterampilan dan nilai–nilai potensial yang dimiliki manusia Kesediaan Dana Dengan adanya Otonomi daerah, daerah mempunyai kewenangan yang lebih besar untuk menggali sumbe–sumber dana yang ada di daerah .Sumber dana tersebut dapat diperoleh dari retribusi daerah, keuntungan perusahaan daerah, hasil bagi pengelolaan SDA di daerah dan pendapatan lain sesuai kewenangan daerah. Pemerintah daerah hendaknya pandai–pandai menggali sumber keuangan di daerah tidak lagi menggantungkan bantuan dari pusat Sumber Daya Alam Suatu yang memiliki SDA yang berupa kekayaan alam , Keindahan alam , Kesuburan tanah, dan potensi alam lainnya akan sangat mendorong keberhasilan pelaksanaan Otonomi daerah
  • 23. Sarana dan Prasarana yang tersedia Suatu daerah yang memiliki sarana dan prasarana yang cukup akan memperlancar pelaksanaan Otonomi daerah. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan Otonomi daerah adalah setiap benda atau alat yang dapat digunakan untuk memperlancar pekerjaan atau kegiatan Pemerintahan Daerah, seperti alat–alat kantor, alat komunikasi dan transportasi Pengawasan dan pembinaan Pembinaan lebih ditekankan pada memfasilitasi dalam upaya pemberdayaan daerah otonom, sedangkan pengawasan lebih ditekankan pada pengawasan represif untuk lebih memberikan kebebasan kepada daerah Manajemen pengelolaan Agar pelaksanaan Otonomi daerah berjalan dengan lancar dan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat di daerah perlu adanya pengorganisasian yang baik pada para pelaku Otonomi daerah khususnya pemerintah daerah dan lembaga-lembaga pemerintahan di daerah.
  • 24. 14. Faktor Penghambat Pelaksanaan Otonomi Daerah a. Tidak semua daerah otonom di Indonesia memiliki sumber daya manusia yang tinggi sehingga masih memerlukan bantuan dari pusat atau daerah lain. b. Tidak semua daerah otonom di Indonesia memiliki sumber daya alam yang memadai sehingga sulit untuk menggali dana dari potensi alam. c. Masih adanya daya tarik menarik antara pemerintah pusat dan daerah tentang kewenangan masalah tertentu misalnya pembagian pendapatan pengelolaan sumber daya alam, pengangkatan pegawai negeri, dan lain-lain. d. Adanya pembiasaan sentralisasi/terpusat sehingga kreatifitas daerah sulit berkembang. e. Sebagian besar daerah otonom masih membiasakan diri dan tergantung kepada pusat terutama masalah dana/keuangan sehingga sulit untuk mandiri. f. Timbulnya kesulitan dalam mengatur sumber daya alam yang dimiliki beberapa daerah yang berbatasan misalnya sumber air minum/mata air/sungai dan lain-lain.
  • 25. 15. Langkah-langkah di dalam mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan Otonomi daerah a. Meningkatkan sistem pengamanan di daerah dengan melibatkan partisipasi warga masyarakat. b. Meningkatkan sumber daya manusia, pengelolaan sumber daya alam. c. Meningkatkan penggalian dana, sarana/prasarana dan manajemen. d. Meningkatkan pengawasan di berbagai penyelewengan seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme. e. Mengembangkan kreativitas daerah untuk bersaing dengan daerah lain yang lebih maju. f. Menciptakan peraturan perundang-undangan yang lebih jelas tentang pengaturan sumber daya alam, perpajakan dan lain-lain sehingga tidak terjadi tarik-menarik antar kepentingan daerah dengan pusat dan daerah dengan daerah lain. g. Mengembangkan iklim usaha dan investasi di daerah agar pembangunan daerah cepat maju tidak hanya memusat di ibukota negara saja.
  • 26. B. Pentingnya Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik Pengertian Partisipasi dalam Pelaksanaaan Otonomi Daerah Wujud Partisipasi dalam Pelaksanaaan Otonomi Daerah Pengertian Kebijakan Publik Proses Pembuatan Kebijakan Publik Macam, Jenis, dan Bentuk Kebijakan Publik Pembuat Kebijakan Publik Makna dan Pentingnya Aspirasi Manfaat Partisipasi Masyarakat dalam Kebijakan Publik Penghambat Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebijakan Publik Konsekuensi Tidak Aktifnya Masyarakat dalam Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Publik
  • 27. Partisipasi warga negara tidak hanya mendukung dan mendorong agar daerah semakin maju dan mandiri, tetapi juga membantu negara/pemerintah agar mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul akibat pelaksanaan Otonomi daerah, menghilangkan dampak negatif Otonomi daerah, mengembangkan dampak positif Otonomi daerah Pengertian Partisipasi dalam Pelaksanaaan Otonomi Daerah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘partisipasi ‘ berarti berperan serta (di suatu kegiatan), ikut serta : seluruh masyarakat harus menyukseskan pembangunan bangsa dan negara. Partisipasi dalam pelaksanaan Otonomi daerah dapat diartikan sebagi kegiatan/peran serta warga negara demi suksenya pelaksanaan Otonomi daerah
  • 28. 3. Partisipasi harta benda dan uang/modal Partisipasi harta benda dan uang/modal dapat dilakukan dengan cara memberikan sumbangan kepaa pemerintah atau badan/lembaga tertentu, ataun menabung uang di bank-bank pemerintah, untuk menunjang dan mendorong agar otonomi daerah berjalan lancar dan pembangunan berjalan sesuai program pemerintah 4. Partisipasi keterampilan Partisipasi keterampilan dapat dilakukan dengan menyumbangkan keterampilan/keahliannya kepada pemerintah demi kelancaran otonomi daerah / pembangunan nasional Wujud Partisipasi dalam Pelaksanaaan Otonomi Daerah 1. Partisipasi tenaga partisipasi tenaga dapat dilakukan dengan cara menyumbangkan tenaganya, misalnya aktif dalam kegiatan gotong royong untuk memperlancar pembangunan di daerah-daerah 2. Partisipasi buah pikiran Partisipasi buah pikiran dapat dilakukan dengan cara memberikan saran, gagasan, pendapat baik secara lisan ataupun tertulis kepada pihak-pihak yang berwenang agar Otonomi daerah dapat berjalan dengan lancar, sesuai harapan
  • 29. Pengertian Kebijakan Publik Kebijakan publik pada dasarnya adalah kebijakan yang dinyatakan, dikeluarkan, dilakukan ataupun yang tidak dilakukan oleh pemerinah yang memuat program dan kegiatan atau program pembangunan yang dijalankan Secara etimologi istilah kebijakan publik terdiri dari dua kata yaitu kebijakan dan publik. Kebijakan merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil seserang/badan/lembaga yang pada umumnya memegang kekuasaan untuk mengatasi masalah atau tujuan tertentu terutama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Publik artinya hal yang berkenaan dengan masyarakat luas atau umum.
  • 30. Definisi kebijakan publik menurut beberapa ahli: dye Kebijakan Publik adalah apapun yang pemerintah pilih untuk melakukan atau tidak melakukan Edward III Kebijakan Publik adalah apa yang pemerintah katakan dan lakukan atau tidak dilakukan. Kebijakan merupakan serngkaian tujuan dan sasaran dari program-program pemerintah Anderson Kebijakan Publik adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan masalah tertentu Kartasasmita Kebijakan Publik merupakan upaya untuk memahami dan mengartikan (1) apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah mengenai suatu wilayah (2) apa yang menyebabkannya (3) apa pengaruhnya
  • 31. Proses Pembuatan Kebijakan Publik 1. Isu/Masalah Publik 2. Perumusan Kebijakan Publik 3. Penerapan Kebijakan Publik 4. Evaluasi Kebijakan Publik Keterangan : 1. Sebuah isu (masalah publik) yang menyangkut masalah orang banyak dan tidak dapat diselesaikan menuntut penyelesian dari pemerintah. 2. Pemerintah merumuskan kebijakan publik untuk menyelesaikan masalah tersebut. 3. Kebijakan publik diimplementasikan atau dilaksanakan oleh pemerintah dan warga negara/warga masyarakat secara bersama-sama 4. Setelah kebijakan publik dibuat, dilakukan evaluasi, apakah dapat menyelesaikan masalah atau justru sebaliknya. Apabila kebijakan publik itu tidak menyelesaikan masalah, kebijakan itu dapat menjadi isu baru dan dapat kembali dikeluarkan kebijakan publik yang baru
  • 32. Macam, Jenis, dan Bentuk Kebijakan Publik Kebijakan Publik Ditinjau dari Pembuatnya Pusat Dibuat oleh pemerintah atau lembaga negara di pusat yang mengatur seluruh warga negara dan seluruh wilayah Indonesia Kebijakan Publik Dalam Daerah Dibuat oleh pemerintah/ pejabat atau lembaga di daerah untuk mengatur daerahnya masing-masing Arti Luas Peraturan perundang-undangan yang bersifat tertulis: berbentuk peraturan perundang-undangan seperti Undang- Undang, Peratuuan Daerah, SK Presiden, Gubernur atau Bupati Peraturan-Peraturan yang tidak tertulis namun disepakati dan dipatuhi yang disebut dengan konvensi
  • 33. Kebijakan Publik menurut Sifat Bersifat ekstratif Kebijakan publik yang berupa penyerapan sumber-sumber materialdari masyarakat luas. Contoh : kebijakan bea cukai tembakau Bersifat distributif Kebijakan publik yang bermaksud membagi dan mengalokasikan sumber-sumber material yang telah didapatkan tersebut kepada masyarakat luas. Contoh : kebijakan pemerintah membagikan kartu sehat bagi warga miskin Bersifat regulatif Adalah kebijakan yang isinya sejumlah peaturan dan kewajiban yang harus ditaati warga negara maupun oleh penyelenggara negara bertujuan untuk menciptakan ketertiban, kelancaran pembangunan, jaminan hak asasi warga negara dan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan. Kebijakan ini berguna agar kebijakan baik ekstratif dan distributif dapat berjalan efektif. Contoh : kebijakan UMR
  • 34. Norma dalam masyarakat Agama Ketentuan yang mengatur cara hidup kita sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa Hukum Ketentuan yang mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang Kesusilaan Ketentuan dan pedoman hidup yang tumbuh dari hati sanubari manusia dan diakui universal. Kepada pelanggarnya merasa menyesal, takut kepada diri sendiri, bertentangan dengan hati sanubari Kesopanan ketentuan-ketentuan dai sekelompok masyarakat pada daerah tertentu yang dipatuhi oleh warga masyarakat kepada pelanggarnya dianggap kurang sopan, tidak tahu tata krama sehingga menjadi bahan pergunjingan masyarakat Bentuk-bentuk kebijakan publik : Gerakan; contoh gerakan orang tua asuh (GNOTA), gerakan kembali ke desa, gerakan penghijauan. peraturan perundangan ; contoh Undang-Undang tentang Lalu Lintas. Pidato atau pernyataan pejabat ; contoh pidato presiden tanggal 16 Agustus. Program ; contoh : program Keluarga Berencana, Program imunisasi. Proyek ; contoh proyek padat karya. Tindakan pejabat atau penyelenggara pemerintahan; contoh pembukan hubungan diplomatik, perluasan ekspor.
  • 35. Pembuat Kebijakan Publik Kebijakan Publik Disusun oleh mereka yang memegang kekuasaan atau para penyelenggara pemerintahan Kebijakan publik dari pusat dibuat oleh pemerintah pusat misalnya kebijakan nasional yaitu prgram transmigrasi dan keluarga berencana Kebijakan publik yang bersifat lokal atau daerah dibuat oleh pemerintah daerah yang berlaku untuk daerah masing-masing
  • 36.
  • 37. Manfaat Partisipasi Masyarakat dalam Kebijakan Publik Ada banyak manfaat seserang ikut serta dalam kebijakan publik antara lain : Dapat membentuk perilaku atau budaya demokrasi Dapat membentuk masyarakat hukum Dapat membentuk masyarakat yang bermral dan berakhlak mulia Dapat membentuk masyarakat madani. Yaitu masyarakat yang memiliki kesukarelaan, tidak menggantungkan pada orang lain (keswasembadaan), tidak menggantunkan diri pada negara (kemandirian), keterkaitan pada nilai-nilai yang disepakati
  • 38. Penghambat Partisipasi Masyarakat Terhadap Kebijakan Publik Faktor internal : 1) Masyarakat masihterbiasa pada pola lama yaitu peraturan-peraturan tanpa partisipasi warga, warga tinggal menerima dan melaksanakannya. 2) Masyarakat tidak tahu adanya kesempatan untuk berpartisipasi. 3) Masyarakt tidak tahu prosedur partisipasi. 4) Rendahnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat. 5) Rendahnya sanksi hukum kepada pelanggar kebijakan publik. Faktor eksternal : 1) Kadang-kadang tidak dibuka kesempata kepada masyarakat untuk berpartisipasi. 2) Masih adanya anggapan sentralistik yang tidak sesuai dengan Otonomi Daerah. 3) Adanya anggapan bawa partisipasi masyarakat akan memperlambat pembuatan kebijakan publik. 4) Kebijakan publik yang dibuat kadang-kadang belum menyentuh kepentingan masyarakat secara langsung. 5) Kadang kala kebijakan publik tidak memihak kepada kepentingan rakyat.
  • 39. Konsekuensi Tidak Aktifnya Masyarakat dalam Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Publik Apabila masyarakat tidak aktif dalam perumusan kebijakan publik akan Berakibat sebagai berikut : a. Kebijakan publik yang dibuat badan yang berwenang tidak dapat diterapkan Dengan baik sebab tidak ada dukungan dari masyarakat. b. Akan menimbulkan kekerasan, kekecewaan masyarakat bahkan dapat menimbulkan perselisihan dan kekacauan. c. Akan timbul berbagai penolakan terhada kebijakan publik misalnya demonstrasi/unjuk rasa secara besar-besaran. d. Kebijakan publik yang telah dibuat oleh badan yang berwenang tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat. e. Kebijakan publik yang dibuat oleh badan yang berwenang tidak mneyelesaikan permasalahan yang justru menimbulkan masalal baru.