2. APA ITU VIRUS???
VIRUS parasit intrasel yang tidak bisa bereplikasi
sendiri, tetapi harus menggunakan sel inang.
ANTIVIRUS
Sebuah agen yang membunuh virus
dengan menekan kemampuan untuk
replikasi, menghambat kemampuan
untuk menggandakan dan memperbanyak diri
3. Ukuran : sangat kecil (20-300 nm)
50 x lebih kecil dari bakteri
Tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa mikroskop
elektron
Virus hanya mempunyai DNA dan RNA
Mampu memperbanyak diri, tetapi hanya dalam sel hidup
(host)
Dalam host, dapat bersifat mematikan atau inaktif
Tidak mampu mensintesis protein dan membentuk ATP
6. INFEKSI VIRUS
•Pelekatan virus dan dinding sel
(dihidrolisa oleh enzim virus)
•DNA/RNA masuk ke dlm sel sedang capsid tidak •DNA/RNA masuk ke dlm sel sedang capsid tidak
•Virus sebagai parasit, menggunakan proses asimilasi sel virion baru
•( Perbanyakan virion sampai puncak gejala penyakit)
7. Pengembangan obat anti virus untuk pencegahan atau
pengobatan belum mencapai hasil seperti yang diinginkan ,
karena obat anti virus yang dapat menghambat atau
membunuh virus juga akan merusak sel hospes dimana virus
itu berada.
Siklus replikasi virus yang di anggap sangat mirip dengan
metabolisme normal manusia menyebabkan setiap usaha untuk
menekan reproduksi virus juga dapat membahayakan sel yang
terinfeksi.
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup
karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara
bebas jika tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik
khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu,
baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan
(misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus
mosaik tembakau/TMV).
10. a. ASIKLOVIR
Mekanisme Kerja
dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat
melalui 3 tahap fosforilase, yang akan
menghambat DNA polimerase virus.
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada gen timidin
kinase virus atau pada gen DNA
polimerase.
Dosis
5 x 200 mg untuk 10 hari -------- untuk HSV
3 x 200 mg untuk 1 bulan-------untuk herpes
genital
Salep Asiklovir 5% 6 x sehari utk 7 hr ----…..-
--------
11. Indikasi
Infeksi HSV (herpes simplex) baik lokal maupun
sistemik ( termasuk keratitis herpetik ,
herpetik ensefalitis, herpes genitalia,herpes
neonatal dan herpes labialis ) dan infeksi VZV (
varisela dan herpes zoster ).
Efek samping
Mual, muntah dan pusing , namun Asiklovir
pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Thromboflebitis pada pemberian parenteral.
Pemberian selama kehamilan tidak dianjurkan
12. b. Valasikovir
• Mekanisme Kerja
sama dengan asiklovir
Resistensi
sama dengan asiklovir
Indikasi
Efekif utk terapi infeksi yang
disebabkan oleh HSV, VZV dan sebagai
profilaksis terhadap penyakit yang
disebabkan CMV.
Efek samping
sama dengan asiklovir
• Beberapa derivat dari Asiklovir : Valasiklovir,
Gansiklovir, Valgansiklovir, Pensiklovir,
Famsiklovir
13. c. GANSIKLOVIR
• Metabolisme dan dan mekanisme kerjanya sama
denga asiklovir.
• Bioavailabilitas oral sangat rendah sehingga
gansiklovir diberikan melalui infus intravena. Obat ini
tersebar luas keberbagai jaringan termasuk otak
• Mekanisme kerja
• Gansiklovir diubah menjadi gansiklovir monofosfat
oleh enzim fosfotransferase yang dihasilkan sel yang
terinfeksi sitomegalovirus. Waktu paruh eliminasi
gansiklovir trifosfat sedikitnya 12 jam, sedangkan
asiklovir hanya 1-2 jam. Perbedaan inilah yang
menjelaskan mengapa gansiklovir lebih superior
dibandingkan dengan asiklovir untuk terapi penyakit
yang disebabkan oleh sitomegalovirus.
• Indikasi
• Infeksi CMV (cytomegalovirus)
14. 2. Antivirus Untuk Influenza
Contoh: Amantadin dan Rimantadin
Indikasi
Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A .
Dosis: 2 x 100 mg
Efek samping
Yang tersering adalah gangguan GI ringan yang tergantung dosis .
Efek samping pada SSP seperti kegelisahan , kesulitan berkonsentrasi, insomnia, hilang nafsu
makan, kejang bahkan koma.
15. 3. Anti Virus untuk HBV(hepatitis B) dan HCV(hepatitis C)
• LAMIVUDIN Merupakan isomer analog dari
deoksitidin. Bekerja dengan menghentikan sintesis
DNA dan menghambat polimerase virus.
• Indikasi : Infeksi HBV
• Dosis : per oral 100mg/hari, anak-anak 1 mg/kgBB,
maksimum100 mg/hari. Efek samping :fatigue, sakit
kepala, mual.
• ENTEKAVIR
• Bekerja dengan menghambat polimerase virus HBV.
• Indikasi : infeksi HBV Dosis : per oral 0,5 mg/hari
dalam keadaan perut kosong. Pd pasien gagal terapi
dg lamivudin, dosis Entekavir ditingkatkan menjadi 1
mg/hari Efek Samping : sakit kepala,infeksi saluran
nafas atas, batuk, nasofaringitis, fatigue, pusing, nyeri
abdomen atas dan mual
16. INTERFERON
• Terdiri dari interferon α,β dan
gamma
• Merupakan sitokin yang dihasilkan
mamalia yang terpapar virus
• Menghambat proses
uncoating,RNA transcription,sintesa
protein
• Indikasi : Hepatitis virus, Infeksi
papilomavirus
17. Methisoprinol (Isprinol)
• adalah obat pelengkap yang diberikan pada infeksi virus herpes
simpleks. Obat ini bekerja dengan meningkatkan sistem imun sekaligus
menghambat pertumbuhan virus di dalam tubuh.
Indikasi:
• Cacar air
• Gondongan (mumps)
• Rhinovirus penyebab common cold
• Influenza A
• Campak
• Ensefalitis akibat virus
• Herpes zoster
• Herpes simplex labialis
• Herpes simplex genitalis
• Hepatitis akut (A dan B akut)
• Efek Samping Isprinol
• Peningkatan kadar asam urat serum.
• Efek samping yang terkadang muncul berupa ruam atau gatal-gatal
pada kulit, gangguan pencernaan seperti nyeri perut, mual, dan diare.
Serta berpotensi menimbulkan kelelahan atau malaise.
• Efek samping yang jarang muncul meliputi: sakit kepala, vertigo,
arthralgia (nyeri sendi), sembelit dan poliuria (sering buang air kecil).
18. Anti Retrovirus
• 1.NRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inibitor)
• ZIDOVUDIN Bekerja menghambat enzim reverse transcriptase (RT) HIV.
• Indikasi : Infeksi HIV, dg dikombinasi dengan anti-HIV lainnya
• Dosis : Kapsul 100mg, tablet 300mg dan sirup 5mg/mL.
• Dosis per oral 600mg/hari.
• Efek samping : anemia, neutropenia, sakit kepala, mual
• 2. NtRTI (Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor)
• TENOFOVIR DISOPROKSIL Bekerja dengan menghentikan pembentukan
rantai DNA virus. Indikasi : Infeksi HIV, dikombinasi dengan efavirenz.
• Dosis : peroral sekali sehari 300mg
• Efek samping : mual, muntah, fletulens, diare
19. • 3. NNRTI (Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor)
• NEVIRAPIN Bekerja menghambat enzin RT pada virus HIV-1 Indikasi :
infeksi HIV-1 dengan dikombinasi dengan anti virus lain terutama NRTI
Dosis : peroral 200mg/hari selama 14 hari pertama kemudian 400 mg/hari
• Efek samping : ruam, demam, fatigue, sakit kepala
• 4. PI (Protease Inhibitor)
• SAKUINAVIR Bekerja pada tahap transisi virus Indikasi : infeksi HIV,
dikombinasi dengan anti HIV lainnya Dosis : per oral 3600 mg/hari (6 x
200 mg soft capsule 3 kali sehari) atau 1800 mg perhari (3 hard gel
capsule 3 kali sehari) Efek samping : diare, mual, nyeri abdomen
• 5. Viral entry inhibitor (Viral Entry Inhibitor)
• ENFUVIRTID Menghambat masuknya HIV-1 kedalam sel Indikasi : terapi
infeksi HIV-1, dikombinasi dengan anti HIV lainnya Dosis : injeksi
subkutan 90 mg /mL
• Efek samping : nyeri, eritema,pruritis, iritasi dan nodul/kista
20. PENGGUNAAN KLINIS OBAT ANTI VIRUS
• Tujuan utama terapi antivirus
• pada pasien immunokompeten adalah untuk menurunkan tingkat keparahan
penyakit atau komplikasinya dan menurunkan kecepatan transmisi virus.
• Pada pasien dengan infeksi kronik, adalah untuk mencegah kerusakan oleh
virus ke organ viseral terutama hati, paru, saluran cerna dan SSP
• Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam terapi antivirus antara lain :
• 1.Lamanya terapi
• 2.Pemberian terapi tunggal atau kombinasi
• 3.Interaksi obat
• 4.Resistensi
21. Beberapa penggunaan antivirus dalam berbagai
kondisi klinis :
• 1.Infeksi HSV (herpes simpleks virus)
• Herpes Genitalia Obat-obat yang biasa digunakan yaitu Asiklovir, Valasiklovir dan Famsiklovir
• 2.Cacar Air (Chicken pox)
• terapi denga asiklovir 24 jam setelah ruam timbul
• 3.Infeksi Saluran Nafas oleh Virus
• Amantadin dan Rimantadin diberikan dalam 48 jam setelah gejala muncul oseltamivir dan
zanamivir efektif untuk mengatasi infeksi virus influenza A dan B
• 4.Avian influenza (flu burung)
• untuk terapi maupun profilaksin infeksi oleh viru H5N1, digunakan Oseltamivir atau
Zanamivir 6.
• 5. HBV dan HCV
• antivirus yang sudah disetujui untuk Hepatitis B adalah Lamivudin, Adefovir dan Interferon-α.
• Tujuan terapi adalah untuk mencegah terjadinya sirosis hepatoseluler.
22. • HIV-AIDS
• HIV kepanjangan dari human immunodeficiency virus. Penyakit akibat HIV lebih tepat kita sebut
sebagai “infeksi HIV”. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS adalah kondisi
dimana perjalanan penyakit HIV sudah lanjut di mana kekebalan tubuh pasien sudah sangat turun
sehingga pasien rentan mengalami berbagai macam penyakit lainnya.
• AIDS kepanjangan dari aquaired immunodeficiency syndrome atau sindrom penurunan kekebalan
tubuh. AIDS merupakan satu-kesatuan dengan infeksi HIV sehingga istilah yang umum dipakai ialah
“HIV/AIDS”. Penderita HIV/AIDS sering disebut sebagai “Odha”, yakni kepanjangan dari Orang
Dengan HIV/AIDS.
• terapi HIV-AIDS saat ini adalah dengan mengkombinasi beberapa anti-retrovirus dengan tujuan
mengurangi viral load (jumlah virus dlaam darah) agar menjadi sangat rendah.
• Terapi kombinasi untuk HIV-AIDS lebih baik daripada monoterapi, karena :
• menghindari/menunda resistensi obat atau memperluas cakupan terhadap virus dan memperlama
efek
• Meningkatkan efikasi karena adanya efek aditif sinergistik
• Meningkatkan efek reservoir jaringan /seluler virus
• Gangguan diharapkan terjadi pada beberapafase hidup virus
• Menurunkan toksisitas, karen dg kembinasi dosis masing-masing obat jadi lebih rendah
23. • Rejimen ARV
• •AZT : zidovudin
• •3TC : lamivudin
• •NVP : navirapin
• •d4T : Stavudine
• •EFV : Efavirens
• Rejimen ARV
• •AZT + 3TC + NVP
• •d4T + 3TC + NVP
• •AZT + 3TC + EFV
• •d4T + 3TC + EFV
Regimen kombinasi obat anti-retrovirus yang diusulkan untuk
terapi HIV-AIDS di Indonesia (Depkes RI 2003) :