2. HIV
•Virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh dari waktu ke
waktu, dan menyebabkan AIDS
AIDS
•Kondisi ni merupakan tahap
akhir dari infeksi HIV, ketika
sistem kekebalan tubuh
rusak dan terlalu lemah
untuk melawan infeksi biasa.
3. 1 3 5
2 4
PATOFISIOLOGI
DNA Virus
tereplikasi
Virus masuk ke
inti sel
Virus
berdifusi
HIV-Sel Host
HIV
GP120 dari HIV
berikatan dengan
reseptor CD4
pada sel host
RNA virus diubah
oleh enzim
reverse
transcriptase
menjadi dsDNA
Pematangan sel
virus
menggunakan
enzim protease
Proses ikatan
tersebut dibantu
oleh koreseptor
CCR5 dan CXCR4
Enzim integrase
memotong DNA
sel host
6. PENCEGAHAN REKOMENDASI
Pemberian terapi ARV bagi ODHA hamil Seluruh ibu hamil dengan infeksi HIV harus diberi
terapi ARV, tanpa melihat jumlah CD4. Kehamilan
sendiri merupakan indikasi pemberian ARV yang
dilanjutkan seumur hidup. Pemeriksaan CD4 dapat
dilakukan untuk memantau hasil pengobatan, namun
bukan sebagai acuan untuk memulai terapi.
Prosedur persalinan yang aman Bedah sesar elektif pada usia gestasi 38 minggu
untuk mengurangi risiko transmisi vertikal infeksi
HIV dilakukan pada ODHA hamil dengan viral load
≥1000 kopi/mL atau yang viral load tidak diketahui
pada trimester ketiga kehamilan
Bedah sesar elektif untuk mengurangi risiko
transmisi vertikal tidak dilakukan secara rutin pada
ODHA hamil dengan viral load <1000 kopi/mL,
kecuali atas indikasi obstetri
7. PENCEGAHAN REKOMENDASI
Pemberian profilaksis ARV untuk bayi lahir dari ibu
HIV
Bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV yang
mendapatkan pengganti ASI (PASI) diberikan
profilaksis zidovudin dengan dosis sesuai usia
gestasi selama 6 minggu.
Apabila bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV mendapatkan
ASI, maka profilaksis yang diberikan adalah zidovudin
dan nevirapin dengan dosis sesuai usia gestasi selama 6
minggu dengan syarat ibu harus dalam terapi ARV
kombinasi
Profilaksis kotrimoksazol untuk bayi lahir dari ibu
terinfeksi HIV
Profilaksis kotrimoksazol diberikan kepada
seluruh bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV sejak usia
6 minggu sampai terbukti tidak terinfeksi HIV
dengan uji diagnostik yang sesuai dengan usia
8. Pencegahan transmisi HIV pasca-pajanan
Diberikan pada semua kejadian pajanan
yang berisiko penularan HIV sesegera
mungkin, idealnya dalam waktu 72 jam
setelah pajanan. Namun, jika orang yang
terpapar baru bisa mengakses layanan
sesudah 72 jam, pemberian PPP tetap dapat
dipertimbangkan
9. KAPAN TERAPI
ARV DIMULAI?
Pasien ODHA tanpa gejala
infeksi oportunistik, ARV
dimulai segera dalam 7 hari
setelah diagnosis
01
ODHA dengan TB yang dalam
keadaan imunosupresi berat (CD4
<50 sel/μL) harus mendapat terapi
ARV dalam 2 minggu pertama
pengobatan TB
03
Pada ODHA dengan TB,
pengobatan ARV sesegera
mungkin dalam 8 minggu
pertama pengobatan TB
02
Pada orang dewasa, terapi ARV
harus diberikan kepada semua
ODHA tanpa melihat stadium
klinis dan nilai CD4
04
10. KAPAN TERAPI
ARV DIMULAI?
Pada remaja 10-18 th, terapi
ARV harus diberikan pada
seluruh remaja terinfeksi HIV
tanpa melihat stadium klinis
dan status imunosupresi
05
Terapi ARV harus diberikan
pada seluruh anak terinfeksi
HIV tanpa melihat stadium
klinis dan status imunosupresi
06
11. TERAPI
Panduan Terapi ARV Lini Pertama Pada Orang Dewasa
Panduan Terapi ARV Lini Pertama Pada Remaja 10-18 th
12. TERAPI
Panduan Terapi ARV Lini Pertama Pada Anak 3-10 th
Panduan Terapi ARV Lini Pertama Pada Anak kurang dari 3 th
13. KEGAGALAN TERAPI
GAGAL
SECARA
KLINIS
Pasien rutin minum obat, tapi dilihat secara klinis
semakin sakit. Biasanya ditandai dengan adanya infeksi
oportunisktik
GAGAL SECARA
IMUNOLOGI Nilai CD4 ≤ 250 atau nilai CD4 persisten < 100
GAGAL
SECARA
VIROLOGI
Jumlah virus > 1000 kopi/ml
14. Nama obat Golongan Mekanisme ESO Interaksi KI Keamanan
Kehamilan
Tenofovir (TDF) NRTIS Menghambat enzim reserve transcriptase sehingga
menghambat perubahan RNA virus menjadi dsDNA
Fanconis syndrome
dengan disertai renal
toksisitas.
- - Dimonitor pada
kehamilan
Diekskresikan
dalam ASI
Zidovudine (AZT) NRTIS Menghambat enzim reserve transcriptase sehingga
menghambat perubahan RNA virus menjadi dsDNA
mual/muntah, sakit
kepala, kembung,
anemia, neutropenia,
mialgia,
miopati, artralgia,
peningkatan
transaminase.
- Hipersensitivit
as
-
Diekskresikan
dalam ASI (tidak
ada efek yang
diketahui)
Lamivudine (3TC) NRTIS Menghambat enzim reserve transcriptase sehingga
menghambat perubahan RNA virus menjadi dsDNA
Batuk, diare, lemas,
demam, pankreatitis
- Hipersensitivit
as
Dimonitor pada
kehamilan
Diekskresikan
dalam ASI (tidak
ada efek yang
diketahui)
Emtricitabine (FTC) NRTIS Menghambat enzim reserve transcriptase sehingga
menghambat perubahan RNA virus menjadi dsDNA
Diare, sakit kepala,
insomnia, rash, mual
- Hipersensitivit
as
Dimonitor pada
kehamilan
Diekskresikan
dalam ASI (tidak
ada efek yang
diketahui)
15. Nama obat Golongan Mekanisme ESO Interaksi KI Keamanan
Kehamilan
Abacavir (ABC) NRTIS Menghambat enzim reserve transcriptase
sehingga menghambat perubahan RNA
virus menjadi dsDNA
mual, muntah,
diare, nyeri perut,
dan reaksi
hipersensitivitas
- Hipersensitif pada ABC
Memiliki HLA-B*5701
allele
Moderate or severe
hepatic impairment
-
Diekskresikan
dalam ASI
(tidak ada efek
yang diketahui
Efavirenz (EFV) NNRTIS Menghambat enzim reserve transcriptase
sehingga menghambat perubahan RNA
virus menjadi dsDNA
susunan saraf pusat
(SSP): mimpi buruk
, susah konsentrasi,
pusing,
insomnia, ruam.
induktor
metabolisme
obat
Hipersensitivitas
(Stevens-Johnson
syndrome, erythema
multiforme, or toxic
skin eruptions)
Coadministration of
efavirenz with elbasvir
and grazoprevir
Kategori D
Tidak diketahui
jika terdistribusi
dalam ASI
Nevirapine (NVP) NNRTIS Menghambat enzim reserve transcriptase
sehingga menghambat perubahan RNA
virus menjadi dsDNA
ruam yang berat,
demam, gangguan
saluran cerna,
peningkatan
transaminase
induktor
metabolisme
obat
Hypersensitivity
Moderate or severe
hepatic impairment
(Child-Pugh class B or
C)
Metabolism inducer
Ritonavir-boosted
lopinavir (LVP/r)
Protease
Inhibitor
berikatan secara reversible dengan enzim
protease yang mengkatalisa pembentukan
protein yang dibutuhkan untuk proses akhir
pematangan virus. Akibatnya virus yang
terbentuk tidak masuk dan tidak mampu
menginfeksi sel lain.
Diare,
hyperlipidemia,
mual, rash
penghambat
metabolisme
obat
Hypersensitivity to
ritonavir, lopinavir
Metabolism inducer
-