SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN
KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH
Hendra Setiyawan, Suyitno, Ahmad Thohirin
Program Studi Manajemen Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Gresik
ABSTRACT
Background: The problem in this study is to find out the relationship between educational background and
work experience with the managerial skills of the principal, so the purpose of this research is to answer the
research questions.
Methods: This research uses quantitative research, with correlational techniques. Questionnaires for
research primary data and archival survey methods for secondary data. The analysis technique used
consists of classical assumption test and regression analysis which is used to determine the relationship of
each independent variable to the research dependent variable.
Results: From the regression model test, the regression equation model of the relationship of the two
variables to the principal's managerial skills variable was obtained with the equation model Y = 0.315X1
+ 0.538X2. Taken together, the two variables are proven to be related to the managerial skills of the
principal as evidenced by the F test results which get the calculated F value of 39.878, which is greater
than the F table value of 25.118. The coefficient of determination shown from the R2 test which gets a value
of 0.512 indicates that the contribution of the two variables to the changes experienced by the managerial
skills variable of high school principals.
Conclusion: Improving the managerial skills of the principal, then the increase in the educational
background and work experience of the principal needs to be improved first. The main priority of
improvement is on the work experience itself because this variable is shown to have a greater relationship
than the relationship given by the school principal's educational background variable.
Keywords: educational background, work experience, managerial skills
PENDAHULUAN
Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,
diperlukan perjuangan masyarakat, pemerintah, dan
pelaksana pendidikan (Guru).
Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1
menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
Melihat kondisi sekarang ini maka
dibutuhkan strategi untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Salah satunya dengan cara
memperbaiki sistem manajemen pendidikan secara
efisien untuk menghadapi tantangan global.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1
menyebutkan bahwa “mutu pendidikan adalah
tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat
diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional”.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 Ayat 1
menjelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Mutu pendidikan Indonesia dapat dicapai
jika melaksanakan ketentuan dan ruang lingkup
Sistem Pendidikan Nasional yang ada di Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang salah satu
penjabarannya adalah Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Salah satu prasyarat penting bagi kepala sekolah
adalah latar belakang pendidikan. Dalam
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, kualifikasi
seorang guru untuk menjadi kepala sekolah harus
memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau
diploma empat (D-IV) kependidikan atau non
kependidikan pada perguruan tinggi yang
terakreditasi dan memiliki pengalaman mengajar
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Mengingat
salah satu tugas kepala sekolah adalah
meningkatkan kemampuan mengajar guru, maka
pengalaman mengajar sangat penting bagi calon
kepala sekolah. Kepala sekolah harus bertanggung
jawab mulai dari penyelenggaraan pendidikan,
kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,
pembinaan tenaga kependidikan pendayagunaan
sampai dengan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pimpinan
tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan
kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan
administrasi, memiliki komitmen tinggi dan luwes
dalam melaksanakan tugasnya.
Pengalaman kerja kepala sekolah bukan
hanya masa kerja, tetapi merupakan segala
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, maupun
kemampuan yang diketahui dan didapatkan melalui
pengamatan dan partisipasi langsung selama
bekerja.
Kualitas kepemimpinan kepala sekolah
merupakan kunci keberhasilan sekolah. Oleh karena
itu, kepala sekolah harus memiliki keterampilan
manajemen dalam mengatur kebijakan dan sumber
daya sekolah termasuk bekerja sama dengan guru-
guru untuk meningkatkan kinerja dalam mendidik
siswa sesuai tujuan pendidikan. Kepala sekolah
sebagai pemimpin sekolah harus memiliki
kemampuan, keterampilan, komitmen, dan
tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan
tugas-tugasnya sehingga tujuan sekolah yang telah
ditetapkan tercapai dengan maksimal. Dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut,
kepala sekolah dituntut memiliki beberapa
kompetensi-kompetensi tertentu karena kepala
sekolah memegang peranan strategis dalam
membawa arah pendidikan yang lebih bermutu.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 kompetensi-
kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala
sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi
manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi
kewirausahaan dan kompetensi sosial. Beberapa
kompetensi tersebut berpengaruh terhadap kinerja
kepala sekolah. Kinerja kepala sekolah atau prestasi
kerja merupakan pencapaian hasil kerja dari tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan
atas pengalaman dan kesungguhannya. Dengan
pengalaman yang dimiliki, kepala sekolah
diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya dengan
mengetahui kekuatan diri dan lembaga yang
dipimpinnya. Berbagai upaya yang telah dilakukan
Pemerintah Kabupaten Pasuruan untuk
meningkatkan kinerja kepala sekolah di bidang
manajerial diantaramya adalah kegiatan kelompok
kerja kepala sekolah (KKKS), pelatihan dan
penataran, bimbingan teknik (Bimtek) dalam
penyusunan program kerja dan sebagainya.
Berdasarkan dari hasil PKKS (Penilaian Kinerja
Kepala Sekolah) yang diselenggarakan Dinas
Pendidikan Kabupaten Pasuruan pada tahun 2021 di
wilayah Kecamatan Kejayan menunjukkan bahwa
hasil kompetensi kepala sekolah masih ada yang
mendapatkan nilai minimal baik. Dimensi yang
dinilai yaitu kepemimpinan dalam pembelajaran,
kewirausahaan, pengembangan sekolah, manajerial,
dan supervisi.
Berdasarkan PKKS tersebut dapat
menguatkan peneliti tentang hubungan yang
signifikan antara latar belakang pendidikan dan
pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial
kepala sekolah. Mengingat Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun 2010 tentang
Penugasan guru sebagai kepala sekolah/madrasah,
Pasal 12 menyatakan bahwa: (1) Penilaian kinerja
kepala sekolah/madrasah dilakukan secara berkala
setiap tahun dan secara kumulatif setiap empat
tahun; (2) Penilaian kinerja tahunan dilaksanakan
oleh pengawas sekolah/madrasah; (3) Penilaian
kinerja empat tahunan dilaksanakan oleh atasan
langsung dengan mempertimbangkan penilaian
kinerja oleh tim penilai yang terdiri dari pengawas
sekolah/madrasah, pendidik, tenaga kependidikan,
dan komite sekolah/madrasah dari tempatnya
bertugas; (4) Hasil penilaian kinerja dikategorikan
dalam tingkatan amat baik, baik, cukup, sedang atau
kurang, maka peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian tentang Hubungan antara latar belakang
pendidikan dan pengalaman kerja dengan
keterampilan manajemen kepala sekolah dasar.
Berdasarkan data kondisi sekolah dasar pada
bulan Januari tahun 2022 dari sekolah dasar negeri
Kecamatan Kejayan, terdapat 36 kepala sekolah
dasar yang tersebar di 36 sekolah dasar negeri di
Kecamatan Kejayan yang berasal dari latar belakang
pendidikan dan jenjang pendidikan yang berbeda-
beda. Ada yang jenjang pendidikannya Sarjana dan
Magister. Masing-masing memiliki masa
kerja/pengalaman mengajar yang berbeda pula.
Berdasarkan data tersebut, peneliti ingin
mengetahui sejauh mana hubungan tersebut dan
pengaruhnya terhadap keterampilan manajerial
kepala sekolah. Dari uraian tersebut, maka penulis
akan melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Latar Belakang Pendidikan dan
Pengalaman Kerja Dengan Keterampilan
Manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri Di
Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan“.
METODE
Penelitian ini memakai jenis penelitian kuantitatif,
dengan teknik korelasional karena penelitian ini
berusaha menyelidiki hubungan antara beberapa
variabel penelitian yaitu tentang latar belakang
pendidikan dan pengalaman kerja kepala sekolah
sebagai variabel prediktor dengan keterampilan
manajerial kepala sekolah sebagai variabel
kriterion. Variabel penelitian berupa dua variabel
bebas yaitu X1 adalah latar belakang pendidikan
kepala sekolah, X2 adalah pengalaman kerja kepala
sekolah, serta satu variabel terikat yaitu Y adalah
keterampilan manajerial kepala sekolah dasar negeri
di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Kedua
variabel bebas (X1 dan X2) dihubungkan terhadap
variabel terikat (Y) dengan pola hubungan :
hubungan antara variabel X1 dan variabel Y,
variabel X2 dengan variabel Y dan variabel X1, X2
secara bersama–sama dengan variabel Y.
Variabel terikat penelitian adalah variabel
yang keberadaannya berhubungan oleh variabel
lainnya. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
Y adalah keterampilan manajerial kepala sekolah.
Variabel bebas adalah variabel yang dapat berdiri
sendiri tanpa bergantung pada variabel lainnya.
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu X1 adalah
latar belakang pendidikan kepala sekolah, X2 adalah
pengalaman kerja kepala sekolah.
Latar belakang pendidikan kepala sekolah
(X1) yaitu kesesuaian pendidikan yang dimiliki
kepala sekolah terkait dengan bidang tugasnya, baik
yang ditempuh secara formal maupun informal yang
harus ditempuh seseorang sebelum maupun selama
menjadi kepala sekolah.
Pengalaman kerja kepala sekolah (X2) yaitu masa
kerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
sebagai pemimpin pada satuan pendidikan tertentu
sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang
berwenang (dapat dari pemerintah, dan/atau
kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan).
Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat
keputusan/surat keterangan yang sah dari lembaga
yang berwenang.
Penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas dan 1
variabel terikat. Variabel bebas yaitu latar belakang
pendidikan, dan pengalaman kerja kepala sekolah.
Variabel terikat yaitu keterampilan manajerial.
Adapun penyusunan pertanyaan untuk semua
variabel menggunakan angket atau kuesioner
tertutup dalam bentuk kuesioner pilihan. Menurut
Suharsimi Arikunto (2013:195) “… pilihan ganda
yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner
tertutup”. Sedangkan Sukardi (2005:77) “kuesioner
dikatakan menggunakan item tertutup, apabila
peneliti dalam hal ini menyediakan beberapa
alternatif jawaban yang cocok bagi
responden…sementara itu responden tinggal
memilih dari jawaban yang ada yang paling
mendekati pilihan responden”. Penelitian ini
menggunakan tipe pilihan ganda dengan jumlah
jawaban 5 pilihan. Dalam menjawab pertanyaan,
responden memilih satu dari 5 alternatif jawaban
yang sesuai kondisi atau keadaan dirinya, yaitu
dengan cara memberikan tanda ceklis (v) pada
pilihan jawaban yang tersedia.
Populasi dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah dasar negeri di Kecamatan Kejayan
Kabupaten Pasuruan yang terdiri 36 orang di 36
sekolah. Pemilihan lokasi penelitian di Sekolah
Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten
Pasuruan didasarkan atas keberadaan penulis,
karena penulis sebagai salah satu tenaga pendidik
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan
Kabupaten Pasuruan yang merasa bahwa kepala
sekolah kurang memahami keterampilan
manajerial.
Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini sejumlah seluruh populasi yang ada yaitu 36
orang responden (kepala sekolah). Sehubungan
dengan jumlah populasi kurang dari 100 orang
responden maka jumlah sampel yang digunakan
untuk penelitian ini sejumlah seluruh dari jumlah
populasi yang ada.
Jenis data yang dibutuhkan pada penelitian ini
antara lain :
1. Data Primer
Data primer adalah jenis data yang didapatkan
melalui observasi penelitian secara langsung di
wilayah penelitian. Pada penelitian ini, data
primer didapatkan dari hasil penyebaran angket
kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh
melalui survei data kearsipan yang ada di
wilayah penelitian, atau sumber dari data tersebut
bukan merupakan sumber langsung. Jenis data
yang termasuk dalam data sekunder serta
sumbernya adalah data nilai PKKS tahun 2021
yang dapat diperoleh dari arsip penilaian PKKS
sekolah dasar negeri di Kecamatan Kejayan
Kabupaten Pasuruan tahun 2021.
Metode pengumpulan data untuk masing-masing
jenis data adalah sebagai berikut :
1. Data primer, diperoleh melalui penyebaran
angket atau kuesioner
2. Data sekunder, diperoleh melalui survei data
arsip di PKKS di Kecamatan Kejayan.
Validitas daftar pertanyaan ini dilakukan
dengan menghitung antara skor masing-masing
butir pertanyaan dengan total skor. Alat analisisnya
adalah koefisien korelasi Product Moment Pearson
yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu
program Statistical Product and Service Solution
(SPSS) versi 26.0 dalam penelitian ini uji angket
diuji cobakan kepada 20 orang respoden yang
berprofesi sebagai guru yang ada di Kecamatan
Kejayan Kabupaten Pasuruan. Cara mengetahui
butir pertanyaan dalam kuesioner yang disusun
valid atau tidak adalah dengan membandingkan
nilai r hitung dan Sig (2-tailed) dari masing –
masing butir pertanyaan dengan taraf signifikan (α
= 5 %). Dengan menggunakan taraf signifikan α = 5
% dan df = K-2 = 20-2 = 18 diperoleh nilai r tabel =
0,444. Jika nilai r hitung > r tabel atau Sig (2- tailed)
lebih kecil dari taraf signifikansi 5% maka butir
pertanyaan dalam kuesioner adalah valid. Hasil
analisis validitas kuesioner diperoleh nilai validitas
untuk masing-masing item melebihi rtabel (0,444)
yang berarti bahwa item kuesioner tersebut valid.
Pengujian reliabilitas juga menggunakan
program yang sama yaitu dengan menggunakan
program SPSS for Windows 26.0 sehingga hasil
pengujian yang diperoleh akan benar – benar valid.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja.
Uji normalitas meggunakan teknik uji
kolmogorov smirnov, dimana syarat ketentuan
sebuah rangkaian data dapat dikatakan sebagai data
dengan distribusi normal harus memenuhi syarat
nilai 0,05 < x < 2,00. Apabila distribusi data sudah
memenuhi nilai tersebut, maka data dikatakan
sebagai data yang berdistribusi normal.
Keadaan heteroskedastisitas adalah lawan
dari homoskedastisitas. Dalam uji
heteroskedastisitas, pengujian yang dilakukan
adalah dengan uji park. Park menyarankan
penggunaan e12 sebagai pendekatan ai2 dan
melakukan regresi dengan vi sebagai berikut :
𝐿𝑛 𝑒12
= 𝑙𝑛𝛿2
+ 𝛽 ln 𝑋𝑖 + 𝑣𝑖 = 𝛼 + 𝛽 𝑙𝑛𝑋𝑖 + 𝑣𝑖
vi adalah unsur gangguan (disturbance)
yang skokastik. Jika β ternyata signifikan secara
statistik, maka dikatakan bahwa dalam data tersebut
terjadi heteroskedastisitas, dan apabila tidak
signifikan maka dilakukan data tersebut terjadi
homoskedastisitas.
Disamping cara di atas, ada suatu metode
visual untuk membuktikan kesamaan varians
(homoskedastisitas) yaitu dengan meliha t
penyebaran nilai – nilai residual terhadap nilai-nilai
prediksi. Jika penyebarannya tidak membentuk
suatu pola tertentu seperti meningkat atau menurun,
maka keadaan homoskedastisitas terpenuhi. Bila
tidak, dinyatakan asumsi varians konstan dari Y
terhadap nilai-nilai X. Kesamaan varian juga dapat
diperiksa dengan menggunakan uji rank korelasi
dari spearman. Koefisien rank korelasi spearman
didefinisikan sebagai berikut:
𝑟𝑠 = 1 − 6[
∑ 𝑑𝑖
2
𝑁(𝑁2 − 1)
]
Dimana di adalah perbedaan rank yang
ditetapkan untuk dan karakteristik yang berbeda
dari individu ke – i dan N adalah banyaknya
individual yang rank.
Uji linieritas dimaksudkan untuk
mengetahui apakah masing-masing variabel yang
dijadikan predator mempunyai hubungan yang
linier atau tidak terhadap variabel terikatnya. Pada
analisis ini dihitung berdasarkan harga probabilitas.
Jika harga p-value (signifikan) < 0.05, maka Ha
diterima atau linieritasnya, dan jika nilai p-value
(signifikan) >0.05, maka Ha ditolak atau
linieritasnya tidak signifikan.
Kriteria keputusan linieritas juga
didasarkan atas signifikansi α hitung lebih kecil dari
taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5%, berarti
linieritasnya signifikan. Untuk menghitung F dan α
dapat digunakan paket program SPSS 26.00 for
Windows.
HASIL
Pada penelitian ini, penulis melakukan beberapa
langkah dalam pengerjaan. Langkah awal yang
dilakukan adalah melakukan wawancara dan
memberikan angket atau kuisioner kepada 36 orang
kepala sekolah di masing-masing sekolah. Angket
yang dibagikan merupakan angket yang memuat 2
variabel bebas yaitu latar belakang Pendidikan dan
pengalaman kerja kepala sekolah dan 1 variabel
terikat yaitu keterampilan manajerial kepala
sekolah.
Data latar belakang pendidikan kepala sekolah
diperoleh dari pengisian kuesioner sebanyak 6 item
dengan skor tertinggi 5 oleh 36 orang sehingga
diperoleh skor ideal sebesar 1.080. Dari data
diperoleh total skor sebesar 910, sehingga rata-rata
persentase
910
1.080
× 100% = 84%  dalam
kategori baik. Lebih jelasnya dapat dilihat dari
distribusi frekuensi seperti tercantum pada table 4.1.
Tabel 4.1 Latar Belakang Pendidikan Kepala
Sekolah
No Interval Kriteria Frekuensi Persentase (%)
1 85-100 Sangat baik 12 33
2 69-84 Baik 24 67
3 53-68 Cukup 0 0
4 37-52 Kurang baik 0 0
5 20-36 Tidak baik 0 0
Jumlah 36 100
Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022
Pemgalaman Kerja Kepala Sekolah yang diperoleh dari pengisian kuesioner sebanyak 6 item
dengan skor tertinggi 5 oleh 36 orang sehingga diperoleh skor ideal sebesar 1.080. Dari data diperoleh
total skor sebesar 918, sehingga persentase
918
1080
× 100% = 85%  Dalam kategori sangat baik,
untuk lebih jelasnya dilihat dari distribusi frekuensi seperti tercantum pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Pengalaman Kerja Kepala Sekolah SDN di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan
No Interval Kriteria Frekuensi Persentase
1. 85-100 Sangat baik 13 37%
2. 69-84 Baik 19 52%
3. 53-68 Cukup 4 11%
4. 37-52 Kurang baik 0 0
5. 20-36 Tidak baik 0 0
Jumlah 36 100%
Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022
Data keterampilan manajerial kepala sekolah yang diperoleh dari pengisian kuesioner sebanyak 45
item dengan skor tertinggi 5 oleh 36 kepala sekolah sehingga diperoleh skor ideal sebesar 8.100. Dari
data diperoleh total skor sebesar 6.885, sehingga rata-rata persentase
6885
8100
× 100% = 85%  dalam
kategori sangat baik. Lebih jelasnya dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti tercantum pada table
4.5
Tabel 4.5 Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan
No. Interval Kriteria Frekuensi Presentase
1. 85-100 Sangat Baik 14 38
2. 69-84 Baik 18 50
3. 53-68 Cukup 4 12
4. 37-52 Kurang Baik 0 0
5. 20-36 Tidak Baik 0 0
Jumlah 36 100
Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022
Uji coba instrumen dilakukan dalam rangka
menguji apakah instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data merupakan instrumen yang
andal dan memiliki kemungkinan memperoleh
data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Kaidah penelitian memberikan ketentan besaran
jumlah sampel uji coba responden penelitian
adalah sebanyak 20 orang, dengan syarat jumlah
sampel penelitian > 200 orang (Tawi, 2008 : 14),
sebanyak 20 orang untuk jumlah responden <
200 orang dan untuk mengakomodasi penelitian
dengan jumlah sampel < 50 orang, Tawi
mengisyaratkan untuk mempergunakan besaran
10% dari total responden. Jumlah responden
penelitian ini sebanyak 36 orang yang berarti ada
pada kelas 200>x>50, sehingga jumlah total
sampel uji coba instrumen adalah sebanyak 20
orang. Form kuesioner yang telah dibuat
disebarkan kepada 20 orang responden uji
instrumen, data yang didapat dari para responden
kemudian diuji kevalidan dan reliabilitasnya
dengan menggunakan SPSS for Windows 26.0.
Validitas yang dimaksud adalah untuk
menguji apakah ada kesesuaian antara bagian-
bagian instrumen dengan instrumen secara
keseluruhan. Dengan demikian uji validitas
internal yang dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara masing-masing butir
pertanyaan terhadap skor totalnya.
Validitas daftar pertanyaan ini dilakukan
dengan menghitung antara skor masing-masing
butir pertanyaan dengan total skor. Alat
analisisnya adalah koefisien korelasi Product
Moment Pearson yang diperoleh dengan
menggunakan alat bantu program Statistical
Product and Service Solution (SPSS) versi 26.0
dalam penelitian ini uji angket diuji cobakan
kepada 20 orang respoden yang berprofesi
sebagai kepala sekolah namun bukan merupakan
guru yang ada di Kecamatan Kejayan Kabupaten
Pasuruan. Cara mengetahui butir pertanyaan
dalam kuesioner yang disusun valid atau tidak
adalah dengan membandingkan nilai r hitung dan
Sig (2-tailed) dari masing-masing butir
pertanyaan dengan taraf signifikan (α = 5 %).
Dengan menggunakan taraf signifikan α = 5 %
dan df = K-2 = 20-2 = 18 diperoleh nilai r tabel =
0,444. Jika nilai r hitung r tabel atau Sig (2-
tailed) lebih kecil dari taraf signifikansi 5% maka
butir pertanyaan dalam kuesioner adalah valid.
Hasil analisis validitas kuesioner diperoleh nilai
validitas untuk masing-masing item melebihi
rtabel (0,444) yang berarti bahwa item kuesioner
tersebut valid.
Untuk menguji ada tidaknya Hubungan
dari masing-masing variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat, maka dilakukan
analisis regresi linier. Analisis dilakukan dengan
bantuan program SPSS for Windows 26.0 dengan
hasil sebagai berikut
Uji Hubungan yang pertama dilakukan
adalah Hubungan dari latar belakang pendidikan
degan keterampilan manajerial kepala sekolah.
Hasil uji yang didapatkan adalah sebagai berikut
:
Tabel 4.9 Hasil Uji Variabel latar belakang
pendidikan degan keterampilan manajerial
kepala sekolah
Coefficientsa
No Model
Unstandardized
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
β Std. Error β T Sig.
1 (Constant) -7.728 5.656 1.366 .176
Latar Belakang Pendidikan .598 .111 .533 5.380 .000
a. Dependent Variable: Keterampilan Manajerial
Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022
Hasil uji regresi secara di atas memperlihatkan
bahwa latar belakang pendidikan Kepala Sekolah
berhubungan dengan keterampilan manajerial.
Hal ini dapat diketahui melalui nilai t hitung
sebesar 5,38 yang lebih besar dari standar nilai t
tabel sebesar 1,68 (t hitung > t tabel). Hubungan
dari variabel latar belakang pendidikan kepala
sekolah dengan keterampilan manajerial ini juga
terbukti signifikan terlihat dari nilai signifikansi
sebesar 0,00 (< 0,05). Model regresi yang
didapatkan adalah : Y = 0,533 X1. Model ini
memiliki arti latar belakang pendidikan kepala
sekolah yang ada di sekolah dasar negeri di
kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan
memiliki Hubungan sebesar 53,3% terhadap
keterampilan manajerial Kepala Sekolah.
Hasil dari analisis ini sekaligus menjadi uji
dari hipotesis pertama penelitian, dimana
hipotesis 1 dapat diterima karena telah terbukti
variabel latar belakang pendidikan berhubungan
dengan keterampilan manajerial kepala sekolah.
Uji Hubungan berikutnya adalah
hubungan pengalaman kerja dengan
keterampilan manajerial kepala sekolah, dengan
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.10 Hasil Uji Variabel pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial
Coefficientsa
No Model
Unstandardized
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
β Std. Error β T Sig.
1 (Constant) -6.676 3.875 -1.723 .189
Pengalaman Kerja .471 .062 .665 7.612 .000
Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022
Hasil seperti pada tabel di atas mendapatkan nilai t hitung sebesar 7,612 yang lebih besar
dari nilai t tabel sebesar 1,684 sehingga syarat Hubungan dapat dipenuhi. Hubungan tersebut juga
terbukti signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Model regresi yang
terjadi adalah : Y = 0,665 X2, yang berarti secara signifikan pengalaman kerja memiliki hubungan
sebesar 66,5% terhadap keterampilan manajerial itu sendiri.
Hasil analisis ini sekaligus menjadi uji hipotesis 2 penelitian, dimana hipotesis 2 dapat
diterima dengan terbuktinya hubungan dari pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial kepala
sekolah
Hubungan dari kedua variabel bebas yaitu latar belakang pendidikan dan pengalam kerja
dengan variabel keterampilan manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan
Kabupaten Pasuruan dapat dilihat pada tabel berikut.
Table 4.11 Koefisien Determinasi X1 X2 terhadap Y
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 0.725 0.526 0.512 7.59180
Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022
Tabel di atas memperlihatkan besaran R square penelitian sebesar 0,512 yang berarti
variabel latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja memiliki besaran hubungan terhadap
keterampilan manajerial kepala sekolah secara bersama-sama sebesar 51,2%. Besaran ini
mengindikasikan bahwa kontribusi kedua variabel tersebut merupakan hubungan yang kuat dan
dominan terhadap keterampilan manajerial dimana 48,8% lainnya disebabkan oleh faktor lain diluar
variabel penelitian.
Hubungan bersama-sama latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja dengan
keterampilan manajerial kepala sekolah diuji menggunakan uji F, seperti pada tabel 4.12
Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan (Uji F)
Model Sum of Square Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4596.767 2 2298.384 39.878 0.000
Residual 4149.751 72 57.635
Total 8746.519 74
Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022
Hasil uji F diperoleh F hitung = 39,878 dan nilai p value = 0,000. Karena nilai signifikansi <
0,05, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti Ha yang berbunyi ada
hubungan yang signifikan secara simultan Latar Belakang Pendidikan Dan Pengalaman Kerja
Dengan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten
Pasuruan diterima.
Tabel 4.13 Model Regresi X 1 X 2 terhadap Y
Model B Beta T hitung P value
Correlation
Partial
(Constant) -31.600 -3.797 0.000
Latar Belakang
Pendidikan
0.383 0.315 3.550 0.001 0.386
Pengalaman Kerja 0.634 0.538 6.055 0.000 0.581
Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022
Tabel 4.13 memperlihatkan bahwa koefisien beta untuk latar belakang pendidikan kepala
sekolah sebesar 0,315 dan untuk variabel pengalaman kerja sebesar 0,538, yang berati bahwa model
regresi standar yang diperoleh adalah:
Y = 0,315 X1 + 0,538 X2 Model tersebut menunjukkan bahwa:
1. Pemberian variabel Latar Belakang Pendidikan Kepala Sekolah dengan Keterampilan Manajerial
Kepala Sekolah secara bersama-sama, maka variabel Latar Belakang Pendidikan Kepala Sekolah
memiliki kontribusi sebesar 31,5%.
2. Hubungan variabel Pengalaman Kerja dengan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah pada
pengujian bersama-sama tersebut sebesar 53,8%.
Uji persyaratan analisis regresi yang akan digunakan tiga macam yaitu uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji multikolinearitas.
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi model regresi. Untuk
menghitung normalitas menggunakan komputer program SPSS for Windows Release 26.0. Dasar
pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas > 0.05 maka data penelitian
berdistribusi normal.
Tabel 4.14 Uji Normalitas Model Regresi
Sumber Variasi
Latar Belakang
Pendidikan
Pengalaman
Kerja
Keterampilan
Manajerial
N 75 75 75
Normal Parametersa Mean 77.8462 61.9733 37.5111
Std. Deviation 8.94928 9.21511 10.87181
Most Extreme Absolute 0.128 0.083 0.083
Differences Positive 0.060 0.083 0.083
Negative -0.128 -0.071 -0.069
Kolmogorov-Smirnov Z 1.112 0.721 0.717
Asymp. Sig. (2-
tailed)
0.168 0.677 0.683
Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022
Seperti tercantum pada tabel 4.14, diperoleh p value untuk variabel latar belakang pendidikan kepala
sekolah sebesar 0,168, variabel pengalaman kerja kepala sekolah sebesar 0.677 dan variabel
keterampilan manajerial kepala sekolah sebesar 0,683. Ketiga nilai signifikansi melebihi 0,05 yang
berarti bahwa data ketiga variabel berdistribusi normal.
Uji homogenitas ini untuk mengetahui kesamaan varian model regresi yang diperoleh. Pengujiannya
dapat dilihat dari scater plot, apabila diperoleh titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak
membentuk pola teratur dapat disimpulkan bahwa model tidak mengandung heteroskedastisitas atau
bersifat homogen. Uji homogenitas ini menggunakan komputer program SPSS for Windows Release
26.0. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada grafik berikut.
Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas yaitu
latar belakang pendidikan dengan keterampilan manajerial kepala sekolah, maupun antara
pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial. Pengujian linieritas tersebut dapat dilihat dari
hasil analisis deviation of linearity. Apabila diperoleh nilai p value > 0,05 dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear.
Uji Linieritas Hubungan Latar Belakang Pendidikan Dengan Keterampilan Manajerial Kepala
Sekolah
Hasil uji linieritas antara Latar Belakang Pendidikan Dengan Keterampilan Manajerial Kepala
Sekolah dapat dilihat pada tabel 4.16
Sum of
squares
df
Mean
square
s
F Sig.
Keterampilan
manajerial *
Between (Combined) 3298.754 22 149.943 1.431 0.144
Latar belakang
pendidikan
Groups Linearity 2483.376 1 2483.376 23.70 0.000
4
Deviation
from 815.378 21 38.828 0.371 0.993
Linearity
Within Groups 5447.765 52 104.765
Total 8746.519 74
Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022
Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa hasil uji F untuk deviation from linearity sebesar 0.371 dengan
pvalue = 0,993 > 0,05, yang berarti bahwa hubungan antara Latar Belakang Pendidikan Dengan
Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah bersifat linear.
Uji Linieritas Hubungan Pengalaman Kerja dengan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah. Hasil
uji linieritas antara pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial kepala sekolah dapat dilihat
pada tabel 4.17
Tabel 4.17 Hasil Uji Linieritas Pengalaman Kerja Dengan Keterampilan Manajerial
Sum of
Df
Mean
F Sig.
Squares Square
Keterampilan
manajerial *
Between (Combined) 5087.722 30 169.591 2.039 0.015
Pengalaman
kerja
Groups
Linearity 3870.427 1 3870.42 46.54 0.000
7 5
Deviation
from 1217.295 29 41.976 0.505 0.973
Linearity
Within Groups 3658.796 44 83.154
Total 8746.519 74
Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022
Tabel 4.17 memperlihatkan bahwa hasil uji F untuk deviation from linearity sebesar 0.505 dengan p
value = 0,973 > 0,05, yang berarti bahwa hubungan antara pengalaman kerja dengan keterampilan
manajerial kepala sekolah bersifat linear.
Berdasar hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, bersifat homogen dan
tidak mengandung multikolinieritas serta bersifat linear, sehingga syarat analisis regresi ganda untuk
pengujian hipotesis diterima.
PEMBAHASAN
Hasil persepsi Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan
terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah
sebagian besar tergolong baik. Persepsi tersebut
menunjukkan bahwa secara riil, kepala
sekolahnya dipandang mampu menunjukkan
sebagai pemimpin atau manajer yang baik.
Sebanyak 65% orang memandang bahwa Kepala
Sekolah memiliki latar belakang pendidikan
yang baik.
Sebagian besar guru memandang bahwa
Kepala Sekolahnya memiliki pengalaman kerja
yang patut diteladani oleh guru dan staf serta
memiliki integritas sebagai pemimpin, dapat
bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya. Karakter Kepala Sekolah
yang demikian menjadi motivasi dan pendorong
bagi guru dalam menjalankan tugasnya di
sekolah.
Kepala sekolah juga dipandang mampu
menyusun program perencanaan sekolah dan
mampu menciptakan budaya dan iklim sekolah
yang kondusif dan inovatif. Secara psikologis,
karakter kepala sekolah tersebut dapat
memberikan suasana yang nyaman untuk
berlangsungnya kegiatan guru dalam menjalakan
tugasnya. Apabila Kepala Sekolah memiliki
keterampilan manajerial yang baik dalam bekerja
melalui pengaturan lingkungan fisik kelas dan
mengelola sumber daya yang ada.
Berkaitan dengan pengelolaan
keuangan sekolah, Kepala Sekolah dipandang
mampu menjalankan pengelolaan secara
akuntabel, transparan dan efisien. Kondisi ini
berdampak positif terhadap suasana sekolah yang
lebih nyaman karena adanya kepercayaan yang
kuat terhadap Kepala Sekolah sehingga guru
dapat menjalankan tugasnya. Apalagi Kepala
Sekolah dipandang mampu menciptakan inovasi
dalam pengembangan sekolah, bekerja secara
konstruktif, kreatif, delegatif dan integratif.
Terkait dengan tugasnya sebagai
supervisor, Kepala Sekolah dipandang mampu
melakukan supervisi akademik dengan teknik
pendekatan yang tepat, bahkan dapat
menindaklanjuti hasil supervisi akademik dalam
rangka peningkatan profesional guru. Supervisi
merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru, sehingga
kekurangan dan kelebihan bisa terpantau untuk
perbaikan dan peningkatan pembelajaran
selanjutnya.
Kepala sekolah juga dipandang mampu
melaksanakan kerjasama dengan baik untuk
kepentingan sekolah serta memiliki kepekaan
sosial terhadap orang atau kelompok lain. Secara
umum latar belakang pendidikan Kepala Sekolah
dalam meningkatkan keterampilan manajerial
yang dirasakan baik oleh sebagian besar guru
memberikan kontribusi terhadap manajemen
sekolah. Hal ini terlihat dari hasil uji parsial
dengan nilai p = 0,001 < 0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa semakin banyak latar
belakang pendidikan dan pengalaman kerja
Kepala Sekolah dirasakan oleh guru semakin
baik pula keterampilan manajerialnya dalam
memimpin sekolah. Dengan adanya
keterampilan manajerial yang baik akan dapat
mengelola dan memanfaatkan sumber daya
dalam menjalankan tugasnya.
Pengalaman kerja Kepala Sekolah
Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten
Pasuruan masih tergolong cukup. Sebanyak 67%
kepala sekolah merasa cukup pengalaman kerja
dan 16% kurang. Dari data hanya 17% yang
merasa puas terhadap apa yang diperoleh dan
dirasakan berkaitan dengan lamanya pengalaman
kerja kepala sekolahnya.
Kurangnya pengalaman kerja yang dirasakan
oleh para kepala sekolah menimbulkan
keterampilan manajerial yang rendah. Hal ini
ditunjukkan dari hasil analisis regresi dalam uji
parsial diperoleh nilai p value = 0,000 < 0,05.
Jika dibandingkan dengan latar belakang
pendidikan Kepala Sekolah, ternyata kontribusi
pengalaman kerja ini memiliki kontribusi lebih
dominan yaitu mencapai 33,76%, sedangkan
kontribusi latar belakang pendidikan Kepala
Sekolah sebesar 14,9%.
Latar belakang pendidikan Kepala
Sekolah sangat berhubungan dengan
keterampilan manajerial kepala sekolah, semakin
baik presepsi guru terhadap latar belakang
pendidikan Kepala Sekolah akan diikuti dengan
peningkatan keterampilan manajerial kepala
sekolah begitu sebaliknya. Besarnya kontribusi
latar belakang pendidikan Kepala Sekolah
terhadap keterampilan manajerial Kepala
Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan
Kabupaten Pasuruan mencapai 14,9 %,
sedangkan hubungan pengalaman kerja dengan
keterampilan manajerial kepala sekolah,
besarnya kontribusi sebesar 33,76 % jadi
semakin baik pengalaman kerja kepala sekolah
diikuti dengan peningkatan keterampilan
manajerial kepala sekolah, begitu juga
sebaliknya.
Hubungan positif dari kedua variabel
yang dikaitkan kepada keterampilan manajerial
kepala sekolah secara bersamaan ini menguatkan
pembuktian dua hipotesis sebelumnya, yaitu
Hubungan dari masing-masing variabel secara
terpisah terhadap variabel keterampilan
manajerial kepala sekolah. Hal ini berarti baik
diberikan secara sendiri-sendiri maupun secara
bersamaan keduanya akan tetap memberikan
hubungan yang positif dalam meningkatkan
keterampilan manajerial kepala sekolah. Dari
hasil tingkat kontribusi yang dihasilkan, dapat
dilihat bahwa variabel latar belakang pendidikan
lebih berhubungan terhadap keterampilan
manajerial kepala sekolah dibandingkan
pengalaman kerja yang diterapkan oleh Kepala
Sekolah.
SIMPULAN
Simpulan dalam penelitian ini adalah:
1. Latar belakang pendidikan Kepala Sekolah
berhubungan positif terhadap Keterampilan
Manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan
dengan persentase hubungan sebesar 53,3%.
Semakin baik persepsi kepala sekolah
terhadap latar belakang pendidikan diikuti
dengan kenaikan Keterampilan Manajerial
Kepala Sekolah, begitu juga sebaliknya.
2. Pengalaman kerja kepala sekolah
berhubungan dengan Keterampilan
Manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan
dengan persentase hubungan sebesar 66,5%.
Semakin baik pengalaman kerja kepala
sekolah diikuti dengan kenaikan
Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah,
begitu juga sebaliknya.
3. Latar belakang pendidikan dan pengalaman
kerja dengan Keterampilan Manajerial
Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
Kejayan Kabupaten Pasuruan berhubungan
secara positif dengan persentase sebesar
51,2%. Semakin baik persepsi guru terhadap
latar belakang pendidikan dan pengalaman
kerja kepala sekolah diikuti dengan kenaikan
Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto Suharsimi, 2013, “Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”.
Jakarta : Rineka Cipta
2. DPR RI, 2003, Undang – undang RI No.20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Lembaran Negara
3. DPR RI, 2005, Undang – undang RI No.14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen .
Lembaran Negara
4. Hamzah, Awaludin, 2004, Tiga Syarat
Penting Seorang Kepala Sekolah, http
://www,pikiran - rakyat.com
5. Handayanto dan Sudargo, 2019, Semarang
IKIP PGRI : Olah Data Statistik
Menggunakan SPSS & Ms Excel
6. Restauli, Betesda, Siregar. 2021. Pengaruh
Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dan
Iklim Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada
Masa Pandemi Covid 19 Di SMA Negeri 1
Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu
Kabupaten Deli Serdang
7. Linardo, Pratama. 2019. Hubungan
Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dan
Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru di
MAN 01 Indragiri Hilir Riau.
8. Septina, Galih, Pudyastuti. 2010. Hubungan
Antara Latar Belakang Pendidikan Guru,
Pengalaman Mengajar, Dan Pembelajaran
Dengan Prestasi Belajar Siswa Sma Negeri 1
Surakarta
9. Moh, Mashudi. 2020. Pengaruh
Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah.
Tulungagung: Perpustakaan IAIN
Tulungagung, Jurnal Vol 2, 01 Mei 2020.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
11. Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007
tentang Sertifikasi dalam Jabatan. 2007.
Semarang . Diperbanyak oleh LPMP.
12. Poerwadarminto, W.J.S, 1982. Kamus
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
13. Santoso, Singgih. 1999. SPSS : Buku
Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta :
Elex Media Komputindo
14. Sugiyono, 2008, Metode Penelitian
Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R dan D. Bandung : Alfa Beta
15. Tawi, Mirzal. 2008. Bio Statistika Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta : Beta
Aksara
16. Undang – Undang RI Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia Untuk Perusahaan. Cetakan
Pertama. Jakarta : PT. Raja Grafindo
17. W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2006), 742
18. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2010), 63

More Related Content

Similar to Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx

Transformasi kepsek iklim guru
Transformasi kepsek  iklim guruTransformasi kepsek  iklim guru
Transformasi kepsek iklim guruChaing Saing
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfYuni Iswanti
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfYuni Iswanti
 
Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)
Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)
Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)Mulyati Rahman
 
Contoh thesis-kompetsensi-guru
Contoh thesis-kompetsensi-guruContoh thesis-kompetsensi-guru
Contoh thesis-kompetsensi-gurudebi88
 
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)Mulyati Rahman
 
PRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptx
PRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptxPRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptx
PRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptxradenabdurrakhim1
 
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdfJURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdfifamurtiningsih
 
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdfJURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdfGRESIK UNIVERSITY
 
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolahikhwanecdc
 
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021TerataiGantung
 
File pengimbasan guru belajar seri akm
File pengimbasan guru belajar seri akmFile pengimbasan guru belajar seri akm
File pengimbasan guru belajar seri akmTerataiGantung
 
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdfJURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdfErnaHerawati8
 
Lap supervisi bsc sman 2 smg
Lap supervisi bsc sman 2 smg Lap supervisi bsc sman 2 smg
Lap supervisi bsc sman 2 smg Muhammad Rozi
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013fauziah25
 
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolahKepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolahRachma Wati
 
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...Paulus Robert Tuerah
 
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...Paulus Robert Tuerah
 
Kemampuan manajerial kepala sekolah
Kemampuan manajerial kepala sekolahKemampuan manajerial kepala sekolah
Kemampuan manajerial kepala sekolahsman 2 mataram
 

Similar to Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx (20)

Transformasi kepsek iklim guru
Transformasi kepsek  iklim guruTransformasi kepsek  iklim guru
Transformasi kepsek iklim guru
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
 
Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)
Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)
Mulyati ojl 1 (Diklat Cakep Bab 1)
 
Contoh thesis-kompetsensi-guru
Contoh thesis-kompetsensi-guruContoh thesis-kompetsensi-guru
Contoh thesis-kompetsensi-guru
 
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)Mulyati ojl 3  (RTK Cakep Bab 3)
Mulyati ojl 3 (RTK Cakep Bab 3)
 
PRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptx
PRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptxPRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptx
PRESENTASI SEMINAR PROPOSAL TESIS_R.ABDURRAKHIM A.pptx
 
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdfJURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
 
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdfJURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
JURNAL TESIS_IFA MURTININGSIH.pdf
 
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
 
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021
PENGIMBASAN Guru Belajar Seri AKM 2021
 
File pengimbasan guru belajar seri akm
File pengimbasan guru belajar seri akmFile pengimbasan guru belajar seri akm
File pengimbasan guru belajar seri akm
 
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdfJURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
JURNAL TESIS_ERNA HERAWATI.pdf
 
Lap supervisi bsc sman 2 smg
Lap supervisi bsc sman 2 smg Lap supervisi bsc sman 2 smg
Lap supervisi bsc sman 2 smg
 
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar negeri 013
 
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolahKepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
 
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
 
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SD Negeri...
 
Kemampuan manajerial kepala sekolah
Kemampuan manajerial kepala sekolahKemampuan manajerial kepala sekolah
Kemampuan manajerial kepala sekolah
 

Recently uploaded

MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...walidumar
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIHepySari1
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAVeonaHartanti
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptxRezaWahyuni6
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2RezaWahyuni6
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
 
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
 

Jurnal-Tesis_HendraSetiyawan_Universitas Gresik.docx

  • 1. HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH Hendra Setiyawan, Suyitno, Ahmad Thohirin Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Gresik ABSTRACT Background: The problem in this study is to find out the relationship between educational background and work experience with the managerial skills of the principal, so the purpose of this research is to answer the research questions. Methods: This research uses quantitative research, with correlational techniques. Questionnaires for research primary data and archival survey methods for secondary data. The analysis technique used consists of classical assumption test and regression analysis which is used to determine the relationship of each independent variable to the research dependent variable. Results: From the regression model test, the regression equation model of the relationship of the two variables to the principal's managerial skills variable was obtained with the equation model Y = 0.315X1 + 0.538X2. Taken together, the two variables are proven to be related to the managerial skills of the principal as evidenced by the F test results which get the calculated F value of 39.878, which is greater than the F table value of 25.118. The coefficient of determination shown from the R2 test which gets a value of 0.512 indicates that the contribution of the two variables to the changes experienced by the managerial skills variable of high school principals. Conclusion: Improving the managerial skills of the principal, then the increase in the educational background and work experience of the principal needs to be improved first. The main priority of improvement is on the work experience itself because this variable is shown to have a greater relationship than the relationship given by the school principal's educational background variable. Keywords: educational background, work experience, managerial skills PENDAHULUAN Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini, diperlukan perjuangan masyarakat, pemerintah, dan pelaksana pendidikan (Guru). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Melihat kondisi sekarang ini maka dibutuhkan strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya dengan cara memperbaiki sistem manajemen pendidikan secara efisien untuk menghadapi tantangan global. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1 menyebutkan bahwa “mutu pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional”. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 Ayat 1 menjelaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Mutu pendidikan Indonesia dapat dicapai jika melaksanakan ketentuan dan ruang lingkup Sistem Pendidikan Nasional yang ada di Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang salah satu penjabarannya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
  • 2. Salah satu prasyarat penting bagi kepala sekolah adalah latar belakang pendidikan. Dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, kualifikasi seorang guru untuk menjadi kepala sekolah harus memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi dan memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Mengingat salah satu tugas kepala sekolah adalah meningkatkan kemampuan mengajar guru, maka pengalaman mengajar sangat penting bagi calon kepala sekolah. Kepala sekolah harus bertanggung jawab mulai dari penyelenggaraan pendidikan, kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan pendayagunaan sampai dengan pemeliharaan sarana dan prasarana. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Pengalaman kerja kepala sekolah bukan hanya masa kerja, tetapi merupakan segala pengetahuan, pemahaman, keterampilan, maupun kemampuan yang diketahui dan didapatkan melalui pengamatan dan partisipasi langsung selama bekerja. Kualitas kepemimpinan kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki keterampilan manajemen dalam mengatur kebijakan dan sumber daya sekolah termasuk bekerja sama dengan guru- guru untuk meningkatkan kinerja dalam mendidik siswa sesuai tujuan pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah harus memiliki kemampuan, keterampilan, komitmen, dan tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga tujuan sekolah yang telah ditetapkan tercapai dengan maksimal. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi-kompetensi tertentu karena kepala sekolah memegang peranan strategis dalam membawa arah pendidikan yang lebih bermutu. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 kompetensi- kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan dan kompetensi sosial. Beberapa kompetensi tersebut berpengaruh terhadap kinerja kepala sekolah. Kinerja kepala sekolah atau prestasi kerja merupakan pencapaian hasil kerja dari tugas- tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas pengalaman dan kesungguhannya. Dengan pengalaman yang dimiliki, kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya dengan mengetahui kekuatan diri dan lembaga yang dipimpinnya. Berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Pasuruan untuk meningkatkan kinerja kepala sekolah di bidang manajerial diantaramya adalah kegiatan kelompok kerja kepala sekolah (KKKS), pelatihan dan penataran, bimbingan teknik (Bimtek) dalam penyusunan program kerja dan sebagainya. Berdasarkan dari hasil PKKS (Penilaian Kinerja Kepala Sekolah) yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan pada tahun 2021 di wilayah Kecamatan Kejayan menunjukkan bahwa hasil kompetensi kepala sekolah masih ada yang mendapatkan nilai minimal baik. Dimensi yang dinilai yaitu kepemimpinan dalam pembelajaran, kewirausahaan, pengembangan sekolah, manajerial, dan supervisi. Berdasarkan PKKS tersebut dapat menguatkan peneliti tentang hubungan yang signifikan antara latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial kepala sekolah. Mengingat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan guru sebagai kepala sekolah/madrasah, Pasal 12 menyatakan bahwa: (1) Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan secara berkala setiap tahun dan secara kumulatif setiap empat tahun; (2) Penilaian kinerja tahunan dilaksanakan oleh pengawas sekolah/madrasah; (3) Penilaian kinerja empat tahunan dilaksanakan oleh atasan langsung dengan mempertimbangkan penilaian kinerja oleh tim penilai yang terdiri dari pengawas sekolah/madrasah, pendidik, tenaga kependidikan, dan komite sekolah/madrasah dari tempatnya bertugas; (4) Hasil penilaian kinerja dikategorikan dalam tingkatan amat baik, baik, cukup, sedang atau kurang, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tentang Hubungan antara latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja dengan keterampilan manajemen kepala sekolah dasar. Berdasarkan data kondisi sekolah dasar pada bulan Januari tahun 2022 dari sekolah dasar negeri Kecamatan Kejayan, terdapat 36 kepala sekolah dasar yang tersebar di 36 sekolah dasar negeri di Kecamatan Kejayan yang berasal dari latar belakang pendidikan dan jenjang pendidikan yang berbeda- beda. Ada yang jenjang pendidikannya Sarjana dan Magister. Masing-masing memiliki masa kerja/pengalaman mengajar yang berbeda pula. Berdasarkan data tersebut, peneliti ingin
  • 3. mengetahui sejauh mana hubungan tersebut dan pengaruhnya terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah. Dari uraian tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman Kerja Dengan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan“. METODE Penelitian ini memakai jenis penelitian kuantitatif, dengan teknik korelasional karena penelitian ini berusaha menyelidiki hubungan antara beberapa variabel penelitian yaitu tentang latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja kepala sekolah sebagai variabel prediktor dengan keterampilan manajerial kepala sekolah sebagai variabel kriterion. Variabel penelitian berupa dua variabel bebas yaitu X1 adalah latar belakang pendidikan kepala sekolah, X2 adalah pengalaman kerja kepala sekolah, serta satu variabel terikat yaitu Y adalah keterampilan manajerial kepala sekolah dasar negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Kedua variabel bebas (X1 dan X2) dihubungkan terhadap variabel terikat (Y) dengan pola hubungan : hubungan antara variabel X1 dan variabel Y, variabel X2 dengan variabel Y dan variabel X1, X2 secara bersama–sama dengan variabel Y. Variabel terikat penelitian adalah variabel yang keberadaannya berhubungan oleh variabel lainnya. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Y adalah keterampilan manajerial kepala sekolah. Variabel bebas adalah variabel yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu X1 adalah latar belakang pendidikan kepala sekolah, X2 adalah pengalaman kerja kepala sekolah. Latar belakang pendidikan kepala sekolah (X1) yaitu kesesuaian pendidikan yang dimiliki kepala sekolah terkait dengan bidang tugasnya, baik yang ditempuh secara formal maupun informal yang harus ditempuh seseorang sebelum maupun selama menjadi kepala sekolah. Pengalaman kerja kepala sekolah (X2) yaitu masa kerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah, dan/atau kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan/surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang. Penelitian ini terdiri dari 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Variabel bebas yaitu latar belakang pendidikan, dan pengalaman kerja kepala sekolah. Variabel terikat yaitu keterampilan manajerial. Adapun penyusunan pertanyaan untuk semua variabel menggunakan angket atau kuesioner tertutup dalam bentuk kuesioner pilihan. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:195) “… pilihan ganda yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup”. Sedangkan Sukardi (2005:77) “kuesioner dikatakan menggunakan item tertutup, apabila peneliti dalam hal ini menyediakan beberapa alternatif jawaban yang cocok bagi responden…sementara itu responden tinggal memilih dari jawaban yang ada yang paling mendekati pilihan responden”. Penelitian ini menggunakan tipe pilihan ganda dengan jumlah jawaban 5 pilihan. Dalam menjawab pertanyaan, responden memilih satu dari 5 alternatif jawaban yang sesuai kondisi atau keadaan dirinya, yaitu dengan cara memberikan tanda ceklis (v) pada pilihan jawaban yang tersedia. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dasar negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan yang terdiri 36 orang di 36 sekolah. Pemilihan lokasi penelitian di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan didasarkan atas keberadaan penulis, karena penulis sebagai salah satu tenaga pendidik Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan yang merasa bahwa kepala sekolah kurang memahami keterampilan manajerial. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah seluruh populasi yang ada yaitu 36 orang responden (kepala sekolah). Sehubungan dengan jumlah populasi kurang dari 100 orang responden maka jumlah sampel yang digunakan untuk penelitian ini sejumlah seluruh dari jumlah populasi yang ada. Jenis data yang dibutuhkan pada penelitian ini antara lain : 1. Data Primer Data primer adalah jenis data yang didapatkan melalui observasi penelitian secara langsung di wilayah penelitian. Pada penelitian ini, data primer didapatkan dari hasil penyebaran angket kuesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh melalui survei data kearsipan yang ada di wilayah penelitian, atau sumber dari data tersebut bukan merupakan sumber langsung. Jenis data yang termasuk dalam data sekunder serta sumbernya adalah data nilai PKKS tahun 2021 yang dapat diperoleh dari arsip penilaian PKKS
  • 4. sekolah dasar negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan tahun 2021. Metode pengumpulan data untuk masing-masing jenis data adalah sebagai berikut : 1. Data primer, diperoleh melalui penyebaran angket atau kuesioner 2. Data sekunder, diperoleh melalui survei data arsip di PKKS di Kecamatan Kejayan. Validitas daftar pertanyaan ini dilakukan dengan menghitung antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Alat analisisnya adalah koefisien korelasi Product Moment Pearson yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 26.0 dalam penelitian ini uji angket diuji cobakan kepada 20 orang respoden yang berprofesi sebagai guru yang ada di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Cara mengetahui butir pertanyaan dalam kuesioner yang disusun valid atau tidak adalah dengan membandingkan nilai r hitung dan Sig (2-tailed) dari masing – masing butir pertanyaan dengan taraf signifikan (α = 5 %). Dengan menggunakan taraf signifikan α = 5 % dan df = K-2 = 20-2 = 18 diperoleh nilai r tabel = 0,444. Jika nilai r hitung > r tabel atau Sig (2- tailed) lebih kecil dari taraf signifikansi 5% maka butir pertanyaan dalam kuesioner adalah valid. Hasil analisis validitas kuesioner diperoleh nilai validitas untuk masing-masing item melebihi rtabel (0,444) yang berarti bahwa item kuesioner tersebut valid. Pengujian reliabilitas juga menggunakan program yang sama yaitu dengan menggunakan program SPSS for Windows 26.0 sehingga hasil pengujian yang diperoleh akan benar – benar valid. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Uji normalitas meggunakan teknik uji kolmogorov smirnov, dimana syarat ketentuan sebuah rangkaian data dapat dikatakan sebagai data dengan distribusi normal harus memenuhi syarat nilai 0,05 < x < 2,00. Apabila distribusi data sudah memenuhi nilai tersebut, maka data dikatakan sebagai data yang berdistribusi normal. Keadaan heteroskedastisitas adalah lawan dari homoskedastisitas. Dalam uji heteroskedastisitas, pengujian yang dilakukan adalah dengan uji park. Park menyarankan penggunaan e12 sebagai pendekatan ai2 dan melakukan regresi dengan vi sebagai berikut : 𝐿𝑛 𝑒12 = 𝑙𝑛𝛿2 + 𝛽 ln 𝑋𝑖 + 𝑣𝑖 = 𝛼 + 𝛽 𝑙𝑛𝑋𝑖 + 𝑣𝑖 vi adalah unsur gangguan (disturbance) yang skokastik. Jika β ternyata signifikan secara statistik, maka dikatakan bahwa dalam data tersebut terjadi heteroskedastisitas, dan apabila tidak signifikan maka dilakukan data tersebut terjadi homoskedastisitas. Disamping cara di atas, ada suatu metode visual untuk membuktikan kesamaan varians (homoskedastisitas) yaitu dengan meliha t penyebaran nilai – nilai residual terhadap nilai-nilai prediksi. Jika penyebarannya tidak membentuk suatu pola tertentu seperti meningkat atau menurun, maka keadaan homoskedastisitas terpenuhi. Bila tidak, dinyatakan asumsi varians konstan dari Y terhadap nilai-nilai X. Kesamaan varian juga dapat diperiksa dengan menggunakan uji rank korelasi dari spearman. Koefisien rank korelasi spearman didefinisikan sebagai berikut: 𝑟𝑠 = 1 − 6[ ∑ 𝑑𝑖 2 𝑁(𝑁2 − 1) ] Dimana di adalah perbedaan rank yang ditetapkan untuk dan karakteristik yang berbeda dari individu ke – i dan N adalah banyaknya individual yang rank. Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel yang dijadikan predator mempunyai hubungan yang linier atau tidak terhadap variabel terikatnya. Pada analisis ini dihitung berdasarkan harga probabilitas. Jika harga p-value (signifikan) < 0.05, maka Ha diterima atau linieritasnya, dan jika nilai p-value (signifikan) >0.05, maka Ha ditolak atau linieritasnya tidak signifikan. Kriteria keputusan linieritas juga didasarkan atas signifikansi α hitung lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5%, berarti linieritasnya signifikan. Untuk menghitung F dan α dapat digunakan paket program SPSS 26.00 for Windows. HASIL Pada penelitian ini, penulis melakukan beberapa langkah dalam pengerjaan. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan wawancara dan memberikan angket atau kuisioner kepada 36 orang kepala sekolah di masing-masing sekolah. Angket yang dibagikan merupakan angket yang memuat 2 variabel bebas yaitu latar belakang Pendidikan dan pengalaman kerja kepala sekolah dan 1 variabel terikat yaitu keterampilan manajerial kepala sekolah. Data latar belakang pendidikan kepala sekolah diperoleh dari pengisian kuesioner sebanyak 6 item dengan skor tertinggi 5 oleh 36 orang sehingga diperoleh skor ideal sebesar 1.080. Dari data diperoleh total skor sebesar 910, sehingga rata-rata persentase 910 1.080 × 100% = 84%  dalam
  • 5. kategori baik. Lebih jelasnya dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti tercantum pada table 4.1. Tabel 4.1 Latar Belakang Pendidikan Kepala Sekolah No Interval Kriteria Frekuensi Persentase (%) 1 85-100 Sangat baik 12 33 2 69-84 Baik 24 67 3 53-68 Cukup 0 0 4 37-52 Kurang baik 0 0 5 20-36 Tidak baik 0 0 Jumlah 36 100 Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022 Pemgalaman Kerja Kepala Sekolah yang diperoleh dari pengisian kuesioner sebanyak 6 item dengan skor tertinggi 5 oleh 36 orang sehingga diperoleh skor ideal sebesar 1.080. Dari data diperoleh total skor sebesar 918, sehingga persentase 918 1080 × 100% = 85%  Dalam kategori sangat baik, untuk lebih jelasnya dilihat dari distribusi frekuensi seperti tercantum pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Pengalaman Kerja Kepala Sekolah SDN di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan No Interval Kriteria Frekuensi Persentase 1. 85-100 Sangat baik 13 37% 2. 69-84 Baik 19 52% 3. 53-68 Cukup 4 11% 4. 37-52 Kurang baik 0 0 5. 20-36 Tidak baik 0 0 Jumlah 36 100% Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022 Data keterampilan manajerial kepala sekolah yang diperoleh dari pengisian kuesioner sebanyak 45 item dengan skor tertinggi 5 oleh 36 kepala sekolah sehingga diperoleh skor ideal sebesar 8.100. Dari data diperoleh total skor sebesar 6.885, sehingga rata-rata persentase 6885 8100 × 100% = 85%  dalam kategori sangat baik. Lebih jelasnya dapat dilihat dari distribusi frekuensi seperti tercantum pada table 4.5 Tabel 4.5 Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan No. Interval Kriteria Frekuensi Presentase 1. 85-100 Sangat Baik 14 38 2. 69-84 Baik 18 50 3. 53-68 Cukup 4 12 4. 37-52 Kurang Baik 0 0 5. 20-36 Tidak Baik 0 0 Jumlah 36 100 Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022 Uji coba instrumen dilakukan dalam rangka menguji apakah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data merupakan instrumen yang andal dan memiliki kemungkinan memperoleh data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kaidah penelitian memberikan ketentan besaran jumlah sampel uji coba responden penelitian adalah sebanyak 20 orang, dengan syarat jumlah sampel penelitian > 200 orang (Tawi, 2008 : 14), sebanyak 20 orang untuk jumlah responden < 200 orang dan untuk mengakomodasi penelitian dengan jumlah sampel < 50 orang, Tawi mengisyaratkan untuk mempergunakan besaran 10% dari total responden. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 36 orang yang berarti ada pada kelas 200>x>50, sehingga jumlah total sampel uji coba instrumen adalah sebanyak 20 orang. Form kuesioner yang telah dibuat disebarkan kepada 20 orang responden uji instrumen, data yang didapat dari para responden kemudian diuji kevalidan dan reliabilitasnya dengan menggunakan SPSS for Windows 26.0. Validitas yang dimaksud adalah untuk menguji apakah ada kesesuaian antara bagian- bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Dengan demikian uji validitas internal yang dilakukan dengan cara
  • 6. mengkorelasikan antara masing-masing butir pertanyaan terhadap skor totalnya. Validitas daftar pertanyaan ini dilakukan dengan menghitung antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Alat analisisnya adalah koefisien korelasi Product Moment Pearson yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 26.0 dalam penelitian ini uji angket diuji cobakan kepada 20 orang respoden yang berprofesi sebagai kepala sekolah namun bukan merupakan guru yang ada di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan. Cara mengetahui butir pertanyaan dalam kuesioner yang disusun valid atau tidak adalah dengan membandingkan nilai r hitung dan Sig (2-tailed) dari masing-masing butir pertanyaan dengan taraf signifikan (α = 5 %). Dengan menggunakan taraf signifikan α = 5 % dan df = K-2 = 20-2 = 18 diperoleh nilai r tabel = 0,444. Jika nilai r hitung r tabel atau Sig (2- tailed) lebih kecil dari taraf signifikansi 5% maka butir pertanyaan dalam kuesioner adalah valid. Hasil analisis validitas kuesioner diperoleh nilai validitas untuk masing-masing item melebihi rtabel (0,444) yang berarti bahwa item kuesioner tersebut valid. Untuk menguji ada tidaknya Hubungan dari masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, maka dilakukan analisis regresi linier. Analisis dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows 26.0 dengan hasil sebagai berikut Uji Hubungan yang pertama dilakukan adalah Hubungan dari latar belakang pendidikan degan keterampilan manajerial kepala sekolah. Hasil uji yang didapatkan adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Uji Variabel latar belakang pendidikan degan keterampilan manajerial kepala sekolah Coefficientsa No Model Unstandardized Coefficients Unstandardized Coefficients β Std. Error β T Sig. 1 (Constant) -7.728 5.656 1.366 .176 Latar Belakang Pendidikan .598 .111 .533 5.380 .000 a. Dependent Variable: Keterampilan Manajerial Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022 Hasil uji regresi secara di atas memperlihatkan bahwa latar belakang pendidikan Kepala Sekolah berhubungan dengan keterampilan manajerial. Hal ini dapat diketahui melalui nilai t hitung sebesar 5,38 yang lebih besar dari standar nilai t tabel sebesar 1,68 (t hitung > t tabel). Hubungan dari variabel latar belakang pendidikan kepala sekolah dengan keterampilan manajerial ini juga terbukti signifikan terlihat dari nilai signifikansi sebesar 0,00 (< 0,05). Model regresi yang didapatkan adalah : Y = 0,533 X1. Model ini memiliki arti latar belakang pendidikan kepala sekolah yang ada di sekolah dasar negeri di kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan memiliki Hubungan sebesar 53,3% terhadap keterampilan manajerial Kepala Sekolah. Hasil dari analisis ini sekaligus menjadi uji dari hipotesis pertama penelitian, dimana hipotesis 1 dapat diterima karena telah terbukti variabel latar belakang pendidikan berhubungan dengan keterampilan manajerial kepala sekolah. Uji Hubungan berikutnya adalah hubungan pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial kepala sekolah, dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Uji Variabel pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial Coefficientsa No Model Unstandardized Coefficients Unstandardized Coefficients β Std. Error β T Sig. 1 (Constant) -6.676 3.875 -1.723 .189 Pengalaman Kerja .471 .062 .665 7.612 .000 Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022 Hasil seperti pada tabel di atas mendapatkan nilai t hitung sebesar 7,612 yang lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,684 sehingga syarat Hubungan dapat dipenuhi. Hubungan tersebut juga
  • 7. terbukti signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05). Model regresi yang terjadi adalah : Y = 0,665 X2, yang berarti secara signifikan pengalaman kerja memiliki hubungan sebesar 66,5% terhadap keterampilan manajerial itu sendiri. Hasil analisis ini sekaligus menjadi uji hipotesis 2 penelitian, dimana hipotesis 2 dapat diterima dengan terbuktinya hubungan dari pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial kepala sekolah Hubungan dari kedua variabel bebas yaitu latar belakang pendidikan dan pengalam kerja dengan variabel keterampilan manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan dapat dilihat pada tabel berikut. Table 4.11 Koefisien Determinasi X1 X2 terhadap Y Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0.725 0.526 0.512 7.59180 Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022 Tabel di atas memperlihatkan besaran R square penelitian sebesar 0,512 yang berarti variabel latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja memiliki besaran hubungan terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah secara bersama-sama sebesar 51,2%. Besaran ini mengindikasikan bahwa kontribusi kedua variabel tersebut merupakan hubungan yang kuat dan dominan terhadap keterampilan manajerial dimana 48,8% lainnya disebabkan oleh faktor lain diluar variabel penelitian. Hubungan bersama-sama latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial kepala sekolah diuji menggunakan uji F, seperti pada tabel 4.12 Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan (Uji F) Model Sum of Square Df Mean Square F Sig. 1 Regression 4596.767 2 2298.384 39.878 0.000 Residual 4149.751 72 57.635 Total 8746.519 74 Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022 Hasil uji F diperoleh F hitung = 39,878 dan nilai p value = 0,000. Karena nilai signifikansi < 0,05, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti Ha yang berbunyi ada hubungan yang signifikan secara simultan Latar Belakang Pendidikan Dan Pengalaman Kerja Dengan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan diterima. Tabel 4.13 Model Regresi X 1 X 2 terhadap Y Model B Beta T hitung P value Correlation Partial (Constant) -31.600 -3.797 0.000 Latar Belakang Pendidikan 0.383 0.315 3.550 0.001 0.386 Pengalaman Kerja 0.634 0.538 6.055 0.000 0.581 Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022 Tabel 4.13 memperlihatkan bahwa koefisien beta untuk latar belakang pendidikan kepala sekolah sebesar 0,315 dan untuk variabel pengalaman kerja sebesar 0,538, yang berati bahwa model regresi standar yang diperoleh adalah: Y = 0,315 X1 + 0,538 X2 Model tersebut menunjukkan bahwa:
  • 8. 1. Pemberian variabel Latar Belakang Pendidikan Kepala Sekolah dengan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah secara bersama-sama, maka variabel Latar Belakang Pendidikan Kepala Sekolah memiliki kontribusi sebesar 31,5%. 2. Hubungan variabel Pengalaman Kerja dengan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah pada pengujian bersama-sama tersebut sebesar 53,8%. Uji persyaratan analisis regresi yang akan digunakan tiga macam yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji multikolinearitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi model regresi. Untuk menghitung normalitas menggunakan komputer program SPSS for Windows Release 26.0. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas > 0.05 maka data penelitian berdistribusi normal. Tabel 4.14 Uji Normalitas Model Regresi Sumber Variasi Latar Belakang Pendidikan Pengalaman Kerja Keterampilan Manajerial N 75 75 75 Normal Parametersa Mean 77.8462 61.9733 37.5111 Std. Deviation 8.94928 9.21511 10.87181 Most Extreme Absolute 0.128 0.083 0.083 Differences Positive 0.060 0.083 0.083 Negative -0.128 -0.071 -0.069 Kolmogorov-Smirnov Z 1.112 0.721 0.717 Asymp. Sig. (2- tailed) 0.168 0.677 0.683 Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022 Seperti tercantum pada tabel 4.14, diperoleh p value untuk variabel latar belakang pendidikan kepala sekolah sebesar 0,168, variabel pengalaman kerja kepala sekolah sebesar 0.677 dan variabel keterampilan manajerial kepala sekolah sebesar 0,683. Ketiga nilai signifikansi melebihi 0,05 yang berarti bahwa data ketiga variabel berdistribusi normal. Uji homogenitas ini untuk mengetahui kesamaan varian model regresi yang diperoleh. Pengujiannya dapat dilihat dari scater plot, apabila diperoleh titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk pola teratur dapat disimpulkan bahwa model tidak mengandung heteroskedastisitas atau bersifat homogen. Uji homogenitas ini menggunakan komputer program SPSS for Windows Release 26.0. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada grafik berikut. Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas yaitu latar belakang pendidikan dengan keterampilan manajerial kepala sekolah, maupun antara pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial. Pengujian linieritas tersebut dapat dilihat dari hasil analisis deviation of linearity. Apabila diperoleh nilai p value > 0,05 dapat disimpulkan bahwa hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear. Uji Linieritas Hubungan Latar Belakang Pendidikan Dengan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Hasil uji linieritas antara Latar Belakang Pendidikan Dengan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dapat dilihat pada tabel 4.16 Sum of squares df Mean square s F Sig. Keterampilan manajerial * Between (Combined) 3298.754 22 149.943 1.431 0.144 Latar belakang pendidikan Groups Linearity 2483.376 1 2483.376 23.70 0.000
  • 9. 4 Deviation from 815.378 21 38.828 0.371 0.993 Linearity Within Groups 5447.765 52 104.765 Total 8746.519 74 Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022 Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa hasil uji F untuk deviation from linearity sebesar 0.371 dengan pvalue = 0,993 > 0,05, yang berarti bahwa hubungan antara Latar Belakang Pendidikan Dengan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah bersifat linear. Uji Linieritas Hubungan Pengalaman Kerja dengan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah. Hasil uji linieritas antara pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 4.17 Tabel 4.17 Hasil Uji Linieritas Pengalaman Kerja Dengan Keterampilan Manajerial Sum of Df Mean F Sig. Squares Square Keterampilan manajerial * Between (Combined) 5087.722 30 169.591 2.039 0.015 Pengalaman kerja Groups Linearity 3870.427 1 3870.42 46.54 0.000 7 5 Deviation from 1217.295 29 41.976 0.505 0.973 Linearity Within Groups 3658.796 44 83.154 Total 8746.519 74 Sumber : Hasil Interpretasi Penelitian, 2022 Tabel 4.17 memperlihatkan bahwa hasil uji F untuk deviation from linearity sebesar 0.505 dengan p value = 0,973 > 0,05, yang berarti bahwa hubungan antara pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial kepala sekolah bersifat linear. Berdasar hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, bersifat homogen dan tidak mengandung multikolinieritas serta bersifat linear, sehingga syarat analisis regresi ganda untuk pengujian hipotesis diterima. PEMBAHASAN Hasil persepsi Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah sebagian besar tergolong baik. Persepsi tersebut menunjukkan bahwa secara riil, kepala sekolahnya dipandang mampu menunjukkan sebagai pemimpin atau manajer yang baik. Sebanyak 65% orang memandang bahwa Kepala Sekolah memiliki latar belakang pendidikan yang baik. Sebagian besar guru memandang bahwa Kepala Sekolahnya memiliki pengalaman kerja yang patut diteladani oleh guru dan staf serta memiliki integritas sebagai pemimpin, dapat bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Karakter Kepala Sekolah yang demikian menjadi motivasi dan pendorong bagi guru dalam menjalankan tugasnya di sekolah. Kepala sekolah juga dipandang mampu menyusun program perencanaan sekolah dan mampu menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif. Secara psikologis, karakter kepala sekolah tersebut dapat memberikan suasana yang nyaman untuk
  • 10. berlangsungnya kegiatan guru dalam menjalakan tugasnya. Apabila Kepala Sekolah memiliki keterampilan manajerial yang baik dalam bekerja melalui pengaturan lingkungan fisik kelas dan mengelola sumber daya yang ada. Berkaitan dengan pengelolaan keuangan sekolah, Kepala Sekolah dipandang mampu menjalankan pengelolaan secara akuntabel, transparan dan efisien. Kondisi ini berdampak positif terhadap suasana sekolah yang lebih nyaman karena adanya kepercayaan yang kuat terhadap Kepala Sekolah sehingga guru dapat menjalankan tugasnya. Apalagi Kepala Sekolah dipandang mampu menciptakan inovasi dalam pengembangan sekolah, bekerja secara konstruktif, kreatif, delegatif dan integratif. Terkait dengan tugasnya sebagai supervisor, Kepala Sekolah dipandang mampu melakukan supervisi akademik dengan teknik pendekatan yang tepat, bahkan dapat menindaklanjuti hasil supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesional guru. Supervisi merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, sehingga kekurangan dan kelebihan bisa terpantau untuk perbaikan dan peningkatan pembelajaran selanjutnya. Kepala sekolah juga dipandang mampu melaksanakan kerjasama dengan baik untuk kepentingan sekolah serta memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. Secara umum latar belakang pendidikan Kepala Sekolah dalam meningkatkan keterampilan manajerial yang dirasakan baik oleh sebagian besar guru memberikan kontribusi terhadap manajemen sekolah. Hal ini terlihat dari hasil uji parsial dengan nilai p = 0,001 < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja Kepala Sekolah dirasakan oleh guru semakin baik pula keterampilan manajerialnya dalam memimpin sekolah. Dengan adanya keterampilan manajerial yang baik akan dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya dalam menjalankan tugasnya. Pengalaman kerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan masih tergolong cukup. Sebanyak 67% kepala sekolah merasa cukup pengalaman kerja dan 16% kurang. Dari data hanya 17% yang merasa puas terhadap apa yang diperoleh dan dirasakan berkaitan dengan lamanya pengalaman kerja kepala sekolahnya. Kurangnya pengalaman kerja yang dirasakan oleh para kepala sekolah menimbulkan keterampilan manajerial yang rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi dalam uji parsial diperoleh nilai p value = 0,000 < 0,05. Jika dibandingkan dengan latar belakang pendidikan Kepala Sekolah, ternyata kontribusi pengalaman kerja ini memiliki kontribusi lebih dominan yaitu mencapai 33,76%, sedangkan kontribusi latar belakang pendidikan Kepala Sekolah sebesar 14,9%. Latar belakang pendidikan Kepala Sekolah sangat berhubungan dengan keterampilan manajerial kepala sekolah, semakin baik presepsi guru terhadap latar belakang pendidikan Kepala Sekolah akan diikuti dengan peningkatan keterampilan manajerial kepala sekolah begitu sebaliknya. Besarnya kontribusi latar belakang pendidikan Kepala Sekolah terhadap keterampilan manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan mencapai 14,9 %, sedangkan hubungan pengalaman kerja dengan keterampilan manajerial kepala sekolah, besarnya kontribusi sebesar 33,76 % jadi semakin baik pengalaman kerja kepala sekolah diikuti dengan peningkatan keterampilan manajerial kepala sekolah, begitu juga sebaliknya. Hubungan positif dari kedua variabel yang dikaitkan kepada keterampilan manajerial kepala sekolah secara bersamaan ini menguatkan pembuktian dua hipotesis sebelumnya, yaitu Hubungan dari masing-masing variabel secara terpisah terhadap variabel keterampilan manajerial kepala sekolah. Hal ini berarti baik diberikan secara sendiri-sendiri maupun secara bersamaan keduanya akan tetap memberikan hubungan yang positif dalam meningkatkan keterampilan manajerial kepala sekolah. Dari hasil tingkat kontribusi yang dihasilkan, dapat dilihat bahwa variabel latar belakang pendidikan lebih berhubungan terhadap keterampilan manajerial kepala sekolah dibandingkan pengalaman kerja yang diterapkan oleh Kepala Sekolah. SIMPULAN Simpulan dalam penelitian ini adalah:
  • 11. 1. Latar belakang pendidikan Kepala Sekolah berhubungan positif terhadap Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan dengan persentase hubungan sebesar 53,3%. Semakin baik persepsi kepala sekolah terhadap latar belakang pendidikan diikuti dengan kenaikan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah, begitu juga sebaliknya. 2. Pengalaman kerja kepala sekolah berhubungan dengan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan dengan persentase hubungan sebesar 66,5%. Semakin baik pengalaman kerja kepala sekolah diikuti dengan kenaikan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah, begitu juga sebaliknya. 3. Latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja dengan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan berhubungan secara positif dengan persentase sebesar 51,2%. Semakin baik persepsi guru terhadap latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja kepala sekolah diikuti dengan kenaikan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah. DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto Suharsimi, 2013, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta : Rineka Cipta 2. DPR RI, 2003, Undang – undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaran Negara 3. DPR RI, 2005, Undang – undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen . Lembaran Negara 4. Hamzah, Awaludin, 2004, Tiga Syarat Penting Seorang Kepala Sekolah, http ://www,pikiran - rakyat.com 5. Handayanto dan Sudargo, 2019, Semarang IKIP PGRI : Olah Data Statistik Menggunakan SPSS & Ms Excel 6. Restauli, Betesda, Siregar. 2021. Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dan Iklim Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada Masa Pandemi Covid 19 Di SMA Negeri 1 Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang 7. Linardo, Pratama. 2019. Hubungan Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru di MAN 01 Indragiri Hilir Riau. 8. Septina, Galih, Pudyastuti. 2010. Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan Guru, Pengalaman Mengajar, Dan Pembelajaran Dengan Prestasi Belajar Siswa Sma Negeri 1 Surakarta 9. Moh, Mashudi. 2020. Pengaruh Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah. Tulungagung: Perpustakaan IAIN Tulungagung, Jurnal Vol 2, 01 Mei 2020. 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru 11. Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi dalam Jabatan. 2007. Semarang . Diperbanyak oleh LPMP. 12. Poerwadarminto, W.J.S, 1982. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka 13. Santoso, Singgih. 1999. SPSS : Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : Elex Media Komputindo 14. Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. Bandung : Alfa Beta 15. Tawi, Mirzal. 2008. Bio Statistika Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta : Beta Aksara 16. Undang – Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Veithzal, Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Raja Grafindo 17. W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), 742 18. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), 63