Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang hubungan antara lingkungan kerja dan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMA Negeri di Kecamatan Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara lingkungan kerja, kepemimpinan kepala sekolah, baik secara terpisah maupun bersama-sama, dengan kinerja guru di sekolah-se
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA PRAKTIK DI SMK T...SMK Negeri 6 Malang
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan (X1), diklat (X2) dan kelengkapan sarana praktik (X3) terhadap kinerja guru (Y), baik pengaruh secara simultan maupun parsial dan mengetahui variabel berpengaruh terhadap kinerja guru. Penelitian ini termasuk explanatory research dengan populasi seluruh guru di SMK Negeri 6 Kota Malang, sejumlah 162 orang dengan jumlah sampel sebanyak 78 responden. Adapun teknik analisa data adalah dengan regresi linier berganda untuk mengetahui korelasi antara kepemimpinan, diklat dan kelengkapan sarana praktik terhadap kinerja guru. Hasil penelitian menunjukkan : 1). Terdapat pengaruh secara parsial antara kepemimpinan, diklat dan kelengkapan sarana praktik terhadap kinerja guru. 2). Variabel yang berpengaruh secara dominan terhadap kinerja guru adalah kepemimpinan, meliputi kemampuan mencipta, kemampuan membuat perencanaan, kemampuan mengorganisasi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan memberi motivasi dan kemampuan melakukan evaluasi.
Estude e aprenda sobre os principais temas do direito administrativo, e ainda prepare-se para o Exame de Ordem. Com uma metodologia totalmente online e flexível, o curso de Direito Administrativo, com base nas provas anteriores do exame de ordem, aborda tópicos extremamente relevantes, como o regime jurídico administrativo, licitações públicas, contratos, entre outros.
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN DIKLAT SERTA KELENGKAPAN SARANA PRAKTIK DI SMK T...SMK Negeri 6 Malang
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan (X1), diklat (X2) dan kelengkapan sarana praktik (X3) terhadap kinerja guru (Y), baik pengaruh secara simultan maupun parsial dan mengetahui variabel berpengaruh terhadap kinerja guru. Penelitian ini termasuk explanatory research dengan populasi seluruh guru di SMK Negeri 6 Kota Malang, sejumlah 162 orang dengan jumlah sampel sebanyak 78 responden. Adapun teknik analisa data adalah dengan regresi linier berganda untuk mengetahui korelasi antara kepemimpinan, diklat dan kelengkapan sarana praktik terhadap kinerja guru. Hasil penelitian menunjukkan : 1). Terdapat pengaruh secara parsial antara kepemimpinan, diklat dan kelengkapan sarana praktik terhadap kinerja guru. 2). Variabel yang berpengaruh secara dominan terhadap kinerja guru adalah kepemimpinan, meliputi kemampuan mencipta, kemampuan membuat perencanaan, kemampuan mengorganisasi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan memberi motivasi dan kemampuan melakukan evaluasi.
Estude e aprenda sobre os principais temas do direito administrativo, e ainda prepare-se para o Exame de Ordem. Com uma metodologia totalmente online e flexível, o curso de Direito Administrativo, com base nas provas anteriores do exame de ordem, aborda tópicos extremamente relevantes, como o regime jurídico administrativo, licitações públicas, contratos, entre outros.
Be like the bee || Australian Islamic Library || www.australianislamiclibrary...Muhammad Nabeel Musharraf
What can believers learn from bees? What can an insect teach us about life? Read to explore and share if you like it.
www.australianislamiclibrary.org
www.facebook.com/australianislamiclibrary
For 22 years, Wesley Early Learning Center has been a leader in Early Childhood Education within our community. We have seen hundreds of children pass through our preschool on the way to amazing school experiences. We hear of their successes and strive to be on the cutting edge of Preschool Education as each new generation arrives.
Jurnal Tesis Manajemen Pendidikan
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
DIERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI SDN KAYUKEBEK I KABUPATEN PASURUAN
YUNI ISWANTI
Pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Gresik
Jln. Arif Rahman Hakim 2B, Gresik
Jawa Timur, Indonesia
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
DIERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI SDN KAYUKEBEK I KABUPATEN PASURUAN
YUNI ISWANTI
Pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Gresik
Jln. Arif Rahman Hakim 2B, Gresik
Jawa Timur, Indonesia
KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA
TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
KARYA ILMIAH
KAJIAN TEORI SEBAGAI PESERTA DIKLAT CALON KEPALA SEKOLAH TINGKAT SD, SMP, SMA DAN SMK KOTA MATARAM TAHUN 2007/2008
1. HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DAN KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMA NEGERI DI
KECAMATAN WANGI-WANGI
Drs. Muhidin, M.Pd.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara
lingkungan kerja dan kepemimpinan kepala sekolah secara terpisah maupun
secara bersama-sama dengan kinerja guru pada SMA Negeri di Kecamatan
Wangi-wangi. Metode yang digunakan adalah survei dengan pendekatan
korelasional. Populasi penelitian berjumlah 128 orang, ditarik sampel sebanyak
35 orang menggunakan teknik sampling proposional Pengumpulan data
menggunakan kuesioner yang telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas
melalui uji coba secara empirik. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara lingkungan kerja dan kepemimpinan
kepala sekolah baik secara terpisah maupun secara bersama-sama dengan
kinerja guru SMA Negeri di Kecamatan Wangi-wangi
Kata Kunci: lingkungan kerja, kepemimpinan, kinerja, hubungan, signifikan.
A. Pendahuluan
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab Undang-undang RI
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Pencapaian tujuan pendidikan nasional, berhubungan erat dengan
lingkungan kerja, kepemiminan kepala sekolah dan kinerja guru sebagai ujung
tombak pelaksanaan tugas pendidikan. Berbagai upaya dilakukan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional agar bangsa menjadi negara yang besar,
merdeka, berdaulat, dan dapat menentukan nasib bangsa kita sendiri. Untuk
keperluan tersebut, diperlukan kualitas sumberdaya manusia yang memiliki
kemauan dan kemampuan untuk terus mengembangkan diri.
Berbagai referensi menyatakan bahwa lingkungan kerja dapat memberikan
kontribusi yang berarti untuk meningkatkan kinerja individu maupun lembaga.
Lingkungan kerja perlu diciptakan sedemikan rupa sehingga menjadi kondisi yang
memadai, karena lingkungan kerja merupakan tempat melakukan kegiatan rutin
yang idealnya dapat memberikan rasa aman, tenang, gembira, serta menjamim
keselamatan dan kesehatan bagi setiap orang di mana saja ia bekerja. Lingkungan
kerja yang dimaksud dalam uraian ini adalah “suatu kondisi yang bersifat dinamis
baik fisik maupun non fisik yang terjadi di suatu tempat kerja dalam rangka
melakukan suatu pekerjaan. Lingkungan kerja yang kondusif, baik secara fisik
maupun non fisik yang meliputi penataan ruangan yang nyaman, lingkungan kerja
yang bersih, terpenuhinya sarana dan prasaran yang dibutuhkan, kemudian
2. pimpinan yang bijak, jalinan komunikasi antara sesama yang harmomis,
pembagian kerja yang proporsional, tentu saja memberikan dukungan yang positif
bagi seseorang, termasuk guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya terkait dengan
proses pembelajaran di sekolah.
Dalam konteks persekolahan, kepala sekolah merupakan pimpinan
tertinggi dalam lingkungan sekolah yang dibinanya. Maju atau mundurnya suatu
sekolah, secara langsung maupun tidak langsung sangat terkait kepada
kepemimpian kepala sekolah, karena kepala sekolah yang diberi tanggungjawab
tertinggi di sekolah untuk melakukan pengelolaan dan mengorganisasian baik
secara administratif maupun secara akademik. Kepala sekolah adalah seseorang
yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah (Wahyosumidjo, 2001: 23).
Demikian penting dan strategisnya peran seorang kepala sekolah dalam
memajukan sekolah, sehingga kepala sekolah diharuskan memiliki kompetensi
yang handal, kemampuan, kreativitas, dan dapat memberikan pelayanan yang
prima kepada warga sekolah agar dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara
profesional. Direktur Jenderal pendidikan Menegah Umum (Depdiknas, 2001:
15) menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu
faktor yang mendorong untuk menwujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah
melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh
karena itu, kepala sekolah dituntut untuk mempunyai kompetensi manajerial yang
memadai agar mampu mengambil inisiatif untuk meningkatkan mutu sekolah.
Guru sebagai subyek untuk berinteraksi langsung dengan murid dalam
proses belajar mengajar diturut berperan serta dalam pemingkatan kualitas
pendidikan. Seorang guru harus memahami fungsinya, karena hal tersebut akan
mempengaruhi cara bertindak dan bertutur sehubungan dengan pekerjaannya di
kelas. Pengetahuan dan pemahamannya tentang kompetensi guru akan mendasari
pada kegiatannya sebagai guru. Guru yang setiap hari bergaul dengan murid dan
mengemban tugas sebagai pendidik, berkewajiban membantu pertumbuhan dan
perkembangan murid menuju pada kedewasaan. Bantuan tersebut bukan hanya
pada aspek intelektual, akan tetapi berkenaan dengan sikap, minat, perkembangan
emosi dan perkembangan sosial.
Upaya-upaya peningkatan kinerja guru, berhubungan erat dengan
lingkungan kerja dan kepemimpinan kepala sekolah. Lingkungan kerja yang
kondusif dan kepemimpinan kepala sekolah yang profesional merupakan faktor
pendukung yang memungkinkan guru untuk bekerja dengan tenang, fokus pada
tugas-tugas yamg diembanya, serta termotivasi untuk maju.
Di kemukakan oleh Mulyana (2002: 11) bahwa guru memegang peranan
cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pegembangan
kurikulum bagi kelasnya. Dengan demikian guru melakukan penyempurnaan
terhadap kurikulum dan perangkat pembelajaran yang dapat membantu
meningkatkan kualitas kerja guru sehingga dapat meningkatkan kualitas
pendidikan, yang dapat dilihat dari proses belajar dan hasil belajar peserta didik.
Dari segi proses guru dapat dikatakan berhasil bila mampu melibatkan sebagian
besar peserta didik secara aktif, baik fisik, maupun mental sosial dalam
pembelajaran. Dari segi hasil guru dapat dikatakan berhasil apabila pembelajaran
mampu merubah perilaku sebagian besar peserta didik karena penguasan
kompetensi yang lebih baik.
3. Guru harus memahami kedudukan dan fungsinya sebagai pendidik dan
pengajar yang professional sehingga senantiasa terdorong untuk tumbuh dan
berkembang sebangai perwujudan sikap dan tidak puas terhadap kemampuan
yang dimilikinya. Bekerja sebangai mekanisme dan rutin dengan menggunakan
pola mengajar yang tetap, tidak memungkinkan guru mengembangkan
kompetensi secara efektif. Kreativitas dan inisiatif guru harus dimanfaatkan secara
kongrit agar para guru memperoleh pengalaman dalam meningkatkan kemampuan
sebagai tenaga professional. Pengalaman professional yang berharga hanya
mungkin diperoleh dari guru-guru yang berani dan yang selalu bersedia
mengeluarkan ide, gagasan dan prakarsa untuk memperbaiki dan mengembangkan
kompetensi mengajar kepada siswa. Kompetensi mengajar perlu didukung oleh
kompetensi manajerial kepala sekolah agar tercipta suasana dan iklim kerja yang
kondusif bagi guru dalam meningkatkan kompetensi mengajarnya.
Dalam konteks persekolahan, pencapaian tujuan pendidikan nasional
sangat ditentukan oleh kinerja guru yang memerlukan dukungan lingkungan
sekolah yang kondusif dan kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis serta
professional. Usman (2006:50) menyatakan bahwa guru yang memiliki kinerja
adalah guru yang memiliki kualitas dalam menyusun rencana program
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran dan menyampaikan materi
dengan baik. Kinerja guru akan lebih baik, jika guru memiliki kualitas yang
tinggi, kesadaran untuk bekerja, adanya imbalan atau gaji yang layak, serta
mempunyai harapan masa depan. Akadum (1999:89) mengemukakan tujuh unsur
yang merupakan indikaror perstasi kerja guru atau kinerja guru yaitu : (1)
penguasan landasan pendidikan, (2) penguasan bahan pengajaran, (3) pengelolan
program belajar mengajar, (4) penggunaan alat pelajaran, (5) pemahaman metode
penilayaan, (6) pemahaman administrasi pendidikan, (7) pemahaman metode dan
evaluasi pembelajaran.
Kondisi yang ada di lapangan menunjukkan bahwa kinerja guru SMA
Negeri yang ada di kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi belum optimal.
Tentu saja banyak kemungkinan faktor yang dapat mempengaruhinya. Oleh sebab
itu perlu pengkajian lebih jauh dan mendalam terhadap faktor-faktor tersebut,
termasuk di dalamnya adalah kepemimpinan kepala sekolah dan pengelolaan
lingkungan sekolah. Demikian pula masyarakat melihat bahwa hasil kerja guru
selama ini belum menunjukan hasil yang memuaskan. Hal ini didasari kenyataan
masih terdapatnya sejumlah guru yang tidak mentaati jam kerja, dengan datang
dan pulang sebelum waktunya, meninggalkan tugas tanpa alasan yang jelas, masih
ada guru yang mengajar yang tidak menggunakan rencana pengajaran, dan masih
ada guru yang tidak melakukan analis hasil ulangan. Hal ini menunjukan betapa
pentingnya penciptaan kondisi yang memungkinkan kualitas pelaksanaan
tugasnya.
Merujuk pada kenyataan di atas, maka dilakukan penelitianh mengenai
hubungan antara lingkungan kerja dan kepemimpinan Kepala sekolah dengan
kinerja guru SMA di Kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi, dengan
tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan, yang mencakup (1)
Hubungan antara lingkungan kerja dengan kinerja guru Sekolah Menegah Atas
Negeri di Kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi; (2) Hubungan antara
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru pada Sekolah Menegah Atas
4. Negeri di Kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi; (3) Hubungan
Lingkungan Kerja dan Kepemimpinan Kepala Sekolah secara bersama-sama
dengan Kinerja Guru di Kecamatan wangi-wangi Kabupaten Wakatobi.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada SMA Negeri Kecamatan Wangi-Wangi
Wakatobi Sulawesi Tenggara, pada semester ganjil 2011. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif menggunakan penelitian Ex-Post-Facto dalam bentuk
korelasional, yang dimaksudkan untuk menemukan ada tidaknya hubungan
lingkungan kerja dan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMA
Negeri di Kecamatan Wangi-Wangi.
Dalam penelitian ini terdapat tiga (3) variabel yang dikaji dan dianalisis
yaitu dua (2) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat. Variabel bebasnya
adalah lingkungan kerja dinyatakan dengan X1 dan kepemimpinan kepala sekolah
dinyatakan dengan X2,, sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja guru
dinyakatan dengan Y.
Hubungan antara variabel yang dikaji dalam penelitian ini ditunjukkan
pada gambar berikut ini.
X1
Y
X2
Gambar 1. Konstelasi hubungan antara variabel penelitian.
Keterangan :
X1
: Variabel lingkungan kerja
X2
: Variabel kepemimpinan kepala sekolah
Y
: Variabel kinerja guru
: Korelasi atau hubungan antara variabel.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SMA Negeri di
Kecamatan Wangi-Wangi yang berasal dari empat SMA Negeri yaitu SMA
Negeri 1 Wangi-Wangi, SMA Negeri 2 Wangi-Wangi, SMA Negeri 3 WangiWangi dan SMA Negeri 4 Wangi-Wangi yang berjumlah 128 orang. Kemudian
sebagian dari jumlah populasi ini dijadikan sebagai sampel penelitian sebanyak
35 orang dan sampel untuk uji coba instrumen penelitian sebanyak 35 orang.
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional random
sampling. Tehnik ini dipilih karena jumlah populasi dari sekolah berbeda
besarnya, dan karakteristik guru di setiap sekolah diasumsikan relatif sama.
5. Besarnya jumlah sampel yang diambil, didasarkan atas pertimbangan yang
dikemukakan oleh Arikunto, (1998: 120)
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang telah dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun
dengan mengacu pada definisi operasional variabel dalam bentuk skala Likert
(skala lima). Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, terlebih
dahulu kuesioner diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reliabitasnya. Uji
validitas instrumen menggunakan korelasi product moment dan reliabilitas
menggunakan alpha cronbach.
Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang
karakteristik data dari setiap variabel penelitian, yang terdiri dari rata-rata,
median, modus, simpangan baku, varians, dan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian dengan menggunakan korelasi dan regresi linear sederhana
dan berganda.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Deskriftif Hasil
Kinerja Guru (Y)
Instrumen variabel Kinerja Guru yang dikembangkan dalam penelitian ini
berjumlah 32 butir (item), dengan skor teoretik terendah 32, skor tertinggi 160,
dan skor rata-rata 96. Dari hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh skor
empirik terendah 74, skor tertinggi 116. Dari hasil analisis deskriptif diperoleh
skor rata-rata 95,49, skor modus 111,00, skor median 100,19, standar deviasi
13,46, dan variansi sebesar 181,20.
Distribusi frekuensi dan histogram skor Kinerja Guru di SMA Negeri
Kecamatan Wangi-Wangi Wakatobi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1
di bawah ini.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru di SMA Negeri
Kecamatan Wangi-Wangi Wakatobi (Y)
Frek Absolut
Frek Kumulatif
Frek Relatif
Kelas Interval
(f)
(f.k)
(%)
74 - 80
7
7
20.00
81 - 87
4
11
11.43
88 - 94
8
19
22.86
95 - 101
2
21
5.71
102 - 108
4
25
11.43
109 - 115
9
34
25.71
116 – 122
1
35
2.86
Jumlah
35
100
Histogram distribusi frekuensi skor variabel Kinerja Guru (Y) di SMA
Negeri Kecamatan Wangi-Wangi Wakatobi di gambarkan sebagai berikut:
6. Frekuensi
10
9
8
7
6
5 0
4
3
73,5 80,5
87,5
94,5 101,5 108,5 115,5
122,5
SKOR
Gambar 4.1.
Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru (Y)
2
Lingkungan Kerja (X1)
1
Instrumen variabel Lingkungan Kerja Guru di SMA Negeri Kecamatan
Wangi-Wangi Wakatobi yang dikembangkan dalam penelitian ini berjumlah 31
butir (item), dengan skor teoretik terendah 31, skor tertinggi 155, dan skor ratarata 93. Dari hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh skor empirik
terendah 79, skor tertinggi 123. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh
skor rata-rata emprik 101,34, skor modus 109,68, median 104,40, standar deviasi
14,62, dan variansi 213,82 (hasil perhitungan selengkapnya pada lampiran 11).
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Skor Lingkungan Kerja Guru di SMA Negeri
Kecamatan Wangi-Wangi Wakatobi (X1)
Frek Absolut
Frek Kumulatif
Frek Relatif
Kelas Interval
(f)
(f.k)
(%)
79 - 85
8
8
22.86
86 - 92
3
11
8.57
93 - 99
3
14
8.57
100 - 106
5
19
14.29
107 – 113
10
29
28.57
114 - 120
4
33
11.43
121 - 127
2
35
5.71
Jumlah
35
100.00
Hsitogram distribusi frekuensi skor variabel Lingkungan Kerja (X1) Guru di
SMA Negeri Kecamatan Wangi-Wangi Wakatobi di gambarkan sebagai berikut:
7. Frekuensi
10
9
8
7
6
5 0
4
78,5 85,5
92,5
99,5 106,5 113,5 120,5
127,5
SKOR
Gambar 11.2.
3
Histogram Distribusi Frekuensi Skor Variabel Lingkungan Kerja (X1)
2
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)
1
Instrumen variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri
Kecamatan Wangi-Wangi Wakatobi yang dikembangkan dalam penelitian ini
berjumlah 35 butir (item), dengan skor teoretik terendah 35, skor tertinggi 175,
dan skor rata-rata 105. Dari hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh skor
empirik terendah 79, skor tertinggi 131. Berdasarkan hasil analisis deskriptif
diperoleh skor rata-rata empirik 88,74, skor modus 85,70, skor median 94,70,
standar deviasi 15,96 dan variansi 254,67 (perhitungan selengkapnya pada
lampiran 11).
Distribusi frekuensi skor Kepemimpinan Kepala Sekolah berdasarkan
jawaban responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMA Negeri
Kecamatan Wangi-Wangi Wakatobi (X2)
Kelas
Frek Absolut
Frek Kumulatif
Frek Relatif
Interval
(f)
(f.k)
(%)
79 - 86
9
9
25.71
87 - 94
8
17
22.86
95 - 102
3
20
8.57
103 - 110
6
26
17.14
111 - 118
4
30
11.43
119 - 126
3
33
8.57
127 – 134
2
35
5.71
Jumlah
35
100.00
8. Hsitogram distribusi frekuensi skor variabel Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X2) dan rangkuman hasil analisis deskriptif data ketiga variabel yang
dikaji dalam penelitian ini, masing-masing ditunjukkan pada Gambar 4.3 dan
Tabel 4.4 di bawah ini.
Frekuensi
10
9
8
7
6
5
0
78,5 86,5
94,5
102,5 110,5 118,5 126,5
134,5
SKOR
4
Gambar 4.3
Histogram Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan
Kepala Sekolah (X2)
2
3
1
Tabel 4.4
Rangkuman Deskripsi Kinerja Guru (Y), Lingkungan Kerja (X1),
dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)
Y
X1
X2
Statistik
Teoretik Empirik Teoretik Empirik Teoretik Empirik
Skor Min
32
74
31
79
35
79
Skor Maks
160
116
155
123
175
131
Rata-Rata
96
95,49
93
101,34
105
99,74
Median
-
100,19
-
104,4
-
97,70
Modus
-
111,00
-
109,68
-
85,70
St Deviasi
-
13,46
-
14,62
-
15,95
Varians
-
181,20
-
213,82
-
254,67
9. Pengujian Persyaratan Analisis
Uji normalitas data sampel dilakukan terhadap galat taksiran regresi Y
atas X1, galat taksiran regresi Y atas X2, dan galat taksiran Y atas X1 dan X2
secara bersama-sama menggunakan uji Lilliefors (L0).
Rangkuman hasil perhitungan dan kesimpulan penerimaan atau penolakan
terhadap H0 ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5.
Rangkuman Hasil UJi Normalitas Galat Regresi
Galat
Regresi
Ltabel
Taksiran
L0
Kesimpulan
0,05
0,01
Y atas X1
0,114ns
0,149
0,174
Normal
Y atas X2
0,125ns
0,149
0,174
Normal
0,149
0,174
Normal
Y atas X1 dan X2
0,070ns
Keterangan: ns = tidak signifikan
Pengujian Hipotesis
1. Hubungan Kinerja Guru (Y) dengan Lingkungan Kerja (X1)
Berdasarkan hasil perhitungan melalui regresi linear sederhana, diperoleh
adanya hubungan positif antara Lingkungan Kerja(X1 dengan Kinerja Guru (Y)
)
yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Y = 9.24 + 0.85 X1. Hasil
perhitungan mengenai keberartian regresi dilakukan dengan menggunakan uji F,
dan hasilnya ditunjukkan dalam Tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7
ANAVA Untuk Uji Keberartian Regresi Y atas X1
Sumber
Variansi
Db
Regresi
Residu (s)
1
33
Total
34
JK
5265,7
895,0
RJK
5285,7
27,1
F hitung
Pvalue
F tabel
0,01
4,15
194,15**
0,05
7,50
0,000
6160,7
Tuna
27
367,31
21,01
Cocok(TC)
6
527,69
87,94
0,24ns
---3,84
Galat
Keterangan: ** = sangat signifikan; ns = tidak signifikan
7,31
Berdasarkan tabel ANAVA di atas, menunjukkan bahwa nilai Fhitung
regresi = 194,15 > Ftabel = 7,08 pada = 0,05 dan = 0,01. Hal ini memberikan
indikasi bahwa persamaan regresi Y atas X1 adalah sangat signifikan, yang berarti
terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Kinerja Guru (Y) dengan
10. Lingkungan Kerja (X1).
Persamaan regresi tersebut berbentuk linear yang
ditunjukkan oleh nilai F hituh (TC) = 0,24 yang lebih kecil dibandingkan Ftabel =
3,84 pada taraf nyata
= 0,05. Secara visual hubungan linear itu digambarkan
melalui plot regresi berikut.
115
Y
105
95
85
75
80
90
100
110
120
X1
Gambar 4.4.
Plot Regresi Y atas X1
Kekuatan hubungan antara Lingkungan Kerja dengan Kinerja Guru pada
SMA Negeri Kecamatan Wangi-Wangi Wakatobi dinyatakan dalam bentuk
koefisien korelasi product moment ry1 = 0,925. Nilai statistik t untuk koefisien
korelasi ini ialah thitung = 13,98, sedangkan nilai t tabel pada taraf nyata = 0,05
dan db = 33 adalah 2,04. Karena nilai thitung = 13,98 > ttabel = 2,04 maka dapat
disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara antara variabel Lingkungan Kerja
dengan Kinerja Guru pada SMA Negeri Kecamatan Wangi-Wangi Wakatobi
bersifat signifikan. Besarnya konstribusi variabel Lingkungan Kerja dengan
Kinerja Guru ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi r2 x 100% = 85,50. Ini
dapat diartikan bahwa sebesar 85,50% kontribusi variabel Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Guru, sedangkan selebihnya 14,50% dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
2. Hubungan Antara Kinerja Guru (Y) dengan Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X2)
Berdasarkan hasil perhitungan melalui regresi linear sederhana diperoleh
adanya hubungan positif antara Kinerja Guru (Y) dengan Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X2) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi
ˆ
Y
26.2
0.694 X 2 .Berdasarkan Tabel 4.9 , menunjukkan bahwa nilai F hitung
regresi = 69,45 lebih besar dari F tabel = 7,50 pada
= 0,01 sehingga
disimpulkan bahwa persamaan regresi Y atas X2 adalah sangat signifikan. Dalam
ha ini terdapat hubungan yang positif antara Kinerja Guru (Y) dengan
11. Kepemimpinan
ˆ
Y
26.2
Kepala
Sekolah
(X2)
melalui
persamaan
regresi
0.694 X 2 .
Tabel 4.9
ANAVA Untuk Uji Keberartian Regresi Y atas X2
Sumber Variansi
db
JK
RJK
Regresi
Residu (s)
1
33
4176,2
1984,5
4176,2
60,1
Total
34
F
hitung
Pvalue
69,4**
0,000
F tabel
0,05
0,01
4,15
7,50
4,50
9,38
6160,7
Tuna Cocok(TC) 28 1216,0
43,43
0,34ns
--Galat
5
668,5
111,42
Keterangan: ** = sangat signifikan; ns = tidak signifikan
Persamaan regresi X2 atas Y berbentuk linear yang ditunjukkan oleh nilai
F hitung (TC) = 0,34 yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai F tabel pada
taraf nyata
= 0,05. Secara visual hubungan itu digambarkan seperti pada
Gambar 4.5.
120
110
Y
100
90
80
70
80
90
100
110
120
130
X2
Gambar 4.5. Plot Regresi Y atas X2
Kekuatan hubungan antara variabel Kinerja Guru dengan Kepemimpinan
Kepala Sekolah dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi product moment
ry2 = 0,82. Nilai statistik t untuk koefisien korelasi ini ialah thitung = 8,32. Untuk
nilai t tabel pada taraf nyata = 0,05 dan db = 33 adalah 2,04. Karena nilai
thitung > ttabel maka dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi antara variabel
Kinerja Guru dengan Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah signifikan.
12. Besarnya konstribusi variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
Kinerja guru ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi r2y2 x 100% = 67,8%.
Ini dapat diartikan bahwa sebesar 67,8% kontribusi variabel Kepemimpinan
Kepala Sekolah terhadap Kinerja .
Hubungan Antara Kinerja Guru (Y) dengan Lingkungan Kerja (X 1) dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2) Secara Bersama-sama
Berdasarkan hasil perhitungan melalui regresi ganda, diperoleh adanya
hubungan positif dan signifikan antara Lingkungan Kerja (X1) dan Kepemimpinan
Kepala Sekolah (X2) secara bersama-sama dengan Kinerja Guru (Y) dengan
persamaan Y = 5.21 + 0.65 X1 + 0.25 X2. Hasil perhitungan mengenai
keberartian regresi dilakukan dengan menggunakan uji F, dan hasilnya
ditunjukkan dalam Tabel 4.10. Dari Tabel 4.10, terlihat bahwa nilai Fhitung untuk
regresi (R) = 131,62 dan nilai Ftebel = 5,34 untuk taraf nyata = 0,01. Dalam hal
ini, Fhitung > Ftabel maka diputuskan menolak H0 pada taraf nyata = 0,01. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara variabel Lingkungan Kerja (X1) dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)
secara bersama-sama dengan Kinerja Guru (Y) melalui persamaan regresi
Y = 5.21 + 0.65 X1 + 0.25 X2.
Tabel 4.11
ANAVA Untuk Uji Keberartian Regresi Ganda Y atas X1 dan X2
Sumber
Variansi
db
Regresi (R)
Sisa (S)
2
32
5493,00
667,7
2746,50
20,90
131,62**
Total
Dikorekasi
34
6160,70
-
-
JK
RJK
F hitung
P
value
0,000
F tabel
0,05
0,01
3,30
5,34
-
-
Keterangan:
** = sangat signifikan
Kekuatan hubungan antara variabel Lingkungan Kerja (X1) dan variabel
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2) secara bersama-sama dengan Kinerja Guru
(Y) ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi ganda Ry.12 = 0,94. Besarnya
konstribusi variabel Lingkungan Kerja (X1) dan Kepemimpinan Kepala Sekolah
2
(X2) secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru (Y) adalah R y.12 x 100% =
89,20%.
13. 2. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami
permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan :
1). Lingkungan kerja dengan kinerja guru
SMA Negeri di Kecamatan Wangi –
Wangi.
2). Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan kinerja guru SMA Negeri di
Kecamatan Wangi – Wangi.
3). Lingkungan kerja dan kepemimpinan kepala sekolah secara bersama – sama
dengan kinerja guru SMA Negeri di Kecamatan Wangi – Wangi.
1. Kinerja Guru
Kinerja biasa juga diartikan prestasi kerja. Menurut Simamora (2000:423),
bahwa kinerja atau prestasi kerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang
didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi dalam menghasilkan
sesuatu. Sementara itu Nawawi (2003:43), berpandangan bahwa kinerja seseorang
adalah perbandingan antara hasil evaluasi terhadap kinerja dengan kriteria yang
telah ditetapkan bersama.
2. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
kepuasan kerja. Menurut si Umbing (Htt/ww.machine.com) 2011 menyatakan
bahwa lingkungan kerja adalah faktor-faktor diluar manusia baiak fisik maupun
non fisik dalam suatu organisasi. Sementara itu Miti Sumito (2000)
mendefinisikan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar
para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas
yang diemban.
3. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan energi yang dapat menggerakkan, menentukan
dan menjaga aktifitas orang-orang sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Menurut Kartono (2010:57) bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi
orang-orang agar mereka mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Defenisi lain dikemukakan pula oleh Wahyosumijo (2001:331) bahwa
kepemimpinan sebagai kegiatan pemimpin untuk mengarahkan tingkah laku orang
lain kesuatu tujuan tertentu. Dikemukakan pula oleh Ihsan (1999:17) bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan membangkitkan semangat orang lain agar
bersedia memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui
tujuan organisasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara :
1. Lingkungan kerja dengan kinerja guru SMA Negeri di Kecamatan WangiWangi ditunjukkan dengan koefisien korelasi product moment sebesar rxy1 =
0,925.
2. Kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMA Negeri di Kecamatan
Wangi-Wangi ditunjukkan oleh koefisien korelasi product moment rx y2=
0,823.
3. Lingkungan kerja dan kepemimpinan Kepala Sekolah secara bersama-sama
dengan kinerja guru SMA Negeri di Kecamatan Wangi-Wangi ditunjukkan
oleh koefisien korelasi product moment rxy12= 0,94.
14. D. Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan temuan sebagaimana yang telah dikemukakan pada bagian
sebelumnya, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara Lingkungan Kerja dengan
Kinerja Guru pada SMA Negeri Kecamatan Wangi-Wangi Wakatobi.
b. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala
Sekolah dengan Kinerja Guru pada SMA Negeri Kecamatan Wangi-Wangi
Wakatobi.
c. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara Lingkungan Kerja dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah secara bersama-sama dengan Kinerja Guru
pada SMA Negeri Kecamatan Wangi-Wangi Wakatobi.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka untuk
meningkatkan keinerja guru di Sekolah Menegah Atas Negeri Kecamatan Wangiwangi Kabupaten Wakatobi, disarankan sebagai berikut.
a. Kinerja Guru dapat ditingkatkan melalui peningkatkan Lingkungan Kerja
Guru dengan memperhatikan aspek fisik meliputi : (a) pemenuhan dan
perningkatan kualitas sarana dan prasarana , (b) meningkatkan keamanan
dan kenyamanan di lingkunagn sekolah, (c) menciptakan hubungan yang
harmonis antara kepala sekolah dan guru, (d) menciptakan hubungan yang
kondusi dan kerjasama yang baik antara sesama pegawai, dan (d)
penciptaan hubungan iklim organisasi yang kondusif.
b. Kinerja Guru dapat pula ditingkatkan melalui peningkatkan Kepemimpinan
Kepala Sekolah dengan cara: (a) meingkatkan kesejahteraan yang sesuai dengan
volume kerja, (b) memberikan pengakuan atau penghargaam atas pekerjaan yang
telah dilakukan, (c) meningkatkan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan,
dan (d) memberikan perhatian dan kesempatan untuk pengembangan karier
guru.Kesimpulan.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsin, 1998. Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineke Cipta.
Akadum. 1999. Potret Guru Memesuki melinium ketiga. Suara pembaharua
(http//www.Suara
pembaharuan.com/NWS/1999/01/220199/Oped,
dianus 7 juni 2008).
Akil, 2006. Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
prestasi tenaga Kependidikan dan pengaruhnya terhadap Perstasi
siswa
di
SMP
Negeri
Kabupaten
Indramayu
(http://www.malang.ac.id/jurnal) tanggal 10 Mei 2009.
Damim, Sudarman, 2000. Inovasi Pendidikan dalam Upaya meningkatkan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Depdiknas, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka.
15. Depdiknas, 2003. Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 Tentang
Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta : Depertemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia.
Depdiknas , 2006. Undang-undang Republik Indonesia No 14 tahun 200. Tentang
guru dan Dosen. Jakarta : Depeertemen Pendidikan Nasional.
Ihsan Fuad. H , 1999. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Rine Kecipta.
Kartono. K, 2010. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Mulyana, 2002. Komunikasi Organisasi Strategi Memingkatkan kinerja. Bandung
: Remaja Ros dan Karia.
Nawawi, 2003. Kepemimpinan Mengaktifkan Organisasi. Yogyakarta : Gajah
MAda University Press.
Robins,SP, 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta : Gramedia
Sihombing, 2004. Hakikat Lingkungan Kerja (Http://www.machine.com.2010,
diakses tanggal 6 maret 2011).
Simamora, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE YKPN.
Suprihatin, 2004. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT MKK.
Usman Husaini, 2006 Manajemen TEori, Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Wahyosumijo, 2001. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.