SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
1
PENGARUH KOMPETENSI DAN ETOS KERJA GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
DI SDN MANARUWI I DAN II KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN
Erna Herawati
Abstrak
Kompetensi dan etos kerja berperan penting dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa. besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing
para siswa. Guru yang berkompeten dan memiliki etos kerja yang tinggi akan lebih mampu mengelola kelasnya,
sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa di SDN
Manaruwi I dan II Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji t yaitu t-hitung yang dihasilkan
sebesar 3,053 yang lebih besar dari t-tabel 2,110 dengan tingkat signifikan kurang dari 5% yaitu 0,007. Besar
pengaruh yang dihasilkan dari kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa adalah 55,43%; (2) Tidak terdapat
pengaruh secara signifikan etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa SDN Manaruwi I dan II, dilihat dari hasil
uji t yaitu t-hitung yang dihasilkan sebesar 2,081 yang lebih kecil dari t-tabel 2,110 dengan tingkat signifikan
lebih dari 5% yaitu 0,053. Besar pengaruh yang dihasilkan dari etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa
adalah 37,34%; dan (3) terdapat pengaruh secara simultan antara kompetensi dan etos kerja guru terhadap hasil
belajar siswa SDN Manaruwi I dan II, dilihat dari hasil uji F yaitu diperoleh F-hitung yang dihasilkan sebesar
109,334 yang lebih besar dari F-tabel dengan nilai signifikasi 0,000 di bawah 5% dengan besar pengaruh yang
dihasilkan adalah 91,90%.
Kata kunci: Kompetensi Guru, Etos Kerja Guru, Hasil Belajar Siswa
PENDAHULUAN
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, memberikan, menilai, mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah,
(Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen). Guru sebagai pendidik atau pengajar merupakan
pencipta kondisi belajar siswa yang didesai secara
sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan
anak sebagai subjek pembelajaran merupakan pihak yang
menikmati kondisi belajar yang diciptakan seorang guru
(Sanjaya, 2006:66-67). Guru merupakan salah satu
profesi yang berperan dalam membentuk dan
menentukan kualitas SDM di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, dalam rangka untuk mewujudkan SDM
berkualitas di masa yang akan datang, maka diperlukan
guru yang juga berkualitas. Salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas guru adalah dengan meningkatkan
kompetensinya,
Kompetensi guru berperan penting dalam
hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Proses belajar
mengajar dan hasil belajar para siswa bukan saja
ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi
kurikulumnya, tetapi sebagian besar ditentukan oleh
kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para
siswa. Guru yang berkompeten akan lebih mampu
mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada
pada tingkat optimal (Hamalik, 2006:36)
Kompetensi guru sangat berpengaruh terhadap
kualitas mengajar guru bahkan kompetensi guru juga
memiliki pengaruh terhadap keberhasilan yang dicapai
oleh peserta didik (Janawi, 2012:29). Menurut Echols dan
Shadly “Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan,
perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan.
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan
belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar”
(Musfah, 2012:27).
Berkaitan dengan guru sebagai pendidik, dalam PP
No. 19 tahun 2005 pasal 28 ayat 1 disebutkan bahwa
pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajar, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Sementara itu, kompetensi
yang harus dimiliki pendidik (guru) yang terdapat dalam
UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi (Sopiatin, 2010:67). Dalam perspektif
kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat
jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam
Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu: kompetensi
pedagogoik, kepribadian,sosial dan profesional. Guru
diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara
profesional dengan memiliki dan menguasai keempat
kompetensi tersebut. Karena itu, guru harus selalu belajar
meningkatkan kompetensi dengan tekun disela-sela
menjalankan tugasnya agar dapat mengerjakan pekerjaan
2
dan mengajar siswa sesuai dengan perkembangan jaman
dan perubahan kurikulum sehingga hasil belajar siswa
dapat tercapai dengan baik.
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam
pembelajaran. Menurut Sudjana hasil belajar adalah suatu
akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat
pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara
terencana baik tes tulis maupun tes lisan maupun tes
perbuatan. Sudjana (2009:20) mendefinisikan hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih
luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006:9) juga
menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi
guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya, proses belajar berlangsung, yang dapat
memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan,
pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga
menjadi lebih baik dari sebelumnya (Purwanto, 2002:82).
Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses
pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang
dicapai oleh siswa.
Bukti bahwa seorang telah belajar ialah terjadinya
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan
unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah
sedangkan unsur motoris adalah unsure jasmaniah.
Bahwa seseorang sedang berfikir dapat dilihat dari raut
mukanya, sikap dalam rohaniah tidak bisa kita lihat.
Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil
belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-
aspek tersebut. Adapun aspek-aspek tersebut adalah
pengetahuan; pengertian; kebiasaan; keterampilan;
apresiasi; emosional; hubungan sosial; jasmani; etis atau
budi pekerti; dan sikap (Hamalik, 2004:30).
Hasil belajar merupakan tolok ukur maksimal yang
telah dicapai siswa setelah melakukan belajar selama
waktu yang telah ditentukan. Selain itu hasil belajar juga
dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui
kemampuan dan kualitas siswa setelah melakukan proses
pembelajaran. Keberhasilan seorang siswa dalam belajar
dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang bersangkutan.
Guru perlu mengadakan evaluasi hasil belajar untuk
mengetahui prestasi belajar siswa, malalui evaluasi hasil
belajar tersebut, maka dapat dilihat prestasi belajar siswa
yang dicapai selama mengikuti proses belajar mengajar.
Jadi dengan adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui
seberapa jauh siswa dapat menangkap, memahami,
memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar itu
pendidik dapat menentukan strategi belajar mengajar
yang lebih baik. Oleh karena itu guru perlu dan wajib
memiliki kompetensi profesional seorang guru.
Penelitian relevan yang menunjukkan bahwa
kompetensi guru memberikan pengaruh terhadap hasil
belajar siswa seperti penelitian yang dilakukan oleh
Hazami dan Herminingsih (2017) juga menunjukkan
bahwa variabel kompetensi pedagogik, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap efectivitas
pembelajaran. Ke empat variable bebas atau variabel
independen yaitu komptensi pedagogik, kompetensi
kepribadan, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional guru berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efectivitas pembelajaran di SMA Negeri 96
Jakarta.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
kompetensi merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa yang sejalan dengan
penjelasan Susanto (2013:27) bahwa faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain kecerdasan
anak; kesiapan dan kematangan; bakat anak; kemauan
belajar; minat; model penyajian materi pelajaran; pribadi
dan sikap guru; suasana pengajaran; kompetensi guru;
dan masyarakat. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Susanto bahwa guru merupakan salah satu faktor utama
yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, hal
tersebut dilihat dari faktor-faktor model penyajian materi
pelajaran; pribadi dan sikap guru; suasana pengajaran;
dan kompetensi guru.
Penelitian yang dilakukan oleh Alwi dan Machali
(2021) menunjukkan bahwa kompetensi profesional
dapat berpengaruh terhadap kinerja guru karena dikontrol
oleh etos kerja. Menurut Alwi dan Machali, agar
kompetensi profesional mampu berkontribusi terhadap
kinerja guru maka harus didukung oleh etos kerja yang
dimiliki setiap individu guru tersebut. Penelitian yang
dilakukan Putra dkk. (2018) bahwasanya terdapat
kontribusi yang positif dan signifikan antara etos kerja
terhadap kinerja guru SMA Negeri se-Kecamatan
Karangasem dengan kontribusi R2 sebesar 19.2%,
sumbangan efektif sebesar 15.14% dan determinasi
parsialnya sebesar 12.25%.
Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan
bahwa selain kompetensi, etos kerja guru juga sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa, seperti pada hasil
penelitian Damayanti (2020) menunjukkan bahwa etos
kerja berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Dengan motivasi belajar yang tinggi maka hasil belajar
juga akan meningkat. Sebagaimana yang telah dijelaskan
oleh Susanto (2013:27) bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar selain dari dalam diri siswa
seperti kecerdasan anak juga berasal dari guru seperti
etos kerja dan kompetensi guru.
METODE
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif
yang dilakukan untuk menguji pengaruh variabel X
(kompetensi dan etos kerja) terhadap Y (hasil belajar
siswa). Sedangkan untuk menganalisis pengaruh masing-
masing variabel menggunakan teknik analisis regresi
linear berganda. Instrumen yang digunakan yaitu lembar
angket kompetensi, lembar angket etos kerja guru dan
lembar angket hasil belajar siswa. Penyebaran angket
diberikan pada populasi guru yang bekerja di SDN
Manaruwi I dan SDN Manaruwi II Kecamatan Bangil
3
Kabupaten Pasuruan dengan masing-masing jumlah
sebanyak 20 orang pendidik.
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan
menggunakan program IBM SPSS version 21.0 for
windows. Analisis statistik yang digunakan untuk analisis
data adalah uji instrument data yang meliputi uji validitas
(menggunakan signifikansi 5%) dan uji reliabilitas; uji
asumsi klasisk yang meliputi uji normalitas
(menggunakan signifikansi 5%), uji multikolinearitas
(menggunakan nilai Tolerance> 0,1 atau nilai VIF yang
dihasilkan < 10), dan uji heteroskedastisitas
(menggunakan signifikansi 5%); dan analisis regresi linier
berganda. Sedangkan untuk uji hipotesis dilakukan
dengan uji t yang berfungsi untuk menguji signifikan
pengaruh secara parsial pengaruh kompetensi dan etos
kerja guru terhadap hasil belajar siswa dan uji F yang
berfungsi untuk mengetahui pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat.
HASIL PENELITIAN
Pada uji normalitas nilai hitung dari uji Kolmogorov
Smirnov adalah 0,948 dengan tingkat signifikansi lebih
besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal. Berdasarkan pengujian untuk
variabel kompetensi diperoleh nilai t-hitung sebesar
3,053; sedangkan nilai t-tabel adalah sebesar 2,110 yang
artinya t-hitung lebih besar dari t-tabel yang berarti
kompetensi (X1) dapat memberikan pengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar siswa. Pada pengujian
untuk variabel etos kerja diperoleh nilai t-hitung sebesar
2,081; sedangkan nilai t-tabel adalah sebesar 2,110 yang
artinya t-hitung lebih kecil dari t-tabel; sehingga dapat
disimpulkan bahwa etos kerja (X2) tida dapat
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Pada
uji regresi linier berganda didapatkan koefisien regresi
pada konstanta sebesar 11,086; koefisien kompetensi
sebesar 0,469 dan koefisien regresi pada variabel etos
kerja sebesar 0,329. Sehingga didapatkan persamaan
regresi sebagai berikut:
Y= 11,086 + 0,469 X1 + 0,329 X2
Penentuan variabel yang lebih dominan dalam
mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai
Unstandardized Coefficients Beta atau koefisien yang
lebih besar. Jika dibandingkan antara variabel kompetensi
dan etos kerja, berdasarkan nilai yang diperoleh dari nilai
Unstandardized Coefficients Beta koefisien kompetensi
sebesar 0,469 dan koefisien regresi pada variabel etos
kerja sebesar 0,329; sehingga yang memberikan pengaruh
lebih besar terhadap hasil belajar siswa adalah variabel
kompetensi guru.
Pada uji F didapatkan nilai F hitung yang sebesar
109,334 dengan nilai signifikansi p= 0,000 lebih kecil
dari 5%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa terdapat
pengaruh secara simultan antara kompetensi dan etos
kerja guru terhadap hasil belajar siswa di SDN Manaruwi
I dan II Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan.
Besarnya pengaruh variabel kompetensi dan etos kerja
guru terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat dari
koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,919 yang
menunjukkan bahwa kompetensi dan etos kerja
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa
sebesar 91,90% sedangkan sisanya 8,10% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain selain variabel kompetensi dan
etos kerja
PEMBAHASAN
Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel kompetensi guru memberikan pengaruh
positif yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa semakin baik
kompetensi guru, maka hasil belajar siswa juga akan
semakin meningkat. Nilai t-hitung pada variabel
kompetensi guru (X1) adalah sebesar 3,053; lebih besar
dari nilai t-tabel sebesar 2,110 dengan tingkat signifikansi
0,007 kurang dari 5% yang berarti kompetensi guru (X1)
secara parsial berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
(Y). Hal ini sejalan dengan Hamalik (2005:39-40) yang
menjelaskan bahwa guru yang kompeten akan lebih
mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola
kelasnya, sehingga proses belajar mengajar menjadi
optimal.
Besarnya pengaruh kompetensi guru (X1) terhadap
hasil belajar siswa (Y) adalah sebesar 55,43% yang
diperoleh dari perhitungan Sumbangan Relative (SR) dan
Sumbangan Efektif (SE). Sehingga hipotesis ada
pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa
dapat diterima. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan nilai
signifikansi variabel kompetensi guru lebih kecil dari
0,05 yaitu 0,007; yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima
yang artinya ada pengaruh positif yang signifikan
kompetensi guru (X1) terhadap hasil belajar siswa (Y).
Semua item indikator pada angket kompetensi guru
memperoleh interpretasi sangat baik dengan rata-rata
3,26 dan persentase sebesar 81,55%. Pada indikator
kompetensi pedagogic mendapatkan rata-rata sebanyak
3,29 dengan nilai persentase sebesar 82,25%. Pada
indikator kompetensi kepribadian memperoleh skor 3,26
dengan persentase 81,50%. Indikator kompetensi
profesional mendapat skor 3,25 dengan persentase
81,25%. Indikator kompetensi sosial memperoleh skor
3,21 dengan persentase 80,25. Berdasarkan hasl tersebut
menunjukkan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh guru
yang bekerja di SDN Manaruwi I dan II Kecamatan
Bangil tidak hanya baik dari satu sisi kompetensi saja
melainkan empat kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru yang profesional. Seperti yang dijelaskan oleh
Sagala (2009: 30) bahwa guru profesional bukanlah guru
yang hanya menguasai untuk satu kompetensi saja yaitu
kompetensi profesional, tetapi guru profesional
semestinya meliputi semua kompetensi antara lain
kompetensi pedagogic, kompetensi profesional,
kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
4
Pada hasil tiap indikator, di antara ke empat
kompetensi yang memperoleh rata-rata paling tinggi
adalah kompetensi pedagogic mendapatkan rata-rata
sebanyak 3,29 dengan nilai persentase sebesar 82,25%.
Dengan demikian yang memberikan kontribusi terbesar
untuk mempengaruhi hasil belajar siswa SDN Manaruwi
I dan II Kecamatan Bangil adalah kompetensi pedagogic.
Disini terlihat bahwa kemampuan menyusun KBM yang
baik, yang dapat diterima dengan mudah oleh semua
siswa, yang menyenangkan dan dapat mengaktifkan
siswa oleh seorang guru sangat berhubungan erat dengan
hasil belajar siswa. Kemampuan penilaian oleh seorang
guru sangat berhubungan kejelasan instruksi pada saat
guru melaksanakan proses kegiatan pemeblajaran di
dalam kelas sehingga siswa akan mudah memahami
penjelasan guru dan guru pun dapat menilai kemampuan
siswa tersebut. Hal ini seiring dengan pendapat Mukhlis
(2009:75) yaitu kompetensi pedagogik guru adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan. Lebih lanjut, Asmani (2009:59)
menjelaskan bahwa kompetensi utama yang harus
dimiliki guru agar pembelajaran efektif dan dinamis
adalah kompetensi pedagogik. Hal ini berarti bahwa guru
dengan kemampuan pedagogik yang diperoleh melalui
proses pendidikan dan proses belajar tentang bagaimana
penerapan mendidik dan ilmu mendidik sangat
menentukan keberhasilan efektifitas pembelajaran pada
SDN Manaruwi I dan II Bangil.
Penelitian yang dilakukan oleh Hazami dan
Herminingsih (2017) juga menunjukkan bahwa variabel
kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap efectivitas pembelajaran. Ke
empat variable bebas atau variabel independen yaitu
komptensi pedagogik, kompetensi kepribadan,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional guru
berpengaruh positif dan signifikan terhadap efectivitas
pembelajaran di SMA Negeri 96 Jakarta.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sutrisnayanti (2019) yang
menunjukkan bahwa kompetensi guru berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil
perhitungan analisis deskriptif dari hasil perhitungan
diperoleh t-hitung sebesar 2.234; sementara t-tabel yaitu
2.160 untuk taraf signifikansi 5%. Karena t-hitung > t-
tabel maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar
peserta didik di MIN 2 Jeneponto..
Hasil penelitian di atas menguatkan hasil pada
penelitian ini bahwa variabel kompetensi guru yang
terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi
sosial dapat mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga
jika kompetensi ini dikembangkan dan ditingkatkan
kualitasnya maka akan dapat memperoleh hasil yang
lebih baik terhadap hasil pembelajaran siswa sehingga
prestasi belajar siswa juga akan semakin baik.
Kemudian berdasarkan hasil uji spss menunjukkan
bahwa variabel etos kerja guru dapat memberikan
pengaruh positif tetepi tidak dapat memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap hasil belajar siswa SDN
Manaruwi I dan II Kecamatan Bangil Pasuruan. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil nilai t-hitung pada
variabel etos kerja guru (X2) adalah sebesar 2,081; lebih
kecil dari nilai t-tabel sebesar 2,110; sehingga hipotesis
ada pengaruh etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa
tidak dapat diterima. Dari hasil uji hipotesis
menunjukkan nilai signifikansi variabel etos kerja guru
lebih besar dari 0,05 yaitu 0,053; yang berarti H0 diterima
dan Ha ditolak yang artinya tidak ada pengaruh positif
yang signifikan etos kerja guru (X2) terhadap hasil belajar
siswa (Y).
Hasil uji Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan
Efektif (SE) menunjukkan bahwa besarnya pengaruh etos
kerja (X2) terhadap hasil belajar siswa (Y) adalah sebesar
37,34%. Hasil ini bisa dikategorikan dapat memberikan
pengaruh hasil belajar siswa meskipun tidak terlalu
signifikan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Damayanti (2020) menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh etos kerja guru terhadap motivasi
belajar siswa di SDN 37 seluma. Apabila motivasi belajar
siswa meningkat maka hasil belajar siswa juga akan
meningkat.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Putra dkk. (2018) terhadap guru
SMA Negeri se-Kecamatan Karangasem. Diperoleh hasil
bahwasanya terdapat kontribusi yang positif dan
signifikan antara etos kerja terhadap kinerja guru SMA
Negeri se-Kecamatan Karangasem dengan kontribusi R2
sebesar 19.2%, sumbangan efektif sebesar 15.14% dan
determinasi parsialnya sebesar 12.25%. Dalam hasil uji
regresi linier sederhana diperoleh F-hitung = 13.791 > F-
tabel = 4.00 dan signifikansi α= 0.05. Dalam penelitian
ini dapat disimpulkan pula bahwa guru memiliki peran
yang strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan,
dimana proses pendidikan akan berjalan dengan baik
apabila guru memiliki kinerja yang baik. Etos kerja
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
peningkatan kinerja guru, dimana semakin tinggi etos
kerja yang dimiliki maka kinerja yang dihasilkan akan
semakin tinggi.
Etos kerja menurut Buchori (1994:40) adalah
sebagai sikap dan pandangan terhadap kerja, kebiasaan
kerja, ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai cara kerja yang
dimiliki seseorang, suatu kelompok atau bangsa. Etos
kerja adalah pancaran dari sikap hidup manusia yang
mendasar terhadap kerja. Guru merupakan salah satu
komponen penting dalam sekolah, karena guru
merupakan tenaga pendidik yang mendidik peserta didik.
Berkaitan dengan tugas guru dalam proses pembelajaran,
guru berperan sebagai fasilitator, motivator dan
stimulator proses pembelajaran. Maka dari itu guru
dituntut untuk meningkatkan etos kerjanya untuk dapat
selalu mengembangkan kualitas diri sebagai pendidik
sehingga dapat menyajikan pembelajaran yang mudah
dipahami dan berkualitas, dapat mengajarkan siswa untuk
selalu disiplin. Displin merupakan salah satu ciri
seseorang yang memiliki etos kerja yang baik.
Dengan mengajarkan siswa untuk disiplin, siswa
akan terbiasa untuk menghargai waktu, terbiasa untuk
5
menjadi orang yang tepat waktu seperti tepat waktu
masuk sekolah, tepat waktu dalam mengerjakan tugas,
tepat waktu dalam belajar, tepat waktu dalam
mengumpulkan tugas, sehingga akan membiasakan siswa
untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya
sebagai seorang peserta didik. Dengan begitu, siswa
dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Berdasarkan hasil uji ANOVA, diperoleh hasil
Fhitung sebesar 109,334 dengan nilai signifikansi lebih
kecil dari 5% yaitu 0,000 yang berarti Ho ditolak, Ha
diterima sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh
secara simultan antara kompetensi guru dan etos kerja
guru terhadap hasil belajar siswa.
Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Alwi dan Machali (2021).
Berdasarkan hasil perbandingan antara koefisien korelasi
bivariat dengan koefisien korelasi parsial diperoleh ryx >
ryx.z = 0,807 > 0,519. Dari perbandingan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kompetensi profesional dapat
berpengaruh terhadap kinerja guru karena dikontrol oleh
etos kerja. Dalam analisis regresi ganda, terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi
profesional (X) terhadap kinerja guru (Y) melalui
variabel kontrol etos kerja (Z) dengan koefisien
determinasi R2 sebesar 0,706 dengan nilai signifikansi
0,000 atau kurang dari 0,05. Artinya, variabel kinerja
guru (Y) mampu diterangkan oleh variabel kompetensi
profesional (X) dan variabel etos kerja (Z) sebesar
70,6%. Dengan demikian, agar kompetensi profesional
mampu berkontribusi terhadap kinerja guru maka harus
didukung oleh etos kerja yang dimiliki setiap individu
guru tersebut.
Dalam penelitian Alwi dan Machali (2021) tersebut,
hubungan antara variabel kompetensi profesional (X)
terhadap kinerja guru (Y) tidak dapat terjadi tanpa adanya
variabel kontrol atau intervensi dari variabel etos kerja
(Z). Hal ini didasarkan pada perbandingan antara
koefisien korelasi bivariat (ryx) dengan koefisien korelasi
parsial (ryx.z) adalah 0.807 > 0.519. Hasil perbandingan
tersebut masuk ke dalam skenario kedua sehingga
variabel X berkorelasi terhadap variabel Y karena
diintervensi oleh variabel Z. Dengan demikian, agar
kompetensi profesional mampu berkontribusi terhadap
kinerja guru maka harus didukung oleh etos kerja yang
dimiliki setiap individu guru tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Alwi dan Machali (2021) menguatkan hasil penelitian ini
yang menunjukkan bahwa kompetensi dan etos kerja
guru merupakan satu kesatuan faktor yang tidak dapat
dipisahkan dan saling menguatkan untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti dari besarnya
pengaruh yang dihasilkan secara simultan antara
kompetensi dan etos kerja guru terhadap hasil belajar
siswa yang dapat dilihat dari hasil uji koefisien
determinasi dengan nilai koefisien determinasi Adjusted
R-square yang dihasilkan sebesar 0,919 yang
menunjukkan bahwa kompetensi dan etos kerja guru
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa di
SDN Manaruwi I dan II Kecamatan Bangil Kabupaten
Pasuruan yang lebih ketika digabungkan bersama-sama
dibandingkan ketika diuji secara terspisah yaitu sebesar
91,90% yang sebelumnya besar pengaruh kompetensi
terhadap hasil belajar sebesar 55,43% dan pengaruh etos
kerja terhadap hasil belajar sebesar 37,34% menjadi
91,90%; sedangkan sisanya 8,10% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain selain variabel kompetensi dan etos
kerja guru.
Sesuai dengan pendapat Susanto (2013:27) yang
menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu selain dari dalam
diri siswa seperti kecerdasan anak, kesiapan atau
kematangan anak, bakat anak, kemauan belajar anak, dan
minat anak juga dapat dipengaruhi dari luar siswa yaitu
berdasarkan faktor guru yatu model penyajian materi
pembelajaran yang disajikan oleh guru, pribadi dan sikap
guru, suasana pengajaran atau pembelajaran, dan
kompetensi guru. Guru yang profesional memiliki
kemampuan yang diperlukan untuk membantu siswa
dalam belajar. Guru yang professional adalah guru yang
memiliki kompetensi dalam bidangnya dan menguasai
bahan yang akan diajarkan dengan baik. Juga mampu
memilih metode pembelajaran yang tepat agar tujuan
pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut menunjukkan bahwa
pentinganya kompetensi dari etos kerja guru untuk dapat
memberikan pengaruh yang baik yang positif bagi hasil
belajar siswa baik dari segi akademik ataupun dari segi
moral siswa.
Guru yang memiliki etos kerja yang baik akan
memiliki kedisiplinan dan bekerja, dapat menghargai
waktu atau dapat memanajemen waktu dengan baik,
memiliki jiwa kepemimpinan memiliki semangat dan
usaha untuk berkembang atau meningkatkan kualitas diri,
memiliki kreativitas dalam bekerja, memiliki kemampuan
berbahasa dan komunikasi yang baik, memiliki sikap dan
attitude yang baik, serta dapat bersosialisasi dengan
masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan
penjabaran ciri-ciri orang yang memiliki etos kerja yang
baik menurut Tasmara (1995:73); Mulyana (2010:24) dan
Santoso (2012: 27-28).
Guru merupakan orang yang berinteraksi secara
langsung dengan siswa di sekolah sehingga sikap, sifat,
pola piker, kepribadian, dan kebiasaan guru di sekolah
akan dapat mempengaruhi siswa. Oleh karena itu sangat
penting guru memiliki etos kerja yang baik untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan moral siswa.
Sedangkan kompetensi guru diperlukan untuk dapat
memberikan kemudahan siswa dalam memahami materi
sehingga siswa tidak hanya belajar dengan menghafal
melalui teori tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana dikemukakan Mathis dan Jackson
dalam Yuniarsih dan Suwatno (2009: 23) mendefinisikan
bahwa kompetensi adalah karakteristik dasar yang dapat
dihubungkan dengan peningkatan kinerja individu atau
tim. Menurut Purwanto (2008:48) kompetensi guru
merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang harus dimiliki dihayati, dikuasai dan
diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan kompetensi guru. Kompetensi diartikan
sebagai kemampuan atau kecakapan (Suyanto, 2013:1).
Berdasarkan hal tersebut semakin menguatkan bahwa
6
kompetensi dan etos kerja merupakan dua hal yang saling
berhubungan yang menjadi faktor penting untuk dapat
menciptakan pembelajaran yang berkualitas, terstruktur,
kreatif dan menyenangkan sehingga timbul semangat dari
dalam diri siswa untuk selalu semangat dan disiplin
dalam belajar yang kemudian akan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
(1) terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil
belajar siswa di SDN Manaruwi I dan II Kecamatan
Bangil Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji t yaitu t-
hitung yang dihasilkan sebesar 3,053 yang lebih besar dari
t-tabel 2,110 dengan tingkat signifikan kurang dari 5%
yaitu 0,007. Besar pengaruh yang dihasilkan dari
kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa adalah
55,43%; (2) tidak terdapat pengaruh secara signifikan etos
kerja guru terhadap hasil belajar siswa di SDN Manaruwi
I dan II Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan, dilihat
dari hasil uji t yaitu t-hitung yang dihasilkan sebesar 2,081
yang lebih kecil dari t-tabel 2,110 dengan tingkat
signifikan lebih dari 5% yaitu 0,053. Besar pengaruh yang
dihasilkan dari etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa
adalah 37,34%; dan terdapat pengaruh secara simultan
antara kompetensi dan etos kerja guru terhadap hasil
belajar siswa di SDN Manaruwi I dan II Kecamatan
Bangil Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji F yaitu
diperoleh F-hitung yang dihasilkan sebesar 109,334 yang
lebih besar dari F-tabel dengan nilai signifikasi 0,000 di
bawah 5%. Besar pengaruh yang dihasilkan dari
kompetensi dan etos kerja guru terhadap hasil belajar
siswa adalah 91,90%..
Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, dapat diberikan
saran antara lain kompetensi dan etos kerja guru sangat
penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga
guru harus selalu berusaha meningkatkan kompetensi dan
etos kerjanya; kompetensi dan etos kerja guru sangat
penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga
kepala sekolah harus selalu berusaha untuk meningkatkan
kompetensi dan etos kerja guru agar tidak menurun; serta
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor-
faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa selain
kompetensi dan etos kerja guru.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Istinari Basori dan Machali, Imam. (2021).
Pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Kinerja
Guru melalui Variabel Kontrol Etos Kerja di SMK
Daarul Abroor Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan
Madrasah. Vol. 6, No. 2: 155-164.
Asmani, J. M. 2009. Kompetensi Guru Menyenangkan
dan Profesional.Yogyakarta: Power Books.
Bukhori, Mochtar. 1994. Pendidikan dalam
Pembangunan. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Damayanti, Okta Shintya. 2020, Judul Pengaruh Etos
Kerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa di
SDN 37 Seluma [skripsi]. Bengkulu (ID): Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Tarbiyah dan Tadris, IAIN Bengkulu.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2005. Guruan Guru, Konsep Dan
Strategi. Bandung: Mandar Maju.
Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan Guru Berdasarkan
Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Janawi. 2012. Kompetensi Guru Citra Guru Profesional.
Bandung: Alfabeta.
Mulyana. 2010. Rahasia Menjadi Guru Hebat
Memotivasi Diri Menjadi Guru Luar Biasa, Jakarta:
Grasindo.
Musfah, Jejen. 2012. Peningkatan Kompetensi Guru:
Melalaui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan
Praktik. Jakarta: Kencana.
Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Purwanto, Ngalim. 2008. Evaluasi Hasil Belajar.
Bandung: Pustaka Pelajar.
Putra, I Made, Nyoman Dantes, dan I Gusti Ketut Arya
Sunu. (2018). Kontribusi Etos Kerja Disiplin Kerja
dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMA
Negeri Se Kecamatan Karangasem. Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Sains & Humaniora.
1: 29–34.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran.
Bandung: CV. Sahri
Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta.
Santoso, Eko Jalu. 2012. Good Ethos, 7 Etos Kerja
Terbaik dan Mulia. Jakarta: Alex Media
Komputindo.
7
Suyanto dan Jihad, Asep. 2013. Menjadi Guru
Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan
Kualitas Guru di Era Globalisas. Jakarta: Erlangga.
Sutrisnayanti. 2019. Pengaruh Kompetensi Guru terhadap
Hasil Belajar Peserta Didik di MIN 2 Jeneponti
[skripsi]. Makassar (ID): Universitas Islam Negeri
Makassar
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran
di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis
Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sudjana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algasindo.
Tasmara, Toto. 1995. Etos kerja Pribadi Muslim. Jakarta:
PT. Dana Bhakti Wakaf.
Hazami dan Herminingsih, Anik. (2017). Pengaruh
Kompetensi Guru Terhadap Efektivitas
Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis.
Vol 3, No. 3: 364-384.

More Related Content

Similar to KOMPETENSI-ETOS

Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMustika K
 
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083Fauzi Pozi
 
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...Paulus Robert Tuerah
 
Contoh proposal metode survey
Contoh proposal metode surveyContoh proposal metode survey
Contoh proposal metode surveyNank Hamid
 
Definisi dan konsep pentaksiran
Definisi dan konsep pentaksiranDefinisi dan konsep pentaksiran
Definisi dan konsep pentaksiranizz7556
 
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdfSitiMaesaroh69255
 
Peranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdf
Peranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdfPeranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdf
Peranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdfwidi lestari
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiAGUS SETIYONO
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiMbakyu Sarah
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiAGUS SETIYONO
 
PPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
PPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURUPPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
PPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURUAlorka 114114
 
JURNAL TESIS_SUAIDAH.docx
JURNAL TESIS_SUAIDAH.docxJURNAL TESIS_SUAIDAH.docx
JURNAL TESIS_SUAIDAH.docxaidasuaidah
 
Implementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat Berjenjang
Implementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat BerjenjangImplementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat Berjenjang
Implementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat BerjenjangWajoku Digital Library
 
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolahikhwanecdc
 

Similar to KOMPETENSI-ETOS (20)

Artikel tesis
Artikel tesisArtikel tesis
Artikel tesis
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi Kependidikan
 
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083
Hubungan kepemimpinan kepala sekolah edu 3083
 
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru S...
 
Contoh proposal metode survey
Contoh proposal metode surveyContoh proposal metode survey
Contoh proposal metode survey
 
Definisi dan konsep pentaksiran
Definisi dan konsep pentaksiranDefinisi dan konsep pentaksiran
Definisi dan konsep pentaksiran
 
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
 
Peranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdf
Peranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdfPeranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdf
Peranan Guru dalam pembelajaran serta penejlasannya.pdf
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
 
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwartiEjournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
Ejournal 7 pengaruh kepemimpinan kepala sekolah_sri wahyuni triwarti
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Ptk kelas 1 ips
Ptk kelas 1 ipsPtk kelas 1 ips
Ptk kelas 1 ips
 
PPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
PPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURUPPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
PPT-KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
 
JURNAL TESIS_SUAIDAH.docx
JURNAL TESIS_SUAIDAH.docxJURNAL TESIS_SUAIDAH.docx
JURNAL TESIS_SUAIDAH.docx
 
Implementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat Berjenjang
Implementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat BerjenjangImplementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat Berjenjang
Implementasi Peningkatan Profesionalisme Guru PAUD melalui Diklat Berjenjang
 
Artikel mudin
Artikel mudinArtikel mudin
Artikel mudin
 
Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013
 
pkg umum3
pkg umum3pkg umum3
pkg umum3
 
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
3. tahap amalan guru pendidikan jasmani sekolah
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

KOMPETENSI-ETOS

  • 1. 1 PENGARUH KOMPETENSI DAN ETOS KERJA GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SDN MANARUWI I DAN II KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN Erna Herawati Abstrak Kompetensi dan etos kerja berperan penting dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Guru yang berkompeten dan memiliki etos kerja yang tinggi akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa di SDN Manaruwi I dan II Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji t yaitu t-hitung yang dihasilkan sebesar 3,053 yang lebih besar dari t-tabel 2,110 dengan tingkat signifikan kurang dari 5% yaitu 0,007. Besar pengaruh yang dihasilkan dari kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa adalah 55,43%; (2) Tidak terdapat pengaruh secara signifikan etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa SDN Manaruwi I dan II, dilihat dari hasil uji t yaitu t-hitung yang dihasilkan sebesar 2,081 yang lebih kecil dari t-tabel 2,110 dengan tingkat signifikan lebih dari 5% yaitu 0,053. Besar pengaruh yang dihasilkan dari etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa adalah 37,34%; dan (3) terdapat pengaruh secara simultan antara kompetensi dan etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa SDN Manaruwi I dan II, dilihat dari hasil uji F yaitu diperoleh F-hitung yang dihasilkan sebesar 109,334 yang lebih besar dari F-tabel dengan nilai signifikasi 0,000 di bawah 5% dengan besar pengaruh yang dihasilkan adalah 91,90%. Kata kunci: Kompetensi Guru, Etos Kerja Guru, Hasil Belajar Siswa PENDAHULUAN Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memberikan, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, (Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen). Guru sebagai pendidik atau pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesai secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subjek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan seorang guru (Sanjaya, 2006:66-67). Guru merupakan salah satu profesi yang berperan dalam membentuk dan menentukan kualitas SDM di masa yang akan datang. Oleh karena itu, dalam rangka untuk mewujudkan SDM berkualitas di masa yang akan datang, maka diperlukan guru yang juga berkualitas. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas guru adalah dengan meningkatkan kompetensinya, Kompetensi guru berperan penting dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal (Hamalik, 2006:36) Kompetensi guru sangat berpengaruh terhadap kualitas mengajar guru bahkan kompetensi guru juga memiliki pengaruh terhadap keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik (Janawi, 2012:29). Menurut Echols dan Shadly “Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar” (Musfah, 2012:27). Berkaitan dengan guru sebagai pendidik, dalam PP No. 19 tahun 2005 pasal 28 ayat 1 disebutkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sementara itu, kompetensi yang harus dimiliki pendidik (guru) yang terdapat dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Sopiatin, 2010:67). Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu: kompetensi pedagogoik, kepribadian,sosial dan profesional. Guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional dengan memiliki dan menguasai keempat kompetensi tersebut. Karena itu, guru harus selalu belajar meningkatkan kompetensi dengan tekun disela-sela menjalankan tugasnya agar dapat mengerjakan pekerjaan
  • 2. 2 dan mengajar siswa sesuai dengan perkembangan jaman dan perubahan kurikulum sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai dengan baik. Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana baik tes tulis maupun tes lisan maupun tes perbuatan. Sudjana (2009:20) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006:9) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya (Purwanto, 2002:82). Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Bukti bahwa seorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsure jasmaniah. Bahwa seseorang sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikap dalam rohaniah tidak bisa kita lihat. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek- aspek tersebut. Adapun aspek-aspek tersebut adalah pengetahuan; pengertian; kebiasaan; keterampilan; apresiasi; emosional; hubungan sosial; jasmani; etis atau budi pekerti; dan sikap (Hamalik, 2004:30). Hasil belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan belajar selama waktu yang telah ditentukan. Selain itu hasil belajar juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui kemampuan dan kualitas siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang bersangkutan. Guru perlu mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui prestasi belajar siswa, malalui evaluasi hasil belajar tersebut, maka dapat dilihat prestasi belajar siswa yang dicapai selama mengikuti proses belajar mengajar. Jadi dengan adanya hasil belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar itu pendidik dapat menentukan strategi belajar mengajar yang lebih baik. Oleh karena itu guru perlu dan wajib memiliki kompetensi profesional seorang guru. Penelitian relevan yang menunjukkan bahwa kompetensi guru memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa seperti penelitian yang dilakukan oleh Hazami dan Herminingsih (2017) juga menunjukkan bahwa variabel kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efectivitas pembelajaran. Ke empat variable bebas atau variabel independen yaitu komptensi pedagogik, kompetensi kepribadan, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap efectivitas pembelajaran di SMA Negeri 96 Jakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kompetensi merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang sejalan dengan penjelasan Susanto (2013:27) bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain kecerdasan anak; kesiapan dan kematangan; bakat anak; kemauan belajar; minat; model penyajian materi pelajaran; pribadi dan sikap guru; suasana pengajaran; kompetensi guru; dan masyarakat. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Susanto bahwa guru merupakan salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, hal tersebut dilihat dari faktor-faktor model penyajian materi pelajaran; pribadi dan sikap guru; suasana pengajaran; dan kompetensi guru. Penelitian yang dilakukan oleh Alwi dan Machali (2021) menunjukkan bahwa kompetensi profesional dapat berpengaruh terhadap kinerja guru karena dikontrol oleh etos kerja. Menurut Alwi dan Machali, agar kompetensi profesional mampu berkontribusi terhadap kinerja guru maka harus didukung oleh etos kerja yang dimiliki setiap individu guru tersebut. Penelitian yang dilakukan Putra dkk. (2018) bahwasanya terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara etos kerja terhadap kinerja guru SMA Negeri se-Kecamatan Karangasem dengan kontribusi R2 sebesar 19.2%, sumbangan efektif sebesar 15.14% dan determinasi parsialnya sebesar 12.25%. Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa selain kompetensi, etos kerja guru juga sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, seperti pada hasil penelitian Damayanti (2020) menunjukkan bahwa etos kerja berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Dengan motivasi belajar yang tinggi maka hasil belajar juga akan meningkat. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Susanto (2013:27) bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar selain dari dalam diri siswa seperti kecerdasan anak juga berasal dari guru seperti etos kerja dan kompetensi guru. METODE Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk menguji pengaruh variabel X (kompetensi dan etos kerja) terhadap Y (hasil belajar siswa). Sedangkan untuk menganalisis pengaruh masing- masing variabel menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Instrumen yang digunakan yaitu lembar angket kompetensi, lembar angket etos kerja guru dan lembar angket hasil belajar siswa. Penyebaran angket diberikan pada populasi guru yang bekerja di SDN Manaruwi I dan SDN Manaruwi II Kecamatan Bangil
  • 3. 3 Kabupaten Pasuruan dengan masing-masing jumlah sebanyak 20 orang pendidik. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan program IBM SPSS version 21.0 for windows. Analisis statistik yang digunakan untuk analisis data adalah uji instrument data yang meliputi uji validitas (menggunakan signifikansi 5%) dan uji reliabilitas; uji asumsi klasisk yang meliputi uji normalitas (menggunakan signifikansi 5%), uji multikolinearitas (menggunakan nilai Tolerance> 0,1 atau nilai VIF yang dihasilkan < 10), dan uji heteroskedastisitas (menggunakan signifikansi 5%); dan analisis regresi linier berganda. Sedangkan untuk uji hipotesis dilakukan dengan uji t yang berfungsi untuk menguji signifikan pengaruh secara parsial pengaruh kompetensi dan etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa dan uji F yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen atau terikat. HASIL PENELITIAN Pada uji normalitas nilai hitung dari uji Kolmogorov Smirnov adalah 0,948 dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan pengujian untuk variabel kompetensi diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,053; sedangkan nilai t-tabel adalah sebesar 2,110 yang artinya t-hitung lebih besar dari t-tabel yang berarti kompetensi (X1) dapat memberikan pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa. Pada pengujian untuk variabel etos kerja diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,081; sedangkan nilai t-tabel adalah sebesar 2,110 yang artinya t-hitung lebih kecil dari t-tabel; sehingga dapat disimpulkan bahwa etos kerja (X2) tida dapat berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Pada uji regresi linier berganda didapatkan koefisien regresi pada konstanta sebesar 11,086; koefisien kompetensi sebesar 0,469 dan koefisien regresi pada variabel etos kerja sebesar 0,329. Sehingga didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Y= 11,086 + 0,469 X1 + 0,329 X2 Penentuan variabel yang lebih dominan dalam mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai Unstandardized Coefficients Beta atau koefisien yang lebih besar. Jika dibandingkan antara variabel kompetensi dan etos kerja, berdasarkan nilai yang diperoleh dari nilai Unstandardized Coefficients Beta koefisien kompetensi sebesar 0,469 dan koefisien regresi pada variabel etos kerja sebesar 0,329; sehingga yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap hasil belajar siswa adalah variabel kompetensi guru. Pada uji F didapatkan nilai F hitung yang sebesar 109,334 dengan nilai signifikansi p= 0,000 lebih kecil dari 5%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara kompetensi dan etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa di SDN Manaruwi I dan II Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. Besarnya pengaruh variabel kompetensi dan etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat dari koefisien determinasi (R-square) sebesar 0,919 yang menunjukkan bahwa kompetensi dan etos kerja memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa sebesar 91,90% sedangkan sisanya 8,10% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain variabel kompetensi dan etos kerja PEMBAHASAN Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kompetensi guru memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa semakin baik kompetensi guru, maka hasil belajar siswa juga akan semakin meningkat. Nilai t-hitung pada variabel kompetensi guru (X1) adalah sebesar 3,053; lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 2,110 dengan tingkat signifikansi 0,007 kurang dari 5% yang berarti kompetensi guru (X1) secara parsial berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Y). Hal ini sejalan dengan Hamalik (2005:39-40) yang menjelaskan bahwa guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga proses belajar mengajar menjadi optimal. Besarnya pengaruh kompetensi guru (X1) terhadap hasil belajar siswa (Y) adalah sebesar 55,43% yang diperoleh dari perhitungan Sumbangan Relative (SR) dan Sumbangan Efektif (SE). Sehingga hipotesis ada pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa dapat diterima. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan nilai signifikansi variabel kompetensi guru lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,007; yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh positif yang signifikan kompetensi guru (X1) terhadap hasil belajar siswa (Y). Semua item indikator pada angket kompetensi guru memperoleh interpretasi sangat baik dengan rata-rata 3,26 dan persentase sebesar 81,55%. Pada indikator kompetensi pedagogic mendapatkan rata-rata sebanyak 3,29 dengan nilai persentase sebesar 82,25%. Pada indikator kompetensi kepribadian memperoleh skor 3,26 dengan persentase 81,50%. Indikator kompetensi profesional mendapat skor 3,25 dengan persentase 81,25%. Indikator kompetensi sosial memperoleh skor 3,21 dengan persentase 80,25. Berdasarkan hasl tersebut menunjukkan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh guru yang bekerja di SDN Manaruwi I dan II Kecamatan Bangil tidak hanya baik dari satu sisi kompetensi saja melainkan empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yang profesional. Seperti yang dijelaskan oleh Sagala (2009: 30) bahwa guru profesional bukanlah guru yang hanya menguasai untuk satu kompetensi saja yaitu kompetensi profesional, tetapi guru profesional semestinya meliputi semua kompetensi antara lain kompetensi pedagogic, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
  • 4. 4 Pada hasil tiap indikator, di antara ke empat kompetensi yang memperoleh rata-rata paling tinggi adalah kompetensi pedagogic mendapatkan rata-rata sebanyak 3,29 dengan nilai persentase sebesar 82,25%. Dengan demikian yang memberikan kontribusi terbesar untuk mempengaruhi hasil belajar siswa SDN Manaruwi I dan II Kecamatan Bangil adalah kompetensi pedagogic. Disini terlihat bahwa kemampuan menyusun KBM yang baik, yang dapat diterima dengan mudah oleh semua siswa, yang menyenangkan dan dapat mengaktifkan siswa oleh seorang guru sangat berhubungan erat dengan hasil belajar siswa. Kemampuan penilaian oleh seorang guru sangat berhubungan kejelasan instruksi pada saat guru melaksanakan proses kegiatan pemeblajaran di dalam kelas sehingga siswa akan mudah memahami penjelasan guru dan guru pun dapat menilai kemampuan siswa tersebut. Hal ini seiring dengan pendapat Mukhlis (2009:75) yaitu kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan. Lebih lanjut, Asmani (2009:59) menjelaskan bahwa kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pembelajaran efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogik. Hal ini berarti bahwa guru dengan kemampuan pedagogik yang diperoleh melalui proses pendidikan dan proses belajar tentang bagaimana penerapan mendidik dan ilmu mendidik sangat menentukan keberhasilan efektifitas pembelajaran pada SDN Manaruwi I dan II Bangil. Penelitian yang dilakukan oleh Hazami dan Herminingsih (2017) juga menunjukkan bahwa variabel kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efectivitas pembelajaran. Ke empat variable bebas atau variabel independen yaitu komptensi pedagogik, kompetensi kepribadan, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap efectivitas pembelajaran di SMA Negeri 96 Jakarta. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutrisnayanti (2019) yang menunjukkan bahwa kompetensi guru berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif dari hasil perhitungan diperoleh t-hitung sebesar 2.234; sementara t-tabel yaitu 2.160 untuk taraf signifikansi 5%. Karena t-hitung > t- tabel maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar peserta didik di MIN 2 Jeneponto.. Hasil penelitian di atas menguatkan hasil pada penelitian ini bahwa variabel kompetensi guru yang terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial dapat mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga jika kompetensi ini dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya maka akan dapat memperoleh hasil yang lebih baik terhadap hasil pembelajaran siswa sehingga prestasi belajar siswa juga akan semakin baik. Kemudian berdasarkan hasil uji spss menunjukkan bahwa variabel etos kerja guru dapat memberikan pengaruh positif tetepi tidak dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa SDN Manaruwi I dan II Kecamatan Bangil Pasuruan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil nilai t-hitung pada variabel etos kerja guru (X2) adalah sebesar 2,081; lebih kecil dari nilai t-tabel sebesar 2,110; sehingga hipotesis ada pengaruh etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa tidak dapat diterima. Dari hasil uji hipotesis menunjukkan nilai signifikansi variabel etos kerja guru lebih besar dari 0,05 yaitu 0,053; yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada pengaruh positif yang signifikan etos kerja guru (X2) terhadap hasil belajar siswa (Y). Hasil uji Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE) menunjukkan bahwa besarnya pengaruh etos kerja (X2) terhadap hasil belajar siswa (Y) adalah sebesar 37,34%. Hasil ini bisa dikategorikan dapat memberikan pengaruh hasil belajar siswa meskipun tidak terlalu signifikan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2020) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh etos kerja guru terhadap motivasi belajar siswa di SDN 37 seluma. Apabila motivasi belajar siswa meningkat maka hasil belajar siswa juga akan meningkat. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra dkk. (2018) terhadap guru SMA Negeri se-Kecamatan Karangasem. Diperoleh hasil bahwasanya terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara etos kerja terhadap kinerja guru SMA Negeri se-Kecamatan Karangasem dengan kontribusi R2 sebesar 19.2%, sumbangan efektif sebesar 15.14% dan determinasi parsialnya sebesar 12.25%. Dalam hasil uji regresi linier sederhana diperoleh F-hitung = 13.791 > F- tabel = 4.00 dan signifikansi α= 0.05. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan pula bahwa guru memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan, dimana proses pendidikan akan berjalan dengan baik apabila guru memiliki kinerja yang baik. Etos kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja guru, dimana semakin tinggi etos kerja yang dimiliki maka kinerja yang dihasilkan akan semakin tinggi. Etos kerja menurut Buchori (1994:40) adalah sebagai sikap dan pandangan terhadap kerja, kebiasaan kerja, ciri-ciri atau sifat-sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang, suatu kelompok atau bangsa. Etos kerja adalah pancaran dari sikap hidup manusia yang mendasar terhadap kerja. Guru merupakan salah satu komponen penting dalam sekolah, karena guru merupakan tenaga pendidik yang mendidik peserta didik. Berkaitan dengan tugas guru dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator, motivator dan stimulator proses pembelajaran. Maka dari itu guru dituntut untuk meningkatkan etos kerjanya untuk dapat selalu mengembangkan kualitas diri sebagai pendidik sehingga dapat menyajikan pembelajaran yang mudah dipahami dan berkualitas, dapat mengajarkan siswa untuk selalu disiplin. Displin merupakan salah satu ciri seseorang yang memiliki etos kerja yang baik. Dengan mengajarkan siswa untuk disiplin, siswa akan terbiasa untuk menghargai waktu, terbiasa untuk
  • 5. 5 menjadi orang yang tepat waktu seperti tepat waktu masuk sekolah, tepat waktu dalam mengerjakan tugas, tepat waktu dalam belajar, tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, sehingga akan membiasakan siswa untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya sebagai seorang peserta didik. Dengan begitu, siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan hasil uji ANOVA, diperoleh hasil Fhitung sebesar 109,334 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 5% yaitu 0,000 yang berarti Ho ditolak, Ha diterima sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh secara simultan antara kompetensi guru dan etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alwi dan Machali (2021). Berdasarkan hasil perbandingan antara koefisien korelasi bivariat dengan koefisien korelasi parsial diperoleh ryx > ryx.z = 0,807 > 0,519. Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional dapat berpengaruh terhadap kinerja guru karena dikontrol oleh etos kerja. Dalam analisis regresi ganda, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi profesional (X) terhadap kinerja guru (Y) melalui variabel kontrol etos kerja (Z) dengan koefisien determinasi R2 sebesar 0,706 dengan nilai signifikansi 0,000 atau kurang dari 0,05. Artinya, variabel kinerja guru (Y) mampu diterangkan oleh variabel kompetensi profesional (X) dan variabel etos kerja (Z) sebesar 70,6%. Dengan demikian, agar kompetensi profesional mampu berkontribusi terhadap kinerja guru maka harus didukung oleh etos kerja yang dimiliki setiap individu guru tersebut. Dalam penelitian Alwi dan Machali (2021) tersebut, hubungan antara variabel kompetensi profesional (X) terhadap kinerja guru (Y) tidak dapat terjadi tanpa adanya variabel kontrol atau intervensi dari variabel etos kerja (Z). Hal ini didasarkan pada perbandingan antara koefisien korelasi bivariat (ryx) dengan koefisien korelasi parsial (ryx.z) adalah 0.807 > 0.519. Hasil perbandingan tersebut masuk ke dalam skenario kedua sehingga variabel X berkorelasi terhadap variabel Y karena diintervensi oleh variabel Z. Dengan demikian, agar kompetensi profesional mampu berkontribusi terhadap kinerja guru maka harus didukung oleh etos kerja yang dimiliki setiap individu guru tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alwi dan Machali (2021) menguatkan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa kompetensi dan etos kerja guru merupakan satu kesatuan faktor yang tidak dapat dipisahkan dan saling menguatkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti dari besarnya pengaruh yang dihasilkan secara simultan antara kompetensi dan etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil uji koefisien determinasi dengan nilai koefisien determinasi Adjusted R-square yang dihasilkan sebesar 0,919 yang menunjukkan bahwa kompetensi dan etos kerja guru memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa di SDN Manaruwi I dan II Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan yang lebih ketika digabungkan bersama-sama dibandingkan ketika diuji secara terspisah yaitu sebesar 91,90% yang sebelumnya besar pengaruh kompetensi terhadap hasil belajar sebesar 55,43% dan pengaruh etos kerja terhadap hasil belajar sebesar 37,34% menjadi 91,90%; sedangkan sisanya 8,10% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain variabel kompetensi dan etos kerja guru. Sesuai dengan pendapat Susanto (2013:27) yang menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu selain dari dalam diri siswa seperti kecerdasan anak, kesiapan atau kematangan anak, bakat anak, kemauan belajar anak, dan minat anak juga dapat dipengaruhi dari luar siswa yaitu berdasarkan faktor guru yatu model penyajian materi pembelajaran yang disajikan oleh guru, pribadi dan sikap guru, suasana pengajaran atau pembelajaran, dan kompetensi guru. Guru yang profesional memiliki kemampuan yang diperlukan untuk membantu siswa dalam belajar. Guru yang professional adalah guru yang memiliki kompetensi dalam bidangnya dan menguasai bahan yang akan diajarkan dengan baik. Juga mampu memilih metode pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan faktor-faktor tersebut menunjukkan bahwa pentinganya kompetensi dari etos kerja guru untuk dapat memberikan pengaruh yang baik yang positif bagi hasil belajar siswa baik dari segi akademik ataupun dari segi moral siswa. Guru yang memiliki etos kerja yang baik akan memiliki kedisiplinan dan bekerja, dapat menghargai waktu atau dapat memanajemen waktu dengan baik, memiliki jiwa kepemimpinan memiliki semangat dan usaha untuk berkembang atau meningkatkan kualitas diri, memiliki kreativitas dalam bekerja, memiliki kemampuan berbahasa dan komunikasi yang baik, memiliki sikap dan attitude yang baik, serta dapat bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan penjabaran ciri-ciri orang yang memiliki etos kerja yang baik menurut Tasmara (1995:73); Mulyana (2010:24) dan Santoso (2012: 27-28). Guru merupakan orang yang berinteraksi secara langsung dengan siswa di sekolah sehingga sikap, sifat, pola piker, kepribadian, dan kebiasaan guru di sekolah akan dapat mempengaruhi siswa. Oleh karena itu sangat penting guru memiliki etos kerja yang baik untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan moral siswa. Sedangkan kompetensi guru diperlukan untuk dapat memberikan kemudahan siswa dalam memahami materi sehingga siswa tidak hanya belajar dengan menghafal melalui teori tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dikemukakan Mathis dan Jackson dalam Yuniarsih dan Suwatno (2009: 23) mendefinisikan bahwa kompetensi adalah karakteristik dasar yang dapat dihubungkan dengan peningkatan kinerja individu atau tim. Menurut Purwanto (2008:48) kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan kompetensi guru. Kompetensi diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan (Suyanto, 2013:1). Berdasarkan hal tersebut semakin menguatkan bahwa
  • 6. 6 kompetensi dan etos kerja merupakan dua hal yang saling berhubungan yang menjadi faktor penting untuk dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas, terstruktur, kreatif dan menyenangkan sehingga timbul semangat dari dalam diri siswa untuk selalu semangat dan disiplin dalam belajar yang kemudian akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa di SDN Manaruwi I dan II Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji t yaitu t- hitung yang dihasilkan sebesar 3,053 yang lebih besar dari t-tabel 2,110 dengan tingkat signifikan kurang dari 5% yaitu 0,007. Besar pengaruh yang dihasilkan dari kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa adalah 55,43%; (2) tidak terdapat pengaruh secara signifikan etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa di SDN Manaruwi I dan II Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji t yaitu t-hitung yang dihasilkan sebesar 2,081 yang lebih kecil dari t-tabel 2,110 dengan tingkat signifikan lebih dari 5% yaitu 0,053. Besar pengaruh yang dihasilkan dari etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa adalah 37,34%; dan terdapat pengaruh secara simultan antara kompetensi dan etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa di SDN Manaruwi I dan II Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan, dilihat dari hasil uji F yaitu diperoleh F-hitung yang dihasilkan sebesar 109,334 yang lebih besar dari F-tabel dengan nilai signifikasi 0,000 di bawah 5%. Besar pengaruh yang dihasilkan dari kompetensi dan etos kerja guru terhadap hasil belajar siswa adalah 91,90%.. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, dapat diberikan saran antara lain kompetensi dan etos kerja guru sangat penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga guru harus selalu berusaha meningkatkan kompetensi dan etos kerjanya; kompetensi dan etos kerja guru sangat penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga kepala sekolah harus selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan etos kerja guru agar tidak menurun; serta diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor- faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa selain kompetensi dan etos kerja guru. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Istinari Basori dan Machali, Imam. (2021). Pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru melalui Variabel Kontrol Etos Kerja di SMK Daarul Abroor Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Madrasah. Vol. 6, No. 2: 155-164. Asmani, J. M. 2009. Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional.Yogyakarta: Power Books. Bukhori, Mochtar. 1994. Pendidikan dalam Pembangunan. Yogyakarta: Tiara Wacana. Damayanti, Okta Shintya. 2020, Judul Pengaruh Etos Kerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SDN 37 Seluma [skripsi]. Bengkulu (ID): Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Tadris, IAIN Bengkulu. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2005. Guruan Guru, Konsep Dan Strategi. Bandung: Mandar Maju. Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara. Janawi. 2012. Kompetensi Guru Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta. Mulyana. 2010. Rahasia Menjadi Guru Hebat Memotivasi Diri Menjadi Guru Luar Biasa, Jakarta: Grasindo. Musfah, Jejen. 2012. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalaui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana. Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Purwanto, Ngalim. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Pustaka Pelajar. Putra, I Made, Nyoman Dantes, dan I Gusti Ketut Arya Sunu. (2018). Kontribusi Etos Kerja Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Se Kecamatan Karangasem. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains & Humaniora. 1: 29–34. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Sahri Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Santoso, Eko Jalu. 2012. Good Ethos, 7 Etos Kerja Terbaik dan Mulia. Jakarta: Alex Media Komputindo.
  • 7. 7 Suyanto dan Jihad, Asep. 2013. Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Globalisas. Jakarta: Erlangga. Sutrisnayanti. 2019. Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Peserta Didik di MIN 2 Jeneponti [skripsi]. Makassar (ID): Universitas Islam Negeri Makassar Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia Indonesia. Sudjana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algasindo. Tasmara, Toto. 1995. Etos kerja Pribadi Muslim. Jakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf. Hazami dan Herminingsih, Anik. (2017). Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis. Vol 3, No. 3: 364-384.