2. Penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada
berbagai teori belajar .
Berdasarkan teori belajar modifikasi tingkah laku dan terapi tingkah
laku adalah pendekatan- pendekatan terhadap konseling dan
psikoterapi yang berurusan dengan pengubahan tingkah laku.
menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada
pengubahan tingkah laku kearah cara-cara yang lebih adaptif.
* Pendekatan-pendekatan terhadap konseling dan psikoterapi yang
berurusan dengan pengubahan tingkah laku, berlandaskan pada :
1. Teori Belajar
2. Modifikasi Tingkah laku
3. Terapi Tingkah laku
3. TEKNIK-TEKNIK TERAPI
TINGKAH LAKU
DESENSITISASI SISTEMATIS
Memfokuskan bantuan untuk menenangkan
klien dari ketegangan yang dialami dengan
cara mengajarkan klien untuk rileks.
Esensi teknik ini adalah menghilangkan
tingkah laku yang diperkuat secara negatif
dan menyertakan respon yang berlawanan
dengan tingkah laku.
4. LATIHAN ASERTIF
Digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan
untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau
benar.
Terutama berguna diantaranya untuk membantu individu
yang tidak mampu mengungkapkan perasaan tersinggung
kesulitan menyatakan tidak, mengungkapkan afeksi dan
respon positif lainnya.
Cara : Permainan peran dengan bimbingan konselor, diskusi
kelompok.
5. TERAPI AVERSI
Terapi ini digunakan untuk meredakan behaviora yang
spesifik, melibatkan pengasosiasian tingkah laku simtomatik
dengan suatu stimulus yang menyakitkan sampai tingkah
laku yanh tidak diinginkan terhambat kemunculannya.
Contohnya : Mengabaikan ledakan kemarahan anak guna menghapus
kebiasaan mengungkapkan ledakan kemarahan pada si anak.
Prosedur- prosedur aversif menyajikan cara- cara menahan
respon- respon mal adaptif dalam suatu periode sehingga
terdapat kesempatan untuk memeperoleh tingkah laku
alternatif yang adaptif dan yang akan terbukti memeperkuat
dirinya sendiri
6. PENGONDISIAN OPERAN
Tingkah laku yang memancar yang
menjadi ciri organisme aktif,tingkah laku
tersebut beroperasi di lingkungan untuk
menghasilkan akibat-akibat
Misalnya : membaca, bicara, dan
berpakaian
8. PROSES TERAPEUTIK TERAPI
TINGKAH LAKU
TUJUAN UMUM
Menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar .
Alasannya adalah segenap tingkah laku adalah dipelajari
( Learned ).
Pada hakikatnya terdiri atas proses penghapusan hasil
belajar yang tidak adaptif dan pemberian pengalaman-
pengalaman belajar yang didalamnya terdapat respon-
respon yang layak namun belum dipelajari.
9. KESALAH PAHAMAN YANG UMUM dan
merupakan ANGGAPAN unsur
kebenaran
Tujuan terapi adalah semata-mata untuk menghilangkan
gejala-gejala suatu gangguan tingkah laku dan bahwa
setelah gejala-gejala itu terhapus, gejala-gaejala baru
akan muncul karena penyebab-penyebab yang
mendasarinya tidak ditangani.
Tujuan-tujuan klien ditentukan dan dipaksakan oleh terapis
tingkah laku. Cenderung bergerak ke arah pelibatan klien
dalam meyeleksi tujuan dan memandang hub. Antara
terapis dan klien.
10. Proses terapi tingkah laku bukan pengondisian ulang yang
terang-terangan atas pasien.
Terapis tidak bisa memaksakan pengondisian atau belajar
ulang kepada siapapun, sebab teknik yang paling
manjurpun akan tidak berguna tanpa kerjasama dan
motivasi pasien.
Teknik terapiutikyang digunakan harus diletakkan dalam
konteks suatu hubungan kerja antara terapis dan klien.
Hubungan kerja adalah suatu hubungan dimana terapis
dan pasien bekerja sama ke arah tujuan yang telah
disepakati bersama.
11. 3 KRITERIA PERUMUSAN TUJUAN YANG BISA DITERIMA
DALAM KONSELING TINGKAH LAKU
KRUMBOLTZ & THORENSEN DIKUTIP DARI huber & millman
1. Tujuan yang dirumuskan haruslah tujuan yang diinginkan
oleh klien.
2. Konselor harus bersedia membantu klien dalam mencapai
tujuan.
3. Harus terdapat kemungkinan untuk menaksir sejauh
mana klien bisa mencapai tujuannya.
12. TUGAS TERAPIS
Mendengarkan kesulitan klien secara aktif dan empatik.
terapis memantulkan kembali apa yang dipahami untuk
memastikan apakah persepsinya tentang pemikiran dan
perasaan klien benar.
terapis membantu klien menjabarkan bagaimana dia akan
bertindak diluar cara-cara yang ditempuh sebelumnya.
fokusnya adalah pd tingkah laku kehidupan klien
sekarang.
13. FUNGSI DAN PERAN TERAPIS
FUNGSI TERAPIS :
Sebagai Guru,pengarah dan ahli dalam mendiagnosis
tingkah laku yg maladaptif dan dalam menentukan prosedur
penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada tingkah laku
yang baru dan adjustive.
14. PERAN TERAPIS :
Terapis memanipulasi dan mengendalikan psikoterapi dgn
pengetahuan dan kecakapannya menggunakan teknik belajar
dlm suatu situasi perkuatan sosial.
menurut Krasner Terapis memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi dan mengendalikan tingkah laku dan nilai-
nilai manusia.
Menurut Ggoodstein(1972) adalah peran konselor adalah
mengendalikan tingkah laku klien yang dimainkan oleh
terapis melalui perkuatan menjangkau situasi diluar
konseling serta dimasukkan ke dalam tingkah laku klien
dalam dunia nyata.
15. PENGALAMAN KLIEN DALAM TERAPI
Menurut Marquis (1974) ada 3 fase yang
melibatkan partisipasi klien secara penuh
dan aktif :
Pertama, Tingkah laku klien sekarang dianalisis
dan pemahaman yg jelas menjangkau tingkah
laku akhir dgn partisipasi aktif dari klien dalam
setiap bagian dari proses pemasangan tujuan-
tujuan.
16. Hubungan antara Terapis dan Klien
Sebagai hubungan mekanis, manipulatif, dan sangat
impersonal.
Pembentukan hub. Pribadi yg baik, adalah salah satu
aspek esensial dlm proses terapiutik. Peran terapis disini
sebagai pemberi perkuatan.
Kondisi – kondisi yang diperlukan adalah faktor-faktor
seperti kehangatan, empati, keotentikan, sikap permisif
dan penerimaan.
Sebelum terapiutik tertentu bisa dimunculkan dgn suatu
derajat keefektifan . Terapis terlebih dahulu atmosfer
kepercayaan dgn memperlihatkan :
harus memahami dan menerima klien.
Keduanya bisa bekerja sama
Terapis memiliki alat yg berguna dlm membantu kearah yg
dikehendaki oleh klien.