TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
Kosakata dalam Bahasa Indonesia Hanifah ICP '12 STAIN Salatiga
1.
2. Berlapang Dada
(Republika. Jum’at, 13 Desember 2013)
Oleh
Hanifah Risti Aini (KKI 111-12-059)
Program Khusus Kelas Internasional
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
2014
3.
Pemantapan tauhid sebagai pondasi utama kelapangan dada.
Ketahuilah, kata cendekiawan Muslim Dr. „Aidl al-Qarni dalam
bukunya yang bertajuk Asbab Insyirah as-Shadr, di balik
kesulitan terdapat kemudahan. Tak cuma satu kelonggaran,
dua, tiga, bahkan tak terhingga. Kerap kali berita gembira itu
datang di luar nalar dan daya manusia. Dan, yakinlah di
belakang setumpuk masalah yang mengimpit, Sang Khalik
telah menyiapkan jalan keluar yang melapangkan dada.
Perhatikan apa yang dilakukan Nabi Musa AS ketika Allah
SWT mengutusnya berdakwah ke Firaun yang lalim, tutur alQarni. Misi itu tak membuat saudara Nabi Harun tersebut
gentar. Musa melaksanakan tugas tersebut, lalu berdoa : “Ya
Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku.” (QS Thaha[20]: 35).
Allah pun brjanji kepada Rasulullah SAW akan senantiasa
melapangkan dada dan menguatkan hati Rasul dalam
mengemban misi kenabian dan kerasulan. Sadar akan risiko
dan besarny tanggung jawab, Rasul bertekad menguatkan
hati. “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?”
(Al Insyirah [94]: 1).
4. Sejarah mengisahkan secara gamblang lika-liku
perjuangan Rasul, baik di Makkah ataupun
Madinah. Di fase pertama dakwh, berbagai cobaan
dan rintangan menghadang. Keluarga dan
sahabatnya diintimidasi, beberapa diantaranya
dibunuh. Rasul pun terusir dari tempat
kelahirannya, Makkah.
Begitulah, jika Anda, kata penulis buku terlaris La
Tahzan itu, menghadapi suatu persoalan maka
mengadu dan pergilah ke pihak yang berkompeten.
Baju anada robek, jahitlah ke tukang jahit.
Bila elektronik
tak berfungsi, perbaikilah ke ahli
reparasi. Tetapi, bila hati anda yang bermasalah
mintalah pertolongan pada Sang Pemilik hati, Allah
SWT. “Barangsiapa yang beriman kepada Allah
niscaya Dia akan memeberi petunjuk kepada
hatinya.” (QS at-Taghabun [64]: 11).
5.
Inilah poin utama, kata al-Qarni, yanag menjadi faktor mendasar
kelapangan hati, yaitu tauhid. Mengesakan Allah SWT dalam
keyakinan dan perbuatan. Dia yang paling berhak disembah dan
kepada-Nya lah umat manusia meminta. Pemberi hidayah,
rezeki, dan kesembuhan bagi mereka yang sakit.
Tauhid yang sama, sebut Ibnu Abbas, seperti dinukilkan di Sahih
al-Bukhari yang ditekankan Nabi Ibrahim AS sewaktu
dilemparkan ke kobaran api. Ibrahim berkata, “Hasbunallah
wani’ma al-wakil (cukuplah Allah sebagai penolong dan
penyelamat).” Api yang semula panas membara seketika
menjelma bak salju nan dingin seizin Allah.
Bertauhid tidak hanya sekadar di lisan. Mesti ditopang dengan
pengesaan-Nya ditiap tindakan, ucapan dan sikap. Ingin lapang
dada, teteapi perilaku mencerminkan tauhid. Kerap berdusta,
berbuat lalim, mengambil hak orang lain. Bukannya lapang dada
yang diterima, malah kesedihan dan kesusahan yang akan
datang.
Faktor kedua, kata al-Qarni, bergaullah dengan orang-orang
saleh. Saat berkumpul, mereka akan mengingat Allah. Ini
berbeda dengan kebiasaan kalangan fasik. Perkumpulan yang
kerap mereka langsungkan kerap melalaikan-Nya. “Laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah. Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(QS al-Ahzab [33]: 35).
6.
Berzikir, mengingat Allah dalam situasi dan kondisi apa pun,
membawa ketenangan batin dan ketentraman jiwa. Bahkan,
akan membuat hati bergetar hingga tak kuasa bertindak secuil
maksiat apa pun.
Lihatlah, sewaktu Umar bin Khatab mendengar surah asShaffat ayat 26, ia berdiri lalu membuang tongkatnya dan
berbaring di atas tanah. Sang Khalifah pu lantas diangkat ke
rumahnya dan tetap dalam kondisi terbaring, sampai sakit
sebulan efek meresapi ayat di atas.
Ketiga, papar al-Qarni, terima ketetapan dan takdir Allah SWT.
Apa pun masalah yang anda hadapi bukan untuk
memojokkan atau menyudutkan Anda. Dan kesalahan yang
anda lakukan, bukan berarti anda telah terjatuh seratus
persen.
Seberapa pun banyaknya harta yang Anda sedekahkan, jika
ingkar terhadap qadha dan qadar maka hanya akan sia-sia.
Dan ketahuilah, pemicu lapangnya dada Anda ditentukan
pada sejauh mana Anda percaya terhadap keputusan dan
ketetapan Allah. “Sesungguhnya, Kami menciptakan segala
sesuatu menurut ukuran.” (QS al-Qamar [54]: 49).
7.
Rasulullah pernah menegaskan, selama aktivitas dan jalan
yang dilalui benar dan bermanfaat maka janagn lupa untuk
meminta pertolongan kepada Allah. Hindari berandai-andai,
yakni mengatakan, “Seandainya aku lakukan demikian pasti
semua ini tak akan terjadi.” Tetapi, titah Rasul, katakanlah,
“Apa yang Allah tetapkan dan kehendaki, maka terjadilah.”
Perhatikan ketegaran seorang pakar fikih generasi salaf,
Urwah bin Zubair. Penyakit aneh yang menyerang kaki hingga
paha, memaksanya untuk mengamputasi kakinya tersebut
tanpa bantuan dokter atau alat bedah canggih seperti
sekarang. Kerabatnya menawarinya minum khamar,
pengganti bius. Ia menolak. “Tidak. Tidak sama sekali, aku tak
ingin kehilangan rezeki akal pemberian-Nya,” kata dia.
Urwah meminta kakinya tersebut diamputasi sewaktu shalat.
Dia berjanji tidak akanmerasakan apa pun. Permintaan itu
dikabulkan. Urwah pingsan tak sadarkan diri hingga empat
jam. Usai sadar, tetap bersyukur kepada Allah. “Alhamdulillah,
sebelum dan sesudah,” kata Urwah.
8.
Tak selang berapa lama, kabar duka ia terima. Anak tercintanya
meninggal akibat tertabrak rombongan Khalifah Walid bin Abd alMalik. Ujian beruntun, setelah kehilangan sebelah kaki, buah
hatinya wafat.
Apakah Urwah terpuruk? Sama sekali tidak. Ia malah berkata,
“Bagi-Mu puji jika Engkau meridhai d an bagimu puji setelah
ridha. Satu orang anak engkau ambil, Engaku berikan empat
anak, satu anggota tubuh Engkau ambil, engkau anugerahkan
empat anggota tubuh.”
Keempat, imbuh al-Qarni, bersikaplah qanaah, menerima apa
pun yang Allah anugerahkan kepada Anda, apa dan berapapun
kadarnya. Salman al-Farisi meninggal dunia dengan membawa
surban sambil tertawa, ia hidup dalam kekurangan dan
kesederhanaan.
Namun Salman terima nikmat apa pun dari-Nya. Bandingkan
dengan Qarun, ia terlaknat akibat kerakusan terhadap harta.
Firaun dann Abu Jahal, potret sosok yang taak akan pangkat dan
jabatan. “Seperti apa akhir mereka?” cetus al-Qarni.
Demikianlah,
imbuh al-Qarni, di antara faktor pemicu
kelapangan dada. Ada banyak cara, tetapi keempat langkah itu
paling utama. Dan, jangan lupa iringi dengan membaca Alquran.
Sebab, Alquran akan menjadi penolong bagi para pembacanya.
9. 5 LEKSIKAL
Word : hati, sabar, sulit, mudah, manusia, kuat,
tekad,cobaan, masalah, rintangan.
Polyword : jalan keluar, tanggung jawab, panas
membara.
Collocation : kerap kali, setumpuk masalah,
lapang dada, berita gembira, sang khalik,
meninggal dunia, anggota tubuh, kobaran api,
mengemban misi, daya manusia.
Semi Fixed Exspression : menjelma bak salju nan
dingin, seandainya aku lakukan demikian pasti
semua ini tidak akan terjadi.
Fixed Expression : lika-liku, datang pergi, silih
berganti.
10. READING COMPREHENSION
1.
2.
3.
4.
5.
Jawablah pertanyaan-pertanyaaan di bawah ini
dengan teliti!
Bagiamana cara Rasulullah SAW dalam
mencontohkan sikap berlapang dada?
Apa faktor utama kelapangan hati menurut alQarni?
Apa makna tauhid berdasarkan paparan dalam
artikel di atas?
Bagaimana cara bertauhid berdasarkan
penjelasan artikel di atas?
Menurut perspefktif anda, bagaimana cara kita
berlapang dada ketkamenghadapi suatu
masalah?
11. CONVERSATION
Pada suatu pagi, ada dua orang mahasiswa sedang berbincang
tentang sebuah artikel yang dimuat di koran Republika yang terbit hari
ini. Raihan dan Akmal. Namun agaknya ada yang berbeda dengan
Akmal. Ia sesekali menganggukkan kepalanya pertanda memahami
betul isi artikel tersebut.
Raihan : Serius sekali wajahmu. Apa yang lagi kamu baca?
Akmal : Artikel bagus tentang ……1
Raihan : Wah, topik yang cukup menarik. Coba saya lihat. (Mengulurkan
kepada Akmal)
Akmal : Di situ, al-Qarni menjelaskan ada 2 …. poin yang harus
dilakukan ketika seseorang ingin menjadikan 3…. Dada.
Raihan : Apa itu?
Akmal : Pertama 4……Kedua 5….. Ketiga 6….
Raihan : Tapi kenapa dalam prakteknya begitu sulit?
Akmal : Masih ingat dengan kisah Nabi Musa AS yang 7…….. Juga
sahabat Urwah yang mengamputasi kakinya tanpa bantuan dokter.
Begitu luar biasa, kita seharusnya juga bisa menghadapi 8….. dengan
9……
Raihan : Ya, setiap 10….. pasti akan ada 11…..
Akmal : Asal kita mau 12……
Kedua sahabat tersebut kemudian tertawa bersama.
12. WRITTING
1. Carilah padanan kata dari kata di bawah ini
Cobaan
Pondasi
2. Urutkan kalimat di bawah ini sehingga menjadi
paragraf yang baku.
a. Bukannya lapang dada yang diterima, malah
kesedihan dan kesusahan yang akan datang.
b. Ingin lapang dada, tetapi perilaku tidak
mencerminkan tauhid.
c. Kerap berdusta, berbuat lalim, mengambil hak
orang lain.
d. Mesti ditopang dengan pengesaan-Nya di tiap
tindakan, ucapan dan sikap.
e. Bertauhid tidak sekedar di lisan.
13. 1.
2.
3.
4.
5.
Bagaimana Rasulullah SAW menghadapi cobaan ketika
berdakwah. Seberat apapun, Rasulullah berusaha
mnguatkan hati.
Faktor utama kelapangan hati menurut al-Qarni adalah
tauhid.
Tauhid adalah mengesakan Allah dalam keyakinan dan
perbuatan.
Bertauhid tidak hanya sekedar di lisan, harus ditopang
dengan pengesaan-Nya di tiap tindakan, ucapan daan
sikap.
Dengan bersabar. Dan percaya bahwa setiap kesulitan
dan kelonggaran.
KUNCI JAWABAN
15. 1. ujian
dasar
2. Bertauhid tidak sekedar di lisan. Mesti ditopang
dengan pengesaan-Nya di tiap tindakan, ucapan
dan sikap. Ingin lapang dada, tetapi perilaku tidak
mencerminkan tauhid. Kerap berdusta, berbuat
lalim, mengambil hak orang lain. Kerap berdusta,
berbuat lalim, mengambil hak orang lain.