SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
Page 1 of 4
Lâ Tahzan
(Jangan Bersedih)
Di antara tempat persinggahan iyyâka na'budu wa iyyâka nasta'în
adalah al-hazan (kesedihan hati atau duka cita). Tetapi ini bukanlah
merupakan tempat persinggahan yang dituntut atau diperintahkan untuk
disinggahi, sekalipun mungkin orang yang sedang mengadakan perjalanan
harus menyinggahinya. Sebab di dalam al-Qur'an tidak disebutkan kata al-
hazan, melainkan sesuatu yang dilarang atau pun dinafikan. Yang dilarang,
seperti firman Allah,
‫ا‬
َ
‫ل‬َ‫و‬‫ا‬‫وا‬ُ‫ن‬ِ‫ه‬
َ
‫ت‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ل‬َ‫و‬‫ا‬‫وا‬
ُ
‫ن‬َ‫ز‬
ْ َ
‫َت‬‫ا‬‫ا‬ُ‫م‬ُ‫نت‬
َ
‫أ‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ن‬ْ‫و‬
َ
‫ل‬
ْ
‫ع‬
َ ْ
‫اْل‬‫ا‬‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬‫م‬ُ‫نت‬
ُ
‫ك‬‫ا‬‫ا‬
ْ
‫ؤ‬ُ‫ّم‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫ّم‬‫ا‬
"Dan, janganlah kalian bersikap lemah dan jangan (pula) kalian bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang
yang beriman.“ "(QS Āli ‘Imrân/3: 139).
Sedangkan yang dinafikan seperti firman Allah,
‫ا‬
َ
‫ن‬
ْ
‫ل‬
ُ
‫ق‬‫ا‬‫وا‬ ُ‫ط‬ِ‫ب‬
ْ
‫اه‬‫ا‬‫ا‬َ‫ه‬
ْ
‫ن‬ِ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬ً‫يع‬ِ
َ
‫َج‬ۖ‫ا‬َ‫ّم‬ِ‫إ‬
َ
‫ف‬‫ا‬‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ن‬َ‫ي‬ِ‫ت‬
ْ
‫أ‬َ‫ي‬‫ا‬‫ا‬ ّ
ِ‫ن‬ّ
ِ‫ّم‬‫ا‬‫ى‬
ً
‫د‬
ُ
‫ه‬‫ا‬‫ن‬َ‫م‬
َ
‫ف‬‫ا‬‫ا‬َ‫ع‬ِ‫ب‬
َ
‫ت‬‫ا‬
‫ا‬َ‫اي‬
َ
‫د‬
ُ
‫ه‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ل‬
َ
‫ف‬‫ا‬‫ا‬‫ف‬ْ‫و‬
َ
‫خ‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ل‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬
ُ
‫ه‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ون‬
ُ
‫ن‬َ‫ز‬
ْ َ
‫َي‬
"Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! kemudian jika datang
petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya
tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS al-
Baqarah/2: 38). (Lihat: Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Madârij as-Sâlikîn, juz I,
hal. 505)
Masalahnya, kesedihan hati merupakan tempat pemberhentian dan
bukan pendorong untuk mengadakan perjalanan serta tidak ada
kemaslahatannya bagi hati. Di samping itu, yang paling disukai setan ialah
membuat hati hamba bersedih, lalu dia tidak mau melanjutkan perjalanannya
dan mendorongnya untuk berhenti, sebagaimana firman-Nya,
‫ا‬َ‫م‬
َ
‫ّن‬ِ‫إ‬‫ا‬‫ا‬‫ى‬َ‫و‬
ْ
‫ج‬َ‫اّنل‬‫ا‬‫ا‬َ‫ن‬ِ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬ِ‫ان‬ َ‫ط‬
ْ
‫ي‬
َ
‫الّش‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ن‬ُ‫ز‬
ْ
‫ح‬َ ِ‫ِل‬‫ا‬‫ا‬َ‫ين‬ِ
َ
‫اَّل‬‫ا‬‫وا‬ُ‫ن‬َ‫آّم‬‫ا‬‫ا‬ َ‫س‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ِ‫ه‬ّ
ِ‫ار‬
َ
‫ض‬ِ‫ب‬‫ا‬
‫ا‬ً‫ئ‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ش‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ل‬ِ‫إ‬‫ا‬‫ا‬ِ‫ن‬
ْ
‫ذ‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ا‬ِ
َ
‫اّلل‬ۚ‫ا‬
َ َ‫َع‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ِ
َ
‫اّلل‬‫ا‬‫ا‬ِ
َ
‫ّك‬َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬
ْ
‫ل‬
َ
‫ف‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫ّم‬
ْ
‫ؤ‬ُ‫م‬
ْ
‫ال‬
“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari setan, supaya orang-orang yang
beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikit
Page 2 of 4
pun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah, dan kepada Allah-lah hendaknya
orang-orang yang beriman bertawakkal.”." (QS al-Mujâdilah/58: 10).
Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam juga melarang tiga orang
yang sedang berkumpul, sementara dua orang saling berbisik-bisik, karena
yang demikian itu membuat orang yang ketiga bersedih hati. (Ibnu Qayyim
al-Jauziyyah, Madârij as-Sâlikîn, juz I, hal. 506)
Kesedihan hati bukan sesuatu yang dituntut, tidak ada tujuan dan
manfaatnya. Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam berlindung dari kesedihan hati,
sebagaimana dalam doa beliau, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
dari kekhawatiran dan kesedihan."
Tetapi dari segi kenyataan hidup, memang tempat persinggahan ini
tidak bisa dihindari. Karena itu para penghuni surga berucap saat mereka
memasukinya,
‫وا‬
ُ
‫ال‬
َ
‫ق‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ُ‫د‬
ْ
‫م‬َْ
‫اْل‬‫ا‬‫ا‬ِ
َ
ِ‫ّلل‬‫ا‬‫ي‬ِ
َ
‫اَّل‬‫ا‬‫ا‬َ‫ب‬
َ
‫ه‬
ْ
‫ذ‬
َ
‫أ‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ن‬
َ
‫ع‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ن‬َ‫ز‬َْ
‫اْل‬ۖ‫ا‬
َ
‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ن‬َ‫ّب‬َ‫ر‬‫ا‬‫ا‬‫ور‬
ُ
‫ف‬
َ
‫غ‬
َ
‫ل‬‫ا‬‫ا‬‫ور‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ش‬
"Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita
dari kami. Sesungguhnya Tuhan Kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha
Mensyukuri." (QS Fâthir/34: 34).
Hal ini menunjukkan bahwa dahulunya mereka pernah mengalami
kesedihan hati, selagi masih di dunia, sebagaimana mereka ditimpa musibah-
musibah lain tanpa menghendakinya.
Simak juga firman Allah,
‫ا‬
َ
‫ل‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬
َ َ‫َع‬‫ا‬‫ا‬َ‫ين‬ِ
َ
‫اَّل‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ذ‬ِ‫إ‬‫ا‬‫ا‬َ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫و‬
َ
‫ت‬
َ
‫أ‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ُ‫ه‬
َ
‫ل‬ِ‫م‬
ْ
‫ح‬َ ِ‫ِل‬‫ا‬‫ا‬َ‫ت‬
ْ
‫ل‬
ُ
‫ق‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ل‬‫ا‬‫ا‬ُ‫د‬ِ‫ج‬
َ
‫أ‬‫ا‬‫ا‬َ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬
ُ
‫ك‬
ُ
‫ل‬ِ
ْ
‫ْح‬
َ
‫أ‬‫ا‬
‫ا‬ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬‫ا‬‫وا‬
َ
‫ل‬َ‫و‬
َ
‫ت‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ن‬ُ‫ي‬
ْ
‫ع‬
َ
‫أ‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬
ُ
‫يض‬ِ‫ف‬
َ
‫ت‬‫ا‬‫ا‬َ‫ن‬ِ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬ِ‫ع‬
ْ
‫ّم‬َ‫اّدل‬‫ا‬‫ا‬
ً
‫ن‬َ‫ز‬َ‫ح‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ل‬
َ
‫أ‬‫ا‬‫وا‬ُ‫د‬ِ
َ
‫َي‬‫ا‬‫ا‬َ‫ّم‬‫ا‬
‫ا‬
َ
‫ون‬
ُ
‫ق‬ِ‫ف‬‫ن‬ُ‫ي‬
“Dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu,
supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memeroleh
kendaraan untuk membawamu." Lalu mereka kembali, sedang mata mereka
bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang
akan mereka nafkahkan [Maksudnya: mereka bersedih hati karena tidak memunyai
harta yang akan dibelanjakan dan kendaraan untuk membawa mereka pergi
berperang].” (QS at-Taubah/9: 92)
Page 3 of 4
Sementara Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam
sebuah hadits shahih,
"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan
kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya
melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya." (HR al-Bukhari dari
Abu Hurairah, Shahîh al-Bukhâriy, juz VII, hal. 148, hadits no. 5642)
Ini menunjukkan bahwa itu semua merupakan musibah yang
ditimpakan Allah kepada hamba, agar dengan begitu Allah mengampuni
kesalahan-kesalahannya, bukan karena menunjukkan kedudukan kesedihan
hati ini yang merupakan tuntutan.
Sedangkan hadits Hindun bin Abu Halah at-Tamimi, yang berkata
menyifati Nabi Shallallâhu Alaihi wa Sallam,
"Bahwa Rasulullah Shallallâhu Alaihi wa Sallam selalu tampak bersedih hati" (HR
al-Baihaqi dari Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib, Syu’ab al-Îmân, juz III, hal.
24, hadits no. 1362), ini hadits yang sama sekali tidak kuat dan di dalam
isnadnya ada seseorang yang tidak diketahui. Di samping itu, bagaimana
mungkin beliau senantiasa bersedih hati, padahal beliau telah dijaga Allah
agar tidak bersedih hati karena tidak mendapatkan dunia dan sebab-sebabnya,
dilarang bersedih hati dalam menghadapi orang-orang kafir, dan dosa-dosa
beliau yang lampau maupun yang akan datang sudah diampuni? Lalu apa
yang membuat beliau harus senantiasa bersedih hati? Beliau adalah orang
yang senantiasa banyak senyum dan manis muka. Begitu pula riwayat yang
mengatakan,
"Sesungguhnya Allah mencintai setiap hati yang banyak bersedih." (HR Al-Hakim
dari Abu Darda’, Al-Mustadrak, juz IV, hal. 315, hadits no. 7884)Isnad riwayat
ini tidak diketahui, begitu pula siapa yang meriwayatkannya. Taruklah bahwa
ada hadits yang shahih dan ada ayat yang menggambarkan kesedihan, maka
maksudnya adalah musibah yang ditimpakan kepada hamba.
Yang pasti para ulama telah sepakat bahwa kesedihan hati di dunia
bukan sesuatu yang terpuji, kecuali Abu Utsman al-Hiri. Dia berkata,
"Menampakkan kesedihan di hadapan setiap orang adalah kemuliaan dan
Page 4 of 4
tambahan pahala bagi orang yang beriman, selagi kesedihan itu bukan karena
musibah yang menimpanya." (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Madârij as-Sâlikîn,
juz I, hal. 507)
Jadi, kesedihan adalah sesuatu yang – pada dasarnya – bisa
dirasakan oleh setiap orang. Tetapi, bagi orang yang beriman ‘kesedihan hati’
yang mengakibatkan penderitaan itu bukanlah sesuatu yang seharusnya
terjadi pada dirinya. Karena, setiap peristiwa yang berpeluang menjadikan
dirinya sedih, akan selalu disikapi dengan sikap ‘sabar’. Dan oleh karenanya,
tidak ada kata yang lebih tepat untuk dikatakan kepada setiap orang yang
beriman: “sabar adalah kunci kebahagian”. Sebagaimana firman Allah:
‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ن‬َ‫و‬
ُ
‫ل‬
ْ
‫ب‬َ َ
‫ّنل‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬‫ء‬ ْ َ
‫َش‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ا‬َ‫ن‬ّ
ِ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬ ِ‫ف‬ْ‫و‬َْ
‫اْل‬‫ا‬‫ِا‬‫وع‬ُْ
‫اْل‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬‫ص‬
ْ
‫ق‬
َ
‫ّن‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ّ
ِ‫ّم‬‫ا‬َ‫ن‬‫ا‬‫ا‬ِ‫ال‬َ‫و‬
ْ
‫م‬
َ ْ
‫اْل‬‫ا‬
‫ا‬ ِ‫س‬
ُ
‫نف‬
َ ْ
‫اْل‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ِ‫ات‬َ‫ر‬َ‫م‬َ‫اّثل‬َ‫و‬ۗ‫ا‬ِ
ّ
ِ‫ش‬َ‫ب‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬َ‫ين‬ِ‫ر‬ِ‫اب‬ َ‫الّص‬‫ا‬﴿٥١١﴾
‫ا‬‫ا‬َ‫ين‬ِ
َ
‫اَّل‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ذ‬ِ‫إ‬‫ا‬‫م‬ُ‫ه‬
ْ
‫ت‬َ‫اب‬ َ‫ص‬
َ
‫أ‬‫ا‬
‫ا‬‫ة‬َ‫يب‬ ِ‫ّص‬ُ‫ّم‬‫ا‬‫وا‬
ُ
‫ال‬
َ
‫ق‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬‫ا‬ِ
َ
ِ‫ّلل‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ِ‫ه‬ْ َ
‫ِل‬ِ‫إ‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ون‬ُ‫ع‬ِ‫اج‬َ‫ر‬‫ا‬﴿٥١١﴾
‫ا‬‫ا‬‫ـ‬
َ
‫ول‬
ُ
‫أ‬‫ا‬
َ
‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ِ‫ه‬
ْ
‫ي‬
َ
‫ل‬َ‫ع‬‫ا‬
‫ا‬‫ات‬َ‫و‬
َ
‫ل‬ َ‫ص‬‫ا‬‫ن‬ّ
ِ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ِ‫ه‬ّ
ِ‫ّب‬َ‫ر‬‫ا‬‫ا‬‫ة‬َ ْ
‫ْح‬َ‫ر‬َ‫و‬ۖ‫ا‬‫ـ‬
َ
‫ول‬
ُ
‫أ‬َ‫و‬‫ا‬
َ
‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ا‬ُ‫م‬
ُ
‫ه‬‫ا‬‫ا‬
َ
‫ون‬ُ‫د‬َ‫ت‬
ْ
‫ه‬ُ‫م‬
ْ
‫ال‬‫ا‬﴿٥١١﴾
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan: "Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji'ûn" [Sesungguhnya kami
adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. Kalimat ini dinamakan
kalimat istirjâ’, pernyataan kembali kepada Allah]. Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-
orang yang mendapat petunjuk.” (QS al-Baqarah/2: 155-157)
Nah, mengapa kita ‘harus’ bersedih? Padahal, Allah telah
menyediakan obatnya, yaitu: “sabar”.
Terimalah kenyataaan apa pun yang kita hadapi, dan serahkan
semua kepada Allah dengan sikap tawakal. Insyaallah, dengan sikap sabar dan
– disertai dengan sikap – tawakal, semuanya akan berakhir menjadi
kebahagiaan yang akan hadir bersama rahmat dari Allah Subhânahu wa
ta’âla. Āmîn Yâ Rabbal Ālamîn.

More Related Content

What's hot

Tafsir qs az zumar, 39 ayat 22
Tafsir qs az zumar, 39 ayat  22Tafsir qs az zumar, 39 ayat  22
Tafsir qs az zumar, 39 ayat 22Muhsin Hariyanto
 
Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4
Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4
Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4LAZNas Chevron
 
Tafsir Al azhar 094 al insyiraah
Tafsir Al azhar 094 al insyiraahTafsir Al azhar 094 al insyiraah
Tafsir Al azhar 094 al insyiraahMuhammad Idris
 
Majalah Assalaam Edisi 6 Tahun 2017
Majalah Assalaam Edisi 6 Tahun 2017Majalah Assalaam Edisi 6 Tahun 2017
Majalah Assalaam Edisi 6 Tahun 2017pondok assalaam
 
Buletin Jumat PPMI Assalaam
Buletin Jumat PPMI AssalaamBuletin Jumat PPMI Assalaam
Buletin Jumat PPMI Assalaampondok assalaam
 
Megobati penyakit
Megobati penyakitMegobati penyakit
Megobati penyakitHelmon Chan
 
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMuhammad Idris
 
Ppt akidah dan akhlak (berbohong)
Ppt akidah dan akhlak (berbohong)Ppt akidah dan akhlak (berbohong)
Ppt akidah dan akhlak (berbohong)siti hamidah
 
Hikmah dan keutamaan hauqalah dan hamdalah
Hikmah dan keutamaan hauqalah dan hamdalahHikmah dan keutamaan hauqalah dan hamdalah
Hikmah dan keutamaan hauqalah dan hamdalahmarkettitih
 
15 petunjuk menguatkan iman
15 petunjuk menguatkan iman15 petunjuk menguatkan iman
15 petunjuk menguatkan imannyongkoh
 
Al qur`an di hati seorang muslim
Al qur`an di hati seorang muslimAl qur`an di hati seorang muslim
Al qur`an di hati seorang muslimFeri Chandra
 
Bagaimana mengobati orang kesurupan
Bagaimana mengobati orang kesurupanBagaimana mengobati orang kesurupan
Bagaimana mengobati orang kesurupanmr_haryono
 
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)Toto Dwiarso
 
Ayat2 tentang munafik
Ayat2 tentang munafikAyat2 tentang munafik
Ayat2 tentang munafikHelmon Chan
 

What's hot (18)

Tafsir qs az zumar, 39 ayat 22
Tafsir qs az zumar, 39 ayat  22Tafsir qs az zumar, 39 ayat  22
Tafsir qs az zumar, 39 ayat 22
 
Istighfar
IstighfarIstighfar
Istighfar
 
Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4
Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4
Buletin Jumat LAZNas Balikpapan Edisi 4
 
Tafsir Al azhar 094 al insyiraah
Tafsir Al azhar 094 al insyiraahTafsir Al azhar 094 al insyiraah
Tafsir Al azhar 094 al insyiraah
 
Keutamaan Sabar
Keutamaan SabarKeutamaan Sabar
Keutamaan Sabar
 
Majalah Assalaam Edisi 6 Tahun 2017
Majalah Assalaam Edisi 6 Tahun 2017Majalah Assalaam Edisi 6 Tahun 2017
Majalah Assalaam Edisi 6 Tahun 2017
 
Buletin Jumat PPMI Assalaam
Buletin Jumat PPMI AssalaamBuletin Jumat PPMI Assalaam
Buletin Jumat PPMI Assalaam
 
Megobati penyakit
Megobati penyakitMegobati penyakit
Megobati penyakit
 
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantanganMewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
Mewujudkan kesiapan-menghadapi-tantangan
 
Ppt akidah dan akhlak (berbohong)
Ppt akidah dan akhlak (berbohong)Ppt akidah dan akhlak (berbohong)
Ppt akidah dan akhlak (berbohong)
 
Hikmah dan keutamaan hauqalah dan hamdalah
Hikmah dan keutamaan hauqalah dan hamdalahHikmah dan keutamaan hauqalah dan hamdalah
Hikmah dan keutamaan hauqalah dan hamdalah
 
15 petunjuk menguatkan iman
15 petunjuk menguatkan iman15 petunjuk menguatkan iman
15 petunjuk menguatkan iman
 
Munafik
MunafikMunafik
Munafik
 
Al qur`an di hati seorang muslim
Al qur`an di hati seorang muslimAl qur`an di hati seorang muslim
Al qur`an di hati seorang muslim
 
Bagaimana mengobati orang kesurupan
Bagaimana mengobati orang kesurupanBagaimana mengobati orang kesurupan
Bagaimana mengobati orang kesurupan
 
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
Khutbah rasulullah saaw di ghadir khum (pengangkatan imam ali as)
 
Ayat2 tentang munafik
Ayat2 tentang munafikAyat2 tentang munafik
Ayat2 tentang munafik
 
Uas pai
Uas paiUas pai
Uas pai
 

Similar to Lâ tahzan

Orang mukmin tidak pernah stres
Orang mukmin tidak pernah stresOrang mukmin tidak pernah stres
Orang mukmin tidak pernah stresAbyanuddin Salam
 
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)SUHARNIBTMDREJABMoe
 
5 (lima) penyebab seseorang berputus asa
5 (lima) penyebab seseorang berputus asa5 (lima) penyebab seseorang berputus asa
5 (lima) penyebab seseorang berputus asaMuhsin Hariyanto
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala TundungMemolo1
 
Pdf Gratis 2 KEMAKSIATAN BERPENGARUH BAGI AKTIVITAS DAKWAH .pdf
Pdf Gratis 2 KEMAKSIATAN BERPENGARUH BAGI AKTIVITAS DAKWAH .pdfPdf Gratis 2 KEMAKSIATAN BERPENGARUH BAGI AKTIVITAS DAKWAH .pdf
Pdf Gratis 2 KEMAKSIATAN BERPENGARUH BAGI AKTIVITAS DAKWAH .pdfDjula1
 
Fenomena lemahnya iman - Syeikh Solah al Munajjid
Fenomena lemahnya iman - Syeikh Solah al MunajjidFenomena lemahnya iman - Syeikh Solah al Munajjid
Fenomena lemahnya iman - Syeikh Solah al MunajjidImran
 
KELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdf
KELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdfKELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdf
KELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdfashyfafebriandhita
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi BerpahalaMeski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahalatundungmemolo
 
5 penghalang doa.docx
5 penghalang doa.docx5 penghalang doa.docx
5 penghalang doa.docxAbiAdlan
 
Mari berpuasa lahir dan batin 01
Mari berpuasa lahir dan batin 01Mari berpuasa lahir dan batin 01
Mari berpuasa lahir dan batin 01Muhsin Hariyanto
 
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriSabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriamaliarosilawati1
 
Siapakah an nafs al-muthmainnah tafsir qs al-fajr ayat 27-30
Siapakah an nafs  al-muthmainnah tafsir qs al-fajr ayat 27-30Siapakah an nafs  al-muthmainnah tafsir qs al-fajr ayat 27-30
Siapakah an nafs al-muthmainnah tafsir qs al-fajr ayat 27-30Muhsin Hariyanto
 
Materi khotbah Ied Fitri 1441 H
Materi khotbah Ied Fitri 1441 HMateri khotbah Ied Fitri 1441 H
Materi khotbah Ied Fitri 1441 HIwan Sumantri
 
Doa agar cepat hamil lengkap
Doa agar cepat hamil lengkapDoa agar cepat hamil lengkap
Doa agar cepat hamil lengkapMuhsin Hariyanto
 
Zikir pagi petang (pdf)
Zikir pagi petang (pdf)Zikir pagi petang (pdf)
Zikir pagi petang (pdf)ayunieys anis
 
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaTawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaMuhsin Hariyanto
 

Similar to Lâ tahzan (20)

Sakitmu Menyelamatkanmu
Sakitmu MenyelamatkanmuSakitmu Menyelamatkanmu
Sakitmu Menyelamatkanmu
 
Orang mukmin tidak pernah stres
Orang mukmin tidak pernah stresOrang mukmin tidak pernah stres
Orang mukmin tidak pernah stres
 
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)
(Percuma) buku 10 wasiat perlindungan diri dari wabah (1)
 
5 (lima) penyebab seseorang berputus asa
5 (lima) penyebab seseorang berputus asa5 (lima) penyebab seseorang berputus asa
5 (lima) penyebab seseorang berputus asa
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
 
Pdf Gratis 2 KEMAKSIATAN BERPENGARUH BAGI AKTIVITAS DAKWAH .pdf
Pdf Gratis 2 KEMAKSIATAN BERPENGARUH BAGI AKTIVITAS DAKWAH .pdfPdf Gratis 2 KEMAKSIATAN BERPENGARUH BAGI AKTIVITAS DAKWAH .pdf
Pdf Gratis 2 KEMAKSIATAN BERPENGARUH BAGI AKTIVITAS DAKWAH .pdf
 
Fenomena lemahnya iman - Syeikh Solah al Munajjid
Fenomena lemahnya iman - Syeikh Solah al MunajjidFenomena lemahnya iman - Syeikh Solah al Munajjid
Fenomena lemahnya iman - Syeikh Solah al Munajjid
 
KELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdf
KELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdfKELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdf
KELOMPOK 2 (Mengatasi Berbagai Macam Ujian dan Cobaan.pdf
 
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi BerpahalaMeski Didzalimi Tetapi Berpahala
Meski Didzalimi Tetapi Berpahala
 
5 penghalang doa.docx
5 penghalang doa.docx5 penghalang doa.docx
5 penghalang doa.docx
 
Mari berpuasa lahir dan batin 01
Mari berpuasa lahir dan batin 01Mari berpuasa lahir dan batin 01
Mari berpuasa lahir dan batin 01
 
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiriSabar akhlaq terhadap diri sendiri
Sabar akhlaq terhadap diri sendiri
 
Siapakah an nafs al-muthmainnah tafsir qs al-fajr ayat 27-30
Siapakah an nafs  al-muthmainnah tafsir qs al-fajr ayat 27-30Siapakah an nafs  al-muthmainnah tafsir qs al-fajr ayat 27-30
Siapakah an nafs al-muthmainnah tafsir qs al-fajr ayat 27-30
 
2.2 madlulusy syahadah
2.2 madlulusy syahadah2.2 madlulusy syahadah
2.2 madlulusy syahadah
 
Materi khotbah Ied Fitri 1441 H
Materi khotbah Ied Fitri 1441 HMateri khotbah Ied Fitri 1441 H
Materi khotbah Ied Fitri 1441 H
 
Doa agar cepat hamil lengkap
Doa agar cepat hamil lengkapDoa agar cepat hamil lengkap
Doa agar cepat hamil lengkap
 
Zikir pagi petang (pdf)
Zikir pagi petang (pdf)Zikir pagi petang (pdf)
Zikir pagi petang (pdf)
 
Istiqomah 2
Istiqomah 2Istiqomah 2
Istiqomah 2
 
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’alaTawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
Tawakkal kepada allâh subhanahu wa ta’ala
 
Iman dan istiqomah
Iman dan istiqomahIman dan istiqomah
Iman dan istiqomah
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Lâ tahzan

  • 1. Page 1 of 4 Lâ Tahzan (Jangan Bersedih) Di antara tempat persinggahan iyyâka na'budu wa iyyâka nasta'în adalah al-hazan (kesedihan hati atau duka cita). Tetapi ini bukanlah merupakan tempat persinggahan yang dituntut atau diperintahkan untuk disinggahi, sekalipun mungkin orang yang sedang mengadakan perjalanan harus menyinggahinya. Sebab di dalam al-Qur'an tidak disebutkan kata al- hazan, melainkan sesuatu yang dilarang atau pun dinafikan. Yang dilarang, seperti firman Allah, ‫ا‬ َ ‫ل‬َ‫و‬‫ا‬‫وا‬ُ‫ن‬ِ‫ه‬ َ ‫ت‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ل‬َ‫و‬‫ا‬‫وا‬ ُ ‫ن‬َ‫ز‬ ْ َ ‫َت‬‫ا‬‫ا‬ُ‫م‬ُ‫نت‬ َ ‫أ‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ن‬ْ‫و‬ َ ‫ل‬ ْ ‫ع‬ َ ْ ‫اْل‬‫ا‬‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬‫م‬ُ‫نت‬ ُ ‫ك‬‫ا‬‫ا‬ ْ ‫ؤ‬ُ‫ّم‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ن‬ِ‫ّم‬‫ا‬ "Dan, janganlah kalian bersikap lemah dan jangan (pula) kalian bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.“ "(QS Āli ‘Imrân/3: 139). Sedangkan yang dinafikan seperti firman Allah, ‫ا‬ َ ‫ن‬ ْ ‫ل‬ ُ ‫ق‬‫ا‬‫وا‬ ُ‫ط‬ِ‫ب‬ ْ ‫اه‬‫ا‬‫ا‬َ‫ه‬ ْ ‫ن‬ِ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬ً‫يع‬ِ َ ‫َج‬ۖ‫ا‬َ‫ّم‬ِ‫إ‬ َ ‫ف‬‫ا‬‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ن‬َ‫ي‬ِ‫ت‬ ْ ‫أ‬َ‫ي‬‫ا‬‫ا‬ ّ ِ‫ن‬ّ ِ‫ّم‬‫ا‬‫ى‬ ً ‫د‬ ُ ‫ه‬‫ا‬‫ن‬َ‫م‬ َ ‫ف‬‫ا‬‫ا‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ َ ‫ت‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫اي‬ َ ‫د‬ ُ ‫ه‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ل‬ َ ‫ف‬‫ا‬‫ا‬‫ف‬ْ‫و‬ َ ‫خ‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ل‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ ُ ‫ه‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ون‬ ُ ‫ن‬َ‫ز‬ ْ َ ‫َي‬ "Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS al- Baqarah/2: 38). (Lihat: Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Madârij as-Sâlikîn, juz I, hal. 505) Masalahnya, kesedihan hati merupakan tempat pemberhentian dan bukan pendorong untuk mengadakan perjalanan serta tidak ada kemaslahatannya bagi hati. Di samping itu, yang paling disukai setan ialah membuat hati hamba bersedih, lalu dia tidak mau melanjutkan perjalanannya dan mendorongnya untuk berhenti, sebagaimana firman-Nya, ‫ا‬َ‫م‬ َ ‫ّن‬ِ‫إ‬‫ا‬‫ا‬‫ى‬َ‫و‬ ْ ‫ج‬َ‫اّنل‬‫ا‬‫ا‬َ‫ن‬ِ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬ِ‫ان‬ َ‫ط‬ ْ ‫ي‬ َ ‫الّش‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ن‬ُ‫ز‬ ْ ‫ح‬َ ِ‫ِل‬‫ا‬‫ا‬َ‫ين‬ِ َ ‫اَّل‬‫ا‬‫وا‬ُ‫ن‬َ‫آّم‬‫ا‬‫ا‬ َ‫س‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ِ‫ه‬ّ ِ‫ار‬ َ ‫ض‬ِ‫ب‬‫ا‬ ‫ا‬ً‫ئ‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ش‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ل‬ِ‫إ‬‫ا‬‫ا‬ِ‫ن‬ ْ ‫ذ‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ا‬ِ َ ‫اّلل‬ۚ‫ا‬ َ َ‫َع‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ِ َ ‫اّلل‬‫ا‬‫ا‬ِ َ ‫ّك‬َ‫و‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ْ ‫ل‬ َ ‫ف‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫ّم‬ ْ ‫ؤ‬ُ‫م‬ ْ ‫ال‬ “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikit
  • 2. Page 2 of 4 pun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah, dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.”." (QS al-Mujâdilah/58: 10). Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam juga melarang tiga orang yang sedang berkumpul, sementara dua orang saling berbisik-bisik, karena yang demikian itu membuat orang yang ketiga bersedih hati. (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Madârij as-Sâlikîn, juz I, hal. 506) Kesedihan hati bukan sesuatu yang dituntut, tidak ada tujuan dan manfaatnya. Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam berlindung dari kesedihan hati, sebagaimana dalam doa beliau, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekhawatiran dan kesedihan." Tetapi dari segi kenyataan hidup, memang tempat persinggahan ini tidak bisa dihindari. Karena itu para penghuni surga berucap saat mereka memasukinya, ‫وا‬ ُ ‫ال‬ َ ‫ق‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ُ‫د‬ ْ ‫م‬َْ ‫اْل‬‫ا‬‫ا‬ِ َ ِ‫ّلل‬‫ا‬‫ي‬ِ َ ‫اَّل‬‫ا‬‫ا‬َ‫ب‬ َ ‫ه‬ ْ ‫ذ‬ َ ‫أ‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ن‬ َ ‫ع‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ن‬َ‫ز‬َْ ‫اْل‬ۖ‫ا‬ َ ‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ن‬َ‫ّب‬َ‫ر‬‫ا‬‫ا‬‫ور‬ ُ ‫ف‬ َ ‫غ‬ َ ‫ل‬‫ا‬‫ا‬‫ور‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ش‬ "Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan Kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri." (QS Fâthir/34: 34). Hal ini menunjukkan bahwa dahulunya mereka pernah mengalami kesedihan hati, selagi masih di dunia, sebagaimana mereka ditimpa musibah- musibah lain tanpa menghendakinya. Simak juga firman Allah, ‫ا‬ َ ‫ل‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ َ َ‫َع‬‫ا‬‫ا‬َ‫ين‬ِ َ ‫اَّل‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ذ‬ِ‫إ‬‫ا‬‫ا‬َ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬َ‫ك‬ْ‫و‬ َ ‫ت‬ َ ‫أ‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ ‫ل‬ِ‫م‬ ْ ‫ح‬َ ِ‫ِل‬‫ا‬‫ا‬َ‫ت‬ ْ ‫ل‬ ُ ‫ق‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ل‬‫ا‬‫ا‬ُ‫د‬ِ‫ج‬ َ ‫أ‬‫ا‬‫ا‬َ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ ُ ‫ك‬ ُ ‫ل‬ِ ْ ‫ْح‬ َ ‫أ‬‫ا‬ ‫ا‬ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬‫ا‬‫وا‬ َ ‫ل‬َ‫و‬ َ ‫ت‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ن‬ُ‫ي‬ ْ ‫ع‬ َ ‫أ‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ ُ ‫يض‬ِ‫ف‬ َ ‫ت‬‫ا‬‫ا‬َ‫ن‬ِ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬ِ‫ع‬ ْ ‫ّم‬َ‫اّدل‬‫ا‬‫ا‬ ً ‫ن‬َ‫ز‬َ‫ح‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ل‬ َ ‫أ‬‫ا‬‫وا‬ُ‫د‬ِ َ ‫َي‬‫ا‬‫ا‬َ‫ّم‬‫ا‬ ‫ا‬ َ ‫ون‬ ُ ‫ق‬ِ‫ف‬‫ن‬ُ‫ي‬ “Dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memeroleh kendaraan untuk membawamu." Lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan [Maksudnya: mereka bersedih hati karena tidak memunyai harta yang akan dibelanjakan dan kendaraan untuk membawa mereka pergi berperang].” (QS at-Taubah/9: 92)
  • 3. Page 3 of 4 Sementara Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam sebuah hadits shahih, "Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya." (HR al-Bukhari dari Abu Hurairah, Shahîh al-Bukhâriy, juz VII, hal. 148, hadits no. 5642) Ini menunjukkan bahwa itu semua merupakan musibah yang ditimpakan Allah kepada hamba, agar dengan begitu Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya, bukan karena menunjukkan kedudukan kesedihan hati ini yang merupakan tuntutan. Sedangkan hadits Hindun bin Abu Halah at-Tamimi, yang berkata menyifati Nabi Shallallâhu Alaihi wa Sallam, "Bahwa Rasulullah Shallallâhu Alaihi wa Sallam selalu tampak bersedih hati" (HR al-Baihaqi dari Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib, Syu’ab al-Îmân, juz III, hal. 24, hadits no. 1362), ini hadits yang sama sekali tidak kuat dan di dalam isnadnya ada seseorang yang tidak diketahui. Di samping itu, bagaimana mungkin beliau senantiasa bersedih hati, padahal beliau telah dijaga Allah agar tidak bersedih hati karena tidak mendapatkan dunia dan sebab-sebabnya, dilarang bersedih hati dalam menghadapi orang-orang kafir, dan dosa-dosa beliau yang lampau maupun yang akan datang sudah diampuni? Lalu apa yang membuat beliau harus senantiasa bersedih hati? Beliau adalah orang yang senantiasa banyak senyum dan manis muka. Begitu pula riwayat yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah mencintai setiap hati yang banyak bersedih." (HR Al-Hakim dari Abu Darda’, Al-Mustadrak, juz IV, hal. 315, hadits no. 7884)Isnad riwayat ini tidak diketahui, begitu pula siapa yang meriwayatkannya. Taruklah bahwa ada hadits yang shahih dan ada ayat yang menggambarkan kesedihan, maka maksudnya adalah musibah yang ditimpakan kepada hamba. Yang pasti para ulama telah sepakat bahwa kesedihan hati di dunia bukan sesuatu yang terpuji, kecuali Abu Utsman al-Hiri. Dia berkata, "Menampakkan kesedihan di hadapan setiap orang adalah kemuliaan dan
  • 4. Page 4 of 4 tambahan pahala bagi orang yang beriman, selagi kesedihan itu bukan karena musibah yang menimpanya." (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Madârij as-Sâlikîn, juz I, hal. 507) Jadi, kesedihan adalah sesuatu yang – pada dasarnya – bisa dirasakan oleh setiap orang. Tetapi, bagi orang yang beriman ‘kesedihan hati’ yang mengakibatkan penderitaan itu bukanlah sesuatu yang seharusnya terjadi pada dirinya. Karena, setiap peristiwa yang berpeluang menjadikan dirinya sedih, akan selalu disikapi dengan sikap ‘sabar’. Dan oleh karenanya, tidak ada kata yang lebih tepat untuk dikatakan kepada setiap orang yang beriman: “sabar adalah kunci kebahagian”. Sebagaimana firman Allah: ‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ن‬َ‫و‬ ُ ‫ل‬ ْ ‫ب‬َ َ ‫ّنل‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬‫ء‬ ْ َ ‫َش‬ِ‫ب‬‫ا‬‫ا‬َ‫ن‬ّ ِ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬ ِ‫ف‬ْ‫و‬َْ ‫اْل‬‫ا‬‫ِا‬‫وع‬ُْ ‫اْل‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬‫ص‬ ْ ‫ق‬ َ ‫ّن‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ّ ِ‫ّم‬‫ا‬َ‫ن‬‫ا‬‫ا‬ِ‫ال‬َ‫و‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫اْل‬‫ا‬ ‫ا‬ ِ‫س‬ ُ ‫نف‬ َ ْ ‫اْل‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ِ‫ات‬َ‫ر‬َ‫م‬َ‫اّثل‬َ‫و‬ۗ‫ا‬ِ ّ ِ‫ش‬َ‫ب‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬َ‫ين‬ِ‫ر‬ِ‫اب‬ َ‫الّص‬‫ا‬﴿٥١١﴾ ‫ا‬‫ا‬َ‫ين‬ِ َ ‫اَّل‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ذ‬ِ‫إ‬‫ا‬‫م‬ُ‫ه‬ ْ ‫ت‬َ‫اب‬ َ‫ص‬ َ ‫أ‬‫ا‬ ‫ا‬‫ة‬َ‫يب‬ ِ‫ّص‬ُ‫ّم‬‫ا‬‫وا‬ ُ ‫ال‬ َ ‫ق‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ن‬ِ‫إ‬‫ا‬‫ا‬ِ َ ِ‫ّلل‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬‫ا‬‫ا‬ِ‫ه‬ْ َ ‫ِل‬ِ‫إ‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ون‬ُ‫ع‬ِ‫اج‬َ‫ر‬‫ا‬﴿٥١١﴾ ‫ا‬‫ا‬‫ـ‬ َ ‫ول‬ ُ ‫أ‬‫ا‬ َ ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ِ‫ه‬ ْ ‫ي‬ َ ‫ل‬َ‫ع‬‫ا‬ ‫ا‬‫ات‬َ‫و‬ َ ‫ل‬ َ‫ص‬‫ا‬‫ن‬ّ ِ‫ّم‬‫ا‬‫ا‬ْ‫م‬ِ‫ه‬ّ ِ‫ّب‬َ‫ر‬‫ا‬‫ا‬‫ة‬َ ْ ‫ْح‬َ‫ر‬َ‫و‬ۖ‫ا‬‫ـ‬ َ ‫ول‬ ُ ‫أ‬َ‫و‬‫ا‬ َ ‫ك‬ِ‫ئ‬‫ا‬‫ا‬ُ‫م‬ ُ ‫ه‬‫ا‬‫ا‬ َ ‫ون‬ُ‫د‬َ‫ت‬ ْ ‫ه‬ُ‫م‬ ْ ‫ال‬‫ا‬﴿٥١١﴾ “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji'ûn" [Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjâ’, pernyataan kembali kepada Allah]. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang- orang yang mendapat petunjuk.” (QS al-Baqarah/2: 155-157) Nah, mengapa kita ‘harus’ bersedih? Padahal, Allah telah menyediakan obatnya, yaitu: “sabar”. Terimalah kenyataaan apa pun yang kita hadapi, dan serahkan semua kepada Allah dengan sikap tawakal. Insyaallah, dengan sikap sabar dan – disertai dengan sikap – tawakal, semuanya akan berakhir menjadi kebahagiaan yang akan hadir bersama rahmat dari Allah Subhânahu wa ta’âla. Āmîn Yâ Rabbal Ālamîn.