MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Coba ahp (2)
1. Review Penelitian Yusrinawati Mahasiswa Magister
Manajemen Aset FTSP ITS
Judul :
ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR
BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU
SELATAN
Disusun Oleh:
ARIQ HANIFF
NIM. 10613022
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2016
2. Latar Belakang
• Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan kabupaten yang baru dimekarkan di Propinsi
Sumatera Selatan, Muaradua sebagai ibukota kabupaten.
Muaradua menjadi pusat pemerintahan.
Muaradua juga merupakan pusat kegiatan perdagangan barang dan jasa dan pusat pelayanan
ekonomi yang bersekala regional.
• Pasar sebagai salah satu tempat aktifitas ekonomi yang ada di Muaradua, sudah tidak mampu lagi
menampung aktifitas perdagangan. pemerintah Kabupaten OKU Selatan mengeluarkan kebijakan
untuk membangun pasar baru pada lokasi lain dan pasar yang lama akan ditutup.
• Hal ini dikarenakan pada lokasi pasar yang lama tidak memungkinkan untuk melakukan
pengembangan karena luas lahan tidak cukup untuk menampung bangunan pasar dan fasilitasnya.
Ada tiga alternatif lokasi yang dapat diajadikan
• sebagai lahan untuk pembangunan pasar baru tersebut. Ketiga lokasi tersebut berada
pada wilayah pengembangan B dan C dan merupakan wilayah yang menjadi pusat
kegiatan perdagangan barang dan jasa yang berskala regional. Lokasi tersebut terletak di
desa Batu Belang, Sumber Jaya dan Bumi Agung. Penelitian ini bertujuan untuk memilih
lokasi terbaik dari ketiga lokasi tersebut.
3. Tujuan penelitian
• untuk memilih lokasi yang terbaik untuk pembangunan pasar baru
tersebut. Methode yang dipergunakan adalah Analytical Hyerarchi
Process (AHP).
4. Penentuan Lokasi Pasar
• a. Adanya embrio • Adanya pedagang dan pembeli • Adanya kegiatan
jual beli (perdagangan) • Ada barang yang diperdagangkan • Belum
ada wujud fisik pasar
• b. Penyediaan lahan • Swadaya masyarakat • Dibeli dengan dana
APBD Kabupaten/Kota, APBD Propinsi atau APBN (dana pusat)
• c. Status lahan • Tidak dalam sengketa • Tidak sedang dalam jaminan
atau penyitaan • Sudah ada ketetapan hukum
5. kriteria yang harus dipenuhi dalam
menentukan lokasi suatu pusat perbelanjaan
• Chiara dan Koppelman (1997) mengemukakan bahwa adalah :
• 1. Kedekatan terhadap pangsa pasar
• 2. Kedekatan terhadap bahan baku
• 3. Ketersediaan tenaga listrik dan air
• 4. Ketersediaan modal
• 5. Iklim
• 6. Adanya perlindungan terhadap bahaya kebakaran, perlindungan polisi dan pelayanan
kesehatan
• 7. Terdapatnya perumahan /permukiman penduduk
• 8. Sikap masyarakat
• 9. Peraturan setempat
• 10. Pertumbuhan kota di masa yang akan datang
6. faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi
pasar,
• David Dewar Vanessa W (1990)
• 1. Location of generator of population movement (lokasi yang
menimbulkan pergerakan populasi/orang).
• 2. Sources of supply (sumber persediaan barang yang diperjual
belikan)
• 3. Location of consumers (lokasi yang berada dekat dengan pembeli)
7. Analisa Multi Kriteria
• adalah analisa yang dipakai untuk menentukan pilihan dengan
menggunakan metode penilaian dan pembobotan terhadap beberapa
kriteria yang mempengaruhi pengambil keputusan dalam membuat
keputusan.
• Salah satu analisa multi kriteria yang sering dipakai adalah Analytical
Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty
8. Proses penyelesaian masalah dengan AHP :
• a. Mengidentifikasi masalah dan menentukan solusi yang diinginkan
• b. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan sub-sub tujuan, kriteria
dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria paling bawah
• c. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap
elemen terhadap masing-masing tujuan / kriteria yang setingkat di atasnya. Perbandingan dilakukan
berdasarkan judgement dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen
dibandingkan elemen lainnya.
• d. Melakukan perbandingan berpasangan hingga diperoleh judgment seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2]
buah, dengan n adalah banyak elemen yang dibandingkan.
• e. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten, maka pengambilan data
diulangi.
• f. Mengulangi langkah 3,4,5 untuk seluruh tingkat hirarki
• g. Menghitung vektor eigen dari setiap matrik perbandingan berpasangan. Nilai faktor eigen merupakan
bobot setiap elemen, langkah ini untuk mensistensi judgment dalam penentuan prioritas elemen pada
tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan
• h. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10 persen maka penilaian data judgment harus
diperbaiki
9. METODA PENELITIAN
• Responden Penelitian :
• 1. Sekretaris Daerah 2. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah 3. Kepala Dinas Kebersihan keindahan dan Pertamanan 4.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum 5. Kepala Dinas Pendapatan Daerah 6.
Kepala Bagian Perekonomian 7. Camat Muaradua
10. Teknik Pengambilan sampel
• Teknik Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan Purposive Sampling. Pengambilan elemen yang
dimasukkan dalam sampel dilakukan secara sengaja dengan catatan
sampel harus
• mewakili populasi. Purposive sampling disebut juga judgment
sampling, dimana pemilihan subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat
tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut erat dengan ciriciri
populasi yang sudah diketahui.
11. Metoda Analisa
• Untuk melakukan pemilihan
lokasi pembangunan pasar,
menggunakan Analisa
Hyerarchy Process
(AHP).Faktor yang
berpengaruh dalam
penentuan lokasi
pembangunan pasar
dijadikan sebagai sub kriteria.
No Kriteria Sub Kriteria
1 Teknik 1. Luas lahan 2.
Berada di sekitar
terminal 3.
Topografi rendah 4.
Tidak Rawan
Bencana
2 Sosial Ekonomi 1. Dekat dengan
pemukiman
penduduk 2.
Kepadatan
penduduk tinggi 3.
Sikap masyarakat
terhadap
pembangunan
pasar
3 Sarana dan Prasarana 1. Adanya jaringan
jalan menuju lokasi
pasar 2. Tersedia
Kriteria dan Sub Kriteria Penentuan Lokas
12. Sosial EkonomiTeknik
Penentuan Lokasi Pembangunan Pasar Baru
Sarana Prasarana
Batu Belang Bumi AgungSumber Jaya
1. Dekat dengan permukiman penduduk
2. Kepadatan peduduk tinggi
3. Sikap masyarakat terhadap
pembangunan pasar
1.Adanya jaringan jalan
2. Tersedianya alat angkutan
menuju pasar
1. Luas lahan
2. Berada di sekitar lokasi
terminal
3. Topografi rendah
4. Tidak rawan bencana
13. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1. Penentuan Bobot Kriteria
Pada penelitian ini ada 3 kriteria yang akan dibandingkan yaitu kriteria
teknik,sosial ekonomi dan sarana prasarana. Jawaban dari setiap
responden dihitung rata-ratanya dengan menggunakan rata-rata
geometrik. Setelah nilai rata-rata dari jawaban seluruh responden
didapat langkah selanjutnya adalah menghitung bobot prioritas kriteria
dan penentuan nilai konsistensi :
14. • 1. Memasukkan nilai matriks yang diperoleh dari hasil nilai rata-rata
jawa
Tabel 2. Matrik Perbandingan Berpasangan ban responden
KRITERIA T SE SP
Teknik (T 1 4 2
Sosial Ekonomi (SE 1/4 1 ¼
Sarana Prasarana (SP 1/2 4 1
Jumlah 1.75 9 3.25
15. 2. Membuat matriks normalisasi perbandingan
berpasangan, dengan membagi semua nilai pada
kolom dengan jumlah dari semua nilai per kolom.
• Tabel 3. Matrik Normalisasi Perbandingan Berpasangan
KRITERIA T SE SP
Teknik 0,5714 0,4444 0,6154
Sosial Ekonomi (SE 0,1429 0,1111 0,0769
Sarana Pras 0,2857 0,4444 0,3077
Jumlah 1,0000 1,0000 1,0000
16. 3. Jumlahkan semua hasil normalisasi perbandingan berpasangan
(tahap 2) per baris, kemudian masing-masing hasil penjumlahan dibagi
dengan jumlah kriteria untuk mendapatkan bobot.
• Tabel 4. Matrik Normalisasi Perbandingan Berpasangan Level Kriteria
KRITERIAT T SE SP Jumlah Bobot
Teknik 0,5714 0,4444 0,6154 1,6313 0,5437
Sosial Ekonomi
(SE
0,1429 0,1111 0,0769 0,3309 0,1103
Sarana Pras 0,2857 0,4444 0,3077 1,0379 0,3460
Jumlah 1,0000 1,0000 1,0000 3,0000 0,9999
17. • 4. Menghitung eigen value terbesar
(λmaks) yaitu dengan menjumlahkan
hasil perkalian jumlah kolom matrik
perbandingan berpasangan dengan
bobot.
• λmaks = (1,75 x 0,5437) +
• (9 x 0,1103 ) + (3,25 x 0,3460)
• λmaks = 3,0686
5. Menghitung Indeks Konsistensi (CI)
1− −
=
n
n
CI maks λ
=
3 1 3,0686 3 − −
= 0,0343
18. • 6. Menghitung Rasio Konsistensi (CR), dengan nilai RI = 0,58 (sesuai dengan tabel 5.10 dengan ukuran matrik = 3)
RI CI CR = =
0,58 0,0343
= 0,0591. Karena
CR < 0,1 maka matrik diatas konsisten.
Dari langkah di atas maka dapat diketahui bobot dan prioritas level kriteria seperti pada tabel 5 :
Tabel 5. Bobot dan Prioritas Level Kriteria
Dari tabel 5 di atas diketahui bahwa kriteria teknik / fisik mempunyai bobot yang paling tinggi yaitu sebesar
0,5437, urutan kedua adalah kriteria sarana prasarana dengan nilai 0,3460, urutan ketiga adalah kriteria
sosial ekonomi dengan nilai 0,1103 .
Kriteria Bobot Prioritas
Teknik (T) 0.5437 1
Sosial Ekonomi (SE) 0.1103 3
Sarana Prasarana (SP) 0.3460 2
19. 4.2 Penentuan Bobot Sub Kriteria
• Pada penelitian ini ada 9 sub kriteria
yang dikelompokkan dalam 3
kriteria. Langkahlangkah
perhitungan bobot sub kriteria sama
dengan langkah-langkah
perhitungan bobot kriteria.
• Hasil perhitungan bobot sub kriteria
seperti pada tabel 6, tabel 7 dan
tabel 8
20. 4.3 Penentuan Lokasi
• Pada level ini penentuan lokasi dilakukan dengan cara menentukan
bobot pada setiap alternatif lokasi sebagai alternatif keputusan dalam
semua sub
• kriteria yang ada. Langkah yang dilakukan dalam perhitungan bobot
sama dengan langkah perhitungan pada kriteria dan sub kriteria. Hasil
perhitungan bobot dalam penentuan lokasi seperti tercantum pada
tabel 9 sampai tabel 17
21.
22. Setelah bobot dari alternatif lokasi untuk setiap sub kriteria diketahui maka selanjutnya dilakukan perhitungan
konsistensi keseluruhan (CRgabungan). Hasilnya adalah 0,0438. Karena CRgabungan < 0,1 maka hirarki
keseluruhan konsisten. Langkah
terakhir adalah menentukan bobot dan prioritas alternatif lokasi dengan cara mengalikan bobot alternatif lokasi
dalam sub kriteria dengan bobot sub kriterianya masing-masing. Seperti pada Tabel 18:
23. 4.4. Analisa Sensitivitas
• Analisa sensitivitas dilakukan dengan cara merubah bobot setiap
kriteria sehingga akan diketahui apakah setiap kriteria tersebut
berpengaruh (sensitif) atau tidak dalam menentukan alternatif
terbaik lokasi pembangunan pasar di Kecamatan Muaradua.
24. 4.4.1 Sensitivitas terhadap Kriteria Teknik
Jika bobot kriteria teknik dinaikkan sampai dengan 30 % , kriteria sosial
ekonomi dan
sarana parasarana diturunkan sampai 30 %, tidak terjadi perubahan
prioritas lokasi pembangunan pasar. Penurunan berdasarkan
proporsi.Tetapi jika bobot kriteria teknik diturunkan sampai dengan 10
% dan kriteria sosial ekonomi dan sarana parasarana dinaikkan sampai
10 % hanya berpengaruh terhadap prioritas lokasi.Desa Bumi Agung
yang semula berada pada prioritas nomor 3, berubah menjadi prioritas
nomor 2. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria teknik tidak sensitif
terhadap penentuan prioritas lokasi
25.
26. 4.4.2 Sensitivitas terhadap Kriteria Sosial Ekonomi
Jika bobot kriteria sarana / prasarana dinaikkan sampai dengan 30% maka tidak terjadi perubahan
prioritas lokasi
pembangunan pasar.Demikian juga jika bobot kriteria sarana / prasarana diturunkan sampai dengan
30% juga tidak berpengaruh terhadap prioritas lokasi.
27. 4.4.3 Sensitivitas terhadap Kriteria Sarana
Prasarana
Jika bobot kriteria sarana parasarana dinaikkan sampai dengan 20 %
maka terjadi perubahan prioritas lokasi pembangunan pasar dimana
lokasi di Desa Bumi Agung yang semula berada pada prioritas nomor
tiga berubah menjadi prioritas nomor dua.
Demikian juga jika dinaikkan sampai dengan 30 % tidak mempengaruhi
prioritas lokasi.Hal ini menunjukkan bahwa kriteria sarana prasarana
tidak sensitif terhadap penentuan prioritas lokasi. Jika bobot kriteria
sarana prasarana diturunkan sampai dengan 30 % tidak berpengaruh
terhadap prioritas lokasi.
28.
29. • 5. Kesimpulan
• Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat
diambil adalah: urutan prioritas pemilihan lokasi diperoleh sebagai
berikut : Prioritas Pertama Desa Batu Belang dengan bobot 0,5128 ,
Prioritas ke Dua Desa Sumber Jaya dengan bobot 0, 2538 dan
prioritas ke Tiga dengan Bobot 0,2334. Hasil analisa sensitivitas
terhadap perubahan bobot masing-masing kriteria tetap memberikan
Desa Batu Belang sebagai prioritas yang pertama.