Dokumen tersebut merangkum tentang bagaimana menegakkan diagnosis osteoporosis yang disebabkan oleh penggunaan glukokortikoid jangka panjang. Osteoporosis ini memiliki risiko patah tulang yang lebih tinggi dalam waktu 3 bulan. Diagnosis ditegakkan melalui penilaian risiko fraktur dengan mempertimbangkan dosis dan lama penggunaan glukokortikoid, tes kepadatan tulang, dan penanda turnover tulang. Evaluasi awal dilakukan
1. BAGAIMANA MENEGAKKAN
DIAGNOSIS GIOP ?
(GLUCOCORTICOID INDUCED OSTEOPOROSIS )
dr. Yulyani Werdiningsih, SpPD, Subsp. R (K), FINASIM
Divisi Reumatologi KSM Ilmu Penyakit Dalam
FK UNS/RSUD dr.Moewardi Surakarta
2. Penyakit tulang sistemik yang ditandai
oleh compromised bone strength
sehingga tulang mudah patah
OSTEOPOROSIS
3. EPIDEMIOLOGY
• Glucocorticoids (GCs) are common medications in daily medical practice.
About 0.5% and 1% of the populations in the United Kingdom and the
United States use this drug class on an ongoing basis, respectively
• Prolonged corticosteroid therapy reduces BMD by up to 20% in trabecular
bone and approximately 2–3% in cortical bone in the first year of use. This
loss rate declines and stabilizes at approximately 2% in subsequent years.
• Increase in the incidence of pathological fractures, whether clinically
symptomatic or asymptomatic (detected as a radiological finding), which
varies between 30 and 50% of patients who use GC for more than three
months.
• (José Renan Vieira da Costa Júnior and Sérgio Luchini Batista.2021. Glucocorticoid Induced Osteoporosis in
Osteoporosis vol . June 30th, 2021. DOI : 10.5772/intechopen.97416 )
4. • Penelitian dari International Osteoporosis Foundation (IOF)
mengungkapkan bahwa 1 dari 4 perempuan di Indonesia dengan rentang
usia 50-80 tahun memiliki risiko terkena osteoporosis. Dan juga risiko
osteoporosis perempuan di Indonesia 4 kali lebih tinggi dibandingkan
laki-laki. Biasanya penyakit keropos tulang ini menjangkiti sebagian besar
wanita paska menopause (Data dan Kondisi Penyakit Osteoporosis di
Indonesia, Kemenkes 2015).
• Penelitian di RS Moewardi Surakarta menemukan bahwa 14,7 persen
dari penderita LES usia 18-50 tahun yang mendapatkan GC lebih dari 3
bulan mempunyai hasil skor Z BMD kurang dari -2 SD (Werdiningsih Y
dkk, 2020).
5. KLASIFIKASI BERDASAR PENYEBAB :
OSTEOPOROSIS
PRIMER
SENILIS
POST
MENOPAUSE
SEKUNDER
PENYAKIT
KHRONIS
OBAT MEROKOK LAIN-LAIN
6. • Glukokortikoid induced osteoporosis (GIOP) adalah penyebab
paling sering dari osteoporosis sekunder di seluruh dunia.
• GIOP dicirikan sebagai peningkatan resorpsi tulang yang cepat
dan sementara, disertai dengan penghambatan pembentukan
tulang dan aktivitas osteosit yang bertahan lama.
• Akibatnya, risiko patah tulang meningkat dengan cepat (dalam
waktu 3 bulan pengobatan GC) dan sebagian tidak terkait dengan
hilangnya kepadatan tulang
7.
8. Pathogenesis of glucocorticoid induced osteoporosis.
Glucocorticoid excess affects bone by either direct effects on bone cells (boxed in red) or
indirect effects (boxed in blue) on hormonal status and calcium metabolism. Solid arrows
indicate the pathogenetic pathways with a major role in glucocorticoid-induced bone fragility.
Chiodini Iacopo , Falchetti Alberto , Merlotti Daniela , Eller Vainicher Cristina & Gennari Luigi.
2020. Updates in epidemiology, pathophysiology and management strategies of
glucocorticoid-induced osteoporosis. EXPERT REVIEW OF ENDOCRINOLOGY & METABOLISM.
https://doi.org/10.1080/17446651.2020.1772051
10. GEJALA DAN TANDA KLINIS
• Tidak ada gejala
• Gejala muncul sesudah terjadi
fraktur
• Gejala fraktur : Nyeri lokasi fraktur,
perubahan struktur
• Gejala komplikasi fraktur :
inkontinentia uri/alvi, radikulopaty
dsb
• Pemeriksaan fisik : Nyeri ,
deformitas,penurunan tinggi
badan, celah iga dengan panggul
menyempit
11. PEMERIKSAAN BMD
• BMD merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menilai
kepadatan tulang dan memprediksi adanya fraktur baru pada pasien
yang menerima terapi glukokortikoid.
• Setiap penurunan skor T sebesar 1 SD, maka terjadi kenaikan risiko
fraktur sebesar 1,85.
• Diagnosis berdasar T score dan Z score
19. A clinical fracture risk assessment includes obtaining :
• a history with the details of glucocorticoid (GC) use (dose, duration,
pattern of use),
• an evaluation for falls, fractures, frailty,
• other osteoporosis (OP) risk factors (malnutrition, significant weight loss
or low body weight, hypogonadism, secondary hyperparathyroidism,
thyroid disease, family history of hip fracture, history of alcohol use [at
$3 units/day] or smoking)
• other clinical comorbidities,
• Physical examination including measurement of weight and height
(without shoes), testing of muscle strength, and assessment for other
clinical findings of undiagnosed fracture (i.e., spinal tenderness,
deformity, and reduced space between lower ribs and upper pelvis) as
appropriate given the patient’s age.
22. TAKE HOME MESSAGES
• Pasien yang mengkonsumsi GC berisiko terjadi osteoporosis
• Initial assessment dilakukan 6 bulan pertama pada pasien yang
mendapatkan terapi setara prednisone ≥ 5 mg/hari selama ≥ 3 bulan.
• Pemeriksaan meliputi : klinis, BMD, foto polos,FRAX,dan penanda
remodeling tulang.
• Penilaian dapat diulang setiap 1-3 thn sesuai dengan risiko
osteoporosis.