1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN GENGGAM TANGAN
PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI CONTINUOUS
AMBULATORY PERITONEAL DIALYSIS
Hera Fitria Sari
1607601020001
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2020
Proposal penelitian
2. Latar belakang
• Penyakit ginjal kronik (PGK) salah satu masalah kesehatan global termasuk di
Indonesia.
• PGK adalah gangguan struktural atau fungsi ginjal berlangsung > 3 bulan
diklasifikasikan berdasarkan penyebab, LFG dan albuminuria
• Salah satu terapi pengganti ginjal adalah peritoneal dialisis dengan metode
continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD)
Kidney Disease Improving Global Outcomes. KDIGO 2017 Clinical Practice Guideline Update for the Diagnosis, Evaluation, Prevention, and Treatment of Chronic Kidney Disease –Mineral and Bone
Disorder (CKD-MBD). Kidney Int Suppl. 2017;7(3):1-59.
Indonesian Renal Registry. 11th Report Of Indonesian Renal Registry 2018. Jakarta; 2018.
CAPD di negara berkembang >80 %
populasi, Indonesia 2.478 orang
dan Aceh 75 orang.
PGK di dunia 697,5 juta orang
dengan prevalensi 9,1%
3. • Komplikasi metabolik pada CAPD :
Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, asam basa, metabolisme karbohidrat, kehilangan
protein yang mengakibatkan gangguan pada kekuatan otot
• Kekuatan otot genggam tangan/handgrip muscle strength (HGS) adalah metode yang
mudah digunakan untuk memperkirakan kekuatan otot ekstremitas atas kombinasi
aksi dari sejumlah otot tangan dan otot lengan bawah
• Pengukuran kekuatan genggaman tangan untuk menilai fungsi dan kekuatan otot
secara maksimal, karena bersifat non-invasif, objektif dan tidak mahal
• Penelitian terbaru bahwa HGS mungkin merupakan penanda kelemahan otot,
menjadi prediktor kuat kecacatan, morbiditas dan mortalitas
M. B, Skorecki K. Chronic Kidney Disease. In: Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Fauci A s., Longo DL, Loscalzo J, eds. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19th Ed. New York: McGraw-Hi11 Education; 2015:1811-21
4. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan genggaman tangan pasien
PGK yang menjalani CAPD di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengaruh anemia, 1,25-Hydroxyvitamin D, kalsium, fosfat, hormon
paratiroid terhadap kekuatan genggaman tangan pasien PGK yang menjalani CAPD.
5. Manfaat penelitian
Akademik:
Pengaruh anemia, 1,25-Hydroxy vitamin D, kalsium, fosfat, hormon paratiroid
terhadap kekuatan genggaman pasien PGK yang menjalani CAPD serta menjadi
sumber referensi ilmiah untuk penelitian lain.
Klinis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi ilmiah bagi klinisi
dalam penatalaksanaan penderita PGK yang menjalani CAPD untuk meningkatkan
kualitas hidupnya
Masyarakat:
Dapat menjadi sumber referensi ilmiah dalam menurunkan komplikasi dan efek
samping akibat terapi pengganti ginjal dengan CAPD sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup dan menurunkan mortalitas dan morbiditas penderita PGK serta
efisien dalam sisi pembiayaan kesehatan.
6. Orisinalitas Penelitian
No
Peneliti
(waktu)
Tempat
penelitian
Jenis
penelitian
Populasi
penelitian
Hasil penelitian
1 Yemigoe R,
dkk
2017
Banda Aceh Cross
sectional
30 pasien Terdapat hubungan yang signifikan antara
anemia dengan kekuatan otot genggaman
tangan (p=0,001, r=-0.748) pada pasien
hemodialisa kronik
2 Caniago
MR, dkk
2019
Semarang Cross
sectional
47 pasien Adanya hubungan signifikan positif lemah
antara kadar vitamin D dengan kekuatan
genggam tangan pada lansia
3 Wang, L dkk
2019
China Cross
sectional
113 pasien hubungan positif antara kadar 25-
Hydroxyvitamin D serum dengan massa otot
rangka dan kekuatan genggaman tangan pada
pasien CAPD
8. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
• Menurut Kidney Disease Improving Global Outcome (KDIGO) adalah gangguan
struktural atau fungsi ginjal berlangsung lebih dari 3 bulan dengan implikasi pada
kesehatan yang diklasifikasikan berdasarkan penyebab, kategori LFG dan
albuminuria.
• ESRD : memerlukan terapi pengganti ginjal berupa:
• Dialisis, atau
• Transplantasi ginjal
Definisi
KDIGO 2017 Clinical Practice Guideline Update for the Diagnosis, Evaluation, Prevention, and Treatment of Chronic Kidney Disease –Mineral and Bone Disorder (CKD MBD). Kidney Int Suppl. 2017;7(3):1-59.
Whittier WL, Lewis EJ. Pathophysiology of chronic kidney disease. In: Gilbert SJ, Weiner DE, eds. National Kidney Foundation’s Primer on Kidney Diseases. Sixth Edit. London: Elsevier Inc.; 2014:448-57.
Penyakit Ginjal Kronik
9. • Prevalensi PGK di dunia terus meningkat seiring dengan
meningkatnya angka kejadian penyakit metabolik dan degeneratif
• Pada tahun 2017, jumlah kasus PGK di dunia 697,5 juta orang
Epidemiologi
5
Riskesdas K. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). J Phys A Math Theor. 2018;
10. Komplikasi
Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, K MS, Setiyohadi B, Syam AF, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta: Interna Medicine; 2014:2159-65.
11. Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)
• CAPD : salah satu bentuk dialisis untuk membantu penanganan penyakit
ginjal akut (PGA) maupun PGK, menggunakan membran peritoneum yang
bersifat semipermeabel
• Manfaat menggunakan CAPD meliputi
• dapat dilakukan di rumah
• lebih hemat biaya
• mengurangi pembatasan diet
• meningkatkan persepsi kebebasan dan kepuasan pasien
• meningkatkan kualitas hidup
Definisi
Moreno A S. Physiology of Peritoneal Dialysis. In: Surgical Aspects of Peritoneal Dialysis. ; 2017:7-16.
13. Komplikasi CAPD
Mccormick BB, Bargman JM. Noninfectious Complications of Peritoneal Dialysis : Implications for Patient and Technique Survival. J Am Soc Nephrol. 2007;18:3023-5
14. Metabolisme Kalsium, Fosfat, Vitamin D dan PTH
National Kidney Foundation. Parathyroid Hormone and Secondary Hyperparathyroidism in Chronic Kidney Disease. Natl Kidney Found CKD5. 2012:2-10
Hiperparatiroid sekunder
15. Metabolisme Kalsium, Fosfat, Vitamin D dan PTH
• PGK mempengaruhi regulasi homeostasis kalsium, fosfat dan
vitamin D menyebabkan hiperparatiroid sekunder dan meningkatan
metabolik kalsifikasi jaringan lunak dan gangguan metabolisme
lainnya morbiditas dan mortalitas
Quarles LD. Bone disorders in chronic kidney disease. In: Gilbert SJ, Weiner DE, eds. National Kidney Foundation’s Primer on Kidney Diseases. Sixth Ed. London: Elsevier Inc.; 2014:476-87
16. Pengukuran Kekuatan Genggaman Tangan
• Salah satu cara untuk mengetahui kekuatan otot adalah dengan
melakukan uji kekuatan genggaman tangan (handgrip strength/ HGS)
Oliveira MC, Bufarah MNB, Balbi AL. Handgrip strength in end stage of renal disease—a narrative review. Nutrire. 2018;43(1):1-8
17. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Ganggaman
Tangan Pada Pasien CAPD
• Pasien PGK yang menjalani HD mempunyai kekuatan otot yang lebih lemah
dibandingkan dengan pasien PGK yang tidak menjalani HD
• Kelemahan otot diduga karena adanya pengurangan aktivitas fisik, atrofi
otot, miopati otot, neuropati atau kombinasi diantaranya
• Beberapa faktor yang mungkin berhubungan dengan kelemahan otot pada
pasien HD adalah usia, jenis kelamin perempuan, faktor fisiologis, depresi,
akumulasi sisa metabolik, kehilangan nafsu makan, inaktifitas fisik, durasi
dialisis dan anemia
Oliveira MC, Bufarah MNB, Balbi AL. Handgrip strength in end stage of renal disease—a narrative review. Nutrire. 2018;43(1):1-8
18. ■ Pada pasien PGK: terdapat hubungan antara HGS rendah dan status gizi
buruk
■ HGS merupakan penanda kelemahan yang berguna, menjadi prediktor
kuat kecacatan, morbiditas dan mortalitas
■ HGS yang rendah mencerminkan keadaan kaheksia dan berkurangnya
kekuatan otot rangka, dan memprediksi risiko gangguan sirkulasi pada
pasien CAPD
■ HGS dapat menjadi instrumen skrining yang valid untuk malnutrisi dan
peradangan pada pasien PGK
Oliveira MC, Bufarah MNB, Balbi AL. Handgrip strength in end stage of renal disease—a narrative review. Nutrire. 2018;43(1):1-8
19. • Putrawan, dkk. : kekuatan genggaman tangan berhubungan dengan jenis
kelamin, tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang, dan kadar hemoglobin
darah pada pasien lansia di Panti Wredha Tangtu
• Dalal, et al. : wanita lansia dengan Advanced Glycation End products (AGEs)
serum tinggi memiliki kekuatan genggaman tangan lebih rendah
• Dhanwal DK et al. dan Kang SH et al : Ada korelasi positif yang signifikan
antara 25(OH)D dengan HGS
20. • Caniago, dkk : korelasi positif lemah yang signifikan antara kadar vitamin D
(25(OH)D) plasma dengan kekuatan genggaman tangan pada lansia
• Hurst, dkk dan Arazi, dkk : korelasi positif antara kadar vitamin D plasma
dengan kekuatan genggaman tangan pada wanita usia muda
• Wang, dkk. : hubungan positif antara kadar vitamin D dengan massa otot
rangka dan HSG pada pasien CAPD
• Visser,dkk : pasien dengan kadar 25(OH)D yang rendah dan hormon
paratiroid yang tinggi meningkatkan risiko sarkopenia dan kelemahan
genggaman tangan
21. • Nabila, dkk. : kadar albumin serum berhubungan dengan kekuatan genggaman
tangan pada pasien kanker
• Ravathi, dkk. : albumin tidak berhubungan dengan HGS pasien CAPD
• Yemigoe, dkk. : ada hubungan tingkat anemia dengan kekuatan genggaman
tangan pasien yang menjalani HD di RSUDZA
24. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
1. Penyakit
ginjal kronik
dengan
terapi CAPD
Metode terapi pengganti ginjal pada
pasien PGK dengan memasukkan
cairan dialisat ke dalam rongga
peritoneal sebanyak 2-2.5 L selama
4-8 jam sebanyak 4 kali sehari
dengan cairan dialisat Dianel PD2
Baxter
Anamnesis Menderita PGK dengan
hitung LFG dan telah
menjalani CAPD minimal 3
bulan
LFG < 15 ml/mnt Nominal
2. 1,25 (OH)2D3 Mikronutrient yang termasuk
golongan secosteroid larut lemak,
berfungsi untuk mempertahankan
kadar kalsium dan fosfat dalam
sirkulasi darah.
Laboratorium - Normal : 10-30 ng/mL
- Defisiensi : < 10 ng/mL
- Normal
- Defisiensi
Numerik
3. Kalsium
darah
Kadar kalsium darah rendah yang
disebabkan gangguan absorbsi usus,
ekskresi dalam urin dan faktor
hormonal.
Laboratorium - Normal : 8,4 – 10,3
mg/dL
- Hipokalsemia : < 8,4
mg/dL
- Normal
- Hipokalsemia
Ordinal
25. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
4. Fosfat Fosfat merupakan sebuah zat kimia
yang mengandung mineral fosfor.
Ketika masuk ke usus melalui
makanan, fosfor akan diserap dan
bercampur dengan oksigen
membentuk fosfat.
Laboratoriu
m
- Normal : 2,5 – 4,5 mg/dL
- Hiperfosfatemia : > 4,5 mg/dL
- Hipofosfatemia : < 2,5 mg/dL
- Normal
- hiperfosfatemia
Ordinal
5. Anemia Kadar hemoglobin (Hb) rendah akibat
pembentukan sel darah yang lebih
rendah pada pasien PGK akibat
berkurangnya hormon eritropoetin
dan asupan
Laboratoriu
m
- Normal : ≥ 13 g/dL
- Anemia ringan : 10,5-12,9 g/dL
- Anemia sedang : 8-10,4 g/dL
- Anemia berat : <8 g/dL
- Normal
- Anemia ringan
- Anemia sedang
- Anemia berat
Ordinal
6. Kekuatan
genggaman
tangan
Merupakan salah satu parameter
untuk menilai fungsi otot yang cukup
praktis dan cepat dan dapat
digunakan untuk menilai prognosis
klinis pada individu dengan penyakit-
penyakit tertentu yang berhubungan
dengan status nutrisi, morbiditas dan
mortalitas
Handgrip
jamar
dynamomet
er
Pemeriksaan (hasil ukur dalam
kilogram)
- Resiko tinggi
bila:
- Pria: < 22,5 kg
- Wanita: < 7 kg
Ordinal
26. METODE PENELITIAN
• Desain Penelitian
• Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang
• Waktu Penelitian
• September sampai Februari 2021
• Tempat Penelitian
• ruang instalasi dialisis Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
27. • Populasi
• Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita penyakit ginjal kronik yang
menjalani terapi pengganti ginjal dengan peritoneal dialisis di Rumah Sakit dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh
• Sampel
• Sampel penelitian ini adalah penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani
terapi pengganti ginjal dengan peritoneal dialisis metode CAPD yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
POPULASI DAN SAMPEL
28. • Kriteria inklusi
• Berusia lebih dari 18 tahun
• Telah menjalani CAPD secara rutin selama lebih 3 bulan
• Kriteria eksklusi
• Memiliki penyakit kanker solid atau hematologi dengan atau tanpa kemoterapi
• Pasien gagal jantung Fc NYHA III-IV
• Pasien PPOK
• Pasien rawat inap
• Tidak mengalami patah tulang/ lesi ekstremitas atas
• Pasien stroke/parese
• Tidak ada gejala depresi
POPULASI DAN SAMPEL
29. Untuk memperoleh besar
sampel minimal yang akan
digunakan adalah dengan
melakukan perhitungan besar
sampel untuk desain studi cross
sectional menggunakan
formulasi Slovin:
POPULASI DAN SAMPEL
Besar Sampel
30. Prosedur Penelitian
1. Informed consent dan persetujuan ikut dalam penelitian dengan menandatangani informed consent yang selanjutnya akan dianamnesa
tentang data pribadi dan keluhan.
2. Pemeriksaan fisik berupa pengukuran berat badan, tinggi badan, tekanan darah, dan kekuatan genggam tangan dengan jamar handgrip
dynamometer pada saat pasien datang sebelum pasien ganti cairan.
3. Cara pemeriksaan kekuatan genggam tangan:
1) Pasien diukur dalam keadaan duduk dengan nyaman tidak bersandar dan kaki yang sepenuhnya dalam keadaan rileks dan berada
dilantai.
2) Posisi pinggul dan lutut diposisikan membentuk 900
3) Menggunakan tangan yang dominan (kanan/kiri).
4) Lengan yang menggenggam dalam posisi bahu adduksi, siku fleksi 900, lengan bawah dan pergelangan tangan dalam posisi yang
netral.
5) Pergelangan tangan harus diposisikan dorsofleksi antara 00 sampai 300 dan deviasi ulna antara 00 sampai 150.
6) Memastikan bahu adduksi dan terhindar dari pola substitusi otot dengan cara memberikan sebuah benda untuk diapit diantara
lengan atas dan bagian lateral thorax.
7) Selama pengukuran, mengingatkan pasien yang diukur kekuatan genggaman tangannya untuk tetap pada posisi tersebut dan
diperbaiki jika ada perubahan. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dan diambil rata-ratanya.
4. Pemeriksaan laboratorium darah berupa pemeriksaan Hemoglobin, kalsium darah, vitamin D, PTH, dan fosfat darah.
Data yang dikumpulkan selanjutnya akan dianalisa untuk menyusun hasil penelitian
31. Pengolahan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing, yaitu mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam pengambilan data, pada tahap ini
data yang telah dikumpulkan dilakukan pengecekan ulang.
2. Coding, yaitu pengkodean data yang dilakukan penulis terhadap data yang telah diambil.
3. Tabulating, yaitu menyusun data dengan mengorganisir data sesuai vaiabel yang diteliti.
4. Cleaning, yaitu evaluasi untuk menghindari kesalahan dalam mengolah data.
32. Analisa Data
Untuk data dan latar belakang sampel akan dianalisa secara deskriptif, selanjutnya
data yang telah ada dianalisa hubungan masing-masing faktor yang mempengaruhi
kekuatan genggam tangan secara bivariat dengan uji chi square dan one way anova,
namun apabila didapat nilai p < 0.2 maka variabel akan dilanjutkan analisa
multivariat dengan uji regresi logistik