SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PATOK DUGA (BENCHMARKING)
 Definisi dan dasar pemikiran perlunya patok
duga
 Evolusi konsep dan jenis-jenis patok duga
 Patok duga sebagai instrumen perbaikan dan
peran manajemen didalamnya
 Prasyarat, aturan main, dan kode etik patok
duga
DEFINISI PATOK DUGA
(BENCHMARKING) :
1. Gregory H. Watson : Bencmarking sebagai
pencarian secara berkesinambungan dan
penerapan secara nyata praktik-praktik yang
lebih baik yang mengarah pada kinerja
kompetitif unggul.
2. David Kearns (CEO dari Xerox)
Benchmarking adalah suatu proses
pengukuran terus-menerus atas produk, jasa
dan tata cara kita terhadap pesaing kita yang
terkuat atau badan usaha lain yang dikenal
sebagai yang terbaik
PENGERTIAN (2)
3. IBM : Benchmarking merupakan suatu proses terus-
menerus untuk menganalisis tata cara terbaik di dunia
dengan maksud menciptakan dan mencapai sasaran dan
tujuan dengan prestasi dunia
4. Teddy Pawitra : Bencmarking sebagai suatu proses
belajar yang berlangsung secara sisitematis dan terus-
menerus dimana setiap bagian dari suatu perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan yang terbaik atau
pesaing yang paling unggul
5. Goetsch dan Davis : Benchmarking sebagai proses
pembanding dan pengukuran operasi atau proses
internal organisasi terhadap mereka yang trbaik dalam
kelasnya, baik dari dalam maupun dari luar industri
MAKNA PENGERTIAN TERSEBUT :
 Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa
benchmarking membutuhkan kesiapan
“Fisik” dan “Mental”.
 Secara “Fisik” karena dibutuhkan kesiapan
sumber daya manusia dan teknologi yang
matang untuk melakukan benchmarking
secara akurat.
 Sedangkan secara “Mental” Adalah
bahwa pihak manajemen perusahaan harus
bersiap diri bila setelah dibandingkan
dengan pesaing, ternyata mereka
menemukan kesenjangan yang cukup
tinggi.
BENCHMARKING ≠ ANALISIS
PERSAINGAN
 Benchmarking
 Melihat pada proses
 Memeriksa bagaimana
sesuatu
 Dapat membandingkan dengan
industri lainnya
 Penelitian membagi hasil untuk
manfaat bersama
 Dapat tidak kompetitif
 Membagi
informasi Kemitraan
 Kerjasama/ Interdependen
 Dipergunakan untuk mencapai
tujuan perbaikan
 Tujuan berupa pengetahuan
proses
 Fokus pada kebutuhan
pelanggan
 Analisis Persaingan
 Melihat pada hasil
 Memeriksa apa yang telah
terjadi dan dikerjakan
 Perbandingan di dalam industri
Penelitian tanpa membagi hasil
 Selalu kompetitif
 Rahasia
 Tersendiri
 Mandiri
 Dipergunakn untuk memeriksa
persaingan
 Tujuan berupa pengetahuan
tentang industri
 Fokus pada kebutuhan
perusahaan
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG
PERUSAHAAN MELAKUKAN BENCHMARKING
ADALAH :
 Komitmen terhadap TQM
 Fokus pada pelanggan
 Product to market time
 Waktu siklus pemanufakturan
 Laba
MANFAAT YANG DIPEROLEH PERUSAHAAN DARI
BENCHMARKING ADALAH (ROSS, 1994 PP.239-240)
1. Perubahan Budaya
Memungkinkan perusahaan untuk menetapkan target kinerja baru
yang realisitis berperan meyakinkan setiap orang dalam organisasi
akan kredibilitas target
2. Perbaikan Kinerja
Membantu perusahan mengetahui adanya gap-gap tertentu dalam
kinerja dan untuk memilih proses yang akan diperbaiki
3. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia
Memberikan dasar bagi pelatihan
Karyawan menyadari adanya gap antara yang
mereka kerjakan dengan apa yang dikerjakan
karyawan lain diperusahaan lain.
Keterlibatan karyawan dalam memecahkan
permasalahan sehingga karyawan mengalami
peningkatan kemampuan dan keterampilan
EVOLUSI KONSEP BENCHMARKING
Menurut Watson (dalam Widayanto, 1994), konsep
benchmarking sebenarnya telah mengalami setidaknya
lima generasi, yaitu :
1. Reverse Engineering
Dalam tahap ini dilakukan perbandingan karakteistik
produk, fungsi produk dan kinerja terhadap produk
sejenis dari pesaing.
2. Competitive Benchmarking
Selain melakukan benchmarking terhadap karakteristik
produk, juga melakukan benchmarking terhadap proses
yang memungkinkan produk yang dihasilkan adalah
produk unggul
3. Process Benchmarking
Memiliki lingkup yang lebih luas dengan anggapan
dasar bahwa beberap proses bisnis perusahaan
terkemuka yang sukses memiliki kemiripan dengan
perusahaan yang akan melakukan benchmarking
4. Strategic Benchmarking
Merupakan suatu proses yang sistematis untuk
mengevaluasi alternatif, implementasi strategi bisnis
dan memperbaiki kinerja dengan memahami dan
mengadaptasi strategi yang telah berhasil dilakukan
oleh mitra eksternal yang telah berpartisipasi dalam
aliansi bisnis
Membahas tentang hal-hal yang berkitan dengan arah
strategis jangka panjang
5. lobal Benchmarking
Mencakup semua generasi yang sebelumnya dengan
tambahan bahwa cakupan geografisnya sudah
mengglobal dengan membandingkan terhadap mitra
global maupun pesaing global.
JENIS – JENIS BENCHMARKING
 Benchmarking Internal : Pendekatan ini dilakukan
dengan membandingkan operasi suatu bagian dengan
bagian internal lainnya dalam suatu organisasi
 Benchmarking kompetitif : Pedekatan ini dilakukan
dengan mengadakan perbandingan dengan berbagai
pesaing
 Benchmarking Fungsional :Pendekatan ini dilakukan
dengan mengadakan perbandingan fungsi atau proses
dari perusahaan-perusahaan yang berada di berbagai
industri
 Benchmarking Generik : Melakukan perbandingan
dengan proses bisnis fundamental yang cenderung sama
di setiap industri.
EMPAT CARA YANG DIGUNAKAN DALAM MELAKUKAN
BENCHMARKING, ADALAH :
1. Riset in-house
Melakukan penilaian terhadap informasi dalam perusahaan
sendiri maupun informasi yang ada di publik
2. Riset Pihak Ketiga
Membiayai kegiatan benchmarking yang akan dilakukan oleh
perusahaan surveyor
3. Pertukaran Langsung
Pertukaran informasi secara langsung dapat dilakukan melalui
kuesioner, survei melalui telepon, dll
4. Kunjungan Langsung
Melakukan kunjungan ke lokasi mitra benchmarking (cara ini
dianggap yang paling efektif )
PROSES BENCHMARKING TERDIRI
ATAS LIMA TAHAP YAITU: (KARLOF DAN
OSTBLOM, 1993, PP80-83).
(1) Keputusan mengenai apa yang
akan di benchmarking;
(2) Identifikasi mitra benchmarking;
(3) Pengumpulan informasi;
(4) Analisis; dan
(5) Implementasi
KEMUDIAN OLEH GOETSCH DAN DAVIS (1994,
PP.416-423) DIPERINCI MEJADI 14 LANGKAH,
YAITU :
1. Komitmen manajemen
2. Basis pada proses perusahaan itu sendiri
3. Identifikasi dan dokumentasi setiap kekuatan
dan kelemahan proses perusahaan
4. Pemilihan proses yang akan di benchmarking
5. Pembentukan tim benchmarking
6. Penelitian terhadap obyek yang terbaik di
kelasnya (best-in-class)
7. Pemilihan calon mitra benchmarking best-
in-class
8. Mencapai kesepakatan dengan mitra
benchmarking
9. Pengumpulan data
10. Analisis data dan penentuan gap
11. Perencanaan tindakan untuk mengurangi
kesejangan yang ada atau bahkan
mengunggulinya
12. Implementasi perubahan
13. Pemantauan
14. Meperbarui benchmarking; melanjutkan
siklus tersebut.
PRASYARAT BENCHMARKING :
1. Kemauan dan Komitmen
2. Keterkaitan Tujuan Strategik
3. Tujuan Untuk Menjadi Terbaik, Bukan Hanya Untuk
Perbaikan
4. Keterbukaan Terhadap Ide-Ide
5. Pemahaman Terhadap Proses, Produk dan Jasa Yang Ada
6. Proses Terdokumentasi, karena :
a. Semua orang yang berhubugan dengan suatu proses
harus
memiliki pemahaman yang sama terhadap
proses yang bersangkutan
b Dokumentasi sebelum adanya perubahan berguna
dalam pengukuran peningkatan kinerja setelah
dilaksanakannya benchmarking
c Mitra benchmarking belum tentu akrab dengan proses
yang dimiliki suatu organisasi
7. Ketrampilan Analisis Proses
8. Ketrampilan Riset,Komunikasi dan Pembentukan Tim
HABATAN – HAMBATAN
TERHADAP KESUKSESAN BENCHMARKING :
1. Fokus Internal
Organisasi terlalu berfokus internal dan megabaikan kenyatan
bahwa proses yang terbaik dalam kelasnya dapat
menghasilkan efisiensi yang jauh lebih tinggi, maka visi
organisasi menjadi sempit.
2. Tujuan Benchmarking Terlalu Luas
Benchmarking membutuhkan tujuan yang lebih spesifik dan
berorientasi pada bagaimana (proses), bukan pada apa
(hasil)
3. Skedul Yang Tidak Realistis
Benchmarking membutuhkan kesabaran, karena merupakan
proses keterlibatan yang membutuhkan waktu. Sedangkan
skedul yang terlampau lama juga tidak baik, karena mungkin
ada yang salah dalam pelaksanaannnya.
4. Komposisi Tim Yang Kurang Tepat
Perlu pelibatan terhadap orang-orang yang berhubungan dan
menjalankan proses organisasi sehari-hari dalam
pelaksanaan benchmarking
HAMBATAN… (2)
5. Bersedia Menerima “OK-in-Class”
Seringkali organisasi bersedia memilih mitra yang bukan terbaik dalam
kelasnya.
Hal ini dikarenakan :
Yang terbaik di kelasnya tidak berminat untuk berpartisipasi
Riset mengidentifikasi mitra yang keliru
Perusahaan benchmarking malas berusaha dan hanya memilih mitra
yang lokasinya dekat
6. Penekanan Yang Tidak Tepat
Tim terlalu memaksakan aspek pengumpulan dan jumlah data. Padahal
aspek yang paling penting adalah poses itu sendiri.
7. Kekurangpekaan Terhadap Mitra
Mitra Benchmarking memberikan akses untuk mengamati prosesnya dan
juga menyediakan waktu dan personilnya kuncinya untuk membantu proses
benchmaking kepada organisasi sehingga mereka harus dihormati dan
dihargai
8. Dukungan Manajemen Puncak Yang Terbatas
Dukungan total dari manajemen puncak dibutuhkan untuk memulai
benchmarking, membantu tahap persiapan dan menjamin tercapainya
manfaat yang dijanjikan.

More Related Content

What's hot

Penentuan Tempat Usaha
Penentuan Tempat UsahaPenentuan Tempat Usaha
Penentuan Tempat UsahaSobry Lhs
 
Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawanHubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawanErsha Amanah
 
Sejarah dan Penerapan 5S.pptx
Sejarah dan Penerapan 5S.pptxSejarah dan Penerapan 5S.pptx
Sejarah dan Penerapan 5S.pptxAriefDwiHartanto4
 
Etika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusanEtika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusanNurkasim Muhammad
 
Orientasi pelatihan dan pengembangan
Orientasi pelatihan dan pengembanganOrientasi pelatihan dan pengembangan
Orientasi pelatihan dan pengembanganEko Mardianto
 
Seleksi dan Penempatan
Seleksi dan PenempatanSeleksi dan Penempatan
Seleksi dan PenempatanPut Herma
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalMuhammad Rozi
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanEko Mardianto
 
Menciptakan dan memulai usaha baru
Menciptakan dan memulai usaha baruMenciptakan dan memulai usaha baru
Menciptakan dan memulai usaha baruTika Nafisah
 
Link-link MATERI Training "MANAJEMEN KASIR INOVATIF"
Link-link MATERI Training "MANAJEMEN KASIR INOVATIF"Link-link MATERI Training "MANAJEMEN KASIR INOVATIF"
Link-link MATERI Training "MANAJEMEN KASIR INOVATIF"Kanaidi ken
 
Evaluasi kerja
Evaluasi kerjaEvaluasi kerja
Evaluasi kerjalontar
 

What's hot (20)

Kepribadian dan Nilai
Kepribadian dan Nilai Kepribadian dan Nilai
Kepribadian dan Nilai
 
Penentuan Tempat Usaha
Penentuan Tempat UsahaPenentuan Tempat Usaha
Penentuan Tempat Usaha
 
Bab i kedisiplinan
Bab i kedisiplinanBab i kedisiplinan
Bab i kedisiplinan
 
Teori Kepemimpinan Syaf
Teori Kepemimpinan SyafTeori Kepemimpinan Syaf
Teori Kepemimpinan Syaf
 
Cerpen Mimpiku Harapanku
Cerpen Mimpiku HarapankuCerpen Mimpiku Harapanku
Cerpen Mimpiku Harapanku
 
Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawanHubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan
Hubungan motivasi, kepuasan kerja, dan displin kerja terhadap kinerja karyawan
 
Make Up Your Presentation
Make Up Your PresentationMake Up Your Presentation
Make Up Your Presentation
 
Sejarah dan Penerapan 5S.pptx
Sejarah dan Penerapan 5S.pptxSejarah dan Penerapan 5S.pptx
Sejarah dan Penerapan 5S.pptx
 
Talent Management Implementation
Talent Management ImplementationTalent Management Implementation
Talent Management Implementation
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Etika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusanEtika dan pengambilan keputusan
Etika dan pengambilan keputusan
 
Orientasi pelatihan dan pengembangan
Orientasi pelatihan dan pengembanganOrientasi pelatihan dan pengembangan
Orientasi pelatihan dan pengembangan
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Seleksi dan Penempatan
Seleksi dan PenempatanSeleksi dan Penempatan
Seleksi dan Penempatan
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
 
Menciptakan dan memulai usaha baru
Menciptakan dan memulai usaha baruMenciptakan dan memulai usaha baru
Menciptakan dan memulai usaha baru
 
Link-link MATERI Training "MANAJEMEN KASIR INOVATIF"
Link-link MATERI Training "MANAJEMEN KASIR INOVATIF"Link-link MATERI Training "MANAJEMEN KASIR INOVATIF"
Link-link MATERI Training "MANAJEMEN KASIR INOVATIF"
 
Evaluasi kerja
Evaluasi kerjaEvaluasi kerja
Evaluasi kerja
 

Similar to BENCHMARKING

BENCHMARKING.pptx
BENCHMARKING.pptxBENCHMARKING.pptx
BENCHMARKING.pptxDewiNovitas
 
tugas benchmarking angkatan E41
tugas benchmarking angkatan E41 tugas benchmarking angkatan E41
tugas benchmarking angkatan E41 arianti dwi hapsari
 
Pemanfaatan informasi kinerja
Pemanfaatan informasi kinerjaPemanfaatan informasi kinerja
Pemanfaatan informasi kinerjaR Khairil Adi
 
Tqm 9 patok duga (benchmarking)
Tqm 9   patok duga (benchmarking)Tqm 9   patok duga (benchmarking)
Tqm 9 patok duga (benchmarking)Kartika Lukitasari
 
Proses manajemen berkualitas
Proses manajemen berkualitasProses manajemen berkualitas
Proses manajemen berkualitascekkembali dotcom
 
Pengembangan mutu & pendekatannya
Pengembangan mutu & pendekatannyaPengembangan mutu & pendekatannya
Pengembangan mutu & pendekatannyanailul_muna
 
kelompok 1 informasi proses bisnis
kelompok 1 informasi proses bisniskelompok 1 informasi proses bisnis
kelompok 1 informasi proses bisnisDefarlina
 
Apa itu benchmarking SDM manajemen publik unkhair
Apa itu benchmarking SDM manajemen publik unkhairApa itu benchmarking SDM manajemen publik unkhair
Apa itu benchmarking SDM manajemen publik unkhairhomesabia4
 
Business Process Reengineering Framework and Approach
Business Process Reengineering Framework and ApproachBusiness Process Reengineering Framework and Approach
Business Process Reengineering Framework and Approachdeawemona
 
Bab 10 survey benchmarking kompensasi
Bab 10 survey benchmarking kompensasiBab 10 survey benchmarking kompensasi
Bab 10 survey benchmarking kompensasilaila_nurfaidzailah76
 

Similar to BENCHMARKING (20)

BENCHMARKING.pptx
BENCHMARKING.pptxBENCHMARKING.pptx
BENCHMARKING.pptx
 
Bab ii makalah statistik
Bab ii makalah statistikBab ii makalah statistik
Bab ii makalah statistik
 
Benchmark revisi
Benchmark revisiBenchmark revisi
Benchmark revisi
 
tugas benchmarking angkatan E41
tugas benchmarking angkatan E41 tugas benchmarking angkatan E41
tugas benchmarking angkatan E41
 
Pemanfaatan informasi kinerja
Pemanfaatan informasi kinerjaPemanfaatan informasi kinerja
Pemanfaatan informasi kinerja
 
Tqm 9 patok duga (benchmarking)
Tqm 9   patok duga (benchmarking)Tqm 9   patok duga (benchmarking)
Tqm 9 patok duga (benchmarking)
 
Penanda aras
Penanda arasPenanda aras
Penanda aras
 
Muti tqm bab 9
Muti tqm bab 9Muti tqm bab 9
Muti tqm bab 9
 
Proses manajemen berkualitas
Proses manajemen berkualitasProses manajemen berkualitas
Proses manajemen berkualitas
 
Pengembangan mutu & pendekatannya
Pengembangan mutu & pendekatannyaPengembangan mutu & pendekatannya
Pengembangan mutu & pendekatannya
 
Benchmarking1
Benchmarking1Benchmarking1
Benchmarking1
 
Bencmarking
BencmarkingBencmarking
Bencmarking
 
tqm iso sigma.ppt
tqm iso sigma.ppttqm iso sigma.ppt
tqm iso sigma.ppt
 
kelompok 1 informasi proses bisnis
kelompok 1 informasi proses bisniskelompok 1 informasi proses bisnis
kelompok 1 informasi proses bisnis
 
Bab i makalah statistik
Bab i makalah statistikBab i makalah statistik
Bab i makalah statistik
 
Pengelolaan Perguruan Tinggi berbasis SNI ISO 9001
Pengelolaan Perguruan Tinggi berbasis SNI ISO 9001Pengelolaan Perguruan Tinggi berbasis SNI ISO 9001
Pengelolaan Perguruan Tinggi berbasis SNI ISO 9001
 
Apa itu benchmarking SDM manajemen publik unkhair
Apa itu benchmarking SDM manajemen publik unkhairApa itu benchmarking SDM manajemen publik unkhair
Apa itu benchmarking SDM manajemen publik unkhair
 
Arti benchmarking
Arti benchmarkingArti benchmarking
Arti benchmarking
 
Business Process Reengineering Framework and Approach
Business Process Reengineering Framework and ApproachBusiness Process Reengineering Framework and Approach
Business Process Reengineering Framework and Approach
 
Bab 10 survey benchmarking kompensasi
Bab 10 survey benchmarking kompensasiBab 10 survey benchmarking kompensasi
Bab 10 survey benchmarking kompensasi
 

Recently uploaded

Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 

Recently uploaded (14)

Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 

BENCHMARKING

  • 1. PATOK DUGA (BENCHMARKING)  Definisi dan dasar pemikiran perlunya patok duga  Evolusi konsep dan jenis-jenis patok duga  Patok duga sebagai instrumen perbaikan dan peran manajemen didalamnya  Prasyarat, aturan main, dan kode etik patok duga
  • 2. DEFINISI PATOK DUGA (BENCHMARKING) : 1. Gregory H. Watson : Bencmarking sebagai pencarian secara berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik-praktik yang lebih baik yang mengarah pada kinerja kompetitif unggul. 2. David Kearns (CEO dari Xerox) Benchmarking adalah suatu proses pengukuran terus-menerus atas produk, jasa dan tata cara kita terhadap pesaing kita yang terkuat atau badan usaha lain yang dikenal sebagai yang terbaik
  • 3. PENGERTIAN (2) 3. IBM : Benchmarking merupakan suatu proses terus- menerus untuk menganalisis tata cara terbaik di dunia dengan maksud menciptakan dan mencapai sasaran dan tujuan dengan prestasi dunia 4. Teddy Pawitra : Bencmarking sebagai suatu proses belajar yang berlangsung secara sisitematis dan terus- menerus dimana setiap bagian dari suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang terbaik atau pesaing yang paling unggul 5. Goetsch dan Davis : Benchmarking sebagai proses pembanding dan pengukuran operasi atau proses internal organisasi terhadap mereka yang trbaik dalam kelasnya, baik dari dalam maupun dari luar industri
  • 4. MAKNA PENGERTIAN TERSEBUT :  Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa benchmarking membutuhkan kesiapan “Fisik” dan “Mental”.  Secara “Fisik” karena dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia dan teknologi yang matang untuk melakukan benchmarking secara akurat.  Sedangkan secara “Mental” Adalah bahwa pihak manajemen perusahaan harus bersiap diri bila setelah dibandingkan dengan pesaing, ternyata mereka menemukan kesenjangan yang cukup tinggi.
  • 5. BENCHMARKING ≠ ANALISIS PERSAINGAN  Benchmarking  Melihat pada proses  Memeriksa bagaimana sesuatu  Dapat membandingkan dengan industri lainnya  Penelitian membagi hasil untuk manfaat bersama  Dapat tidak kompetitif  Membagi informasi Kemitraan  Kerjasama/ Interdependen  Dipergunakan untuk mencapai tujuan perbaikan  Tujuan berupa pengetahuan proses  Fokus pada kebutuhan pelanggan  Analisis Persaingan  Melihat pada hasil  Memeriksa apa yang telah terjadi dan dikerjakan  Perbandingan di dalam industri Penelitian tanpa membagi hasil  Selalu kompetitif  Rahasia  Tersendiri  Mandiri  Dipergunakn untuk memeriksa persaingan  Tujuan berupa pengetahuan tentang industri  Fokus pada kebutuhan perusahaan
  • 6. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PERUSAHAAN MELAKUKAN BENCHMARKING ADALAH :  Komitmen terhadap TQM  Fokus pada pelanggan  Product to market time  Waktu siklus pemanufakturan  Laba
  • 7. MANFAAT YANG DIPEROLEH PERUSAHAAN DARI BENCHMARKING ADALAH (ROSS, 1994 PP.239-240) 1. Perubahan Budaya Memungkinkan perusahaan untuk menetapkan target kinerja baru yang realisitis berperan meyakinkan setiap orang dalam organisasi akan kredibilitas target 2. Perbaikan Kinerja Membantu perusahan mengetahui adanya gap-gap tertentu dalam kinerja dan untuk memilih proses yang akan diperbaiki 3. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia Memberikan dasar bagi pelatihan Karyawan menyadari adanya gap antara yang mereka kerjakan dengan apa yang dikerjakan karyawan lain diperusahaan lain. Keterlibatan karyawan dalam memecahkan permasalahan sehingga karyawan mengalami peningkatan kemampuan dan keterampilan
  • 8. EVOLUSI KONSEP BENCHMARKING Menurut Watson (dalam Widayanto, 1994), konsep benchmarking sebenarnya telah mengalami setidaknya lima generasi, yaitu : 1. Reverse Engineering Dalam tahap ini dilakukan perbandingan karakteistik produk, fungsi produk dan kinerja terhadap produk sejenis dari pesaing. 2. Competitive Benchmarking Selain melakukan benchmarking terhadap karakteristik produk, juga melakukan benchmarking terhadap proses yang memungkinkan produk yang dihasilkan adalah produk unggul
  • 9. 3. Process Benchmarking Memiliki lingkup yang lebih luas dengan anggapan dasar bahwa beberap proses bisnis perusahaan terkemuka yang sukses memiliki kemiripan dengan perusahaan yang akan melakukan benchmarking 4. Strategic Benchmarking Merupakan suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi alternatif, implementasi strategi bisnis dan memperbaiki kinerja dengan memahami dan mengadaptasi strategi yang telah berhasil dilakukan oleh mitra eksternal yang telah berpartisipasi dalam aliansi bisnis Membahas tentang hal-hal yang berkitan dengan arah strategis jangka panjang 5. lobal Benchmarking Mencakup semua generasi yang sebelumnya dengan tambahan bahwa cakupan geografisnya sudah mengglobal dengan membandingkan terhadap mitra global maupun pesaing global.
  • 10. JENIS – JENIS BENCHMARKING  Benchmarking Internal : Pendekatan ini dilakukan dengan membandingkan operasi suatu bagian dengan bagian internal lainnya dalam suatu organisasi  Benchmarking kompetitif : Pedekatan ini dilakukan dengan mengadakan perbandingan dengan berbagai pesaing  Benchmarking Fungsional :Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan perbandingan fungsi atau proses dari perusahaan-perusahaan yang berada di berbagai industri  Benchmarking Generik : Melakukan perbandingan dengan proses bisnis fundamental yang cenderung sama di setiap industri.
  • 11. EMPAT CARA YANG DIGUNAKAN DALAM MELAKUKAN BENCHMARKING, ADALAH : 1. Riset in-house Melakukan penilaian terhadap informasi dalam perusahaan sendiri maupun informasi yang ada di publik 2. Riset Pihak Ketiga Membiayai kegiatan benchmarking yang akan dilakukan oleh perusahaan surveyor 3. Pertukaran Langsung Pertukaran informasi secara langsung dapat dilakukan melalui kuesioner, survei melalui telepon, dll 4. Kunjungan Langsung Melakukan kunjungan ke lokasi mitra benchmarking (cara ini dianggap yang paling efektif )
  • 12. PROSES BENCHMARKING TERDIRI ATAS LIMA TAHAP YAITU: (KARLOF DAN OSTBLOM, 1993, PP80-83). (1) Keputusan mengenai apa yang akan di benchmarking; (2) Identifikasi mitra benchmarking; (3) Pengumpulan informasi; (4) Analisis; dan (5) Implementasi
  • 13. KEMUDIAN OLEH GOETSCH DAN DAVIS (1994, PP.416-423) DIPERINCI MEJADI 14 LANGKAH, YAITU : 1. Komitmen manajemen 2. Basis pada proses perusahaan itu sendiri 3. Identifikasi dan dokumentasi setiap kekuatan dan kelemahan proses perusahaan 4. Pemilihan proses yang akan di benchmarking 5. Pembentukan tim benchmarking 6. Penelitian terhadap obyek yang terbaik di kelasnya (best-in-class)
  • 14. 7. Pemilihan calon mitra benchmarking best- in-class 8. Mencapai kesepakatan dengan mitra benchmarking 9. Pengumpulan data 10. Analisis data dan penentuan gap 11. Perencanaan tindakan untuk mengurangi kesejangan yang ada atau bahkan mengunggulinya 12. Implementasi perubahan 13. Pemantauan 14. Meperbarui benchmarking; melanjutkan siklus tersebut.
  • 15. PRASYARAT BENCHMARKING : 1. Kemauan dan Komitmen 2. Keterkaitan Tujuan Strategik 3. Tujuan Untuk Menjadi Terbaik, Bukan Hanya Untuk Perbaikan 4. Keterbukaan Terhadap Ide-Ide 5. Pemahaman Terhadap Proses, Produk dan Jasa Yang Ada 6. Proses Terdokumentasi, karena : a. Semua orang yang berhubugan dengan suatu proses harus memiliki pemahaman yang sama terhadap proses yang bersangkutan b Dokumentasi sebelum adanya perubahan berguna dalam pengukuran peningkatan kinerja setelah dilaksanakannya benchmarking c Mitra benchmarking belum tentu akrab dengan proses yang dimiliki suatu organisasi 7. Ketrampilan Analisis Proses 8. Ketrampilan Riset,Komunikasi dan Pembentukan Tim
  • 16. HABATAN – HAMBATAN TERHADAP KESUKSESAN BENCHMARKING : 1. Fokus Internal Organisasi terlalu berfokus internal dan megabaikan kenyatan bahwa proses yang terbaik dalam kelasnya dapat menghasilkan efisiensi yang jauh lebih tinggi, maka visi organisasi menjadi sempit. 2. Tujuan Benchmarking Terlalu Luas Benchmarking membutuhkan tujuan yang lebih spesifik dan berorientasi pada bagaimana (proses), bukan pada apa (hasil) 3. Skedul Yang Tidak Realistis Benchmarking membutuhkan kesabaran, karena merupakan proses keterlibatan yang membutuhkan waktu. Sedangkan skedul yang terlampau lama juga tidak baik, karena mungkin ada yang salah dalam pelaksanaannnya. 4. Komposisi Tim Yang Kurang Tepat Perlu pelibatan terhadap orang-orang yang berhubungan dan menjalankan proses organisasi sehari-hari dalam pelaksanaan benchmarking
  • 17. HAMBATAN… (2) 5. Bersedia Menerima “OK-in-Class” Seringkali organisasi bersedia memilih mitra yang bukan terbaik dalam kelasnya. Hal ini dikarenakan : Yang terbaik di kelasnya tidak berminat untuk berpartisipasi Riset mengidentifikasi mitra yang keliru Perusahaan benchmarking malas berusaha dan hanya memilih mitra yang lokasinya dekat 6. Penekanan Yang Tidak Tepat Tim terlalu memaksakan aspek pengumpulan dan jumlah data. Padahal aspek yang paling penting adalah poses itu sendiri. 7. Kekurangpekaan Terhadap Mitra Mitra Benchmarking memberikan akses untuk mengamati prosesnya dan juga menyediakan waktu dan personilnya kuncinya untuk membantu proses benchmaking kepada organisasi sehingga mereka harus dihormati dan dihargai 8. Dukungan Manajemen Puncak Yang Terbatas Dukungan total dari manajemen puncak dibutuhkan untuk memulai benchmarking, membantu tahap persiapan dan menjamin tercapainya manfaat yang dijanjikan.