Makalah ini membahas model investasi dan penganggaran modal pada usaha peternakan ayam potong di Kabupaten Lumajang. Terdapat penjelasan mengenai investasi, anggaran modal, dan manfaatnya bagi perusahaan. Juga ditampilkan studi kasus untuk mengilustrasikan penerapannya.
1. MODEL INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL PETERNAK AYAM
POTONG DI KABUPATEN LUMAJANG
Oleh :
ErlinPratiwi/20190420038
Febby Perlica Nur Alifvia/20190420055
Dosen Pembimbing :
Dr.Bambang Jatmiko,S.E.,M.Sc
Tugas Paper
Dikerjakan sebagai syarat untuk mengikuti mata kuliah Perencanaan dan Penganggaran
Bisnis pada Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun
2020/2021
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
2. ii
MAKALAH
MODEL INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL PETERNAK AYAM
POTONG DI KABUPATEN LUMAJANG
( Studi Deskriptif Pada Artikel Analisis Kelayakan Finansial)
INVESTMENT MODEL AND BUDGET CAPITAL BUDGETING IN LUMAJANG
DISTRICT
(Descriptive Study on Financial Feasibility Analysis Articles)
Diajukan oleh
ERLIN PRATIWI
20190420038
FEBBY PERLICA NUR ALIFVIA
20190420055
Telah disetujui Dosen Pembimbing
Pembimbing
Dr. Bambang Jatmiko,S.E.,M.Si Tanggal,
NIK: 19650601201210 143 092
3. iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-NYA sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami kirimkan shalawat
serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para
sahabatnya, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah perencanaan dan
penganggaran bisnis yang berjudul “Model Investasi Dan Penganggaran Modal Peternak
Ayam Potong Di Kabupaten Lumajang“
Makalah ini membahas tentang apa itu model investasi beserta bagaimana proses
penganggaran modal yang akan dibahas secara terperinci dan jelas agar dapat membentuk
pemahaman kepada para pelaku usaha untuk melakukan penganggaran investasi yang
baik bagi keberlangsungan usahannya.
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami mendapat bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Dr.Bambang
Jatmiko,S.E.,M.Sc selaku dosen mata kuliah Perencanaan dan Penganggaran Bisnis. Tak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Kami cukup menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini pada
waktu yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan
berbagai pihak.
Yogyakarta , Mei 2020
Penyusun
4. iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..……………….iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...……. iv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………..…. v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………...…. v
ABSTRAK…………………………………………………………………………………..…. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………. 3
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………… 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU
2.1 Investasi…………………………………….………………………………………………. 4
2.2 Anggaran Modal……………………………………………………………………………...8
2.3 Penelitian terdahulu…………………………………………………..………………….... 11
BAB III PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS
3.1 Model investasi dan anggaran modal……………………………………………………… 17
3.2 Manfaat investasi dan penganggaran modal ……………………………………………… 17
3.3 Studi Kasus……………………………………………………………………………….. 18
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………………………………. 27
Saran…………………………………………………………………………………………... 27
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………….29
5. v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Hubungan Risiko dan Retrun yang diharapkan……………….……………………7
Gambar 1.2 Proses Keputusan Investasi…………………………………………………………7
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian Nilai Investasi Utama……………………………………………………….. 22
Tabel 2. Rincian Nilai Investasi Pendukung/ Biaya Operasional Bulanan…………………… 22
Tabel 3. Rekapitulasi Total Nilai Investasi…………………………………………………… 23
6. vi
ABSTRAK
Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui penerapan fungsi manajemen
keuangan, yang setiap keputusan akan mempengaruhi nilai perusahaan. Makalah ini bertujuan
untuk mengetahui Model Investasi Dan Penganggaran Modal Peternak Ayam Potong.
Populasi makalah ini adalah sektor perusahaan Peternak Ayam Potong Di Kabupaten
Lumajang. Makalah ini menggunakan acuan beberapa sumber dan jurnal. Hasil penelitian
diperoleh adalah pengambilan keputusan untuk investasi dan penganggaran modal.
Kata Kunci : Model Investasi, Penganggaran Modal
7. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Pasal I ayat (I) Undang – Undang No.25 Tahun 2007 tentang penanaman modal
mendefinisikan penanaman modal sebagai segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh
penanam modal dalam negeri maupun asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia. Adapun mengenai penanaman modal dalam negri dijelaskan dalam Pasal I ayat (5)
Undang –Undang No.25 Tahun 2007 yang memiliki pengertian Penanam modal dalam negeri
adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia,
atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.
Kebijakan investasi di Indonesia khususnya kebijakan tax holiday dinilai merupakan
kebijakan yang cerdas dan tepat. Tax holiday merupakan pengurangan pajak penghasilan (pph)
badan dalam jangka waktu 5 hingga 20 tahun, bahkan apabila memenuhi persyaratan bisa
ditambah hingga total lebih dari 20 tahun. Pemberian tax holiday diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 150/PMK.010/2018 tentang pemberian fasilitas pengurang pajak penghasilan
badan. Dalam tax holiday, yang dimaksud dengan investor atau penanam modal terdiri dari
Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) yang merupakan WNI, Badan Usaha Indonesia, Negara
Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah Negara Republik
Indonesia; dan Penanam Modal Asing (PMA) yang merupakan WNA, Badan Usaha Asing atau
Pemerintah Asing yang menanamkan modal di wilayah Negara Republik Indonesia.
Sharpe et all (2005),merumuskan investasi dengan pengertian mengorbankan aset yang
dimiliki sekarang guna mendapatkan aset dimasa mendatang yang tentu saja dengan jumlah yang
lebih besar, dari pendapat diatas apabila seseorang ingin memperoleh keuntungan dimasa
mendatang maka mereka harus mengorbankan aset berupa uang, bangunan, tanah atau lain
sebagainya sebagai upaya untuk melakukan investasi dan menggunakan penganggaran modal
yang baik pula. Jones (2004) mendefinisikan investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah
dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang, dari pendapat
pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa penanaman modal memelukan waktu yang tidak sedikit
dan memerlukan model investasi yang tepat pula dalam melakukannya. Dari kedua pendapat
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa investasi adalah suatu bentuk penanaman dana dan modal
8. 2
untuk menghasilkan kekayaan, yang akan dapat memberikan keuntungan tingkat pengembalian
return baik dimasa sekarang atau masa depan.
Di dalam Al – Qur’an investasi mendapat legitimasi, hal ini karena kegiatan investasi
sudah dilakukan Nabi Muhammad SAW. Sejak muda sampai menjelang masa kerasulan. Seperti
dalam firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an surah yusuf ayat 46-49 yang berbunyi :
Artinya : “……….Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari
(bibit gandum) yang kamu simpan………”
Ayat ini menjelaskan bahwa mengkonsumsi semua kekayaan yang kita miliki pada saat
kita telah mendapatkannya, tetapi hendaknya sebagian kekayaaan yang kita dapatkan itu juga
kita tangguhkan pemanfaatannya untuk keperluan yang lebih penting. Dengan kata lain, ayat ini
menjelaskan untuk mengelola dan mengembangkan kekayaan demi untuk mempersiapkan masa
depan. Melalui pengeloaan modal investasi atau penanaman modal yang baik maka keuntungan
dimasa depan dapat diperoleh dan dapat digunakan untuk keperluan yang lainnya.
Dalam jurnal Hayati Fatimah dan Agus Supriya(2018) didalam kajian pengendalian internal
dalam disiplin anggaran di Politeknik Negeri Jakarta berisi bahwa :
“Pengendalian internal memberikan jaminan bahwa anggaran yang direncanakan dapat
dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan sesuai aturan yang berlaku. Dan dapat menjadi
acuan dalam penerapan pengendalian internal guna mencapai disiplin anggaran. “
Dari hasil penelitian terdahulu dapat kita ambil kesimpulan bahwa dengan pengendalian yang
baik maka invetasi atau penanaman modal akan berjalan baik pula dalam berinvestasi
pengawasan diperlukan agar investasi tersebut berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dunia perternakan merupakan salah satu bidang yang cukup bagus untuk dilirik untuk
berinvestasi. Khususnya peternakan ayam potong yang berkembang Di Indonesia,
perkembangannya setiap tahun selalu meningkat. Ayam potong adalah jenis usaha
peternakan ayam yang paling unggul dibidangnya. Ditahun 2013 produksi daging ayam
mencapai 1,7 juta ton, dimana 16% dari daging ayam lokal dan 84% dari daging ayam ras
( Data Kementan, 2014 ). Ini artinya, kontribusi produksi dating ayam terhadap terhadap
total produksi daging nasional mencapai 62.56% (Poultry Indonesia, 2014). Secara umum
9. 3
masalah yang dihadapi oleh peternak ayam potong adalah kurangnya perhatian secara serius
dalam penggembangan ternak ayam potong. Kebanyakan peternak ayam potong hanya
mengganggap bahwa usaha ayam potong sebagai investasi saja dan menghasilkan keuntungan
yang memerlukan waktu yang lama .
Di Kabupaten Lumajang peternakan ayam potong termasuk termasuk jenis usaha yang
mudah sekali kita temui. Karena mata pencahariaan utama penduduk Lumajang yang petani,
peternakan ada di posisi kedua setelah pertanian. Tidak sulit untuk menemukan banyak
peternakan ayam potong di tepi-tepi jalan raya pedesaan di Kabupaten Lumajang. Dan
peternakan ini sangat menjanjikan hasilnya apabila kita mampu mengatur laba yang diinginkan
dengan meminimalisir risiko terjadinya gagal panen. Proyek investasi dalam bidang peternakan
ini juga memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka
panjang. Oleh karena itu dilakukan perencanaan investasi dang penganggaran modal yang lebih
teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi pada proyek yang tidak menguntungkan.
Sehingga penulis ingin meneliti kelayakan finansial investasi dan penganggran modal peternakan
ayam potong yang ada di Kabupaten Lumajang.
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model investasi serta penganggaran
modal sangat diperlukan dalam melalukan usaha dan memperoleh laba yang diinginkan.
Ketidaktahuan menggenai model investasi dan penganggaran modal ini akan mengakibatkan
terbatasnya kemampuan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan finansial dan
penganggaran modal dalam usaha peternakan ayam potong khususnya Kabupaten Lumajang,
oleh karena itu penulis akan menggambil judul “MODEL INVESTASI DAN
PENGANGGARAN MODAL PETERNAKKAN AYAM POTONG DI KABUPATEN
LUMAJANG ”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam makalah ini
sebagai berikut:
1. Bagaimana model investasi dan anggaran modal ?
2. Apa manfaat investasi dan penganggaran modal bagi perusahaan ayam potong ?
10. 4
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui bagaimana model investasi dan anggaran modal.
2. Untuk mengetahui apa manfaat investasi dan penganggaran modal bagi perusahaan
peternakan ayam potong.
11. 5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU
2.1 Investasi
2.1.1 Pengertian Investasi
Investasi didefinisikan sebagai komitmen sejumlah uang atau sumberdaya lainnya yang
dilakukan saatini (present time) dengan harapan memperoleh manfaat (benefit) di kemudian hari
(in future). Dalam tataran praktik, investasi biasanya dikaitkan dengan berbagai aktivitas yang
terkait dengan penanaman uang pada berbagai macam alternatif aset baik yang tergolong sebagai
aset real (real assets) seperti tanah, emas, properti ataupun yang berbentuk aset finansial
(financial assets), misalnya berbagai bentuk surat berharga seperti saham, obligasi ataupun reksa
dana. Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi biasanya disebut investor. Investor pada
umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual/retail investors)
dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-
individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan investor institusional biasanya terdiri
dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan-
pinjam), lembaga dana pensiun maupun perusahaan investasi.
Menurut Gitman dan Joehnk (2005:3) invesment is any vehicle into which funds can be
played with expectation that it will generate positive income and/or preserve or increase its
value. Dengan artinya investasi adalah suatu sarana dimana dana dapat ditempatkan dengan
harapan hal tersebut akan menghasilkan pendapatan positif dan atau menjaga atau meningkatkan
nilainya. Dari pendapat ahli diatas maka dapat kita simpulkan bahwa dengan berinvestasi
seseorang selalu mengharapkan nilai tambah atau keuntungan dimasa mendatang dengan
demikian maka model investasi dan anggran-anggaran yang dikeluarkan dalam investasi
mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai alat pengendalian.
Investasi ialah pengeluaran secara keseluruhan yang mencakup pengeluaran untuk
membeli bahan baku atau material, mesin-mesin dan peralatan pabrik serta semua modal lain
yang diperlukan dalam proses produksi, pengeluaran untuk keperluan bangungan kantor,
bangunan tempat tinggal karyawan dan bangunan konstruksi lainnya, juga perubahan nilai stok
atau barang cadangan sebagai akibat dari perubahan jumlah dan harga Deliarnov (1995:123).
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dana yang diperlukan dalam
berinvestasi mencakup semua dana yang akan digunakan dalam semua kegiatan operasional
12. 6
perusahaan dalam usaha peternakan ayam potong investasi yang digunakan berupa lahan untuk
kandang ayam, banguan kandang ayam, mobil angkut penjualan ayam dan lain sebagainya
sehingga akan di perlukan penganggaran modal yang mampu menggambarkan pengeluaran-
pengeluaran yang dilakukan dalam berinvestasi kelak.
Sedangkan menurut Sudono (2000) investasi adalah pengeluaran-pengeluaran untuk
membeli barang modal dan sebuah peralatan produksi yang bertujuan untuk mengganti dan
menambah suatu barang-barang modal dalam suatu perekonomian yang akan digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa di masa depan. Dari pengertian diatas dapat simpulkan bahwa
tidak saja berupa kandang yang akan dikeluarkan investor dalam berinvestasi tetapi makanan
ayam, obat-obatan ayam, serta pembersihan kandang merupakan hal yang akan berpengaruh
terhadap penyusunan anggaran modal dalam usaha peternakan ayam potong.
2.1.2 Tujuan Investasi
Menurut (Tandelilin:2010)Secara sederhana, tujuan orang melakukan investasi adalah untuk
menghasilkan sejumlah uang di kemudian hari. Semua orang mungkin setuju dengan pernyataan
tersebut. Secara lebih khusus lagi, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan kegiatan
investasi, antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa datang. Seseorang yang bijaksana
akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau
setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatan-nya yang ada
sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
2. Mengurangi dampak inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan
atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan
atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan
kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui
pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada
bidang-bidang usaha tertentu.
Dalam teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masyarakat di Kabupaten Lumajang
dapat menjadikan investasi di bidang ayam potong sebagai tujuan untuk mendapat kehidupan
yang lebih baik, menguragi resiko inflasi karena melalui investasi akan menumbuhkan minat
13. 7
usaha di sekitar kabupaten lumajang, serta dapat memakai haknya tidak mendapat pajak yang
besar saat berinvestasi yang tertuang dalam kebijakan pemerintah.
2.1.3 Proses Investasi
Proses keputusan investasi terdiri atas lima tahap keputusan yang berjalan terusmenerus
sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Menurut Tandelilin (2010) proses investasi
meliputi lima tahap, yaitu:
a. Penentuan tujuan investasi Tahap pertama adalah menentukan tujuan investasi yang akan
dilakukan. Tujuan investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada
investor yang membuat keputusan tersebut. Misalnya, tujuan investasi pada dana pensiun
dilakukan dalam rangka menjaga likuiditas yang baik agar setiap anggota yang pensiun
dapat terpenuhi hak-haknya.
b. Penentuan kebijakan investasi Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan
untuk memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan. Pada tahap ini dimulai dengan
penentuan keputusan alokasi aset. Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang
dimiliki pada berbagai kelas aset yang tersedia (saham, obligasi, real estat ataupun
sekuritas luar negeri). Investor perlu memperhatikan batasan-batasan yang dapat
mempengaruhi kebijakan investasi.
c. Pemilihan strategi portofolio Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua
tahap sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio
aktif dan strategi portofolio pasif.Strategi portofolio aktif mencakup kegiatan pemanfaatan
informasi dan melakukan peramalan untuk mendapatkan kombinasi portofolio yang lebih
baik.Strategi portofolio pasif mencakup kegiatan investasi yang sejalan dengan kinerja
indeks pasar 11 (Sartono dalam Pasaribu, 2010). Strategi aktif bertujuan untuk
mendapatkan return portofolio saham yang lebih tinggi dari return portofolio saham
strategi pasif. Dilain sisi, strategi pasif merupakan tindakan investor yang cenderung pasif
dalam berinvestasi sahan dan pergerakan sahamnya hanya bergantung pada pergerakan
indeks pasar.
d. Pemilihan aset Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilihan
aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan pengevaluasian
setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuannya adalah untuk mencari
14. 8
kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return dapat
diharapkan tinggi dengan risiko tertentu.
e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari
proses investasi. Meskipun demikian, adalah salah kaprah jika kita langsung mengatakan
bahwa tahap ini adalah tahap terakhir, karena sekali lagi proses investasi merupakan
proses yang berkesinambungan dan terus-menerus.
Gambar 1.1 Hubungan Risiko dan Retrun yang diharapkan
Kesimpulan yang bisa ditarik dari pola hubungan antara risiko dan return yang
diharapkan adalah bahwa risiko dan return yang diharapkan mempunyai hubungan yang searah
dan linear. Artinya, semakin tinggi risiko suatu aset, semakin tinggi pula tingkat return yang
diharapkan dari aset tersebut, demikian sebaliknya.
Gambar 1.2 Proses Keputusan Investasi
Dari gambar diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa proses keputusan investasi
merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going process). Proses keputusan
15. 9
investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai
keputusan investasi yang terbaik.
2.2 Anggaran Modal
2.2.1 Pengertian Anggaran Modal
Anggaran modal adalah proses usaha yang dilakukan untuk mengevaluasi potensi
proyek-proyek besar atauinvestasi. Anggaran modal atau dikenal juga dengan sebutan anggaran
belanja modal adalah cara bagi manajemen perusahaan untuk merencanakan penjualan dan
pembelian aset tetap. Biasanya anggaran ini membantu manajemen menganalisis berbagai
strategi jangka panjang yang dapat diambil perusahaan untuk mencapai sasaran ekspansi.
Modal (capital) menunjukan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi, sedangkan anggaran
(budgeting) adalah sebuah rencana rinci yang meproyeksikan mengenai aliran kas masuk dan kas
keluar selama beberapa periode pada saat yang akan datang. Menurut James C. Van Horne
(2004:324) penganggaran modal adalah proses mengidentifikasi, menganalisa, dan memilih
proyek investasi yang pengembaliannya (arus kas) diharapkan lebih dari satu tahun Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penganggaran modal dalam usaha peternakan ayam
potong proses menganalisa dan memproyeksi aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama
beberapa periode lebih dari satu tahun.
Menurut Keown Arthur (2005:306) penganggaran modal adalah proses pembuatan
keputusan investasi pada aset tetap. Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
keputusan investasi dalam usaha peternakan ayam potong berupa asset tetap seperti kandang
ayam, banguan kandang ayam, kendaraan angkut penjualan ayam, peralatan penunjang dan lain
sebagainya.
2.2.2 Pentingnya Capital Budgeting
Menurut Dr. Darmawan Sjahrial (2008:19) capital budgeting memiliki beberapa peranan
penting bagi suatu perusahaan, diantaranya adalah :
a. Dana yang dikeluarkan untuk penganggaran modal akan terikat untuk jangka waktu yang
lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan dapat dicairkan sesuai jangka
waktu penyusutan aktiva tetap tersebut.
b. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di masa yang
akan datang.
16. 10
c. Pengeluaran dana untuk kepentingan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar dan
sulit untuk menjual kembali aktiva tetap yang sudah dipakai.
d. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran pembelian barang modal
tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat.
Dari penguraian diatas dapat ditarik kesimpulanPenganggaran modal menjadi sangat penting
jika dilihat, keputusan dari penganggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang
lama. Sehingga kesalahan yang terjadi dalam proses pengambilan keputusan jangka panjang
akan mempengaruhi fleksibilitas perusahaan. Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan
ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva. Penganggaran modal dalam kaitannya
dengan investasi sebuah perusahaan menjadi sangat penting untuk pengambilan keputusan
strategis dalam mencapai tujuan perusahaan.
2.2.3 Teknik dan Konsep Anggaran Modal
a. Tahap 1:
Menetukan nilai investasi awal dari investasi yang akan dilakukan, misalnya harga beli mesin
fotocopy.
b. Tahap 2 :
Menentukan modal atau sumber dana yang akan dipergunakan. Ada tiga alternatif pilihan, yaitu :
1. Modal sendiri seluruhnya
2. Modal dari pihak lain (Bank dan Lembaga Keuangan lainnya) seluruhnya
3. Sebagian modal sendiri dan sebagian dari pihak lain.
c. Tahap 3 :
Memperkirakan pola arus kas dan investasi yang diusulkan. Ada dua macam arus kas, yaitu :
Arus Kas Masuk
Sumber penerimaan secara tunai yang didapat dari hasil investasi dalam hal ini semua
penerimaan uang, seperti penerimaan dari penjualan dan pembayaran piutang, serta hasil
investasi dari penerimaan yang lain yang mempunyai nilai uang tertentu, seperti penerimaan
melalui penambahan hutang dari pihak ketiga seperti bank dan penambahan modal pribadi dari
pemilik investasi penjualan aset.
Arus Kas Keluar
Pengeluaran uang ataupun bentuk-bentuk pengorbanan lain yang mempunyai nilai tertentu.
Contohnya pengeluaran modal dan biaya.
17. 11
d. Tahap 4 :
Melakukan perhitungan arus kas masuk (cash inflow). Ada dua metode pendukung yaitu :
Pendekatan Bottom Up
Rumusnya :
CF = eat + Description + Interest (1 - Tax)
Pendekatan Top Down
Rumusnya :
CF = EBIT (1 – Tax) + DescriptionAtauCF = EBIT (1 – Tax) + (Tax x Description)
e. Tahap 5 :
Melakukan kelayakan penilaian investasi. Ada berbagai cara dalam melakukan penilaian
kelayakan investasi, yaitu :
Berdasarkan pendekatan keuntungan akuntansi
Dikenal dengan ARR (Average/Accounting Rate of Return), dimana metode ini mengukur
tingkat rata-rata yang diperoleh dari suatau investasi.
Kelebihannya :
Memperhatikan seluruh pendapatan selama umur proyek berlangsung.
Mudah dimengerti dan mudah perhitungannya
Kelemahannya :
Mengabaikan nilai waktu dari uang
Menggunakan accounting profit dan tidak memperhatikan arus kas
Berdasarkan pendekatan cash flow tanpa memperhatikan time value of money.
Dikenal dengan PP (Payback Period), dimana metode ini mengukur seberapa cepat suatu
investasi dapat kembali.
Kelebihannya :
a. Menggunakan arus kas sebagai perhitungannya
b. Mudah dihitung dan dimengerti
Kekurangannya :
a. Mengabaikan nilai waktu dari uang
b. Mengabaikan arus kas setelah sulit melakukan periode penutupan yang wajar
c. Sering tergantung subjektivitas pemilik perusahaan
18. 12
2.3 Penelitian Terdahulu
Dalam bab ini kami akan memaparkan kajian terdahulu atau penelitian terdahulu yang
memiliki keterkaitan dengan makalah ini. Adapun penelitian terdahulu yang dimaksud adalah
jurnal dari Mellyanda Febrina Audia, Bambang Jatmiko(2019)dengan judul “Pengaruh
Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Budaya Organisasi, Reputasi dan Etika
Terhadap Senjangan Anggaran (Studi Empiris pada SKPD Kabupaten Bantul)”
Anggaran merupakan rencana organisasi yang dituliskan dalam ukuran finansial, disusun
dan digunakan dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Senjangan anggaran adalah suatu
perbedaan antara realisasi anggaran yang dihasilkan dengan perkiraan anggaran yang ditetapkan.
Senjangan anggaran terjadi ketika para penyusun anggaran membuat pengeluaran lebih besar
dari yang semestinya dan membuat pendapatan lebih rendah agar dapat mencapai target
anggaran dengan lebih mudah (Harvey, 2015).
Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran
Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan suatu proses dimana atasan maupun
bawahan memberikan pengaruhnya dalam menentukan target anggaran (Putri dan Pradnyantha,
2014). Tingginya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran, akan memicu timbulnya
senjangan anggaran yang tinggi. Bawahan akan merasa bertanggung jawab atas anggaran yang
telah disusun. Akibatnya bawahan merasa tertekan dan berusaha untuk mencapai target anggaran
tersebut dengan lebih mudah, sehingga membuat senjangan anggaran.
Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Senjangan Anggaran
Menurut Priyanti (2013) kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana anggaran
yang telah ditetapkan dengan jelas dan tepat dengan tujuan anggaran tersebut mudah untuk
dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab dalam menyusun dan melaksanakan anggaran.
Dalam penyusunan anggaran, para penyusun anggaran harus membuat suatu anggaran yang jelas
dan spesifik agar anggaran tersebut dapat menjadi lebih terarah. Adanya sasaran anggaran yang
jelas akan memberikan kemudahan bagi individu untuk menyusun target-target anggaran.
Dimana target taget anggaran anggaran akan disusun sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai
oleh organisasi. Sehingga, semakin jelasnya sasaran anggaran didalam organisasi maka
kemungkinan terjadinya senjangan anggaran akan semakin menurun.
19. 13
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Senjangan Anggaran
Menurut Halim (2009) budaya organisasi adalah keyakinan, nilai, norma, dan sikap
orangorang organisasi dalam berperilaku atau bertindak. Budaya organisasi dapat mempengaruhi
cara bekerja dan perilaku anggota didalam organisasi termasuk dalam proses penyusunan
anggaran Adanya budaya yang kuat didalam organisasi memotivasi anggota untuk bekerja agar
tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif, sehingga anggota organisasi akan terlibat penuh
dalam mencapai target anggaran dengan menyusun anggaran sesuai apa adanya tanpa ada tujuan
serta maksud yang lain. Kuatnya budaya yang tertanam didalam diri anggota organisasi dapat
mengurangi terjadinyan senjangan anggaran.
Pengaruh Reputasi terhadap Senjangan Anggaran
Reputasi merupakan nama baik yang dimiliki seseorang karena telah melakukan hal-hal
yang positif dan telah melaksanakan tugas dengan baik. Tingginya reputasi yang dimiliki oleh
seseorang, maka akan semakin tinggi keinginan untuk melakukan kesenjangan anggaran.
Reputasi yang tinggi dapat menyebabkan seseorang untuk selalu ingin menjaga kinerjanya tetap
terlihat baik agar mendapatkan penilaian yang baik.
Pengaruh Etika terhadap Senjangan Anggaran
Etika merupakan suatu nilai dan norma moral yang dijadikan individu atau sekelompok
orang sebagai pegangan untuk mengatur tingkah lakunya dengan melakukan perbuatan yang baik
dan menghindari perilaku buruk. Seseorang yang memiliki etika yang baik akan mengurangi
terjadinya senjangan anggaran, sebab mereka akan memandang senjangan anggaran sebagai
sesuatu hal tidak baik untuk dilakukan dalam proses penyusunan anggaran karena hanya
menguntungkan salah satu pihak dan dapat merugikan masyarakat dan Negara.
Kesimpulan Partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan reputasi berpengaruh
signifikan positif terhadap senjangan anggaran. Sedangkan budaya organisasi dan etika tidak
berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
Kajian terdahulu atau penelitian terdahulu selanjutnya yang memiliki keterkaitan dengan
makalah ini adalah jurnal dari Putro Juwono Siswantoro, Bambang Jatmiko(2015) dengan judul
“Key Succes Factors Struktur Modal Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia”
20. 14
Risiko Bisnis (Business Risk) dengan Debt to Equity Ratio (DER)
Prabansari dan Kusuma (2005), risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi
perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Selanjutnya, menurut Brigham dan
Houston (2001:7-9) risiko bisnis adalah suatu proyeksi tingkat pengembalian atas ekuitas
(ROE) jika perusahaan tidak menggunakan hutang. Prabansari dan Kusuma (2005),
menyatakan bahwa risko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Tetapi penelitian
yang dilakukan oleh Rachmawardani (2007) menyatakan bahwa risiko bisnis berpengaruh
positif terhadap struktur modal. Berdasarkan dari penelitian sebelumnya yang telah disebutkan
di atas dapat disimpulkan bahwa resiko bisnis mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.
Profitabilitas (Profitability) dengan Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Rozikin (2008), model-model berbasis pajak menyatakan bahwa perusahaan-
perusahaan yang profitable harus meminjam lebih banyak, karena mereka memiliki kebutuhan
yang lebih besar untuk melindungi (shield) pendapatan dari pajak korporasi. Namun, teori
pecking order menyatakan perusahaan-perusahaan akan menggunakan laba ditahan terlebih
dahulu sebagai dana investasi dan baru kemudian menggunakan obligasi serta equity baru jika
diperlukan. Penelitian yang dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2005), Wijaya dan
Hadianto (2008), dan Nurrohim (2008) menyimpulkan bahwa profitabilitas mempunyai
pengaruh positif terhadap strukturmodal. Tetapi tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Medina (2007) yang menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh
negatif terhadap struktur modal. Berdasarkan dari penelitian sebelumnya yang telah disebutkan
di atas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.
Pertumbuhan Aktiva (Asset Growth)denganDebt to Equity Ratio (DER)
Menurut Prabansari dan Kusuma (2005), perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang
tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang (obligasi) dibanding perusahaan yang
lambat pertumbuhannya. Penelitian yang dilakukan oleh Sa’diyah (2007) menyatakan bahwa
pertumbuhan asset mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Tetapi Prabansari
dan Kusuma (2005), menyimpulkan bahwa pertumbuhan asset berpengaruh positif terhadap
struktur modal. Berdasarkan daripenelitian sebelumnya yang telah disebutkan di atas dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.
21. 15
Likuiditas (Liquidity) dengan Debt to Equity Ratio (DER)
Wijaya dan Hadianto (2008), perusahaan yang terdapat dalam industri retail biasanya
lebih banyak menggunakan utang jangka pendek dari pada utang jangka panjang. Hal ini
disebabkan, karena aktiva lancar berupapiutangdan persediaan cenderung mendominasi
keseluruhan aktiva yang dimilikinya. Mengingat besarnya proporsi utang jangka pendek dalam
struktur modalnya, maka likuiditas merupakan faktor memiliki pengaruh terhadap struktur
modal perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Hadianto (2008), menunjukkan
bahwa likuiditas mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Tetapi penelitian yang
telah dilakukan oleh Cahyadi (2009), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa likuiditas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan dari penelitian
sebelumnya yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan likuiditas mempunyai pengaruh
terhadap strukturmodal.
Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth)dengan Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Yuniningsih (2002), untuk meningkatkan nilai perusahaan, disamping
membuat kebijakan deviden, perusahaan juga dituntut untuk tumbuh. Pertumbuhan dapat
diwujudkan dengan menggunakan kesempatan investasi sebaik-baiknya. Pertumbuhan
perusahaan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan
kegiatannya. Variabel pertumbuhan penjualan dalam perusahaan telah diuji secara empiris oleh
peneliti terdahulu antara lain telah dilakukan oleh Rachmawardani (2007) dan Rahmayani
(2008) yang menunjukkan pertumbuhan penjualan (sales growth) tidak berpengauh signifikan
terhadap struktur modal. Sedangkan peneilitian yang dilakukan oleh Sujoko dan Soebiantoro
(2007) menujukkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan postif terhadap nilai
perusahaan. Tetapi penelitian yang dialakukan oleh Ali Kesuma (2009) menunjukkan bahwa
pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Berdasarkan dari
penelitian sebelumnya yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan pertumbuhan penjualan
mempunyai pengaruh terhadap strukturmodal.
Kesimpulan Risiko Bisnis (Business Risk) dengan Debt to Equity Ratio (DER), Profitabilitas
(Profitability) dengan Debt to Equity Ratio (DER), Pertumbuhan Aktiva (Asset
Growth)denganDebt to Equity Ratio (DER), Likuiditas (Liquidity) dengan Debt to Equity Ratio
(DER) dan Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth)dengan Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh terhadap struktur modal.
22. 16
Kajian terdahulu atau penelitian terdahulu selanjutnya yang memiliki keterkaitan dengan
makalah ini adalah jurnal dari Renata Labitta Surjana(2016) dengan judul “Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan
Risiko Bisnis Sebagai Variabel Mediator”
Keputusan Investasi Dengan Risiko Bisnis Terhadap Nilai Perusahaan
Tujuan keputusan investasi adalah untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi
dengantingkat risiko tertentu.Kesalahandalampenetapan keputusan investasi akan
berdampak pada risikoyang harus ditanggung oleh perusahaan dan selanjutnya mempengaruhi
nilaiperusahaan.Keputusan investasi merupakan keputusan untuk tujuan pada masa yang akan
datang, tidak ada jaminan bahwa arus kas yang diharapkan akan benar-benar terealisir. Selalu
ada unsur ketidakpastian dan risiko yang menyertai suatu keputusan investasi. Semakin tidak
pasti arus kas suatu investasi, maka akan semakin berisiko investasi tersebut (Husnan dan
Pudjiastuti, 2012:211). Keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
dengan resiko bisnis sebagai variable mediator.
Keputusan Pendanaan Dengan Risiko Bisnis Terhadap Nilai Perusahaan
Keputusanpendanaanmelaluimodal cenderung lebih banyak digunakan dibandingkan
dengan pendanaan melalui hutang. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan sebagai
bentuk pedanaan maka semakin tinggi pula tingkat bunga yang harus dibayarkan. Hal tersebut
membuat perusahaan akan terbebani dengan kemampuan untuk melunasi kewajibannya. Dan
jika kemungkinan untuk tidak membayar bungasemakin besar maka akan meningkatkan risiko
penurunan nilai perusahaan (Efni, dkk,2012).Pemberi pinjaman dapat dengan mudah
membangkrutkan perusahaan jika perusahaan tidak dapat membayar hutangnya. Pertimbangan
yang tepat pada risiko bisnis akan membantu perusahaan terhindar dari kemungkinan
mengalami kebangkrutan. Semakin besar risiko bisnis yang dihadapi oleh perusahaan maka
akan semakin menurunkan nilai perusahaan (Yuliani, Isnurhadi dan Bakar, 2013).Keputusan
investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan resiko bisnis sebagai
variable mediator.
Kebijakan Dividen Dengan Risiko Bisnis Terhadap Nilai Perusahaan
Nilai saham dari suatu perusahaan dapat ditentukan oleh jumlah deviden yang
dibagikan kepada para pemegang saham. Apabila dividen yang dibayarkan tinggi, maka harga
saham juga akan cenderung tinggi sehingga membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan begitu
23. 17
pula sebaliknya. Kenaikan maupun penurunan deviden yang dibagikan dapat menyebabkan
perubahan harga saham perusahaan. Penetapan kebijakan dividen perusahaan yang tidak tepat
akan berdampak pada risiko bisnis yang akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Risiko
bisnis yang dihadapi perusahaan dalam kebijakan dividen akan mempengaruhi nilai
perusahaan karena akan mempengaruhi kepercayaan investor untuk merasa aman dalam
menginvestasikan dana pada suatu perusahan (Yuliani, Isnurhadi dan Bakar, 2013).Keputusan
investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan resiko bisnis sebagai
variable mediator.
Pengaruhkeputusaninvestasi, keputusanpendanaandankebijakandividen berpengaruh
signifikan terhadapnilai perusahaan denganrisikobisnissebagaivariabelmediator
24. 18
BAB III
PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS
3.1 PEMBAHASAN
3.1.1 Model Investasi Dan Anggaran Modal
1. Program Analisa Break Even Point Dalam Menganalisa Model Investasi
Analisi break point merupakan analisis dalam bentuk grafik dimana digambarkan
hubungan antara produksi, penjualan, biaya produksi dan laba atau rugi yang terjadi. Pada
analisis break even point, jumlah produksi atau harga jual yang menyebabkan perusahaan tidak
mendapat keuntungan atau menderita kerugian digambarkan sebagai titik potong atau garis hasil
penjualan(omset) dan garis jumlah biaya produksi dan penjualan.
Analisis break even point dapat membantu pimpinan perusahaan dalam mengambil suatu
keputusan (decision making) antara lain :
1. Dapat menentukan atau memberi gambaran tingkat keuntungan yang akan diperoleh.
2. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan biaya produksi dan volume penjualan
terhadap keuntungan yang akan diperoleh,
3. Dapat mnentukan jumlah penjualan yang hrus dicapai dan dipertahankan perusahaan agar
tidak menderita kerugian.
4. Dengan adanya analisi break even point memudahkan pimpinan perusahaan untuk
merumuskan kebijakan serta memudahkan untuk mengambil keputusan dalam
perusahaan
Dengan menggunakan program yang dirancang pihak manajemen perusahaan dapat
mengetahui kapan waktu pengambilan Modal dalam satu investasi yang ditanamkan . Program
analisa BEP ini melakukan perhitungan berdasarkan table perkembangan anak ayam . Dengan
adanya harga jual produksi minimal yang dihasilkan dari program, dapat dijadikan dasar
penentuan harga jual.
3.1.2 Manfaat Investasi Dan Penganggaran Modal Bagi Perusahaan Peternak Ayam
Potong
Kebutuhan ayam pedaging di Indonesia begitu besar, kebutuhan per minggu untuk ayam
potong mencapai 60 juta ekor /minggu, dimana per ekor dijual diangka Rp 24.000 - Rp 30.000.
25. 19
Melihat besarnya peluang kebutuhan ayam pedaging ayam menjadi lahan potensial untuk
mendapatkan keuntungan dari sektor ternak. Dari sini kita dapat melakukan beberapa analisa
tentang seberapa besar keutungan yang diperoleh oleh peternak ayam potong.
Ada beberapa manfaat menjadikan ternak ayam potong sebagai investasi yang menghasilkan
antara lain :
1. Kebutuhan Pangan Ayam Indonesia cenderung meningkat
Ayam menjadi salah satu kebutuhan makan yang cukup terjangkau bagi kalangan menengah
ke bawah dibanding makanan dari sektor hewani lain, Ini membuat ayam cukup digemari
terlebih setelah sampai ditangan penjual, penjual menjualnya dalam banyak potongan .
2. Pertumbuhan sektor industri restaurant yang memanfaatkan ayam sebagai komoditi yang
dijual.
Kebutuhan ayam pedaging di Indonesia begitu besar, kebutuhan per minggu untuk ayam potong
mencapai 60 juta ekor /minggu, dimana per ekor dijual diangka Rp 24.000 - Rp 30.000. Melihat
besarnya peluang kebutuhan ayam pedaging ayam menjadi lahan potensial untuk mendapatkan
keuntungan dari sektor ternak. Dari sini kita dapat melakukan beberapa analisa tentang seberapa
besar keuntungan sektor ternak.
3. Industri rumahan dan perusahaan skala besar dalam produksi ayam kemasan
Industri rumahan yang mulai membuat beberapa makanan kemasan seperti abon atau
perusahaan berskala besar produksi makanan seperti nuget dan makanan lain menjadi salah satu
market potensial dibalik lahan basah industri peternakan. kebutuhan yang cukup besar menjadi
salah satu alasan mengapa ayam dapat menghasilkan keuntungan yang besar.
3.2. STUDI KASUS
3.2.1 Profil Peternakan Ayam Potong
Peternakan ayam potong di Lumajang terbilang cukup menjanjikan.Hal ini dapat dilihat
banyaknya jumlah perusahaan peternakan yang melebarkan sayapnya untuk menjadi mitra para
peternak ayam potong. Mulai dari DOC (Day Old Chick), pangan, obat-obatan, vitamin sampai
membantu proses penjualan ayam potong milik peternak.
Ayam broiler atau yang disebut juga ayam ras pedaging (broiler) adalah jenis ras
unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi,
26. 20
terutama dalam memproduksi daging ayam.Ayam broiler yang merupakan hasil perkawinan
silang dan sistem berkelanjutan sehingga mutu genetiknya bisa dikatakan baik. Mutu genetik
yang baik akan muncul secara maksimal apabila ayam tersebut diberi faktor lingkungan yang
mendukung, misalnya pakan yang berkualitas tinggi, sistem perkandangan yang baik, serta
perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Ayam broiler merupakan ternak yang paling ekonomis bila dibandingkan dengan ternak
lain, kelebihan yang dimiliki adalah kecepatan pertambahan/produksi daging dalam waktu yang
relatif cepat dan singkat atau sekitar 4 - 5 minggu produksi daging sudah dapat dipasarkan atau
dikonsumsi. Keunggulan ayam broiler antara lain pertumbuhannya yang sangat cepat dengan
bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek, konversi pakan kecil, siap dipotong
pada usia muda serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak. Perkembangan yang pesat
dari ayam ras pedaging ini juga merupakan upaya penanganan untuk mengimbangi kebutuhan
masyarakat terhadap daging ayam. Perkembangan tersebut didukung oleh semakin kuatnya
industri hilir seperti perusahaan pembibitan (Breeding Farm) yang memproduksi berbagai jenis
strain.
Ayam broiler atau ayam ras pedaging ternyata memiliki sejarah yang cukup
panjang.Jaman dahulu sebelum peternakan ayam pedaging berkembang, broiler adalah ayam
jantanmuda (cockerel) yang diafkir dari peternakan. Breeding nya sendiri dimulai sekitar tahun
1916.Broiler berasal dari hasil persilangan pejantan bangsa Cornish (ayam kelas Inggris yang
punya karakteristik tubuh besar, persentase otot dada yang tinggi) serta ayam Plymouth Rocks
putih betina (ayam yang memiliki karakteristik tulang besar).Daging ayam hasil persilangan ini
mulai diperkenalkan pada tahun 1930an dan menjadi populer pada 1960an.
Tahun 1800an – 1900an
Eropa dan Amerika unggas dipelihara pada skala rumah tangga (sistem backyard
farming), ayam hidup dan telur ayam digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan
kelebihannya dijual ke tetangga.
Tahun 1920an – 1930an
Merupakan awal dari produksi ayam broiler.Tingginya permintaan telur menyebabkan
lebih banyak ayam petelur yang dipelihara sehingga ada kelebihan jumlah ayam jantan.Petani
menjual kelebihan ayam jantan tersebut sebagai unggas penghasil daging.Selanjutnya terjadi
peningkatan permintaan ayam pedaging.Petani menyadari bahwa sebagian jenis ayam sesuai
27. 21
untuk menghasilkan telur sedangkan lainnya sesuai sebagai penghasil daging sehingga ayam
dipelihara dengan single purpose, yaitu sebagai penghasil telur saja (layer) atau daging saja
(broiler) sehingga produksinya lebih terfokus dan efisien.Ayam dual purpose kurang populer
karena produksinya sedang.Telur dan ayam dijual di pasar lokal.
Tahun 1940an
Seleksi genetik, peningkatan nutrisi, ilmu kesehatan hewan, dan kontrol lingkungan
mulai diperhatikan pada tahun 1940an untuk meningkatkan performans broiler.Pada tahun 1945,
pengusaha Amerika pemilik Atlantik & Pacific Tea Company menyelenggarakan kontes bertema
"Chicken of Tomorrow".Babak kualifikasi berlangsung pada tahun 1946 – 1947, sedangkan final
pada tahun 1948. Penilaian broiler berdasarkan pada beberapa faktor, antara lain laju
pertumbuhan, konversi ransum, produksi daging dada dan paha. Pembibit yang unggul dalam
kontes tersebut antara lain Peterson, Vantress, Cobb, Hubbard, Pilch, dan Arbor Acres.Seleksi
dilakukan secara sederhana melalui metode mass selection berdasarkan karakteristik individu
saja, yaitu dengan memilih ayam jantan dan betina dengan bobot terbesar.Sekitar 20 – 40% sifat
dapat terkontrol dengan seleksi sederhana ini. Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA)
mengembangkan sistem penilaian karkas (carcass grading) broiler pada tahun 1949 dengan
tujuan untuk membantu konsumen mengetahui kualitas karkas dan menetapkan standar yang
harus dicapai peternak.
Tahun 1950an - 1960an
Industri ayam broiler mengembangkan semua aspek produksi, pemrosesan, maupun
pemasaran sehingga hasilnya lebih efisien dan menguntungkan. Strategi pemasaran ditunjang
dengan TV dan media massa untuk mempromosikan konsumsi daging ayam, kalkun, dan telur.
National Broiler Council didirikan pada tahun 1954 untuk menstimulasi permintaan konsumen,
namanya diganti menjadi National Chicken Council pada tahun 1990.Inspeksi atas industri
broiler dilakukan secara mandatoris oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mulai
tahun 1959.
Tahun 1970an
Produksi ayam broiler modern semakin berkembang pada tahun 1970an, penelitian mulai
banyak dilakukan, banyak penemuan baru mengenai nutrisi, program penanganan penyakit dan
teknologi.Kontributor yang penting pada era tersebut adalah mekanisasi processing dan
teknologi otomatis.Peningkatan permintaan terhadap daging ayam broiler sangat pesat pada
28. 22
tahun 1980an, daging ayam dianggap sebagai sumber protein hewani yang menyehatkan dan
murah jika dibandingkan dengan daging komoditas ternak lainnya. Konsumen memilih ayam
yang dijual dalam bentuk potongan (cut up chicken) karena lebih praktis. Daging ayam beku siap
olah mulai populer pada era ini. Berbagai restoran makanan cepat saji (fast food) berbahan baku
ayam mulai berkembang, berkompetisi dengan restoran ternama seperti Mc Donald's dan KFC.
Konsumsi daging ayam di Amerika Serikat pada tahun 1992 melebihi daging sapi.
Tahun 1980an - 1990an
Sistem seleksi di tingkat broiler pembibit juga mulai berkembang pada tahun 1980an –
1990an. Teori indeks seleksi berdasarkan performans keluarga yang dilakukan pada tahun
1970an dikembangkan menjadi metode seleksi dengan BLUP (best linear unbiased prediction)
berdasarkan performans individu dan keluarga sehingga dapat diketahui bagaimana suatu sifat
berkaitan satu sama lain. Seleksi yang dilakukan terus menerus diikuti dengan inovasi untuk
menggabungkan siatsifat unggul dan mengeliminasi sifat-sifat yang kurang menguntungkan.Pada
tahun 2000an hanya ada tiga perusahaan pembibit yang tersisa, yaitu Cobb-Vantress (mencakup
brand Cobb, Avian, Sasso, dan Hybro), Aviagen (mencakup brand Ross, Arbor Acres, Lohmann,
Indian River, dan Peterson), serta Groupe Grimaud (mencakup brand Hubbard dan Grimaud
Frere).
Tahun 1990an - 2000an
Permintaan pasar internasional pada tahun 1990an - 2000an tidak hanya mencakup
daging dada, tetapi juga paha (leg quarters) dan cakar, terutama di Asia.Sebanyak 20% daging
ayam dari Amerika Serikat diekspor ke berbagai negara. Konsep HACCP (hazard snalysis and
vritical control points) mulai dikembangkan sejak 26 Januari 1998 untuk mengatur mengenai
keamanan pangan dari aspek produksi, restoran, dan industri penyedia pangan (US Poultry and
Egg Association, 2009). Industri perunggasan pada tahun 2000an terfokus pada empat hal, yaitu
apakah aman bagi kesehatan manusia, apakah ternak terpenuhi kesejahteraannya, apakah
mempengaruhi finansial konsumen, dan apakah menjamin keberlanjutan jangka panjang bagi
industri.
Rencana Investasi Perluasan Usaha
29. 23
Estimasi Nilai Rencana investasi perluasan usaha, secara umum terdiri atas investasi
utama, investasi pendukung dan investasi sarana pendukung. Estimasi total nilai investasi secara
keseluruhan sebesar Rp. 76.525.000,- dengan rincian sebagaimana pada Tabel 1 dan Tabel 2:
Tabel 1. Rincian Nilai Investasi Utama
No Nama Barang Jumlah (Unit) Harga Jumlah
1 Fisik kendang 3000 15.000 45.000.000
2 Gasolek 4 600.000 2.400.000
3 Tabung gas 4 300.000 1.200.000
4 Tempat Pakan 72 30.000 2.160.000
5 Tempat Minum 48 65.000 3.120.000
6 Bohlam 20 25.000 450.000
7 Pipa Paralon 20 60.000 1.200.000
8 Sekop 1 50.000 50.000
9 Kabel 100 2.000 200.000
Total 55.780.000
Sumber: Perusahaan Kemitraan
Investasi utama yang dimaksud adalah bagian utama dari fisik kandang serta sarana
pendukungnya.Harga-harga tersebut adalah harga yang berlaku mulai tahun 2017. Sedangkan
untuk rincian investasi pendukung, dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 2. Rincian Nilai Investasi Pendukung/ Biaya Operasional Bulanan
No Nama Barang Jumlah (Unit) Harga Jumlah
1 DOC 3000 ekor 1.000 15.000.000
2 Pakan 10 sak 390.000 3.900.000
3 Obat dan vaksin 3000 ekor 1.500 4.500.000
4 Gaji Anak Kandang 2 orang 1.500.000 3.000.000
5 Listrik Air dan Telepon 1 unit 500.000 500.000
6 Isi Tabung Gas 4 unit 100.000 400.000
Total 20.100.00
Sumber: Perusahaan Kemitraan
30. 24
Dari Tabel 1. dan Tabel2. dapat dibuat tabel rekapitulasi total nilai investasi sebagai
berikut:
Tabel 3. Rekapitulasi Total Nilai Investasi
No Jenis Investasi Nilai
1 Nilai Investasi Utama 55.780.000
2 Nilai Investasi Pendukung 27.300.000
Total 83.080.000
Sumber: Tabel 4.1. dan Tabel 4.2. (diolah)
Estimasi Pendapatan Per Bulan
Pendapatan
Estimasi pendapatan per bulan = asumsi ayam hidup 2.700 ekor (asumsi angka mortaliti berada
pada angka 10%) x Rp 20.000 (umur ayam 30 hari)
= Rp 54.000.000
Keuntungan = pendapatan – biaya operasional bulanan
= Rp 54.000.000 – Rp 27.300.00
= Rp 26.700.000
Analisis Data
Discounted Payback Period
Pada prinsipnya metode Discounted Paybak Period ini sama dengan metode Payback Period,
hanya saja untuk menentukan periode pengembaliannya tidak menggunakan aliran kas bersih
tetapi menggunakan aliran kas bersih yang telah didiskontokan.
Perhitungan Discounted Payback Period
= investasi awal – kas tahunan
= Rp 83.080.000 – Rp 160.200.000
= 0,518 (12 bulan) = 6,2 bulan
= 6 bulan + (0,2 x 30 hari)
= 6 bulan 6 hari
Jadi, periode yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi adalah selama 6 bulan 6 hari.
Pembahasan Penelitian
31. 25
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fisibilitas investasi pada pembuatan kandang
untuk peternakan ayam potong menggunakan metode Discounted Payback Period. Investasi yang
dilakukan oleh calon mitra adalah berupa pembuatan kandang ayam potong.Investasi ini
direncanakan guna memenuhi jumlah permintaan ayam potong yang semakin meningkat setiap
tahunnya.
Hasil perhitungan dengan metode Discounted Payback Period menghasilkan periode
pembayaran kembali 6 Bulan 6 hari.Sedangkan kriteria fisibilitas investasi Discounted Payback
Period adalah Jika periode pembayaran kembali kurang dari umur ekonomis investasi (dalam
penelitian ini adalah dua (2) tahun) maka investasi diterima, jika periode pembayaran kembali
lebih dari umur investasi maka investasi ditolak.
Jadi, dari kriteria fisibilitas investasi metode discounted payback period dan hasil perhitungan
discounted payback period menunjukkan bahwa investasi fisibel dilakukan.
3.2.2 Analisa SWOT
Analisa SWOT Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan
Threats (ancaman) yang dihadapipeternakan ayam potong antara lain adalah sebagai berikut:
Strengths (kekuatan)
1. Peternakan ayam potong memiliki ayam yang berkualitas tinggi
2. Lahan untuk beternak masih tersedia dan cukup strategis
3. Pertumbuhan dan pertambahan yang cepat
Weaknesses (kelemahan)
1. Budidaya dengan peralatan sederhana
2. Keterampilan peternak masih rendah dan pembagian tugas yang tidak jelas
3. Angka kematian ternak yang masih relatif tinggi
Opportunities (peluang)
1. Peluang pasar yang masih tinggi ini dikarenakan banyak masyrakat yang memilih
mengkonsumsi ayam broiler
2. Daya beli masyarakat mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan perekonomian
Indonesia yang semakin membaik dari waktu ke waktu
3. Lingkungan bagus cocok untuk perkembangan industry peternakan ayam potong.
32. 26
Threats (ancaman)
1. Harga pakan ternak yang tidak stabil harganya
2. Wabah penyakit ayam dan rentannya ayam broiler terjangkit penyakit menular
3. Fluktuasi harga bibit ayam dan pakan
4. Munculnya pesaing baru di industry peternakan ayam potong karena tertarik pada
keuntungan yang dapat diperoleh melalui industry ini di masa mendatang
4. STRATEGI
Setelah mengidentifikasi faktor faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan ancaman dalam mengembangkan usaha peternakan ayam potong di
Kecamatan Lumajang maka ditemukan alternative strategi yang dapat dipertimbangkan sebagai
berikut
Strategi S-O (StrengthOpportunity) atau strategi kekuatanpeluang adalah strategi yang
menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi S-O
yang dapat dirumuskan adalah :
1. Memanfaatkan lokasi usaha yang strategis untuk mengembangankan usaha yang telah
ada agar dapat memenuhi tingginya permintaan ayam potong
2. Menekan biaya produksi dengan memanfatkan karyawan yang berpengalaman agar
menghasilkan produk rendah biaya
3. Perbanyakan populasi ayam potong
4. Mengembangkan kualitas pekerja
5. Meningkatkan kualitas dari ayam potong
Strategi W-O (WeaknessOpportunity) atau strategi kelemahanpeluang adalah strategi untuk
Strategimeminimalkan kelemahan yang ada untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif
strategi W-O yang dapat dirumuskan adalah :
1. Efisiensi biaya produksi dengan memperbaiki manajemen
2. Pengembangan sistem berternak tradisional menjadi modern
3. Meningkatkan pembinaan peternak akan pentingnya kesehatan ayam potong.
33. 27
Strategi S-T (Strength-Threat) atau strategi kekuatan-ancaman adalah strategi untuk
mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam menghindari ancaman. Alternatif strategi
S-T yang dapat dirumuskan adalah :
1. Menjaga mutu produk dan memperhatikan perkembangan pasar dalam menentukan skala
usaha untuk menghadapi persaingan dan menghindari penurunan daya beli
2. Menstok bahan baku terutama pakan menggunakan modal yang ada untuk menghindari
fluktuasi harga
3. Meningkatkan manajemen kandang dengan mensinergikan kekuatan SDM yang ada
untuk mengantisipasi wabah penyakit.
Strategi W-T (Weakness-Threat) atau strategi kelemahan-ancaman adalah strategi untuk
meminimalkan kelemahaninternal dan menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi W-T
yang dapat dirumuskan adalah
1. Mencegah wabah penyakit ayam dengan menerapkan Bio-security
2. Menghindari ketergantungan terhadap satu agen saja, guna menghindari dampak turunya
daya beli masyarakat
3. Penerapan teknologi modern
4. Peningkatan manajemen usaha ayam potong
34. 28
BAB IV
KESIMULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Investasi adalah sebagai komitmen sejumlah uang atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat
ini (present time) dengan harapan memperoleh manfaat (benefit) di kemudian hari (in future).
Program Analisa Break Even Point Dalam Menganalisa Model Investasi
Analisi break point merupakan analisis dalam bentuk grafik dimana digambarkan
hubungan antara produksi, penjualan, biaya produksi dan laba atau rugi yang terjadi. Analisis
break even point dapat membantu pimpinan perusahaan dalam mengambil suatu keputusan
(decision making) antara lain :
1. Dapat menentukan atau memberi gambaran tingkat keuntungan yang akan diperoleh.
2. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan biaya produksi dan volume penjualan
terhadap keuntungan yang akan diperoleh,
3. Dapat mnentukan jumlah penjualan yang hrus dicapai dan dipertahankan perusahaan agar
tidak menderita kerugian.
4. Dengan adanya analisi break even point memudahkan pimpinan perusahaan untuk
merumuskan kebijakan serta memudahkan untuk mengambil keputusan dalam
perusahaan
Besarnya peluang kebutuhan ayam pedaging ayam menjadi lahan potensial untuk
mendapatkan keuntungan dari sektor ternak. Ada beberapa manfaat menjadikan ternak ayam
potong sebagai investasi yang menghasilkan antara lain :
1. Kebutuhan Pangan Ayam Indonesia cenderung meningkat
2. Pertumbuhan sektor industri restaurant yang memanfaatkan ayam sebagai komoditi yang
dijual.
3. Industri rumahan dan perusahaan skala besar dalam produksi ayam kemasan
35. 29
4.2 Saran
Adapun saran yang ditunjukkan kepada pembaca yaitu dengan memilih model investasi
dan pengangaran secara baik maka suatu perusahaan akan mampu mencapai tujuan
organisasinya. Serta dalam membentuk pengangaran modal kita perlu memperhatikan beberapa
hal sepertilokasi, biaya – biaya apa yang dikeluarkan, dan arus pula mengetahui rencana jangka
panjang maupun pendek bagi perusahaan itu sendiri .
Di dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih diperlukan banyak
bimbingan dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
membantu untuk penulisan makalah yang lebih baik lagi.
36. 30
Daftar Pustaka
Darsana, Lestari. . Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Pengalaman Kerja Dan Kapasitas
Produksi Terhadap Nilai Produksi Pngrajin Perak. Fakultas Ekonomi. Universitas
Udayana.
Gitman, Lawrence and Joehnk.2005. Principal of Managerial Finance. 11th edition. United
States; Pearson
Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi ke 4, Yogyakarta :
BPFE – Universitas Gajah Mada.
Jones, Charles P Jones, 2004, Investments: Analysis and Management, Sixth edition, Willey.
Keown A. J., Martin J. D., Petty J. W., Scott D. F.. 2011. Manajemen Keuangan:Prinsip dan
Penerapan. Edisi Kesepuluh, Jilid 1, Terjemahan olehMarcus Prihminto Widodo, Jakarta,
Penerbit Indeks.
Lukviarman, Niki. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Padang, Andalas University
Press.
Mellyanda Febrina Audia, Bambang Jatmiko. 2017.Pengaruh Partisipasi,angaran,kejelasan
Sasaran Anggaran, Budaya Organisasi, Reputasi dan Etika Terhadap Senjangan
Anggaran (Studi Empiris pada SKPD) Kabupaten Bantul.
Putro Juwono Siswantoro, Bambang Jatmiko. 2015. Key Succes Factors Struktur Modal
Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Renata Labitta Surjana. 2016.Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Risiko Bisnis Sebagai Variabel
Mediator
Richardson J.W., Herbst B.K., Outlaw J.L. and Gill R.C. 2007. Including Risk in Economic
Feasibility Analyses: The Case of Ethanol Production in Texas, Journal of Agribusiness
Vol.25 No.2, 115-132.
Supriyadi, Fatimah .2018. Kajian Pengendalian Internal Dalam Disiplin Anggaran
Perguruan tinggi negri. Politeknik Negeri Jakarta.
Sharpe, Alexander, Bailey. 1997. Investasi. Jilid 2. Edisi Revisi. Jakarta: Prenhallindo.
Tandelilin Eduardus. 2012. Modul: Dasar – Dasar Manajemen Investasi. Universitas Gadja
Madha: Yogyakarta.
37. 31
Utami Dwi. 2014. Penganggaran Modal .Diakses pada selasa 14 april 2020. Pukul 19.09
Zulam, Lubis. 2016. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Investasi Di
Indonesia. Falkutas Ekonomi. Universitas Tjut Nyak Dien Medan.
Undang – undang dan ayat Al – Qur’an :
- Menurut Pasal I ayat (I) Undang – Undang No.25 Tahun 2007tentang penanaman modal
- Pasal I ayat (5) Undang –Undang No.25 Tahun 2007 pengertian Penanam modal dalam
negeri