SlideShare a Scribd company logo
1 of 79
TUGAS 3
“FIRE SAFETY”
Oleh: Fariq Abdullah Dachlan
NIM 220312008
• Pokok bahasan materi dapat seputar :
• 1. Definisi api dan unsurnya, segitiga api, piramida api dll
• 2. Dasar hukum terkait penanggulangan kebakaran di Indonesia
• 3. Standarisasi yang dipergunakan secara internasional terkait penanggulangan kebakaran (jenis
jenis seri standar yang digunakan)
• 4. Standarisasi kompetensi personel petugas penaggulangan kebakaran (nasional dan
internasional)
• 5. Sebab-sebab terjadinya kebakaran,
• 6. Klasifikasi kebakaran,
• 7. Klasifikasi bahaya hunian,
• 8. Bahaya Kebakaran,
• 9. Sistem pemadam kebakaran,
• 10. Standar penempatan APAR,
• 11. Teknik dan taktik pemadaman,
• 12. Sistem siaga bahaya kebakaran,
• 13. Sistem alarm dan deteksi kebakaran,
• 14. Upaya penanggulangan bahaya kebakaran,
• 15. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
• 16. Contoh kasus kebakaran dan analisa penyebab kebakarannya dan tidak terbatas hanya pokok
bahasan diatas, kalian dapat ,menambahkan pokok bahasan lain yang dianggap perlu.
1.TEORI API
• Definisi Api
• adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga)
unsur yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau
menghasilkan panas dan cahaya.
PROSES TERJADI API
“Api adalah proses oksidasi tanpa bantuan (selfsustaining) yang cepat
disertai dengan evolusi panas dan cahaya dalam bermacam-macam
intensitasnya”
ATAU
“Api adalah hasil percampuran secara kimia dari panas,
bahan bakar dan oksigen dalam proporsi yang tepat”
Segitiga Api
SEGITIGA API / FIRE TRIANGLE
Segitiga api adalah elemen-elemen
pendukung terjadinya kebakaran adalah panas, bahan bakar
dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut,
kebakaran belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar.. Untuk
berlangsungnya suatu pembakaran, diperlukan komponen
keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction).
Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai
reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada
saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan
hanya pijar tetapi berupa nyala api atau peristiwa pembakaran.
Tiga unsur Api.
• 1. Oksigen
• Sumber oksigen adalah dari udara, dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15% volume
oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran. Udara normal di dalam atmosfir kita
mengandung 21% volume oksigen. Ada beberapa bahan bakar yang mempunyai cukup
banyak kandungan oksigen yang dapat mendukung terjadinya pembakaran
• 2. Panas
• Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat mendukung
terjadinya kebakaran. Sumber panas antara lain: panas matahari, permukaan yang panas,
nyala terbuka, gesekan, reaksi kimia eksotermis, energi listrik, percikan api listrik, api las /
potong, gas yang dikompresi
• 3. Bahan bakar
• Bahan bakar adalah semua benda yang dapat mendukung terjadinya
pembakaran. Ada tiga wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas. Untuk benda
padat dan cair dibutuhkan panas pendahuluan untuk mengubah seluruh atau
sebagian darinya, ke bentuk gas agar dapat mendukung terjadinya pembakaran.
• a) Benda Padat
• Bahan bakar padat yang terbakar akan meninggalkan sisa berupa abu atau arang
setelah selesai terbakar. Contohnya: kayu, batu bara, plastik, gula, lemak, kertas,
kulit dan lain-lainnya.
• b) Benda Cair
• Bahan bakar cair contohnya: bensin, cat, minyak tanah, pernis, turpentine,
lacquer, alkohol, olive oil, dan lainnya.
• c) Benda Gas
• Bahan bakar gas contohnya: gas alam, asetilen, propan, karbon monoksida,
butan, dan lain-lainnya.
Proses kebakaran terjadi rantai reaksi kimia
• Dimana setelah terjadi proses difusi antara oksigen dan uap bahan bakar,
dilanjutkan dengan terjadinya penyalaan dan terus dipertahankan sebagai suatu
reaksi kimia berantai, sehingga terjadi kebakaran yang berkelanjutan.
• a) LEL / LFL (Low Explosive Limit/ Low Flammable Limit): adalah batas minimum
dari konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara yang akan menyala atau
meledak, bila diberi sumber nyala yang cukup. Kondisi ini disebut terlalu miskin
kandungan uap bahan bakarnya (too lean).
• b) UEL / UFL (Upper Explosive Limit/ Upper Flammable Limit): adalah batas
maksimum dari konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara, yang akan
menyala atau meledak, bila diberi sumber nyala yang cukup. Kondisi ini disebut
terlalu kaya kandungan uap bahan bakarnya (too rich).
2. Dasar hukum terkait penanggulangan
kebakaran di Indonesia
• Peraturan Menteri Tentang Proteksi Kebakaran
• 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri
• 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
• Undang-Undang Tentang Kebakaran
• 1. Undang-Undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
• 2. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah susun (Lembar Negara Republik Indonesia tahun
1985 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3317);
• 3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1992) Nomor 23, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);
• 4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501);
• 5. Peraturan pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung;
• Keputusan Menteri Negara Tentang Kebakaran
• 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3839);
• 2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung;
• 3. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
• 4. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
• 5. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
• 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan
• 7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.25/PRT/2007 Tentang Pedoman
Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Bangun Gedung
3. Standarisasi yang dipergunakan secara
internasional terkait penanggulangan kebakaran
4. Standarisasi kompetensi personel petugas
penaggulangan kebakaran (nasional dan
internasional)
• Organisasi: Badan Nasional
Sertifikasi Profesi
• Tipe Org.: Asosiasi Badan
Standardisasi
• Negara: Indonesia
• Standar: LSK-K3 (Lembaga
Sertifikasi Kompetensi Kesehatan
dan Keselamatan Kerja)
5. Sebab-sebab terjadinya kebakaran
Faktor terjadinya kebakaran karena manusia :
• Disengaja (pembalakan liar, balas dendam, dsj).
• Kelalaian (lupa mematikan tungku pembakaran saat akan meninggalkan rumah, dsj).
• Kurang pengertian (membuang rokok sembarangan, merokok di dekat tempat
pengisian bahan bakar, dsj).
Faktor penyebab kebakaran karena binatang :
Tikus, kucing dan binatang peliharaaan lainnya
Sebab-sebab terjadinya kebakaran
• Adanya bahan yang mudah terbakar. Bahan yang mudah terbakar bisa dari Zat
kimia cari dan gas yang mudah terbakar misalnya, minyak tanah, gas LPG,
matches, aerosol pengharum ruangan, produk-produk yang mengandung alkohol
seperti minyak wangi dan spritus. Maupun bahan padat seperti kayu, kertas,
plastik.
• Adanya sumber panas. Sumber panas ini ada di lingkungan sekitar kita seperti
sumber panas dari sinar matahari, listrik (dengan adanya korsleting), gesekan dari
dua benda, reaksi kimia dan udara yang tertekan.
• Adanya oksigen yang cukup. Kebakaran terjadi akibat adanya reaksi kimia antara
bahan yang mudah terbakar dengan oksigen melalui proses pembakaran.
Semakin besar kadar oksigen, semakin besar api yang akan menyala. Dalam
keadaan normal kadar oksigen di udara berkisar 21 %. Dalam keadaan normal
udara akan memiliki kadar yang cukup untuk melakukan proses pembakaran.
Pada udara dengan kadar oksigen setengah dari keadaan normal, yaitu 12 %,
udara akan sangat sulit menyebabkan proses kebakaran, atau dapat dikatakan
tidak akan terjadi pembakaran api.
Data mengenai sebab-sebab kebakaran
6. Klasifikasi Kelas Kebakaran
1. Kebakaran Klas A
Adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam.
Contoh : Kebakaran kayu, kertas, kain, plastik, dsb.
Alat/media pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran klas
ini adalah dengan : pasir, tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa)
dan air
2. Kebakaran Klas B
Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar.
Contoh : Kerosine, solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goreng.
Alat pemadam yang dapat dipergunakan pada kebakaran tersebut
adalah Tepung pemadam (dry powder), busa (foam), air dalam bentuk
spray/kabut yang halus.
3. Kebakaran Klas C
Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik dan alat
rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik.
Alat Pemadam yang dipergunakan adalah : Carbondioxyda (CO2), tepung
kering (dry chemical). Dalam pemadaman ini dilarang menggunakan media
air.
4. Kebakaran Klas D
Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum, alumunium,
natrium, kalium, dsb.
Alat pemadam yang dipergunakan adalah : pasir halus dan kering, dry
powder khusus.
5. Kebakaran Klas K
kebakaran yang disebabkan oleh bahan akibat konsentrasi lemak yang tinggi.
Kebakaran jenis ini banyak terjadi di dapur. Api yang timbul didapur dapat
dikategorikan pada api Klas B.
6. Kebakaran kelas E
Kebakaran yang disebabkan oleh adanya hubungan arus pendek pada
peralatan elektronik. Alat pemadam yang bisa digunakan untuk
memadamkan kebakaran jenis ini dapat juga menggunakan tepung kimia
kering (dry powder), akan tetapi memiliki resiko kerusakan peralatan
elektronik, karena dry powder mempunyai sifat lengket. Lebih cocok
menggunakan pemadam api berbahan clean agent
7. Klasifikasi bahaya hunian,
Sistem sprinkler terdiri dari 3 klasifikasi sesuai dengan klasifikasi hunian bahaya
kebakaran, yaitu :
Sistem bahaya kebakaran ringan
Kepadatan pancaran yang direncanakan 2.25 mm/menit, dengan daerah kerja
maksimum yang diperkirakan : 84 m2, adapun jenis hunian kebakaran ringan antara
lain seperti bangunan perkantoran, perumahan, pendidikan, perhotelan, rumah
sakit dan lain-lain.
• Sistem bahaya kebakaran sedang
Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit, dengan daerah kerja
maksimum yang diperkirakan : 72 – 360 m2, sedangkan yang termasuk jenis hunian
kebakaran ini adalah : industri ringan seperti : pabrik susu, elektronika,
pengalengan, tekstil, rokok, keremik, pengolahan logam, bengkel mobil dan lain-
lain.
• Sistem bahaya kebakaran berat
Untuk proses industri kepadatan pancaran yang direncanakan 7.5 – 12.5
mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan adalah 260 m2,
sedangkan bahaya pada gudang penimbunan tinggi kepadatan yang direncanakan
7.5 – 30 mm/menit. Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 260 – 300 m2
dengan kepadatan pancaran yang direncanakan untuk bahaya pada gedung
penimbunan tinggi tergantung pada sifat bahaya barang yang disimpan, adapun
yang termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah industri berat seperti : pabrik
kimia, korek api, bahan peledak, karet busa, kilang minyak, dan lain-lain. Semua
ruang dalam bangunan tersebut harus dilindungi dengan sistem sprinkler, kecuali
ruang tertentu yang telah mendapat izin dari pihak yang berwenang seperti : ruang
tahan api, kamar kakus, ruang panel listrik, ruangan tangga dan ruangan lain yang
dibuat khusus tahan api.
8. Bahaya dan Kerugian Kebakaran
Di antara bahaya-bahaya kebakaran tersebut antara lain ialah :
1. Api (jilatan api yang dapat membakar kulit/tubuh).
2. Suhu panas (dapat menyebabkan hipertermia).
3. Asap (dapat menyebabkan sesak nafas dan mengganggu pengelihatan).
4. Gas-gas beracun (dapat menimbulkan penyakit dan gangguan kesehatan
lainnya).
5. Runtuhan bangunan (dapat menimpa korban yang terjebak di dalamnya
sewaktu-waktu).
6. Ledakan (bahan mudah meledak di sekitar area kebakaran dapat melukai
apa saja di dekatnya).
Di samping bahaya kebakaran di atas, kebakaran juga dapat menimbulkan
kerugian yang diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Manusia (korban jiwa pada kejadian kebakaran).
2. Material (nilai bangunan dan aset yang rusak disebabkan kejadian
kebakaran).
3. Lingkungan (flora dan fauna yang musnah karena kejadian kebakaran,
efek termal kebakaran serta peningkatan gas CO2 dan polusi).
4. Ekonomi (kerugian finansial akibat tidak mampu berjalannya bisnis
dampak dari kejadian kebakaran).
5. Sosial (PHK massal dikarenakan kebangkrutan bisnis dampak dari
kejadian kebakaran).
9. Sistem Pemadam Kebakaran
1. Fire Fighting Sistem Sprinkler
Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan dan head sprikler sebagai alat utama
untuk memadamkan kebakaran.
Sistem ada 2 macam, yaitu:
Wet Riser System: Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan dengan tekanan air
selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
Dry riser system : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisi air bertekanan, peralatan penyedia air
akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi fire alar memerintahkannya.
Pada umumnya gedung bertingkat tinggi menggunakan sistem wet riser, seluruh pipa sprinkler
berisikan air bertekanan, dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
Apabila tekanan dalam pompa menurun, maka secara otomatis jockey pump akan bekerja untuk
menstabilkan tekanan air didalam pipa. Jika tekanan terus menurun atau ada glass bulb head
sprinkler yang pecah maka pompa elektrik akan bekerja dan secara otomatis pompa jockey akan
berhenti. Dan apabila pompa elektrik gagal bekerja setelah 10 detik, maka pompa cadangan diesel
secara otomatis akan bekerja.
2. Fire Fighting Sistem Hydran
Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran, yang terdiri
dari box hydran dan accesories, pilar hydran dan siemese. Box Hydran dan accesories instalasinya
(selang (hose), nozzle) (atau disebut juga dengan Fire House cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan
dalam gedung, sebagai antisipasi jika sistem sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan
mengatasi kebakaran di dalam gedung. Sedang Pilar hydran (yang dilengkapi juga dengan box
hydran disampingnya, untuk menyimpan selang (hose) dan nozzle) biasanya ditempatkan di area
luar (jalan) disekitar gedung, digunakan jika sistem kebakaran di dalam gedung tidak memadai lagi.
Dan Siemese berfungsi untuk mengisi air ground tank (sumber air hydran) tidak memadai lagi
atau habis. Siemese ditempatkan di dekat di dekat jalan utama. Hal ini untuk memudahkan dalam
pengisian air.
System Hydran ini juga terdiri dari 2 system, yaitu:
wet riser system: Seluruh instalasi pipa hydran berisikan air bertekanan dengan tekanan yang
selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
Dry Riser System: seluruh instalasi pipa hydran tidak berisikan air bertekanan, peralatan penyedia
air akan secara otomatis jika katup selang kebakaran di buka.
Seperti halnya sistem sprinkler, jika ada tekanan dalam pipa instalasi menurun, maka pompa
jockey akan bekerja. Dan jika instalasi hydran dibuka maka secara otomatis pompa elektrik akan
bekerja, dan jockey pump secara otomatis akan berhenti. Dan jika pompa elektrik gagal bekerja
secara otomatis, maka pompa diesel akan bekerja.
3. Fire Fighting fire Extinguisher
Fire extinguisher atau lebih dikenal dengan nama APAR (Alat Pemadam Api Ringan) merupakan alat
pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara manual dan langsung diarahka pada posisi
dimana api berada.
Apar biasanya ditempatkan di tempat-tempat strategis yang dissuaikan dengan peraturan Dinas
Pemadam Kebakaran.
Terdapat beberapa jenis Apar yang digunakan, yaitu:
Apar Type A: Murtipupuse Dry Chemical Powder 3,5 Kg
Apar Type B: Gas Co2 6,8 kg
Apar type C : Gas Co2 10 kg
Apar type D : Multipupuse Dry Chemical Powder 25 kg (dilengkapi dengan Trolley)
Fire Fighting Sistem Gas
Sistem fire gas biasanya digunakan untuk ruangan tertentu, seperti: ruang Genset,
ruang panel dan ruangan eletronik (ruang central komputer: ruang hub dan server,
IT, Comunication dan lain-lain).
Sistem yang digunakan biasanya sistem fire gas terpusat, dimana tabung-tabung
gas (foam, halon, FM 100, Co2 dan lain-lain), ditempatkan secara terpusat dan
pendistribusiannya ke dalam ruangan dilewatkan melalui motorized valve /
actuator, instalasi pemipaan dan nozzle.
10. Standar penempatan APAR
• Standar penempatan APAR harus diperhatikan dengan baik, hal ini
ditujukan supaya APAR mudah diakses dan terlindung dari potensi-
potensi yang dapat merusak APAR
Detail-detail Standar Penempatan APAR
Ada beberapa hal yang harus dicermati oleh pemilik APAR sebelum menempatkan
APAR, yaitu pemilihan tempat APAR, posisi penempatan APAR yang ideal dan
pemberian tanda APAR dengan detail sebagai berikut:
1. APAR harus diletakan pada area yang tidak terhalang benda-benda lain dan
mudah diakses.
2. Tempatkan atau pasang APAR pada dinding dengan jarak 125 cm dari atas
lantai atau minimal 15 cm dari atas lantai.
3. Jangan lupa pasang tanda APAR di atas APAR ketika sudah dipasang.
4. Jarak APAR satu dengan lainnya adalah 15 meter, namun bisa dirubah dan
diatur ulang sesuai saran dari pakar K3.
Dengan detail standar penempatan APAR di atas, diharap APAR
bisa dengan mudah ditemukan pada saat kebakaran terjadi dan
tidak rusak karena salah metode penyimpanannya.
Standar Penempatan APAR Outdoor dengan
Box APAR
• Selain mengikuti keempat detail pemasangan APAR di atas, jika APAR
diletakkan di luar ruangan atau outdoor diharuskan untuk
menyimpannya di dalam box APAR. Box APAR di sini berfungsi untuk
melindungi APAR dari paparan cuaca ekstrem secara langsung.
APAR yang terpapar cuaca
ekstrem terus menerus akan
mendapat efek buruk. Hal
tersebut dapat mengakibatkan
komponen APAR terutama
tabung APAR mengalami
korosif. Selain itu, media dalam
APAR juga bisa rusak karena
terkena cuaca ekstrem. Box
APAR selain menghindarkan
APAR dari paparan cuaca
ekstrem, juga akan
menghindarkan APAR dari
pencurian atau vandalisme,
maka dari itu penggunaan box
APAR sangat penting.
11. Teknik dan Taktik Pemadaman Kebakaran
• Teknik pemadaman kebakaran, adalah kemampuan untuk menggunakan alat,
perlengkapan, dan bahan-bahan pemadaman kebakaran dengan sebaik-baiknya.
Sedangkan taktik pemadaman kebakaran, adalah kemampuan dalam
menganalisa situasi sehingga dapat melakukan tindakan dengan cepat dan tepat,
guna mencegah terjadinya korban dan kerugian yang lebih besar.
Agar dapat menguasai teknik pemadaman kebakaran secara baik diperlukan syarat-
syarat, antara lain :
menguasai dengan baik pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan
kebakaran, termasuk peralatan pemadaman kebakaran, dan bahan-bahan
pemadam yang digunakan. Dapat menggunakan peralatan dan perlengkapan
pemadaman kebakaran dengan cepat dan benar, serta sudah terlatih dengan baik
menghadapi situasi menghadapi bahaya kebakaran.
Sedangkan untuk menguasai taktik pemadaman kebakaran, selain syarat-syarat di
atas masih diperlukan pengalaman yang sebenarnya dalam menanggulangi
terjadinya kebakaran. Dan khususnya bagi para petugas pemadam kebakaran, hal-
hal penting yang diperlukan agar dapat melaksanakan teknik dan taktik
pemadaman yang baik, adalah :
- Dapat bekerja dengan tenang dan tabah. Ketenangan dan ketabahan sangat
diperlukan, karena udara panas dan asap tebal yang ditimbulkan pada kejadian
kebakaran pada umumnya sering menyebabkan rasa panik. Lebih-lebih pada
peristiwa kebakaran besar.
- Harus berani mengambil tindakan-tindakan yang dipandang perlu. Keberanian
diperlukan, namun harus tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan. Pada
pemadaman tempat-tempat yang berbahaya, atau untuk menyelamatkan korban
yang terjebak di lokasi kebakaran, paling tidak harus ada dua orang petugas. Salah
satu bertugas sebagai penolong dan lainnya membantu serta melindungi temannya
terhadap bahaya api. Dengan demikian bila terjadi hal-hal yang membahayakan
secepatnya dapat diberikan bantuan dan pertolongan.
- Harus dapat bekerja sama sebagai Team Work yang kompak.. Selain
menimbulkan rasa panik, udara panas di lokasi kebakaran juga menyebabkan
kelelahan. Untuk menghemat tenaga, maka penggunaan alat penyemprot air /
nozzle harus diatur secara bergiliran. Dalam hal ini peranan komandan tim sangat
penting. Upaya pemadaman harus berjalan secara terpimpin dan kompak, agar
dapat berhasil dengan baik.
Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan
• Pengaruh angin
Arah berhembusnya angin dan kekuatannya dapat digunakan sebagai
petunjuk ke arah mana menjalarnya api kebakaran. Dan upaya pemadaman
kebakaran sebaiknya tidak melawan arah angin,kecuali dalam situasi khusus
di mana lokasi kebakaran tidak memungkinkan untuk searah angin.
Upaya pemadaman kebakaran yang dilakukan melawan arah angin
dapat membahayakan. Pertama karena akan terhalang dengan asap
sehingga sulit menemukan sumber apinya. Ke dua, terkena aliran udara
panas sehingga menyebabkan cepat lelah. Dan ke tiga, bahaya terkena
jilatan api.
• Warna asap kebakaran
Sumber api kebakaran sering tidak dapat dikenali karena terhalang oleh asap tebal.
Namun dengan melihat warna asap yang ditimbulkannya kita dapat memperkirakan jenis benda
yang terbakar atau sumber apinya. Misalnya, bila asap kebakaran berwarna hitam dan tebal,
maka kemungkinan sumber api berasal dari benda-benda : Minyak / solar, karet, plastik, aspal,
atau benda-benda yang mengandung minyak.
Bila warna asap coklat kekuning-kuningan, kemungkinan benda-benda yang terbakar
adalah : film, bahan-bahan film, atau benda-benda lain yang mengandung asam sulfat.
Sedangkan bila warna asap putih kebiru-biruan, biasanya berasal dari benda-benda yang
mengandung phosphor.
Di samping warna asap, bau yang menyebar berasal dari asap bisa digunakan sebagai
petunjuk benda-benda yang terbakar atau sumber apinya. Dalam hal ini diperlukan pengalaman,
karena aroma bau dari asap yang berasal dari kebakaran di gudang tekstil, berbeda dengan bau
asap yang berasal dari kebakaran di gudang bahan-bahan karet, dan sebagainya.
Setelah diketahui jenis benda yang terbakar, maka bisa ditentukan alat dan bahan-bahan
pemadamnya yang tepat.
• Lokasi Kebakaran
Upaya pemadaman kebakaran tidak terlepas dari lokasi terjadinya musibah,
apakah kebakaran tersebut terjadi di pemukiman yang padat bangunan, atau terjadi di
pusat pertokoan di tengah kota, dan sebagainya.
Pada peristiwa kebakaran yang terjadi di perumahan penduduk, di samping usaha
pemadaman kebakaran di lokasi sumber apinya, tindakan lain untuk mencegah meluasnya
kebakaran harus dilakukan. Bila terpaksa, bangunan rumah terdekat yang kemungkinan
besar terjilat api, sebagian bangunannya dirusak atau dirobohkan. Tindakan ini diperlukan
untuk mencegah menjalarnya api.
Dan khususnya pada kebakaran besar yang terjadi di pasar atau pusat-pusat
pertokoan, selain tindakan pemadaman dan tindakan mencegah meluasnya kebakaran,
harus diperhatikan keamanan barang-barang yang mungkin masih bisa diselamatkan.
Karena biasanya pada saat-saat musibah demikian merupakan kesempatan bagi pencoleng
dalam menjalankan aksinya, misalnya dengan berpura-pura memadamkan api kebakaran.
• Bahaya lain yang mungkin terjadi.
Setiap usaha pemadaman kebakaran harus tetap memperhatikan faktor keselamatan, baik
keselamatan penghuni bangunan yang terbakar terutama anak-anak, balita, wanita, dan orang lanjut usia,
maupun keselamatan petugas pemadam sendiri.
Bila ada korban yang terjebak di lokasi kebakaran dan terkurung bahaya api, harus segera dilakukan
pertolongan, misalnya dengan cara merusak / menjebol dinding rumah, merusak langit-langit, dan
sebagainya. Oleh karena itu peralatan yang berupa kampak, linggis, ganco, dan alat-alat lainnya perlu
disiapkan sebelumnya.
Harus diperhitungkan juga apakah ada bahaya-bahaya lain yang mungkin dapat menimbulkan
jatuhnya korban. Misalnya apakah ada bahan-bahan di lokasi kebakaran yang kemungkinan dapat
menimbulkan ledakan. Atau, mungkin ada bahan-bahan yang dapat menimbulkan gas beracun. Jika ada,
maka bahan-bahan berbahaya tersebut harus diamankan terlebih dulu.
Dan khusus untuk pemadaman kebakaran yang terjadi di kapal laut atau perahu motor, harus dijaga
agar upaya pemadaman kebakaran jangan sampai menimbulkan kerugian yang lebih besar. Misalnya, upaya
pemadaman dengan cara penyemprotan air, jangan sampai berlebih-lebihan, karena dapat merusak muatan
atau peralatan, atau dapat mengganggu kestabilan kapal yang dapat menyebabkan kapal terguling dan
tenggelam.
Dalam upaya pemadaman kebakaran dikenal dengan istilah teknik pemadaman,
taktik pemadaman dan strategi pemadaman.
Teknik, taktik dan strategi pemadaman tersebut dapat sebagai dasar acuan bagi
individu, kelompok masyarakat, maupun petugas pemadam yang berupaya untuk
menanggulangi kebakaran serta mengurangi kerugian.
Dengan menerapkan teknik yang tepat maka pemadaman akan berjalan efektif dan
efisien sehingga dapat menekan angka kerugian yang diderita korban, lingkungan
sekitar maupun Petugas Pemadam Kebakaran.
• Macam-macam teknik pemadaman :
• Teknik Pendinginan
• Teknik Penyelimutan
• Teknik Urai
• Teknik Pembekuan
• Teknik Pencairan
• Teknik Lokalisir/isolasi
• Teknik memutus rantai unsur- unsur api.
Sedikit penjelasan teknik pemadaman
a. Cara penguraian
Memadamkan kebakaran dengan cara menghentikan suplai bahan yang dapat terbakar.
b. Cara pendinginan
Memadamkan kebakaran dengan cara menurunkan suhu bahan yang terbakar sampai dibawah titik nyala
dengan cara memberikan suatu media pemadam yang bersifat menurunkan suhu / panas.
c. Cara isolasi
Memadamkan kebakaran dengan cara membatasi / mengurangi jumlah oksigen, yaitu dengan cara:
· Menutup setiap aliran udara kearah dimana api / kebakaran terjadi
· Menutup permukaan nyala api yang tidak mudah ditembus oleh aliran oksigen, misalnya busa kimia,
bubuk kimia kering, selimut tahan api (karung basah)
· Mendorong udara dipermukaan nyala api dengan bahan cair yang mudah menguap misalnya CO2
Pemilihan dan pengadaan alat / media pemadam kebakaran yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan
serta mempertimbangkan klasifikasi bahan yang ada dan dilindungi, serta keterampilan orang dalam
menggunakan peralatan.
Semua teknik pemadaman ini dapat di lakukan secara perorangan maupun
kelompok. Prinsip-prinsip dalam memilih teknik pemadaman dengan
mempertimbangkan hal-hal sbb :
1. Perhitungkan dengan cermat keselamatan pribadi
2. Pilihlah yang praktis dan cepat bisa digunakan
3. Pilihlah jenis alat pemadam yang sesuai dengan klasifikasi benda terbakar,
tingkat kebakaran dll
4. Sesuaikan dengan tempat dimana benda tersebut berada
5. Perhitungkan resiko akibat yang ditimbulkan dari pemadaman tersebut
terhadap penghuni, ruangan/lingkungan, masyarakat sekitar dll
6. Usahakan jangan sampai menambah kerugian/ kerusakan yang tidak perlu
dilakukan.
12. Sistem siaga bahaya kebakaran,
• PETUNJUK PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN
• PERHATIKAN INSTALASI LISTRIK
Periksa secara berkala instalasi listrik di rumah. Apabila ada kabel rapuh, sambungan atau
stop kontak yang aus atau tidak rapat segera ganti dengan yang baru
• PERIKSA KONDISI DAPUR
Periksa kondisi tungku masak (baik kompor minyak maupun kompor gas, selang, tabung
dll). Segera ganti apabila ada komponen yang rapuh atau bocor.
• TEMPATKAN BAHAN-BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR PADA RUANGAN KHUSUS
Bahan-bahan yang mudah terbakar tidak ditempatkan bercampur dengan bahan yang
dapat menimbulkan reaksi kebakaran
• Saat Kebakaran di Gedung Perkantoran
• Pelajari lokasi pintu darurat saat anda berada dalam suatu ruangan.
• Ketahui juga letak bel tanda bahaya kebakaran dan alat pemadam kebakaran
serta selang air. Pecahkan kaca bel tanda bahaya yang paling dekat.
• Gunakan alat pemadam atau selang air terdekat, jika api masih dapat dikontrol,
namun jangan ambil resiko untuk diri anda jika api tidak bisa dipadamkan, tutup
semua pintu dan segera tinggalkan ruangan/gedung lewat tangga darurat.
• Jika terdengar alarm tanda bahaya segera persiapkan diri meninggalkan ruangan.
Jika terdengar seruan untuk meninggalkan ruangan melalui pengeras suara maka
segera tinggalkan ruangan melalui pintu darurat terdekat.
• Lanjutan Saat Kebakaran di Gedung Perkantoran
• Jangan buang waktu untuk mengemasi barang-barang, selamatkan diri anda
terlebih dahulu.
• Lewati tangga darurat dan jangan menggunakan lift.
• Jika anda terjebak di ruangan, beritahu operator melalui telepon lokasi anda
segera basahi handuk atau kain lalu letakkan di bawah pintu agar asap tidak
masuk ke ruangan.
• Jika baju anda terbakar berhentilah sejenak dan berbaringlah. Tutup muka Anda
dan berguling-gulinglah perlahan untuk mematikannya (jangan berlari sebab itu
justru membesarkan api dengan oksigen).
• Saat Kebakaran di Rumah/Dapur
• Dapur merupakan salah satu area di rumah kita yang paling tinggi memiliki resiko
bahaya kebakaran. Sering kita jumpai berita kebakaran yang berawal dari kompor
meledak atau malah minyak.
• Jika kebakaran terjadi di dapur, jangan panik.
• Pelajari situasi apakah kebakaran masih bisa ditangani sendiri.
• Jika anda memutuskan untuk menangani sendiri terlebih dahulu, ingat, pada
kasus kebakaran yang melibatkan minyak, JANGAN PERNAH MENYIRAM API
DENGAN AIR!!! Air selalu lebih berat dari minyak. Air yang anda siram tidak akan
memadamkan api, malah membantu api menyebar dengan cepat karena minyak
selalu berada di atas air.
• Gunakan Karung Goni Basah / Karung Goni yang dibasahi, karung goni basah
merupakan alat yang efektif memadamkan kebakaran dari minyak. Cara kerjanya
sama dengan selimut api, yaitu mengisolasi api dari oksigen.
• Cara Menggunakan Karung Goni Basah :
• Jangan melempar karung goni ke sumber api. Melempar berarti memberikan
suplai oksigen yang lebih besar ke api dan bisa mengakibatkan api mendadak
lebih besar.
• Jangan memegang karung goni dengan tangan terbuka. Tutup telapak tangan
anda dengan ujung atas kiri dan kanan dari karung goni.
• Dekati sumber api perlahan-lahan. Jadikan karung goni sebagai penghalang
antara anda dan sumber api. Lalu selimutilah pelan-pelan sumber api hingga
semuanya tertutup karung goni.
• Setelah sumber api tertutup sempurna, lepaskan pegangan anda dan segeralah
menjauh. Amati apakah api masih menyala. Panggil bantuan pemadam
kebakaran.
13. Sistem alarm dan deteksi kebakaran
• Cara Kerja Alat Pendeteksi Kebakaran
Cara kerja alat pendeteksi kebakaran adalah dengan menangkap sinyal adanya
kebakaran melalui asap, panas, serta nyala api, maka alarm tanda peringatan
detektor kebakatar akan berbunyi. Alarm tersebut menunjukkan lokasi dimana
kebakaran terjadi, sehingga tim pemadam kebakaran langsung bisa menuju lokasi
untuk memadamkan api.
Alat detektor kebakaran ini sangat berguna karena bisa memberi tahu kapan dan di
mana kebakaran terjadi, sekaligus dapat juga menjadi tanda kepada para penghuni
gedung agar pergi segera mungkin menyelamatkan diri. Hal ini akan meminimalisir
korban yang terjadi akibat kebakaran. Selain itu, adanya tanda yang diberikan oleh
detektor kebakaran bisa dilakukannya tindakan memadamkan api.
• Macam-Macam Alat Pendeteksi Kebakaran
• Ada bermacam jenis alat pendeteksi kebakaran menurut jenis
pendeteksinya. Ada yang mendeteksi lewat asap, tekanan panas,
serta nyala api. Berikut ini jenis-jenis alat detektor kebakaran
tersebut.
• 1. Alat Deteksi Asap (Smoke Detector)
Seperti namanya, cara kerja dari alat detektor kebakaran jenis ini adalah untuk mendeteksi kebakaran dari
adanya asap. Asap yang muncul diasumsikan sebagai akibat dari api yang menyala di dalam ruangan.
Jika dalam suatu ruangan terdapat sekumpulan asap, maka alat deteksi asap langsung menangkap sinyal ini
sehingga alarm tanda bahaya akan berfungsi.
Alat deteksi asap sendiri terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
• Smoke Detector 2 Wire, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem kerja dua kabel.
• Smoke Detector 4 Wire, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem kerja empat kabel.
• Smoke Detector Multi, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem kerja dua tau empat kabel sehingga
memungkinkan untuk diintegrasikan dengan Security Alarm dan Conventional Fire Alarm.
• Stand Alone Smoke Detector, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem berdiri sendiri tanpa
memerkulan koneksi ke panel controller.
Alat ini berdasarkan metode deteksinya juga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu ionization smoke
detector, photoelectric smoke detector, dan air sampling smoke detector.
• 2. Alat Deteksi Panas (Heat Detector)
• Berbeda dengan alat deteksi asap yang telah dijelaskan sebelumnya, ada pula alat
deteksi panas yang mana sistem kerjanya mendeteksi kebakaran melalui panas.
Panas yang dideteksi tersebut diasumsikan berasal dari api yang ada di ruangan.
Adanya api membuat temperatur di ruangan menjadi naik.
• Jika temperature mencapai 500C hingga 600C, maka alat deteksi panas akan
memberi peringatan adanya kebakaran. Jenis alat deteksi panasa sendiri dibagi
menjadi tiga macam yaitu fixed temperature heat detector, rateof rise detector
(ROR Detector), dan rate compensation detector.
• 3. Alat Deteksi Api (Flame Detector)
Berbeda dengan dua jenis alat pendeteksi kebakaran sebelumnya, alat deteksi api ini mendeteksi kebakaran
langsung pada adanya api. Bagaimana bisa alat ini mendeteksi adanya api?
Alat ini mendeteksi api melalui metode optik yaitu UV (ultra violet), IR (infra red), pencitraan visual api, dan
spektroskopi yang mana dari metode optik tersebut adanya nyala api dapat dideteksi. Api kebakaran akan
dapat terdeteksi dari ultra violet yang dihasilkan oleh api, sehingga alarm kebakaran dapat menyala.
• Jenis-jenis alat deteksi api adalah sebagai berikut:
• UV Flame Detector, dimana teknologi ini dapat mendeteksi kebakaran dengan sensor sinar UV, dimana
detektor ini akan menangkap sinyal adanya kebakaran jika terdapat radiasi dengan spektral mulai dari 180
hingga 260 nanometer.
• UV/IR Flame Detector, dimana teknologi ini merupakan penyempurnaan dari UV Flame Detector. Detektor ini
mendeteksi adanya kebakaran dengan sensor integrasi antara UV dan infra red.
• Muti-Spectrum IR Flame Detector (MSIR), dimana detektor ini bekerja mendeteksi adanya kebakaran dengan
cara mamnfaatkan secara multipel daerah spektral IR. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perbedaan
radiasi dari sumber kebakaran dan bukan sumber kebakaran.
• Visual Flame Imaging Detector, dimana detektor ini mampu mendeteksi kebakaran secara visual sehingga
dinilai lebih nyata dalam mendeteksi kebakaran. Detektor ini memanfaatkan perangkat CCD image sensors
untuk memvisualisasikan adanya sumber kobaran api.
• 4. Alat Deteksi Gas (Gas Detector)
Selain melalui sensor asap, panas, dan kobaran api, alat pendeteksi
kebakaran dapat dideteksi pula melalui gas, yang mana dapat dideteksi oleh alat
deteksi gas atau gas detector.
Prinsip kerja dari alat deteksi gas ini adalah mendeteksi kebocoran gas. Gas
yang dapat dideteksi dari alat ini ada dua jenis, yaitu Liquefied Petroleum Gas
(LPG), dan Liquefied Natural Gas (LNG).
Berdasarkan dari jenis gas yang dapat dideteksi, alat deteksi gas ini sangat
cocok diletakkan di rumah, khususnya di bagian dapur. Di mana di bagian dapur
itulah terdapat LPG yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Saat terjadi
kebocoran gas, maka alat deteksi gas bisa segera mengirim sinyal kepada alarm
sehingga alarm peringatan akan segera berfungsi.
Adanya alat pendeteksi kebakaran tentu membuat gedung semakin aman.
Tinggal disesuaikan saja mana jenis detektor kebakaran yang sesuai untuk
bangunan gedung Anda.
Contoh cara kerja alat
14. Upaya penanggulangan bahaya kebakaran
1. Memadamkan secara langsung dengan alat pemadam api yang
sesuai yang diletakkan pada tempat terdekat.
2. Jika api tidak padam, panggil teman terdekat dan segera hubungi
kepala gedung.
3. Hubungi unit pemadam kebakaran untuk minta bantuan dengan
identitas yang jelas.
4. Amankan lokasi dan bantu kelancaran evakuasi (pengosongan
gedung) dan bantu kelancaran petugas pemadam
5. Utamakan keselamatan jiwa dari pada harta benda
15. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
• A. Pencegahan
Mencegah kebakaran akan lebih baik dari pada memadamkan kebakaran.
Mencegah kebakaran dapat kita lakukan sebagai berikut :
a. Mengendalikan setiap bentuk energi yang dapat menimbulkan kebakaran yaitu :
· Cara menyimpan bahan
· Cara penanganan bahan
· Cara mengamankan peralatan / mesin
· Tata ruang dan tata letak
· Kebersihan tempat kerja dan lingkungan kerja
b. Dengan cara memasang / mengadakan system proteksi kebakaran yaitu :
· Memasang Sistem Pasif Fire Protection
· Memasang Sistem Aktif Fire Protection
c. Melaksanakan manajemen pencegahan kebakaran ditempat kerja
dengan baik, yaitu dengan melaksanakan kegiatan :
· Membentuk organisasi penanggulangan kebakaran
· Mengadakan pelatihan kebakaran bagi personel perusahaan
· Membuat suatu prosedur kerja aman / izin kerja pada jenis dan tempat
kerja tertentu
· Membuat prosedur tanggap darurat ditempat kerja
Contoh proteksi pasif pada konstruksi
Instalasi Proteksi Kebakaran Gedung yang perlu disediakan untuk upaya pencegahan
kebakaran dan pemadaman kebakaran pada bangunan antara lain :
Sistem Perlindungan Bangunan terhadap bahaya kebakaran meliputi :
 Konstruksi bangunan yang tahan api;
 Pemilihan bahan yang dapat membatasi menjalarnya api/ sistem kompartemen;
 Ketahanan struktur bangunan terhadap api.
Tujuan Sistem Proteksi Pasif adalah:
 Melindungi bangunan dari keruntuhan total/serentak akibat kebakaran.
 Meminimalisir Intensitas kebakaran sehingga terhindar dari flash over dan
pembakaran penuh.
 Memberi waktu bagi penghuni untuk menyelamatan diri.
 Melindungi keselamatan petugas pemadam
 Menjamin fungsi gedung sesuai peruntukannya
16. CONTOH KASUS KEBAKARAN DAN
ANALISA PENYEBAB KEBAKARANNYA
• PT.INDOMARCO ludes terbakar
Analisa Penyebab terbakar habis :
• Adanya konslet pada aliran listrik
• Banyaknya bahan mudah terbakar
• APAR kurang tersedia
• Fire Fighting Sistem Sprinkler kurang memadai
• Konstruksi bangunan mudah untuk menjalarnya api
Daftar Pustaka
• https://saberindo.co.id/2017/08/03/teori-segitiga-api/ 1
• https://www.jakartafire.net/profile/detail/35/perundangan-dan-peraturan-terkait-bidang-proteksi-
kebakaran 2
• PT.Alkon Trainindo Utama
• https://www.firepro.com/id-ID/sertifikasi-terdaftar-izin/standar-internasional 3
• BNSP 4
• https://indofire.co.id/penyebab-terjadinya-kebakaran 56
• https://www.indonesiasafetycenter.org/fire-safety/klasifikasi-jenis-penyebab-kebakaran 56
• https://helmidadang.wordpress.com/2012/12/30/klasifikasi-bahaya-kebakaran-pada-hunian/ 7
• https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2014/10/bahaya-dan-kerugian-
kebakaran.html 8
• https://www.endlessafe.com/sistem-pemadam-kebakaran-dan-fungsinya/ 9
• https://www.bromindo.com/standar-penempatan-apar/ 10
• Kantor Penanggulangan Kebakaran Bencana Linmas 11
• http://pmdlk.blogspot.com/2013/11/teknik-dan-taktik-pemadaman-
kebakaran.html 11
• https://pn-pariaman.go.id/New/berita/artikel/126-siaga-bencana-kebakaran 12
• https://www.sewakantorcbd.com/blog/mengenal-cara-kerja-dan-jenis-jenis-alat-
pendeteksi-kebakaran/ 13
• http://faridsaifulloh.blogspot.com/2017/08/pencegahan-dan-penanggulangan-
kebakaran.html 14 15
• https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-53891950 16
• https://medan.tribunnews.com/2020/09/16/penyebab-kebakaran-pt-indomarco-
adi-prima-di-tanjung-morawa-begini-penjelasan-kapolsek 16

More Related Content

What's hot

10 cara mencegah kebakaran hutan
10 cara mencegah kebakaran hutan10 cara mencegah kebakaran hutan
10 cara mencegah kebakaran hutankhoerul pamungkas
 
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranKebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranAdiba Qonita
 
Tugas penjaskes (kebakaran)
Tugas penjaskes (kebakaran)Tugas penjaskes (kebakaran)
Tugas penjaskes (kebakaran)Monika Denada
 
Makalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakarMakalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakarRaven Oppier
 

What's hot (7)

Power Point Kebakaran Hutan
Power Point Kebakaran HutanPower Point Kebakaran Hutan
Power Point Kebakaran Hutan
 
Bencana kabut asap
Bencana kabut asapBencana kabut asap
Bencana kabut asap
 
10 cara mencegah kebakaran hutan
10 cara mencegah kebakaran hutan10 cara mencegah kebakaran hutan
10 cara mencegah kebakaran hutan
 
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranKebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
 
Materi fisika bab 9 klas xi
Materi fisika  bab 9 klas xiMateri fisika  bab 9 klas xi
Materi fisika bab 9 klas xi
 
Tugas penjaskes (kebakaran)
Tugas penjaskes (kebakaran)Tugas penjaskes (kebakaran)
Tugas penjaskes (kebakaran)
 
Makalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakarMakalah kimia energi bahan bakar
Makalah kimia energi bahan bakar
 

Similar to K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARAN

teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awalteknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awalAnggi762512
 
TEORI API_NITA.pptx
TEORI API_NITA.pptxTEORI API_NITA.pptx
TEORI API_NITA.pptxJhonManroe1
 
Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran Savvana27
 
Fire protection makalah
Fire protection makalahFire protection makalah
Fire protection makalahAden Barkos
 
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdf
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdfPencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdf
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdfS2KeselamatandanKese
 
PENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptx
PENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptxPENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptx
PENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptxRohmanSyah9
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaranKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakarannoussevarenna
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptxJhonLutherPakpahan
 
Hari ke 3 damkar kemnaker RI.pptx
Hari ke 3 damkar  kemnaker RI.pptxHari ke 3 damkar  kemnaker RI.pptx
Hari ke 3 damkar kemnaker RI.pptxoperationsafetra
 
Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02
Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02
Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02SheraShahira
 
Penanganan Limbah Padat II
Penanganan Limbah Padat IIPenanganan Limbah Padat II
Penanganan Limbah Padat IIMochammad Rizki
 
3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx
3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx
3. Dasar Api dan Kebakaran .pptxOktomiWijaya1
 

Similar to K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARAN (20)

teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awalteknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
teknik cara Pemadaman kebakaran tahap awal
 
Teori api
Teori apiTeori api
Teori api
 
TEORI API_NITA.pptx
TEORI API_NITA.pptxTEORI API_NITA.pptx
TEORI API_NITA.pptx
 
Sap
SapSap
Sap
 
Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran
 
Materi pelatihan teori api
Materi pelatihan teori apiMateri pelatihan teori api
Materi pelatihan teori api
 
Fire protection makalah
Fire protection makalahFire protection makalah
Fire protection makalah
 
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdf
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdfPencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdf
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di Rumah Sakit.pdf
 
PENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptx
PENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptxPENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptx
PENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptx
 
api.pptx
api.pptxapi.pptx
api.pptx
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaranKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaran
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakaran
 
Materi fisika bab 9 klas xi
Materi fisika  bab 9 klas xiMateri fisika  bab 9 klas xi
Materi fisika bab 9 klas xi
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
 
Hari ke 3 damkar kemnaker RI.pptx
Hari ke 3 damkar  kemnaker RI.pptxHari ke 3 damkar  kemnaker RI.pptx
Hari ke 3 damkar kemnaker RI.pptx
 
Ppt kebakaran
Ppt kebakaranPpt kebakaran
Ppt kebakaran
 
Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02
Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02
Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02
 
Basic fire fighting
Basic fire fightingBasic fire fighting
Basic fire fighting
 
Sebab
SebabSebab
Sebab
 
Penanganan Limbah Padat II
Penanganan Limbah Padat IIPenanganan Limbah Padat II
Penanganan Limbah Padat II
 
3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx
3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx
3. Dasar Api dan Kebakaran .pptx
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARAN

  • 1. TUGAS 3 “FIRE SAFETY” Oleh: Fariq Abdullah Dachlan NIM 220312008
  • 2. • Pokok bahasan materi dapat seputar : • 1. Definisi api dan unsurnya, segitiga api, piramida api dll • 2. Dasar hukum terkait penanggulangan kebakaran di Indonesia • 3. Standarisasi yang dipergunakan secara internasional terkait penanggulangan kebakaran (jenis jenis seri standar yang digunakan) • 4. Standarisasi kompetensi personel petugas penaggulangan kebakaran (nasional dan internasional) • 5. Sebab-sebab terjadinya kebakaran, • 6. Klasifikasi kebakaran, • 7. Klasifikasi bahaya hunian, • 8. Bahaya Kebakaran,
  • 3. • 9. Sistem pemadam kebakaran, • 10. Standar penempatan APAR, • 11. Teknik dan taktik pemadaman, • 12. Sistem siaga bahaya kebakaran, • 13. Sistem alarm dan deteksi kebakaran, • 14. Upaya penanggulangan bahaya kebakaran, • 15. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran • 16. Contoh kasus kebakaran dan analisa penyebab kebakarannya dan tidak terbatas hanya pokok bahasan diatas, kalian dapat ,menambahkan pokok bahasan lain yang dianggap perlu.
  • 4. 1.TEORI API • Definisi Api • adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan atau menghasilkan panas dan cahaya.
  • 5. PROSES TERJADI API “Api adalah proses oksidasi tanpa bantuan (selfsustaining) yang cepat disertai dengan evolusi panas dan cahaya dalam bermacam-macam intensitasnya” ATAU “Api adalah hasil percampuran secara kimia dari panas, bahan bakar dan oksigen dalam proporsi yang tepat”
  • 6. Segitiga Api SEGITIGA API / FIRE TRIANGLE Segitiga api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran adalah panas, bahan bakar dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar.. Untuk berlangsungnya suatu pembakaran, diperlukan komponen keempat, yaitu rantai reaksi kimia (chemical chain reaction). Teori ini dikenal sebagai Piramida Api atau Tetrahedron. Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling bereaksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau peristiwa pembakaran.
  • 7.
  • 8. Tiga unsur Api. • 1. Oksigen • Sumber oksigen adalah dari udara, dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15% volume oksigen dalam udara agar terjadi pembakaran. Udara normal di dalam atmosfir kita mengandung 21% volume oksigen. Ada beberapa bahan bakar yang mempunyai cukup banyak kandungan oksigen yang dapat mendukung terjadinya pembakaran • 2. Panas • Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga dapat mendukung terjadinya kebakaran. Sumber panas antara lain: panas matahari, permukaan yang panas, nyala terbuka, gesekan, reaksi kimia eksotermis, energi listrik, percikan api listrik, api las / potong, gas yang dikompresi
  • 9. • 3. Bahan bakar • Bahan bakar adalah semua benda yang dapat mendukung terjadinya pembakaran. Ada tiga wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas. Untuk benda padat dan cair dibutuhkan panas pendahuluan untuk mengubah seluruh atau sebagian darinya, ke bentuk gas agar dapat mendukung terjadinya pembakaran. • a) Benda Padat • Bahan bakar padat yang terbakar akan meninggalkan sisa berupa abu atau arang setelah selesai terbakar. Contohnya: kayu, batu bara, plastik, gula, lemak, kertas, kulit dan lain-lainnya.
  • 10. • b) Benda Cair • Bahan bakar cair contohnya: bensin, cat, minyak tanah, pernis, turpentine, lacquer, alkohol, olive oil, dan lainnya. • c) Benda Gas • Bahan bakar gas contohnya: gas alam, asetilen, propan, karbon monoksida, butan, dan lain-lainnya.
  • 11. Proses kebakaran terjadi rantai reaksi kimia • Dimana setelah terjadi proses difusi antara oksigen dan uap bahan bakar, dilanjutkan dengan terjadinya penyalaan dan terus dipertahankan sebagai suatu reaksi kimia berantai, sehingga terjadi kebakaran yang berkelanjutan. • a) LEL / LFL (Low Explosive Limit/ Low Flammable Limit): adalah batas minimum dari konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara yang akan menyala atau meledak, bila diberi sumber nyala yang cukup. Kondisi ini disebut terlalu miskin kandungan uap bahan bakarnya (too lean). • b) UEL / UFL (Upper Explosive Limit/ Upper Flammable Limit): adalah batas maksimum dari konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara, yang akan menyala atau meledak, bila diberi sumber nyala yang cukup. Kondisi ini disebut terlalu kaya kandungan uap bahan bakarnya (too rich).
  • 12. 2. Dasar hukum terkait penanggulangan kebakaran di Indonesia • Peraturan Menteri Tentang Proteksi Kebakaran • 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri • 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
  • 13. • Undang-Undang Tentang Kebakaran • 1. Undang-Undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung; • 2. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah susun (Lembar Negara Republik Indonesia tahun 1985 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3317); • 3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992) Nomor 23, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469); • 4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501); • 5. Peraturan pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
  • 14. • Keputusan Menteri Negara Tentang Kebakaran • 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3839); • 2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung; • 3. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan; • 4. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan • 5. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
  • 15. • 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan • 7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.25/PRT/2007 Tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi (SLF) Bangun Gedung
  • 16.
  • 17.
  • 18. 3. Standarisasi yang dipergunakan secara internasional terkait penanggulangan kebakaran
  • 19.
  • 20. 4. Standarisasi kompetensi personel petugas penaggulangan kebakaran (nasional dan internasional) • Organisasi: Badan Nasional Sertifikasi Profesi • Tipe Org.: Asosiasi Badan Standardisasi • Negara: Indonesia • Standar: LSK-K3 (Lembaga Sertifikasi Kompetensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
  • 21. 5. Sebab-sebab terjadinya kebakaran Faktor terjadinya kebakaran karena manusia : • Disengaja (pembalakan liar, balas dendam, dsj). • Kelalaian (lupa mematikan tungku pembakaran saat akan meninggalkan rumah, dsj). • Kurang pengertian (membuang rokok sembarangan, merokok di dekat tempat pengisian bahan bakar, dsj). Faktor penyebab kebakaran karena binatang : Tikus, kucing dan binatang peliharaaan lainnya
  • 22. Sebab-sebab terjadinya kebakaran • Adanya bahan yang mudah terbakar. Bahan yang mudah terbakar bisa dari Zat kimia cari dan gas yang mudah terbakar misalnya, minyak tanah, gas LPG, matches, aerosol pengharum ruangan, produk-produk yang mengandung alkohol seperti minyak wangi dan spritus. Maupun bahan padat seperti kayu, kertas, plastik. • Adanya sumber panas. Sumber panas ini ada di lingkungan sekitar kita seperti sumber panas dari sinar matahari, listrik (dengan adanya korsleting), gesekan dari dua benda, reaksi kimia dan udara yang tertekan.
  • 23. • Adanya oksigen yang cukup. Kebakaran terjadi akibat adanya reaksi kimia antara bahan yang mudah terbakar dengan oksigen melalui proses pembakaran. Semakin besar kadar oksigen, semakin besar api yang akan menyala. Dalam keadaan normal kadar oksigen di udara berkisar 21 %. Dalam keadaan normal udara akan memiliki kadar yang cukup untuk melakukan proses pembakaran. Pada udara dengan kadar oksigen setengah dari keadaan normal, yaitu 12 %, udara akan sangat sulit menyebabkan proses kebakaran, atau dapat dikatakan tidak akan terjadi pembakaran api.
  • 25.
  • 26.
  • 27. 6. Klasifikasi Kelas Kebakaran 1. Kebakaran Klas A Adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam. Contoh : Kebakaran kayu, kertas, kain, plastik, dsb. Alat/media pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran klas ini adalah dengan : pasir, tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa) dan air
  • 28. 2. Kebakaran Klas B Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar. Contoh : Kerosine, solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goreng. Alat pemadam yang dapat dipergunakan pada kebakaran tersebut adalah Tepung pemadam (dry powder), busa (foam), air dalam bentuk spray/kabut yang halus.
  • 29. 3. Kebakaran Klas C Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik dan alat rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik. Alat Pemadam yang dipergunakan adalah : Carbondioxyda (CO2), tepung kering (dry chemical). Dalam pemadaman ini dilarang menggunakan media air. 4. Kebakaran Klas D Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum, alumunium, natrium, kalium, dsb. Alat pemadam yang dipergunakan adalah : pasir halus dan kering, dry powder khusus.
  • 30. 5. Kebakaran Klas K kebakaran yang disebabkan oleh bahan akibat konsentrasi lemak yang tinggi. Kebakaran jenis ini banyak terjadi di dapur. Api yang timbul didapur dapat dikategorikan pada api Klas B. 6. Kebakaran kelas E Kebakaran yang disebabkan oleh adanya hubungan arus pendek pada peralatan elektronik. Alat pemadam yang bisa digunakan untuk memadamkan kebakaran jenis ini dapat juga menggunakan tepung kimia kering (dry powder), akan tetapi memiliki resiko kerusakan peralatan elektronik, karena dry powder mempunyai sifat lengket. Lebih cocok menggunakan pemadam api berbahan clean agent
  • 31. 7. Klasifikasi bahaya hunian, Sistem sprinkler terdiri dari 3 klasifikasi sesuai dengan klasifikasi hunian bahaya kebakaran, yaitu : Sistem bahaya kebakaran ringan Kepadatan pancaran yang direncanakan 2.25 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan : 84 m2, adapun jenis hunian kebakaran ringan antara lain seperti bangunan perkantoran, perumahan, pendidikan, perhotelan, rumah sakit dan lain-lain.
  • 32. • Sistem bahaya kebakaran sedang Kepadatan pancaran yang direncanakan 5 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan : 72 – 360 m2, sedangkan yang termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah : industri ringan seperti : pabrik susu, elektronika, pengalengan, tekstil, rokok, keremik, pengolahan logam, bengkel mobil dan lain- lain.
  • 33. • Sistem bahaya kebakaran berat Untuk proses industri kepadatan pancaran yang direncanakan 7.5 – 12.5 mm/menit, dengan daerah kerja maksimum yang diperkirakan adalah 260 m2, sedangkan bahaya pada gudang penimbunan tinggi kepadatan yang direncanakan 7.5 – 30 mm/menit. Daerah kerja maksimum yang diperkirakan 260 – 300 m2 dengan kepadatan pancaran yang direncanakan untuk bahaya pada gedung penimbunan tinggi tergantung pada sifat bahaya barang yang disimpan, adapun yang termasuk jenis hunian kebakaran ini adalah industri berat seperti : pabrik kimia, korek api, bahan peledak, karet busa, kilang minyak, dan lain-lain. Semua ruang dalam bangunan tersebut harus dilindungi dengan sistem sprinkler, kecuali ruang tertentu yang telah mendapat izin dari pihak yang berwenang seperti : ruang tahan api, kamar kakus, ruang panel listrik, ruangan tangga dan ruangan lain yang dibuat khusus tahan api.
  • 34. 8. Bahaya dan Kerugian Kebakaran Di antara bahaya-bahaya kebakaran tersebut antara lain ialah : 1. Api (jilatan api yang dapat membakar kulit/tubuh). 2. Suhu panas (dapat menyebabkan hipertermia). 3. Asap (dapat menyebabkan sesak nafas dan mengganggu pengelihatan). 4. Gas-gas beracun (dapat menimbulkan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya). 5. Runtuhan bangunan (dapat menimpa korban yang terjebak di dalamnya sewaktu-waktu). 6. Ledakan (bahan mudah meledak di sekitar area kebakaran dapat melukai apa saja di dekatnya).
  • 35. Di samping bahaya kebakaran di atas, kebakaran juga dapat menimbulkan kerugian yang diantaranya ialah sebagai berikut : 1. Manusia (korban jiwa pada kejadian kebakaran). 2. Material (nilai bangunan dan aset yang rusak disebabkan kejadian kebakaran). 3. Lingkungan (flora dan fauna yang musnah karena kejadian kebakaran, efek termal kebakaran serta peningkatan gas CO2 dan polusi). 4. Ekonomi (kerugian finansial akibat tidak mampu berjalannya bisnis dampak dari kejadian kebakaran). 5. Sosial (PHK massal dikarenakan kebangkrutan bisnis dampak dari kejadian kebakaran).
  • 36. 9. Sistem Pemadam Kebakaran 1. Fire Fighting Sistem Sprinkler Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan dan head sprikler sebagai alat utama untuk memadamkan kebakaran. Sistem ada 2 macam, yaitu: Wet Riser System: Seluruh instalasi pipa sprinkler berisikan air bertekanan dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap. Dry riser system : Seluruh instalasi pipa sprinkler tidak berisi air bertekanan, peralatan penyedia air akan mengalirkan air secara otomatis jika instalasi fire alar memerintahkannya. Pada umumnya gedung bertingkat tinggi menggunakan sistem wet riser, seluruh pipa sprinkler berisikan air bertekanan, dengan tekanan air selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap. Apabila tekanan dalam pompa menurun, maka secara otomatis jockey pump akan bekerja untuk menstabilkan tekanan air didalam pipa. Jika tekanan terus menurun atau ada glass bulb head sprinkler yang pecah maka pompa elektrik akan bekerja dan secara otomatis pompa jockey akan berhenti. Dan apabila pompa elektrik gagal bekerja setelah 10 detik, maka pompa cadangan diesel secara otomatis akan bekerja.
  • 37. 2. Fire Fighting Sistem Hydran Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran, yang terdiri dari box hydran dan accesories, pilar hydran dan siemese. Box Hydran dan accesories instalasinya (selang (hose), nozzle) (atau disebut juga dengan Fire House cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika sistem sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan mengatasi kebakaran di dalam gedung. Sedang Pilar hydran (yang dilengkapi juga dengan box hydran disampingnya, untuk menyimpan selang (hose) dan nozzle) biasanya ditempatkan di area luar (jalan) disekitar gedung, digunakan jika sistem kebakaran di dalam gedung tidak memadai lagi. Dan Siemese berfungsi untuk mengisi air ground tank (sumber air hydran) tidak memadai lagi atau habis. Siemese ditempatkan di dekat di dekat jalan utama. Hal ini untuk memudahkan dalam pengisian air. System Hydran ini juga terdiri dari 2 system, yaitu: wet riser system: Seluruh instalasi pipa hydran berisikan air bertekanan dengan tekanan yang selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap. Dry Riser System: seluruh instalasi pipa hydran tidak berisikan air bertekanan, peralatan penyedia air akan secara otomatis jika katup selang kebakaran di buka. Seperti halnya sistem sprinkler, jika ada tekanan dalam pipa instalasi menurun, maka pompa jockey akan bekerja. Dan jika instalasi hydran dibuka maka secara otomatis pompa elektrik akan bekerja, dan jockey pump secara otomatis akan berhenti. Dan jika pompa elektrik gagal bekerja secara otomatis, maka pompa diesel akan bekerja.
  • 38. 3. Fire Fighting fire Extinguisher Fire extinguisher atau lebih dikenal dengan nama APAR (Alat Pemadam Api Ringan) merupakan alat pemadam api yang pemakaiannya dilakukan secara manual dan langsung diarahka pada posisi dimana api berada. Apar biasanya ditempatkan di tempat-tempat strategis yang dissuaikan dengan peraturan Dinas Pemadam Kebakaran. Terdapat beberapa jenis Apar yang digunakan, yaitu: Apar Type A: Murtipupuse Dry Chemical Powder 3,5 Kg Apar Type B: Gas Co2 6,8 kg Apar type C : Gas Co2 10 kg Apar type D : Multipupuse Dry Chemical Powder 25 kg (dilengkapi dengan Trolley)
  • 39. Fire Fighting Sistem Gas Sistem fire gas biasanya digunakan untuk ruangan tertentu, seperti: ruang Genset, ruang panel dan ruangan eletronik (ruang central komputer: ruang hub dan server, IT, Comunication dan lain-lain). Sistem yang digunakan biasanya sistem fire gas terpusat, dimana tabung-tabung gas (foam, halon, FM 100, Co2 dan lain-lain), ditempatkan secara terpusat dan pendistribusiannya ke dalam ruangan dilewatkan melalui motorized valve / actuator, instalasi pemipaan dan nozzle.
  • 40. 10. Standar penempatan APAR • Standar penempatan APAR harus diperhatikan dengan baik, hal ini ditujukan supaya APAR mudah diakses dan terlindung dari potensi- potensi yang dapat merusak APAR
  • 41. Detail-detail Standar Penempatan APAR Ada beberapa hal yang harus dicermati oleh pemilik APAR sebelum menempatkan APAR, yaitu pemilihan tempat APAR, posisi penempatan APAR yang ideal dan pemberian tanda APAR dengan detail sebagai berikut: 1. APAR harus diletakan pada area yang tidak terhalang benda-benda lain dan mudah diakses. 2. Tempatkan atau pasang APAR pada dinding dengan jarak 125 cm dari atas lantai atau minimal 15 cm dari atas lantai. 3. Jangan lupa pasang tanda APAR di atas APAR ketika sudah dipasang. 4. Jarak APAR satu dengan lainnya adalah 15 meter, namun bisa dirubah dan diatur ulang sesuai saran dari pakar K3.
  • 42. Dengan detail standar penempatan APAR di atas, diharap APAR bisa dengan mudah ditemukan pada saat kebakaran terjadi dan tidak rusak karena salah metode penyimpanannya.
  • 43. Standar Penempatan APAR Outdoor dengan Box APAR • Selain mengikuti keempat detail pemasangan APAR di atas, jika APAR diletakkan di luar ruangan atau outdoor diharuskan untuk menyimpannya di dalam box APAR. Box APAR di sini berfungsi untuk melindungi APAR dari paparan cuaca ekstrem secara langsung.
  • 44. APAR yang terpapar cuaca ekstrem terus menerus akan mendapat efek buruk. Hal tersebut dapat mengakibatkan komponen APAR terutama tabung APAR mengalami korosif. Selain itu, media dalam APAR juga bisa rusak karena terkena cuaca ekstrem. Box APAR selain menghindarkan APAR dari paparan cuaca ekstrem, juga akan menghindarkan APAR dari pencurian atau vandalisme, maka dari itu penggunaan box APAR sangat penting.
  • 45. 11. Teknik dan Taktik Pemadaman Kebakaran • Teknik pemadaman kebakaran, adalah kemampuan untuk menggunakan alat, perlengkapan, dan bahan-bahan pemadaman kebakaran dengan sebaik-baiknya. Sedangkan taktik pemadaman kebakaran, adalah kemampuan dalam menganalisa situasi sehingga dapat melakukan tindakan dengan cepat dan tepat, guna mencegah terjadinya korban dan kerugian yang lebih besar. Agar dapat menguasai teknik pemadaman kebakaran secara baik diperlukan syarat- syarat, antara lain : menguasai dengan baik pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran, termasuk peralatan pemadaman kebakaran, dan bahan-bahan pemadam yang digunakan. Dapat menggunakan peralatan dan perlengkapan pemadaman kebakaran dengan cepat dan benar, serta sudah terlatih dengan baik menghadapi situasi menghadapi bahaya kebakaran.
  • 46. Sedangkan untuk menguasai taktik pemadaman kebakaran, selain syarat-syarat di atas masih diperlukan pengalaman yang sebenarnya dalam menanggulangi terjadinya kebakaran. Dan khususnya bagi para petugas pemadam kebakaran, hal- hal penting yang diperlukan agar dapat melaksanakan teknik dan taktik pemadaman yang baik, adalah : - Dapat bekerja dengan tenang dan tabah. Ketenangan dan ketabahan sangat diperlukan, karena udara panas dan asap tebal yang ditimbulkan pada kejadian kebakaran pada umumnya sering menyebabkan rasa panik. Lebih-lebih pada peristiwa kebakaran besar.
  • 47. - Harus berani mengambil tindakan-tindakan yang dipandang perlu. Keberanian diperlukan, namun harus tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan. Pada pemadaman tempat-tempat yang berbahaya, atau untuk menyelamatkan korban yang terjebak di lokasi kebakaran, paling tidak harus ada dua orang petugas. Salah satu bertugas sebagai penolong dan lainnya membantu serta melindungi temannya terhadap bahaya api. Dengan demikian bila terjadi hal-hal yang membahayakan secepatnya dapat diberikan bantuan dan pertolongan. - Harus dapat bekerja sama sebagai Team Work yang kompak.. Selain menimbulkan rasa panik, udara panas di lokasi kebakaran juga menyebabkan kelelahan. Untuk menghemat tenaga, maka penggunaan alat penyemprot air / nozzle harus diatur secara bergiliran. Dalam hal ini peranan komandan tim sangat penting. Upaya pemadaman harus berjalan secara terpimpin dan kompak, agar dapat berhasil dengan baik.
  • 48. Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan • Pengaruh angin Arah berhembusnya angin dan kekuatannya dapat digunakan sebagai petunjuk ke arah mana menjalarnya api kebakaran. Dan upaya pemadaman kebakaran sebaiknya tidak melawan arah angin,kecuali dalam situasi khusus di mana lokasi kebakaran tidak memungkinkan untuk searah angin. Upaya pemadaman kebakaran yang dilakukan melawan arah angin dapat membahayakan. Pertama karena akan terhalang dengan asap sehingga sulit menemukan sumber apinya. Ke dua, terkena aliran udara panas sehingga menyebabkan cepat lelah. Dan ke tiga, bahaya terkena jilatan api.
  • 49. • Warna asap kebakaran Sumber api kebakaran sering tidak dapat dikenali karena terhalang oleh asap tebal. Namun dengan melihat warna asap yang ditimbulkannya kita dapat memperkirakan jenis benda yang terbakar atau sumber apinya. Misalnya, bila asap kebakaran berwarna hitam dan tebal, maka kemungkinan sumber api berasal dari benda-benda : Minyak / solar, karet, plastik, aspal, atau benda-benda yang mengandung minyak. Bila warna asap coklat kekuning-kuningan, kemungkinan benda-benda yang terbakar adalah : film, bahan-bahan film, atau benda-benda lain yang mengandung asam sulfat. Sedangkan bila warna asap putih kebiru-biruan, biasanya berasal dari benda-benda yang mengandung phosphor. Di samping warna asap, bau yang menyebar berasal dari asap bisa digunakan sebagai petunjuk benda-benda yang terbakar atau sumber apinya. Dalam hal ini diperlukan pengalaman, karena aroma bau dari asap yang berasal dari kebakaran di gudang tekstil, berbeda dengan bau asap yang berasal dari kebakaran di gudang bahan-bahan karet, dan sebagainya. Setelah diketahui jenis benda yang terbakar, maka bisa ditentukan alat dan bahan-bahan pemadamnya yang tepat.
  • 50. • Lokasi Kebakaran Upaya pemadaman kebakaran tidak terlepas dari lokasi terjadinya musibah, apakah kebakaran tersebut terjadi di pemukiman yang padat bangunan, atau terjadi di pusat pertokoan di tengah kota, dan sebagainya. Pada peristiwa kebakaran yang terjadi di perumahan penduduk, di samping usaha pemadaman kebakaran di lokasi sumber apinya, tindakan lain untuk mencegah meluasnya kebakaran harus dilakukan. Bila terpaksa, bangunan rumah terdekat yang kemungkinan besar terjilat api, sebagian bangunannya dirusak atau dirobohkan. Tindakan ini diperlukan untuk mencegah menjalarnya api. Dan khususnya pada kebakaran besar yang terjadi di pasar atau pusat-pusat pertokoan, selain tindakan pemadaman dan tindakan mencegah meluasnya kebakaran, harus diperhatikan keamanan barang-barang yang mungkin masih bisa diselamatkan. Karena biasanya pada saat-saat musibah demikian merupakan kesempatan bagi pencoleng dalam menjalankan aksinya, misalnya dengan berpura-pura memadamkan api kebakaran.
  • 51. • Bahaya lain yang mungkin terjadi. Setiap usaha pemadaman kebakaran harus tetap memperhatikan faktor keselamatan, baik keselamatan penghuni bangunan yang terbakar terutama anak-anak, balita, wanita, dan orang lanjut usia, maupun keselamatan petugas pemadam sendiri. Bila ada korban yang terjebak di lokasi kebakaran dan terkurung bahaya api, harus segera dilakukan pertolongan, misalnya dengan cara merusak / menjebol dinding rumah, merusak langit-langit, dan sebagainya. Oleh karena itu peralatan yang berupa kampak, linggis, ganco, dan alat-alat lainnya perlu disiapkan sebelumnya. Harus diperhitungkan juga apakah ada bahaya-bahaya lain yang mungkin dapat menimbulkan jatuhnya korban. Misalnya apakah ada bahan-bahan di lokasi kebakaran yang kemungkinan dapat menimbulkan ledakan. Atau, mungkin ada bahan-bahan yang dapat menimbulkan gas beracun. Jika ada, maka bahan-bahan berbahaya tersebut harus diamankan terlebih dulu. Dan khusus untuk pemadaman kebakaran yang terjadi di kapal laut atau perahu motor, harus dijaga agar upaya pemadaman kebakaran jangan sampai menimbulkan kerugian yang lebih besar. Misalnya, upaya pemadaman dengan cara penyemprotan air, jangan sampai berlebih-lebihan, karena dapat merusak muatan atau peralatan, atau dapat mengganggu kestabilan kapal yang dapat menyebabkan kapal terguling dan tenggelam.
  • 52. Dalam upaya pemadaman kebakaran dikenal dengan istilah teknik pemadaman, taktik pemadaman dan strategi pemadaman. Teknik, taktik dan strategi pemadaman tersebut dapat sebagai dasar acuan bagi individu, kelompok masyarakat, maupun petugas pemadam yang berupaya untuk menanggulangi kebakaran serta mengurangi kerugian. Dengan menerapkan teknik yang tepat maka pemadaman akan berjalan efektif dan efisien sehingga dapat menekan angka kerugian yang diderita korban, lingkungan sekitar maupun Petugas Pemadam Kebakaran.
  • 53. • Macam-macam teknik pemadaman : • Teknik Pendinginan • Teknik Penyelimutan • Teknik Urai • Teknik Pembekuan • Teknik Pencairan • Teknik Lokalisir/isolasi • Teknik memutus rantai unsur- unsur api.
  • 54. Sedikit penjelasan teknik pemadaman a. Cara penguraian Memadamkan kebakaran dengan cara menghentikan suplai bahan yang dapat terbakar. b. Cara pendinginan Memadamkan kebakaran dengan cara menurunkan suhu bahan yang terbakar sampai dibawah titik nyala dengan cara memberikan suatu media pemadam yang bersifat menurunkan suhu / panas. c. Cara isolasi Memadamkan kebakaran dengan cara membatasi / mengurangi jumlah oksigen, yaitu dengan cara: · Menutup setiap aliran udara kearah dimana api / kebakaran terjadi · Menutup permukaan nyala api yang tidak mudah ditembus oleh aliran oksigen, misalnya busa kimia, bubuk kimia kering, selimut tahan api (karung basah) · Mendorong udara dipermukaan nyala api dengan bahan cair yang mudah menguap misalnya CO2 Pemilihan dan pengadaan alat / media pemadam kebakaran yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan serta mempertimbangkan klasifikasi bahan yang ada dan dilindungi, serta keterampilan orang dalam menggunakan peralatan.
  • 55. Semua teknik pemadaman ini dapat di lakukan secara perorangan maupun kelompok. Prinsip-prinsip dalam memilih teknik pemadaman dengan mempertimbangkan hal-hal sbb : 1. Perhitungkan dengan cermat keselamatan pribadi 2. Pilihlah yang praktis dan cepat bisa digunakan 3. Pilihlah jenis alat pemadam yang sesuai dengan klasifikasi benda terbakar, tingkat kebakaran dll 4. Sesuaikan dengan tempat dimana benda tersebut berada 5. Perhitungkan resiko akibat yang ditimbulkan dari pemadaman tersebut terhadap penghuni, ruangan/lingkungan, masyarakat sekitar dll 6. Usahakan jangan sampai menambah kerugian/ kerusakan yang tidak perlu dilakukan.
  • 56. 12. Sistem siaga bahaya kebakaran, • PETUNJUK PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN • PERHATIKAN INSTALASI LISTRIK Periksa secara berkala instalasi listrik di rumah. Apabila ada kabel rapuh, sambungan atau stop kontak yang aus atau tidak rapat segera ganti dengan yang baru • PERIKSA KONDISI DAPUR Periksa kondisi tungku masak (baik kompor minyak maupun kompor gas, selang, tabung dll). Segera ganti apabila ada komponen yang rapuh atau bocor. • TEMPATKAN BAHAN-BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR PADA RUANGAN KHUSUS Bahan-bahan yang mudah terbakar tidak ditempatkan bercampur dengan bahan yang dapat menimbulkan reaksi kebakaran
  • 57. • Saat Kebakaran di Gedung Perkantoran • Pelajari lokasi pintu darurat saat anda berada dalam suatu ruangan. • Ketahui juga letak bel tanda bahaya kebakaran dan alat pemadam kebakaran serta selang air. Pecahkan kaca bel tanda bahaya yang paling dekat. • Gunakan alat pemadam atau selang air terdekat, jika api masih dapat dikontrol, namun jangan ambil resiko untuk diri anda jika api tidak bisa dipadamkan, tutup semua pintu dan segera tinggalkan ruangan/gedung lewat tangga darurat. • Jika terdengar alarm tanda bahaya segera persiapkan diri meninggalkan ruangan. Jika terdengar seruan untuk meninggalkan ruangan melalui pengeras suara maka segera tinggalkan ruangan melalui pintu darurat terdekat.
  • 58. • Lanjutan Saat Kebakaran di Gedung Perkantoran • Jangan buang waktu untuk mengemasi barang-barang, selamatkan diri anda terlebih dahulu. • Lewati tangga darurat dan jangan menggunakan lift. • Jika anda terjebak di ruangan, beritahu operator melalui telepon lokasi anda segera basahi handuk atau kain lalu letakkan di bawah pintu agar asap tidak masuk ke ruangan. • Jika baju anda terbakar berhentilah sejenak dan berbaringlah. Tutup muka Anda dan berguling-gulinglah perlahan untuk mematikannya (jangan berlari sebab itu justru membesarkan api dengan oksigen).
  • 59. • Saat Kebakaran di Rumah/Dapur • Dapur merupakan salah satu area di rumah kita yang paling tinggi memiliki resiko bahaya kebakaran. Sering kita jumpai berita kebakaran yang berawal dari kompor meledak atau malah minyak. • Jika kebakaran terjadi di dapur, jangan panik. • Pelajari situasi apakah kebakaran masih bisa ditangani sendiri. • Jika anda memutuskan untuk menangani sendiri terlebih dahulu, ingat, pada kasus kebakaran yang melibatkan minyak, JANGAN PERNAH MENYIRAM API DENGAN AIR!!! Air selalu lebih berat dari minyak. Air yang anda siram tidak akan memadamkan api, malah membantu api menyebar dengan cepat karena minyak selalu berada di atas air. • Gunakan Karung Goni Basah / Karung Goni yang dibasahi, karung goni basah merupakan alat yang efektif memadamkan kebakaran dari minyak. Cara kerjanya sama dengan selimut api, yaitu mengisolasi api dari oksigen.
  • 60. • Cara Menggunakan Karung Goni Basah : • Jangan melempar karung goni ke sumber api. Melempar berarti memberikan suplai oksigen yang lebih besar ke api dan bisa mengakibatkan api mendadak lebih besar. • Jangan memegang karung goni dengan tangan terbuka. Tutup telapak tangan anda dengan ujung atas kiri dan kanan dari karung goni. • Dekati sumber api perlahan-lahan. Jadikan karung goni sebagai penghalang antara anda dan sumber api. Lalu selimutilah pelan-pelan sumber api hingga semuanya tertutup karung goni. • Setelah sumber api tertutup sempurna, lepaskan pegangan anda dan segeralah menjauh. Amati apakah api masih menyala. Panggil bantuan pemadam kebakaran.
  • 61. 13. Sistem alarm dan deteksi kebakaran • Cara Kerja Alat Pendeteksi Kebakaran Cara kerja alat pendeteksi kebakaran adalah dengan menangkap sinyal adanya kebakaran melalui asap, panas, serta nyala api, maka alarm tanda peringatan detektor kebakatar akan berbunyi. Alarm tersebut menunjukkan lokasi dimana kebakaran terjadi, sehingga tim pemadam kebakaran langsung bisa menuju lokasi untuk memadamkan api. Alat detektor kebakaran ini sangat berguna karena bisa memberi tahu kapan dan di mana kebakaran terjadi, sekaligus dapat juga menjadi tanda kepada para penghuni gedung agar pergi segera mungkin menyelamatkan diri. Hal ini akan meminimalisir korban yang terjadi akibat kebakaran. Selain itu, adanya tanda yang diberikan oleh detektor kebakaran bisa dilakukannya tindakan memadamkan api.
  • 62. • Macam-Macam Alat Pendeteksi Kebakaran • Ada bermacam jenis alat pendeteksi kebakaran menurut jenis pendeteksinya. Ada yang mendeteksi lewat asap, tekanan panas, serta nyala api. Berikut ini jenis-jenis alat detektor kebakaran tersebut.
  • 63. • 1. Alat Deteksi Asap (Smoke Detector)
  • 64. Seperti namanya, cara kerja dari alat detektor kebakaran jenis ini adalah untuk mendeteksi kebakaran dari adanya asap. Asap yang muncul diasumsikan sebagai akibat dari api yang menyala di dalam ruangan. Jika dalam suatu ruangan terdapat sekumpulan asap, maka alat deteksi asap langsung menangkap sinyal ini sehingga alarm tanda bahaya akan berfungsi. Alat deteksi asap sendiri terbagi menjadi empat jenis, yaitu: • Smoke Detector 2 Wire, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem kerja dua kabel. • Smoke Detector 4 Wire, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem kerja empat kabel. • Smoke Detector Multi, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem kerja dua tau empat kabel sehingga memungkinkan untuk diintegrasikan dengan Security Alarm dan Conventional Fire Alarm. • Stand Alone Smoke Detector, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem berdiri sendiri tanpa memerkulan koneksi ke panel controller. Alat ini berdasarkan metode deteksinya juga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu ionization smoke detector, photoelectric smoke detector, dan air sampling smoke detector.
  • 65. • 2. Alat Deteksi Panas (Heat Detector)
  • 66. • Berbeda dengan alat deteksi asap yang telah dijelaskan sebelumnya, ada pula alat deteksi panas yang mana sistem kerjanya mendeteksi kebakaran melalui panas. Panas yang dideteksi tersebut diasumsikan berasal dari api yang ada di ruangan. Adanya api membuat temperatur di ruangan menjadi naik. • Jika temperature mencapai 500C hingga 600C, maka alat deteksi panas akan memberi peringatan adanya kebakaran. Jenis alat deteksi panasa sendiri dibagi menjadi tiga macam yaitu fixed temperature heat detector, rateof rise detector (ROR Detector), dan rate compensation detector.
  • 67. • 3. Alat Deteksi Api (Flame Detector)
  • 68. Berbeda dengan dua jenis alat pendeteksi kebakaran sebelumnya, alat deteksi api ini mendeteksi kebakaran langsung pada adanya api. Bagaimana bisa alat ini mendeteksi adanya api? Alat ini mendeteksi api melalui metode optik yaitu UV (ultra violet), IR (infra red), pencitraan visual api, dan spektroskopi yang mana dari metode optik tersebut adanya nyala api dapat dideteksi. Api kebakaran akan dapat terdeteksi dari ultra violet yang dihasilkan oleh api, sehingga alarm kebakaran dapat menyala. • Jenis-jenis alat deteksi api adalah sebagai berikut: • UV Flame Detector, dimana teknologi ini dapat mendeteksi kebakaran dengan sensor sinar UV, dimana detektor ini akan menangkap sinyal adanya kebakaran jika terdapat radiasi dengan spektral mulai dari 180 hingga 260 nanometer. • UV/IR Flame Detector, dimana teknologi ini merupakan penyempurnaan dari UV Flame Detector. Detektor ini mendeteksi adanya kebakaran dengan sensor integrasi antara UV dan infra red. • Muti-Spectrum IR Flame Detector (MSIR), dimana detektor ini bekerja mendeteksi adanya kebakaran dengan cara mamnfaatkan secara multipel daerah spektral IR. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perbedaan radiasi dari sumber kebakaran dan bukan sumber kebakaran. • Visual Flame Imaging Detector, dimana detektor ini mampu mendeteksi kebakaran secara visual sehingga dinilai lebih nyata dalam mendeteksi kebakaran. Detektor ini memanfaatkan perangkat CCD image sensors untuk memvisualisasikan adanya sumber kobaran api.
  • 69. • 4. Alat Deteksi Gas (Gas Detector)
  • 70. Selain melalui sensor asap, panas, dan kobaran api, alat pendeteksi kebakaran dapat dideteksi pula melalui gas, yang mana dapat dideteksi oleh alat deteksi gas atau gas detector. Prinsip kerja dari alat deteksi gas ini adalah mendeteksi kebocoran gas. Gas yang dapat dideteksi dari alat ini ada dua jenis, yaitu Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan Liquefied Natural Gas (LNG). Berdasarkan dari jenis gas yang dapat dideteksi, alat deteksi gas ini sangat cocok diletakkan di rumah, khususnya di bagian dapur. Di mana di bagian dapur itulah terdapat LPG yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Saat terjadi kebocoran gas, maka alat deteksi gas bisa segera mengirim sinyal kepada alarm sehingga alarm peringatan akan segera berfungsi. Adanya alat pendeteksi kebakaran tentu membuat gedung semakin aman. Tinggal disesuaikan saja mana jenis detektor kebakaran yang sesuai untuk bangunan gedung Anda.
  • 72. 14. Upaya penanggulangan bahaya kebakaran 1. Memadamkan secara langsung dengan alat pemadam api yang sesuai yang diletakkan pada tempat terdekat. 2. Jika api tidak padam, panggil teman terdekat dan segera hubungi kepala gedung. 3. Hubungi unit pemadam kebakaran untuk minta bantuan dengan identitas yang jelas. 4. Amankan lokasi dan bantu kelancaran evakuasi (pengosongan gedung) dan bantu kelancaran petugas pemadam 5. Utamakan keselamatan jiwa dari pada harta benda
  • 73. 15. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN • A. Pencegahan Mencegah kebakaran akan lebih baik dari pada memadamkan kebakaran. Mencegah kebakaran dapat kita lakukan sebagai berikut : a. Mengendalikan setiap bentuk energi yang dapat menimbulkan kebakaran yaitu : · Cara menyimpan bahan · Cara penanganan bahan · Cara mengamankan peralatan / mesin · Tata ruang dan tata letak · Kebersihan tempat kerja dan lingkungan kerja
  • 74. b. Dengan cara memasang / mengadakan system proteksi kebakaran yaitu : · Memasang Sistem Pasif Fire Protection · Memasang Sistem Aktif Fire Protection c. Melaksanakan manajemen pencegahan kebakaran ditempat kerja dengan baik, yaitu dengan melaksanakan kegiatan : · Membentuk organisasi penanggulangan kebakaran · Mengadakan pelatihan kebakaran bagi personel perusahaan · Membuat suatu prosedur kerja aman / izin kerja pada jenis dan tempat kerja tertentu · Membuat prosedur tanggap darurat ditempat kerja
  • 75. Contoh proteksi pasif pada konstruksi Instalasi Proteksi Kebakaran Gedung yang perlu disediakan untuk upaya pencegahan kebakaran dan pemadaman kebakaran pada bangunan antara lain : Sistem Perlindungan Bangunan terhadap bahaya kebakaran meliputi :  Konstruksi bangunan yang tahan api;  Pemilihan bahan yang dapat membatasi menjalarnya api/ sistem kompartemen;  Ketahanan struktur bangunan terhadap api. Tujuan Sistem Proteksi Pasif adalah:  Melindungi bangunan dari keruntuhan total/serentak akibat kebakaran.  Meminimalisir Intensitas kebakaran sehingga terhindar dari flash over dan pembakaran penuh.  Memberi waktu bagi penghuni untuk menyelamatan diri.  Melindungi keselamatan petugas pemadam  Menjamin fungsi gedung sesuai peruntukannya
  • 76. 16. CONTOH KASUS KEBAKARAN DAN ANALISA PENYEBAB KEBAKARANNYA • PT.INDOMARCO ludes terbakar
  • 77. Analisa Penyebab terbakar habis : • Adanya konslet pada aliran listrik • Banyaknya bahan mudah terbakar • APAR kurang tersedia • Fire Fighting Sistem Sprinkler kurang memadai • Konstruksi bangunan mudah untuk menjalarnya api
  • 78. Daftar Pustaka • https://saberindo.co.id/2017/08/03/teori-segitiga-api/ 1 • https://www.jakartafire.net/profile/detail/35/perundangan-dan-peraturan-terkait-bidang-proteksi- kebakaran 2 • PT.Alkon Trainindo Utama • https://www.firepro.com/id-ID/sertifikasi-terdaftar-izin/standar-internasional 3 • BNSP 4 • https://indofire.co.id/penyebab-terjadinya-kebakaran 56 • https://www.indonesiasafetycenter.org/fire-safety/klasifikasi-jenis-penyebab-kebakaran 56 • https://helmidadang.wordpress.com/2012/12/30/klasifikasi-bahaya-kebakaran-pada-hunian/ 7 • https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2014/10/bahaya-dan-kerugian- kebakaran.html 8 • https://www.endlessafe.com/sistem-pemadam-kebakaran-dan-fungsinya/ 9
  • 79. • https://www.bromindo.com/standar-penempatan-apar/ 10 • Kantor Penanggulangan Kebakaran Bencana Linmas 11 • http://pmdlk.blogspot.com/2013/11/teknik-dan-taktik-pemadaman- kebakaran.html 11 • https://pn-pariaman.go.id/New/berita/artikel/126-siaga-bencana-kebakaran 12 • https://www.sewakantorcbd.com/blog/mengenal-cara-kerja-dan-jenis-jenis-alat- pendeteksi-kebakaran/ 13 • http://faridsaifulloh.blogspot.com/2017/08/pencegahan-dan-penanggulangan- kebakaran.html 14 15 • https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-53891950 16 • https://medan.tribunnews.com/2020/09/16/penyebab-kebakaran-pt-indomarco- adi-prima-di-tanjung-morawa-begini-penjelasan-kapolsek 16