SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
KEBUTUHAN AIR PEMADAM KEBAKARAN UNTUK
KAWASAN PEMUKIMAN DI RW 01 KELURAHAN
TAMAN SARI, BANDUNG
NAMA ANGGOTA:
1. Rika Sri Amalia (16309863)
2. Yogi Oktopianto (16309875)
3. Yurista Vipriyanti (16309876)
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis. Contoh bencana diantaranya adalah banjir,
kekeringan, angin topan, kebocoran nuklir, peristiwa kebakaran dan lainnya.
Bencana yang sering terjadi adalah kebakaran, tak jarang kita melihat atau
mendengar diberbagai media infromasi tentang berita kebakaran. Dengan jumlah
bencana kebakaran yang tinggi, tentunya pemerintah akan melakukan tindakan-
tindakan yang dapat mengurangi atau meniadakan bencana kebakaran itu terjadi.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat (1) huruf b,d,q
bahwa penanggulangan kebakaran meliputi pencegahan, pengurangan dan
pemadaman kebakaran, memberikan kesempatan jalan untuk menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran serta pengendalian penyebaran panas, asap dan gas. Maka
dari itu, setiap instansi pemerintah ataupun non pemerintah bertanggung jawab
dalam kegiatan pencegahan bencana kebakaran.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Jenis peralatan apa saja yang digunakan dalam pencegahan kebakaran
pemukiman 1 RW di Kelurahan Taman Sari, Bandung ?
2. Bagaimana perhitungan kebutuhan air untuk keperluan pemadaman api
pada pemukiman 1 RW di Kelurahan Taman Sari, Bandung?
3. Berapa jumlah Fire Alarm Box, Hydrant Pillar dan Hydrant Portable
yang dibutuhkan?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui jenis peralatan yang digunakan dalam pencegahan
kebakaran pemukiman 1 RW di Kelurahan Taman Sari, Bandung.
2. Untuk mengetahui kebutuhan air yang dibutuhkan pada proses
pemadaman api.
3. Untuk mengetahui jumlah Fire Alarm Box, Hydrant Pillar dan
Hydrant Portable yang dibutuhkan dalam pencegahan kebakaran.
1.4 BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penulisan tugas ini yaitu :
1. Peralatan pencegah kebakaran yang digunakan adalah Fire Alarm Box,
Hydrant Pillar dan Hydrant Portable.
2. Perhitungan kebutuhan air untuk keperluan pemadaman kebakaran di
RW 1 Kelurahan Taman Sari, Bandung.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 UMUM
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya
yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.
Sistem penanggulangan kebakaran dapat diterapkan pertama kali pada
bangunannya. Klasifikasi bangunan menurut ketentuan struktur utamanya
terhadap api, dibagi dalam kelas A, B, C dan D
a) Kelas A
Struktur bangunan utama harus tahan terhadap api minimal 3 jam.
Bangunan ini biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum, seperti Hotel,
Perkantoran, Perbelanjaan, Pasar Raya, Rumah Sakit, Bangunan Industri, Tempat
Hiburan, Bangunan Multi Fungsi dan lainnya.
b) Kelas B
Struktur Bangunan Utama harus tahan terhadap api minimal 2 jam.
Bangunan ini biasanya merupakan bangunan perumahan bertingkat, asrama,
sekolah dan tempat peribadatan.
c) Kelas C
Struktur Bangunan Utama harus tahan terhadap api minimal 1 jam.
Bangunan ini biasanya merupakan bangunan tidak bertingkat dan sederhana,
misalnya rumah 1 lantai.
d) Kelas D
Struktur Bangunan Utama yang tidak tercakup oleh Kelas A, B dan C
seperti Instalasi Nuklir dan Gudang Senjata/Mesin.
2.1.1 Alat-Alat Yang Membantu Mencegah Kebakaran
sistem penanggulangan kebakaran dapat dilakukan dengan cara
melengkapi bangunan tersebut dengan alat-alat yang dapat membantu mencegah
kebakaran dan mengurangi membesarnya api. berikut ini Alat-alat yang
digunakan untuk mencegah kebakaran di kawasan pemukiman warga 1 RW
adalah sebagai berikut :
1. Peralatan Pemadam Api Yang Dapat Dijinjing (Apar)
Peralatan Pemadam Api Yang Dapat Dijinjing adalah peralatan
pemadam api yang berukuran kecil, yang dapat dibawa dan digunakan
oleh satu orang. Peralatan ini juga sering disebut Alat Pemadam Api
Ringan (APAR). Alat ini beratnya berkisar antara 0,5 - 16 Kg.
Keunggulan dari alat ini yaitu ringan dan dapat dibawa dan dioperasikan
oleh satu orang. Sedangkan kelemahannya yaitu tidak dapat memadamkan
api yang berukuran besar.
Jenis-Jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) antara lain :
a) Chemical foam jenis balik (tanpa kran atau seal)
b) Chemical foam jenis kran atau seal
c) Dry powder jenis Yamato
d) Bromo Chloroh6ydiFluoro methane (BCF)
e) Carbon Tetra Chloride (CTC)
f) Carbon Dioxide (CO2)
Konstruksi Umum Dan Prinsip-Prinsip/Cara Menggunakan
Peralatan Pemadam Kebakaran.
1) Chemical Foam Jenis Balik Tanpa Kran atau Seal
Gambar 2.1 Chemical Foam Jenis Balik Tanpa Kran atau Seal
Keterangan gambar:
1. Tutup
2. Saringan
3. Timah
4. Cairan A
5. Selang
6. Cairan B
7. Pemamcar
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran (posisi alat tegak).
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya (bila ada).
d) Balik tabung tersebut sambil mengarahkan nozzle ke api.
e) Semprotkan busa ke dinding tempat minyak terbakar.
Perhatian :
o Daya semprot 6 meter
o Busa diarahkan ke dinding tempat minyak terbakar
o Alat ini tidak boleh digunakan utk kebakaran listrik
2) Chemical Foam Jenis Kran atau Seal
Gambar 2.2. Chemical Foam Jenis Kran Atau Seal
Keterangan
1. Tutup Pengaman
2. Pemecah Sel timah
3. Seal Timah
4. Saringan gambar
5. Cairan A
6. Cairan B
7. Selang
8. Pemancar
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sbebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya.
d) Putuskan sealnya (untuk jenis seal) atau buka penuh kerannya
(untuk jenis keran).
e) Pegang nozzle ke arah api.
f) Angkat tabung tersebut mendatar atau balik (tergantung kondisi
kebakaran.
g) Semprotkan busa ke arah dinding tempat minyak terbakar.
3) Dry Powder Jenis Yamato
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya.
d) Putuskan lead seal (loces).
e) Cabut split pen (pen penahan).
f) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas.
g) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba,
apakah alatnya berisi atau tidak).
h) Semprotkan bubuk ke daerah kebakaran dengan cara mengibaskan
nozzle sebaik mungkin (tangan kanan mengangkat tabung sambil
menekan tutupnya, sedangkan tangan kiri memegang nozzle dan
mengibaskannya ke arah api).
4) Bromo ChlorodiFluoro methane (BCF)
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya.
d) Cabut pen pen penahan katup.
e) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas.
f) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba,
apakah alatnya berisi atau tidak).
g) Semprotkan ke sumber api dari arah datangnya angin sehingga api
padam.
Catatan :
o Bila perlu, kibaskan nozzle jika daerah kebakaran luas ; dan segera
jauhi asapnya, karena asapnya beracun (mengandung gas chloor).
o Benda-benda logam yang disemprot dengan gas BCF, sebaiknya
dibersihkan, agar tidak berkarat.
5) Carbon Tetra Chloride (CTC)
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Putuskan seal timah (loces).
d) Putar Handle pompa 1/4 putaran ke kiri.
e) Pompa dan arahkan ke sumber api dari arah datangnya angin.
Catatan :
o Asapnya sangat beracun.
o Asap tersebut menyelimuti bagian yang terbakar, lebih baik bila
digunakan di daerah yang tertutup.
o Cairannya mengandung zat korosif/mudah karat.
o Saat ini sudah dilarang ; karena beracun.
6) Carbon Dioxide (CO2)
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagi berikut :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran.
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya.
d) Putuskan lead seal (loces).
e) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas.
f) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba,
apakah alatnya berisi atau tidak).
g) Semprotkan nozzle ke arah api dan usahakan menutup seluruh
daerah kebakaran.
Gambar 2.3 Hydran CO2
Perhatian :
o Nozzle harus dipegang pada kayunya.
o Baik untuk kebakaran listrik,kertas,minyak,dll.
7) Air Bertekanan
Gambar 2.4 Hydran Protable Air Bertekanan
Keterangan :
1. Tutup Pengaman
2. Plunyer pemecah seal
3. Safety valve
4. Gas cartridge
5. Batas isian air
6. Saluran keluar air
7. Saringan
8. Air
9. Selang
10. Pemamcar
Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sbb :
a) Turunkan tabung dari tempatnya.
b) Bawa ke tempat kebakaran
c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya
d) Putuskan lead seal (loces)
e) Cabut split pen (pen penahan)
f) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas
g) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba,
apakah alatnya berisi atau tidak)
h) Semprotkan air ke daerah kebakaran khususnya di pangkal api.
a. Busa (foam) : Busa kimia (Chemical foam) dan Busa
mekanik
b. Gas : CO2 (Carbon Dioxide/Gas Asam Arang)
2. Hydran Halaman
Adalah alat yang dilengkapi dengan slang dan mulut
pancar(nozzle) untuk mengalirkan air bertekanan, yang digunakan bagi
keperluan pemadaman kebakaran dan diletakkan di halaman bangunan
gedung.
Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hidran halaman,
maka hidran-hidran tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil
pemadam sedemikian hingga tiap bagian dari jalur tersebut berada dealam
jarak radius 50 m dari hidran. Pasokan air untuk hidran halaman harus
sekurang-kurangnya 38 liter/detik pada tekanan 3,5 bar, serta mampu
mengalirkan air minimmal selama 30 menit.
Gambar 2.5 Posisi Akses Bebas Mobil Pemadam Terhadap Hidran Kota
Gambar 2.6 Letak Hidran Halaman Terhadap Jalur Akses Mobil Pemadam
Tabel 2.1 Hydran Halaman
KONDISI TINDAKAN KOREKTIF
Tidak dapat diakses Buat supaya dapat diakses
Kebocoran di outlet atau bagian atas
hidran pillar
Perbaiki atau ganti gasket, paking,
atau komponen seperlunya
Keretakan di batang pilar hidran Perbaiki atau ganti
Alur nozzle yang aus Perbaiki atau ganti
Mur operasi hidran yang aus Perbaiki atau ganti
Outlet Beri pelumas atau kencangkan
seperlunya
Ketersediaan kunci hidran Pastikan kunci hidran tersedia
3. Fire Alarm Box
Adalah perangkat luar ruangan yang digunakan untuk memberitahu
pos pemadam kebakaran. Kotak alarm kebakaran menggunakan sistem
telegraf dan merupakan metode utama untuk menelepon pemadam
kebakaran. Ketika tombol dalam kotak ditekan roda pegas berputar dan
menyalurkan sinyal alarm kebakaran melalui telegraf ke pos pemadam
kebakaran.
Gambar 2.7 Fire Alarm Box
4. Pasokan Air
Suatu pasokan air yang disetujui dan mampu memasok aliran air
yang diperlukan untuk roteksi kebakaran harus disediakan guna
menjangkau seluruh lingkungan dimana fasilitas, bangunan gedung atau
bagian bangunan gedung di konstruksi atau akan disahkan secara formal.
Apabila tidak ada sistem distribusi air yang handal, maka
diperbolehkan untuk memasang atau menyediakan reservoir, tangki
bertekanan, tangki elevasi, atau berlangganan air dari pemadam kebakaran
atau sistem lainnya yang disetujui. Jumlah dan jenis hidran halaman dan
sambungannya ke sumber air lainnya yang disetujui harus mampu
memasok air untuk pemadaman kebakaran dan harus disediakan di lokasi-
lokasi yang disetujui.
Hidran halaman dan sambungannya ke pasokan air lainnya yang
disetujui harus dapat dijangkau oleh pemadam kebakaran. Sistem pasokan
air individu, harus diuji dan dipelihara sesuai ketentuan baku atau standar
yang berlaku. Apabila dipersyaratkan oleh OBS, hidran halaman yang
rawan terkena kerusakan akibat kendaraan, harus dilindungi, kecuali
apabila terletak dalam lokasi jalan umum.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 DATA SEKUNDER
Lokasi : Jalan Taman Sari Bawah No. 7A Bandung
Kondisi geografis :
a. Luas Wilayah sekitar ± 102 ha. Batas wilayah kelurahan taman sari adalah
sebagai berikut :
Utara : Kel. Cipaganti, Kel. Lebak Gede
Selatan : Kel. Babakan Ciamis
Timur : Kel. Citaum, Kec. Bandung Wetan
Barat : Kel. Pasteur, Kec. Sukajadi
Dalam kelurahan Taman Sari terdapa 20 RW dan 123 RT. Kawasan
kumuh berdasarkan kondisi prasarana yang kurang memadai berada di sebagian
RW. 01, 04, 05, 07, 09, 17, beberapa bagian RW 11, 15, dan 16. Kawasan mewah
berada di RW 02, 03 dan 08. Peta lokasi Kelurahan Taman Sari dapat digambar
3.1 dibawah ini:
Gambar 3.1 Peta Kelurahan Taman Sari, Bandung
Kependudukan : 25.000 jiwa (yang tercantum dalam KK)
Luas permukiman : 41,5 ha
Sumber daya air : Tabel 3.1 data sumber daya air
RW 1
Tabel 3.1 data sumber daya air
Sumber Air Jumlah (unit) Pengguna
Mata Air 4
Sumur Gali 1045 1045 KK
Sumur Pompa 1051 1051 KK
Hydran Umum 2 2 KK
Pam 2568 2568 KK
Pipa
Sungai
Jumlah 4836 KK
Tabel 3.2 Data Wilayah Kelurahan Taman Sari, Bandung
RW 01 Meliputi 3 RT RW 11 meliputi 4 RT
RW 02 Meliputi 1 RT RW 12 Meliputi 8 RT
RW 03 Meliputi 6 RT RW 13 Meliputi 7 RT
RW 04 Meliputi 5 RT RW 14 Meliputi 5 RT
RW 05 Meliputi 8 RT RW 15 Meliputi 10 RT
RW 06 Meliputi 6 RT RW 16 Meliputi 7 RT
RW 07 Meliputi 8 RT RW 17 Meliputi 5 RT
RW 08 Meliputi 2 RT RW 18 Meliputi 7 RT
RW 09 Meliputi 5 RT RW 19 Meliputi 5 RT
RW 10 Meliputi 5 RT RW 20 Meliputi 8 RT
3.2 PERALATAN YANG DIBUTUHKAN DALAM PENCEGAHAN
KEBAKARAN
3.2.1 Hydrant Portable (Alat Pemadam Api Ringan)
Berdasarkan pasal 4 Peraturan Menteri 04-MEN/1980 berisi setiap
satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada
posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan. Setiap alat pemadam api
ringan harus dipasang menggantung pada dinding dengan penguatan
sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam
lemari atau peti box yang tidak dikunci.
Gambar 3.2 Alat Pemadam Api Ringan
Warga Bandung disarankan untuk memiliki 1 alat tersebut di
dalam rumah masing-masing. Pemerintah daerah Bandung memberikan
saran untuk memiliki 1 hydrant portable ini di tiap rumah demi
memudahkan penanggulangan kebakaran di wilayah sekitar.
3.2.2 Fire Alarm Box
Fire alarm box dipasang disekitar pemukiman warga, Begitu
terjadi kebakaran di wilayahnya, langsung menekan tombol yang
terhubung dengan kantor pemadam kebakaran terdekat, agar petugas bisa
cepat sampai ke lokasi kebakaran. Mengingat pentingnya kegunaan dari
alat ini, maka diharapkan Fire alarm box ini dipasang di setiap RT untuk
mempercepat penanggulangan bencana kebakaran yang terjadi.
Lokasi penempatan Fire alarm box ini harus di lokasi yang
strategis dan mudah dijangkau oleh warga sekitar. Untuk RW 01
kelurahan Taman Sari yang memiliki 3 RT membutuhkan minimal 3 fire
alarm box yang ditempatkan di rumah ketua RT ataupun di daerah
strategis.
Gambar 3.3 Fire Alarm Box
3.2.3 Hydrant Pillar
Hydrant Pillar atau biasa disebut dengan hydrant halaman,
merupakan suatu system pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan
air dan dipasang di luar bangunan lengkap dengan Outdoor Hydrant Box.
Hydrant ini digunakan oleh mobil PMK untuk mengambil air jika
kekurangan dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di
sepanjang jalan akses mobil pemadam kebakaran. Perletakannya pun
diharuskan di lokasi yang strategis dan mudah di jangkau oleh petugas
pemadam kebakaran.
Berdasarkan data yang diperoleh, kelurahan Taman Sari memiliki
2 buah hydrant yang masih berfungsi. Jumlah tersebut belum mencukupi
untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi di daerah tersebut. Maka
diharapkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah yang
mengharuskan tiap RW minimal memiliki 1 hydrant halaman yang
berfungsi baik dengan memanfaatkan pasokan air hasil olahan. Sehingga
bila terjadi kebakaran, tindak tanggap dengan memanfaatkan hydrant
halaman tersebut dapat dilakukan.
Gambar 3.4 Posisi Hydrant Halaman yang Strategis
Gambar 3.5 Hydrant pillar
3.3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR
Data Hydrant Pillar :
Nama : Hydrant Pillar Two Way
With Instantaneous Coupling
Size : 4" x 2,5" x 2,5"
Presure Max : 25 bar
Material Body : Cast Iron
Material Coupling : Brass
Luas Pemukiman 1 Kelurahan : 41,5 ha = 415.000 m2
Luas Pemukiman RW 01 : 20.750 m2
Luas Jangkauan hydrant : 1.500 m2
Jumlah Hydrant Pillar
HydrantJangkauanLuas
PermukimanLuas
500.1
20.750
= 13,833 ≈ 14 Buah
Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan
perhitungan SNI 03-1735-2000 sebagai berikut:
a. Pasokan air untuk hydrant halaman harus sekurang-kurangnya 2400
liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit.
b. Jumlah pasokan air untuk hydrant halaman V = Q x t
Dimana :
V = Volume air yang dibutuhkan hydrant (liter)
Q = Debit aliran untuk hydrant pillar (liter/menit)
t = Waktu pasokan air simpanan (menit)
V = Q x t
= 2400 x 45
= 108.000 Liter
Kebutuhan air total = Volume air 1 hydrant x Jumlah hydrant
= 108.000 x 14
= 1.512.000 Liter
= 1.512 m3
Sehingga kapasitas Reservoir Hydrant Pillar = 1.512 m3
3.4 PROSEDUR PENANGGULANGAN KEBAKARAN PADA
PEMUKIMAN
Ketika terjadi kebakaran pada sebuah rumah :
1. Ketika melihat sumber api, apabila sumber api masih dalam skala kecil
segera mengambil hydran protable dan menyemprotkannya ke sumber api.
2. Anggota keluarga lainnya segera keluar rumah untuk menekan tombol
yang ada dalam fire alarm box dan memberitahu kepada tetangga bahwa
telah terjadi kebakaran.
3. Apabila pemadam kebakaran belum datang, warga yang ada disekitar
rumah yang kebakaran harus membantu memadamkan api tersebut dengan
hydran portable yang tersedia di setiap rumah. Usaha pemadaman harus
tetap dilakukan sebelum dan saat pemadam kebakaran datang.
4. Tindakan selanjutnya, lakukan Pemadaman Kebakaran sesuai prosedur
yang diberikan oleh petugas pemadam kebakaran. Apabila pasokan air
tidak mencukupi, segera manfaatkan pasokan air yang ada di hydrant
halaman.
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Peralatan untuk menanggulangi kebakaran untuk kawasan
permukiman adalah hydran portable, fire alarm box dan hydrant
halaman.
2. Tiap rumah diharapkan memiliki hydran portable yang berfungsi
baik.
3. Tiap RT diharapkan memiliki fire alarm box alarm box yang
diletakkan di daerah strategis dan mudah dijangkau oleh warga
sekitar.
4. Hydrant halaman diletakkan di daerah yang strategis ataupun di
sepanjang jalan akses mobil pemadam kebakaran.
5. Kapasitas Reservoir pillar hydrant = 1.512 m3
6. Volume air yang dibutuhkan hidran pilar sebesar 108.000 liter.
4.2 SARAN
Dalam penanganan kebakaran di wilayah sekitar, diharapkan warga tidak
panic dan salah ambil tindakan yang berdampak merugikan diri sendiri maupun
orang lain. Diharapkan warga mengikuti prosedur kebakaran yang telah
ditetapkan dan memanfaatkan peralatan penanggulan kebakaran yang ada di
sekitarnya. Sedangkan peralatan seperti hydran portable, fire alarm box dan
hydrant halaman dijaga dan dirawat agar tetap berfungsi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-04/MEN/1980
Tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
PT. ISM Bogasari Flour Mills. 2001. Prosedur Keadaan Darurat Kebakaran.
Jakarta.
SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan.
SNI 03-1735-2000.
Tanuwidjaja, Gunawan. 2001. Forum Gelar Perumahan dan Permukiman di Kota
Bandung. Bandung.
Wimayanti, Lia. 2009. Perencanaan Sistem Plambing dan Fire Hydrant Di Tower
B Apartemen Bersubsidi Puncak Permai Surabaya. Institut Sepuluh Nopember
Surabaya.

More Related Content

What's hot

Sistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan Kebakaran
Sistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan KebakaranSistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan Kebakaran
Sistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan KebakaranSenia Firlania
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseinfosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANAlBer MEt
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intakeReza Nuari
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasiKurnia Zuliana
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekNurul Angreliany
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site systemJoy Irman
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
 
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
 
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...Muhamad Imam Khairy
 
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurPerencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurJoy Irman
 
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...inideedee
 

What's hot (20)

Sistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan Kebakaran
Sistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan KebakaranSistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan Kebakaran
Sistem Air Panas - Plambing dan Pencegahan Kebakaran
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainase
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
 
Poster Proyek Arsitektur 7
Poster Proyek Arsitektur 7Poster Proyek Arsitektur 7
Poster Proyek Arsitektur 7
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyek
 
Bar screening
Bar screeningBar screening
Bar screening
 
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat   on-site systemSistem pengolahan air limbah setempat   on-site system
Sistem pengolahan air limbah setempat on-site system
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Kamus, Istilah dan Definisi Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
 
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
SNI 19-7117.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Tidak Bergerak - Bagian 2...
 
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan LumpurPerencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
Perencanaan Teknis dan Teknologi Pengolahan Lumpur
 
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
 

Viewers also liked

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanCITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
proyeksi air bersih
proyeksi air bersihproyeksi air bersih
proyeksi air bersihReza Nuari
 
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
 
Utilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimiaUtilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimiaDiyah Ayu Ayu
 
Latihan pemadam kebakaran di rumah sakit
Latihan pemadam kebakaran di rumah sakitLatihan pemadam kebakaran di rumah sakit
Latihan pemadam kebakaran di rumah sakitTotok Sutanto
 
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedungPedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedunginfosanitasi
 
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tanggaJumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tanggaChristina_planoITN Lukitasari
 
Materi pelatihan hydrant 2
Materi pelatihan hydrant 2Materi pelatihan hydrant 2
Materi pelatihan hydrant 2Eko Kiswanto
 

Viewers also liked (20)

Pembangunan irigasi rejang lebong
Pembangunan irigasi rejang lebongPembangunan irigasi rejang lebong
Pembangunan irigasi rejang lebong
 
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI PAP...
 
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
 
Reklamasi dan revitalisasi
Reklamasi   dan  revitalisasiReklamasi   dan  revitalisasi
Reklamasi dan revitalisasi
 
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otopartsKebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
 
Tempat pembuangan akhir sampah
Tempat pembuangan akhir sampahTempat pembuangan akhir sampah
Tempat pembuangan akhir sampah
 
Sengketa jual beli tanah adat
Sengketa jual beli tanah adatSengketa jual beli tanah adat
Sengketa jual beli tanah adat
 
Pengolahan air minum
Pengolahan air minumPengolahan air minum
Pengolahan air minum
 
Documents.tips brosur peri-pd-8
Documents.tips brosur peri-pd-8Documents.tips brosur peri-pd-8
Documents.tips brosur peri-pd-8
 
Tugas softskill
Tugas softskillTugas softskill
Tugas softskill
 
proyeksi air bersih
proyeksi air bersihproyeksi air bersih
proyeksi air bersih
 
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
 
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTAPERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
 
Utilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimiaUtilitas pengolahan air secara kimia
Utilitas pengolahan air secara kimia
 
Latihan pemadam kebakaran di rumah sakit
Latihan pemadam kebakaran di rumah sakitLatihan pemadam kebakaran di rumah sakit
Latihan pemadam kebakaran di rumah sakit
 
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedungPedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung
 
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tanggaJumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
 
Sistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggiSistem utilitas bangunan tinggi
Sistem utilitas bangunan tinggi
 
Materi pelatihan hydrant 2
Materi pelatihan hydrant 2Materi pelatihan hydrant 2
Materi pelatihan hydrant 2
 

Similar to Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan taman sari, bandung

Teknik dasar pekerjaan laboratorium (APAR SMK KIMIA DHARMA BHAKTI)
Teknik dasar pekerjaan laboratorium (APAR SMK KIMIA DHARMA BHAKTI)Teknik dasar pekerjaan laboratorium (APAR SMK KIMIA DHARMA BHAKTI)
Teknik dasar pekerjaan laboratorium (APAR SMK KIMIA DHARMA BHAKTI)Ryan Setiawan
 
Pengetahuan dasar tentang api
Pengetahuan dasar tentang apiPengetahuan dasar tentang api
Pengetahuan dasar tentang apiCV. Himar Raya
 
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranKebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranAdiba Qonita
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Eko Kiswanto
 
Presentation Apar
Presentation AparPresentation Apar
Presentation AparRobi Ananda
 
Training_APAR_and_Hydrant.pptx
Training_APAR_and_Hydrant.pptxTraining_APAR_and_Hydrant.pptx
Training_APAR_and_Hydrant.pptxAswitoAswito
 
DOC-20221004-WA0005..pptx
DOC-20221004-WA0005..pptxDOC-20221004-WA0005..pptx
DOC-20221004-WA0005..pptxAnnisa918986
 
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.pptMateri_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.pptTitaaThursinaRubiant
 
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.pptMateri_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.pptplaza54boris
 
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.pptMateri_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.pptplaza54boris
 
Materi dasar pemadam_kebakaran_fire_exti
Materi dasar pemadam_kebakaran_fire_extiMateri dasar pemadam_kebakaran_fire_exti
Materi dasar pemadam_kebakaran_fire_extiEvaPuspitaSari11
 
fdokumen.com_materi-pelatihan-apar-1.ppt
fdokumen.com_materi-pelatihan-apar-1.pptfdokumen.com_materi-pelatihan-apar-1.ppt
fdokumen.com_materi-pelatihan-apar-1.pptrifa tika
 
Materi pelatihan apar 2
Materi pelatihan apar 2Materi pelatihan apar 2
Materi pelatihan apar 2Eko Kiswanto
 
K3 DALAM PENGELASAN
K3 DALAM PENGELASANK3 DALAM PENGELASAN
K3 DALAM PENGELASANerdiyan
 
Fire protection makalah
Fire protection makalahFire protection makalah
Fire protection makalahAden Barkos
 
Alat kebakaran jenis mudah alih dan tetap
Alat kebakaran jenis mudah alih dan tetap Alat kebakaran jenis mudah alih dan tetap
Alat kebakaran jenis mudah alih dan tetap Ungku OmarPolytechnic
 
8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaranWinarso Arso
 

Similar to Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan taman sari, bandung (20)

Teknik dasar pekerjaan laboratorium (APAR SMK KIMIA DHARMA BHAKTI)
Teknik dasar pekerjaan laboratorium (APAR SMK KIMIA DHARMA BHAKTI)Teknik dasar pekerjaan laboratorium (APAR SMK KIMIA DHARMA BHAKTI)
Teknik dasar pekerjaan laboratorium (APAR SMK KIMIA DHARMA BHAKTI)
 
Pengetahuan dasar tentang api
Pengetahuan dasar tentang apiPengetahuan dasar tentang api
Pengetahuan dasar tentang api
 
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranKebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1
 
APAR.pptx
APAR.pptxAPAR.pptx
APAR.pptx
 
Presentation Apar
Presentation AparPresentation Apar
Presentation Apar
 
Training_APAR_and_Hydrant.pptx
Training_APAR_and_Hydrant.pptxTraining_APAR_and_Hydrant.pptx
Training_APAR_and_Hydrant.pptx
 
TRAINING APAR.ppt
TRAINING APAR.pptTRAINING APAR.ppt
TRAINING APAR.ppt
 
DOC-20221004-WA0005..pptx
DOC-20221004-WA0005..pptxDOC-20221004-WA0005..pptx
DOC-20221004-WA0005..pptx
 
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.pptMateri_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.ppt
 
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.pptMateri_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
 
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.pptMateri_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
 
Materi dasar pemadam_kebakaran_fire_exti
Materi dasar pemadam_kebakaran_fire_extiMateri dasar pemadam_kebakaran_fire_exti
Materi dasar pemadam_kebakaran_fire_exti
 
fdokumen.com_materi-pelatihan-apar-1.ppt
fdokumen.com_materi-pelatihan-apar-1.pptfdokumen.com_materi-pelatihan-apar-1.ppt
fdokumen.com_materi-pelatihan-apar-1.ppt
 
Materi pelatihan apar 2
Materi pelatihan apar 2Materi pelatihan apar 2
Materi pelatihan apar 2
 
K3 DALAM PENGELASAN
K3 DALAM PENGELASANK3 DALAM PENGELASAN
K3 DALAM PENGELASAN
 
Fire protection makalah
Fire protection makalahFire protection makalah
Fire protection makalah
 
Sap
SapSap
Sap
 
Alat kebakaran jenis mudah alih dan tetap
Alat kebakaran jenis mudah alih dan tetap Alat kebakaran jenis mudah alih dan tetap
Alat kebakaran jenis mudah alih dan tetap
 
8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran
 

More from CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK (11)

2. analisis pembljr peta cp
2. analisis pembljr peta cp2. analisis pembljr peta cp
2. analisis pembljr peta cp
 
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasirEvaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
 
Jawaban geoteknik
Jawaban geoteknikJawaban geoteknik
Jawaban geoteknik
 
Stabilitas Lereng Menggunakan Metode Fellenius Dan SLOPE/W 2007
Stabilitas Lereng Menggunakan Metode Fellenius Dan SLOPE/W 2007Stabilitas Lereng Menggunakan Metode Fellenius Dan SLOPE/W 2007
Stabilitas Lereng Menggunakan Metode Fellenius Dan SLOPE/W 2007
 
Geotextile
GeotextileGeotextile
Geotextile
 
ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...
ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI  DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI  DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...
ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS...
 
Perbaikan Tanah Gambut
Perbaikan Tanah Gambut Perbaikan Tanah Gambut
Perbaikan Tanah Gambut
 
Yogi oktopianto (16309875)
Yogi oktopianto (16309875)   Yogi oktopianto (16309875)
Yogi oktopianto (16309875)
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
 
01.cover
01.cover01.cover
01.cover
 

Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan taman sari, bandung

  • 1. KEBUTUHAN AIR PEMADAM KEBAKARAN UNTUK KAWASAN PEMUKIMAN DI RW 01 KELURAHAN TAMAN SARI, BANDUNG NAMA ANGGOTA: 1. Rika Sri Amalia (16309863) 2. Yogi Oktopianto (16309875) 3. Yurista Vipriyanti (16309876) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma 2012
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Contoh bencana diantaranya adalah banjir, kekeringan, angin topan, kebocoran nuklir, peristiwa kebakaran dan lainnya. Bencana yang sering terjadi adalah kebakaran, tak jarang kita melihat atau mendengar diberbagai media infromasi tentang berita kebakaran. Dengan jumlah bencana kebakaran yang tinggi, tentunya pemerintah akan melakukan tindakan- tindakan yang dapat mengurangi atau meniadakan bencana kebakaran itu terjadi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat (1) huruf b,d,q bahwa penanggulangan kebakaran meliputi pencegahan, pengurangan dan pemadaman kebakaran, memberikan kesempatan jalan untuk menyelamatkan diri pada waktu kebakaran serta pengendalian penyebaran panas, asap dan gas. Maka dari itu, setiap instansi pemerintah ataupun non pemerintah bertanggung jawab dalam kegiatan pencegahan bencana kebakaran.
  • 3. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Jenis peralatan apa saja yang digunakan dalam pencegahan kebakaran pemukiman 1 RW di Kelurahan Taman Sari, Bandung ? 2. Bagaimana perhitungan kebutuhan air untuk keperluan pemadaman api pada pemukiman 1 RW di Kelurahan Taman Sari, Bandung? 3. Berapa jumlah Fire Alarm Box, Hydrant Pillar dan Hydrant Portable yang dibutuhkan? 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui jenis peralatan yang digunakan dalam pencegahan kebakaran pemukiman 1 RW di Kelurahan Taman Sari, Bandung. 2. Untuk mengetahui kebutuhan air yang dibutuhkan pada proses pemadaman api. 3. Untuk mengetahui jumlah Fire Alarm Box, Hydrant Pillar dan Hydrant Portable yang dibutuhkan dalam pencegahan kebakaran. 1.4 BATASAN MASALAH Batasan masalah dalam penulisan tugas ini yaitu : 1. Peralatan pencegah kebakaran yang digunakan adalah Fire Alarm Box, Hydrant Pillar dan Hydrant Portable. 2. Perhitungan kebutuhan air untuk keperluan pemadaman kebakaran di RW 1 Kelurahan Taman Sari, Bandung.
  • 4. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 UMUM Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Sistem penanggulangan kebakaran dapat diterapkan pertama kali pada bangunannya. Klasifikasi bangunan menurut ketentuan struktur utamanya terhadap api, dibagi dalam kelas A, B, C dan D a) Kelas A Struktur bangunan utama harus tahan terhadap api minimal 3 jam. Bangunan ini biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum, seperti Hotel, Perkantoran, Perbelanjaan, Pasar Raya, Rumah Sakit, Bangunan Industri, Tempat Hiburan, Bangunan Multi Fungsi dan lainnya. b) Kelas B Struktur Bangunan Utama harus tahan terhadap api minimal 2 jam. Bangunan ini biasanya merupakan bangunan perumahan bertingkat, asrama, sekolah dan tempat peribadatan.
  • 5. c) Kelas C Struktur Bangunan Utama harus tahan terhadap api minimal 1 jam. Bangunan ini biasanya merupakan bangunan tidak bertingkat dan sederhana, misalnya rumah 1 lantai. d) Kelas D Struktur Bangunan Utama yang tidak tercakup oleh Kelas A, B dan C seperti Instalasi Nuklir dan Gudang Senjata/Mesin. 2.1.1 Alat-Alat Yang Membantu Mencegah Kebakaran sistem penanggulangan kebakaran dapat dilakukan dengan cara melengkapi bangunan tersebut dengan alat-alat yang dapat membantu mencegah kebakaran dan mengurangi membesarnya api. berikut ini Alat-alat yang digunakan untuk mencegah kebakaran di kawasan pemukiman warga 1 RW adalah sebagai berikut : 1. Peralatan Pemadam Api Yang Dapat Dijinjing (Apar) Peralatan Pemadam Api Yang Dapat Dijinjing adalah peralatan pemadam api yang berukuran kecil, yang dapat dibawa dan digunakan oleh satu orang. Peralatan ini juga sering disebut Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Alat ini beratnya berkisar antara 0,5 - 16 Kg. Keunggulan dari alat ini yaitu ringan dan dapat dibawa dan dioperasikan oleh satu orang. Sedangkan kelemahannya yaitu tidak dapat memadamkan api yang berukuran besar. Jenis-Jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) antara lain : a) Chemical foam jenis balik (tanpa kran atau seal)
  • 6. b) Chemical foam jenis kran atau seal c) Dry powder jenis Yamato d) Bromo Chloroh6ydiFluoro methane (BCF) e) Carbon Tetra Chloride (CTC) f) Carbon Dioxide (CO2) Konstruksi Umum Dan Prinsip-Prinsip/Cara Menggunakan Peralatan Pemadam Kebakaran. 1) Chemical Foam Jenis Balik Tanpa Kran atau Seal Gambar 2.1 Chemical Foam Jenis Balik Tanpa Kran atau Seal Keterangan gambar: 1. Tutup 2. Saringan 3. Timah 4. Cairan A 5. Selang 6. Cairan B 7. Pemamcar
  • 7. Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut : a) Turunkan tabung dari tempatnya. b) Bawa ke tempat kebakaran (posisi alat tegak). c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya (bila ada). d) Balik tabung tersebut sambil mengarahkan nozzle ke api. e) Semprotkan busa ke dinding tempat minyak terbakar. Perhatian : o Daya semprot 6 meter o Busa diarahkan ke dinding tempat minyak terbakar o Alat ini tidak boleh digunakan utk kebakaran listrik 2) Chemical Foam Jenis Kran atau Seal Gambar 2.2. Chemical Foam Jenis Kran Atau Seal
  • 8. Keterangan 1. Tutup Pengaman 2. Pemecah Sel timah 3. Seal Timah 4. Saringan gambar 5. Cairan A 6. Cairan B 7. Selang 8. Pemancar Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sbebagai berikut : a) Turunkan tabung dari tempatnya. b) Bawa ke tempat kebakaran. c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya. d) Putuskan sealnya (untuk jenis seal) atau buka penuh kerannya (untuk jenis keran). e) Pegang nozzle ke arah api. f) Angkat tabung tersebut mendatar atau balik (tergantung kondisi kebakaran. g) Semprotkan busa ke arah dinding tempat minyak terbakar. 3) Dry Powder Jenis Yamato Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut : a) Turunkan tabung dari tempatnya. b) Bawa ke tempat kebakaran. c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya. d) Putuskan lead seal (loces). e) Cabut split pen (pen penahan).
  • 9. f) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas. g) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba, apakah alatnya berisi atau tidak). h) Semprotkan bubuk ke daerah kebakaran dengan cara mengibaskan nozzle sebaik mungkin (tangan kanan mengangkat tabung sambil menekan tutupnya, sedangkan tangan kiri memegang nozzle dan mengibaskannya ke arah api). 4) Bromo ChlorodiFluoro methane (BCF) Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut : a) Turunkan tabung dari tempatnya. b) Bawa ke tempat kebakaran. c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya. d) Cabut pen pen penahan katup. e) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas. f) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba, apakah alatnya berisi atau tidak). g) Semprotkan ke sumber api dari arah datangnya angin sehingga api padam. Catatan : o Bila perlu, kibaskan nozzle jika daerah kebakaran luas ; dan segera jauhi asapnya, karena asapnya beracun (mengandung gas chloor). o Benda-benda logam yang disemprot dengan gas BCF, sebaiknya dibersihkan, agar tidak berkarat.
  • 10. 5) Carbon Tetra Chloride (CTC) Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagai berikut : a) Turunkan tabung dari tempatnya. b) Bawa ke tempat kebakaran. c) Putuskan seal timah (loces). d) Putar Handle pompa 1/4 putaran ke kiri. e) Pompa dan arahkan ke sumber api dari arah datangnya angin. Catatan : o Asapnya sangat beracun. o Asap tersebut menyelimuti bagian yang terbakar, lebih baik bila digunakan di daerah yang tertutup. o Cairannya mengandung zat korosif/mudah karat. o Saat ini sudah dilarang ; karena beracun. 6) Carbon Dioxide (CO2) Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sebagi berikut : a) Turunkan tabung dari tempatnya. b) Bawa ke tempat kebakaran. c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya. d) Putuskan lead seal (loces). e) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas. f) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba, apakah alatnya berisi atau tidak).
  • 11. g) Semprotkan nozzle ke arah api dan usahakan menutup seluruh daerah kebakaran. Gambar 2.3 Hydran CO2 Perhatian : o Nozzle harus dipegang pada kayunya. o Baik untuk kebakaran listrik,kertas,minyak,dll. 7) Air Bertekanan Gambar 2.4 Hydran Protable Air Bertekanan
  • 12. Keterangan : 1. Tutup Pengaman 2. Plunyer pemecah seal 3. Safety valve 4. Gas cartridge 5. Batas isian air 6. Saluran keluar air 7. Saringan 8. Air 9. Selang 10. Pemamcar Cara/langkah-langkah penggunaan alat ini sbb : a) Turunkan tabung dari tempatnya. b) Bawa ke tempat kebakaran c) Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya d) Putuskan lead seal (loces) e) Cabut split pen (pen penahan) f) Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah atas g) Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba, apakah alatnya berisi atau tidak) h) Semprotkan air ke daerah kebakaran khususnya di pangkal api. a. Busa (foam) : Busa kimia (Chemical foam) dan Busa mekanik b. Gas : CO2 (Carbon Dioxide/Gas Asam Arang)
  • 13. 2. Hydran Halaman Adalah alat yang dilengkapi dengan slang dan mulut pancar(nozzle) untuk mengalirkan air bertekanan, yang digunakan bagi keperluan pemadaman kebakaran dan diletakkan di halaman bangunan gedung. Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hidran halaman, maka hidran-hidran tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil pemadam sedemikian hingga tiap bagian dari jalur tersebut berada dealam jarak radius 50 m dari hidran. Pasokan air untuk hidran halaman harus sekurang-kurangnya 38 liter/detik pada tekanan 3,5 bar, serta mampu mengalirkan air minimmal selama 30 menit. Gambar 2.5 Posisi Akses Bebas Mobil Pemadam Terhadap Hidran Kota
  • 14. Gambar 2.6 Letak Hidran Halaman Terhadap Jalur Akses Mobil Pemadam Tabel 2.1 Hydran Halaman KONDISI TINDAKAN KOREKTIF Tidak dapat diakses Buat supaya dapat diakses Kebocoran di outlet atau bagian atas hidran pillar Perbaiki atau ganti gasket, paking, atau komponen seperlunya Keretakan di batang pilar hidran Perbaiki atau ganti Alur nozzle yang aus Perbaiki atau ganti Mur operasi hidran yang aus Perbaiki atau ganti Outlet Beri pelumas atau kencangkan seperlunya Ketersediaan kunci hidran Pastikan kunci hidran tersedia
  • 15. 3. Fire Alarm Box Adalah perangkat luar ruangan yang digunakan untuk memberitahu pos pemadam kebakaran. Kotak alarm kebakaran menggunakan sistem telegraf dan merupakan metode utama untuk menelepon pemadam kebakaran. Ketika tombol dalam kotak ditekan roda pegas berputar dan menyalurkan sinyal alarm kebakaran melalui telegraf ke pos pemadam kebakaran. Gambar 2.7 Fire Alarm Box 4. Pasokan Air Suatu pasokan air yang disetujui dan mampu memasok aliran air yang diperlukan untuk roteksi kebakaran harus disediakan guna menjangkau seluruh lingkungan dimana fasilitas, bangunan gedung atau bagian bangunan gedung di konstruksi atau akan disahkan secara formal.
  • 16. Apabila tidak ada sistem distribusi air yang handal, maka diperbolehkan untuk memasang atau menyediakan reservoir, tangki bertekanan, tangki elevasi, atau berlangganan air dari pemadam kebakaran atau sistem lainnya yang disetujui. Jumlah dan jenis hidran halaman dan sambungannya ke sumber air lainnya yang disetujui harus mampu memasok air untuk pemadaman kebakaran dan harus disediakan di lokasi- lokasi yang disetujui. Hidran halaman dan sambungannya ke pasokan air lainnya yang disetujui harus dapat dijangkau oleh pemadam kebakaran. Sistem pasokan air individu, harus diuji dan dipelihara sesuai ketentuan baku atau standar yang berlaku. Apabila dipersyaratkan oleh OBS, hidran halaman yang rawan terkena kerusakan akibat kendaraan, harus dilindungi, kecuali apabila terletak dalam lokasi jalan umum.
  • 17. BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 DATA SEKUNDER Lokasi : Jalan Taman Sari Bawah No. 7A Bandung Kondisi geografis : a. Luas Wilayah sekitar ± 102 ha. Batas wilayah kelurahan taman sari adalah sebagai berikut : Utara : Kel. Cipaganti, Kel. Lebak Gede Selatan : Kel. Babakan Ciamis Timur : Kel. Citaum, Kec. Bandung Wetan Barat : Kel. Pasteur, Kec. Sukajadi Dalam kelurahan Taman Sari terdapa 20 RW dan 123 RT. Kawasan kumuh berdasarkan kondisi prasarana yang kurang memadai berada di sebagian RW. 01, 04, 05, 07, 09, 17, beberapa bagian RW 11, 15, dan 16. Kawasan mewah berada di RW 02, 03 dan 08. Peta lokasi Kelurahan Taman Sari dapat digambar 3.1 dibawah ini:
  • 18. Gambar 3.1 Peta Kelurahan Taman Sari, Bandung Kependudukan : 25.000 jiwa (yang tercantum dalam KK) Luas permukiman : 41,5 ha Sumber daya air : Tabel 3.1 data sumber daya air RW 1
  • 19. Tabel 3.1 data sumber daya air Sumber Air Jumlah (unit) Pengguna Mata Air 4 Sumur Gali 1045 1045 KK Sumur Pompa 1051 1051 KK Hydran Umum 2 2 KK Pam 2568 2568 KK Pipa Sungai Jumlah 4836 KK Tabel 3.2 Data Wilayah Kelurahan Taman Sari, Bandung RW 01 Meliputi 3 RT RW 11 meliputi 4 RT RW 02 Meliputi 1 RT RW 12 Meliputi 8 RT RW 03 Meliputi 6 RT RW 13 Meliputi 7 RT RW 04 Meliputi 5 RT RW 14 Meliputi 5 RT RW 05 Meliputi 8 RT RW 15 Meliputi 10 RT RW 06 Meliputi 6 RT RW 16 Meliputi 7 RT RW 07 Meliputi 8 RT RW 17 Meliputi 5 RT RW 08 Meliputi 2 RT RW 18 Meliputi 7 RT RW 09 Meliputi 5 RT RW 19 Meliputi 5 RT RW 10 Meliputi 5 RT RW 20 Meliputi 8 RT
  • 20. 3.2 PERALATAN YANG DIBUTUHKAN DALAM PENCEGAHAN KEBAKARAN 3.2.1 Hydrant Portable (Alat Pemadam Api Ringan) Berdasarkan pasal 4 Peraturan Menteri 04-MEN/1980 berisi setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan. Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam lemari atau peti box yang tidak dikunci. Gambar 3.2 Alat Pemadam Api Ringan Warga Bandung disarankan untuk memiliki 1 alat tersebut di dalam rumah masing-masing. Pemerintah daerah Bandung memberikan saran untuk memiliki 1 hydrant portable ini di tiap rumah demi memudahkan penanggulangan kebakaran di wilayah sekitar.
  • 21. 3.2.2 Fire Alarm Box Fire alarm box dipasang disekitar pemukiman warga, Begitu terjadi kebakaran di wilayahnya, langsung menekan tombol yang terhubung dengan kantor pemadam kebakaran terdekat, agar petugas bisa cepat sampai ke lokasi kebakaran. Mengingat pentingnya kegunaan dari alat ini, maka diharapkan Fire alarm box ini dipasang di setiap RT untuk mempercepat penanggulangan bencana kebakaran yang terjadi. Lokasi penempatan Fire alarm box ini harus di lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh warga sekitar. Untuk RW 01 kelurahan Taman Sari yang memiliki 3 RT membutuhkan minimal 3 fire alarm box yang ditempatkan di rumah ketua RT ataupun di daerah strategis. Gambar 3.3 Fire Alarm Box
  • 22. 3.2.3 Hydrant Pillar Hydrant Pillar atau biasa disebut dengan hydrant halaman, merupakan suatu system pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar bangunan lengkap dengan Outdoor Hydrant Box. Hydrant ini digunakan oleh mobil PMK untuk mengambil air jika kekurangan dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil pemadam kebakaran. Perletakannya pun diharuskan di lokasi yang strategis dan mudah di jangkau oleh petugas pemadam kebakaran. Berdasarkan data yang diperoleh, kelurahan Taman Sari memiliki 2 buah hydrant yang masih berfungsi. Jumlah tersebut belum mencukupi untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi di daerah tersebut. Maka diharapkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah yang mengharuskan tiap RW minimal memiliki 1 hydrant halaman yang berfungsi baik dengan memanfaatkan pasokan air hasil olahan. Sehingga bila terjadi kebakaran, tindak tanggap dengan memanfaatkan hydrant halaman tersebut dapat dilakukan. Gambar 3.4 Posisi Hydrant Halaman yang Strategis
  • 23. Gambar 3.5 Hydrant pillar 3.3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR Data Hydrant Pillar : Nama : Hydrant Pillar Two Way With Instantaneous Coupling Size : 4" x 2,5" x 2,5" Presure Max : 25 bar Material Body : Cast Iron Material Coupling : Brass Luas Pemukiman 1 Kelurahan : 41,5 ha = 415.000 m2 Luas Pemukiman RW 01 : 20.750 m2 Luas Jangkauan hydrant : 1.500 m2
  • 24. Jumlah Hydrant Pillar HydrantJangkauanLuas PermukimanLuas 500.1 20.750 = 13,833 ≈ 14 Buah Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI 03-1735-2000 sebagai berikut: a. Pasokan air untuk hydrant halaman harus sekurang-kurangnya 2400 liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit. b. Jumlah pasokan air untuk hydrant halaman V = Q x t Dimana : V = Volume air yang dibutuhkan hydrant (liter) Q = Debit aliran untuk hydrant pillar (liter/menit) t = Waktu pasokan air simpanan (menit) V = Q x t = 2400 x 45 = 108.000 Liter Kebutuhan air total = Volume air 1 hydrant x Jumlah hydrant = 108.000 x 14 = 1.512.000 Liter = 1.512 m3 Sehingga kapasitas Reservoir Hydrant Pillar = 1.512 m3
  • 25. 3.4 PROSEDUR PENANGGULANGAN KEBAKARAN PADA PEMUKIMAN Ketika terjadi kebakaran pada sebuah rumah : 1. Ketika melihat sumber api, apabila sumber api masih dalam skala kecil segera mengambil hydran protable dan menyemprotkannya ke sumber api. 2. Anggota keluarga lainnya segera keluar rumah untuk menekan tombol yang ada dalam fire alarm box dan memberitahu kepada tetangga bahwa telah terjadi kebakaran. 3. Apabila pemadam kebakaran belum datang, warga yang ada disekitar rumah yang kebakaran harus membantu memadamkan api tersebut dengan hydran portable yang tersedia di setiap rumah. Usaha pemadaman harus tetap dilakukan sebelum dan saat pemadam kebakaran datang. 4. Tindakan selanjutnya, lakukan Pemadaman Kebakaran sesuai prosedur yang diberikan oleh petugas pemadam kebakaran. Apabila pasokan air tidak mencukupi, segera manfaatkan pasokan air yang ada di hydrant halaman.
  • 26. BAB 4 PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa : 1. Peralatan untuk menanggulangi kebakaran untuk kawasan permukiman adalah hydran portable, fire alarm box dan hydrant halaman. 2. Tiap rumah diharapkan memiliki hydran portable yang berfungsi baik. 3. Tiap RT diharapkan memiliki fire alarm box alarm box yang diletakkan di daerah strategis dan mudah dijangkau oleh warga sekitar. 4. Hydrant halaman diletakkan di daerah yang strategis ataupun di sepanjang jalan akses mobil pemadam kebakaran. 5. Kapasitas Reservoir pillar hydrant = 1.512 m3 6. Volume air yang dibutuhkan hidran pilar sebesar 108.000 liter. 4.2 SARAN Dalam penanganan kebakaran di wilayah sekitar, diharapkan warga tidak panic dan salah ambil tindakan yang berdampak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Diharapkan warga mengikuti prosedur kebakaran yang telah
  • 27. ditetapkan dan memanfaatkan peralatan penanggulan kebakaran yang ada di sekitarnya. Sedangkan peralatan seperti hydran portable, fire alarm box dan hydrant halaman dijaga dan dirawat agar tetap berfungsi dengan baik.
  • 28. DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-04/MEN/1980 Tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. PT. ISM Bogasari Flour Mills. 2001. Prosedur Keadaan Darurat Kebakaran. Jakarta. SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. SNI 03-1735-2000. Tanuwidjaja, Gunawan. 2001. Forum Gelar Perumahan dan Permukiman di Kota Bandung. Bandung. Wimayanti, Lia. 2009. Perencanaan Sistem Plambing dan Fire Hydrant Di Tower B Apartemen Bersubsidi Puncak Permai Surabaya. Institut Sepuluh Nopember Surabaya.