SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Pemadam Kebakaran

        Pemadam kebakaran atau branwir adalah petugas atau dinas yang dilatih dan bertugas
untuk menanggulangi kebakaran. Pakaian yang digunakan pemadam kebakaran adalah
pakaian khusus yang berbentuk astronot yang biasanya dipakai untuk menyelamatkan korban
kebakaran. Jaket orange yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran berfungsi untuk
melindungi diri dari panasnya api pada saat memadamkan api

Petugas pemadam kebakaran selain terlatih untuk menyelamatkan korban dari kebakaran,
juga dilatih untuk menyelamatkan korban kecelakaan lalu lintas, gedung runtuh, dan lain-
lain. Dinas pemadam kebakaran adalah unsur pelaksana pemerintah yang diberi tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas-tugas penanganan masalah kebakaran, yang termasuk
dalam dinas gawat darurat. Biasanya para pemadam kebakaran mamakai baju anti api agar
tidak mudah terbakar dan juga mereka memakai bagian baju yang mengkilat agar mudah
terlihat.

        Definisi api adalah suatu fenomena yang dapat diamati dengan adanya cahaya dan
panas serta adanya proses perubahan zat menjadi zat baru melalui reaksi kimia oksidasi
eksotermal. Api terbentuk karena adanya interaksi beberapa unsur/elemen yang pada
kesetimbangan tertentu dapat menimbulkan api. Sedangkan kebakaran yaitu peristiwa
bencana yang ditimbulkan oleh api, yang tidak dikehendaki oleh manusia dan bisa
mengakibatkan kerugian nyawa dan harta. Ditinjau dari jenisnya api dapat dikategorikan
menjadi 2 jenis api yaitu :

      Api jinak.
      Api liar.

Jenis api jinak artinya api yang masih dapat dikuasai oleh manusia, sedang jenis api liar tidak
dapat dikuasai, inilah yang dinamakan kebakaran. Proses kebakaran atau terjadinya api
sebenarnya bisa kita baca dari teori segitiga api yang meliputi elemen bahan, panas dan
oksigen. Tanpa salah satu dari ketiga unsur tersebut, api tidak akan muncul. Oksigen sendiri
harus membutuhkan diatas 10% kandungan oksigen di udara yang diperlukan untuk
memungkinkan terjadinya proses pembakaran.
Contoh gambar segitiga api :




Sedangkan mengenai sumber api dapat muncul dari beberapa sebab antara lain :
    1. Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktivitas seperti :
          masak, las, dll.
    2. Listrik Dinamis yaitu panas yang berlebihan dari sistem peralatan/rangkaian listrik
          seperti : setrika, atau karena adanya korsleting.
    3. Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat loncatan ion negatif dengan ion
          positif seperti : peti.
    4. Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti :
          gerinda, memaku, dll.
    5. Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti : karbit dengan air.

Bisa terjadi juga kecenderungan terjadi reaksi kimia akibat adanya elemen ke empat. Inilah
yang biasa dinamakan tetrahidral api.

Contoh gambar tetrahidral api :




          Ada beberapa klasifikasi jenis kebakaran berdasarkan bahan yang terbakar antara lain
yaitu :
    1. Api kelas A, yang terbakar bahan padat : kertas, kayu, plastik, karet, kain, dsb.
    2. Api kelas B, yang terbakar benda cair seperti : minyak tanah, bensin, solar, tinner, gas
          elpiji, dsb.
3. Api kelas C, yang terbakar melibatkan : listrik, travo, kabel/konsleting arus listriknya.
     4. Api kelas D, kebakaran khusus / bahan yang terbakar : logam, aluminium, besi,
        konstruksi baja.
Klasifikasi jenis kebakaran tersebut diatas terbentuk sesudah tahun 1970, sebelumnya hanya
kelas A, B, C.
Tanda / Simbol Alat Pemadam Api Portable dibedakan menjadi 4 macam :
     Untuk api klas A , adalah ordinary combustible dengan tanda gambar segitiga sama
        sisi dengan dasar warna hijau dan ditengahnya dengan huruf A dan tulisan “
        ORDINARY COMBUSTIBLE”.
     Untuk api klas B , adalah flammable liquids dengan tanda gambar bujur sangkar
        dengan dasar warna merah dan ditengahnya dengan huruf B dan tulisan “
        FLAMMABLE LIQUIDS”.
     Untuk api klas C , adalah electrical equipment dengan tanda gambar lingkaran dan
        warna dasar biru serta di tengahnya ditulis dengan huruf “ C “ dan diberi tulisan
        ELECTRICAL EQUIPMENT.
     Untuk api kelas D adalah combustible metals dengan tanda bintang lima warna dasar
        kuning      dan     ditengahnya    ditulis   dengan      huruf    “D”     dan    diberi    tulisan
        COMBUSTIBLES METALS.
Sifat Teknis Api & Kebakaran
        Pembahasan sifat teknis api & kebakaran perlu diuraikan sedikit disini. Karenahal dan prosedur
penanggulangan bahaya kebakaran dilandasi oleh fenomena teknis api(disamping juga hal-hal psikologis,
seperti : shock, kepanikan ,dll.). Hal-hal teknis yangmenjadi landasan upaya penanggulangan antara lain : -
unsur penbentuk api, - tahanperkembangan api, serta – hal-hal yang membahayakan keselamatan jiwa.
Api tumbuh secara bertahap, dari mulai menyala, membesar, menghasilkan gasdan asap dari bahan yang
terbakar, dan bila tidak dikontrol, ia akan mencapai tahapmaksimal yang menghanguskan serta
membahayakan keselamatan jiwa. Secara teknis,perkembangan api di dalam ruangan tertutup dapat dibagi
menjadi 5 (lima ) tahap :
        1. Tahap penyalaan.
        2. Tahap pertumbuhan.
        3. Tahap puncak.
        4. Tahap pembakaran penuh.
        5. Tahap surut
Dalam suatu proses pembakaran, tidak semua tahap perkembangan api akan selaluterlalui, atau proses
pembakaran mencapai semua tahap (lima tahap tersebut diatas). Hal tersebut sangat tergantung dari kualitas
dan kapasitas tiga unsur pembentukan api. Secaradefenbisi, api dapat dijelaskan sebagai hasil reaksi cepat dari
material terbakar, oksigen (O2) dan energi awal. Ketiga unsur tersebut adalah yang membentuk api.
Ketiga unsur tersebut seperti di atas, harus bekerja bersama-sama untuk dapat membentuk api dan
pembakaran. Tanpa adanya salah satu dari ketiga unsurtersebut, proses pembakaran tidak akan pernah terjadi .
Komposisi dari ketiga unsurinilah yang menentukan tahap proses pembakaran berlangsung. Suhu penyulutan
dimaksudkan sebagai tingkatan energi bahan untuk terbakar pada temperatur bakarnya.Terperatur bakar yaitu
temperatur terendah saat bahan bakar mulai terbakar. Atau bisadiartikan bahwa bahan material mudah
terbakar bila temperaturbakar material tersebutrelatif rendah.Karakteristik pertumbuhan dan penyebaran api,
sama seperti penyalaan api, kecepatanpenyebaran, dan pemancaran panas, asap dan gas berbahaya, ditentukan
oleh banyak faktor antara lain :
     Kondisi geometris ruangan.
     Bukan yang ada.
     Sumber isi.
     Jarak antara sumber api dengan material yang terbakar.
     Karakteristik dari material interior.
     Tipe dan volume material.
     Kondisi dan penataan ruangan.
Api dengan cepat berkembang besar melalui konveksi, dan kemudian menyebarsecara lateral terus ke langit-
langit bila ruangan terbatas. Sesuatu yang terbakar,disamping menghasilkan gas, juga asap dan panas. Panas
gas yang timbul peristiwakebakaran, bisa mencapai 650 0C – 950 0C. Salah satu fenomena khas terjadi
padaperistiwa kebakaran adalah terjadinya “flashover”, dimana api tiba-tiba membesar dengannyala yang
besar pula.
Bahaya Kebakaran
         Ada dua jenis bahaya yang ditibulkan sebagai akibat dari terjadinya kebakaranyaitu kerugian material
dan keselamatan jiwa manusia. Beberapa aspek penyelamatan sebenarnya lebih diarahkan dan diprioritaskan
pada penyelamatan jiwa manusia terlebih dahulu, untuk kemudian meminimalkan kerugian pada tahap
berikutnya. Sehingga padaprinsipnya, konsep penanggulangan kebakaran (fire safety) yang utama adalah
penyelamatan jiwa manusia. Bahaya keselamatan jiwa manusia pada peristiwa kebakaran dapat
diklasifikasikan :
    1. Bahaya langsung
               Tersengat temperatur yang tinggi.
               Keracunan asap.
    2. bahaya tidak langsung.
               Terluka.
 Terjatuh.
              Terserang sakit.
              mengalami shock/serangan psikologis.
Sistem Penanggulangan Kebakaran
         Sebagai suatu sistem, bangunan terdiri dari sub - sub sistem yang membentuknya secara integral
dalam satu kesatuan. Sub-sub sistem tersebut antara lain arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, desain
ruang dalam ( interior ), desain ruang luar (landscape ), utilitas, dan sistem-sistem lain seperti manajemen
/pengelolaan, maitenance / service, sistem penanggulangan kebakaran /fire safety. Sistem-sistem ini haruslah
terintegrasi dengan baik dalam bangunan. Pada pelaksanaannya, tentunya penataan atau perencanaannya
harus dilibatkan secara kontinyu pada saat proseskonstruksi secara keseluruhan. Proses konstruksi yang
dimaksudkan di atas adalah dari mulai tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian serta perbaikan dan
perawatan. Beberapa hal yang termasuk di dalam permasalahan site dalam kaitannya denganpenanggulangan
kebakaran ini antara lain :
    Penataan blok-blok masa hunian dan jarak antar bangunan.
    Kemudahan pencapaian ke lingkungan pemukiman maupun bangunan.
    Tersedianya area parkir ataupun open space dilingkungan kaewasan.
    Menyediakan hidrant eksterior di lingkungan kawasan.
    menyediakan aliran dan kapasitas suply air untuk pemadam.
Perencanaan Struktur dan Kontruksi Bangunan
         Perencanaan struktur disini berkaitan dengan kemampuan bangunan untuk tetapatau bertahan berdiri
pada saat terjadi bencana kebakaran. Sedangkan perencanaan kontruksi berkaitan dengan jenis material yang
digunakan. Material yang mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap api (terbakar), akan lebih baik pula
terhadap pencegahan penjalaran api, pengisolasian daerah yang terbakar serta memberi waktu yang cukup
untuk pengevaluasian penghuni.
Hal-hal yang berkaitan denganperencanaan sistem ini antara lain :
     1. Pemilihan material bangunan yang memperhatikan sifat materia :
              Sifat penjalaran dan penyebaran.
              Combustibility (kemampuan terbakar material).
              Sifat penyalaan material bila terbakar.
              Sifat racun (akibat reaksi kimia yang ditimbulkan / dihasilkan bilabahan tersebut terbakar).
     2. Kemampuan / daya tahan bahan struktur (fire resistance) dari komponen-komponen struktur.
         Komponen struktur seperti rangka atap, lantai, kolam dan balok adalah tulang – tulang kekuatan pada
         bangunan. Perencanaan yang optimal darihal yang dimaksudkan :
              Meminimalkan kerusakan pada banguna.
 mencegah penjalaran kebakaran.
             melindungi penghuni, minimal memberi waktu yang cukupdievaluasi.
    3. Penataan ruang, terutama berkaitan dengan areal yang rawan bahaya dipilih material struktur yang
        lebih resisten.
Perencanaan daerah dan jalur penyelamatan (evakuasi) pada bangunan
        Perencanaan daerah evakuasi, biasanya diperuntukan untuk bangunan pemukiman berlantai banyak
dan merupakan bangunan yang lebih kompleks.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan perencanaan sistem ini :
     Kalkulasi jumlah penghuni / pemakai bangunan.
     Tangga kebakaran dan jenisnya.
     Pintu kebakaran.
     Daerah perlindungan sementara.
     Jalur keluar bangunan.
     Peralatan dan perlengkapan evakuasi.


Manajemen sistem penanggulangan kekakaran.
        Gagasan dari manajemen sistem penanggulangan kebakarann berkembang sekitar memelihara
peralatan/perlengkapan penanggulangan kebakaran sehingga dapat digunakan secara optimal pada saat
diperlukan. Manajemen penanggulangan kebakaran termasuk juga administrasi strategi untuk memastikan
keselamatan secara preventif, membatasi perkembangan api dan menjamin keselamatan penghuni. Untuk
mencapai fungsi ini, manajemen sistem ini harus terlihat didalam semua aspek yang ada dalam bangunan
termasuk daerah terhadap bahaya.
Komunikasi
        Kebakaran tidak dapat diatur walaupun dengan sistem proteksi yang paling baik, sehingga sangat
penting untuk mendeteksi terjadinya segera untuk keberhasilan penanggulangaannya. Sistem informasi yang
baik bisa berguna untuk memicu tindakan awal penyelamatan. Komunikasi menjadi hal yang penting buat
penghuni bangunan, baik itu dari sistem alarm maupun penghuni lain, sehingga informasi harus tersampaikan
danterdengar dengan jelas agar dapat memanfaatkan waktu untuk penyelamatan yang perlu.
Pemeliharaan.
        Perbaikan dan pemeliharaan terhadap peralatan-peralatan darurat, seperti hidrant, bosereels,
extinguisher, lampu darurat dll, adalah sangat penting. Tipe, standar dan frekuensi pemeliharaan harus
terdokumentasikan pada program manajemen ini, dan staf yang berkepentingan perlu mengetahuinya dan
selalu menjalankannya dengan benar.
Pelatihan.
        Pelatihan pegawai yang berkepentingan terhadap penanggulangan kebakaran ini tidak boleh luput
dari perhatian. Mereka harus menerima instruksi bagaimana menghidupkan alarm tanda bahaya bila mereka
menemukan kebakaran, serta mereka yang memberi peringatan kebakaran kepada penghuni. Begitu pula
terhadap penggunaan peralatan pemadam api, yang harus mampu dipraktekkan.
Beberapa pelatihan yang dilaksanakan antara lain memberi pengetahuan tentang :
     Pencegahan kebakaran secara umum.
     Tindakan yang diambil pada waktu mendengarkan alarm dan menemukan api.
     Metode yang benar dalam memanggil pasukan pemadam.
     Lokasi, kegunaan dan penggunaan peralatan pemadam.
     Rute penyelamatan, titik pertemuan dan jalan keluar.
     prosedur evakuasi
Ada lima aspek yang harus dipertimbangkan di salam sistem manajemen ini, yaitu :
     Tindakan preventif .
     Prosedur.
     Komunikasi.
     Perawatan / pemeliharaan.
     Pelatihan
Kelima aspek-aspek tersebut masing-masing harus selalu dievaluasi kelengkapan dan kegunaannya.
Tindakan Pencegahan
        Aspek ini adalah yang paling langsung dan efektif dalam mencegah datangnya kebakaran.
Pencegahan dan pembatasan perkembangan api, harus dimulai dari saat bangunan masih dalam bentuk
gambar. Arsitek mempunyai tanggung jawab moral untuk memasukkan perencanaan penanggulangan
kebakaran ini pada konsep bangunannya. Perlu juga dibuat instruksi manual sederhana untuk staf yang
kompeten serta untuk melatih penghuni beradaptasi bila hal yang tidak diinginkan terjadi. Staf yang kompeten,
misalnya Satpam, atau pegawai kebersihan, atau teknisi dll, perlu untuk diatur secara reguler mengawasi
bangunan.
Prosedur
Memformulasikan sistem prosedur adalah bertujuan untuk mensikronisasikan operasional bangunan.
Prosedur perbaikan dan perawatan / perlengkapan khususnya peralatan darurat kebakarann, harus dikerjakan
terdokumentasi dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh staf-staf yang berkompeten. Semua pihak
yang terlibat dalam hal ini (penghuni,terutama pegawai) haruslah mengetahui apa yang harus dilakukan, siapa
yang harus dihubungi, bagaimana melakukannya, dan kapan itu perlu. Keuntuingan dari pelaksanaan yang
sesuai prosedur, adalah bisa menghindari keterlambatan penyelamatan bila keadaan darurat.
Kontrol Penggunaan Sistem Penanggulangan Kebakaran
        Fungsi kontrol didalam pelaksanaan persyaratan-persyaratan teknis pada bangunan adalah menjadi
tanggung jawab semua pihak yang terlibat. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan, pelaku kontruksi sebagai
pelaksana serta pengguna dan masyarakat selaku pihak yang berhubungan langsung dengan kejadian.
Begitupun peran pemerintah adalah yang paling signifikan disini, karena penyediaan dan pengelolaan
manajemen dansumber daya yang berkaitan dengan kepentingan umum ada di tangan pemerintah.
Berkaitan dengan peran pemerintah terhadap perlindungan penanggulangan bahayakebakaran, antara lain :
    1. Pengelolaan dan kontrol terhadap dinas-dinas penanggulangan yang terkait :
             Sistem manajemen pengelolan.
             Peralatan dan perlengkapan.
             Sumber daya manusia.
    2. Penyediaan dan pengelolaan fasilitas-fasilitas pendukung.
             Sirkulasi kota dan open space.
             Penyediaan air.
             Sstem telekomunikasi.
             Peraturan-peraturan terkait, dll
    3. Kontrol persyaratan pelaksanaan proses kontruksi pada bangunan
        Ada enam tahap di dalam proses konstruksi yang keseluruhannya bisa dimasukkanpersyaratan
        kualifikasi sistem penanggulangan kebakaran dalam pelaksanaannya.
        Tahap-tahap tersebut adalah :
             Tahap perencanaan bangunan.
             Tahap desain.
             Tahap pelaksanaan / pengoperasian bangunan.
             Tahap perawatan.
             Tahap perbaikan dan atau restorasi bangunan.
Penempatan simbol / tanda alat pemadam api :
     Bila dipasang pada alat pemadam api portable, maka penempatannya harus pada
        bagian depan tabung , di atas atau di bawah nama alat pemadam tersebut dan dapat
        dibaca dengan mudah dari jarak + 1 meter.
     Bila dipasang di tembok dekat alat pemadam api portable maka tanda tersebut harus
        dapat dibaca dengan mudah dari jarak kira kira 8 meter.
Standar warna yang digunakan pada simbol alat pemadam api :
     Green (hijau)              : No 14260.
 Red     (merah)         : No 11105.
    Blue (biru)             : No 15102.
    Yellow (kuning)         : No 13655.
Pemberian simbol pemadam kebakaran :
    Diberi satu simbol karena alat pemadam tersebut hanya untuk satu kelas api seperti
       water pressurized type extinguisher hanya untuk api kelas A, maka diberi simbol api
       kelas A (ordinary combustible) dan juga dry powder hanya untuk api kelas D, maka
       diberi simbol api kelas D (combustible metals).
    Diberi dua simbol karena alat pemadam tersebut untuk dua kelas api seperti Carbon
       Dioxyde untuk api kelas B dan api kelas C, maka diberi simbol api kelas B
       (flammable liquids) dan simbol api kelas C (electrical equipment).
    Diberi tiga simbol karena alat pemadam tersebut untuk tiga kelas api seperti
       Multipurpose Dry Chemical Extinguisher untukapi kelas A, api kelas B dan api kelas
       C, maka diberi simbol api kelas A (ordinary combustible), simbol api kelas B
       (flammable liquids) dan simbol api kelas C (electrical equipment).
Tipe kebakaran :




       Cara yang digunakan untuk memadamkan api secara cepat, perlu difahami segitiga api
seperti yang telah diuraikan diatas yaitu menghilangkan salah satu unsur dari segitiga api.
Selain itu, harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat yang sifatnya
tradisional masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir, termasuk keperluan komunikasi
kentongan dll. Sedang untuk alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain
Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, dll.
Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain
karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa macam
alat pemadam api tersebut masing‐masing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.
    Karakteristik jenis alat pemadam kebakaran :
       1. Hydrospray
          Alat pemadam dengan air ini umumnya digunakan untuk kebakaran kelas A. Alat
          ini biasanya dilengkapi dengan penera untuk mengetahui tekanan air. Penera
          berwarna hijau menunjukkan alat aman untuk digunakan, sedangkan warna merah
          menunjukkan tekanan sudah berkurang.


          Contoh gambar :




       2. Drychemical Powder
          Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedangkan sifat
          pemadaman jenis bubuk kering antara lain :
            Menyerap panas dan mendinginkan obyek yang terbakar.
            Menahan radiasi panas.
            Bukan penghantar arus listrik.
            Menutup dengan cara melekat pada obyek yang terbakar karena adanya
               reaksi kimia bahan tersebut saat terjadi kebakaran (reaksi panas api).
            Menghambat terjadinya oksidasi pada obyek yang terbakar.
 Tidak berbahaya.
    Efek samping yang muncul adalah debu dan kotor.
    Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat
        elektronik.
    Sekali pakai pada tiap kejadian.
        Contoh gambar :




3. Gas Cair Hallon Free/AF 11/Halotron 1
   Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi
   kebakaran. Sifat alat pemadam ini antara lain :
     Bukan penghantar listrik.
     Tidak merusak peralatan.
     Non Toxic (tidak beracun).
     Bersih tidak meninggalkan bekas.
     Memadamkan api dengan cara mengikat O2 disekitar area kebakaran.
     Penggunaan yang multi purpose (semua klas kebakaran).
     Bisa digunakan berulang-ulang.
     Lebih tepat digunakan di dalam ruang.
        Contoh gambar :
4. Carbon dioksida
   Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan
   C. Sifat-sifatnya antara lain :
      Bersih tidak meninggalkan bekas.
      Non Toxide ( tidak beracun ).
      Bukan penghantar listrik.
      Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin ).
      Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimutiobyek yang
        terbakar.
      Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
      Tekanan kerja sangat besar.




        Contoh gambar :




5. Racun Api Busa
   Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas A dan B.
   Cara kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar, jika obyek yang
   terbakar benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan zat cair.
   Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada
   ruang yang berisi peralatan komponen listrik.
   Contoh gambar :
6. Fire Sprinkler System
   Alat ini biasanya terinstal didalam gedung dan bersifat mengandung Hg.
   Mekanisme kerja sprinkler yaitusecara otomatis akan mengeluarkan air bila
   kepala sprinkler terkena panas. Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap
   kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.
   Contoh gambar :




7. Hydrant
   Digunakan untuk jenis api kelas A dan B.
   Contoh gambar :
8. Selang air serta pemancarnya noozle




Klasifikasi media racun api pada kebakaran :




Agar bisa bekerja cepat dalam keadaan darurat perlu diperhitungkan persyaratan dan cara
pemasangan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang antara lain :
         Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau diikat mati.
         Jarak jangkauan maksimum 15 m.
         Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.
         Jenis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api.
         Diperiksa secara berkala.
         Bisa diisi ulang (Refill).
         Kekuatan konstruksi terstandar.
Fasilitas yang harus dipunyai oleh laboratorium :
         APAR.
         Tangga darurat.
         Ada sistem alarm seperti Heat detector, Smoke detector dan Flame detector (lidah
          api).
         Hydrant (Box hydrant).
         Baju tahan panas pelindung kerja lengkap tahan api.
         Pintu tahan Api.
     Jumping sheet.
         Penangkal petir.
Perhatikan juga jika masuk ke laboratorium atau gedung manapun, cobalah lihat dan cari
tanda arah evakuasi ataupun pintu darurat. Biasanya ditunjukkan dengan papan nama 'pintu
darurat' atau "exit" seperi gambar ini :




Usaha Preventif Tanggap Kebakaran :
         Penyuluhan dan pelatihan tentang pemadam kebakaran.
         Adanya SOP cara pengoperasian pada tabung pemadam.
         Pastikan listrik/api telah padam sebelum meniggalkan laboratorium.
         Usahakan bak kamar mandi selalu penuh.
Cara yang dilakukan dalam pemadaman kebakakaran :
         Selalu siap mental dan jangan panik.
         Perhatikan arah angin (dengan melihat lidah api).
         Membelakangi arah angin menghindar dari sisi lain.
         Semprotkan/arahkan pada sumber api.
         Harus tahu jenis benda yang terbakar.
         Usahakan mengatur dan menahan nafas.
Sedangkan prosedur emergensi evakuasi seperti berikut :
         Bunyikan / tekan alarm terdekat.
         Keluar lewat pintu terdekat.
         Berkumpul ditempat yang berjarak minimal 30 meter dari sumber kebakaran.
         Beritahu petugas emergensi mengenai orang-orang yang ada didalam.
         Beritahu petugas emergensi mengenai alasan pengosongan ruangan.
         Jangan masuk kedalam gedung lagi sampai dijinkan oleh yang berwenang.

More Related Content

What's hot

Materi pelatihan teori api 2
Materi pelatihan teori api 2Materi pelatihan teori api 2
Materi pelatihan teori api 2Eko Kiswanto
 
10 cara mencegah kebakaran hutan
10 cara mencegah kebakaran hutan10 cara mencegah kebakaran hutan
10 cara mencegah kebakaran hutankhoerul pamungkas
 
Pecegahan dan penanggulangan kebakaran
Pecegahan dan penanggulangan kebakaranPecegahan dan penanggulangan kebakaran
Pecegahan dan penanggulangan kebakaranKomang Sumiarsa
 
FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011
FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011
FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011Sariana Csg
 
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. TalaudRancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. TalaudYOHANIS SAHABAT
 
Pencegahan kebakaran
Pencegahan kebakaranPencegahan kebakaran
Pencegahan kebakaranRohaya Rasmin
 
8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaranWinarso Arso
 
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauKebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauPeople Power
 
K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARAN
K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARANK3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARAN
K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARANFariq Abdullah dachlan
 
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambiMitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambihenny ferniza
 
Kebakaran Hutan
Kebakaran HutanKebakaran Hutan
Kebakaran Hutaninasfthnh
 
Ppt kebakaran hutan
Ppt kebakaran hutanPpt kebakaran hutan
Ppt kebakaran hutan1115500038
 
Buku Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan di Lahan Gambut
Buku Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan di Lahan GambutBuku Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan di Lahan Gambut
Buku Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan di Lahan GambutFatur Fatkhurohman
 

What's hot (20)

Materi pelatihan teori api 2
Materi pelatihan teori api 2Materi pelatihan teori api 2
Materi pelatihan teori api 2
 
Materi pelatihan teori api
Materi pelatihan teori apiMateri pelatihan teori api
Materi pelatihan teori api
 
Power Point Kebakaran Hutan
Power Point Kebakaran HutanPower Point Kebakaran Hutan
Power Point Kebakaran Hutan
 
10 cara mencegah kebakaran hutan
10 cara mencegah kebakaran hutan10 cara mencegah kebakaran hutan
10 cara mencegah kebakaran hutan
 
Pecegahan dan penanggulangan kebakaran
Pecegahan dan penanggulangan kebakaranPecegahan dan penanggulangan kebakaran
Pecegahan dan penanggulangan kebakaran
 
FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011
FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011
FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011
 
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. TalaudRancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
Rancangan Kebutuhan Dan Penempatan APAR Gedung Kantor SETDA Kab. Kepl. Talaud
 
Pencegahan kebakaran
Pencegahan kebakaranPencegahan kebakaran
Pencegahan kebakaran
 
8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran8. dasar pemadaman kebakaran
8. dasar pemadaman kebakaran
 
Bencana kabut asap
Bencana kabut asapBencana kabut asap
Bencana kabut asap
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi RiauKebakaran Hutan Dari Walhi Riau
Kebakaran Hutan Dari Walhi Riau
 
K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARAN
K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARANK3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARAN
K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARAN
 
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambiMitigasi bencana kebakaran hutan jambi
Mitigasi bencana kebakaran hutan jambi
 
Kebakaran Hutan
Kebakaran HutanKebakaran Hutan
Kebakaran Hutan
 
Ppt kebakaran hutan
Ppt kebakaran hutanPpt kebakaran hutan
Ppt kebakaran hutan
 
Presentasi kebakaran hutan
Presentasi kebakaran hutanPresentasi kebakaran hutan
Presentasi kebakaran hutan
 
ASssss
ASssssASssss
ASssss
 
Kebakaran hutan di indonesia
Kebakaran hutan di indonesiaKebakaran hutan di indonesia
Kebakaran hutan di indonesia
 
Buku Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan di Lahan Gambut
Buku Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan di Lahan GambutBuku Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan di Lahan Gambut
Buku Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan di Lahan Gambut
 

Viewers also liked

Pelatihan Pemadam Kebakaran di Kelurahan Dauh Puri oleh Dinas Pemadam Kebakar...
Pelatihan Pemadam Kebakaran di Kelurahan Dauh Puri oleh Dinas Pemadam Kebakar...Pelatihan Pemadam Kebakaran di Kelurahan Dauh Puri oleh Dinas Pemadam Kebakar...
Pelatihan Pemadam Kebakaran di Kelurahan Dauh Puri oleh Dinas Pemadam Kebakar...agung sapteka
 
Proposal permohonan bantuan
Proposal permohonan bantuanProposal permohonan bantuan
Proposal permohonan bantuanBe Doel
 
Format prosposal teknis dak kebakaran (1)
Format prosposal teknis dak kebakaran (1)Format prosposal teknis dak kebakaran (1)
Format prosposal teknis dak kebakaran (1)MazRio Sekayu
 
Macam-Macam alarm kebakaran
Macam-Macam  alarm kebakaran Macam-Macam  alarm kebakaran
Macam-Macam alarm kebakaran Ali Must Can
 
2 keyboard ergonomik
2 keyboard ergonomik2 keyboard ergonomik
2 keyboard ergonomikAzieza Aziz
 
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkesPmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkesUlfah Hanum
 
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI JakartaMasterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI JakartaFitri Indra Wardhono
 
Steel Door & Fire Door System Indonesia
Steel Door & Fire Door System IndonesiaSteel Door & Fire Door System Indonesia
Steel Door & Fire Door System IndonesiaGunawan Purwanto
 
Surat jemputan ceramah
Surat jemputan ceramahSurat jemputan ceramah
Surat jemputan ceramahAzian Sabli
 
Contoh surat permohonan
Contoh surat permohonanContoh surat permohonan
Contoh surat permohonanRaFuzi Diqi
 
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedungPedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedunginfosanitasi
 
Surat permohonan
Surat permohonanSurat permohonan
Surat permohonanumum
 
Prosedur selamatkan diri daripada kebakaran bangunan
Prosedur selamatkan diri daripada kebakaran bangunanProsedur selamatkan diri daripada kebakaran bangunan
Prosedur selamatkan diri daripada kebakaran bangunanSabri Khalizasabarifayuim
 

Viewers also liked (20)

Pelatihan Pemadam Kebakaran di Kelurahan Dauh Puri oleh Dinas Pemadam Kebakar...
Pelatihan Pemadam Kebakaran di Kelurahan Dauh Puri oleh Dinas Pemadam Kebakar...Pelatihan Pemadam Kebakaran di Kelurahan Dauh Puri oleh Dinas Pemadam Kebakar...
Pelatihan Pemadam Kebakaran di Kelurahan Dauh Puri oleh Dinas Pemadam Kebakar...
 
Surat lamaran kerja
Surat lamaran kerjaSurat lamaran kerja
Surat lamaran kerja
 
Proposal permohonan bantuan
Proposal permohonan bantuanProposal permohonan bantuan
Proposal permohonan bantuan
 
Format prosposal teknis dak kebakaran (1)
Format prosposal teknis dak kebakaran (1)Format prosposal teknis dak kebakaran (1)
Format prosposal teknis dak kebakaran (1)
 
Macam-Macam alarm kebakaran
Macam-Macam  alarm kebakaran Macam-Macam  alarm kebakaran
Macam-Macam alarm kebakaran
 
Surat Penawaran harga
Surat Penawaran hargaSurat Penawaran harga
Surat Penawaran harga
 
2 keyboard ergonomik
2 keyboard ergonomik2 keyboard ergonomik
2 keyboard ergonomik
 
Surat lamaran cpns koltim
Surat lamaran cpns koltimSurat lamaran cpns koltim
Surat lamaran cpns koltim
 
Penawaran
PenawaranPenawaran
Penawaran
 
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkesPmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
 
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI JakartaMasterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
Masterplan Penanggulangan Kebakaran & Bencana Lain Provinsi DKI Jakarta
 
Steel Door & Fire Door System Indonesia
Steel Door & Fire Door System IndonesiaSteel Door & Fire Door System Indonesia
Steel Door & Fire Door System Indonesia
 
Surat lamaran
Surat lamaranSurat lamaran
Surat lamaran
 
Surat jemputan ceramah
Surat jemputan ceramahSurat jemputan ceramah
Surat jemputan ceramah
 
Hydrant
HydrantHydrant
Hydrant
 
Kebakaran
KebakaranKebakaran
Kebakaran
 
Contoh surat permohonan
Contoh surat permohonanContoh surat permohonan
Contoh surat permohonan
 
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedungPedoman persyaratan teknis bangunan gedung
Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung
 
Surat permohonan
Surat permohonanSurat permohonan
Surat permohonan
 
Prosedur selamatkan diri daripada kebakaran bangunan
Prosedur selamatkan diri daripada kebakaran bangunanProsedur selamatkan diri daripada kebakaran bangunan
Prosedur selamatkan diri daripada kebakaran bangunan
 

Similar to Pemadam kebakaran

PENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptx
PENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptxPENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptx
PENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptxRohmanSyah9
 
Kelas Inspirasi penanganan (Kebakaran).pptx
Kelas Inspirasi penanganan (Kebakaran).pptxKelas Inspirasi penanganan (Kebakaran).pptx
Kelas Inspirasi penanganan (Kebakaran).pptxMohammadAriefsyahMau
 
Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02
Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02
Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02SheraShahira
 
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.pptMateri_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.pptTitaaThursinaRubiant
 
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.pptMateri_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.pptplaza54boris
 
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.pptMateri_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.pptplaza54boris
 
Materi dasar pemadam_kebakaran_fire_exti
Materi dasar pemadam_kebakaran_fire_extiMateri dasar pemadam_kebakaran_fire_exti
Materi dasar pemadam_kebakaran_fire_extiEvaPuspitaSari11
 
DOC-20221004-WA0005..pptx
DOC-20221004-WA0005..pptxDOC-20221004-WA0005..pptx
DOC-20221004-WA0005..pptxAnnisa918986
 
Kelompok 3 - Fire Fighting.pptx
Kelompok 3 - Fire Fighting.pptxKelompok 3 - Fire Fighting.pptx
Kelompok 3 - Fire Fighting.pptxAchmadIlhamGhozali
 
Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)
Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)
Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)Asnan Alias Enterprise
 
Ppt active fire kelompok 9
Ppt active fire kelompok 9Ppt active fire kelompok 9
Ppt active fire kelompok 9Rizkie Prakoso
 
Fire drill - Latihan pemadam kebakaran
Fire drill - Latihan pemadam kebakaranFire drill - Latihan pemadam kebakaran
Fire drill - Latihan pemadam kebakaranRiyanto Simbardjojo
 
MATERI TEMA 1.pptx
MATERI TEMA 1.pptxMATERI TEMA 1.pptx
MATERI TEMA 1.pptxCitraDewi86
 
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranK3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranMokh Afifuddin Machfudz
 
Bookreview splkpm 2019
Bookreview splkpm 2019Bookreview splkpm 2019
Bookreview splkpm 2019nhana81
 

Similar to Pemadam kebakaran (20)

Sap
SapSap
Sap
 
PENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptx
PENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptxPENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptx
PENANGGULAN KEBAKARAN DIRUMAH DAN DISEKITAR KITA.pptx
 
Kelas Inspirasi penanganan (Kebakaran).pptx
Kelas Inspirasi penanganan (Kebakaran).pptxKelas Inspirasi penanganan (Kebakaran).pptx
Kelas Inspirasi penanganan (Kebakaran).pptx
 
Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02
Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02
Ar101pencegahankebakaran 120207190044-phpapp02
 
api.pptx
api.pptxapi.pptx
api.pptx
 
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.pptMateri_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire_Exti.ppt
 
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.pptMateri_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
 
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.pptMateri_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
Materi_Dasar_Pemadam_Kebakaran_Fire.ppt
 
Materi dasar pemadam_kebakaran_fire_exti
Materi dasar pemadam_kebakaran_fire_extiMateri dasar pemadam_kebakaran_fire_exti
Materi dasar pemadam_kebakaran_fire_exti
 
DOC-20221004-WA0005..pptx
DOC-20221004-WA0005..pptxDOC-20221004-WA0005..pptx
DOC-20221004-WA0005..pptx
 
Kelompok 3 - Fire Fighting.pptx
Kelompok 3 - Fire Fighting.pptxKelompok 3 - Fire Fighting.pptx
Kelompok 3 - Fire Fighting.pptx
 
Kebakaran
KebakaranKebakaran
Kebakaran
 
Ppt kebakaran
Ppt kebakaranPpt kebakaran
Ppt kebakaran
 
Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)
Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)
Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)
 
Ppt active fire kelompok 9
Ppt active fire kelompok 9Ppt active fire kelompok 9
Ppt active fire kelompok 9
 
Asuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakarAsuhan keperawatan luka bakar
Asuhan keperawatan luka bakar
 
Fire drill - Latihan pemadam kebakaran
Fire drill - Latihan pemadam kebakaranFire drill - Latihan pemadam kebakaran
Fire drill - Latihan pemadam kebakaran
 
MATERI TEMA 1.pptx
MATERI TEMA 1.pptxMATERI TEMA 1.pptx
MATERI TEMA 1.pptx
 
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan KebakranK3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
K3 Modul 3_ Identifikasi Kebakaran dan Penanganan Kebakran
 
Bookreview splkpm 2019
Bookreview splkpm 2019Bookreview splkpm 2019
Bookreview splkpm 2019
 

Pemadam kebakaran

  • 1. Pemadam Kebakaran Pemadam kebakaran atau branwir adalah petugas atau dinas yang dilatih dan bertugas untuk menanggulangi kebakaran. Pakaian yang digunakan pemadam kebakaran adalah pakaian khusus yang berbentuk astronot yang biasanya dipakai untuk menyelamatkan korban kebakaran. Jaket orange yang digunakan oleh petugas pemadam kebakaran berfungsi untuk melindungi diri dari panasnya api pada saat memadamkan api Petugas pemadam kebakaran selain terlatih untuk menyelamatkan korban dari kebakaran, juga dilatih untuk menyelamatkan korban kecelakaan lalu lintas, gedung runtuh, dan lain- lain. Dinas pemadam kebakaran adalah unsur pelaksana pemerintah yang diberi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas penanganan masalah kebakaran, yang termasuk dalam dinas gawat darurat. Biasanya para pemadam kebakaran mamakai baju anti api agar tidak mudah terbakar dan juga mereka memakai bagian baju yang mengkilat agar mudah terlihat. Definisi api adalah suatu fenomena yang dapat diamati dengan adanya cahaya dan panas serta adanya proses perubahan zat menjadi zat baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal. Api terbentuk karena adanya interaksi beberapa unsur/elemen yang pada kesetimbangan tertentu dapat menimbulkan api. Sedangkan kebakaran yaitu peristiwa bencana yang ditimbulkan oleh api, yang tidak dikehendaki oleh manusia dan bisa mengakibatkan kerugian nyawa dan harta. Ditinjau dari jenisnya api dapat dikategorikan menjadi 2 jenis api yaitu :  Api jinak.  Api liar. Jenis api jinak artinya api yang masih dapat dikuasai oleh manusia, sedang jenis api liar tidak dapat dikuasai, inilah yang dinamakan kebakaran. Proses kebakaran atau terjadinya api sebenarnya bisa kita baca dari teori segitiga api yang meliputi elemen bahan, panas dan oksigen. Tanpa salah satu dari ketiga unsur tersebut, api tidak akan muncul. Oksigen sendiri harus membutuhkan diatas 10% kandungan oksigen di udara yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya proses pembakaran.
  • 2. Contoh gambar segitiga api : Sedangkan mengenai sumber api dapat muncul dari beberapa sebab antara lain : 1. Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktivitas seperti : masak, las, dll. 2. Listrik Dinamis yaitu panas yang berlebihan dari sistem peralatan/rangkaian listrik seperti : setrika, atau karena adanya korsleting. 3. Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat loncatan ion negatif dengan ion positif seperti : peti. 4. Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti : gerinda, memaku, dll. 5. Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti : karbit dengan air. Bisa terjadi juga kecenderungan terjadi reaksi kimia akibat adanya elemen ke empat. Inilah yang biasa dinamakan tetrahidral api. Contoh gambar tetrahidral api : Ada beberapa klasifikasi jenis kebakaran berdasarkan bahan yang terbakar antara lain yaitu : 1. Api kelas A, yang terbakar bahan padat : kertas, kayu, plastik, karet, kain, dsb. 2. Api kelas B, yang terbakar benda cair seperti : minyak tanah, bensin, solar, tinner, gas elpiji, dsb.
  • 3. 3. Api kelas C, yang terbakar melibatkan : listrik, travo, kabel/konsleting arus listriknya. 4. Api kelas D, kebakaran khusus / bahan yang terbakar : logam, aluminium, besi, konstruksi baja. Klasifikasi jenis kebakaran tersebut diatas terbentuk sesudah tahun 1970, sebelumnya hanya kelas A, B, C. Tanda / Simbol Alat Pemadam Api Portable dibedakan menjadi 4 macam :  Untuk api klas A , adalah ordinary combustible dengan tanda gambar segitiga sama sisi dengan dasar warna hijau dan ditengahnya dengan huruf A dan tulisan “ ORDINARY COMBUSTIBLE”.  Untuk api klas B , adalah flammable liquids dengan tanda gambar bujur sangkar dengan dasar warna merah dan ditengahnya dengan huruf B dan tulisan “ FLAMMABLE LIQUIDS”.  Untuk api klas C , adalah electrical equipment dengan tanda gambar lingkaran dan warna dasar biru serta di tengahnya ditulis dengan huruf “ C “ dan diberi tulisan ELECTRICAL EQUIPMENT.  Untuk api kelas D adalah combustible metals dengan tanda bintang lima warna dasar kuning dan ditengahnya ditulis dengan huruf “D” dan diberi tulisan COMBUSTIBLES METALS. Sifat Teknis Api & Kebakaran Pembahasan sifat teknis api & kebakaran perlu diuraikan sedikit disini. Karenahal dan prosedur penanggulangan bahaya kebakaran dilandasi oleh fenomena teknis api(disamping juga hal-hal psikologis, seperti : shock, kepanikan ,dll.). Hal-hal teknis yangmenjadi landasan upaya penanggulangan antara lain : - unsur penbentuk api, - tahanperkembangan api, serta – hal-hal yang membahayakan keselamatan jiwa. Api tumbuh secara bertahap, dari mulai menyala, membesar, menghasilkan gasdan asap dari bahan yang terbakar, dan bila tidak dikontrol, ia akan mencapai tahapmaksimal yang menghanguskan serta membahayakan keselamatan jiwa. Secara teknis,perkembangan api di dalam ruangan tertutup dapat dibagi menjadi 5 (lima ) tahap : 1. Tahap penyalaan. 2. Tahap pertumbuhan. 3. Tahap puncak. 4. Tahap pembakaran penuh. 5. Tahap surut Dalam suatu proses pembakaran, tidak semua tahap perkembangan api akan selaluterlalui, atau proses pembakaran mencapai semua tahap (lima tahap tersebut diatas). Hal tersebut sangat tergantung dari kualitas
  • 4. dan kapasitas tiga unsur pembentukan api. Secaradefenbisi, api dapat dijelaskan sebagai hasil reaksi cepat dari material terbakar, oksigen (O2) dan energi awal. Ketiga unsur tersebut adalah yang membentuk api. Ketiga unsur tersebut seperti di atas, harus bekerja bersama-sama untuk dapat membentuk api dan pembakaran. Tanpa adanya salah satu dari ketiga unsurtersebut, proses pembakaran tidak akan pernah terjadi . Komposisi dari ketiga unsurinilah yang menentukan tahap proses pembakaran berlangsung. Suhu penyulutan dimaksudkan sebagai tingkatan energi bahan untuk terbakar pada temperatur bakarnya.Terperatur bakar yaitu temperatur terendah saat bahan bakar mulai terbakar. Atau bisadiartikan bahwa bahan material mudah terbakar bila temperaturbakar material tersebutrelatif rendah.Karakteristik pertumbuhan dan penyebaran api, sama seperti penyalaan api, kecepatanpenyebaran, dan pemancaran panas, asap dan gas berbahaya, ditentukan oleh banyak faktor antara lain :  Kondisi geometris ruangan.  Bukan yang ada.  Sumber isi.  Jarak antara sumber api dengan material yang terbakar.  Karakteristik dari material interior.  Tipe dan volume material.  Kondisi dan penataan ruangan. Api dengan cepat berkembang besar melalui konveksi, dan kemudian menyebarsecara lateral terus ke langit- langit bila ruangan terbatas. Sesuatu yang terbakar,disamping menghasilkan gas, juga asap dan panas. Panas gas yang timbul peristiwakebakaran, bisa mencapai 650 0C – 950 0C. Salah satu fenomena khas terjadi padaperistiwa kebakaran adalah terjadinya “flashover”, dimana api tiba-tiba membesar dengannyala yang besar pula. Bahaya Kebakaran Ada dua jenis bahaya yang ditibulkan sebagai akibat dari terjadinya kebakaranyaitu kerugian material dan keselamatan jiwa manusia. Beberapa aspek penyelamatan sebenarnya lebih diarahkan dan diprioritaskan pada penyelamatan jiwa manusia terlebih dahulu, untuk kemudian meminimalkan kerugian pada tahap berikutnya. Sehingga padaprinsipnya, konsep penanggulangan kebakaran (fire safety) yang utama adalah penyelamatan jiwa manusia. Bahaya keselamatan jiwa manusia pada peristiwa kebakaran dapat diklasifikasikan : 1. Bahaya langsung  Tersengat temperatur yang tinggi.  Keracunan asap. 2. bahaya tidak langsung.  Terluka.
  • 5.  Terjatuh.  Terserang sakit.  mengalami shock/serangan psikologis. Sistem Penanggulangan Kebakaran Sebagai suatu sistem, bangunan terdiri dari sub - sub sistem yang membentuknya secara integral dalam satu kesatuan. Sub-sub sistem tersebut antara lain arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, desain ruang dalam ( interior ), desain ruang luar (landscape ), utilitas, dan sistem-sistem lain seperti manajemen /pengelolaan, maitenance / service, sistem penanggulangan kebakaran /fire safety. Sistem-sistem ini haruslah terintegrasi dengan baik dalam bangunan. Pada pelaksanaannya, tentunya penataan atau perencanaannya harus dilibatkan secara kontinyu pada saat proseskonstruksi secara keseluruhan. Proses konstruksi yang dimaksudkan di atas adalah dari mulai tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian serta perbaikan dan perawatan. Beberapa hal yang termasuk di dalam permasalahan site dalam kaitannya denganpenanggulangan kebakaran ini antara lain :  Penataan blok-blok masa hunian dan jarak antar bangunan.  Kemudahan pencapaian ke lingkungan pemukiman maupun bangunan.  Tersedianya area parkir ataupun open space dilingkungan kaewasan.  Menyediakan hidrant eksterior di lingkungan kawasan.  menyediakan aliran dan kapasitas suply air untuk pemadam. Perencanaan Struktur dan Kontruksi Bangunan Perencanaan struktur disini berkaitan dengan kemampuan bangunan untuk tetapatau bertahan berdiri pada saat terjadi bencana kebakaran. Sedangkan perencanaan kontruksi berkaitan dengan jenis material yang digunakan. Material yang mempunyai daya tahan yang lebih baik terhadap api (terbakar), akan lebih baik pula terhadap pencegahan penjalaran api, pengisolasian daerah yang terbakar serta memberi waktu yang cukup untuk pengevaluasian penghuni. Hal-hal yang berkaitan denganperencanaan sistem ini antara lain : 1. Pemilihan material bangunan yang memperhatikan sifat materia :  Sifat penjalaran dan penyebaran.  Combustibility (kemampuan terbakar material).  Sifat penyalaan material bila terbakar.  Sifat racun (akibat reaksi kimia yang ditimbulkan / dihasilkan bilabahan tersebut terbakar). 2. Kemampuan / daya tahan bahan struktur (fire resistance) dari komponen-komponen struktur. Komponen struktur seperti rangka atap, lantai, kolam dan balok adalah tulang – tulang kekuatan pada bangunan. Perencanaan yang optimal darihal yang dimaksudkan :  Meminimalkan kerusakan pada banguna.
  • 6.  mencegah penjalaran kebakaran.  melindungi penghuni, minimal memberi waktu yang cukupdievaluasi. 3. Penataan ruang, terutama berkaitan dengan areal yang rawan bahaya dipilih material struktur yang lebih resisten. Perencanaan daerah dan jalur penyelamatan (evakuasi) pada bangunan Perencanaan daerah evakuasi, biasanya diperuntukan untuk bangunan pemukiman berlantai banyak dan merupakan bangunan yang lebih kompleks. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan perencanaan sistem ini :  Kalkulasi jumlah penghuni / pemakai bangunan.  Tangga kebakaran dan jenisnya.  Pintu kebakaran.  Daerah perlindungan sementara.  Jalur keluar bangunan.  Peralatan dan perlengkapan evakuasi. Manajemen sistem penanggulangan kekakaran. Gagasan dari manajemen sistem penanggulangan kebakarann berkembang sekitar memelihara peralatan/perlengkapan penanggulangan kebakaran sehingga dapat digunakan secara optimal pada saat diperlukan. Manajemen penanggulangan kebakaran termasuk juga administrasi strategi untuk memastikan keselamatan secara preventif, membatasi perkembangan api dan menjamin keselamatan penghuni. Untuk mencapai fungsi ini, manajemen sistem ini harus terlihat didalam semua aspek yang ada dalam bangunan termasuk daerah terhadap bahaya. Komunikasi Kebakaran tidak dapat diatur walaupun dengan sistem proteksi yang paling baik, sehingga sangat penting untuk mendeteksi terjadinya segera untuk keberhasilan penanggulangaannya. Sistem informasi yang baik bisa berguna untuk memicu tindakan awal penyelamatan. Komunikasi menjadi hal yang penting buat penghuni bangunan, baik itu dari sistem alarm maupun penghuni lain, sehingga informasi harus tersampaikan danterdengar dengan jelas agar dapat memanfaatkan waktu untuk penyelamatan yang perlu. Pemeliharaan. Perbaikan dan pemeliharaan terhadap peralatan-peralatan darurat, seperti hidrant, bosereels, extinguisher, lampu darurat dll, adalah sangat penting. Tipe, standar dan frekuensi pemeliharaan harus terdokumentasikan pada program manajemen ini, dan staf yang berkepentingan perlu mengetahuinya dan selalu menjalankannya dengan benar.
  • 7. Pelatihan. Pelatihan pegawai yang berkepentingan terhadap penanggulangan kebakaran ini tidak boleh luput dari perhatian. Mereka harus menerima instruksi bagaimana menghidupkan alarm tanda bahaya bila mereka menemukan kebakaran, serta mereka yang memberi peringatan kebakaran kepada penghuni. Begitu pula terhadap penggunaan peralatan pemadam api, yang harus mampu dipraktekkan. Beberapa pelatihan yang dilaksanakan antara lain memberi pengetahuan tentang :  Pencegahan kebakaran secara umum.  Tindakan yang diambil pada waktu mendengarkan alarm dan menemukan api.  Metode yang benar dalam memanggil pasukan pemadam.  Lokasi, kegunaan dan penggunaan peralatan pemadam.  Rute penyelamatan, titik pertemuan dan jalan keluar.  prosedur evakuasi Ada lima aspek yang harus dipertimbangkan di salam sistem manajemen ini, yaitu :  Tindakan preventif .  Prosedur.  Komunikasi.  Perawatan / pemeliharaan.  Pelatihan Kelima aspek-aspek tersebut masing-masing harus selalu dievaluasi kelengkapan dan kegunaannya. Tindakan Pencegahan Aspek ini adalah yang paling langsung dan efektif dalam mencegah datangnya kebakaran. Pencegahan dan pembatasan perkembangan api, harus dimulai dari saat bangunan masih dalam bentuk gambar. Arsitek mempunyai tanggung jawab moral untuk memasukkan perencanaan penanggulangan kebakaran ini pada konsep bangunannya. Perlu juga dibuat instruksi manual sederhana untuk staf yang kompeten serta untuk melatih penghuni beradaptasi bila hal yang tidak diinginkan terjadi. Staf yang kompeten, misalnya Satpam, atau pegawai kebersihan, atau teknisi dll, perlu untuk diatur secara reguler mengawasi bangunan. Prosedur Memformulasikan sistem prosedur adalah bertujuan untuk mensikronisasikan operasional bangunan. Prosedur perbaikan dan perawatan / perlengkapan khususnya peralatan darurat kebakarann, harus dikerjakan terdokumentasi dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh staf-staf yang berkompeten. Semua pihak yang terlibat dalam hal ini (penghuni,terutama pegawai) haruslah mengetahui apa yang harus dilakukan, siapa yang harus dihubungi, bagaimana melakukannya, dan kapan itu perlu. Keuntuingan dari pelaksanaan yang sesuai prosedur, adalah bisa menghindari keterlambatan penyelamatan bila keadaan darurat.
  • 8. Kontrol Penggunaan Sistem Penanggulangan Kebakaran Fungsi kontrol didalam pelaksanaan persyaratan-persyaratan teknis pada bangunan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan, pelaku kontruksi sebagai pelaksana serta pengguna dan masyarakat selaku pihak yang berhubungan langsung dengan kejadian. Begitupun peran pemerintah adalah yang paling signifikan disini, karena penyediaan dan pengelolaan manajemen dansumber daya yang berkaitan dengan kepentingan umum ada di tangan pemerintah. Berkaitan dengan peran pemerintah terhadap perlindungan penanggulangan bahayakebakaran, antara lain : 1. Pengelolaan dan kontrol terhadap dinas-dinas penanggulangan yang terkait :  Sistem manajemen pengelolan.  Peralatan dan perlengkapan.  Sumber daya manusia. 2. Penyediaan dan pengelolaan fasilitas-fasilitas pendukung.  Sirkulasi kota dan open space.  Penyediaan air.  Sstem telekomunikasi.  Peraturan-peraturan terkait, dll 3. Kontrol persyaratan pelaksanaan proses kontruksi pada bangunan Ada enam tahap di dalam proses konstruksi yang keseluruhannya bisa dimasukkanpersyaratan kualifikasi sistem penanggulangan kebakaran dalam pelaksanaannya. Tahap-tahap tersebut adalah :  Tahap perencanaan bangunan.  Tahap desain.  Tahap pelaksanaan / pengoperasian bangunan.  Tahap perawatan.  Tahap perbaikan dan atau restorasi bangunan. Penempatan simbol / tanda alat pemadam api :  Bila dipasang pada alat pemadam api portable, maka penempatannya harus pada bagian depan tabung , di atas atau di bawah nama alat pemadam tersebut dan dapat dibaca dengan mudah dari jarak + 1 meter.  Bila dipasang di tembok dekat alat pemadam api portable maka tanda tersebut harus dapat dibaca dengan mudah dari jarak kira kira 8 meter. Standar warna yang digunakan pada simbol alat pemadam api :  Green (hijau) : No 14260.
  • 9.  Red (merah) : No 11105.  Blue (biru) : No 15102.  Yellow (kuning) : No 13655. Pemberian simbol pemadam kebakaran :  Diberi satu simbol karena alat pemadam tersebut hanya untuk satu kelas api seperti water pressurized type extinguisher hanya untuk api kelas A, maka diberi simbol api kelas A (ordinary combustible) dan juga dry powder hanya untuk api kelas D, maka diberi simbol api kelas D (combustible metals).  Diberi dua simbol karena alat pemadam tersebut untuk dua kelas api seperti Carbon Dioxyde untuk api kelas B dan api kelas C, maka diberi simbol api kelas B (flammable liquids) dan simbol api kelas C (electrical equipment).  Diberi tiga simbol karena alat pemadam tersebut untuk tiga kelas api seperti Multipurpose Dry Chemical Extinguisher untukapi kelas A, api kelas B dan api kelas C, maka diberi simbol api kelas A (ordinary combustible), simbol api kelas B (flammable liquids) dan simbol api kelas C (electrical equipment). Tipe kebakaran : Cara yang digunakan untuk memadamkan api secara cepat, perlu difahami segitiga api seperti yang telah diuraikan diatas yaitu menghilangkan salah satu unsur dari segitiga api. Selain itu, harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat yang sifatnya tradisional masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir, termasuk keperluan komunikasi
  • 10. kentongan dll. Sedang untuk alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, dll. Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa macam alat pemadam api tersebut masing‐masing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.  Karakteristik jenis alat pemadam kebakaran : 1. Hydrospray Alat pemadam dengan air ini umumnya digunakan untuk kebakaran kelas A. Alat ini biasanya dilengkapi dengan penera untuk mengetahui tekanan air. Penera berwarna hijau menunjukkan alat aman untuk digunakan, sedangkan warna merah menunjukkan tekanan sudah berkurang. Contoh gambar : 2. Drychemical Powder Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedangkan sifat pemadaman jenis bubuk kering antara lain :  Menyerap panas dan mendinginkan obyek yang terbakar.  Menahan radiasi panas.  Bukan penghantar arus listrik.  Menutup dengan cara melekat pada obyek yang terbakar karena adanya reaksi kimia bahan tersebut saat terjadi kebakaran (reaksi panas api).  Menghambat terjadinya oksidasi pada obyek yang terbakar.
  • 11.  Tidak berbahaya.  Efek samping yang muncul adalah debu dan kotor.  Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada mesin ataupun perangkat elektronik.  Sekali pakai pada tiap kejadian. Contoh gambar : 3. Gas Cair Hallon Free/AF 11/Halotron 1 Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi kebakaran. Sifat alat pemadam ini antara lain :  Bukan penghantar listrik.  Tidak merusak peralatan.  Non Toxic (tidak beracun).  Bersih tidak meninggalkan bekas.  Memadamkan api dengan cara mengikat O2 disekitar area kebakaran.  Penggunaan yang multi purpose (semua klas kebakaran).  Bisa digunakan berulang-ulang.  Lebih tepat digunakan di dalam ruang. Contoh gambar :
  • 12. 4. Carbon dioksida Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan C. Sifat-sifatnya antara lain :  Bersih tidak meninggalkan bekas.  Non Toxide ( tidak beracun ).  Bukan penghantar listrik.  Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin ).  Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimutiobyek yang terbakar.  Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.  Tekanan kerja sangat besar. Contoh gambar : 5. Racun Api Busa Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas A dan B. Cara kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar, jika obyek yang terbakar benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan zat cair. Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada ruang yang berisi peralatan komponen listrik. Contoh gambar :
  • 13. 6. Fire Sprinkler System Alat ini biasanya terinstal didalam gedung dan bersifat mengandung Hg. Mekanisme kerja sprinkler yaitusecara otomatis akan mengeluarkan air bila kepala sprinkler terkena panas. Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar. Contoh gambar : 7. Hydrant Digunakan untuk jenis api kelas A dan B. Contoh gambar :
  • 14. 8. Selang air serta pemancarnya noozle Klasifikasi media racun api pada kebakaran : Agar bisa bekerja cepat dalam keadaan darurat perlu diperhitungkan persyaratan dan cara pemasangan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang antara lain :  Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau diikat mati.  Jarak jangkauan maksimum 15 m.  Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.  Jenis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api.  Diperiksa secara berkala.  Bisa diisi ulang (Refill).  Kekuatan konstruksi terstandar. Fasilitas yang harus dipunyai oleh laboratorium :  APAR.  Tangga darurat.  Ada sistem alarm seperti Heat detector, Smoke detector dan Flame detector (lidah api).  Hydrant (Box hydrant).  Baju tahan panas pelindung kerja lengkap tahan api.  Pintu tahan Api.
  • 15. Jumping sheet.  Penangkal petir. Perhatikan juga jika masuk ke laboratorium atau gedung manapun, cobalah lihat dan cari tanda arah evakuasi ataupun pintu darurat. Biasanya ditunjukkan dengan papan nama 'pintu darurat' atau "exit" seperi gambar ini : Usaha Preventif Tanggap Kebakaran :  Penyuluhan dan pelatihan tentang pemadam kebakaran.  Adanya SOP cara pengoperasian pada tabung pemadam.  Pastikan listrik/api telah padam sebelum meniggalkan laboratorium.  Usahakan bak kamar mandi selalu penuh. Cara yang dilakukan dalam pemadaman kebakakaran :  Selalu siap mental dan jangan panik.  Perhatikan arah angin (dengan melihat lidah api).  Membelakangi arah angin menghindar dari sisi lain.  Semprotkan/arahkan pada sumber api.  Harus tahu jenis benda yang terbakar.  Usahakan mengatur dan menahan nafas. Sedangkan prosedur emergensi evakuasi seperti berikut :  Bunyikan / tekan alarm terdekat.  Keluar lewat pintu terdekat.  Berkumpul ditempat yang berjarak minimal 30 meter dari sumber kebakaran.  Beritahu petugas emergensi mengenai orang-orang yang ada didalam.  Beritahu petugas emergensi mengenai alasan pengosongan ruangan.  Jangan masuk kedalam gedung lagi sampai dijinkan oleh yang berwenang.