Makalah ini menganalisis faktor-faktor yang terkait dengan stunting dan stunting berat pada anak di bawah lima tahun di Nigeria. Faktor-faktor utama yang terkait dengan stunting adalah jenis kelamin, ukuran lahir, diare, durasi menyusui, indeks kekayaan, dan zona geopolitik. Anak laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting dan stunting berat dibandingkan perempuan. Ketidaksetaraan kesehat
Obat Aborsi Medan 082223109953 Klinik Jual Obat Aborsi Di Medan
PPT BAHASA INGGRIS CASE STUDY.pptx
1. CASE STUDY
Group 1
• Amirah OktafiantiP032213411046
• Butet Sri WahyuniP032213411049
• Devita Sari P032213411050
• Dinda Karenia P032213411051
• Faradhiba. R P032213411054
• Hanifa Nur P032213411057
• Valentina Rosti P032213411080
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Riau
2023
2. CASE STUDY
A case study is an in-depth study of one person, group, or event. In a case study,
nearly every aspect of the subject's life and history is analyzed to seek patterns
and causes of behavior. Case studies can be used in various fields, including
psychology, medicine, education, anthropology, political science, and social work.
Definition :
Types of case studies :
Descriptive case studies :
Stunting and severe stunting among
children under-5 years in Nigeria: A
multilevel analysis
3. Descriptive case studies
Descriptive case study is a story about a real world situation facing people or groups and
how they addressed it. It includes a concise but thorough account of the facts of the
situation and expert commentary to help the audience understand the causes of the
problem, the forces behind the solution, the outcomes of implementation, lessons
learned, and connections to theories, concepts, policies, and tools relevant to the
situation. Descriptive cases are teaching materials, not research publications.
4. Studi kasus Deskriptif
Studi kasus deskriptif adalah cerita tentang situasi dunia nyata yang dihadapi orang
atau kelompok dan bagaimana mereka mengatasinya. Ini mencakup catatan singkat
namun menyeluruh tentang fakta situasi dan komentar ahli untuk membantu audiens
memahami penyebab masalah, kekuatan di balik solusi, hasil implementasi, pelajaran
yang dipetik, dan hubungan dengan teori, konsep, kebijakan, dan alat-alat yang relevan
dengan situasi. Kasus deskriptif adalah bahan ajar, bukan publikasi penelitian.
5. Journal Case Study Descriptive
The present paper examines factors associated with
stunting and severe stunting among children aged 0–
59 months in Nigeria. The main factors associated
with stunting in the study were: sex of the child, per-
ceived birth size, children who had diarrhoea, duration
of breastfeeding, wealth index and geopolitical zone.
Factors associated with severe stunting included: sex
of the child, perceived birth size, children who had
diarrhoea, wealth index, geopolitical zone and mater-
nal BMI.
In this study, we observed that male children had a
significantly higher risk of being stunted and severely
stunted than their female counterpart.
6. Deskripsi pada study kasus:
. Makalah ini membahas faktor-faktor yang terkait dengan
stunting dan stunting berat pada anak usia 0–
59 bulan di Nigeria. Faktor utama yang terkait
dengan stunting dalam penelitian ini adalah: jenis kelamin anak, per-
ukuran lahir, anak yang mengalami diare, durasi
menyusui, indeks kekayaan dan zona geopolitik.
Faktor yang terkait dengan stunting berat meliputi: jenis kelamin
anak, ukuran lahir yang dirasakan, anak-anak yang memiliki
diare, indeks kekayaan, zona geopolitik dan materi
BMI akhir.
Dalam penelitian ini, kami mengamati bahwa anak laki-laki memiliki a
risiko yang jauh lebih tinggi untuk menjadi kerdil dan parah
terhambat daripada rekan perempuan mereka
7. next….
This gender based
health inequality may be as a result of community spe-
cific cultures in Nigeria which reflect a historical pattern
of preferential treatment of females due to the high
value placed on women’s agricultural labor [15]. Also
male children tend to be more physically active and ex-
pend large amounts of energy which should have been
channeled into increasing growth. On the other hand,
females are culturally expected to be less active and stay
at home with their mothers near food preparation. This
finding is consistent with results from other cross-
sectional studies carried out in Iran [16], Kenya [17],
Indonesia [18], Tanzania [19] and Ghana [20].
8. lanjutan…
Ketidaksetaraan kesehatan berbasis gender ini mungkin sebagai akibat dari
budaya spesifik masyarakat di Nigeria yang mencerminkan pola historis perlakuan
istimewa terhadap perempuan karena tingginya nilai yang ditempatkan pada tenaga
kerja pertanian perempuan [15]. Juga anak laki-laki cenderung lebih aktif secara
fisik dan mengeluarkan banyak energi yang seharusnya disalurkan untuk
peningkatan pertumbuhan. Di sisi lain, perempuan secara budaya diharapkan kurang
aktif dan tinggal di rumah bersama ibu mereka di dekat persiapan makanan.
Temuan ini konsisten dengan hasil dari studi cross-sectional lain yang dilakukan di
Iran [16], Kenya [17], Indonesia [18], Tanzania [19] dan Ghana [20].