Dokumen tersebut membahas tiga jenis bahasa yaitu bahasa standar, non-standar, dan ilmiah. Bahasa standar adalah bahasa yang menjadi acuan dan digunakan dalam situasi resmi. Bahasa non-standar dipakai dalam situasi tidak resmi. Bahasa ilmiah digunakan dalam tulisan ilmiah untuk menyampaikan informasi secara objektif, jelas, dan tepat.
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
1. BAHASA STANDAR, NON STANDAR DAN BAHASA ILMIAH
Bahasa adalah sebuah identitas yang dipergunakan setiap orang untuk
berkomunikasi. Sebagai seorang warga Negara yang baik tentunya harus dan
dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan sesuai kaidahnya. Tentu saja
harus tahu bagai mana pemakain bahasa Indonesia itu kapan dan dimana. Berikut
adalah materi tentang “Pemakaian Bahasa Indonesia Sesuai Dengan Lingkungan
Dan Kesempatan”.
A. BAHASA STANDAR
Bahasa standard adalah bahasa yang menjadi ukuran (acuan) bagi bahasa yang
baik, atau bagi variasi bahasa yang lain, bahasa nonstandar tetap hidup, dibina,
dan berkembang sesuai dengan fungsinya. Proses standarisasi ada karena
keperluan komunikasi. Dalam proses ini ada satu variasi bahasa diangkat untuk
mendukung fungsi-fungsi tertentu.
Adapun ciri umum bahasa standard yaitu:
1) Stabilitas yang luwes, kemantapan, yaitu berfungsi secara efisien bahasa
standard harus di dtabilkan dengan kodfikasi, dan kodifikasi itu harus
sedemikian luwesnya untuk memungkinkan penyesuaian dengan
peubahan-perubahan.
2) Intelektualisasi, yaitu tendensi untuk memiliki tata bahasa yang lebih
sistematis dan kata-kata yang lebih eksplisit (jelas).
Fungsi Bahasa Standar:
1) Sebagai alat pemersatu bangsa, yaitu bahasa harus mampu mengatasi batasan
kedaerahan dan harus dapat berlaku sebagai bahasa baku yang menjadi ciri
manusia Indonesia yang modern.
2) Sebagai penanda kepribadian, dalam pergaulan orang harus dapat
membedakan dirinya dengan mempergunakan bahasa Indonesia standard.
2. 3) Sebagai penambah wibawa, yaitu bahasa standar harus digunakan oleh orang
yang berpengaruh, sehingga dapat menambah wibawa pada setiap orang yang
menguasai bahasa standard.
4) Sebagai kerangka acuan, yaitu bahasa standard merupakan ukurannya yang
disepakati secara umum tentang tepat tidaknya pemakaian bahasa pada situasi
tertentu.
Segi Pretise
Seseorang akan bangga berbahasa standard apabila mereka memakai bahasa
standar yang akan menaikkan prestisenya.
Bahasa standar dipakai dalam:
a) Komunikasi resmi
b) Laporan resmi dan karangan ilmiah
c) Berbicara di depan umum pada waktu tertentu seperti pidato, ceramah, dan
sebagiannya.
d) Media masa
e) Berbicara dengan orang yang dihormati.
Jadi setidaknya standard bahasa bergantung pada:
a) Pendidikan.
b) Industri baku, apabila industi baku ini berkembang, maka standarisai
bahasa akan lebih cepat berkembang.
c) Perpustakaan.
d) Administrasi negara tertib akan menjamin bahasa Indonesia standard.
e) Pengembangan bahasa juga memerlukan tenaga-tenaga terampil dan
terdidik.
f) Penelitian dasar dan penelitian terapan dalam bidang bahasa merupakan
tiang pancang standarisasi bahasa.
g) Media masa.
3. B. BAHASA NONSTANDAR
Bahasa nonstandar adalah bahasa yang tidah memenuhi kaidah-kaidah bahasa
Indonesia tetapi bahasa nonstandar itu akan terus hidup dan tetap memenuhi
fungsinya sebagai alat komunikasi.
Bahasa nonstandar biasanya dipakai dalam situasai tidak resmi seperti:
1) Surat-menyurat keluarga.
2) Komunikasi sesame teman.
3) Tulisan pribadi, seperti buku harian.
4) Berdoa.
Bahasa Tutur atau Bahasa Percakapan
Bahasa tutur adalah bahasa lazim yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari.
Bahasa tutur memiliki sifat yang khas, yakni:
1) Bentuk kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, hemat dan tidak
banyak menggunakan kata hubung.
2)
3) Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
dengan menunjukkan factor-faktor berikut:
a. Berupa kata tutur yakni kata-kata yang memang hanya digunakan dalam
bahasa tutur seperti bilang, bikin, kasian, biarin, dll.
b. Kebiasaan menghilangkan awalan misal berjumpa (jumpa).
c. Kata-kata dibentuk tidak denagn semestinya seperti dikasi naik, dibikin
betul, dll.
d. Lafal ucapan kebanyakn menyimpang dari ucapan umum seperti aken,
dapet, malem, dll.
e. Susunan kata menyimpang dari bahasa umum misal ini malam, itu orang,
lain hari, dll.
f. Sering dipergunakan kata yang singkat misal ndak, nggak, pigi, dulu, ni,
dsb.
4. Bahasa Afektif
Bahasa afektif adalah bahasa yang dipergunakan untuk memperbesar efek
penuturan dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa.
Biasanya bahasa afektif masuk keragam bahasa sastra. Keistimewaannya terletak
pada kekuatan efeknya kepada pendengar/pembaca, dan cara penuturannya.
Bahasa afektif ini tidak memenuhi kaidah-kaidah bahasa Indonesia baku, bahkan
kata-kata yang ada pada bahasa ini ditempa sendiri oleh pujangga atau sastrawan.
Jadi, diberikan kebebasan dalam memilih kata-kata untuk mempertinggi efek dan
mempermudah rasa estetis sastra, lazimnya disebut dengan istilah Licentia
Poetika.
C. BAHASA ILMIAH
Bahasa ilmiah biasanya menguraikan tentang ilmu pengetahuan. Fungsi bahasa
bagi ilmu pengetahuan adalah memberikan informasi. Informasi yang diminta
adalah informasi yang tepat, bebas dari sifat samar dan tidak menimbulkan
keraguan pada pemakai bahasa.
Bahasa di dalam karangan ilmiah selain harus memenuhi kaidah-kaidah umum
bahasa Indonesia harus juga memenuhi syarat-syarat khusus sehingga:
1) Tulisan ilmiah bersifat formal dan objektif.
2) Tulisan ilmiah berbeda dengan sastra.
3) Tingkat bahasa yang dipakai adalah tingkat bahasa resmi bukan bahasa
harian.
4) Di dalam karangan ilmiah berbentuk pemaparanlah yang terutama dipakai,
bentuk yang lain sebagai pelengkap.
5) Kamunikasi gagasan atau paham dalam tulisan ilmiah harus lengkap, jelas,
ringkas, meyakinkan dan tepat.
6) Dalam karangan ilmiah dihindari ungkapan-ungkapan yang berlebihan dan
kata-kata yang mubazir.
5. 7) Bahasa keilmuan lebih berkomunikasi dengan pikiran dan perasaan.
8) Mekanika gaya (mechanice of style) mengenai tanda-tnada baca, lambing-
lambang ilmiah, singkatan-singkatan sangat utama dalam karangan ilmiah.
Setiap membuat karangan ilmiah haruslah memperhatikan beberapa hal berikut:
1) Informasi apa yang hendak disampaikan.
2) Tujuan dari informasi yang hendak disampaikan.
3) Kepada siapa informasi itu akan disampaikan.
Jenis-jenis karangan ilmiah antara lain:
1) Artikel, wacana.
2) Karya tulis untuk seminar.
3) Majalah ilmiah.
4) Skripsi.
5) Tesis, disertasi.
6) Surat resmi, dll.